DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
BAB 1 ............................................................................................................................................. 4
DESIGN PRODUCTS .................................................................................................................. 4
1.1 Konsep Dasar Design Products......................................................................................... 4
1.1.1 Definisi Design Products...................................................................................................... 4
1.1.2 Ruang Lingkup Desain Produk ................................................................................... 5
1.2 Perkembangan Desain Produk ..................................................................................... 7
1.3 Lingkup Desain Produk ................................................................................................. 9
1.4 Tahapan Dalam Desain Produk .................................................................................... 9
1. Menetapkan Visi Produk ...................................................................................................... 9
2. Melakukan Riset Produk ...................................................................................................... 9
3. Membuat Ide dan Konsep .................................................................................................. 10
4. Buat Prototipe Desain ......................................................................................................... 10
5. Tes Desain ............................................................................................................................ 10
6. Peluncuran Desain............................................................................................................... 10
1.5 Studi Kasus 1 (Manufaktur)........................................................................................ 11
Abstrak......................................................................................................................................... 11
Abstract .................................................................................................................................... 11
Pengurangan biaya komponen .................................................................................................. 14
Pengurangan biaya perakitan .................................................................................................... 15
Pengurangan biaya pendukung produksi................................................................................. 16
Menghilangkan pengamplasan dengan pemberian anti oksidan ........................................... 16
Penggunaan tiner pengganti powder coating ............................................................................ 16
Penggunaan las dengan MIG ..................................................................................................... 16
Verifikasi dan validasi ................................................................................................................ 18
Kesimpulan .................................................................................................................................. 19
Saran ............................................................................................................................................ 19
STANDAR KOMPETENSI
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. memahami tentang pengertian Design products
2. memahami segala sistematis Design products yang ada
3. Mengetahui perkembarangan Design products
BAB 1
DESIGN PRODUCTS
Desain produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk,
sehingga dapat meningkatkan keuntungan1. Akan tetapi, desain produk yang gagal
mengakibatkan produk tidak terjual. Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya di bidang
desain saja, bidang yang lain pun akan terkena pengaruhnya. Desain produk yang baik, harus
memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering disebut segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang
baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat.
Selanjutnya segitiga aspek produk di atas dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam
desain, yaitu desain harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, biaya
rendah, serta waktu yang tepat. Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus memperhatikan
secara detail tentang fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna mengetahui secara rinci
tentang 9 fungsi produk, dapat dilakukan dengan beberapa metode pendekatan, mulai dari
metode yang sederhana hingga metode yang advance.
Desain lebih dari sekedar kulit luar desain adalah jantung produk. Desain yang baik
dimulai dengan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pelanggan. Lebih dari sekedar
menciptakan atribut produk dan jasa, desain melibatkan pembentukan pengalaman pemakaian
produk bagi pelanggan- pelanggan.
1.1.2 Ruang Lingkup Desain Produk
Desain produk merupakan salah satu bidang ke ilmuan yang terintegrasi dengan segala
bentuk aspek kehidupan manusia dari masa kemasa. Memadukan unsur khayal dan orientasi
penemuan solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi manusia dengan menjembatani estetika
serta teknologi yang masing-masingnya dinamis dan memiliki pola tertentu dalam
perkembangannya.
Lingkup desain produk dapat dikatakan hampir tidak terbatas, melingkupi semua aspek
yang memungkinkan untuk dipecahkan oleh profesi/ kompetensi ini. Namun demikian jika
mengacu pada perkembangan internasional, terdapat wilayah profesi yang tegas terdiri atas
desain produk, desain grafis, dan desain interior. Wilayah desain yang disebutkan ini wilayah
desain yang diletakkan pada bidang seni rupa. Berdasarkan pembagian wilayah desain tersebut,
desain produk merupakan salah satu dari wilayah desain yang ada.
Desain produk merupakan terjemahan dari Industrial Design. Sebagian para ahli
menerjemahkan Industrial Design dengan desain produk. Sebagian yang lain menerjemahkan
dengan desain industri. Penerjemahan yang terakhir dirasa kurang tepat, karena yang didesain
bukanlah industrinya melainkan produknya. (Adhi Nugraha,1989). Dalam perkembangan
selanjutnya profesi ini terbagi atas beberapa kelompok kompetensi (mungkin juga dapat
berkembang sejalan dengan perkembangan jaman), yaitu:
a. Desain produk peralatan
b. Desain perkakas lingkungan
c. Desain alat transportasi
d. Desain produk kerajinan (Kriya)
Meski dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, namun secara umum mendesain
produk mempunyai mekanisme yang sama dalam berpikir kreatif dalam perancangan sebuah
produk, sehingga produk tersebut memenuhi nilai-nilai fungsional yang tepat dan menjadi solusi
bagi masalah yang dihadapi manusia dengan tidak meninggalkan aspek kenyamanan
user/pengguna melalui teknik-teknik dan ketentuan-ketentuan tertentu dan pada akhirnya
diteruskan menjadi siklus hidup produk yang ditentukan oleh pola perancangan awal baik itu
inovasi, modifikasi maupun duplikasi.
Desain produk adalah pioner dan kunci kesuksesan sebuah produk menembus pasar
sebagai basic bargain marketing, mendesain sebuah produk berarti membaca sebuah pasar,
kemauan mereka, kemampuan mereka, pola pikir mereka serta banyak aspek lain yang akhirnya
mesti diterjemahkan dan di-aplikasikan dalam perancangan sebuah produk. Kemampuan sebuah
produk bertahan dalam siklus sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana sebuah desain mampu
beradaptasi akan perubahan-perubahan dalam bentuk apapun yang terjadi dalam pasar yang
dimasuki produk tersebut, sehingga kemampuan tersebut menjadi nilai keberhasilan bagi produk
itu sendiri dikemudian hari. Dengan krusialnya bentuk tanggup jawab seorang desainer produk
industri dalam perancangan sebuah produk, desainer produk harus memiliki pengetahuan dan
riset yang baik sebelum merancang sebuah produk, proses tersebut tidak ayal lagi membutuhkan
waktu yang kadang-kadang tidak singkat dalam perancangannya. Ketajaman berpikir dan
membaca peluang sangatlah dominan dalam menentukan rating desainer tersebut.
Sense dapatlah kita katakan begitu, terbentuk dari pengalaman yang panjang dan ditempa
berbagai aspek yang melingkupi dan dihadapi sang desainer tersebut. Skala perancangan desain
produk sangat luas jika kita lihat dari berbagai aspek; dengan kata lain desain produk merupakan
sebuah bahasa dominan dalam perkembangan dan pola pikir manusia sejak dahulu kala.
Mekanisme dan system flow yang berkembang saat ini lahir dari kebiasaan yang berkembang
sejak dahulu kala; Saat manusia purba menemukan masalah untuk mendapatkan hasil buruan,
manusia purba menciptakan senjata dalam bentuk tombak, agar dapat dijadikan alat yang efektif
menangkap binatang yang diburu Dari contoh tersebut dapat kita lihat mekanisme berpikir
kreatif yang sama dalam perancangan sebuah produk, berangkat dari masalah lalu menciptakan
sebuah benda agar dapat dijadikan sebuah solusi yang efektif bagi permasalahan tersebut, dan
pola pikir ortodok tersebutlah yang menjadi dasar metodologi keilmuan desain produk hingga
saat ini.
Tetapi ternyata desain dari sebuah produk disatu saat, ketika menjadi sebuah aspek yang
paling tinggi dalam kehidupan manusia, dengan nilai-nilai dan orientasi yang dirancang dapat
dengan tepat berubah menjadi sebuah sarana atau alat menentukan selera, interaksi dan
komponen psikologis lainnya dalam pasar yang dimasuki. Desain produk itu sendiri dapat
menjadi teori-teori itu sendiri, mejadi icon-icon, semantik-semantik, serta pengaruh dengan
keberadaannya yang dibawa oleh aspek-aspek lain secara mandiri.
