Anda di halaman 1dari 17

PEREKONOMIAN INDONESIA

“Tujuan dan Strategi Pembangunan”

Anggota Kelompok 12 :

Prisna Meiga Sari (1707532025)

Ni Komang Putri Gita Dharmayanti (1707532028)

A.A Ngurah Bagus Wiradarma (1707532068)

Dosen :

Dr. Made Heny Urmila Dewi, SE, M.Si

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Universitas Udayana
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2
BAB II 3
2.1 Tujuan Pembangunan Ekonomi Indonesia 5
2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi 5
2.1.2 Elemen Pertumbuhan Ekonomi 5
2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5
2.1.5 Tujuan Masyarakat Adil 6
2.1.6 Tujuan Inti Pembangunan 9
2.2 Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia 10
2.3 Penerapan Sistem Pelaksanaan Pembangunan Sebagai Strategi Untuk Mencapai Tujuan yang
Ditetapkan 13
BAB III 16
3.1 Simpulan 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang dilakukan oleh suatu bangsa
dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Pembangunan
ekonomi di negara berkembang memiliki kesamaan dengan negara-negara maju yang dimana
membutuhkan beberapa faktor yang menjadi modal pembangunan, yaitu sumber daya manusia,
sumber daya alam, pembentukan modal, dan tingkat teknologi. Kualitas sumber daya manusia
menjadi salah satu faktor yang paling menghambat pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
Bertambahnya jumlah penduduk juga akan mendorong bertambahnya jumlah lapangan kerja yang
tidak dapat disangkal lagi bahwa ini merupakan salah satu masalah pokok yang dihadapi dalam
pembangunan. Lapangan kerja sendiri berfungsi sebagai wahana untuk menempatkan tenaga kerja
dalam posisi sentral pada pembagunan
Tujuan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia salah satunya adalah mengadakan
pembangunan ekonomi di Indonesia dapat ditemukan pada Pembukaan UUD 1945, yakni pada
prinsipnya adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur, material, dan spiritual. Pada paper
ini akan dibahas mengenai tujuan pembangunan ekonomi Indonesia secara umum, yakni
menciptakan masyarakat adil makmur, material dan spiritual, dan rumusan tujuan yang umum
yakni membangun masyarakat seutuhnya.
Dalam pencapaian tujuan pembangunan ekonomi Indonesia ini tentunya dibutuhkan strategi
yang mendukung pembangunan itu sendiri. Untuk di Indonesia sendiri tidak bisa mengadopsi
strategi yang ditempuh oleh negara maju, dikarenakan dalam negara maju pencapaian
pembangunan lebih mengutamakan kemakmuran setelah itu baru memperjuangkan keadilan. Hal
tersebut tidak sejalan dengan ideologi Pancasila, jadi Indonesia dalam melakukan pembangunan
ekonominya melaksanakan pembangunan yang bersamaan untuk mencapai masyarakat yang
makmur dan adil. Pada akhirnya tujuan dari pembangunan ekonomi Indonesia ini adalah
menciptakan masyarakat Indonesia seutuhnya yang mana akan dibahas lebih lanjut dalam bab
pembahasan paper ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana tujuan pembangunan ekonomi Indonesia?
1.2.2 Bagaimana strategi pembangunan ekonomi Indonesia untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan?
1.2.3 Bagaimana penerapan sistem pelaksanaan pembangunan sebagai strategi untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Untuk memahami tujuan pembangunan ekonomi Indonesia.
1.3.2 Untuk mengetahui strategi pembangunan ekonomi Indonesia untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
1.3.3 Untuk mengetahui penerapan sistem pelaksanaan pembangunan sebagai strategi untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Pembangunan Ekonomi Indonesia


2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi
Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat tetangga adalah keluarga kaya raya; mereka
mempunyai dua mobil, tiga sepeda motor, dan rumah, peralatan rumah serta gaya hidupnya
mewah. Sedangkan di lain pihak kita juga mempunyai tetangga yang miskin, hidup pas-pasan.
Apalagi mobil, sepeda gayung pun mereka tidak punya. Kita sering mendengar pernyataan bahwa
keluarga yang disebut pertama adalah keluarga makmur dan yang disebut kemudian adalah
keluarga yang kurang makmur. Kalau demikian halnya, mungkin dapat dibenarkan kalau kita
mengatakan bahwa ukuran untuk kemakmuran adalah tingkat pendapatan keluarga tersebut, atau
dengan kata lain, tingkat pendapatan nasional perkapita.
Namun salah satu tujuan pembangunan ekonomi pada umunya adalah agar pendapatan
nasional (total maupun per kapita) tumbuh untuk memperoleh tingkat kemakmuran (pendapatan
nasional) yang lebih tinggi. Kalau demikian halnya, ukuran mengenai kemakmuran dapat
dikatakan sebagai tingkat pertumbuhan ekonomi (tingkat pertumbuhan pendapatan nasional).

2.1.2 Elemen Pertumbuhan Ekonomi


Ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa.
Ketiga factor tersebut adalah :
1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk investasi baru yang ditambahkan pada
tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
2. Pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja.
3. Kemajuan teknologi

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Sejalan dengan pendapat kebanyakan ekonom bahwa kemajuan teknologi merupakan
sumber pertumbuhan yang paling penting, Presiden Sukarno pada sekitar tahun 1960 menyarankan
agar bangsa Indonesia loncat jauh (frog jump) dalam pemilihan teknologi. Artinya adalah bahwa
kita sebaiknya memakai teknologi yang paling mutakhir, tidak perlu lagi memakai teknologi yang
sudah usang di Negara maju, maka jumlah produksi nasional akan meloncat jauh dan mungkin
akan mampu mendekati produksi nasional Negara-negara maju. Sehubungan dengan anjuran ini,
Indonesia tidak memperkenankan impor barang modal bekas. Yang diimpor mestinya hanya
mesin-mesin terbaru dan paling canggih untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Kemudian sekitar
1970an telah diperkenankan teknologi menumbuk beras, ani-ani diganti dengan sabit, bajak
dengan traktor dan banyak lagi kemajuan teknologi yang diterapkan di sector pertanian. Demikain
juga halnya di sector lain, penerapan teknologi baru di sector industry dengan memakai mesin
pemintalan otomatis sebagai pengganti ATBM, pemakain computer dan sebagainya. Namun,
barangkali dewasa ini, pintu impor barang bekas sudah dibuka lagi, seperti misalnya impor
pesawat terbang bekas dan barang modal lainnya.

