Anda di halaman 1dari 20

Kamis 1-3

DESAIN PRODUK DAN PROSES


(UD. PUTERA DASRIM)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS KULIAH
Manajemen Operasional
yang dibina oleh ibu Yuli Agustina, S.E, M.M

oleh kelompok 7
Chintya Noliviasari (160413607221)
Dyaz Kurniawan (160413602035)
Lazuardi Prasetya H. P (160413607293)
Tiarani Dwi Novita (160413600357)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
April 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…........................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 2
1.2 Tujuan.................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................... 4


2.1 Hal-Hal yang Dilakukan dalam Mendesain Produk........................... 4
2.2 Analisis Nilai dan Tujuan Desain Produk dan Jasa............................ 4
2.3 Masalah Hukum, Etika, dan Lingkungan........................................... 5
2.4 Masalah Lain dalam Mendesain Produk dan Jasa.............................. 5
2.5 Tahapan dalam Mendesain dan Pengembangan Produk..................... 6
2.6 Siklus Hidup Produk........................................................................... 8
2.7 Desain Proses Produk......................................................................... 9
2.8 Pemilihan Teknologi.......................................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................... 13


3.1 Gambaran Umum Objek.................................................................... 13
3.2 Pembahasan........................................................................................ 13
3.2.1 Profil Usaha dan Perusahaan..................................................... 13
3.2.2 Desain Produk........................................................................... 14
3.2.3 Desain Proses............................................................................ 15

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................... 17
4.2 Saran................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA…............................................................................................ 19

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah kemasan akan nampak menarik jika dipadukan dengan desain
yang bagus. Desain merupakan seluruh proses pemikiran dan perasaan yang
akan menciptakan sesuatu dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan
estetika untuk memenuhi kebutuhan manusia. Desai produk yang bagus dan
menarik akan dapat diminati pasar dan dapat meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan.
Desain kemasan yang menarik, biasanya diperoleh setelah melalui
penelitian yang cukup panjang mengenai selera konsumen, yang kemudian
diterjemahkan dalam desain grafis cetakan. Desain yang baik tergantung pada
keahlian disainer atau arsitek, bahan serta alat yang digunakan. Untuk
mengetahui tentang bagaimana desain produk yang baik serta prosesnya,
kelompok 7 melakukan observasi dan wawancara pada perusahaan yang
bergerak di bidang sanitair yaitu UD Putera Dasrim.
Produk yang dihasilkan oleh UD Putera Dasrim mungkin sudah dikenal
oleh banyak masyarakat. Banyak produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini,
mulai dari pot bunga, kaligrafi, hingga ornamen - ornamen bangunan. Desain
produk dari UD Putera Dasrim ini dibuat sendiri oleh karyawan perusahaan.
Terkenalnya produk UD Putera Dasrim mungkin karena desain-desain yang
digunakan bagus dan mengikuti trend saat ini dan juga melihat selesa konsumen.
Tidak hanya itu, konsumen dapat memesan produk dengan desainnya sendiri.
Konsumen hanya cukup menunjukkan kepada karyawan UD Putera Dasrim
mengenai desain yang diinginkan seperti apa atau bisa langsung menunjukkan
desain yang telah dimiliki. Mungkin hal tersebut yang membuat produk - produk
UD Putera Dasrim dikenal oleh para konsumennya.

2
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diambil tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui profil perusahaan UD Putera Dasrim.
2. Untuk mengetahui desain produk pada UD Putera Dasrim.
3. Untuk mengetahui desain proses atau proses produksi pada UD Putera
Dasrim.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Hal-Hal yang Dilakukan dalam Mendesain Produk


Ada beberapa hal yang harus dilakukan atau dianalisis sebelum
perusahaan mendesain produk, diantaranya :
a. Menerjemahkan keinginan serta kebutuhan pelanggan ke dalam persyaratan
produk dan jasa.
b. Menyaring produk dan jasa yang sudah ada.
c. Mengembangkan produk dan atau jasa.
d. Merumuskan sasaran mutu.
e. Merumuskan target biaya.
f. Mendokumentasikan spesifikasi produk dan jasa.