Desain juga dapat merupakan pemecahan masalah dengan suatu target yang jelas (Archer,
1965). Sedangkan menurut Alexander (1963) desain merupakan temuan unsur fisik yang paling
objektif. Atau desain merupakan tindakan dan inisiatif untuk merubah karya manusia (Jones,
1970). Perkembangan selanjutnya pengertian desain amat bervariatif karena tumbuhnya profesi
ini diberbagai Negara. Salah satu tokoh yan mengevaluasi pengertian desain adalah Bruce
Archer, menurutnya desain adalah salah satu bentuk kebutuhan badani dan rohani manusia yang
dijabarkan melalui berbagai bidang pengalaman, keahlian dan pengetahuan yang mencerminkan
perhatian pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya, terutama yang berhubungan dengan
bentuk, komposisi, arti, nilai dan berbagai tujuan benda buatan manusia. Jika istilah ‘desain’
maknanya adalah ‘rencana’, maka ‘rencana’ adalah bendanya (benda yang dihasilkan dalam
proses perencanaan). Kegiatannya disebut’ merencana’ atau ‘mencananakan’.
Pelaksananya disebut ‘perencana’, sedangkan segala sesuatu yang berkaitan erat dengan
proses pelaksanaan pembuatan suatu rencana, disebut ‘perencanaan’. Jadi kata ‘mendisain’
mempunyai pengertian yang secara umum setara dengan ‘merencana, merancang, rancang
bangun, atau merekayasa, yang artinya setara dengan istilah ‘to design’ atau ‘designing’ (Bahasa
Inggris). Istilah mendesain mempunyai makna: ‘melakukan kegiatan/ aktivitas/proses untuk
menghasilkan suatu desain (Palgunadi, 2007). Dengan demikian, pengertian desain selalu
mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Hal ini membuktikan
bahwa desain sebenarnya mempunyai arti yang enting dalam kebudayaan manusia secara
keseluhan, baik ditinjau dari usaha memecahkan masalah fisik dan rohani manusia, maupun
sebagai bagian kebudayaan yang memberi nilai-nilai tertentu sepanjang perjalanan sejarah umat
manusia. Berdasarkan definisi tersebut diatas, jelas bahwa desain tidak semata-mata rancangan
diatas kertas, tetapi juga proses secara keseluruhan sampai karya tersebut terwujud dan memilki
nilai. Desain memang tidak berhenti diatas ketas, tetapi erupakan aktivitaspraktis yang meliputi
juga unsure-unsur ekonomi, social, teknologi dan budaya dalam berbagai dinamikanya. Desain
yang baik hanya diatas berhenti diatas ketas, tetapi erupakan aktivitaspraktis yang meliputi juga
unsure-unsur ekonomi, social, teknologi dan budaya dalam berbagai dinamikanya.Desain yang
baik hanya diatas kertas saja hanya akan terjerumus semata-mata sebagai kebudayaan konsep
belaka. Karena betapapun juga desain yang baik adalah desain yang memenuhi kebutuhan
masyarakat. Disamping itu penerimaan masyarakat tersebut kepada suatu desain haruslah kritis,
karena tanpa unsure tersebut tidak akan terjadi pertumbuhan desain yang sehat. Dengan
pengertian itu pula memberikan gambaran bahwa desain bukan semata-mata milik salah satu
disiplin ilmu, namun milik semua disiplin ilmu, karena pada dasarnya desain merupakan bidang
lintas antara seni, sains dan teknologi, seperi gambar dibawah ini:
Berdasarkan gambar diatas, desain merupakan perpaduan antara seni , sains dan
teknologi. Dengan demikian seorang desainer harus memiliki kemampauan dan pengetahuan
sekaligus pengalaman ketiga disiplin ilmu tersebut agar menghasilkan desain yang berkualitas
secara estetis, etis, komunikatif/oprasional dan ekonomis.
1.3 Lingkup Desain Produk
Lingkup desain produk dapat dikatakan hampir tidak terbatas, melingkupi semua aspek yang
memungkinkan untuk dipecahkan oleh profesi/ kompetensi ini. Namun demikian jika mengacu
pada perkembangan internasional, terdapat wilayah profesi yang tegas terdiri atas desain produk,
desain grafis, dan desain interior. Wilayah desain yang disebutkan ini wilayah desain yang
diletakkan pada bidang seni rupa. Berdasarkan pembagian wilayah desain tersebut, desain
produk merupakan salah satu dari wilayah desain yang ada.
TapTalk menyampaikan bahwa desain produk yang baik adalah desain produk yang bisa
mengatasi segala masalah dan membantu konsumen mengatasi setiap permasalahan yang
dihadapi.
Kamu juga bisa memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook untuk
melakukan riset ini, terutama jika produkmu memang telah lumayan dikenal oleh masyarakat.
Proses riset menjadi akan lebih mudah dilakukan.
3. Membuat Ide dan Konsep
Berdasarkan visi yang telah ditentukan dan hasil dari riset produk, kamu bisa membuat ide
dan konsep awal dari desain produk. Proses desain produk ini yang akan menjadikan ide yang
abstrak menjadi sebuah desain yang berbentuk riil.
Pembuatan ide yang bisa kamu lakukan seperti sketchin, wireframing atau storyboard.
Jangan ragu untuk menghasilkan ide dan konsep sebanyak mungkin. Karena selanjutnya kamu
hanya tinggal memilih dan menentukan yang cocok.
5. Tes Desain
Tahapan penting dalam rangkaian proses desain produk, yaitu melakukan tes. Prototipe
desain yang telah kamu buat harus mendapatkan respon dari konsumen dan publik secara luas.
Hal ini tentu saja sebagai sebuah uji coba, untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang
telah ada dalam desain produk itu sendiri. Jika desain yang kamu rancang memang dipikirkan
secara matang dengan ketelitian yang tinggi dan rancangan yang kompleks, kamu mungkin akan
mendapatkan respon dari konsumen dan bisa minta pendapat tentang desain tersebut. Jika
prototipe desain yang kamu buat sangat sedarhana,
6. Peluncuran Desain
Tahapan dalam proses desain produk terakhir adalah peluncuran desain. Setelah kamu
melakukan tes desain dan melakukan validasi, kamu bisa melakukan peluncuran desain. Jangan
lupa untuk melakukannya sesering mungkin, hal ini bertujuan agar konsumen dapat mengingat
produkmu. Perubahan desain produk menjadi sangat penting.Oleh karena itu, kamu juga wajib
memberi penjelasan kepada desain mengalami perubahan. Dalam proses penjelasan tersebut,
kamu tengah melakukan edukasi produk sekaligus melakukan marketing secara bersamaan Ini
merupakan sebuah solusi untuk meningkatkan penjualan terhadap produk yang kamu miliki.
Abstrak
PT Saptaindra Sejati (SIS) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pertambangan
batu bara, perusahaan memproduksi pallet box yang merupakan produk fabrikasi yang saat ini
permintaannya selalu ada dan diminati pelanggan. Pallet tersebut menggunakan bahan baku
utama berupa besi siku, besi pipa dan pelat besi. Biaya produksi pembuatan pallet box sangat
dipengaruhi oleh kenaikan harga material besi dan juga biaya tenaga kerja. Peningkatan produk
yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk meningkatkan efisiensi proses. Salah satu metode
perbaikan produk didekati oleh desain untuk manufaktur (DFM). Metode ini adalah metode
desain yang akan digunakan untuk pabrikasi produk mempertimbangkan biaya minimum
komponen, perakitan dan kualitas. PT Saptaindra Sejati pada fabrication section yang membuat
pallet box memiliki fokus pada mengurangi komponen dan meningkatkan kualitas produksi.