2.1.5 Tujuan Masyarakat Adil


a. Distribusi Pendapatan
Kalau satu keluarga di antara tetangga kita adalah seorang kepala rumah tangga dengan lima
anak dan semua anaknya (laki/perempuan) disekolahkan dan kesemuanya diberikan warisan tanah
yang kurang lebih sama, mungkin kuta mengatakan bahwa kepala rumah tangga tersebut adit
kepada semua anaknya. Tetapi di lain pihak, satu keluarga juga mempunyai lima anak, hanya
menyekolahkan anak yang laki-laki sedang anak perempuannya tidak sekolah. Pembagian
warisannya juga diutamakan anak laki-lakinya. Tentu kita dapat mengatakan bahwa keluarga ini
kurang adil dibandingkan dengan keluarga yang disebut pertama. Kalau demikian halnya, maka
kita dapat mengatakan bahwa keasdilan diukur melalui bagaimana kekayaan (pendapatan)
didistribusikan di antara yang berhak. Makin merata pembagiannya makin adil dan sebaliknya
makin timpang pembagiannya makin kurang adil.
b. Mengukur Masyarakat Adil
Para ekonom berusaha mengukur tingkat keadilan pembagian pendapatan nasional satu
negara dengan menghitung Rasio Gini dan Rasio Kuznets. Cara lain untuk mengukur ketimpangan
pembagian penghasilan masyarakat adalah dengan memakai Kurva Lorenz, memakai kurva
distribusi penghasilan fungsional dan memakai koefisien variasi distribusi pendapatan perorangan
(rumah tangga).
Rasio Gini merupakan perangkat yang paling sering digunakan untuk mengukur derajat
keadilan/ketimpangan pendapatan relative di satu negara. Rasio ini dapat dihitung dengan
memakai rums yang sangat rumit (kompleks) dan oleh karenanya rumus tersebut tidak disajikan
kali ini. Rasio ini juga dikenal dengan nama konsentrasi Gini atau koefisien Gini yang angkanya
berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan sempurna). Pada prakteknya
koefisien Gini untuk negara-negara yang derajat ketimpangannya tinggi berkisar 0,50 - 0,70,
sedangkan untuk negara-negara dengan distribusi pendapatan relative merata, angkanya berkisar
antara 0,20 hingga 0,35. Rasio Gini antara 0,36 hingga 0,49 menunjukkan pembagian pendapatan
dengan keadilan yang sedang.
Rasio Kuznets adalah perbandingan antara jumlah pendapatan dari 40 persen individu
(rumah tangga) termiskin dengan jumlah pendapatan dari 20 persen individu (rumah tangga)
terkaya. Rasio ini diberi nama sesuai dengan nama penganjurnya, yakni nama pemenang hadiah
Nobel Simon Kuznets.
c. Pencapaian Masyarakat Adil di Indonesia
Pemerintah Indonesia telah berusaha memperbaiki keadilan pembagian pendapatan
nasionalnya dengan menjalankan berbagai kebijaksanaan ekonomi. Sesungguhnya setiap
kebijaksanaan ekonomi pemerintah bersifat memperparah ketimpangan (kalau kebijaksanaan
tersebut bersifat lebih menguntungkan kaum kaya dibandingkan dengan kaum miskin), atau
bersifat mengurangi ketimpangan (kalau kebijaksanaan tersebut bersifat lebih memihak kaum
miskin). Di bawah ini disajikan beberapa kebijakan pemerintah yang bersifat memperbaiki dan
memperburuk kesenjangan distribusi pendapatan nasional.
1. Undang-undang pokok Agraria tahun 1960.
2. Pajak penghasilan untuk perorangan dan untuk badan (dari laba).
3. Berbagai kebijaksanaan kredit perbankan yang bersifat memihak kepada rakyat kecil
(kaum yang lebih rendah tingkat pengahasilannya).
4. Berbagai program pengeluaran pemerintah yang lebih memihak kepada mereka yang
berpenghasilan rendah.
5. Berbagai kebijaksanaan jarring pengaman social yang dilaksanakan baru-baru ini yang
bersifat khusus untuk memerangi kemiskinan.
Kesemua kebijaksanaan ini dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan
pembagianpendapatan nasional, atau dengan kata lain untuk mencapai pembagian pendapatan
yang lebih adil di antara masyarakat Indonesia. Namun sayang pemerintah yang tujuannya untuk
orang miskin sebagian, dan malah sebagian besar dinikmati oleh golongan yang lebih kaya yang
tidak dimaksudkan oleh program tersebut.
Titik berat Pembangunan Nasional diletakkan pada bidang ekonomi, yang merupakan
penggerak utama pembangunan, seiring dengan kualitas sumber daya manusia dan didorong secara
saling memperkuat, saling terkait dan terpadu dengan pembangunan bidang-bidang lainnya yang
dilaksanakan seirama, selaras, dan serasi dengan keberhasilan pembangunan bidang ekonomi
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan nasional.
Arah Pembangunan bidang ekonomi di antaranya ada secara langsung atau tidak langsung
berkaitan dengan bidang ekonomi. Arah yang dimaksud secara ringkas dapat dirumuskan sebagai
berikut.
1. Meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang cinta tanah air.
2. Menjadikan potensi sumber daya nasional sebagai kekuatan ipoleksosbudhankam yang
nyata, didukung oleh sumber daya manusia berkualitas.
3. Mewujudkan perekonomian nasional yang mandiri dan andal.
4. Menjadikan pembangunan industri sebagai penggerak utama ekonomi yang efisien dan
berdaya saing tinggi.
5. Arah pembangunan di 3 (tiga) bidang:
A. Perdagangan: dapat menunjang peningkatan produksi, mendukungpemerataan
memperlancar distribusi, memperkuat daya saing;
B. Perhubungan: makin memperlancar area lalu lintas orang, barang, dan jasa;
menunjang pertumbuhan ekonomi, stabilitas nasional, pemerataan dan penyebaran,
meningkatkan kepariwisataan;
C. Pariwisata: meningkatkan devisa dan pendapatan daerah dan masyarakat,
menciptakan lapangan kerja, mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan
budaya bangsa.
6. Sumber daya alam didayagunakan secara terencana dan sertanggung jawab: lingkungan
hidup didayagunakan bagi pembangunan yang berkelanjutan; tata ruang nasional
berwawasan nusantara.
7. Kekayaan bumi seperti hutan dan tambang harus dikelola selain untuk memberikan
manfaat masa kini, namun juga menjamin kehidupan masa depan.
8. Biaya pernbangunan/keuangan digali dari sumber kemampuan sendiri; dana luar negeri
sebagai pelengkap dengan prinsip kemandirian; tabungan nasional ditingkatkan;
kebijaksanaan fiskal dengan prinsip anggaran berimbang dan dinamis; kestabilan nilai
masa uang dijaga; pengembangan lembaga keuangan dan perbankan yang efisien dan
makin meluas jangkauannya.
9. Pembangunan daerah yang bertujuan untuk memacu pemerataan pembangunan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan peran serta rakyat,
meningkatkan potensi daerah; pembangunan daerah dan kawasan kurang berkembang
(kawasan timur Indonesia, daerah terpcncil, daerah perbatasan) perlu ditingkatkan.

2.1.6 Tujuan Inti Pembangunan


Dilihat dari pengertian pembangunan secara luas adalah membangun manusia
(masyarakat) Indonesia seutuhnya ini berarti sebagai suatu proses yang berkesinambungan atas
suatu sistem sosial secara keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih manusiawi.
Tapi pada dasarnya kehidupan yang lebih baik dan manusiawi tersebut masih menjadi pertanyaan.
Menurut para ahli (Profesor Gaulet dan Tokoh yang lainnya) paling tidak ada tiga komponen dasar
atau yang menjadi inti yang harus dijadikan kerangka konseptual yang dijadikan acuan dalam
memahami kehidupan yang lebih baik atau lebih manusiawi tersebut hal tersebut adalah
kecukupan, harga diri, dan kebebasan yang tentunya ketiga hal tersebut harus dapat dicapai melalui
pembangunan ini.
Kecukupan dalam hal ini adalah semua hal yang mewakili segala kebutuhan dasar manusia
yang harus dipenuhi yang tentunya apabila kebutuhan ini tidak dipenuhi tentunya akan berdampak
signifikan bagi kehidupan manusia. Fungsi dasar dari kegiatan ekonomi adalah untuk
menyediakan sebanyak mungkin masyarakat yang siap dalam menghadapi berbagai gejolak
perekonomian diantaranya kerurangan pangan, sandang, papan, dan juga kebutuhan lainnya yang
menjadi kebutuhan pokok manusia. Atas dasar itulah kita dapat mengukur tingkat keberhasilan
pembangunan yang dilakukan. Tanpa adanya kemajuan ekonomi secara berkesinambungan maka
realisasi potensi manusia, baik ditingkat individu ataupun masyarakat tidak dapat terealisasi.
Selain itu kecukupan sendiri juga harus terlaksana dalam kehidupan manusia dengan adanya,
kenaikan pendapatan perkapita, pengentasan kemiskinan absolut, perluasan lapangan kerja dan
lain sebagainya yang tentunya dapat menunjang darti tingkat kecukupan dari hidup manusia itu
sendiri.
Komponen yang selanjutnya adalah harga diri dimana harga diri ini adalah adanya
dorongan dari dalam diri sendiri untuk lebih baik lagi, untuk menghargai diri sendiri, untuk merasa
diri pantas dan layak melakukan atau mengejar sesuatu dan sebagainya. Dalam suatu tatanan
masyarakat sifat harga diri itu sendiri berbeda antara yang satu dengan yang lainnya hal ini terjadi
dikarenakan adanya pengeruh dari perkembangan jaman yang sangat modern ini. Dengan
pengaruh perkembangan jaman modern juga banyak yang mengadopsi budaya barat yang pada
dasarnya sangat berbeda dengan budya yang sudah ada sehingga menimbulkan pro dan kontra
dibanyak negara. Derasnya pengaruh barat tentunya telah mengikis jati diri masyarakadi beberapa
negra berkembang. Dengan adanyapengaruh barat yang merubah jati diri tersebut banyak negara
berkembng merasa dirinya kecil dan tidak berarti hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki
perkembangan ekonomi secepat negara maju serta teknoligi yang sangant mutahir. Hal inilah yang
selanjutnya dikejar oleh masyarahat dengan berkaca dari negara maju sehinga tak ayal mereka
sampai melupakan ajati dirinya sendiri.
Unsur yang relevan disini adalah keterblakangan tersebut merupakan nasib buruk bagi
sebagian besar penduduk dunia. Maka dari itu pembangunan itu harus diabsahkan sebagai suatu
tujuan karena itu merupakan kunci untuk meraih sesuatu yang sangat penting, dan itu bukanlah
kekayaan melainkan penghargaan. Selanjutnya komponen yang ketiga menurut para ahli tersebut
adalah kebebasan ( Freedom ) dimana kebebasan tersebut dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh pengejaran aspek – aspek materiil dalam
kehidupan ini. Sekali kita menjadi budak materi, maka sederet kecenderungan negatif mulai dari
sikap acuh tak acuh, sikap mementingkan diri sendiri, dan sebagainya akan meracuni diri kita.
Kebebasan disini juga dapat diartikan sebagai kebebasan terhadap ajaran dogmatis. Jika kita
memiliki kebebasan tersebut maka selamanya kita tidak dapat berfikir jernih dan menilai hal dari
dalam diri sendiri. Konsep kebebasan manusia juga melingkupi segala komponen yang ada
meliputi; politik, keamanan diri sendiri, kepastian hukum, kebebasan berekspresi, partisipasi
politik dan pemetaan kesempatan dan lain sebagainya.

2.2 Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia


Dalam mempelajari perekonomian suatu Negara, salah satu konsep yang penting untuk
diperhatikan yaitu mengetahui strategi pembangunan ekonomi. Menurut Suroso (1993) strategi
pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor yang
akan dijadikan faktor utama yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan. Adapun
beberapa strategi pembangunan ekonomi yaitu :
1. Strategi pertumbuhan
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah:
 Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal,
serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat,
sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
 Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui
proses merambat ke bawah (trickle-down-effect) pendistribusian kembali.
 Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan hal tersebut merupakan syarat terciptanya
pertumbuhan ekonomi.
 Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi
adalah ketimpangan yang semakin tajam.
2. Strategi dengan Pemerataan Pembangunan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui
teknik sosial, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3. Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi
mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan
nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi tergantungan adalah:
 Kemiskinan di negara – negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan
negara tersebut dari pihak / negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu Negara ingin terbebas
dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, Negara tersebut harus mengarahkan upaya
pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungan dari pihak lain.
Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah: meningkatkan produksi nasional yang
disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintai produk
nasional, dan sejenisnya.
 Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “Teori
ketergantungan tersebut memang cukup relevanm namun sayangnya telah mnjadi semacam
dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (Self
Development). Sebab selalu akan gampang sekali bagai kita untuk menumpahkan semua
kesalahan pada pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam
lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja” (Kothari dalam Ismid Hadad, 1980).
4. Strategi yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab – sebab
kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya / maju. Menurut
mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan
kemampuan / pengaruh menyetor dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil daripada
terjadnya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects). Perbedaan
pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan
daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai
dalam jangka panjang.
5. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini
selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan
menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan
masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya
usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan
sejenisnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan adalah berdasarkan tujuan yang
hendak di capai. Jika yang ingin dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang
mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah,
akumulasi kapital yang rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah, serta masalah
ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang kurang berkembang.
Faktor – faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan yang
berorientasu pada penghapusan kemiskinan pada dasarnya dilandasi oleh keinginan berdasarkan
norma tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin diatasi. Sementara itu, strategi-strategi
pembangunan lain ternyata sangan sulit mempengaruhi/memberikan manfaat secara langsung
kepada golongan miskin ini. Secara garis besar faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan
ekonomi Indonesia ini dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Faktor-faktor Ekonomi, meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, modal,
kewirausahaan dan teknologi (faktor produksi)
2. Faktor Non-Ekonomi, seperti stabilitas ekonomi dan keamanan negara, pelayanan birokrasi
yang memihak masyarakat, etos kerja dan kondisi sosial masyarakat.
2.3 Penerapan Sistem Pelaksanaan Pembangunan Sebagai Strategi Untuk Mencapai Tujuan
yang Ditetapkan
Terdapat 5 (lima) strategi yang ditempuh untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yakni:
a. Strategi Pertumbuhan
b. Strategi Pemerataan Pembangunan
c. Strategi Ketergantungan
d. Strategi Berwawasan Ruang
e. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Dalam penerapannya pemerintah tentunya melaksanakannya melalui sistem dan kebijakan
tertentu sehingga mampu mencapai tujuan yang sebelumnya telah dicanangkan.

2.3.1 Strategi Pertumbuhan


Strategi ini lebih menitikberatkan pada pembentukan modal, serta bagaimana
menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan
efek pertumbuhan ekonomi. Usaha pembentukan modal tersebut telah dilakukan oleh pemerintah
dengan memberikan paket kebijakan ekonomi melalui kemudahan untuk akses modal, dalam hal
ini kemudahan dalam mengurus modal berupa tanah yaitu dengan mempermudah pengurusan
sertifikat tanah. Kemudian pemerintah juga memperluas kerangka peraturan bagi pemberi layanan
untuk menggunakan perbankan lewat ponsel (mobile banking). Saat ini peraturan Bank Indonesia
memperkenankan pemberi layanan non-bank untuk menerbitkan uang elektronik hanya untuk
kepentingan pembayaran. Rintangan utama adalah persyaratan ijin yang dibutuhkan. Reformasi
kebijakan juga dapat membantu memperluas peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR), terutama
untuk membantu mereka yang beroperasi di daerah-daerah yang lebih terpencil. Selain itu,
pengecualian persyaratan NPWP dari syarat pemberian kredit berukuran kecil dapat membuka
akses terhadap banyak rumah tangga miskin dan usaha mikro. Sejumlah perubahan kebijakan yang
berguna dapat menetapkan suatu tingkat yang rendah bagi modal awal minimum untuk BPR kecil
di lokasi terpencil dan memperkenankan investor dan LSM asing untuk bermitra dengan BPR yang
lebih besar yang mencari permodalan.
Sebagai penjamin simpanan bank, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah berprestasi
baik sejak pendiriannya di tahun 2005 dalam menutup BPR yang mengalami masalah dan
membayar kembali simpanan yang dijamin. Selain memastikan bahwa LPS terus mendapat
pendanaan yang memadai, juga terdapat kebutuhan akan komunikasi yang lebih baik akan batas
jaminan simpanan kepada para penabung, terutama di daerah-daerah dengan pemahaman
keuangan yang masih rendah.
Indonesia memiliki sejumlah besar koperasi simpan pinjam yang memberikan layanan
keuangan kepada rumah tangga berpenghasilan rendah. Dibutuhkan pengawasan koperasi yang
memadai untuk memastikan sektor koperasi yang sehat dan memangkas risiko yang dapat dihadapi
oleh penabung UMKM dan rumah tangga miskin yang disebabkan oleh kepailitan suatu koperasi.
Selain itu, penyesuaian lain terhadap kebijakan dapat memperkenankan suku bunga berbasis pasar
yang lebih lentur, kemudahan untuk membuka kantor cabang baru, dan memberikan kriteria yang
lebih longgar bagi pelaporan dan pengungkapan.
Kebijakan lainnya dari pemerintah dalam kemudahan mengumpulkan modal adalah
dengan memberikan kesempatan bagi asing untuk berinvestasi di Indonesia. Hal tersebut
berdampak positif dalam perluasan sumber modal di Indonesia walaupun masih banyak kalangan
yang menentang masuknya modal asing ke Indonesia.
Dengan berbagai kebijakan tersebut maka target pemerintah untuk mempermudah akses modal
bagi semua kalangan masyarakat akan lebih mudah tercapai.

2.3.2 Strategi Pemerataan Pembangunan


Dalam usahanya melakukan pemerataan pembangunan ekonomi, pemerintah telah
melakukan berbagai cara agar pembangunan ekonomi tidak hanya terpusat pada kota-kota besar
saja. Terdapat 4 hal yang harus dilakukan pemerintah yakni:
1. Distribusi Pendapatan
2. Mekanisme Pemerataan
3. Pembangunan dan Potensi Masyarakat
4. Hubungan Antara Peningkatan Pendapatan dengan Kesejahteraan Masyarakat.
Selain itu munculnya Demokrasi Lokal dengan keluarnya UU No 32 Tahun 2004 tentang
Otonomi Daerah. UU yang dahulunya mengamanatkan kebijakan sentralisasi oleh pemerintah
pusat, kini telah diserahkan kembali ke masing-masing daerah. UU ini diharapkan membuka ruang
agar terjadinya pemerataan pembangunan sosial di seluruh daerah yang dianggap tertinggal akibat
sentralisasi pada zaman orde baru. Namun Sampai saat ini pembangunan masih berkonsentrasi di
daerah pusat khususnya di Ibukota dan sekitarnya, keadaan seperti ini sangatlah jauh dari apa yang
dicita-citakan dalam tujuan nasional Indonesia mengenai usaha-usaha untuk pemerataan
pembangunan termasuk pembangunan dalam bidang ekonomi.
2.3.3 Strategi Ketergantungan
Berawal dari terlalu mengantungkan pada modal asing dan utang luar negeri. Revrisond
Baswir pernah mengatakan Ekonomi Nasionalis Populis, yakni Ekonomi yang sangat menekankan
arti kemandirian dalam pentas ekonomi internasional dan mendudukan Indonesia sebagai sebuah
negara merdeka. Ekonomi ini memaknai nasionalisme ekonomi dalam pengertian kepentingan
ekonomi seluruh rakyat Indonesia, artinya pergaulan ekonomi dunia bukanlah harga mati, ini
dilakukan hanya sejalan dengan kepentingan seluruh rakyat. Untuk mendukung ekonomi ini
beberapa perlakuan-perlakuan solusi untuk tidak menggantungkan pembangunan pada utang luar
negeri yaitu:
1. Meningkatkan daya beli masyarakat, yakni melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan
pemberian modal usaha kecil seluasnya. Dengan peningkatan daya beli masyarakat ini
membuat barang-barang hasil buatan dalam negeri terjual habis tentu akan memberikan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Meningkatkan pajak secara progresif terhadap barang mewah dan impor. Realitas yang ada
saat ini pemerintah mengambil pajak barang mewah
3. Konsep pembangunan yang berkesinambungan, berlanjut dan mengarah pada satu titik
maksimalisasi kekuatan ekonomi nasional, melepaskan secara bertahap ketergantungan utang
luar negeri. Telah di jelaskan pada awal prinsip pembangunan yang diusung Orde Baru yakni
mengutang untuk pembangungan, sekarang saatnya membangun Indonesia dari keringat peluh
yang dihasilkan diri sendiri Indonesia walaupun harus bertahap sesuai dengan pendapatan yang
diraih.
4. Menggalakan kebanggaan akan produksi dalam negeri, meningkatkan kemauan dan
kemampuan ekspor produk unggulan dan membina jiwa kewirausahaan masyarakat. Hal yang
memprihatinkan dengan televisi atau surat kabar di negeri ini yakni banyaknya iklan swasta
produk luar negeri berkembang di dalam negeri, sadar atau tidak iklan-iklan ini mempengaruhi
pergaulan masyarakat di negeri ini, para remaja lebih suka makanan produk luar negeri
daripada produk-produk dalam negeri seperti kacang rebus, ketela godok.
5. Mengembangkan sumber daya manusia berkualitas dan menempatkan kesejateraan yang
berkeadilan dan merata sebagai landasan penyusunan operasionalisasi pembangunan ekonomi.
2.3.4 Strategi Berwawasan Ruang
Strategi ini memfokuskan diri bahwa penyebab dari tersendatnya pembangunan
perekonomian karena adanya penyebaran kekayaan dari daerah kaya ke daerah miskin kurang
baik. Oleh karena itu kembali disini peran pemerintah dalam menciptakan pemerataan
pembangunan ekonomi, untuk mengatasi permasalahan ini maka pemerintah dapat menciptakan
sarana dan prasarana transportasi yang mendukung mobilitas dari perekonomian ini agar daerah
miskin dan kaya memiliki akses yang lancar. Selain itu pemerintah juga dapat memberikan
kemudahan dalam transaksi keuangan dengan menambah cabang-cabang bank, atm, serta
mensosialisasikan mengenai mobile banking.

2.3.5 Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok


Inti dari strategi ini adalah seseorang tidak dapat bertahan hidup jika kebutuhan pokoknya
tidak terpenuhi. Agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, tentunya masyarakat
harus memiliki kemampuan finansial untuk memperoleh kebutuhan pokoknya tersebut. Untuk
dapat mendapatkan dana tersebut tentunya masyarakat harus memiliki suatu pekerjaan yang
menghasilkan upah atau gaji bagi mereka. Disinilah peran pemerintah dalam menciptakan
lapangan kerja. Melalui paket kebijakan ekonominya, Presiden Jokowi juga kembali
menggalakkan UMKM yang didukung dengan penurunan tingkat bunga pinjaman KUR serta
memperluas cakupan peminjam dana tersebut. Selain itu pemerintah juga membekali masyarakat
dengan kemampuan atau skill untuk nantinya menjadi bekal mereka di dunia kerja. Untuk
mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga
tenaga kerja memiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi
baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan
kerja.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang dilakukan oleh suatu bangsa
dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Tujuan dari
pembangunan Indonesia adalah menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil diwujudkan
dari dibuatnya peraturan perundang-undangan untuk mendukung adanya distribusi pendapatan
yang baik, sedangkan masyarkat yang makmur diciptakan melalui peningkatan pendapatan
nasional (total maupun per kapita) tumbuh untuk memperoleh tingkat kemakmuran (pendapatan
nasional) yang lebih tinggi. Kalau demikian halnya, ukuran mengenai kemakmuran dapat
dikatakan sebagai tingkat pertumbuhan ekonomi (tingkat pertumbuhan pendapatan nasional).
Dilihat dari pengertian pembangunan sendiri secara luas adalah membangun manusia (masyarakat)
Indonesia seutuhnya ini berarti sebagai suatu proses yang berkesinambungan atas suatu sistem
sosial secara keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih manusiawi.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai