Anda di halaman 1dari 24

Makalah Manajemen Pemasaran

Strategi Harga Dan Pertimbangan Tambahan

Disusun Oleh kelompok 5:

1. Mochammad Firman A.K (2018310358)


2. Julian Farrell M.P (2018310358)
3. Muhammad Fikri (2018310364)

STIE Perbanas Surabaya


2019
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah manajemen pemasaran ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Pembuat makalah ini tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
manajemen pemasaran kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surabaya, 06 November 2019

Penyusun
Daftar isi
Kata Pengantar........................................................................................................................................ 2
Daftar isi .................................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian dari Pengembangan Produk dan Strategi Pengembangan Produk. ..................... 5
Pengembangan Produk ....................................................................................................................... 5
2.2 Tujuan dari Pengembangan Produk. ....................................................................................... 8
2.3 Tahap – Tahap Pengembangan Produk .................................................................................. 8
2.4 Tujuan Penetapan Harga....................................................................................................... 12
2.5 Metode Penetapan Harga dan penyesuaian terhadap harga ............................................... 13
2.6 STRATEGI PENETAPAN HARGA.............................................................................................. 14
2.7 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga.......................................................... 16
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 18
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan produk baru atau menciptakan produk baru merupakan tugas yang
sering terlupakan. Pada saat salah satu ataupun beberapa produk yang sedang dipasarkan itu
berada pada tahap “kedewasaan” , maka pengusaha haruslah mulai memanfaatkan
keuntungan yang diperolehnya dari produk yang berada pada tahap tersebut untuk
mengembangkan ide penciptaan produk baru. Produk baru inilah yang diharapkan nantinya
dapat menggantikan produk lama yang sedang jaya tersebut. Untuk alasan tersebutlah penulis
membuat makalah dengan judul Pengembangan Produk.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan produk dan strategi pengembangan produk
?
2. Apa saja tujuan pengembangan produk ?
3. Bagaimanakah tahap – tahap dalam pengembangan produk ?
4. Apa tujuan penetapan harga?
5. Bagaimana metode penetapan harga dan penyesuaian terhadap harga?
6. Bagaimana strategi penetapan harga?
7. Apa saja faktor yg perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga?
1.3 Tujuan
1. Mengetahiu devinisi pengembangan produk dan strategi pengembangan produk
2. Mengetahui tujuan pengembangan produk
3. Mengetahui tahap – tahap dalam pengembangan produk
4. Mengetahui tujuan penetapan harga
5. Mengetahui metode penetapan harga dan penyesuaian terhadap harga
6. Mengetahui strategi penetapan harga
7. Mengetahui faktor yg perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Pengembangan Produk dan Strategi Pengembangan Produk.


Pengembangan Produk
Dalam dunia bisnis dan marketing, istilah pengembangan produk (product
development) sudah lazim dibicarakan, dibahas dan dianalisis. Secara umum, pengembangan
produk dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk menambah
manfaat, ciri, desain dan layanan pada barang dan jasa.
Pengertian pengembangan produk telah banyak dikemukakan para ahli, antara lain ;
1. Assaury (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah
suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan
suatu produk ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya
pemuas yang lebih besar.
2. Stanton (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah
suatu istilah yang terbatas mneliputi kegiatan teknis, seperti riset produk, rekayasa dan
desain.
3. Guiltinan (1991) mengatakan bahwa pengembangan produk (product develpoment) adalah
suatu kebutuhan dan keinginan yang selalu berubah mengakibatkan adanya segmen baru atau
adanya persaingan dan perubahan teknologi.
Dari berbagai pengertian pengembangan produk tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengembangan produk adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan melalui
perbaikan bentuk, penyederhanaan, pembentukan kembali, menambah desain atau model
dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan.

Strategi Pengembangan Produk


Strategi pengembangan produk adalah bagian dari strategi korporasi (corporate
strategy). Dalam strategi pengembangan produk terdapat potensi keuntungan maupun risiko
dari aktifitas pengembangan produk, dan banyak faktor yang menyebabkan suatu organisasi
mempertimbangkan melakukan pengembangan produk baru. Hampir semua organisasi
menemukan bahwa pendekatan strategi managerial pada aktifitas pengembangan produk
baru akan meningkatkan peluang keberhasilan dan juga meminimasi biaya dan risiko. Ada
dua pendekatan dalam menjalankan strategi pengembangan produk, yaitu sebagai berikut :
Strategi Proaktif (proaktive strategy)
Strategi pengembangan produk yang dilakukan untuk mengantisipasi kondisi di masa
depan. Pengembangan produk dimulai dari perusahaan sendiri. Beberapa bentuk dari strategi
proaktif, yaitu sebagai berikut :
a. Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)
Strategi ini menempatkan perusahaan untuk terus berusaha mengembangkan
produknya secara teknis. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan ABC
menginvestasikan modal yang cukup banyak pada bagian R&D-nya. Hal tersebut
kemudian membuahkanhasil dengan banyaknya inovasi atas produk yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam jangka waktu yang cepat dibandingkan dengan pesaing – pesaingnya.
b. Pemasaran(Marketing)
Strategi ini menempatkan konsumen sebagai pertimbangan pertama dalam membuat
produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan
DEF mengadakan survey skala besar mengenai produk apa yang dibutuhkan oleh konsumen
baik secara langsung kepada konsumennya, maupun secara tidak langsung dengan membaca
data penjualan produk yang memiliki peringkat tertinggi. Data –data tersebut digunakan oleh
perusahaan untuk mengembangkan produk yang selalu sesuai dengan kebutuhan konsumen.
c. Pengusaha(Entrepreneurial)
Strategi ini memberi kesempatan kepada seorang pengusaha (entrepreneur) untuk
mewujudkan idenya dengan membuat divisi tersendiri dan
mengumpulkansumbernya. Strategi ini dilaksanakan pada perusahaan yang sudahbesar dan
mapan. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan GHI merupakan perusahaan terkemuka di
dunia. Produk – produk yang dihasilkannya pun sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen,
handal, inovatif, dll. Kemudian, perusahaan ini dituntut untuk terus menciptakan atau
mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau trendsetter produk A di
dunia. Dengan segala kemapanan yang dimiliki, perusahaan ini menciptakan suatu bagian
yang khusus memperkerjakan pegawai – pegawai berjiwa inventor, kreatif, dan berfikir
secara tidak biasa (think-out-of-the-box) yang ditugaskan untuk menciptakan atau
mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau trendsetter dunia. Hal ini
menghasilkan kesuksesan dengan hadirnya produk IHG yang kemudian menjadi kiblat
atau trendstetter untuk produk sejenisnya.
d. Akuisisi(Acquisition)
Strategi ini melibatkan perusahaan untuk mengambil alih atau membeli perusahaan
lain yang menghasilkan suatu produk yang sama sekali baru bagi perusahaan atau bahkan
bagi pasar. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan penyedia komunikasi PT. JKL baru –
baru ini diketahui telah mengakuisisi perusahaan penyedia komunikasi PT. MNO. Keputusan
ini diambil oleh PT. JKL karena seperti yang masyarakat ketahui bahwa PT. MNO baru saja
mengadakan fitur aplikasi perpesanannya yang dapat mengirimkan pesan singkat tanpa
dikenai biaya ataupun menggunakan koneksi internet. Aplikasi tersebut sangat diminati oleh
pasar sehingga dengan segala kemampuan yang dimiliki, PT. JKL memutuskan unruk
mengakuisisi PT. MNO.

Strategi reaktif (reaktive strategy)


Strategi pengembangan produk yang dilakukan sebagai respon dari kondisi pasar atau
pesaingnya. Beberapa bentuk dari strategi reaktif, yaitu sebagai berikut :
a. Strategi defensif (defensive strategy)
Strategi ini dilakukan dengan menciptakan suatu aksi untuk melindungi perusahaan
terhadap produk baru yang dikeluarkan pesaing yang meraih sukses di pasar. Contoh dari
strategi ini adalah perusahaan PQR baru saja meluncurkan ponsel Galaxy X yang meraih
kesuksesan di pasar. Perusahaan STU yang merupakan kompetitor dari perusahaan
PQR dalam ponsel cerdas (smartphone) kemudian berinisiatif untuk mengadakan
promo diskon untuk setiap pembelian ponsel dari perusahaannya. Hal ini dilakukan demi
menjaga pasar yang selama ini perusahaan STU miliki.
b. Strategi imitatif (Imitative strategy)
Strategi ini dilakukan dengan meniru produk baru dengan cepat sebelum produk
tersebut mendapat pasaran yang kuat. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan VWX
dikabarkanakan segera meluncurkan ponsel Galaxy YZ yang memiliki model menarik dan
potensi besar akan meraih kesuksesan di pasar. Perusahaan XYZ yang berasal dari Negara
China membuat strategi untuk meniru model ponsel Galaxy YZ, meskipun sistem operasi
dari ponsel tersebut tidak sama.
c. Strategi second-but-better
Strategi ini dilakukan dengan sebelumnya menunggu hasil pemasaran produk baru dari
pesaingnya; lalu tidak hanya meniru produk pesaing, tetapi juga memperbaikinya dan
memperkuat posisinya di pasaran. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan BCD
dikabarkan akan segera meluncurkan ponsel Galaxy AB yang memiliki model menarik dan
potensi besar akan meraih kesuksesan di pasar. Perusahaan EFG membuat strategi untuk
meniru model ponsel Galaxy YZ, tetapi dengan penyempurnaan model dari ponsel yang
ditirunya dan mengembangkan sistem operasi berbasis android versi terbaru.
d. Strategi responsif (responsive strategy)
Strategi ini dilakukan dengan mengakomodasi keinginan konsumen.Contoh dari
strategi ini adalah perusahaan EFG meluncurkan ponsel 5X yang merupakan hasil dari
berbagai keinginan dan permintaan pasar untuk penyempurnaan atas kekuragan keluaran
ponsel sebelumnya, yaitu 5W.

2.2 Tujuan dari Pengembangan Produk.


Menurut Buchari Alma (2000:101) tujuan pengembangan produk adalah
1. Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas
2. Untuk menambah omzet penjualan
3. Untuk memenangkan persaingan
4. Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi
5. Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama
6. Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan
7. Untuk mencegah kebosanan konsumen
8. Untuk menyederhanakan produk, pembungkus

2.3 Tahap – Tahap Pengembangan Produk


Menurut Kotler (2002: 382) tahap-tahap pengembangan produk terbagi menjadi delapan
tahap yaitu :
a. Idea Generation (Pemunculan Gagasan)
Tahapan ini merupakan pencarian peluang produk baru secara terus menerus dan
sistematik. Tahapan ini dilakukan untuk menemukan gagasan-gagasan baru dan segara
mengenai penciptaan produk. Metode untuk menciptakangagasan baru meliputi brain
storming (sesi kelompok kecil untuk menstimulasi gagasan), melakukan analisa atas produk
yang sudahada, ataupun melalui survei konsumen.
b. Idea Screening (Penyaringan Gagasan)
Setelah perusahaan mengidentifikasi gagasan produk yang berpotensi, perusahaan
harus menyaringnya. Dalam product screening, kekurangan, ketidakcocokan, atau gagasan
yang tidak menarik lainnya harus disingkirkan dari tindakan lebih lanjut. Tujuan penyaringan
adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk
sedini mungkin.
c. Concept Development and Testing (Pengembangan dan Pengujian Konsep)
Menguji konsep adalah menyajikan konsep produk kepada consumer dan mencoba
mengukur sikap dan ketertarikan konsumer atas konsep awal pengembangan produk tersebut.
Pengujian konsep merupakan cara yang cepat dan tidak mahal untuk mengukur minat
konsumer. Pengujian dilakukan dengan meminta konsumer yang potensial untuk berinteraksi
terhadap sketsa gambar atau deskripsi tertulis yang menggambarkan produk yang akan
dikembangkan.
d. Marketing Strategy Development (Pengembangan Strategi Pemasaran)
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk
ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran,
penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran
keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan
strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan
biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang
yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.
e. Business Analysis (Analisis Bisnis)
Analisis Bisnis dan finansial dilakukan untuk menguji kelayakan finasialdan bisnis
dari konsep pengembangan produk baru. Disini dilakukan analisa terhadap sejumlah aspek,
seperti proyeksi permintaan pasar,perkiraan biaya produksi dan peta persaingan.
f. Product Development (Pengembangan Produk)
Pengembangan produk mengkonversi ide produk baru menjadi bentukfisik dan
sekaligus mengidentifikasi pola strategi pemasaran yang akanditerapkan. Fase ini mencakup
konstruksi produk, packaging, pemilihan brand, brand positioing, dan usage testing.
g. Test Marketing (Pengujian Pasar)
Fase ini mencakup konstruksi produk, packaging, pemilihan brand,brand positioing,
dan usage testing. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kinerja produk dan efektivitas
program pemasaran secara terbatas sebelum a full-scale introduction. Melalui ujipemasaran
ini, perusahaan dapat melakukan observasi perilaku pelanggan secara aktual. Perusahaan juga
dapat melihat reaksi yang dilakukan pesaing, dan juga respon dari para distribution
channelmembers.
h. Commercialization (Komersialisasi)
Setelah pengujian selesai, perusahaan siap untuk mengenalkan produknya ke pasar
yang ditargetkan secara full scale. Sejumlah aspek yang perlu dicermati dalam tahap
commercialization adalah kecepatan penerimaan konsumen dan para distributor, intensitas
distribusi (berapa banyak toko penyalur), kemampuan produksi, serta efektivitas promosi,
strategi harga, dan reaksi persaingan.
Selain hal – hal diatas, point penting lainnya adalah Diferensiasi menjadi suatu strategi yang
baik. Adanya diferensiasi menjadikan suatu produk memilki identitas yang khas dan unik.
Sehingga menjadi pembeda bagi produk pesaing dan memungkinkan untuk sulit ditiru.
Terkadang pula, perilaku konsumen yang sangat sensitif terhadap sesuatu yang baru dan
beda, menjadikan suatu produk yang memiliki diferensiasi dengan produk pesaingnya sangat
dicari konsumen.
Beberapa faktor tambahan yang menghalangi pengembangan produk baru adalah :
· Kelangkaan ide penting pada wilayah tertentu
· Pasar yang terfragmentasi
· Batasan sosial dan pemerintah
· Biaya pengembangan
· Kelangkaan modal
· Waktu pengembangan yang dibutuhkan relatif pendek.
Hal yang harus diperhatikan pula dalam pengenalan awal suatu produk baru adalah
penentuan strategi harga produk tersebut. Dimana strategi harga ini diperlukan untuk
meminimalisir resiko produk tersebut ditolak pasar, karena terlalu mahal atau bahkan terlalu
murah. Berikut ada dua cara bagaimana menentukan harga dari produk baru :
1) Penentuan harga mengambil sebagian pasar
Strategi ini pernah diterapkan oleh Intel ketika meluncurkan chip komputer terbaru.
Mereka meluncurkan chip tersebut ke pasaran dengan harga $1000 per keping. Tentu saja
harga ini hanya bisa dijangkau oleh segmen pasar kelas atas saja. Dengan harga yang tinggi,
intel berusaha untuk mengambil hanya sebagian pasar yakni pasar kelas atas.
Ketika siklus produk mulai mengalami penurunan, akibat banyaknya pesaing serupa yang
masuk dan penjualan mulai melemah. Intel menurunkan harga chip menjadi $200 per keping.
Sehingga chip tersebut menjadi prosesor masal paling lari di pasaran. Dengan cara itu, intel
mengambil pendapatan yang maksimum dari berbagai segmen pasar.
2) Penetapan Harga Penetrasi Pasar
Selain menetapkan harga yang tinggi untuk mengambil sebagian segmen pasar.
Sebagian perusahan justru menggunakan harga penetrasi pasar. Dimana mereka memberikan
harga yang relatif murah, sehingga penjualan produkpun meningkat. Tujuannya adalah agar
perusahaan bisa menembus pasar secara cepat dan menarik banyak pembeli.
Harga Dan Penetapan Harga
Harga mengandung pengertian, suatu nilai tukar dari produk barang atau pun jasa
yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll)

Dalam dunia bisnis harga mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia
perdagangan produk disebut harga, dalam dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis
jasa akuntansi, konsultan disebut fee, biaya transportasi taxi, telepon disebut tariff sedangkan
dalam dunia asuransi disebut premi.

Menurut Kotler (2001:439) Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu
produk atau jasa, atau jumlah dari nilai tukar konsumen atas manfaat-manfaat karena
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang


dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu
faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau
tidak.

Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang
harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna
memenuhi kebutuhan maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter
(Rupiah, Dollar, Yen dll).

Penetapan harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program pemasaran.
Menetapkan harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita dengan aspirasi sasaran
pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.
Dalam penetapan harga, produsen harus memahami secara mendalam besaran sensitifitas
konsumen terhadap harga. Menurut Roberto pada buku Applied Marketing Research, bahwa
dari hasil penelitian menyebutkan isu utama yang berkaitan dengan sensitifitas harga yaitu;
elasitas harga dan ekspektasi harga.

Sedangkan pengertian dari elasitas harga adalah:

 Konsumen cenderung memberikan respon yang lebih besar atas setiap rencana
kenaikan dibandingkan dengan kenyataan pada saat harga tersebut naik.
 Konsumen akan lebih sensitive terhadap penurunan harga dibandingkan dengan
kenaikan harga.
 Elastisitas konsumen akan berkurang ketika melakukan shopping dengan teman atau
dipengaruhi oleh sales person.

Dengan kata lain harga dan penetapan harga adalah suatu proses yang harus dilakukan oleh
perusahaan untuk memberikan nilai suatu produk atau jasa dengan mengkalkulasikan terlebih
dahulu segala macam biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh keuntungan serta
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga.

2.4 Tujuan Penetapan Harga


Dalam teori ekonomi klasik, setiap perusahaan selalu berorientasi pada seberapa besar
keuntungan yang akan diperoleh dari suatu produk atau jasa yang dimilikinya, sehingga
tujuan penetapan harganya hanya berdasarkan pada tingkat keuntungan dan perolehan yang
akan diterimanya. Namun di dalam perkembangannya, tujuan penetapan harga bukan hanya
berdasarkan tingkat keuntungan dan perolehannya saja melainkan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan non ekonomis lainnya.

Berikut adalah tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis dan non ekonomis;

1. Memaksimalkan Laba

Penetapan harga ini biasanya memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin


diperoleh. Semakin besar marjin keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula
harga yang ditetapkan untuk konsumen. Dalam menetapkan harga sebaiknya turut
memperhitungkan daya beli dan variabel lain yang dipengaruhi harga agar keuntungan yang
diraih dapat maksimum.

2. Meraih Pangsa Pasar

Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market atau target
pasar maka suatu perusahaan sebaiknya menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan
harga turun, maka akan memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari market share
pesaing atau kompetitor, sehingga ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga akan
disesuaikan dengan tingkat laba yang diinginkan

3. Return On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha

Setiap usaha menginginkan tingkat pengembalian modal yang tinggi. ROI yang tinggi
dapat dicapai dengan jalan menaikkan profit margin serta meningkatkan angka penjualan.

4. Mempertahankan Pangsa Pasar


Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya penetapan harga yang tepat
agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada

5. Tujuan Stabilisasi Harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan
menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi
seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri
tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan
harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga
pemimpin industri (industry leader)

6. Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan

Perusahaan yang baik menetapkan harga dengan memperhitungkan segala


kemungkinan agar tetap memiliki dana yang cukup untuk tetap menjalankan aktifitas usaha
bisnis yang dijalani.

2.5 Metode Penetapan Harga dan penyesuaian terhadap harga


Setelah perusahaan menentukan dan menetapkan tujuan yang akan dicapai, maka langkah
atau tahapan selanjutnya adalah menentukan metode penetapan harga. Secara umum metode
penetapan harga terdiri dari 3 macam pendekatan, yakni ;

1. Penetapan harga berdasarkan biaya

a) Penetapan Harga Biaya Plus

Didalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya
per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut (
margin )

Rumus ; Biaya Total + Margin = Harga Jual

b)Penetapan Harga Mark-Up

Untuk metode Mark-up ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung harga pokok
pembelian per unit ditambah ( mark-up ) jumlah tertentu

Rumus ; Harga Beli + Mark-Up = Harga Jual

c)Penetapan Harga BEP ( Break Even Point )

Metode pentapan harga berdasarkan keseimbangan antara jumlah total biaya keseluruhan
dengan jumlah total penerimaan keseluruhan.
Rumus ; BEP => Total Biaya = Total Penerimaan

2.Penetapan Harga berdasarkan Harga Pesaing/Kompetitor

Penetapan harga dilakukan dengan menggunakan harga kompetitor sebagai referensi, dimana
dalam pelaksanaannya lebih cocok untuk produk yang standar dengan kondisi pasar
oligopoli. Untuk menarik dan meraih para konsumen dan para pelanggan, perusahaan
biasanya menggunakan strategi harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan
untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan harga di bawah harga
pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.

3. Penetapan Harga Berdasarkan Permintaan

Proses penetapan harga yang didasari persepsi konsumen terhadap value/nilai yang diterima
(price value), sensitivitas harga dan perceived quality. Untuk mengetahui value dari harga
terhadap kualitas, maka analisa Price Sensitivity Meter (PSM) merupakan salah satu bentuk
yang dapat digunakan. Pada analisa ini konsumen diminta untuk memberikan pernyataan
dimana konsumen merasa harga murah, terlalu murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan
dikaitkan dengan kualitas yang diterima.

2.6 STRATEGI PENETAPAN HARGA


Strategi penetapan harga adalah tahapan dimana perusahaan mengklasifikasikan dan
menggolongkan produk atau jasa yang dihasilkannya merupakan ‘produk baru’ yang belum
memiliki konsumen loyal/tetap atau ‘produk yang telah beredar’ yang telah memiliki pangsa
pasar tersendiri.

Strategi penetapan harga ini juga berhubungan dengan siklus kehidupan produk (Product
Life Cycle) dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama yakni, Perkenalan,
Pertumbuhan, Kematangan dan Penurunan.

Secara khusus strategi penetapan harga ini terdiri dari ;

Produk Baru

Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru atau tahap
perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternatif strategi penetapan harga, yaitu

1. Harga Mengapung (Skimming Price)

Memberikan harga tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan labamaksimum


(perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya berbeda dengan produk sejenis
yang lain.)
Pendekatan skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi harga pada segmen tertentu dan
pesaing relatif sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk membatasi permintaan
sampai perusahaan merasa siap untuk melakukan produksi masal. Apalagi skimming dapat
meningkatkan nilai produk menjadi sangat prestisius.

2. Harga Penetrasi

Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa pasar dan permintaan, strategi
ini dapat diterapankan pada situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda,
serta produk tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi. Pendekatan ini juga efektif
terhadap sasaran pasar yang sensitif harga.

Produk Yang Telah Beredar

Strategi penetapan harga untuk produk yang telah beredar ini tentunya tidak terlepas dari
posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam hal ini tahapan siklusnya

berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah perkenalan yakni;

1. Tahap Pertumbuhan

Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat disertai munculnya
pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkan adalah tetap
mempertahankan harga produk/pasar. Ketika pertumbuhan melambat, terapkan strategi harga
agresif ; menurunkan harga untuk mendorong penjualan sekaligus menghadapi persaingan
yang semakin ketat.

2. Tahap Kematangan

Pada tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan kunci efektivitas strategi


penetapan harga. Pada tahapan ini perusahaan harus benar-benar responsif terhadap situasi
pasar, konsumen maupun pesaing. Strategi penetapan harga dapat menggunakan ‘psikologis
konsumen’ maupun ‘pemotongan harga’ (diskon), sehingga perusahaan dapat menjaga
loyalitas konsumen (pangsa pasar) dan meningkatkan jumlah permintaan dan keuntungan
yang diperoleh.

3. Tahap Penurunan

Tahap penurunan produk atau jasa ditandai dengan menurunnya jumlah permintaan
secara terus-menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif
langkah utama yang dapat dipilih. Pertama, strategi diskonting (pemotongan harga) Kedua,
mempertahankan harga tetapi memotong biaya-biaya yang berhubungan dengan produk,
terutama pengeluaran untuk promosi.

2.7 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga


Faktor Internal
a. Tujuan Pemasaran Perusahaan ; (makimalisasi laba; mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan; meraih pangsa pasar yang besar; menciptakan kepeminpinan dlm hal
kualitas; mengatasi persaingan; melaksanakan tanggung jawab sosial ; dll.)
b. Strategi Buran Pemasaran ; (harga perlu dikoordinasikan dan saling menduung dengan
bauran pemasaran lainya yaitu pruduk, ditribusi dan promosi )
c. Biaya ; (merupakan faktor ygpaling menetukan harga minimalyang harus ditetapkan agar
perusahaan tdk mengalami kerugian, dalam hal ini biaya tetap dan variabel)
d. Organisasi ;
 Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus menetapkan harga.
 Setiap perusahaan menangani masalahpenetapan harga menurut caranya masing-masing.
 Pada perusahaan kecil, umumnya harga ditetapkan oleh manajemen puncak.
 Pada perusahaan besar, seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh devisi atau
manajer suatu lini produk.
 Dalam pasar Industri, para wiraniaga diperkenankan untuk bernegoisasi dengan
pelanggannya guna menetapkan rentang (range) harga tertentu.
 Dalam indutri penetapan harga merupakan faktor kunci (misalnya perusahaan minyak,
penerbangan luar angkasa) biasanya setiap perusahaan memiliki departemen penetapan
harga tersendiri yang bertanggung jawab kepada dept. Pemasaran atau manajemen
puncak.
 Pihak-pihak lain yang mempunyai pengaruh terhadap penetapan harga adalah manajer
penjualan, manajer produksi, manajer keuangan dan akuntan

Faktor Ekternal
a. Sifat Pasar dan Permintaan; setiapperusahaan perlu memahami sifat dan permintaan yang
dihadapinya, apakah termasuk pasar persingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli,
atau monopoli. Faktor lain yang tdk kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan
b. Persaingan;( Porter )
Ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri :
 Persaingan dalam industri yang bersangkutan
 Pruduk Substitusi
 Pemasok
 Pelanggan dan
 Ancaman-ancaman baru

Informasi yg dibutuhkan untuk menganalisis karakteritik persaingan yg dihadapi :


 Jumlah Perusahaan dalam Industri
 Ukuran relatif setiap anggota dalam Industri
 Deferensiasi Produk
 Kemudahanuntuk memasuki industri yg bersangkutan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengembangan produk adalah suatu kegiatan
perusahaan guna untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah – ubah.
Perusahaan harus memadukan keputusan – keputusan pemasarannya dengan fungsi
pemasaran yang lain diantaranya pengembangan produk baru. Biasanya bagian pemasaran
mengkoordinasikan tugas – tugas pada bagian dalam perusahaan secara informal. Hal ini
menyebabkan semakin pentingnya strategi pengembangan produk bagi pemasaran suatu
perusahaan

3.2 Saran
Tentunya semua produk akan menjalani siklus daur produk. Pengembangan produk
sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan oleh setiap perusahaan pada produk –
produknya. Untuk menghindari kejenuhan konsumen kepada produknya, sehingga produk
tersebut tidak mengalami tahap decline, yang akan berakibat pada kelangsungan hidup suatu
perusahaan
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip., Keller, Kavin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran Ed. Ke-13 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Analisis Profil UMKM

I. IDENTITTAS UMKM
Nama UMKM : Anfir
Nama Pemilik : Kurniawan
Alamat : Jl. Semampir Tengah B2
Tahun Berdiri UMKM : Desember 2015
Jenis Usaha : Toko sembako
Jumlah karyawan :1
Omzer Perbulan : 3 Juta
Wilayah Penjualan : Semampir dan sekitarnya
Media Premosi : Neon Box

PRICING STRATEGIES : ADDITIONAL CONSIDERATION

Tujuan Penetapan Harga

Dalam teori ekonomi klasik, setiap perusahaan selalu berorientasi pada seberapa besar
keuntungan yang akan diperoleh dari suatu produk atau jasa yang dimilikinya, sehingga
tujuan penetapan harganya hanya berdasarkan pada tingkat keuntungan dan perolehan yang
akan diterimanya. Namun di dalam perkembangannya, tujuan penetapan harga bukan hanya
berdasarkan tingkat keuntungan dan perolehannya saja melainkan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan non ekonomis lainnya.

Toko Anfir dalam menetapkan harga tentu berorientasi pada seberapa besar keuntungan yang
di perolehnya setiap periodenya, lalu melakukan analisis apakah harga yang di tetapkan
relevan atau tidak terhadap faktor – faktor non ekonomis lainnya.

1. Strategi Penetapan Harga Produk Baru

Apa itu harga? Harga merupakan salah satu komponen dari bauran pemasaran, yang mana
didalam harga tersebut terkandung beberapa komponen utama yaitu biaya produksi, distribusi
dan yang pasti keuntungan.

a. Skimming Pricing

Skimming pricing adalah cara menetapkan harga awal yang tinggi ketika produk baru
diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya. Strategi ini biasa digunakan oleh
perusahaan-perusahaan besar yang sudah memiliki brand, dan positioning yang baik di
masyarakat yang kemudian mengeluarkan produk terbaru dengan strategi skimming.

Toko Anfir tidak memakai strategi ini karena, jelas akan menghambat minat konsumen
terhadap produk yang di jualnya, apalagi produk tesebut masih tergolong produk baru.S

b. Penetration Pricing

merupakan strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal produksi, dengan tujuan
dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing.
Dengan harga rendah perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomi dan
menurunnya biaya per-unit. Strategi ini mempunyai perspektif jangka panjang, dimana laba
jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Dalam hal ini toko Anfir menetapkan harga yang rendah untuk produk barunya, karena selain
untuk memperkanealkan produk baru ,toko ini juga melakukan strategi untuk menarik para
pelanggan

2. Strategi Penetapan Harga Berdasarkan Bauran Produk


a. Penetapan Harga Lini Produk

Penggunan Strategi ini yaitu menggunakan titik harga atau menentukan jenjang harga produk
atau jasa yang memang sudah ditetapkan untuk produk oleh lini perusahannya sendiri.
Perusahaan tidak memberikan tambahan dan menargetkan harga pada produk atau jasa utama
yang akan ditawarkan. Dalam penerapan lini produk, toko Anfir harus memutuskan jenjang
harga yang di tetapkan antara berbagai produk dalam lini. Toko Anfir juga melakukan
strategi ini dengan melihat tingkat penjualan dari berbagai macam produk yang dijual.

b. Penetapan Harga Produk Tambahan

Di strategi ini perusahaan mulai menawarkan untuk menjual produk tambahan atau
pelengkap beserta produk utama. Perusahaan mulai memiliki pendapatan tambahan dari
produk-produk tambahan tersebut. Dengan semakin banyaknya produk tambahan perusahaan
dapat memiliki keuntungan yang semakin meluas dan dapat memasukkannya kedalam label
harga bersamaan dengan produk utama. Toko Anfir menjual cookies sebagai produk
tambahan, pelengkapbersama produk utama yang mereka jual. Toko Anfir menjual cookies
tambahan dari produk sembako yang dimiliki karena pemilik toko berfikir bahwa cookies
adalah produk yang tepat jika disandingkan dengan produk sembako lainnya, disini pemilik
toko benar-benar memperhatikan produk mana yang akan dijadikan produk tambahan dari
produk utamanya.

c. Penetapan Harga Produk Terikat

Saat Produk tambahan yang menjadi keuntungan terbesar dibandingkan produk pertama
penetapan harga ini lah yang dimaksudkan. Produk tambahan mungkin bisa lebih tinggi
harganya dibandingkan dengan produk utamanya sendiri sehingga produk tambahan terikat
dan tidak bisa terpisahkan dari produk utama. Menurut hasil wawancara kelompok kami,
pemilik toko tidak terlalu berfokus kepada strategi penetapan ini, pemilik toko lebih berfokus
pada penetapan harga produk lainnya.

d. Penetapan Harga Produk Sampingan

Penetapan Harga Produk Sampingan mulai diterapkan saat Produk sampingan menambahkan
cost ke dalam perusahaan dan biasanya berupa produk sisa atau buangan. Jika diolah dengan
baik produk sampingan bisa menambahkan keuntungan kepada pihak yang memang
membutuhkan. Dengan menggunakan penetapan harga produk sampingan, pemilik toko
mencari pasar untuk produk sampingan ini dan harus menerima berapapun harga yang
menutupi biaya penyimpanan dan pengirimannya.

e. Penetapan Harga Paket Produk

Penetapan Harga Paket Produk saat produk produk dari perusahaan di satukan dan
ditawarkan dengan harga yang realtif murah. Perusahaan berasumsi dengan memberikan
paket – paket seperti ini bisa menstimulisasi konsumen untuk menggunakan produknya. Toko
Anfir sering menggabungkan beberaa produk yang mereka jual seperti menjual paket produk
beras dengan telur. Disini harga paket yang dijualkan lebih rendah atau murah dibandingkan
jika konsumen membeli secara terpisah. Hal tersebut di lakukan agar para produk yang dijual
lakunya seimang dan penjualan produk dapat meningkat.

3. Strategi Penyesuaian Harga

1. Penetapan Harga Diskon dan Pengurangan Harga

Kebanyakan perusahaan menyesuaikan harga dasar mereka untuk memberikan penghargaan


kepada pelanggan karena tanggapan-tanggapan tertentu, seperti pembayaran tagihan yang
lebih awal, volume pembelian yang besar, dan pembelian di luar musim. Penyesuaian-
penyesuian harga itu dinamakan diskon dan pengurangan harga. Toko Anfir biasanya
memberikan sebuah bentuk penghargaan kepada pelanggan karena loyalitasnya, dengan
harapan pelanggan yang berbelanja di toko Anfir dapat terus menerus berbelanja ditoko
tersebut.

2. Potongan harga (allowance) adalah jenis lain pengurangan dari daftar harga. Potongan
harga terbagi menjadi dua yaitu :

a. Potongan harga tukar tambah, adalah pengurangan harga yang diberikan karena
menukarkan barang lama ketika membeli barang baru.

b. Potongan harga promosi adalah pembayaran atau pengurangan harga sebagai imbalan
bagi para dealer karena berpartisipasi dalam program pemasangan iklan dan dukungan
penjualan.

Menurut hasil wawancara kami dengan pemilik toko, pemilik toko lebih sering menggunakan
potongan harga tukar tambah, karena banyak produk yang dijual terkadang ada yang kemasan
lama.

3. Penetapan Harga Tersegmentasi

Perusahaan sering menyesuaikan harga dasar mereka untuk memperhitungkan adanya


perbedaan-perbedaan jenis pelanggan, produk, dan lokasi. Dalam penetapan harga
tersegmentasi, perusahaan menjual barang atau jasa pada dua atau lebih harga, walaupun
perbedaan harga tersebut tidak didasarkan pada perbedaan biaya. Dalam hal ini toko Anfir
tidak membeda-bedakan berbagai jenis kalangan pelanggan, karena harga produk yang dijual
semua dipukul rata.
4. Penetapan Harga Psikologis

Sebuah pendekatan penetapan harga yang mempertimbangkan psikologi harga dan tidak
semata-mata harga ekonomi. Aspek lain dari penetapan harga psikologi adalah harga acuan.
Harga acuan adalah harga-harga yang lekat dibenak pembeli dan mereka gunakan sebagai
acuan ketika melihat produk tertentu. Harga acuan bisa dibentuk dengan mencatat harga-
harga sekarang, dengan mengingat harga-harga masa lalu, atau mengkaji situasi pembelian.
Terkadang pembeli di toko Anfir sering kali menggunakan harga acuan saat terjadi kenaikan
harga produk tertentu.

5. Penetapan Harga Promosi

Menetapkan harga produk secara temporer di bawah daftar harga dan kadang-kadang bahkan
di bawah biaya, untuk meningkatkan penjualan jangka pendek. Seperti produk mie yang akan
mendekati masa kadaluwarsa, biasanya pemilik toko akan menjual nya dengan harga rendah
untuk meningkatkan penjualan jangka pendek

6. Penetapan Harga secara geografis

Perusahaan harus memutuskan cara menetapkan harga bagi para pelanggan yang berlokasi di
bagian negara atau bagian dunia yang berbeda. Dalam hal ini tidak ada yang dapat kelompok
kami analisis dikarenakan pemilik toko tidak memperhitungkan sampai tahap ini.

7. Penetapan Harga Internasional

Harga harus ditetapkan oleh perusahaan di negara tertentu tergantung dari banyak
faktor, yang meliputi kondisi perekonomian, situasi persaingan, hukum dan peraturan, dan
kemajuan sistem perdagangan besar dan eceran. Dalam hal ini tidak ada yang dapat kami
analisis, karena toko Anfir beroperasi dalam skala nasional.

Anda mungkin juga menyukai