2.2 Analisis Nilai dan Tujuan Desain Produk dan Jasa


Analisis nilai mengacu pada pemeriksaan terhadap fungsi suku cadang
dan bahan baku sebagai upaya untuk mengurangi biaya atau meningkatkan
kinerja produk.
Fokus utama desain produk adalah kepuasan pelanggan. Oleh karena itu,
mendesain sangat perlu memahami apa yang diinginkan oleh pelanggan serta
mendesain produk dan jasa sesuai dengan pemikiran tersebut. Fokus kedua
dalam desain produk dan jasa adalah terkait dengan fungsi, potensi biaya, dan
laba, mutu, penampilan, volume terduga, kemudahan produksi, kemudahan
perakitan, serta kemudahan pemeliharaan dan pelayanan. Mendesain sangat
perlu mempertimbangkan kemampuan operasi organisasi untuk mencapai desain
yang sesuai. Kemampuan ini terkadang mengacu pada mendesain untuk operasi.
Apabila gagal mempertimbangkan biaya. Mengumpulkan masalah dari orang-
orang operasional disepanjang proses desain merupakan hal yang bijaksana. Hal
ini mengurangi risiko mendapatkan desain yang tampak bagus dari atas kertas
tetapi tidak berfungsi di dunia nyata.
Secara umum, bagian desain, operasi, dan pemasaran harus saling
bekerja sama secara erat, saling menjaga agar tetap memperoleh informasi, serta

4
mempertimbangkan keinginan dan kebutuhan, dari pelanggan. Selain itu,
pertimbangan hukum, lingkungan, dan etika dapat memengaruhi fungsi desain.

2.3 Masalah Hukum, Etika, dan Lingkungan


Mendesain harus mempertimbangkan beragam pertimbangan hukum dan
etika. Disamping itu, jika ada potensi merusak lingkungan, masalah tersebut juga
penting. Ada banyak organisasi yang memiliki agensi yang diatur pemerintahan.
Di banyak Negara, lembaga dan komisi pemerintah yang lebih popular adalah
pihak yang bertanggung jawab terhadap keselamatan nasional, makanan dan
obat-obatan, serta perlindungan lingkungan. Biasanya pemerintah mengeluarkan
berbagai aturan terkait desain produk yang tujuannya adalah melindungi
konsumen.
Liabilitas produk dapat menjadi insentif yang kuat untuk perbaikan
desain. Produk adalah tanggung jawab produsen pada setiap kerugian atau
kerusakan yang disebabkan oleh produk cacat karena keahlian atau desain yang
tidak bagus. Gugatan dan potensi gugatan telah menyebabkan peningkatan biaya
hukum dan asuransi, pelunasan yang mahal terhadap pihak yang dirugikan, dan
penarikan kembali yang mahal. Selain itu, peningkatan kesadaran pelanggan
akan keselamatan produk dapat memengaruhi citra produk secara merugikan dan
permintaan berikutnya untuk satu produk.

2.4 Masalah Lain dalam Mendesain Produk dan Jasa


Ada beberapa masalah lain yang harus dihadapi dalam mendesain sebuah
produk dan jasa, yaitu :
a. Siklus Hidup
Saat produk diperkenalkan, produk dan jasa tersebut dianggap
barang aneh. Biasanya permintaan rendah karena calon pembeli belum
mengenal produk. Banyak calon pembeli yang mengakui bahwa semua
kerusakan mungkin tidak direncanakan dan harganya dapat turun setelah
periode pengenalan. Kapasitas dan pemrosesan didesain dalam jumlah kecil.
Seiring dengan berlalunya waktu, perbaikan desain biasanya menciptakan
output yang lebih andal dan murah. Volume permintaan yang lebih tinggi

5
akan melibatkan berbagai metode dan kontribusi biaya yang lebih rendah.
Beberapa produk tidak memperlihatkan siklus hidup missal pensil kayu,
penjepit kertas, pisau, garpu dll.
b. Standarisasi
Standarisasi mengacu pada sejauh mana tidak adanya variasi dalam
produk, jasa atau proses. Produk yang diproduksi dalam jumlah besar dengan
objek serupa. Standarisasi membawa sejumlah manfaat penting serta kerugian
tertentu. Produk terstandarisasi berarti bagian-bagian dapat saling
dipertukarkan, yang sangat menurunkan biaya produksi sementara
meningkatkan produktivitas dan membuat penggantian atau perbaikan
relative cepat dibandingkan dengan bagian-bagian yang dibuat sesuai
pesanan. Manfaat lainnya dari standarisasi adalah mengurangi waktu serta
biaya untuk melatih karyawan dan mengurangi waktu untuk mendesain
pekerjaan. Demikian pula, penjadwalan pekerjaan, penanganan persediaan,
aktivitas pembelian, dan akuntansi menjadi jauh lebih rutin, serta mutu lebih
konsisten.
Standarisasi juga memiliki kerugian. Salah satu kerugian utamanya
adalah berkaitan dengan pengurangan variasi. Pengurangan variasi dapat
membatasi jangkauan pelanggan yang meminta produk atau jasa. Kerugian
lainnya adalah produsen dapat membekukan desain sebelum waktunya dan
sesudah desain dibekukan kita dapat menemukan alasan menarik untuk
modifikasi.

2.5 Tahapan dalam Mendesain dan Pengembangan Produk


Berikut adalah serangkaian tahapan dalam mendesain produk atau jasa :
a. Penciptaan ide.
b. Analisis kelayakan. Analisis kelayakan memerlukan analisis pasar
(permintaan) analisis ekonomi, serta analisis teknik (kebutuhan dan
ketersediaan kapasitas, ketrampilan yang dibutuhkan).
c. Spesifikasi produk meliputi uraian terperinci mengenai apa yang diperlukan
untuk memenuhi keinginan pelanggan.

6
d. Spesifikasi proses. Alternatif harus ditimbang dari segi biaya, ketersediaan
sumber daya, potensi laba, dan mutu.
e. Pengembangan contoh produk. Dengan adanya spesifikasi produk dan proses
yang utuh, satu unit dibuat guna melihat apakah ada suatu masalah dalam
spesifikasi produk atau proses.
f. Tinjuan desain. Pembuatan segala perubahan yang diperlukan, atau sengaja
menelantarkannya. Tahap ini melibatkan kolaborasi antara bagian pemasaran,
keuangan, rekayasa, desain dan operasi.
g. Uji pasar digunakan untuk menentukan tingkat penerimaan konsumen.
h. Evaluasi tindak lanjut menentukan perubahan apa yang diperlukan dan
menyaring ramalan.

Ada juga tahapan pengembangan umum, yaitu :


1. Tahap 0: Perencanaan. Aktivitas perencanaan sering kali disebut sebagai
“tahap nol” karena dilaksanakan sebelum persetujuan proyek dan
peluncuran proses pengembangan produk yang sebenarnya. Tahap ini
dimulai dengan strategi perusahaan dan mencakup penilaian pengembangan
teknologi dan tujuan pasar. Output dari tahap perencanaan adalah
pernyataan misi proyek, yang mencakup target pasar untuk produk tersebut,
sasaran bisnis, asumsi penting.
2. Tahap 1: Pengembangan Konsep. Dalam tahap ini, kebutuhan dari target
pasar terindetifikasi, konsep produk alternatif dihasilkan dan dievaluasi, dan
satu konsep atau lebih dipilih untuk mengembangan dan pengujian lebih
lanjut. Konsep merupakan deskripsi bentuk, fungsi, dan fitur suatu produk
dan biasanya diikuti oleh serangkaian spesifikasi, analisis dari produk
kompetitif, dan justifikasi ekonomi dari proyek tersebut.
3. Tahap 2: Perencangan Tingkat Sistem. Tahap perencanaan tingkat system
meliputi penetapan struktur produk serta dekomposisi produk menjadi
beberapa subsistem dan komponen.
4. Tahap 3: Perancangan Terperinci. Tahap ini terdiri atas spesifikasi
lengkap geometri, bahan baku, dan toleransi dari seluruh komponen produk,
dan identifikasi seluruh komponen standar yang akan dibeli dari pemasok.

7
Rencana proses ditentukan dan peralatan dirancang untuk masing-masing
komponen yang akan dibuat di dalam system produksi.
5. Tahap 4: Pengujian dan Penyempurnaan. Tahap pengujian dan
penyempurnaan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari berbagai versi
produk sebelum diproduksi. Prototipe awal biasanya dibuat dengan bagian-
bagian dengan geometri yang sama dan prototipe bahan seperti versi
produksi produk, tetapi tidak selalu dibuat dengan proses yang sebenarnya
digunakan dalam produksi.
6. Tahap 5: Production Ramp-Up. Dalam tahapan peningkatan produksi,
produk dibuat menggunakan system produksi yang direncanakan.
Tujuannya adalah untuk melatih tenaga kerja dan menyelesaikan masalah
yang didapat dalam proses produksi.

2.6 Siklus Hidup Produk


Perancangan atau pengembangan produk dibutuhkan oleh produsen
dalam rangka mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar dengan cara
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan konsumen akan manfaat produk,
mendesainnya, sampai ke tingkat perencanaan pembuatan produk tersebut.
Perancangan yang baik akan menghasilkan produk unggulan yang sesuai dengan
keinginan atau kebutuhan pelanggan. Karenanya peranccangan yang baik
membutuhkan input dari berbagai sisi dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu.
Hal ini berkaitan dengan Siklus Hidup Produk tersebut. Tahapan Siklus
Hidup Produk antara lain:
a. Tahap I adalah tahap pengenalan. Pada tahap ini suatu produk baru
diperkenalkan kepada pelanggan melalui uji coba pemasaran. Berbagai
promosi dilakukan untuk memperkenalkan produk tersebut sehingga biaya
yang dikeluarkan akan lebih besar dibandingkankan dengan pendapatan yang
diperoleh. Kondisi ini juga mungkin memerlukan adanya pengeluaran lain-
lain seperti untuk (1) penelitian, (2) pengembangan produk, (3) modifikasi
dan perbaikan proses, dan (4) pengembangan pemasok

8
b. Tahap 2 merupakan tahap pertumbuhan dengan percepatan, penjualan produk
akan meningkat pesat. Hal ini disebabkan oleh respon konsumen terhadap
produk tersebut sudah semakin positif.
c. Tahap 3 merupakan tahap pendewasaan. Pada tahap ini penjualan produk
akan mencapai titik kejenuhan di mana penjualan produk hanya berkisar pada
suatu titik tertentu. Pada tahap ini juga pesaing mulai bermunculan.
d. Tahap 4 merupakan tahap penurunan dan akhir dari produk tersebut. Jika
produsen tidak berupaya melakukan inovasi maka produk tersebut akan mati
begitu saja. Produk yang hamper mati biasanya produk yang buruk bagi
investasi sumber daya dan kemampuan manajerial.

2.7 Desain Proses Produk


Desain proses produk merupakan serangkaian kegiatan manajemen
operasi dalam melakukan seleksi proses, pemilihan teknologi terbaik serta
perencanaan proses produksinya. Tujuan desian proses adalah untuk menemukan
cara terbaik memproduksi produk dan melakukan proses transformasi barang
dan jasa agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
2.7.1 Jenis Desain Proses Produksi
Terdapat 4 jenis proses produksi diantaranya yaitu :
a. Desain Berfokus pada Produk
Desain berfokus pada produk memiliki ciri-ciri antara lain:
 Fasilitas diatur sesuai dengan produk yang akan diproduksi.
 Volume tinggi tetapi keragaman produk rendah.
 Prosesnya panjang, berulang dan dapat menghasilkan efisiensi
proses.
 Biasanya biaya tetap rendah tetapi biaya variabel tinggi.
 Umumnya tenaga kerja yang digunakan bukan tenaga ahli.

9
b. Desain Berfokus Repetitif
Dalam desain tipe ini memiliki ciri-ciri:
 Fasilitas sering diorganisasi sebagai lini perakitan.
 Dicirikan dengan modul-modul dengan bagian dan suku cadang
yang telah dibuat sebelumnya.
 Modul-modul tersebut mungkin dikombinasikan untuk beberapa
pilihan output.
 Kurang fleksibel dibandingkan fasilitas berfokus pada proses tapi
lebih efisien.

c. Desain Berfokus Proses


Desain berfokus proses memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Fasilitas ditata disekitar proses atau aktivitas khusus.
 Peralatan yang digunakan bersifat umum dan personelnya adalah
tenaga kerja ahli.
 Tingkat fleksibilitas produk sangat tinggi.
 Cenderung berbiaya tinggi dan penggunaan alat dan perlengkapan
rendah.
 Aliran produk sangat beragam yang membuat perencanaan dan
penjadwalan cukup sulit.

d. Mass Customization
Merupakan jenis desain proses yang memproduksi barang
dan jasa dengan cepat, berbiaya rendah, guna memuaskan, keinginan
pelanggan yang unik dan terus meningkat. Mass customization
merupakan kombinasi fleksibilitas desain, fokus proses dengan
efisiensi, dan desain fokus produk.

