Disusun Oleh:
Sahrul (216221025)
Alyu Novaul Karim (216221026)
2. Rumusan Masalah
a. Apa Itu Hakikat Pada Produk
b. Macam-Macam Klasifikasi Produk
c. Pengertian Merek (Brand)
d. Pengertian Kemasan (Packaging)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Produk
1. Terimonologi Desain
Desain merupakan suatu proses yang dapat dikatakan telah seumur dengan keberadaan
manusia di bumi. Hal ini sering tidak kita sadari. Akhirnya, sebagian dari kita
berpendapat seolah-olah desain baru dikenal sejak zaman modern dan merupakan bagian
dari kehidupan modern.
Dalam bahasa sehari-hari desain sering di artikan sebagai sebuah perencanaan, rencana
atau gagasan. Pengertian seperti ini tidak sepenuhnya salah tetapi juga tidak sepenuhnya
benar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan baha desain sepadan dengan kata
perencanaan. Namun demikian, kita merancang/rancang atau rancang bangun yang sering
disepadankan dengan kata desain ini nampaknya belum dapat mengartikan desain secara
lebih luas. Kata “Desain” yang sebenarnya merupakan kata baru yang merupakan peng-
Indonesia-an dari kata design tetap dipertahankan. Kata desain ini menggeser kata
rancang bangun karena kata tersebut tidak dapat mewadahi kegiatan, keilmuan, keluasan
dan pamor profesi atau kompetensi.
Pengertian desain dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan konteksnya. Desain dapat
juga diartikan sebagai suatu kreasi seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan cara
tertentu pula. Desain juga dapat merupakan pemecahan masalah dengan suatu target yang
jelas. Sedangkan menurut Alexander (1963) desain merupakan temuan unsur fisik yang
paling objektif. Atau desain merupakan tindakan dan inisiatif untuk merubah karya
manusia (Jones, 19730).
Jika istilah “desain” maknanya adalah “rencana”, maka “rencana” adalah bendanya
(benda yang dihasilkan dalam proses perencanaan). Kegiatannya disebut “merencana”
atau “merencanakan”. Pelaksananya disebut “perencana”, sedangkan segala sesuatu yang
berkaitan erat dengan proses pelaksanaan pembuatan suatu rencana, disebut
“perencanaan”. Jadi kata “mendesain” mempunyai pengertian yang secara umum setara
dengan “merencana”, merancang, rancang bangun, atau merekayasa, yang artinya setara
dengan “designing”. Istilah mendesain mempunyai makna : melakukan
kegiatan/aktivitas/proses untuk menghasilkan suatu desain (palgunadi, 2007).
Berdasarkan definisi tersebut diatas, bahwa desain tidak semata-mata racangan diatas
kertas, tetapi juga proses secara keseluruhan sampai karya tersebut terwujud dan memiliki
nilai. Desain merupakan aktivitas praktis yang meliputi juga unsur-unsur ekonomi,
global, sosial, teknologi dan budaya dalam berbagai dinamikanya.
Desain produk merupakan salah satu bidang ke ilmuan yang terintegrasi dengan segala
bentuk aspek kehidupan manusia dari masa kemasa. Memadukan unsur khayal/imajinasi
dan orientasi penemuan solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi manusia dengan
menjembatani estetika serta teknologi yang masing-masingnya dinamis dan memiliki
pola tertentu dalam perkembangannya.
Lingkup desain produk dapat dikatakan hampir tidak terbatas, melingkupi semua aspek
yang memungkinkan untuk dipecahkan oleh profesi/kompetensi ini. Namun demikian
jika mengacu pada perkembangan internasional, terdapat wilayah profesi yang tegas
terdiri atas desain produk, desain grafis dan desain interior. Wilayah desain yang
disebutkan ini wilayah desain yang diletakkan pada bidang seni rupa. Berdasarkan
pembagian wilayah desain tersebut, desain produk merupakan salah satu dari wilayah
desain yang ada.
Desain produk merupakan terjemahan dari Industrial Design. Sebagian parah ahli
menerjemahkan Industrial Design dengan desain produk. Sebagian yang lain
menerjemahkan dengan desan industri. Penerjemahan yang terakhir dirasa kurang tepat,
karena yang didesain bukanlah industrinya melainkan produknya (Adhi Nugroho, 1989).
Dalam perkembangan selanjutnya profesi ini terbagi atas beberapa kelompok kompetensi
(mungkin juga dapat berubah sesuai perkembangan zaman), yaitu :
Meski dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, namun secara umum mendesain
produk mempunyai mekanisme yang sama dalam berpikir kreatif dalam perancangan
sebuah produk, sehingga produk tersebut memenuhi nilai-nilai fungsional yang tepat dan
menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi manusia dengan tidak meninggalkan aspek
kenyamanan user/pengguna melalui teknik-teknik dan ketentuan-ketentuan tertentu dan
pada akhirnya diteruskan menjadi siklus hidup produk yang ditentukan oleh pola
perancangan awal baik itu inovasi, modifikasi maupun duplikasi.
Desain produk adalah pioner dan kuci kesuksesan sebuah produk menembus pasar
sebagai basic bargain marketing, mendesain produk berarti membaca sebuah pasar,
kemauan mereka, kemampuan mereka, pola pikir mereka serta banyak aspek lain yang
akhirnya mesti diterjemahkan dan di aplikasikan dalam perancangan sebuah produk.
Kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus sebuah pasar dientukan oleh
bagaimana sebuah desain mampu beradaptasi akan perubahan-perubahan dalam bentuk
apapun yang terjadi dalam pasar yang dimasuki produk tersebut, sehingga kemampuan
tersebut menjadi nilai keberhasilan bagi produk itu sendiri dikemudian hari. Dengan
krusialnya bentuk tanggung jawab seorang desainer produk industri dalam perancangan
sebuah produk, desainer produk harus memiliki pengetahuan dan riset yang baik sebelum
merancang sebuah produk, proses tersebut tidak ayal lagi membutuhkan waktu yang
kadang-kadang tidak singkat dalam perancangannya. Ketajaman berpikir dan membaca
peluang sangatlah dominan dalam menentukan rating desainer tersebut.
a) Faktor Performansi, suatu desain itu harus praktis, ekonomis, aman sesuai dengan
kondisi psikologis dan fisiologis manusia (ergonomic) maka perlu
mempertimbangkan:
Kenyamanan
Kepraktisan
Keselamatan/keamanan
Kemudahan dalam penggunaan
Kemudahan dalam pemeliharaan
Kemudahan dalam perbaikan.
b) Faktor Fungsi, suatu desain secara fisik dan teknis harus bekerja sesuai dengan
fungsi yang dituntut. Oleh karena itu pula mempertimbangkan:
Kelayakan
Kehandalan
Spesifikasi dari material
Struktur penggunaan atau sistem tenaga
c) Faktor Produksi, desain harus memungkinkan untuk diproduksi sesuai dengan
metode dan proses yang tela ditentukan. Untuk itu perlu mempertimbangkan:
Permesinan
Bahan baku
Sistem proses produksi
Tingkat ketrampilan tenaga kerja
Biaya produksi
Standarisasi
d) Faktor Pemasaran, desain dapat dikatakan berhasil jika jangkauan pasar semakin luas
dan masa hidup design lifa dapat bertahan dalam waktu yang lama. Untuk itu
dipertimbangkan, meliputi:
Selera konsumen
Citra produk
Sasaran pasar
Penentuan harga
Saluran distribusi
e) Faktor Kepentingan Produsen, desain produk yang dihasilkan harus bertujuan
menghasilkan keuntungan atau laba, sehingga akan menjamin kelangsungan hidup
produsen. Dengan demikian perlu mempertimbangkan:
Identitas Perusahaan
Status (swasta, pemerintah, yayasan, dan lain-lain)
f) Faktor Kualitas Bentuk, suatu desain harus dibuat sedemikian rupa agar menarik
sehingga menimbulkan kenikmatan estetis. Hal ini penting dalam meningkatkan cita
rasa seseorang/ masyarakat/ konsumen. Untuk itu perlu diperhatikan:
Spirit dan gaya jaman, senantiasa menandai style suatu desain produk. Sebagai
contoh pada jaman terjadi gerakan seni dan kriya atau lebih dikenal dalam bahasa
Inggris sebagai art and craft movement (suatu gerakan pada akhir masa revolusi
industry yang mementingkan komitmen kerja dan keindahan), yang menolak
estetika yang dihasilkan oleh produksi secara missal, karena dianggap sebagai
penyebab utama hilangnya keindahan individual. Pada gerakan ini, mesin
dianggap menghantui seni dari pertukangan (industry) karena barang yang
dikerjakan mesin sudah menjadi standarisasi sendiri. Gerakan ini ingin
menjadikan seni sebagai bagian dari komunitas dan seniman seharusnya juga
seorang perajin kriya. Setiap karya digarap dengan serius dan teliti.
Estetika dan Daya tarik, desain tidak sekedar membuat struktur, konstruksi dan
bentuk saja, sebagaimana pendapat plato dalam Bertram (1938) bahwa prinsip
pembuatan benda dihubungkan dengan segi keindahan dan keserasian, yang
merupakan factor penting dalam desain, karena sekuat apapun kontruksinya,
sebagus apapun bahannya, jika tidak memiliki sentuhan keindahan maka tidak
akan diminati oleh konsumen.
Penyelesaian detail dan finishing, sebuah desain merupakan rencana yang akan
diimplitasikan dalam karya jadi. Jika sebuah prodk dikerjakan secara
serampangan akan terlihat tidak propesional.
g) Karakteristik Produk, merupakan hal yang penting untuk diketahui dalam
menganalisis hubungan antara konsumen dengan produk yang digunakan. Sebagian
dari karakteristik tersebut terbukti dapat mempengaruhi keberhasilan suatu produk
atau merek. Menurut Peter Paul & Jerry C Olson (2008:170) mengenai karakteristik
produk yaitu :
Kompabilitas Adalah sejauh mana suatu produk konsisten dengan afeksi, kognisi,
dan perilaku konsumen saat ini.
Kemampuan untuk di uji coba Kemampuan untuk di uji coba menjelaskan sejauh
mana suatu produk dapat dicoba dalam jumlah yang terbatas atau dipilah-pilah ke
dalam jumlah-jumlah yang lebih kecil jika untuk melakukan uji coba ternyata
membutuhkan biaya yang tinggi.
Kemampuan untuk ditelitiMengacu pada sejauh mana produk atau dampak yang
dihasilkan produk tersebut dapat dirasakan oleh konsumen lain. Produk baru yang
dikenal masyarakat dan sering didiskusikan cenderung diadopsi lebih cepat.
Kecepatan Adalah seberapa cepat manfaat suatu produk dipahami oleh konsumen,
karena sebagian konsumen masih berorientasi pada kepuasan yang dengan cepat
dirasakan ketimbang yang ditunda, produk yang dapat memberikan manfaat lebih
cenderung berkemungkinan lebih tinggi untuk paling tidak dicoba oleh konsumen.
Kesederhanaan Adalah sejauh mana suatu produk dengan mudah dimengerti dan
digunakan konsumen.
Manfaat relative Adalah sejauh mana produk memiliki keunggulan bersaing yang
bertahan atas kelas produk, bentuk produk, dan merek lainnya.
Simbolisme produk Apakah makna suatu produk atau merek bagi konsumen dan
bagaimanakah pengalaman konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
B. Klasifikasi Produk
Product classification adalah cara mengatur produk ke dalam beberapa kategori yang
didasarkan pada perilaku pembelian konsumen, kesamaan dengan merek kompetitor, dan
kisaran harga, menurut HubSpot.
Proses klasifikasi produk tersebut dapat membantu marketer untuk menargetkan kebutuhan
konsumen dengan lebih spesifik. Product classification juga bisa menjadi acuan marketer
saat merancang iklan atau kampanye untuk produk atau layanan mereka.
Tak hanya itu, ada beberapa manfaat lain dari melakukan product classification di
antaranya adalah:
Merek atau brand adalah suatu tanda atau simbol yang terdiri dari nama, istilah, gambar,
logo, lambang, desain atau kombinasi dari semua itu yang ditujukan untuk mengidentifikasi,
mendefinisi atau memberi identitas kepada suatu barang atau layanan (jasa) dari suatu
penjual serta membedakannya dari pesaing.
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merk dan Indikasi Geografis,
menyebutkan bahwa merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Merek merupakan suatu tanda pengenal dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa yang
sejenis dan sekaligus merupakan jaminan mutunya bila dibandingkan dengan produk barang
atau jasa sejenis yang dibuat pihak lain. Merek mengandung janji perusahaan untuk secara
konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), merek adalah nama, istilah, tanda,
lambang, atau desain atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan
identitas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan
membedakan produk itu dari produk pesaing.
Menurut Tjiptono (2008), merek adalah logo, instrument legal (hak
kepemilikan), perusahaan, shorthand notation, risk reducer, positioning,
kepribadian, rangkaian nilai, visi, penambah nilai, identitas, citra, relasi dan
evolving entity.
Menurut Simamora (2001), merek adalah nama, tanda, simbol, desain atau
kombinasinya yang ditunjukan untuk mengidentifikasi dan mendefenisi barang
atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain.
Menurut Rangkuti (2002), merek adalah nama dan simbol yang bersifat
membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud
mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok
penjual tertentu.
Menurut Alma (2007), merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan
identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar
atau kombinasi keduanya.
1. Bagian-bagian Merek
Menurut Kotler dan Keller (2009), suatu merek umumnya terdiri dari beberapa bagian,
yaitu:
Nama merek (brand name), adalah sebagian dari merek dan yang diucapkan.
Tanda merek (brand merk), adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal,
tetapi tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain, huruf, atau warna khusus.
Tanda merek dagang (trademark), adalah merek atau sebagian dari merek yang
dilindungi hukum karena kemampuannya menghasilkan sesuatu yang istimewa.
Hak cipta (copyright), adalah hak istimewa yang dilindungi undang-undang
untuk memproduksi, menertibkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau
karya seni.
2. Fungsi dan Manfaat Merek
Merek berfungsi untuk memberi identitas pada barang atau jasa dan berfungsi menjamin
kualitas suatu barang dan jas bagi konsumen. Merek juga berfungsi sebagai penbeda
dari produk barang atau jas yang dibuat oleh seseorang atau badan hukum dengan
produk barang atau jasa yang dibuat oleh seseorang atau badan hukum lain. Menurut
Saidin (2004), fungsi merek antara lain adalah sebagai berikut:
Menurut Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, secara umum merek
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Merek Dagang, yaitu merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
Merek Jasa, yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Merek Kolektif, yaitu merek yang digunakan pada barang dan atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan atau jasa
sejenis lainnya.
Berdasarkan wujudnya, merek dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
Merek lukisan. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud lukisan atau
gambar antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang
sejenis. Contoh: merek cat Kuda Terbang, yaitu lukisan atau gambar kuda
bersayap yang terbang.
Merek kata. Merek ini mempunyai daya pembeda dalam bunyi kata antara
barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis.
Contoh: Pepsodent untuk pasta gigi, Ultraflu untuk obat flu, Toyota untuk mobil.
Merek huruf atau angka. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud
huruf atau angka antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang
lain yang sejenis. Contoh: ABC untuk kecap dan sirup, 555 untuk buku tulis.
Merek nama. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud nama antara
barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis.
Contoh: Louis Vuiton untuk tas, Vinesia untuk dompet.
Merek kombinasi. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud
lukisan/gambar dan kata antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau
jasa yang lain yang sejenis. Contoh: jamu Nyonya Meneer yang merupakan
kombinasi gambar seorang nyonya dan kata-kata nyonya Meneer.
Menurut Harahap (1996), berdasarkan tingkatannya merek dibagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu:
Kemasan produk tidak dapat dipisahkan dari proses distribusi ataupun pemasaran. Melalui
kemasan produk, masyarakat bisa mendapatkan banyak manfaat yang menghasilkan rasa
aman dan kenyamanan dalam penggunaannya.
Secara umum, kemasan dapat berarti suatu material pembungkus suatu produk yang
digunakan untuk melindungi dari terjadinya kerusakan dari produk tersebut. Maka dari itu,
peran kemasan produk sangatlah penting bagi produk itu sendiri.
1. Kemasan Produk
Kemasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bungkus pelindung dalam
suatu barang dagangan yang dihasilkan dari kegiatan mengemas. Rodrigues berpendapat
bahwa kemasan produk adalah kemasan yang mengubah kondisi dari bahan pangan dengan
penambahan senyawa aktif sehingga mampu memperpanjang usia simpan dari bahan pangan
yang dikemas dan juga meningkatkan keamanan serta tetap mempertahankan kualitas.
a) Struktur Isi
Kemasan Primer, yakni bahan yang diolah menjadi wadah langsung untuk bahan
makanan, seperti botol minum dan kaleng susu.
Kemasan Sekunder, yakni kemasan yang berfungsi untuk memberikan
perlindungan pada kemasan primer, seperti kotak kardus dan kotak peti kayu.
Kemasan Tersier, yakni kemasan yang dapat digunakan untuk melindungi
produk dalam proses penyimpanan, identifikasi, atau pengiriman.
b) Frekuensi Pemakaian
Kemasan Disposable, yaitu kemasan yang hanya bisa digunakan satu kali,
seperti kemasan daun pisang dan plastik.
Kemasan Multi Trip, yaitu kemasan yang bisa digunakan berkali-kali dan bisa
dikembalikan kepada penjual untuk digunakan kembali, seperti botol kaca pada
saus atau galon air minum.
Kemasan Semi Disposable, yaitu kemasan yang bisa digunakan kembali oleh
konsumen, seperti botol kaca sirup atau kaleng biskuit.
c) Tingkat Kesiapan Pakai
Kemasan Siap Pakai adalah kemasan yang siap diisi dan digunakan yang sejak
pertama kali diproduksi sudah berbentuk atau berwujud, misalnya kaleng atau
botol.
Kemasan Siap Dirakit adalah kemasan produk yang membutuhkan perakitan
ulang sebelum akhirnya bisa diisi dengan produk tersebut, misalnya adalah
aluminium foil, kertas kemas, dan plastik.
3. Kriteria Kemasan Produk yang Baik
Setelah mengetahui berbagai jenis kemasan produk, saatnya mengetahui apa syarat
pengemasan produk atau kriteria kemasan produk yang baik. Penggunaan kemasan yang
baik diyakini mampu membantu perusahaan untuk membangun ekuitas merek dan
mendorong terjadinya peningkatan dalam penjualan. Kemasan produk bisa dikatakan
baik apabila telah memenuhi sepuluh kriteria kemasan yang berkualitas berikut ini:
a) Praktis
Kemasan sangat diperlukan untuk memudahkan pengiriman yang dilakukan oleh
perusahaan, memudahkan pengangkutan produk, dan mempermudah dalam proses
penyimpanan serta penataannya.
b) Bersifat non toxic atau inert
Kemasan dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi produk yang ada didalamnya
baik dari segi warna, rasa, aroma, serta tidak menimbulkan reaksi kimia yang dapat
merusak kondisi produk.
c) Aman
Aman di sini dapat berarti penggunaan kemasan mampu melindungi keamanan
internal produk dan menghindari gangguan eksternal yang mungkin terjadi, seperti
panas atau dingin, sinar matahari, bau tidak sedap, benturan, gesekan, dan lain
sebagainya.
d) Kedap air
Kemasan yang akan digunakan harus mampu mempertahankan kelembaban di
bawah tekanan tertentu supaya air tidak masuk ke dalam kemasan yang nantinya
bisa mengganggu atau merusak internal produk.
e) Tidak mudah bocor
Agar tidak terjadi kebocoran, pengemasan perlu dilakukan dengan baik dan
kemasan yang digunakan memiliki kepadatan bahan yang baik. Sehingga, produk
internal terjaga saat terjadi guncangan atau gangguan eksternal lainnya.
f) Tahan panas
Kemasan yang baik membutuhkan ketahanan panas yang baik pula. Tujuannya
adalah agar produk yang ada didalamnya dapat terjaga kondisinya dengan
maksimal.
g) Efisien
Kemasan yang baik akan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas yang
dibutuhkan untuk menggunakannya. Semakin mudah digunakan, semakin sedikit
waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkannya.
h) Menarik
Selain berfungsi untuk melindungi isi produk, kemasan produk juga harus mampu
menciptakan daya tarik bagi konsumennya. Sebagai brand image dari suatu
perusahaan, kemasan pada produk yang digunakan bisa menjadi media promosi
yang efektif.
i) Ekonomis
Hal ini mengacu pada kebutuhan ekonomi masyarakatnya. Dengan kata lain,
pengemasan haruslah dapat memenuhi permintaan pasar, kelompok sasaran, dan
tujuan pembelinya.
j) Terstandarisasi
Pengemasan yang baik membutuhkan waktu untuk memenuhi standar yang telah
ditetapkan, termasuk pada ukuran, bentuk, berat, serta mudah ditangani dan diolah
kembali.
4. Tips Membuat Kemasan Produk yang Baik
Setelah memahami komponen penting dari kemasan produk, kini saatnya memberikan
beberapa tips untuk membuat kemasan produk yang menarik.
Pada dasarnya, kemasan produk merupakan satu hal yang yang sama pentingnya dengan
produk itu sendiri. Memberikan kemasan pada produk berguna untuk melindungi dan
mencegah terjadinya kerusakan pada produk, mempertahankan kondisi produk, dan
meningkatkan nilai jual produk tersebut. Kemasan produk juga bisa digunakan sebagai
identitas suatu perusahaan yang akan memudahkan masyarakat mengenali produk yang
ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Peran kemasan produk tidak hanya sampai di situ.
Terbukti dengan desain kemasan produk yang menarik, penggunaan kemasan pada produk
mampu meningkatkan penjualan dan memberi kemudahan dalam mempromosikannya.
Kemasan produk memiliki fungsi yang beragam. Tidak hanya sebagai tempat, namun
juga bisa menjadi sebuah identitas bagi perusahaan. Adapun fungsi kemasan produk
yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:
a) Fungsi Protektif
Fungsi ini berkaitan dengan proteksi pada produk, perbedaan iklim, prasarana
transportasi, dan saluran distribusi yang berdampak pada pengemasan. Dengan
penggunaan kemasan yang mampu melindungi, konsumen tidak perlu
mengkhawatirkan produk yang diterima akan rusak atau cacat. Fungsi protektif juga
bisa menjadi jawaban pertanyaan “Apa fungsi kemasan terkait dengan pengemasan
produk?” yang sering muncul ketika membahas kemasan produk.
b) Fungsi Promosional
Untuk mempermudah dalam melakukan proses promosi, perusahaan akan
mempertimbangkan kecenderungan konsumen terhadap beberapa aspek seperti
warna, ukuran, serta penampilan produk.
Kemasan produk yang digunakan dalam proses promosi memiliki fungsi untuk:
a) Self service, kemasan produk dapat menjelaskan ciri khas dari sebuah produk yang
dijual, hal ini memungkinkan setiap produk akan memiliki bentuk kemasan yang
berbeda-beda.
b) Consumer Affluence, desain kemasan produk yang kreatif, kenyamanan, keandalan,
tampilan, dan prestise dari kemasan yang berkualitas tinggi terbukti mampu
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk meskipun harus membayar
dengan harga yang tinggi.
c) Company and Brand Image, kemasan merupakan brand image dari perusahaan.
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat memberikan kekuatan bagi
perusahaan, dengan demikian konsumen akan lebih mudah mengenali perusahaan
atau merek produk yang ditawarkan.
d) Innovation Opportunity, inovasi yang dilakukan berkaitan dengan kemasan produk
akan memberikan manfaat baik bagi konsumen maupun perusahaan. Tentunya hal
ini juga bisa menguntungkan bagi perusahaan tersebut.
6. Tujuan Kemasan Produk
PENUTUP
1. Kesimpulan
Merek atau brand adalah suatu tanda atau simbol yang terdiri dari nama, istilah, gambar,
logo, lambang, desain atau kombinasi dari semua itu yang ditujukan untuk mengidentifikasi,
mendefinisi atau memberi identitas kepada suatu barang atau layanan (jasa) dari suatu
penjual serta membedakannya dari pesaing. Menurut Kotler dan Armstrong (2008), merek
adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain atau kombinasi dari semua ini yang
memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan
membedakan produk itu dari produk pesaing. Merek berfungsi sebagai penbeda dari produk
barang atau jas yang dibuat oleh seseorang atau badan hukum dengan produk barang atau
jasa yang dibuat oleh seseorang atau badan hukum lain. Selanjutnya membuat kriteria
kemasan produk yang baik setelah mengetahui berbagai jenis kemasan produk, saatnya
mengetahui apa syarat pengemasan produk atau kriteria kemasan produk yang baik.
Kemasan produk dapat menjelaskan ciri khas dari sebuah produk yang dijual, hal ini
memungkinkan setiap produk akan memiliki bentuk kemasan yang berbeda-beda.
2. Saran
Untuk Mendapatkan hasil produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka
diperlukan desain produk yang pas supaya dapat menarik konsumen untuk menggunakan
produk tersebut. Tetapi, harus juga mendukung dalam hal kualitas sehingga tidak
mengecewakan atau menurunkan minat konsumen dalam menggunakan produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/25416720/Makalah_desain_produk
http://gudangilmusyariah.blogspot.com/2015/04/desain-produk-dalam-manajemen-
pemasaran.html
https://www.studocu.com/id/document/institut-teknologi-sepuluh-nopember/manajemen-
proyek/permasalahan-dan-tantangan-desain-produk/47014708
https://www.ekrut.com/media/desain-produk
https://glints.com/id/lowongan/product-classification-adalah/#.Y_Q4ibd8oVE
https://kledo.com/blog/klasifikasi-produk/
https://majoo.id/solusi/detail/fungsi-kemasan-produk