Mengurangi komponen dilakukan oleh bahan nilai menghilangkan non tambah tapi masih
mempertimbangkan kualitas produk. Proses produksi dapat ditingkatkan dengan
menyederhanakan proses produksi. Pelaksanaan tujuan utama dari efisiensi proses adalah
minimasi biaya produksi dan kualitas. Hasil dari implementasi metode DFM untuk menghasilkan
1 buah pallet box berhasil meminimalkan biaya produksi hingga 20,0 persen dan meminimalkan
biaya kualitas sampai 27,1 persen.
Kata kunci: disain untuk manufaktur, biaya kualitas, biaya produksi, improvement, pallet box.
Abstract
PT Saptaindra Sejati (SIS) is a company engaged in coal services, the company produces pallet
boxes which is a fabrication product that is currently the demand is always there and desirable
customers. The pallet uses the main raw materials such as iron elbows, iron pipes and iron
plates. The production of pallet-making boxes is strongly influenced by the increase in material
prices and the costs required for the process. One method of product improvement is
approximated by design for manufacturing (DFM). This method is a design method that will be
used for manufacturing minimum product requirement of components, printing and quality. PT
Saptaindra Sejati in the fabrication section that makes pallet boxes focus on reducing
components and improving production quality. Reduce components done by non-tobacco
materials but still improve product quality. The production process can be improved by
simplifying the production process. The main purpose of the process is the cost that can minimize
production and quality. The result of DFM implementation to produce 1 pallet box will produce
production cost up to 20,0% and quality cost up to 27,1%.
Keywords: design for manufacturing, improvement, pallet box, production cost, quality cost.
1 Pendahuluan
Penurunan aktivitas ekonomi global telah menurunkan permintaan batubara, sehingga
menyebabkan penurunan harga batubara yang dimulai dari awal tahun 2011 sampai saat ini.
Penurunan harga batubara berdampak pada industri penjualan peralatan berat. Banyak konsumen
alat berat yang menambah masa pakai peralatan berat mereka dari pada membeli alat berat baru
yang dinilai kurang menguntungkan untuk saat ini.
PT Saptaindra Sejati (SIS) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa
pertambangan batu bara. Tahun 2009 perusahaan mendirikan Plant Rebuild Center yang
bertugas mengatur komponen overhaul di seluruh site untuk menunjang program maintenance
alat berat (unit) terhadap kebutuhan komponen. Plant Rebuilt Center memiliki proses
Fabrication Section yang salah satu produksinya adalah pallet box. Produk tersebut digunakan
pelanggan sebagai penampung produk komponen unit overhaul. Pallet box merupakan produk
fabrikasi yang saat ini permintaannya selalu ada dan diminati pelanggan. Pallet tersebut
menggunakan bahan baku utama berupa besi siku, besi pipa dan pelat besi. Biaya produksi
pembuatan pallet box sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga material besi dan juga biaya
tenaga kerja. Selain dari faktor eksternal, kenaikan biaya produksi juga disebabkan karena faktor
internal seperti naiknya biaya kualitas akibat biaya pencegahan dan biaya kegagalan produk
pallet box (Schiffauerova, 2006). Faktor internal lainnya adalah tingkat kerumitan proses
fabrikasi yang cukup tinggi (Dharu, 2009) dalam proses pembuatan pallet box. Kerumitan proses
yang terjadi dikarenakan pelanggan memberikan informasi yang terbatas, sehingga perusahaan
harus menanggung resiko kegagalan dalam fabrikasinya. Kenaikan biaya produksi dan biaya
kualitas tersebut tidak langsung dapat menaikkan harga pallet box ke pelanggan.
Dengan kondisi tersebut, salah satu jalan agar harga jual tetap kompetitif dan keuntungan
tetap terjaga adalah dengan melakukan efisiensi proses produksi (Juran, 1998). Efisiensi proses
produksi fabrikasi pallet box dapat dilakukan dengan pengurangan material, pengurangan jumlah
komponen, pengurangan biaya perakitan dan menurunkan biaya pendukung produksi (Ulrich,
2000). Metode tersebut dikenal dengan nama design for manufacturing atau DFM.
2 Kajian Teori
Design for manufacturing (DFM) adalah praktek pengembangan manufaktur melalui proses
pengembangan produk (Ulrich, 2000). a) Biaya Komponen
Biaya komponen terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk membeli komponen yang dibeli
dari pemasok dan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan komponen khusus (Custom parts
made) baik yang dibuat sendiri maupun dibeli dari pemasok sesuai dengan spesifikasi. Untuk
mengurangi biaya komponen dapat dilakukan dengan cara memahami kendala proses dan
biayanya, menghilangkan tahapan proses yang tidak memberi nilai tambah, memilih proses
yang paling ekonomis untuk membuat komponen, standarisasi komponen dan proses dengan
melakukan peningkatan produksi untuk penurunan biaya komponen. Untuk melakukan
efisiensi komponen dapat menggunakan metode Design for assembly (DFA). Metode ini
harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan design for manufacturing (Boothroyd,
2002).
b) Biaya Perakitan
Biaya perakitan terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, equipment dan tooling.
Untuk mengurangi biaya perakitan dilakukan dengan cara melakukan Integrated Parts.
Manfaat dari komponen yang terintegrasi agar tidak perlu dirakit, lebih murah untuk dibuat
daripada menggabungkan sejumlah individual part, dan memungkinkan fitur critical dapat
dikontrol saat proses fabrikasi. Cara lain adalah dengan memaksimalkan untuk mudah dirakit
(Ease to Assembly).
Kualitas adalah spesifikasi dari produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Kualitas
juga berarti terbebas dari kegagalan (Juran, 2008).
Hasibuan (2013) dalam penelitiannya menggunakan pendekatan metode DFMA (Design for
Manufacturing and Assembly). Hasil penelitian membuktikan bahwa waktu perakitan berkurang
19.57%, jumlah komponen 25.53% dan biaya perakitan hingga 19.14%. Eduardo (2013) dalam
penelitiannya membuktikan bahwa produksi naik 9.94% dan rata-rata penjualan naik $415.
Prasad (2014) melakukan penelitian yang membuktikan bahwa terjadi pengurangan waktu 75%
dan biaya produksi 8%. Prakash (2014) melakukan penelitian yang membuktikan bahwa terjadi
pengurangan komponen pada centre entry design dari 18 ke 8, side entry design dari 18 ke 7, top
entry design dari 23 ke 6. Serta Kailas (2015) melakukan penelitian yang membuktikan bahwa
terjadi penurunan biaya perakitan 21% dan efisiensi desain 26.5%.
3 Metoda
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif berupa perhitungan minimasi biaya produksi dan
biaya kualitas sesudah penerapan Design for Manufacturing (DFM). Studi kepustakaan yang
diperlukan juga digunakan untuk penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Studi kepustakaan
juga diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang penelitianpenelitian lain yang berhubungan
dengan penelitian dalam tesis ini. Pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan data
primer dan data sekunder. Data primer disini adalah data yang diambil langsung dari sumber data
dengan melakukan pengukuran di lokasi workshop seperti data improvement proses dan produk.
Data sekunder adalah data yang bersumber dari referensireferensi terkait data penawaran dan
rincian order yang diminta pelanggan, data produksi, data cacat, data perawatan alat dan mesin,
data pembelian dan spesifikasi material, drawing, sampel prototype. Untuk memastikan apakah
semua elemen persyaratan design for manufacturing (DFM) dan hasilnya sudah memenuhi
persyaratan, maka dilakukan verifikasi untuk membuktikannya.
Untuk memastikan terhadap pemenuhan persyaratan tersebut dapat dilakukan dengan membuat
laporan pengukuran. Untuk memastikan apakah hasil penelitian bisa berjalan dengan baik (good
performance) dan untuk mengetahui apakah hasil efektif, maka validasi dilakukan dengan
melakukan pengujian performa produk (Maynard, 2004).Pengurangan biaya komponen dengan
mengubah proses bubut (CNC) menjadi press dan las mengurangi waktu pembuatan 1 kaki pallet
box dari 180 menit turun menjadi 160.
Pengurangan biaya perakitan dengan mengubah proses las secara full menjadi interkenit dapat
mengurangi waktu perakitan body ke rangka pallet dari 170 menit turun menjadi 140 menit.
Pengurangan biaya turun dari Rp.47.000,- menjadi Rp.37.500,-.
Pengurangan biaya pendukung produksi
Pengurangan biaya pendukung produksi dilakukan dengan meminimalkan pekerjaan yang rumit
dan dengan menghilangkan proses yang tidak memberi nilai tambah.
Dari data di atas maka minimasi biaya produksi untuk membuat 1 buah pallet adalah sebagai
berikut:
Setelah penerapan design for manufacturing (DFM) maka didapatkan penurunan biaya produksi
sebesar Rp.487.200 atau penurunan sebesar 20%.
Perhitungan biaya kualitas dilakukan dengan mempertimbangkan penurunan biaya perakitan dan
biaya pendukung produksi. Penurunan biaya kualitas seperti Tabel 2.
Dari data di atas maka minimasi biaya kualitas untuk membuat 1 buah pallet adalah sebagai
berikut ini:
Setelah penerapan rancangan design for manufacturing (DFM) maka didapatkan penurunan
biaya kualitas sebesar Rp.45.500 atau penurunan sebesar 27.1%.
Dari hasil verifikasi tersebut perbaikan pada pallet box dengan metode design for manufacturing
(DFM) tidak mempengaruhi persyaratan dimensi pallet box yang disyaratkan pelanggan.
Validasi dilakukan dengan melakukan pengujian fungsi produk dan kehandalannya. Hasil
verifikasi seperti dalam Tabel 4.
Tabel 4. Hasil validasi
No. Item Spec Actual Keputusan
1 Uji beban 500 Kg 510 Kg Memenuhi spesifikasi
2 Uji susun 3 susun tidak 3 susun tidak Memenuhi spesifikasi
miring/ jatuh miring/ jatuh
3 Uji karat Uji air garam / Tidak karat Memenuhi spesifikasi
hujan tidak karat
Dari hasil validasi tersebut perbaikan pada pallet box dengan metode design for manufacturing
(DFM) tidak mempengaruhi persyaratan fungsi produk yang disyaratkan pelanggan.
Saran
1. Perusahaan harus mengimplementasikan hasil design for manufacturer (DFM).
2. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai DFM.
DAFTAR PUSTAKA
Proses Desain Produk: Pengertian, Cara, Dan Tips Melakukannya. (2022, April 28). Blog
https://media.neliti.com/media/publications/268848-design-for-manufacturing-dfm-untuk-
memin-92d2d2de.pdf
Akuntansi, J., Bisnis, F., Ekonomika, D., Surabaya, U., Kasus, S., & Kemasan, P. (n.d.). Sistem
http://repository.ubaya.ac.id/38774/1/Kasus%202%20Studi%20Kasus%20Pabrik%20Kem
asanStudi%20Kasus%20Pabrik%20Kemasan.pdf
https://www.studocu.com/id/document/sekolah-tinggi-ilmu-ekonomi-
tribuana/management/makalah-manajemen-operasi/34135708
Muhajirin, O., & Pd, M. (n.d.). DESAIN PRODUK, PENGERTIAN DAN RUANG
https://eprints.uny.ac.id/4131/2/Handout_Desain_Produk_Kerajinan.pdf
Desain produk: Pengertian, tujuan, ruang lingkup, dan 3 jenisnya. (2021, July 22). Ekrut.com.
https://www.ekrut.com/media/desain-produk