Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

“DESAIN PRODUKSI DAN MENGHITUNG BEP”


Guru Pengampu :
Hj.Nurlian S.Pd

KELOMPOK : 3 (TIGA)
KELAS : XI TKJ 1

DI SUSUN OLEH :
 ISRAWAN RYAN SAPUTRA
 MUTMAINNAH
 NUR IMTIKHANAH
 NAYLA SYAHRANI
 GINA AULIA

SMKN 6 KOLAKA
TAHUN AJARAN 2023/2024
MATERI 1 : DESAIN PRODUKSI / RANCANGAN PRODUK
1. Pengertian Desain Produksi Dan Desain Produk
a. Pengertian Desain Produk
Desain produk adalah suatu proses kreatif yang melibatkan perencanaan, pengembangan,
dan pembuatan suatu produk. Desain tidak hanya mencakup aspek visual, tetapi juga
memperhitungkan aspek fungsional, ergonomi, keamanan, dan keberlanjutan. Dalam
konteks ini, desain produk merangkum segala keputusan yang diambil untuk menciptakan
suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pengguna.
b. Pengertian Desain Produksi
Desain produksi melibatkan perencanaan dan pengorganisasian seluruh proses produksi
suatu barang atau produk. Ini mencakup pemilihan metode produksi, material yang akan
digunakan, serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai efisiensi dan
kualitas yang diinginkan. Desain produksi tidak hanya terbatas pada tahap awal,
melainkan juga melibatkan pemikiran tentang proses produksi yang optimal dan efektif.
c. Perbedaan Antara Desain Produk dan Desain Produksi
Meskipun seringkali digunakan secara bersamaan, desain produk dan desain produksi
memiliki perbedaan yang signifikan:
1) Desain Produk:
 Fokus pada pengembangan bentuk, fungsi, dan estetika suatu produk.
 Lebih bersifat kreatif dan inovatif.
 Mempertimbangkan pengalaman pengguna dan aspek pasar.
 Tujuannya adalah menciptakan produk yang diinginkan oleh konsumen.
2) Desain Produksi:
 Lebih berkaitan dengan proses teknis dan manufaktur dalam pembuatan produk.
 Mempertimbangkan efisiensi produksi, biaya, dan keberlanjutan.
 Menyesuaikan desain produk agar sesuai dengan kemampuan produksi.
 Tujuannya adalah memastikan bahwa produk dapat diproduksi secara efisien
tanpa mengorbankan kualitas.

2. FUNGSI DESAIN MENURUT PARA AHLI


Fungsi desain menurut para ahli melibatkan berbagai aspek dan tujuan. Berikut adalah
beberapa pendapat dan pengertian desain yang diberikan oleh para ahli:
1) Dudy Wiyancoko: Menurut Dudy Wiyancoko, desain adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan pembuatan konsep, analisis data, perencanaan proyek, rendering,
perhitungan biaya, prototyping, frame testing, dan test riding.
2) Soekarno dan Lanawati Basuki: Menurut Soekarno dan Lanawati Basuki, pengertian
desain adalah pola desain yang menjadi dasar pembuatan suatu objek, seperti pakaian
3) Oxford Dictionaries: Menurut Oxford, desain adalah rencana atau gambar yang dibuat
untuk menunjukkan penampilan dan fungsi atau cara kerja suatu bangunan, pakaian, atau
benda lainnya sebelum dibuat
4) Bruce Nussbaum: Menurut Bruce Nussbaum, desain adalah wahana pembantu untuk
melaksanakan inovasi pada berbagai kegiatan industri dan bisnis
5) J.B. Jackson: Menurut J.B. Jackson, desain adalah proses kreatif untuk merancang sesuatu
sehingga menciptakan suatu hal yang fungsional bagi penggunanya.
Fungsi desain meliputi beberapa aspek, seperti:
 Merupakan alat untuk mengkomunikasikan kreasi baru seorang desainer kepada
masyarakat
 Menjadi sarana desainer untuk menyampaikan ide atau karya ciptanya kepada khalayak
 Mempercepat proses pekerjaan dengan mengelola berbagai aspek sebelum membuat
objek
 Menyampaikan pesan dalam bentuk grafis untuk menggambarkan perasaan dan menarik
perhatian pengguna.

3. JENIS-JENIS DESAIN PRODUK


Menurut Henry Wu, terdapat tiga jenis desain utama dalam konteks desain produk, yaitu:
1. Desain Sistem:
Desain sistem berkaitan dengan pengembangan produk secara menyeluruh, yang
melibatkan interaksi dan keterkaitan antara komponen-komponen berbeda dalam suatu
sistem. Desain sistem mempertimbangkan bagaimana setiap elemen saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan keseluruhan produk. Ini mencakup integrasi teknologi,
fungsionalitas, dan keberlanjutan.
2. Proses Desain:
Proses desain adalah jenis desain yang berfokus pada langkah-langkah konkret yang
diperlukan untuk menghasilkan suatu produk. Ini mencakup tahapan identifikasi
kebutuhan, perancangan konsep, pengembangan prototipe, produksi, pemasaran, dan
pemeliharaan. Proses desain membantu memandu tim pengembangan produk melalui
serangkaian langkah-langkah untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.
3. Desain Antarmuka (Interface):
Desain antarmuka (interface) menitikberatkan pada cara pengguna berinteraksi
dengan produk, khususnya melalui antarmuka pengguna. Ini melibatkan desain elemen-
elemen seperti tombol, menu, ikon, dan alur kerja untuk menciptakan pengalaman
pengguna yang intuitif, efisien, dan memuaskan. Desain antarmuka menjadi kritis dalam
produk digital seperti aplikasi, situs web, dan perangkat lunak.
Adapun Desain arsitektur dan desain multimedia adalah dua jenis desain yang terkait
dengan perencanaan dan pengembangan yaitu.
1) Desain Arsitektur:
Desain arsitektur adalah jenis desain produk yang terkait dengan perencanaan dan
pengembangan bangunan serta struktur fisik. Fokus utamanya mencakup aspek
perencanaan ruang, estetika, dan keamanan bangunan. Desain arsitektur melibatkan
pengambilan keputusan terkait dengan tata letak ruang, pemilihan material, dan estetika
arsitektural guna menciptakan bangunan yang fungsional, estetis, dan sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
Contoh desain produk fisik:Coca-cola.Pepsi,KFC,McDonald’s,Ipod,Iphone,Macbook,Mobil
Tesla,Honda,dst
2) Desain Multimedia:
Desain multimedia berkaitan dengan pengembangan produk berbasis digital, seperti
desain situs web, aplikasi mobile, dan konten multimedia interaktif. Desainer multimedia
bertanggung jawab untuk menciptakan pengalaman pengguna yang menarik dan efektif
melalui penggunaan elemen visual, audio, dan interaktivitas. Desain multimedia
mencakup aspek tata letak, warna, grafik, animasi, dan navigasi untuk menciptakan
produk digital yang menarik dan berfungsi dengan baik.
Contoh desain produk digital:Windows OS,Aplikasi Gojek,Aplikasi Tokopedia,Situs berita
online,Aplikasi Game (PUBG, Free Fire, dst).

4. Proses Desain Produk


Proses desain produk melibatkan serangkaian langkah dan keputusan yang diambil
untuk menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan pengguna dan mempertimbangkan
aspek-aspek estetika, fungsionalitas, dan keberlanjutan. Berikut adalah tahapan umum
dalam proses desain produk:
1. Pemahaman Kebutuhan: Identifikasi target pasar dan pemahaman kebutuhan
pengguna,Analisis tren pasar dan persaingan.
2. Penelitian: Kumpulkan informasi tentang material, teknologi, dan tren desain
terkini.Analisis kebutuhan teknis dan regulasi terkait.
3. Ideasi: Terapkan teknik kreativitas terfokus untuk menghasilkan ide yang lebih
inovatif,Brainstorming ide-ide untuk produk,Mengembangkan konsep dan sketsa awal.
4. Konsep Awal: Pilih ide-ide yang paling menjanjikan,Buat konsep awal produk dengan
sketsa, model konsep, atau prototipe sederhana.
5. Analisis Konsep: Analisis SWOT Tinjau kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dari konsep produk,Evaluasi konsep berdasarkan kriteria seperti fungsionalitas, biaya
produksi, dan keberlanjutan.danLakukan studi pasar lebih lanjut jika diperlukan.
6. Desain Rinci: Mengembangkan desain rinci produk, termasuk spesifikasi teknis, dimensi,
dan material yang akan digunakan,Mungkin melibatkan penggunaan perangkat lunak
desain seperti CAD (Computer-Aided Design).
7. Prototipe: Buat prototipe produk untuk pengujian lebih lanjut,Uji fungsionalitas,
kekuatan, dan ergonomi.
8. Iterasi dan Perbaikan: Evaluasi prototipe dan dapatkan umpan balik dari tim desain,
pengguna, atau kelompok uji,Lakukan perubahan dan perbaikan berdasarkan umpan
balik.
9. Produksi: Setelah prototipe final disetujui, mulailah tahap produksi massal.,Pilih pabrik
atau produsen yang sesuai.
10. Pemasaran dan Distribusi: Rencanakan strategi pemasaran produk,Tentukan saluran
distribusi dan strategi penjualan.
11. Pemeliharaan dan Pengembangan Produk: Monitor kinerja produk setelah
diluncurkan,Terapkan perbaikan atau pengembangan produk jika diperlukan.
12. Pensiun Produk: Tentukan strategi untuk mematikan atau menggantikan produk ketika
waktu telah tiba,Tentukan opsi seperti penjualan, daur ulang, atau penghancuran produk.

MATERI 2 : MENGHITUNG BREAK EVENPOINT (BEP)


1. PENGERTIAN BEP
Break Even Point (BEP) atau Titik Impas adalah suatu titik di mana pendapatan atau
penjualan suatu produk atau jasa sama dengan biaya total yang dikeluarkan untuk
memproduksinya. Dengan kata lain, di titik ini perusahaan tidak mengalami keuntungan
maupun kerugian.

2. TUJUAN BREAK EVEN POINT


1) Penentuan Rentabilitas
BEP membantu perusahaan mengevaluasi apakah suatu proyek atau produk dapat
mencapai tingkat rentabilitas yang diinginkan. Dengan mengetahui BEP, perusahaan
dapat menilai apakah tingkat penjualan yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan
atau masih di bawah ambang batas yang diperlukan untuk mencapai titik impas.
2) Perencanaan Produksi dan Penjualan
BEP sangat penting dalam perencanaan produksi dan penjualan. Dengan mengetahui
jumlah minimum produk atau jasa yang harus dijual agar mencapai BEP, perusahaan
dapat mengatur produksi dan penjualan mereka secara efisien. Hal ini membantu
mencegah overproduction dan meminimalkan risiko kerugian.
3) Pengambilan Keputusan
BEP menyediakan informasi kunci yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
strategis. Manajemen dapat menggunakan data BEP untuk mengevaluasi berbagai
skenario, seperti menentukan harga jual yang optimal, mengidentifikasi target volume
penjualan, atau merancang strategi pemasaran yang efektif. Ini memberikan dasar untuk
keputusan yang lebih baik dan pengelolaan risiko yang lebih efektif.
3. ELEMEN-ELEMEN BREAK EVEN POINT
1) Biaya Tetap (Fixed Costs)
Biaya tetap adalah biaya operasional yang tidak berubah dengan volume produksi
atau penjualan. Artinya, perusahaan akan membayar jumlah ini terlepas dari seberapa
banyak produk atau jasa yang dihasilkan atau dijual. Contoh biaya tetap mencakup sewa
gedung, gaji karyawan tetap, asuransi, dan biaya administratif.
2) Biaya Variabel (Variable Costs)
Biaya variabel adalah biaya operasional yang berubah seiring dengan volume
produksi atau penjualan. Biaya ini berkaitan langsung dengan jumlah produk atau jasa
yang diproduksi atau dijual. Contoh biaya variabel meliputi bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan biaya distribusi. Semakin tinggi volume produksi atau penjualan, semakin
tinggi pula biaya variabel.
3) Pendapatan (Revenue)
Pendapatan atau revenue adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan produk
atau jasa. Ini mencakup total nilai penjualan sebelum potongan atau pengurangan biaya.
Dalam konteks BEP, pendapatan menjadi faktor kunci dalam perhitungan titik impas
karena BEP tercapai ketika pendapatan sama dengan biaya total.
4) Harga Jual (Selling Price)
Harga jual merupakan jumlah uang yang dibebankan kepada pelanggan untuk setiap
unit produk atau jasa yang dijual. Harga jual per unit adalah faktor penting dalam
perhitungan Break Even Point (BEP). Harga ini harus mencakup semua biaya produksi
(biaya tetap dan biaya variabel), serta memberikan margin keuntungan per unit. Harga
jual yang tepat sangat mempengaruhi BEP karena memengaruhi selisih antara pendapatan
dan biaya variabel per unit.
5) Laba (Profit)
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya total. Pada tingkat Break Even Point,
laba adalah nol, karena pendapatan hanya cukup untuk menutupi biaya total. Setelah
mencapai BEP, setiap penjualan tambahan akan memberikan kontribusi positif ke laba.
Laba menjadi relevan dalam konteks perencanaan jangka panjang dan strategi
pertumbuhan bisnis setelah mencapai BEP.

4. CARA MENGHITUNG BEP


1) Identifikasi Biaya Tetap (Fixed Costs):Kumpulkan semua biaya tetap yang terkait dengan
operasi perusahaan. Ini mungkin termasuk sewa, gaji tetap karyawan, asuransi, dan biaya
tetap lainnya.
2) Identifikasi Biaya Variabel (Variable Costs):Tentukan biaya variabel per unit. Ini dapat
melibatkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya variabel lainnya yang
berkaitan langsung dengan produksi atau penjualan.
3) Tentukan Harga Jual per Unit:Tetapkan harga jual per unit untuk produk atau jasa yang
dijual oleh perusahaan. Harga ini harus mencakup semua komponen biaya dan
memberikan keuntungan per unit.
4) Terapkan Formula BEP:
 Gunakan rumus BEP untuk menghitung jumlah unit yang harus dijual agar
perusahaan mencapai titik impas.
BEP=Biaya TetapHarga Jual per Unit−Biaya Variabel per UnitBEP=Harga Jual per U
nit−Biaya Variabel per UnitBiaya Tetap
 Misalkan:
 Biaya Tetap (Fixed Costs) = $50,000
 Harga Jual per Unit = $20
 Biaya Variabel per Unit = $8
 Substitusi nilai ke dalam rumus:
BEP=$50,000($20−$8)BEP=($20−$8)$50,000
 Hitung hasilnya untuk menemukan jumlah unit yang harus dijual untuk
mencapai BEP.
5) Analisis Hasil:Evaluasi hasil perhitungan BEP untuk memahami apakah jumlah unit yang
dihasilkan atau harga yang ditetapkan realistis. Hasil ini dapat membantu perusahaan
membuat keputusan tentang strategi harga, volume produksi, atau biaya operasional.
6) Perhatikan Margin Keamanan (Safety Margin):Setelah BEP dihitung, perhatikan juga
margin keamanan, yang merupakan selisih antara tingkat penjualan aktual dan BEP.
Margin keamanan memberikan wawasan tentang seberapa jauh perusahaan dapat
menjaga profitabilitasnya di atas titik impas.

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MENINGKATKAN BEP


1) Kenaikan Biaya Tetap
Biaya tetap yang meningkat, seperti biaya sewa gedung, gaji karyawan tetap, atau
biaya tetap lainnya, akan menyebabkan BEP meningkat. Hal ini karena BEP dihitung
dengan membagi biaya tetap dengan selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel
per unit. Kenaikan biaya tetap meningkatkan kontribusi biaya tetap per unit, yang pada
gilirannya meningkatkan BEP.
2) Penurunan Harga Jual per Unit
Jika harga jual per unit turun, selisih antara harga jual dan biaya variabel per unit akan
berkurang. Ini menyebabkan BEP meningkat karena perusahaan perlu menjual lebih
banyak unit untuk mencapai titik impas. Penurunan harga jual per unit juga dapat
mengurangi margin keamanan perusahaan.
3) Kenaikan Biaya Variabel per Unit
Peningkatan biaya variabel per unit, seperti biaya bahan baku atau tenaga kerja
langsung, akan menyebabkan BEP meningkat. Kenaikan biaya variabel per unit
mengurangi kontribusi margin per unit, sehingga perusahaan perlu menjual lebih banyak
unit untuk menutupi biaya tetap dan mencapai titik impas.
4) Penurunan Volume Penjualan
Semakin rendah volume penjualan, semakin tinggi BEP. Ini karena BEP dihitung
sebagai hasil dari membagi biaya tetap dengan selisih antara harga jual per unit dan biaya
variabel per unit. Dengan volume penjualan yang rendah, kontribusi margin per unit
menjadi kurang efektif dalam menutupi biaya tetap, sehingga BEP meningkat.

KESIMPULAN
dapat disimpulkan bahwa Desain Produksi atau Rancangan Produk adalah suatu
proses holistik yang melibatkan pemahaman kebutuhan pasar, ideasi kreatif, pengembangan
desain, evaluasi prototipe, dan implementasi produksi massal. Integrasi antara aspek desain
produk dan kebutuhan produksi menjadi kunci untuk menghasilkan produk yang sukses.
Proses sistematis dan pengujian menyeluruh memainkan peran penting dalam memastikan
kualitas dan keberlanjutan produk. Koordinasi yang baik antara tim desain dan produksi juga
diperlukan untuk mencapai efisiensi produksi. Dengan demikian, desain produksi bukan
hanya tentang estetika, tetapi juga tentang menciptakan solusi yang efisien dan memenuhi
kebutuhan pasar.
Analisis BEP membantu perusahaan dalam manajemen risiko keuangan, perencanaan
operasional, dan pengambilan keputusan strategis. Dengan pemahaman yang baik tentang
elemen-elemen dan faktor-faktor yang mempengaruhi BEP, perusahaan dapat meningkatkan
efisiensi operasional dan mencapai keberlanjutan bisnis.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai