Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PERANCANGAN DAN PERENCANAAN


PRODUK”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan dan Perancangan
Produk

Dosen Pengampu :

Encep Jianul Hayat, S.T

Oleh :

Usep Fahruroji (1703034)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah yang maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulisan makalah ini merupakan bagian dari proses pembelajaran mata kuliah
Perencanaan dan Perancangan Produk yang berjudul ” Perencanaan dan
Perancangan Produk”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas untuk menambah pengetahuan
khususnya mengenai perencanaan dan perancangan produk dalam dunia teknik
industri . Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada
mahasiswa program studi teknik industri sebagai materi pembelajaran dan
tentunya penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi sempurnanya makalah ini.

Garut, 22 Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Definisi Perencanaan dan Perancangan Produk ....................................... 3

2.2 Tahap-Tahap Pembuatan Produk ............................................................. 3

2.3 Jumlah Produk Yang Akan Diproduksi.................................................... 5

2.4 Cara Mengembangkan Produk Yang Baik ............................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11

3.1 Kesimuplan ............................................................................................. 11

3.2 Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring bertambahnya waktu, kebutuhan akan suatu produk khusunya produk
berupa barang semakin meningkat, hal inilah yang menyebabkan banyaknya
produsen yang saling bersaing satu sama lain meningat akan kebutuhan konsumen
tersebut. Hal yang diperlukan oleh produsen agar produknya mampu laku dipasaran
dan dapat bersaing dengan produsen lain salahsatunya berantung pada perencanaan
dan perancangan produk yang dibuat. Perecanaan dan perancangan produk
merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Perencanaan dan
perancangan produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual
dari produk, sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara optimal. Sebaliknya,
apabila perencanaan dan perancangan produk ini gagal, maka akan mengakibatkan
produk tidak terjual di pasaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut, tentunya bagian dari perencanaan
pembuatan produk yakni harus mengetahui tahapan-tahapan yang benar dalam
melakukan pembuatan produk. Penentuan jumlah produk yang akan dibuat pun
harus diperhitungkan sebelum produk dibuat, karena ini akan berkaitan dengan
pendapatan optimum yang akan diperoleh. Lalu, setelah produk dibuat langkah
selanjutnya yaitu harus mampu mengembangkan produk yang telah dibuat agara
mampu bertahan. Merujuk pada hal-hal tersebut, hal inilah yang akan dibahas pada
makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut adalah rumusan masalah dari penulisan makalah ini:
a. Apa itu perencanaan dan perancangan produk?
b. Bagaimana tahapan-tahapan dalam pembuatan sebuah produk?
c. Bagaimana cara menentukan jumlah produk yang akan diproduksi?
d. Bagaimana cara mengembangkan produk yang baik?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui tentang perencanaan dan perancangan produk.
b. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan sebuah produk.
c. Mengertahui cara untuk menentukan jumlah produk yang akan
diproduksi.
d. Mengetahui cara mengembangkan produk yang baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perencanaan dan Perancangan Produk
Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan
menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar dengan strategi-strategi
seperti ekstensi produk atau perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi.
Sedangkan perancangan produk dapat didefinisikan sebagai generasi ide,
pengembangan konsep, pengujian dan pelaksanaan manufaktur atau jasa. Dalam
hal ini, perancang produk harus dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan
untuk membawa produk dari konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki
kemampuan untuk mengelola proyek desain, dan subkontrak daerah untuk sektor
lain dalam industri desain. Estetika dianggap penting dalam Perancnagan Produk
dengan mempehatikan aspek-aspek penting yang meliputi teknologi, ergonomi,
kegunaan, stres bahan analisis dan rekayasa.

2.2 Tahap-Tahap Pembuatan Produk


Untuk membuat sebuah produk biasanya akan melewati tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Market Research dan Feasibility Study Market Research
Market Research dan Feasibility Study Market Research dilakukan untuk
mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini bisa didapatkan
produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
b. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah
pendapat, adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar
dari masalah yang didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis
besar barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan lain
sebagainya. Misalnya kita ingin membuat mesin penghisap debu, akan terbayang
untuk membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa,
mulut pipa dan sebagainya.

3
c. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang
produk tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen
tentu saja menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut
sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya (reasonable price). Tentu saja market
research diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan dan
batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-komponen dan material apa saja
yang akan dipakai.

d. Menggambar Produk
Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi
komponen-komponen yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan
mendapatkan ilustrasi produk jadi. Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3
dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih mudah dimengerti oleh sebagian besar
orang. Merancang produk dalam 3 dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan
software SolidWorks, Inventor, Catia dll.

e. Review Produk
Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada
rancangan yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan
melihat gambar produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya
membayangkannya saja. Pada tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk
mendapatkan hasil yang optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul
ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula biasanya produk yang sedang
dirancang perlu dibenahi disana-sini.

f. Membuat Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara.
Untuk produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping,
desain body mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus
pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah
umum tidak perlu sampai membuat sample barangnya (produk-produk dari besi),
namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan
gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.

4
g. Uji Coba
Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yang kita buat
ini benar-benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu,
ditekan, dijatuhkan, dan lain-lain. Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki
mesin khusus untuk menguji ponsel-ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap
bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan tentu saja produk tersebut
perlu didesain ulang (kembali ke tahap c). Hal-hal yang memuaskan tentu saja harus
dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen. Begitulah produsen-
produsen besar saat ini mengkaji terus menerus produk mereka agar nama produk
yang mereka buat tetap terjaga.

h. Poduksi Masal
Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak
sampai menerima barang yang rusak.

i. Garansi
Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang
membuat produk tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan
pada barang tersebut. Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih
mahal untuk mendapatkan garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.

2.3 Jumlah Produk Yang Akan Diproduksi


Menentukan jumlah produk yang akan diproduksi merupakan bagian dari
perencanaan produk, adapaun cara atau pendeketan yang bias dilkukuan untuk
menentukan jumlah produk yang akan diproduksi antara lain:
a. Pendekatan Mikro
Biaya marjinal (MC) adalah satu faktor pada perubahan biaya variable rata
rata(AVC) dan otomaits biaya total rata rata (AC) ikut berubah, contoh bila nilai
MC lebih kecil dari AC, maka nilai AC juga akan turun, sebaliknya bila nilai MC
lebih besar dari nilai AC, maka nilai AC juga ikut naik.
Bila kondisi perusahaan MR = MC (pendapatan marjinal = biaya marjinal),
ini merupakan satu faktor perusahaan memperoleh keuntungan maksimal.
Penerimaan Marginal (Marginal Revenue) merupakan Tambahan penerimaan yang
diperoleh sebagai hasil dari penjualan satu unit produk lagi. Sedangkan analisis

5
Keseimbangan Umum (general equilibrium analysis), membahas hubungan antara
pasar yang satu dengan pasar yang lainnya,khususnya antara pasar barang dan pasar
faktor sebagai satu keseluruhan(general). karena kenyataannya harga dipasar yang
satu ikut mempengaruhi harga di pasar-pasar yang lain, baik dalam jangka panjang
maupun pendek. setiap perubahan permintaan atau penawaran di pasar yag satu
berkaitan dengan dan ikut mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar yang
lain.

b. Linear programming (LP)


Pemrograman linear (PL) adalah suatu pendekatan matematis untuk
menyelesaikan suatu permasalahan agar didapatkan hasil yang
optimal.Permasalahan yang sering diselesaikan dengan Linear Programming
adalah dalam pengalokasian fackor-faktor produksi yang terbatas jumlahnya
terhadap berbagai kemungkinan produksi sehingga didapatkan manfaat yang
optimal (maksimal dan minimal).Sasaran maksimal, misalnya secara efisien
sehingga manfaat yang ingin dicapai (jumlah produksi/nilai penjualan/laba, dan
lain-lain) menjadi maksimal. Sasaran minimal misalnya, bagaimana mencari
kombinasi produksi agar penggunaan faktor-faktor produksi minimal tetapi
manfaat yang dicapai (dari kombinasi produksi) tidak lebih rendah dari angka yang
diinginkan ( Tarigan, 2005).

c. Analisa Break Even Point


Munawir (1986) menyatakan bahwa analisa break even point merupakan
suatu analisa yang ditujukan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus
dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian
(keuntungan=0). Melalui analisa BEP dapat dibuat perencanaan penjualan,
sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak
mengalami kerugian.
Analisis break even point digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai
berikut:

1) Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan


tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga
jumlah produksi minimum yang harus dibuat.

6
2) Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah
direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus
ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
3) Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih
kecil dari BEP.
4) Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil
penjualan atau tingkat produksi.
5) Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus
hidup suatu produk/organisasi dengan tahapan-tahapan proses
perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching),
peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu
mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis,
hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat
penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi
menjadi empat tahap, yaitu :
a) Tahap perkenalan (introduction)
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya
barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan,
biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi
yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek
penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba
yang diperoleh masih rendah.

b) Tahap pertumbuhan (growth).


Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat
dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat
sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan
oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah
mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain
yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya
adalah dengan menurunkan harga jualnya.

7
c) Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih
meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen
maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam
sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang
baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai
ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.

d) Tahap kemunduran (decline)


Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu
mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang
baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk
menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing
sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena
permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera
ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya
dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif
yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara
lain:

 Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).


 Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program
produksinya agar lebih efisien.
 Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
 Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum
pada barang yang sudah ada.
 Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-


upaya seperti: mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb.
Ada juga istilah daur ulang siklus produk yang diterapkan untuk menarik
proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan perubahan lainnya,
seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.

8
2.4 Cara Mengembangkan Produk Yang Baik
Produk dikatakan baik, apanila produk tersebut berfungsi sesuai tujuan dan
dapat laku dipasaran. Pasar menyukai suatu produk berdasarkan kualitas dan harga.
Menciptakan produk yang disukai tidak dapat dilakukan begitu saja, diperlukan
konsep pengembangan yang baik. Langkah-langkah yang perlu dilakukan suatu
perusahaan yang akan melakukan aktivitas produksi, antara lain:

 Menentukan yang dibutuhkan pasar


 Kebijakan Perusahaan
 Strategi Bisnis
 Pencarian Ide
 Mensintesis Ide – Ide
 Membuat perencanaan yang detil
 Memproduksi
 Memasarkan.
Atribut – atribut dari suatu produk yang sukses dikembangkan:

 Biaya, baik biaya memproduksi maupun biaya total


 Kualitas
 Waktu yang diperlukan untuk memproduksi
 Mengembangkan teknik produksi masal (repeat production)
Faktor-faktor kunci mengembangkan produk baru:

 Unik
 Fokus ke pelanggan dan berorientasi pasar
 Melakukan pekerjaan rumah yang penting, seperti studi pemasaran,
predevelopment dan sejenisnya.
 Ketajaman dalam mendefinisikan produk yang akan dikembangkan
 Kesinambungan pelaksanaan, tidak boleh ada fase yang terputus
atau didahulukan
 Struktur Organisasi dan iklim perusahaan
 Keputusan yang tepat dalam memilih suatu proyek
 Memasarkan dengan baik produk yang kita buat

9
 Meningkatkan kecepatan produksi tanpa mengorbankan kualitas
 Mampu mengikuti proses-proses terbaru dengan sistematis
 Mampu menarik perhatian pasar
 Berpengalaman dan memiliki kemampuan dasar yang baik
 Faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap produk yang
dihasilkan
Strategi untuk Mengembangkan produk baru:

 Menentukan berapa pertumbuhan yang diharapkan dari produk baru tersebut


 Menggali informasi perihal kapabilitas, pasar dan pelanggan
 Mengembangkan daftar pilihan produk-produk yang saat ini ada
 Mengeset kriteria-kriteria apa saja yang diperlukan oleh produk yang
akan dibuat
 Menentukan portfolio produk, apakah baru, modifikasi atau tidak
 Me-manage portfolio untuk meningkatkan keuntungan

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimuplan
Perencanaan dan perancangan suatu produk tentunya merupakan hal yang
harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan proses produksi secara
langsung oleh produsen, karena hal inilah yang akan menentukan eksistensi produk
tersebut dipasaran. Dalam melakukan sebuah prosuksi tentunya terdaat tahapan-
tahapan yag harus dilalui, mulai dari market research dan feasibility study market
research, brainstorming, menentukan tujuan dan batasan produk, menggambar
produk, review produk, membuat sample produk, uji coba, produksi masal dan
memiliki garansi.
Setelah mengetahui tahapan dalam membuat produk, langkah selanjunya
yaitu menentukan jumlah produk yang akan diproduksi. Dalam hal ini, terdapat
beberapa pendekatan yag dilakukan. Misalnya seperti pendekatan mikro,
pemrograman linier dan analisis break event point. Langkah selanjutnya setelah
produk tersebut diproduksi yakni mengembangkan produk tersebut agar mampu
bersaing dipasaran melalui cara-cara dan strategi yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya

3.2 Saran
Saran yang penulis sarankan yakni apabila kita ingin memproduksi suatu
produk tentunya harus diperhitungkan mlai dari perencanaan dan perancangan
produk sebelum melakukan produksi. Kemudian dalam melakukan pembuatan
produknya, harus mengetahui tahapan-tahapan yang baik berikut junlah produk
yang harus diproduksi serta harus mengetahui bagaimana cara mengembangkan
produk tersebut agar bias bersaing dan bertahan dipasaran.

11
DAFTAR PUSTAKA
Perencanaan Dan Pengembangan Produk. (2013, April 30). Retrieved Februari
21, 2019, from lestachi.blogspot.com:
http://lestachi.blogspot.com/2013/04/perencanaan-dan-perancangan-
produk.html

Viony, E. (2012, Maret). Perancangan Produk Design. Retrieved Februari 21,


2019, from Vercomfo.blogspot.com:
http://vercomfo.blogspot.com/2012/03/perancangan-produk-design-
product.html

iii

Anda mungkin juga menyukai