10
2.8 Pemilihan Teknologi
Teknologi adalah aplikasi ilmu pengetahuan untuk memcahkan masalah
manusia. Teknologi juga berarti sekumpulan proses, peralatan, metode,
prosedur, perkakas yang digunakan untuk memproduksi barang/jasa. Pemilihan
teknologi berdampak pada :
a. Desain pekerjaan, perlu dilakukannya desain sosioteknik yaitu desain proses
yang disamping layak secara teknologi juga secara sosial.
b. Produktifitas dan kualitas. Teknologi yang tidak tepat mengakibatkan
produktifitas dan kualitas menurun
c. Strategi perusahaan. Perusahaan harus memilih teknologi bagi proses
produksi, peralatan, fasilitas dan prosedurnya.

Teknologi dapat digolongkan ke dalam :


1. Teknologi Pabrik
a. Hand-made, semua pekerjaan dilakukan oleh tenaga manusia.
b. Machine-made, pekerjaan dilakukan oleh mesin dan manusia sebagai
pengendali.
c. Otomatisasi, pekerjaan dan pengendalian dilakukan oleh mesin. Manusia
sebagai pemrogram
2. Teknologi Perkantoran
Bagaimana proses mencatat, menghimpun, mengolah, memperbanyak,
mengirim dan menyimpan bahan-bahan keterangan secara efisien dengan
menggunakan mesin-mesin.
 Penanganan surat
 Pengetikan
 Copying
 Penggandaan
3. Teknologi Industri Jasa
Teknologi dalam industri jasa biasanya hanya berfokus pada
otomatisasi pelayanan. Pengaplikasian otomatisasi pelayanan guna
memberikan pelayanan yang cepat terhadap pelanggan dan dapat pula
mengurangi kesalahan manusia (human error).

11
Beberapa hal yang mendasari pemilihan teknologi, diantaranya:
a. ROI atau kelayakan finansial
b. Biaya produksi dan operasi serta biaya pemeliharaan
c. Kualitas yang dihasilkan dari teknologi
d. Fleksibilitas, kemudahan modifikasi dalam menyesuaikan selera pasar
e. Keandalan teknologi yang ada untuk menghadapi perubahan teknologi

12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Objek


UD Putera Dasrim merupakan perusahaan penghasil produk sanitair
dalam berbagai bentuk yang memiliki kualitas unggul. UD Putera Dasrim
terletak di Jalan Raya Candi II di nomor 251 RT 06 / RW 02 Karangbesuki
Kecamatan Sukun Malang. Produk yang dihasilkan diantaraya pilar, plisir, air
mancur, meja, kursi, pot, ornamen dinding, kubah, gypsum, dll. Bahan material
yang digunakan memiliki standar kualitas yang tinggi. Pot bunga misalnya yang
diproduksi beranekaragam seperti pot hias, pot pahat, dan pot bonsai.
Perusahaan juga memberikan kebebasan kepada konsumen untuk memesan pot
dalam bentuk tertentu yang disesuaikan dengan selera konsumen. Perusahaan
memberikan fasilitas angkutan barang untuk mempermudah pengiriman barang
sampai kepada konsumen. Perusahaan membebaskan biaya pengiriman produk
untuk wilayah Malang dengan jumlah barang tertentu. Sedangkan pengiriman
untuk luar kota biaya pengiriman disesuaikan atau biaya pengiriman ditanggung
oleh pembeli.

3.2 Pembahasan
Setelah kelompok 7 melakukan survey, proses wawancara dan tanya
jawab pada pemilik dan pekerja dari UD Putera Dasrim diperoleh informasi
sebagai berikut.
3.2.1 Profil Usaha dan Perusahaan
Perusahaan sanitair UD Putera Dasrim pertama berdiri pada tahun
1985. Pendiri pertamanya adalah Bapak Darmo ayah dari bapak H.
Abdul Kholiq. Usaha ini merupakan bisnis keluarga. Pertama kali berdiri,
Perusahaan Sanitair UD Putera Dasrim hanya merupakan industri
rumahan biasa yg hanya memproduksi pot bunga dari bahan sanitair saja.
Sekarang UD Putera Dasrim mempunyai kantor pemasaran dan gudang
untuk produksi sendiri yang sama - sama berada di wilayah Karang

13
Besuki namun berbeda gang dan seiring berkembangnya pasar, UD
Putera Dasrim mulai mengembangkan jenis produksi sanitair lainnya
seperti aneka ragam ornamen beton, ornamen dinding, gypsum, dan
sebagainya. Saat ini, UD Putera Dasrim terletak di Jalan Raya Candi II di
nomor 251 RT 06 / RW 02 Karangbesuki Kecamatan Sukun Malang. UD
Putera Dasrim merupakan salah satu perusahaan yang ada pada sentra
industri sanitair Kelurahan Karang Besuki Malang. Selain itu, UD Putera
Dasrim juga terletak di Kota Batu.

3.2.2 Desain Produk


Faktor pertimbangan memilih produk adalah karena usaha sanitair
UD Putera Dasrim merupakan usha turun temurun dari keluarga. Pada
awal berdirinya UD Putera Dasrim, perusahaan hanya memproduksi jenis
sanitair yang tergolong biasa seperti pot, meja, dan kursi saja. Namun,
seiring perkembangannya UD Putera Dasrim mulai memperluas jenis
produksi sanitairnya. UD Putera Dasrim mulai memproduksi jenis – jenis
ornamaen dinding yang jarang diproduksi oleh perusahaan pesaing. Dari
produksi berbagai jenis ornamen dinding itu, perusahaan mulai banyak
dikenal oleh konsumen dan pasar perusahaan mulai meluas.
Supaya desain produk sesuai dengan permintaaan pasar,
perusahaan memproduksi jenis sanitair dengan ukuran umum sesuai
dengan pasaran dan hasil produksi itu merupakan stok (persediaan) bagi
perusahaan. Hasil produksi sanitair kemudian ditempatkan di toko sebagai
tempat pemasaran perusahaan. Dari hasil produksi sanitair yang sudah ada,
perusahaan kemudian menjualnya dan sekaligus digunakan sebagai contoh
barang bagi konsumen yang ingin memesan. Namun, perusahaan juga
sering menerima pesanan produk sesuai desain yang dimiliki konsumen
(order by desain). Dengan strategi tersebut produk yang dihasilkan oleh
perusahaan diterima oleh pasar.
Dalam proses produksi, tentunya tidak selalu berjalan dengan
lancar. Terkadang terdapat kendala – kendala yang membuat desain
produk menjadi gagal. Untuk mengatasi desain produk yang gagal selama

14
proses produksi, perusahaan menggunakan bahan yang gagal itu lagi jika
memungkinkan. Sebagai contoh ketika proses ngemal, kemudian pecah.
Dari proses ngemal yang gagal itu, bahan bisa digunakan lagi sesuai
kondisi.
Perusahaan juga terus menciptakan produk baru sesuai dengan
permintaan pasar. Sebagai contoh ornamen dinding. Bentuk dari ornamen
dinding tidak hanya satu jenis saja. Namun perusahaan juga berusaha
menciptakan bentuk – bentuk ornamen dinding lain. Untuk menciptakan
produk baru, karyawan di bidang pencetakan mendesain produk baru,
kemudian melakukan produksi. Selain itu, perusahaan juga menerima
desain atau permintaan produk lain dari konsumen. Desain yang baik dan
diminati pasar adalah desain yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan
pesaing, seperti berbagai bentuk ornamen dinding, plisir, ornamen bentuk
kaligrafi, pilar, dll. Dari jenis produk - produk yang dimiliki oleh
perusahaan namun tidak dimiliki oleh perusahaan pesaing, hal itu
merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Selain itu, dalam
proses produksinya bahan material yang digunakan merupakan bahan yang
berkualitas dan dikerjakan manual oleh karyawan, sehingga dalam proses
pengerjaannya dilakukan secara hati - hati. Jadi selain perusahaan
memiliki desain prosuk yang baik, perusahaan juga menjaga kualitas
produknya sehingga dengan begitu dapat meningkatkan umur produk.

3.2.3 Desain Proses


UD Putera Dasrim selalu melihat dan mengikuti tren pasar ketika
memproduksi suatu jenis produk, selain itu juga disesuaikan dengan
konsumen. UD Putera Dasrim juga sering menerima order by desain. Hal
ini dikarenakan agar tidak terjadi pemborosan atau kepercumaan dalam
memproduksi suatu produk. UD Putera Dasrim selalu menjaga kualitas
produk dengan menggunakan bahan-bahan yang bermutu serta memiliki
standart tersendiri dalam setiap produk dan desainnya. Bahan – bahan
yang digunakan dalam proses produksi diantaranya semen, pasir, besi,
kalsium, mentega oli, dan bahan – bahan lain sesuai dengan bentuk produk

15
yang akan diproduksi. Alat yang dibutuhkan dalam proses produksi cukup
sederhana, diantaranya yaitu cetakan yang telah dibuat, catok, emeber, dan
alat lain sesuai dengan kebutuhan produk.
Selain itu, desain yang dihasilkan pada usaha ini juga berkualitas,
hal ini dikarenakan proses pengukiran dilakukan secara manual oleh para
pekerjanya. Hal ini juga berakibat pada tidak adanya produk yang terbuang
percuma atau gagal karena UD Putera Dasrim dan pegawainya selalu
menjaga kualitas dan bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan sesuai
dengan bagiannya masing-masing. Strategi proses yang digunakan oleh
UD Putera Dasrim adalah desain berfokus pada produk, dimana fasilitas
atau alat yang digunakan diatur sesuai dengan produk yang akan
diproduksi, menggunakan proses yang panjang, tenaga kerja yang
digunakan adalah tenaga ahli dalam setiap proses produksi. Dalam proses
produksi terdapat 9 orang karyawan yang bekerja di bagian pencetakan
produk, 5 orang karyawan bekerja di bagain pemasangan, dan 2 orang
karyawan bekerja di bagian finishing. Seluruh proses produksinya
menggunakan teknologi hand-made atau dikerjakan menggunakan tenaga
manusia yaitu karyawan perusahaan.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
a. Perusahaan sanitair UD Putera Dasrim pertama berdiri pada tahun 1985.
Pendiri pertamanya adalah Bapak Darmo ayah dari bapak H. Abdul Kholiq.
Usaha ini merupakan bisnis keluarga.
b. Jenis produk yang diproduksi oleh UD Putera Dasrim adalah senitair.
c. Faktor pertimbangan memilih produk adalah karena usaha sanitair UD Putera
Dasrim merupakan usaha turun temurun dari keluarga.
d. Agar desain sesuai dengan permintan pasar, UD Putera Dasrim memproduksi
jenis sanitair dengan ukuran umum sesuai dengan pasaran dan menerima
order by desain.
e. Untuk produk yang gagal, karyawan menggunakan bahan yang gagal itu lagi
jika memungkinkan atau sesuai kondisi.
f. UD Putera Daasrim juga tetap berusaha menciptkan jenis produk baru dengan
cara mendesain produk dan mulai melakukan produksi.
g. Desain dari UD Putera Dasrim yang baik dan diminati pasar adalah desain
yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan pesaing.
h. Produk – produk yang dimiliki oleh perusahaan tetapi tidak dimiliki oleh
perusahaan pesaing, hal itu merupakan keunggulan kompetitif bagi UD
Putera Dasrim.
i. Dalam proses produksi, perusahaan menggunakan bahan material yang
berkualitas sehingga dapat meningkatkan umur produk.
j. Strategi proses yang digunakan oleh UD Putera Dasrim adalah desain
berfokus pada produk.
k. Dalam proses produksinya, perusahaan menggunakan teknologi pabrik hand-
made atau seluruh proses produksinya dikerjakan dengan tenaga manusia.

17
4.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka saran yang dapat
diberikan adalah :
a. Perusahaan sebaiknya dapat menggunakan teknologi machine-made dalam
proses produksi, dimana perusahaan bisa menggunakan teknologi mesin dan
tenaga kerja manusia sebagai pengendali atau controlling sehingga dapat
menghasilkan lebih banyak produk.
b. Selain mengahasilkan produk yang berkualitas, sebaiknya perusahaan juga
bisa melakukan pemasaran melalui media sosial sehingga produk dapat lebih
dikenal oleh masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Stevenson W. J & Chuong S. C. 2014. Manajemen Operasi: Perspektif Asia.


Jakarta: Salemba Empat.

Heyzer Jay & Render Barry. 2006. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat

19

Anda mungkin juga menyukai