Anda di halaman 1dari 10

Manajemen Keuangan 1, Ed.13 – Okt.

14

Chapter 15
Working Capital and Current Assets Management
(Manajemen Modal Kerja dan Aktiva Lancar )
Oleh : Parlindungan Pardosi

1. Net Working Capital Fundamentals ( Dasar-Dasar Modal Kerja ).


- Manajemen keuangan adalah perencanaan tentang penggunaan
dan sumber dana dalam perusahaan.
- Penggunaan (Investasi) dana adalah untuk Aktiva yang terbagi
ke dalam Aktiva lancar (current asset) dan Aktiva tetap (fixed assets).
Kebutuhan dana untuk diinvestasikan ke dalam Aktiva lancar
dinamakan Modal kerja (Working capital).

- Sumber dana adalah Hutang (liabilities) dan Modal sendiri


( Stockholder’s equity)
 Liabilities terbagi kedalam Current liabilities (hutang lancar) dan
Long-term liabilities (hutang jangka panjang). Hutang lancar disebut
juga sebagai sumber pembiayaan jangka pendek (short-term
financing).
 Stockholder’s equity terdiri dari Prferred stock equity dan Common
stock equity. Selanjutnya Common stock equity terdiri dari Common
stock at par value, Paid in capital ( PIC ) , dan Retained earning
( R/E ). Semua dana yang berasal dari Stockholder’s equity adalah
bersifat jangka panjang.

- Current asset dan Current liabilities harus dikelola dengan baik


guna mencapai tujuan perusahaan, yaitu memaksimumkan nilai
perusahan yang juga berati akan memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham. Manajemen atas Current asset dan Current liabilities
disebut juga sebagai Short-Term Financing Management.

- Working capital (current asset) adalah bagian dari dana yang


bergulir secara teratur dari suatu bentuk aktiva ke bentuk aktiva lain
dalam siklus kegiatan perusahaan.
Misalnya dari:

Kas  inventory  barang jadi  Piutang dagang kembali


ke kas.

Oleh karena itu dapat juga dikatakan bahwa Modal kerja ini adalah
dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan sehari-hari seperi untuk pembelian bahan baku, membayar
gaji dan upah tenaga-kerja, biaya kantor, dan sebagainya.

1
- Konsep / Pengertian Modal Kerja ( Working Capital ) ada 2
( dua ), yaitu:

a. Gross Working Capital ( Modal kerja bruto),


yaitu jumlah dana yg dibutuhkan untuk membiayai seluruh
komponen Aktiva lancar (current assets), yaitu:
- Cash ( Kas / uang tunai )
- Marketable securities ( Surat-surat berharga )
- Inventory ( persediaan barang )
- Receivables( piutang dagang )
- Other current asset.

Gross Working Capital =  Current Assets

b. Net Working Capital ( Modal kerja netto), yaitu


selisih antara seluruh dana yang dibutuhkan untuk membiayai
aktiva lancar , dengan seluruh dana yang berasal dari hutang lancar
(sumber dana jangka pendek)

Sumber dana jangka pendek (Current liabilities ) terdiri dari:


- Account payable ( Hutang Dagang )
- Accruals (hutang jasa seperti hutang gaji, upah, pajak, bunga,
dsb)
- Promissory Notes payable ( Wissel bayar )
- Other current liabilities

Jadi berbicara mengenai modal kerja berarti kita harus berbicara


mengenai
- Sisi Aktiva lancar (current asset),dan
- Sisi Hutang lancar (current liabilities).

Untuk selanjutnya kita gunakan konsep “ Net Working Capital”.

 Rumus :

Net Working Capital =  Current Assets -  Current Liabilities

- Berhubung karena Net working capital adalah merupakan


selisih antara Current Asset dengan Curren Liabilities maka dapat
juga dikatakan bahwa Net working capital adalah merupakan bagian
dari Current asset yang harus dibiayai dari Long-term financing
( Sumber dana jangka panjang , dalam hal ini Long-term liabilities.)

Jika :
- CA > CL  akan menghasilkan Net working capital 
- CA < CL  akan menghasilkan Net working capital 

2
- Konversi Current asset dari Kas ke  Inventory  ke Receivable 
hingga kembali menjadi Kas, menyediakan dana yang dibutuhkan
untuk membayar Current Liabilities.

- Arus pengeluaran kas untuk membayar Current liabilities relative lebih


mudah diperkirakan dari pada arus pemasukan kas. Semakin tinggi
ketepatan perkiraan atas pemasukan kas maaka akan semakin kecil
kebutuhan akan modal kerja yang perlu disediakan oleh perusahaan.

- Karena pada umumnya perusahaan sulit untuk menyelaraskan (


to match ) antara pemasukan dan pengeluaran kas, maka untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kekurangan dana untuk
membayar / memenuhi kewajibannya yang segera akan jatuh tempo
maka biasanya perusahaan cenderung menyediakan Current Asset
yang lebih besar dari pada Current Liabilities. Dengan demikian
perusahaan mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajibannya
yang akan segera akan jatuh tempo tersebut.

 Trade – off between : Profitability & Risk (Pilihan antara: Profitabilitas dan
Resiko ).

Besarnya Current Asset dan atau Current Liabilities akan berdampak


terhadap terhadap profitabilitas dan risiko yang akan dihadapi
perusahaan; artinya akan membawa kebaikan dan keburukan terhadap
profitabilitas dan risiko ).

Dalam konteks ini yang dimaksud dengan :


 Profitability ( profitabilitas ), adalah selisih antara Total
Revenues dengan total cost, yang timbul dari pemanfaatan asset dalam
kegiatan perusahaan.
Profit = Total Revenues – Total Cost

 Risk (Risiko), adalah +69--------------------------------------- Hal ini terjadi


apabila Current Asset lebih kecil dari Current Liabilities. Dalam
keadaan seperti ini perusahaan dikatakan mengalami Technical
insolvency ( ketidak-mampuan secara teknis ).

Kenaikan profit bisa terjadi karena,


- Kenaikan Revenues, dan atau
- Penurunan Cost

Kenaikan / penurunan yang terjadi baik pada sisi Current Asset maupun
sisi Current Liabillities dapat mengakibatkan kenaikan/penurunan

3
profitability maupun risiko, seperti ditunjukkan pada Tabel 15.1 di bawah
ini.

Table : 15.1 : Effect of Changing Rations On Profits and Risk


Change in Effect on Effect on
Ratio Ratio Profit Risk
Sisi Increase Decrease Decrease
Current Asset Decrease Increase Increase
Sisi Increase Increase Increase
Current Liabilities Decrease Decrease Decrease

Penjelasan :
a) Sisi Current Asset.
Dengan asumsi bahwa Total asset dan Current liabilities
konstan,
maka :

1) Bila Current Asset dinaikan ( Increase ) maka :


 Bagian Fixed asset akan kecil (turun)  akibatnya kapasitas
produksi akan turun,  volume penjualan akan turun  Total
Revenue akan turun,sehingga profit akan turun
( decrease ).
 Di lain pihak Current ratio akan naik,  kemampuan
membayar hutang jangka pendek akan naik, sehingga risiko
akan turun ( decrease ).

2). Bila Current Asset diturunkan ( Decrease ), maka :


 Bagian Fixed asset akan besar (naik), kapasitas produksi
naik, Volume penjualan akan naik, Total Revenues menjadi
naik, sehingga profit menjadi naik ( increase ).
 Dilain pihak Current ratio akan turun, kemampuan membayar
menjadi turun, sehingga risiko menjadi naik ( increase ).

b. Sisi Current Liabilities.


Dengan asumsi bahwa Total Liabilities & Equity ( = Total
Asset ) dan Current Asset konstan maka :

1). Bila Current liabilities naik ( Increase ), maka :


 Bagian Long-Term liabilities akan turun. Karena beban bunga
yang terbesar adalah berasal dari Long-Term liabilities maka
beban bunga akan turun  sehingga profitability akan naik
( increase );
 Sebaliknya Current ratio akan turun  sehingga kemampuan
membayar hutang jangka pendek menjadi turun  akibatnya
risiko akan naik ( increase ) .

2) Bila Current Liability turun ( decrease ), maka :

4
 Bagian Long-Term liabilities akan naik,  beban bunga
akan naik,  profitability akan turun ( decrease )
 Sebaliknya Current Ratio akan naik, kemampuan membayar
menjadi naik  akibatnya risiko akan turun ( decrease ).

2. The Cash Conversion Cycle (C.C.C.)

Titik sentral dari pembahasan mengenai manajemen pembiayaan jangka


pendek ( Short-term Financing management) adalah Cash Conversion
Cycle (C.C.C.) atau Siklus Konversi Kas.

C.C.C. : Adalah lama waktu terikatnya dana (kas) dalam sumber daya
perusahaan atau lebih jelasnya, CCC adalah total jangka waktu
sejak kas dikeluarkan untuk membiayai kegiatan (produksi) hingga
kas diterima sebagai hasil penjualan produk yang dihasilkan
tersebut.

C.C.C. : terdiri dari 3 komponen yaitu:


a. Average Age of Inventory (AAI), yaitu lamanya waktu sejak bahan
dibeli, diproses hingga selesai (finished goods) dan dijual.

b. Average Collection Period (ACP), yaitu lamanya waktu sejak


produk dijual hingga hasilnya diterima dalam bentuk kas.

Gabungan dari APP dan ACP dinamakan sebagai Operating Cycle


(OC), yaitu lamanya waktu sejak bahan dibeli, diproses , dijual,
hingga hasil penjualan produknya diterima dalam bentuk kas.

OC = AAI + ACP

c. Average Payment Period (APP):


Jangka waktu sejak bahan dibeli (kredit) hingga dibayar tunai (kas
keluar ).

CCC = ( AAI + ACP ) - APP


Atau
CCC = OC - APP

Contoh:
Max Company memunyai data sebagai berikut :
Annual sales = $ 10.000.000
COGS (75% x sales) = 7.500.000
Annual Purchases (65% x COGS) = 4.875.000
AAI = 60 days
ACP = 40 days
APP = 35 days

5
Ditanya :
a. Berapa CCC ? (misal : 1 thn = 360 hari)
b. Berapa besarnya dana yang tertanam (terikat) dalam CCC
( Resourcess invested ) ?

Jawab :
a. CCC = AAI + ACP – APP
= 60 + 40 – 35 days = 65 days

b. Dana yang terikat selama CCC ( Resourcess invested ):

Cost of Goods Sold


1). Inventory = x AAI
360 days

$ 7,500,000.
= x 60 days …………….. = $ 1,250,000.
360 days

Annual Sales
2). Account Receivable = x ACP
360 days

$ 10,000,000.
= 360 days x 40 days = $ 1,111,111.

Annual Purchases
3). Account Payable = = x APP
360 days

$ 4,875,000.
=360 days x 35 days = ( $ 473,958). +
Resources invested ( Dana yg terikat dalam M.K.) = $ 1.887.153.

 Strategi untuk mengelola ( to manage) CCC

Perusahaan harus mengelola ( mengusahakan ) agar CCC menjadi


sesingkat mungkin guna meminimalisir dana yang tertanam dalam
Modal keja ( netto ).
Strategi untuk mengelola ( to manage) CCC ada 3 (tiga) cara, yaitu:
a. Percepat AAI
b. Percepat ACP
c. Perlambat APP

Contoh : Lanjutan kasus Max Company di atas.

6
Andaikan dari contoh di atas :
AAI dipercepat 6 hari ( dari 60 menjadi 54 hari ),
ACP dipercepat 4 hari ( dari 40 menjadi 36 hari) ,
APP diperlambat 5 hari ( 35 menjadi 40 hari ),

Kemudian dianggap bahwa dana yang ditanamkan dalam modal kerja


tersebut dapat dipinjam dari Bank dengan tingkat bunga 15 % p.a (atau
diambil dari tabungan yang tingkat bunganya 15 % p.a. ) maka:

a. Berapa CCC yang baru ?


b. Berapa besarnya penghematan dana yang akan ditanamkan dalam
Modal kerja tersebut (resoucess invested) ?
c. Berapa besarnya penghematan biaya bunga dalam setahun ?

Jawab :

a. CCC yang baru ( CCC’)


AAI ‘ = 60 – 6 = 54 days
ACP’ = 40 – 4 = 36 days
APP’ = 35 + 5 = 40 days
CCC’ = 54 + 36 – 40 days = 50 days
Terjadi penghematan CCC selama = 65 - 50 = 15 days

b. Penghematan dana yang tertanam dalam Modal kerja ( Invested


resources).
 Invested Resourcess dalam:

$ 7,500,000.
1). Inventory = x 54 days ………… = $ 1,125,000.
360 days

$ 10,000,000.
2). Acc. Receivable = 360 days x 36 days = $ 1,000,000.
$ 4,875,000.
3). Acc. Payable = 360 days x 35 days = ( $ 541.667.) +
Resources invested ( Jumlah kebutuhan M.K.) = $ 1,583,333.

 Penghematan resources invested = $ 1.887.153 - $ 1.583.333


= $ 303.820

c. Penghematan beban bunga / thn = 15% x $ 303.820


= $ 45.573

 Funding requirement of the CCC ( Cara pendanaan untuk CCC )

7
CCC dapat digunakan sebagai dasar untuk membahas bagaimana
perusahaan memenuhi dana yang dibutuhkannya untuk diinvestasikan
dalam operating assets (current assets). Untuk ini harus diketahui terlebih
dahulu tentang:
1. Konsep Permanent vs Seasonal funding needs; dan kemudian
2. Funding Strategies ( Strategi pembiayaan).

1). Permanent vs Seasonal Funding Needs.


Kebutuhan dana untuk Current asset dapat dipilah menjadi 2 bagian,
yaitu :

a. Permanent funding requirement (permanent current asset),


adalah bagian dari dana yang diinvestasikan dalam operating asset
(Current asset ) yang besarnya konstan, yang diperoleh dari tingkat
penjualan yang konstan pula dari waktu ke waktu. Atau dapat pula
dikatakan bahwa permanent funding requirement adalah jumlah
dana minimum yang harus ditanamkan dalam Current asset agar
perusahan tersebut dapat beroperasi pada tingkat kapasitas normal.

b. Seasonal funding requirement :


adalah bagian dari dana yang besarnya naik-turun ( berfluktuasi )
diatas permanent funding requirement, sejalan dengan naik –
turunnya tingkat kegiatan perusahaan diatas kapasitas normal.

Contoh :
PT. SEMPER membutuhkan dana dalam kapasitas normal dan kapasitas
puncak ( pada waktu sibuk ) sebagai berikut :

Investasi dalam: Kapasitas Kapasitas


normal Puncak
Inventory $ 100.000 $ 750.000
Account Receivable 60.000 400.000
Cash & Marketable 25.000 25.000
Securities
Account Payable (50.000) (50.000)
Total 135.000 1.125.000

Permanent Fund requirement = $ 135,000


Seasonal fund requirement = $ 1.125,000 - $ 135,000
= $ 990,000.

2). Funding Strategies:


Karena seasonal funding requirement sulit diprediksi, maka manager
keungan (perusahaan ) harus mempunyai strategi untuk mencukupi
kebutuhan yang tidak dapat diprediksi tersebut.
Dalam hal ini dikenal 2 macam strategi (yang biasanya disebut strategi
modal kerja) yaitu :

8
a. Aggressive funding strategy (strategi pendanaan yang
aggressive ),yaitu:
Seasonal requirement dibiayai dengan hutang jangka pendek,
sedangkan permanent requirement dibiayai dengan hutang jangka
panjang.

b. Conservative funding strategy, yaitu :


Seluruh kebutuhan dana “( seasonal dan permanent requirement)
dibiayai dengan hutang jangka panjang.

Manager keuangan harus menentukan strategi mana yang akan


dijalankan yaitu : strategi yang biayanya paling kecil (tergantung pada
kasusnya).

Contoh Kasus:

Andaikan PT. Semper mempunyai data sebagai berikut :


Permanent requirement = $ 135,000
Seasonal requirement = $ 990,000
Average requirement(diketahui) = $ 101,250

Jika dia meminjam dana jangka pendek akan dikenakan bunga 6,25%
dan dana jangka panjang dengan bunga 8% p.a. Di lain pihak jika ada
kelebihan dana diatas kebutuhan dapat di investasikan ke dalam asset
lain dengan pendapatan 5% p.a.

Ditanya :
a. Berapa Total cost pada masing-masing strategy ?
b. Strategi manakah yang sebaiknya dipilih ?
Catatan :
- Average requirement ($ 101,250) adalah pemisalan (diketahui).
- Peak requirement pada kegiatan puncak ( maksimum ) adalah
permanent requirement + seasonal requirement ($ 135,000 + $
990,000 = $ 1,125,000).

Jawaban :
a. Aggressive strategy :
 Cost of short-term financing = 6,25% x $ 101,250 = $ 6,328.13
 cost of long – term financing = 8% x $ 135,000 = $ 10,800.00
 Earning on surpluss balances = 5% x $ 0* = 0 +

Total cost of aggressive strategy = $ 17,128.13

* tidak ada surplus balances karena total dana yang tersedia disesuaikan persis sama
dengan jumlah yang dibutuhkan.
b. Conservative strategy
 Cost of short – term financing= 6,25% x $ 0 * =$0
 + Cost of long – term financing = 8% x $ 1,125,000 = $ 90,000

9
 - Earning on surplus balances = 5% x $ 888,750** = $ 44,437.50 -

Total cost of conservative strategy = $ 45,562.50

* semua dibiayai dengan Long-term debt tanpa Short-term debt.


** surplus balances = seasonal – average
= 990.000 – 101.250 = 888.750.

Keputusan : Pilih aggressive strategy, karena lebih murah.

10

Anda mungkin juga menyukai