Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL II
DESAIN PRODUK DAN DESAIN PROSES

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan


Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas

Disusun Oleh:
Nama / NPM : Ahmad Hidayat Naqsabandi / 10070220016
Yoga Aditya / 10070220046
Kelompok : 2 (Dua)
Hari / Shift : Senin / 1
Asisten : Aviv Amarulloh

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2023 M / 1445 H
BAB I
PENDAHULUAN

Dunia industri manufaktur saat ini sudah berkembang dengan pesat di seluruh
dunia, bahkan di Indonesia. Salah satu contohnya adalah persaingan dalam
merancang desain. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk bisa memasarkan
produk dengan desain yang bagus agar dapat menarik perhatian konsumen. Desain
yang menarik dan memiliki keunggulan akan menjadi ciri khas sehingga diharapkan
mampu bersaing secara kompetitif di pasar. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan
harus mengetahui tahapan – tahapan dalam merancang sebuah desain dan memahami
keterkaitan antar komponen serta urutan proses yang dilalui oleh material pada mesin
sehingga proses perancangan suatu produk dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Oleh karena itu, upaya perancangan tersebut dapat dilakukan dengan melalui desain
produk dan desain proses.
Menurut Kusuma dalam Harsanto (2012:282), Desain produk adalah proses
merancang gaya dan fungsi produk, menciptakan produk yang menarik mudah,
aman, dan tidak mahal untuk dipergunakan dan servis, serta sederhana dan ekonomis
untuk dibuat dan didistribusikan. Selain itu, hal lain yang dapat dilakukan untuk
merancang sebuah produk adalah desain proses. Menurut Sukanto Reksohadiprodjo
dalam Astuti (2013: 13), Desain proses yaitu proses menseleksi input, aliran kerja
dan metode untuk memproduksi barang dan jasa, seleksi input meliputi pemilihan
sumber daya manusia, bahan mentah, alat yang masuk dalam proses operasi sejalan
dengan strategi organisasi dan kemampuan untuk mendapatkan sumber-sumber daya
manusia.
Pada laporan ini terdapat implementasi yang dilakukan oleh YA
CONSULTANT dalam membuat perancangan desain produk dan desain proses.
Perancangan desain tersebut diawali dengan pengumpulan data yang meliputi data
kapasitas produksi, daftar komponen, uraian aktivitas perakitan, reliabilitas mesin,
routing sheet, spesifikasi dan kebutuhan material. Adapun proses selanjutnya, yaitu
pengolahan data desain produk yang meliputi Bill of Material (BOM), spesifikasi
produk, dimensi produk, jenis material, detail komponen dan bahan pendukung,
kemudian pada desain proses yang meliputi peta perakitan, precedence diagram, peta
proses operasi, dan Multi Product Process Chart (MPPC). Tujuan dilakukannya
aktivitas ini adalah mengetahui proses atau tahapan – tahapan dalam merancang
sebuah desain produk, mengetahui kapasitas produksi dari mulai raw material hingga
barang jadi dan memahami urutan proses yang dilalui oleh material pada sebuah
mesin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Desain


Pengertian desain menurut JB Reswick adalah kegiatan kreatif yang
melibatkan penciptaan sesuatu yang baru dan berguna yang tidak ada sebelumnya.
Lebih lanjut Yasraf menjelaskan, dengan demikan desain merupakan kegiatan
kreatif-progresif dengan produk, yang produk akhirnya adalah kebaruan dan
perbedaan. (dalam Pilliang, 2008, hlm. 384).
Desain atau rancangan biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur,
dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Desain juga memiliki fungsi, yaitu sebagai
sebuah proses untuk membuat atau menciptakan objek baru, sebuah alat untuk
mengkomunikasikan suatu karya cipta baru seorang desainer kepada masyarakat
umum dan sebuah wadah untuk menampilkan objek-objek kepada masyarakat
dengan suatu gambaran ataupun nyata.
Adapun manfaat dari desain itu sendiri yang dapat dilihat pada uraian
dibawah ini. Berikut adalah beberapa manfaat dari desain:
1. Meningkatkan Penjualan
Desain yang menarik dan estetis dapat meningkatkan daya tarik produk atau
layanan dan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
2. Meningkatkan Citra Merek
Desain yang konsisten dan kuat dapat membangun citra merek yang positif
dan menguatkan identitas merek di mata konsumen.
3. Meningkatkan Kesadaran Merek
Desain dapat membantu mempromosikan merek dan membangun kesadaran
merek di pasar.
4. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
Desain yang berkualitas dan profesional dapat meningkatkan kepercayaan
pelanggan terhadap merek dan produk yang ditawarkan.
5. Mempermudah Penggunaan
Desain dapat membantu mempermudah penggunaan produk atau layanan
sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
6. Mengurangi Biaya Produksi
Desain yang mempertimbangkan efisiensi produksi dapat mengurangi biaya
produksi dan meningkatkan keuntungan bisnis.
7. Meningkatkan Keselamatan dan Keamanan
Desain yang mempertimbangkan aspek keselamatan dan keamanan dapat
membantu mencegah cedera atau kecelakaan.

2.2.1 Desain Produk


Desain produk merupakan alat promosi untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, sehingga konsumen akan memperoleh kepuasan terhadap produk yang
dibelinya dilihat dari bentuk, ukuran, warna, maupun bahan pembuatannya. Desain
produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa produk
dari konsepsi kepasar.
Pengertian Desain produk itu sendiri menurut Stoner dalam Irawan
dan Syaichu (2010: 296) “Desain produk itu merupakan suatu proses multi
langkah yang memakan waktu yang menyangkut penciptaan gagasan dan
pengujian model kerja”.
Mengenai fungsi Desain produk, Harold dalam Kusmindari (2011: 53)
mengemukakan bahwa Fungsi desain produk adalah sebagai semua pekerjaan
yang dipilih untuk mengatur manufaktur produk dengan cara-cara yang
paling ekonomis dan sesuai peraturan dan keselamatan kerja.
Adapun dari desain produk tersebut mempunyai maksud dan tujuan.
Sebagaimana menurut Asdjudiredja dalam Kusmindari, Alfian, dan Hardini
(2011: 54), mengemukakan maksud dan tujuan dari desain produk sebagai
berikut:
a) Memperbaiki produk yang sudah ada
b) Mengurangi biaya produksi melalui perbaikan produksi dan operasi
c) Menganalisa produk pesaing
d) Memanfaatkan sisa bahan, sampah produksi bila mungkin untuk membuat
produk sampingan
e) Pengendalian kualitas yang lebih baik atas bahan yang dibeli
f) Mengembangkan produk baru
g) Mengembangkan kegunaan baru dari produk yang telah ada pada saat ini.
2.2.1.1 Bill of Material (BOM)
Menurut Nasution dalam Safitri (2003, 128) Bill of Material adalah data yang
berisi tentang struktur produk yang detail komponen – komponen subasembling
(jenis, jumlah, dan spesifikasinya) hubungan suatu barang dan komponen –
komponennya ditunjukkan dalam satu struktur produk secara peringkat. Produk akhir
disebut sebagai level nol, sedang komponen berikutnya disebut sebagai level satu,
dua, dan seterusnya seperti Gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Contoh Gambar Diagram Struktur Produk

Angka – angka dalam kurung menunjukan jumlah tiap komponen


untuk membuat satu unit komponen di level atasnya. Misalnya untuk
membuat satu unit komponen B diperlukan 2 unit komponen D, dan 2 unit
komponen E.

2.2.2 Desain Proses


Desain Proses adalah rancangan cara untuk mentransformasikan sumber daya
menjadi sebuah produk. Tujuan desain proses adalah untuk menentukan bagaimana
menghasilkan sebuah produk, bagaimana memenuhi atau bahkan melebihi keinginan
pelanggan, mencapai target biaya dan manajerial. Menurut Haming dan
Numajamudin (2011: 300), Desain proses produk dan jasa merupakan suatu kegiatan
yang senantiasa berlangsung secara lintas departemen dan fungsional, menekankan
adanya interaksi masukan atau 22 pikiran, koordinasi, dan tindakan dari fungsi
pemasaraan, kerekayasaan industrial, produksi, sumber daya manusia, dan hukum.
Dalam kegiatan Desain proses biasanya produk dibuat sesuai dengan apa
yang direncanakan dalam Desain proses kemudian menentukan apakah akan
membuat sendiri produk tersebut atau akan membeli dari perusahaan lain yang telah
ditentukan, juga bagian Desain proses dapat menentukan dan memutuskan mengenai
layak atau tidaknya suatu produk untuk diproduksi oleh perusahaan.
2.2.2.1 Alat Bantu Desain Proses
Terdapat banyak alat yang dapat digunakan untuk mendesain proses. Dua
yang paling populer adalah diagra atau bagan alir dan diagram alir proses. Alat bantu
lainnya semisal peta proses berbasis waktu dan service blueprinting. Diagram alir
atau flow diagram adalah diagram yang digunakan untuk menganalisis pergerakan
orang, material, atau informasi. Simbol standar diagram pembuatan bagan alir dapat
dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2. 2 Simbol Standar Bagan Alir

Bagan alir proses atau flow process chart ialah sebuah form yang
menggambarkan aktivitas – aktivitas yang dilakukan untuk menyelesaikan sebuah
pekerjaan dan menggunakan lima simbol khas. Pada Gambar 2.3 memperlihatkan
simbol dan makna dalam bagan alir proses.

Gambar 2. 3 Simbol pada Bagan Alir Proses

2.2.2.2 Peta – Peta Kerja


Peta – peta kerja adalah suatu alat komunkasi yang sistematis dan
jelas, guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai tahap akhir,
melalui peta proses ini kita mendapatkan informasi – informasi yang
dibutuhkan untuk memperbaiki metode atau sistem kerja. Menurut
Wignjosoebroto (1995), peta kerja adalah suatu alat yang sistematis dan jelas
untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus bisa mendapatkan informasi-
informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Peta kerja
dapat menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas.
Ada 6 macam lambang yang digunakan dalam pembuatan peta kerja, yaitu:
a) Operasi
Terjadi jika suatu benda kerja mengalami perubahan sifat, baik kimiawi
maupun fisik, mengambil informasi maupun memberikan informasi pada
suatu keadaan juga merupakan suatu operasi. Salah satu contoh operasi
adalah pekerjaan memotong kayu.
b) Pemeriksaan
Lambang ini digunakan jika melakukan suatu pemeriksaan terhadap suatu
objek atau membandingkan objek tertentu dengan standard. Salah satu contoh
pemeriksaan adalah memeriksa warna benda.
c) Transportasi
Lambang ini digunakan saat benda kerja, pekerja, atau perlengkapan
mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu
operasi. Salah satu contoh transportasi adalah suatu benda yang dipindahkan
dari mesin bubut ke tempat scrap.
d) Penyimpanan
Lambang ini digunakan untuk menyatakan suatu objek yang mengalami
penyimpanan permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran
tanpa izin. Salah satu contoh penyimpanan adalah bahan baku disimpan ke
gudang.
e) Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila terdapat benda kerja atau perlengkapan tidak
mengalami kegiatan apa- apa dalam keadaan sementara. Salah satu contoh
menunggu adalah barang menunggu untuk diproses.
f) Aktivitas Ganda
Lambang ini digunakan apabila antara aktivitas operasi dan pemeriksaan
dilakukan secara bersama – sama pada suatu tempat kerja. Salah satu contoh
aktivitas ganda adalah pekerjaan merakit dan mengukur panjang benda
dilakukan secara bersamaan.

2.2.2.2.1 Macam – Macam Peta Kerja


Peta – peta kerja dikelompokkan menjadi dua berdasarkan
kegiatannya, yaitu peta – peta kerja yang digunakan untuk menganalisis
kegiatan kerja keseluruhan dan peta – peta kerja yang digunakan untuk
menganalisis kegiatan kerja setempat. Berikut ini merupakan peta pikiran
mengenai peta – peta kerja keseluruhan dan peta – peta kerja setempat yang
dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2. 4 Peta Pikiran Peta – Peta Kerja

 Peta Kerja Keseluruhan


Peta Kerja Keseluruhan yaitu peta – peta kerja yang digunakan untuk
menganalisis suatu sistem kerja yang bersifat keseluruhan (melibatkan
sebagian besar atau semua fasilitas produksi yang diperlukan dalam membuat
suatu produk tertentu). Peta ini dapat menggambarkan keseluruhan atau
sebagian besar proses beserta karakteristiknya yang dialami suatu bahan
hingga menjadi produk akhir. Peta ini juga dapat menggambarkan mengenai
interaksi atau hubungan antar kelompok kegiatan operasi.
a. Peta Perakitan / Diagram Rakitan
Peta Perakitan atau Assembly Chart merupakan salah satu gambaran
grafis dari urutan – urutan aliran komponen serta rakitan bagian sub
assembly ke rakitan suatu produk.
Dibawah ini merupakan contoh dari peta perakitan sebagai berikut:
Gambar 2. 5 Contoh Peta Perakitan

b. Peta Proses Operasi (OPC)


Menurut Wignjosoebroto (1995), Peta Proses Operasi atau OPC
adalah peta kerja yang mencoba menggambarkan urutan kerja dengan
jalan membagi pekerjaan tersebut menjadi elemen-elemen operasi secara
detail. Tahapan proses kerja harus diuraikan secara logis dan sistematis.
Dibawah ini merupakan contoh dari peta OPC sebagai berikut:

Gambar 2. 6 Contoh Peta OPC


c. Peta Aliran Proses
Peta Aliran Proses merupakan suatu diagram yang menunjukkan
urutan urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan
penyimpanan yang terjadi selama satu proses berlangsung, serta di
dalamnya memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk
analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan.
Dibawah ini merupakan contoh dari peta aliran proses sebagai berikut:

Gambar 2. 7 Contoh Peta Aliran Proses

d. Digram Alir
Diagram Alir adalah diagram yang biasanya mewakili sebuah proses,
sistem, atau algoritme komputer dan umum digunakan untuk
mendokumentasikan, merencanakan, menyempurnakan, atau
menggambarkan sebuah alur kerja dengan banyak langkah. Membuat
diagram alir dapat membantu mendefinisikan maksud dan cakupan dari
sebuah alur kerja dan secara kronologis mengidentifikasi tugas-tugas
yang perlu dilakukan.
Dibawah ini merupakan contoh dari diagram alir sebagai berikut:
Gambar 2. 8 Contoh Diagram Alir

 Peta Kerja Setempat


Peta Kerja Setempat merupakan suatu peta kerja yang di dalamnya hanya
melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Macam-macam peta
kerja setempat menurut kegunaannya terdiri dari peta pekerja dan mesin, dan
peta tangan kiri tangan kanan.
a. Peta Pekerja dan Mesin
Peta Pekerja dan Mesin merupakan suatu grafik yang menggambarkan
koordinasi antar waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi
antara pekerja dan mesin. Peta ini juga merupakan alat yang digunakan
untuk mengurangi waktu menganggur.
Dibawah ini merupakan contoh dari peta pekerja dan mesin sebagai
berikut:

Gambar 2. 9 Contoh Peta Pekerja dan Mesin


2.2.2.3 Precedence Diagram
Precedence Diagram Method adalah metode jaringan kerja yang
termasuk dalam klasifikasi AON (Activity On Node). Dalam Metode ini
kegiatan dituliskan di dalam node yang umumnya berbentuk se- gi empat,
sedangkan anak panahnya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-
kegiatan yang bersangkutan.
Menurut Christofora Desi (2019), Precedence diagram merupakan
diagram urutan elemen kerja yang didefinisikan oleh precedence constraint.
Berikut ini merupakan contoh precedence diagram yang dapat dilihat pada
Gambar 2.10.

Gambar 2. 10 Contoh Precedence Diagram

2.2.2.4 Routing Sheet


Menurut Apple (1990), Routing sheet atau lembar pengurutan produksi
meupakan langkah – langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu
dan rincian yang perlu diketahui dari hal – hal yang saling berkaitan satu sama lain.
Routing sheet adalah suatu proses penyimpulan langkah – langkah operasi
yang diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi produk jadi yang dikehendaki,
dimana untuk proses tersebut dibutuhkan informasi – informasi mengenai proses
proses produksi.
Fungsi dan tujuan dari routing sheet adalah mengetahui jumlah mesin yang
dibutuhkan, menghitung jumlah part yang harus disiapkan dalam usaha memperoleh
sejumlah produk yang diinginkan. Informasi – informasi yang dibutuhkan dalam
lembar pengurutan produksi sebagai berikut:
a. Nama dan nomor komponen
b. Nomor gambar kerja dari komponen
c. Macam operasi kerja dan nomornya
d. Mesin dan peralatan produksi yang digunakan
e. Waktu baku untuk masing – masing operasi
Berikut ini merupakan contoh dari routing sheet yang dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Routing Sheet

2.2.2.5 Multi Product Process Chart (MPPC)


Multi Product Process Chart merupakan suatu peta yang digunakan untuk
menganalisis suatu aliran barang dalam pabrik yang sudah ada maupun untuk
perencanaan pabrik baru dan mempunyai keterkaitan dengan peta proses operasi
(OPC). Multi Product Process Chart juga merupakan suatu diagram aliran yang
menunjukan urutan – urutan proses untuk masing – masing komponen yang akan
diproduksi. Berikut merupakan beberapa teknik yang digunakan dalam
merencanakan aliran proses produksi sebagai berikut:
a) Peta Produk Darab
Peta ini berguna untuk menunjukan keterkaitan produksi antara komponen,
produk atau antar produk mandiri, bahan, mesin, pekerjaan dan kegiatan.
b) Diagram Tali
Peta yang menggambarkan aliran unsur pada tata letak daerah tertentu dengan
menggunakan tali atau benang untuk menunjukan perpindahan elemen pada
suatu daerah.
c) Peta Proses
Peta yang menggambarkan langkah – langkah proses pada suatu tabel.
Merupakan teknik yang paling umum dalam perencanaan dan penganalisaan
aliran barang.
d) Diagram Aliran
Suatu gambaran grafis dari langkah – langkah proses yang dibuat atas tata
letak suatu tempat yang sedang dikaji. Peta ini berguna sebagai pendukung
peta proses.
e) Peta Proses Aliran
Merupakan kombinasi antara peta proses operasi (OPC) dan peta proses
untuk tiap komponen produk atau rakitan. Digambarkan secara keseluruhan
proses secara lengkap pada gambaran grafisnya.
Fungsi dari peta ini adalah untuk menunjukan keterkaitan produksi
antar komponen atau antar produk mandiri, bahan, bagian, atau pekerjaan.
Selain itu, peta ini juga digunakan untuk membantu operasi Job-Shop. Job-
Shop merupakan bagian dari diagram perencanaan produksi. Proses desain
terdapat beberapa aliran dasar, yaitu : Flow Shop, Job Shop, dan Proyek
(Sritomo, 2003)
a. Flow Shop
Merupakan suatu pembuatan produk yang memiliki rancangan dasar yang
cenderung tetap yang beberapa waktu lama dan dikehendaki memenuhi
pangsa pasar.
b. Job Shop
Didefinisikan sebagai proses konversi dimana unit – unit produk yang berasal
dari order yang berbeda – beda dibuat mengikuti langkah – langkah dan
melalui fasilitas produksi yang dikelompokkan sesuai dengan jenis atau
fungsi kerjanya.
c. Proyek
Proyek adalah suatu proses kerja yang menghasilkan produk (output) yang
agak kompleks sifatnya dan biasanya hanya dibuat satu kali pada saat
tertentu.
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran ini berfungsi untuk menggambarkan suatu proses
sehingga dapat mendeskripsikan keluaran yang dihasilkan. Berikut ini merupakan
kerangka pemikiran dalam bentuk flowchart yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Kerangka Pemikiran


3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan atau yang
sudah ada, kemudian akan digunakan dalam pengolahan data untuk menjawab
permasalahan penelitian. Validitas pengumpulan data serta kualifikasi pengumpulan
data sangat diperlukan untuk memperoleh data yang berkualitas. Data yang
dikumpulkan meliputi data kapasitas produksi, data daftar komponen, data uraian
aktivitas perakitan, data reliabilitas mesin, data routing sheet, data spesifikasi
material, dan data kebutuhan material.

3.2.1 Data Kapasitas Produksi


Kapasitas produksi adalah suatu tingkat yang menyatakan batas kemampuan,
penerimaan, penyimpanan atau keluaran dari suatu unit, fasilitas atau output untuk
memproduksi dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas produksi juga
merupakan hasil produksi maksimum yang dapat diproduksi atau dihasilkan dalam
satuan waktu tertentu (Kusuma, 2009). Berikut ini merupakan data kapasitas
produksi yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Jumlah Jam Kerja Pertahun
Jam Kerja Jumlah
Shift Kerja 1
Jam Kerja perhari 7
Hari Kerja perbulan 24
Bulan pertahun 12
Jumlah Jam Kerja Pertahun 2.016

Kapasitas perusahaan = 29.162 unit


Perhitungan jumlah produk yang diharapkan per jam:
Kapasitas Perusahaan 29.162
Jumlah yang diharapkan per jam = = = 14,46
Jumlah Jam Kerja Per Tahun 2.016
unit
Berdasarkan perhitungan jumlah yang diharapkan perjam akan dikonversi
menjadi jumlah yang diharapkan per hari sebagai berikut:
Jumlah yang diharapkan per hari = Jumlah yang diharapkan per jam x Jam kerja
per hari
= 14,46 unit x 7 jam
= 101,22 = 101 unit per hari
Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh hasil jumlah yang
diharapkan per hari yaitu sebanyak 101 unit per hari.
3.2.2 Data Daftar Komponen
Data daftar komponen merupakan data yang diambil berdasarkan komponen
– komponen yang akan dibuat dalam memproduksi Mobil Truk Tangki Bensin
(MTTB). Berikut ini merupakan data daftar komponen yang dapat dilihat pada Tabel
3.2.
Tabel 3. 2 Daftar Komponen
Leve No. Quant. / Make or
Nama Part
l Part unit Buy
Mobil Truk Tangki
0 1 1 Make
Bensin
1 112 Roda 8 Make
1 113 As Roda 4 Buy
2 1211 Kabin TB 1 Make
2 1241 Penutup Tangki 1 Make
2 1242 Tangki 1 Make
2 1243 Pasak 1 1 Buy
3 13123 Landasan Depan 1 Make
3 13122 Pasak 2 3 Buy
3 13442 Landasan Belakang 1 Make

3.2.3 Data Uraian Aktivitas Perakitan


Data uraian aktivitas perakitan merupakan data yang diambil berdasarkan
uraian aktivitas yang akan dibuat dalam merakit Mobil Truk Tangki Bensin (MTTB).
Perakitan merupakan proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen
menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Berikut ini
merupakan data uraian aktivitas perakitan yang dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3. 3 Uraian Aktivitas Perakitan
Stasiun Aktivita
Deskripsi Predecessor
Kerja s
1 Rakit Pasak 2 ke LDDTB (SA1) -
1 2 Rakit Pasak 2 ke SA1 (SA2) 1
3 Rakit Kabin TB ke SA2 (SA3) 2
4 Rakit Pasak 2 ke LDB (SA4) 3
2 5 Rakit Tangki ke SA4 (SA5) 4

6 Rakit Pasak 1 ke SA5 (SA6) 5


Rakit Penutup Tangki ke SA6
7 6
(SA7)
8 Rakit SA7 ke SA3 (SA8) 7
Tabel 3. 3 Uraian Aktivitas Perakitan (Lanjutan)
Stasiun Predecesso
Aktivitas Deskripsi
Kerja r
9 Rakit Asroda 1 ke SA8 (SA9) 8

10 Rakit Roda 1 dan 2 ke SA9 (SA10) 9

11 Rakit As roda 2 ke SA10 (SA11) 10

12 Rakit Roda 3 dan 4 ke SA11 (SA12) 11


3
13 Rakit As roda 3 ke SA12 (SA13) 12
14 Rakit Roda 5 dan 6 ke SA13 (SA14) 13

15 Rakit As roda 4 ke SA14 (SA15) 14

16 Rakit Roda 7 dan 8 ke SA16 (ASS) 15

3.2.4 Data Reliabilitas Mesin


Reliabilitas adalah peluang suatu mesin untuk bekerja dengan sebagaimana
mestinya pada waktu dan kondisi tertentu. Reliabilitas juga merupakan sebuah
metode yang digunakan untuk menghitung peluang mesin atau komponen beroperasi
dengan baik. Berikut ini merupakan data reliabilitas mesin yang dapat dilihat pada
Tabel 3.4.
Tabel 3. 4 Reliabilitas Mesin
Reliabilitas
Nama Mesin
Mesin
Mesin Bubut 98
Mesin Bor 99
Mesin Freis 94
Mesin Potong 96
Gerinda 93
Spray Cat 95

3.2.5 Data Routing Sheet


Lembar urutan proses (Routing Sheet) adalah tabulasi langkah-langkah yang
dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu dari hal-hal
yang berkaitan (Apple, 1990). Data routing sheet merupakan semua data proses yang
terdapat pada lembar urutan tersebut. Berikut ini merupakan data routing sheet yang
dapat dilihat pada Tabel 3.5, Tabel 3.6 dan Tabel 3.7.

Tabel 3. 5 Data Assembly


Nama Mesin / Meja Waktu Baku %Scra
No Nama Operasi
Kerja (detik) p
Bagian Depan (111)
O-8 Rakit Pasak 1 ke LDDTB (SA1) Perakitan 1 4,6 0%
O-9 Rakit Pasak 2 ke SA1 (SA2) Perakitan 1 4,6 0%
O-
Rakit Kabin TB ke SA2 (SA3) Perakitan 1 4,6 0%
15
Bagian Belakang (114)
O-
Rakit Pasak 1 ke LDB (SA4) Perakitan 2 6,43 0%
22
O-
Rakit Tangki ke SA4 (SA5) Perakitan 2 6,43 0%
30
O-
Rakit Pasak 1 ke SA5 (SA6) Perakitan 2 6,43 0%
31
O- Rakit Penutup Tangki ke SA6
Perakitan 2 6,43 0%
38 (SA7)
O-
Rakit SA7 ke SA3 (SA8) Perakitan 2 7,9 0%
39
Mobil Truk Tangki Bensin (001)
O-
Rakit Asroda 1 ke SA8 (SA9) Perakitan 3 7,9 0%
40
O- Rakit Roda 1 dan 2 ke SA9
Perakitan 3 7,9 0%
52 (SA10)
O-
Rakit Asroda 2 ke SA10 (SA11) Perakitan 3 7,9 0%
53
O- Rakit Roda 3 dan 4 ke SA11
Perakitan 3 7,9 0%
62 (SA12)
O-
Rakit Asroda 3 ke SA12 (SA13) Perakitan 3 7,9 0%
63
O- Rakit Roda 5 dan 6 ke SA13
Perakitan 3 7,9 0%
72 (SA14)
O-
Rakit Asroda 4 ke SA14 (SA15) Perakitan 3 7,9 0%
73
O- Rakit Roda 7 dan 8 ke SA16
Perakitan 3 7,9 0%
82 (ASS)
O-
Dikemas GBJ 81,9 0%
83
I-14 Diperiksa GBJ 21,2 0%

Tabel 3. 6 Data Pabrikasi


No Nama Operasi Nama Mesin / Meja Waktu Baku (detik) %Scra
Kerja p
Landasan Depan (13123)
O-1 Diukur Penggaris 167,2 0,00%
O-2 Dipotong Mesin Potong 4,5 0,59%
O-3 Difreis Mesin Freis 252,6 3,11%
O-4 Diukur Penggaris 43 0,00%
O-5 Dibor Mesin Bor 151,2 0,30%
O-6 Dihaluskan Gerinda 82,3 0,09%
O-7 Dicat Spray Cat 110,2 0,00%
I-1 Diperiksa Pemeriksaan 23,3 0,00%
Kabin TB (1211)
O-10 Diukur Penggaris 310,3 0,00%
O-11 Difreis Mesin Freis 341,8 11,00%
O-12 Dibor Mesin Bor 24,7 0,07%
O-13 Dihaluskan Gerinda 72,9 0,03%
O-14 Dicat Spray Cat 140,3 0,00%
I-2 Diperiksa Pemeriksaan 36,6 0,00%

Tabel 3. 6 Data Pabrikasi (Lanjutan)


Landasan Belakang (13442)

O-16 Diukur Penggaris 142 0,00%


O-17 Dipotong Mesin Potong 5,7 19,55%
O-18 Difreis Mesin Freis 367 8,45%
O-19 Dibor Mesin Bor 138 0,30%
O-20 Dihaluskan Gerinda 89,2 0,06%
O-21 Dicat Spray Cat 168,8 0,00%
I-3 Diperiksa Pemeriksaan 25,8 0,00%

Tangki (1242)
O-23 Diukur Penggaris 66,2 0,00%
O-24 Dipotong Mesin Potong 6,5 21,00%
O-25 Difreis Mesin Freis 937,6 15,60%
O-26 Diukur Penggaris 56,2 0,03%
O-27 Dibor Mesin Bor 72,6 0,06%
O-28 Dihaluskan Gerinda 55 0,09%
O-29 Dicat Spray Cat 249,2 0,00%

I-4 Diperiksa Pemeriksaan 46 0,00%

Penutup Tangki (1241)


O-32 Diukur Penggaris 87,9 0,00%
O-33 Dipotong Mesin Potong 3 28,87%
O-34 Diukur Penggaris 28,9 0,40%
O-35 Dibor Mesin Bor 33,9 0,20%
O-36 Dihaluskan Gerinda 44 0,09%
O-37 Dicat Spray Cat 67 0,00%
I-5 Diperiksa Pemeriksaan 22,9 0,00%
Roda (112)
O-41 Dibubut Mesin Bubut 322,6 2,70%
O-42 Diukur Penggaris 87,7 0,00%
O-43 Dipotong Mesin Potong 28,7 0,00%
Roda 1 (112)
O-44 Diukur Penggaris 28 0,00%
O-45 Dibor Mesin Bor 92,9 0,02%
O-46 Dihaluskan Gerinda 58,9 0,70%
O-47 Dicat Spray Cat 64 0,00%
I-6 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 0,00%

Tabel 3. 6 Data Pabrikasi (Lanjutan)


Roda 2 (112)
O-48 Diukur Penggaris 28 0,00%
O-49 Dibor Mesin Bor 92,9 0,02%
O-50 Dihaluskan Gerinda 58,9 0,70%
O-51 Dicat Spray Cat 64 0,00%
I-6 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 0,00%
Roda 3 (112)
O-54 Diukur Penggaris 28 0,00%
O-55 Dibor Mesin Bor 92,9 0,02%
O-56 Dihaluskan Gerinda 58,9 0,70%
O-57 Dicat Spray Cat 64 0,00%
I-8 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 0,00%
Roda 4 (112)
O-58 Diukur Penggaris 28 0,00%
O-59 Dibor Mesin Bor 92,9 0,02%
O-60 Dihaluskan Gerinda 58,9 0,70%
O-61 Dicat Spray Cat 64 0,00%
I-9 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 0,00%
Roda 5 (112)
O-64 Diukur Penggaris 28 0,00%
O-65 Dibor Mesin Bor 92,9 0,02%
O-66 Dihaluskan Gerinda 58,9 0,70%
O-67 Dicat Spray Cat 64 0,00%
I-10 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 0,00%
Roda 6 (112)
O-68 Diukur Penggaris 28 0,00%
O-69 Dibor Mesin Bor 92,9 0,02%
O-70 Dihaluskan Gerinda 58,9 0,70%
O-71 Dicat Spray Cat 64 0,00%
I-11 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 0,00%
Roda 7 (112)
O-74 Diukur Penggaris 28 0,00%
O-75 Dibor Mesin Bor 92,9 0,02%
O-76 Dihaluskan Gerinda 58,9 0,70%
O-77 Dicat Spray Cat 64 0,00%
I-12 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 0,00%
Roda 8 (112)
O-78 Diukur Penggaris 28 0,00%
O-79 Dibor Mesin Bor 92,9 0,02%
O-80 Dihaluskan Gerinda 58,9 0,70%
O-81 Dicat Spray Cat 64 0,00%
I-13 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 0,00%
Tabel 3. 7 Data Pra Pabrikasi
Pra Pabrikasi
No Nama Nama Mesin / Meja Kerja Waktu Baku %Scra
Operasi (detik) p
Kayu Balok (1,5x5) cm
O-1 Diukur Meteran 219 0,00%
O-2 Dipotong Mesin Potong 209,8 5,43%
I-1 Diperiksa Pemeriksaan 78,2 0,00%
Kayu Balok (5x5) cm
O-3 Diukur Meteran 345,1 0,00%
O-4 Dipotong Mesin Potong 407 4,31%
I-2 Diperiksa Pemeriksaan 112,9 0,00%
Kayu Gelondongan (d6) cm
O-5 Diukur Meteran 179,9 0,00%
O-6 Dipotong Mesin Potong 221 4,59%
I-3 Diperiksa Pemeriksaan 69 0,00%
Kayu Gelondongan (d3) cm
O-7 Diukur Meteran 158 0,00%
O-8 Dipotong Mesin Potong 149,9 1,90%
I-4 Diperiksa Pemeriksaan 85,1 0,00%

3.2.6 Data Spesifikasi Material


Spesifikasi material digunakan untuk menentukan kualitas suatu bahan/
material yang digunakan untuk membuat sebuah Mainan Mobil Truk Tangki Bensin
(MTTB). Berikut ini merupakan data spesifikasi material yang dapat dilihat pada
Tabel 3.8.
Tabel 3. 8 Spesifikasi Material
Ukuran/unit Ukuran/bagian
Nama Ukuran Jumlah (cm) (cm)
Spesifikasi
Material Material Bagian/Unit
T P L T P L
Kayu Balok 1,5x5 cm 1 per ketebalan 1 1,5 80 5 1,5 80 5
Kayu Balok 5x5 cm 1 per ketebalan 1 5 80 5 5 80 5
Kayu
d6 cm 1 per ketebalan 1 6 80 6 80
Gelondongan
Kayu
d3 cm 1 per ketebalan 1 3 80 3 80
Gelondongan

3.2.7 Data Kebutuhan Material


Menurut Handoko (2003), kebutuhan material adalah sistem persediaan yang
pertama kali memperkenalkan bahwa persediaan bahan baku, komponen, dan barang
jadi memerlukan penanganan yang berbeda. Berikut ini merupakan data kebutuhan
material yang dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3. 9 Kebutuhan Material
Karakteristik Titik Jumla
Jumlah Jumlah Total
No. Material (cm) h Part
NORL Nama Part Kebutuh Kebutuh Kebutuha
Part Dari 1
an Part an (unit) n
Teb Panja Leb Unit
al ng ar
1344 Landasan
1,5 17 5 39,52 4,71 8,4
1,5 x 5 2 Belakang
13
cm 1312
Landasan Depan 1,5 11 5 30,23 7,27 4,2
3
5 x 5 cm 1211 Kabin TB 5 6 5 32,62 13,33 2,4 3
1241 Penutup Tangki 3 5 - 41,05 16 2,6
D3 cm 9
112 Roda 3 15 - 30,02 5,33 5,6
D6 cm 1242 Tangki 6 17 - 43,57 4,71 9,3 10

3.3 Pengolahan Data


Pengolahan data adalah proses mengubah data mentah menjadi informasi
yang bermakna dan berguna. Berbagai sektor membutuhkan pengolahan data supaya
suatu informasi dapat memberikan kontribusi positif, termasuk untuk kepentingan
bisnis atau perusahaan. Data yang akan diolah pada laporan ini terbagi menjadi dua
bagian, yaitu desain produk dan desain proses. Data pada desain produk meliputi bill
of material (BOM), spesifikasi produk, dimensi produk, jenis produk, detail
komponen dan bahan pendukung, kemudian data pada desain proses meliputi peta
perakitan, precedence diagram, peta proses operasi, routing sheet, dan multi product
process chart (MPPC).
3.3.1 Desain Produk
Desain produk merupakan alat promosi untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, sehingga konsumen akan memperoleh kepuasan terhadap produk yang
dibelinya dilihat dari bentuk, ukuran, warna, maupun bahan pembuatannya. Desain
produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa produk
dari konsepsi kepasar. Berikut ini merupakan data pada desain produk meliputi bill
of material (BOM), spesifikasi produk, dimensi produk, jenis produk, detail
komponen dan bahan pendukung.
3.3.1.1 Bill of Material (BOM)
Menurut Nasution (2003, 128) Bill of Material adalah data yang berisi
tentang struktur produk yang detail komponen – komponen subasembling (jenis,
jumlah, dan spesifikasinya) hubungan suatu barang dan komponen – komponennya
ditunjukkan dalam satu struktur produk secara peringkat. Berikut ini merupakan
BOM dari Mainan Mobil Truk Tangki Bensin (MTTB) yang dapat dilihat pada
Gambar

Gambar 3. 2 Bill of Material MTTB

3.3.1.2 Spesifikasi Produk


Spesifikasi produk adalah karakteristik keseluruhan dari barang atau jasa
yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pengguna barang atau jasa
tersebut. Berikut ini merupakan spesifikasi produk dari proses pembuatan mobil
mainan yang dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3. 10 Spesifikasi Produk
No Dimensi Kualitas Spesifikasi Produk
1 Performance Lancar Saat Dimainkan
2 Feature Bisa Dibongkar Pasang
3 Conformance Berfungsi dengan Baik
4 Aesthetics Desain Menarik
5 Reliability Aman Digunakan
6 Durability Tahan Banting
7 Serviceability Bergaransi
8 Percived Quality Harga Terjangkau

3.3.1.3 Dimensi Produk


Dimensi produk dapat didefinisikan sebagai sebuah gambaran atau rancangan
produk menggunakan gambar 2D dan 3D dengan menggunakan aplikasi Autocad.
Berikut ini merupakan gambar produk Mobil Mainan Truk Tangki Bensin (MTTB)
yang dapat dilihat pada uraian dibawah ini :
 Gambar 2D Mobil Truk Tangki Bensin (MTTB)

 Landasan Depan Truk Tangki (LDTT)

Gambar 3. 3 Landasan Depan Truk Tangki (LDTT)

 Kabin Tangki Bensin (KTB)

Gambar 3. 4 Kabin Tangki Bensin (KTB)


 Landasan Belakang (LDB)

Gambar 3. 5 Landasan Belakang (LDB)


 Tangki (TK)

Gambar 3. 6 Tangki (TK)

 Penutup Tangki (PT)

Gambar 3. 7 Penutup Tangki (PT)

 Roda (RD)
Gambar 3. 8 Roda (RD)

 Gambar 3D Mobil Truk Tangki Bensin (MTTB)

Gambar 3. 9 Mobil Truk Tangki Bensin (MTTB)

3.3.1.4 Jenis Material


Material adalah barang yang dibeli atau dibuat, yang disimpan untuk
keperluan kemudian, baik untuk dipakai, diproses lebih lanjut atau dijual. Adapun
pilihan jenis material pada pembuatan mobil mainan sebagai berikut:
1. Kayu Balsa
2. Kayu Mahoni
3. Kayu Sungkai
4. Kayu Pinus
Pada proses pembuatan Mainan Mobil Truk Tangki Bensin (MTTB) ini
kelompok kami menggunakan jenis material atau kayu balsa, dikarenakan kayu balsa
memiliki berat yang sangat ringan, walaupun ada bagian-bagian tertentu dari pesawat
balsa yang butuh struktur lebih kuat. Selain aeromodelling, kayu balsa juga banyak
digunakan untuk membuat boat Radio Control dengan cara dilapisi resin atau
coating sehingga tahan air dan lebih kuat.
Kayu balsa juga memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi
bahan yang populer dalam berbagai aplikasi. Kayu balsa dikenal karena
kepadatannya yang rendah, menjadikannya salah satu kayu paling ringan dan
membuatnya sangat cocok untuk aplikasi yang membutuhkan berat yang ringan
seperti mobil mainan anak – anak. Oleh karena itu, jenis material yang dipakai untuk
proses pembuatan Mainan Mobil Truk Tangki Bensi (MTTB) adalah Kayu Balsa.
Berikut ini merupakan gambar dari kayu balsa yang dapat dilihat pada
Gambar 3.10 dan 3.11.

Gambar 3. 10 Kayu Balsa Sebelum Dipotong

Gambar 3. 11 Kayu Balsa Sesudah Dipotong

3.3.1.5 Detail Komponen dan Bahan Pendukung


Komponen merupakan bagian dari keseluruhan yang membentuk suatu
kesatuan, sedangkan bahan pendukung adalah bahan yang menjadi kontruksi atau
bahan yang menjadi pelengkap atau penyempurna sehingga pembuatan karya selesai
dan menjadi lebih sempurna. Berikut ini merupakan detail komponen dan bahan
pendukung dari pembuatan produk Mainan Mobil Truk Tangki Bensin (MTTB) yang
dapat dilihat pada uraian dibawah ini.
Ketentuan:
1. Komponen pendukung: As Roda, dan Pasak
2. Bahan pendukung proses produksi: Cat
3. Bahan pengemasan: Bubble Wrap dan Plastik

3.3.2 Desain Proses


Desain Proses adalah rancangan cara untuk mentransformasikan sumber daya
menjadi sebuah produk. Tujuan desain proses adalah untuk menentukan bagaimana
menghasilkan sebuah produk, bagaimana memenuhi atau bahkan melebihi keinginan
pelanggan, mencapai target biaya dan manajerial. Berikut ini merupakan data pada
desain proses meliputi peta perakitan, precedence diagram, peta proses operasi,
routing sheet, dan multi product process chart (MPPC).

3.3.2.1 Peta Perakitan


Peta Perakitan atau Assembly Chart merupakan salah satu gambaran grafis
dari urutan – urutan aliran komponen serta rakitan bagian sub assembly ke rakitan
suatu produk. Berikut ini merupakan peta perakitan dari desain Minan Mobil Truk
Tangki Bensin yang dapat dilihat pada Gambar 3.12.
Gambar 3. 12 Peta Perakitan

3.3.2.2 Precedence Diagram


Precedence diagram merupakan diagram urutan elemen kerja yang
didefinisikan oleh precedence constraint. Berikut ini merupakan precedence
diagram dalam memproduksi Mainan Mobil Truk Tangki Bensin (MTTB) yang
dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Gambar 3. 13 Precedence Diagram

3.3.2.3 Peta Proses Operasi


Menurut Wignjosoebroto (1995), Peta Proses Operasi atau OPC adalah peta
kerja yang mencoba menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan
tersebut menjadi elemen-elemen operasi secara detail. Tahapan proses kerja harus
diuraikan secara logis dan sistematis. Berikut ini merupakan peta proses operasi
dalam memproduksi Mainan Mobil Truk Tangki Bensin (MTTB) yang dapat dilihat
pada Gambar 3.14 dan Gambar 3.15.

Gambar 3. 14 Peta OPC Pra Pabrikasi


Gambar 3. 15 Peta OPC Pabrikasi

3.3.2.4 Routing Sheet


Menurut Sritomo (2003), Routing sheet adalah suatu proses penyimpulan
langkah – langkah operasi yang diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi
produk jadi yang dikehendaki, dimana untuk proses tersebut dibutuhkan informasi –
informasi mengenai proses proses produksi. Berikut ini merupakan routing sheet
assembly, routing sheet pabrikasi, dan routing sheet pra-pabrikasi yang dapat dilihat
pada tabel berikut:
 Routing Sheet Assembly
Routing Sheet ini merupakan proses atau langkah – langkah produksi dari lini perakitan. Berikut ini merupakan Routing Sheet Assembly
yang dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3. 11 Routing Sheet Assembly
Nama Waktu Waktu Kapasitas Jumlah Jumlah Produksi Jumlah
Efisiensi Reliabilitas
No Nama Operasi Mesin / Meja Baku Setup Alat %Scrap yang yang dengan mesin
Mesin mesin (%)
Kerja (detik) (detik) Teoritis/Hari diharapkan disiapkan efisiensi teoritis
Bagian Depan (111)
Rakit Pasak 1
O-8 ke LDDTB Perakitan 1 4,6 0 5479,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
(SA1)
Rakit Pasak 2
O-9 Perakitan 1 4,6 0 5479,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
ke SA1 (SA2)
Rakit Kabin
O-15 TB ke SA2 Perakitan 1 4,6 0 5479,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
(SA3)
Bagian Belakang (114)
Rakit Pasak 1
O-22 Perakitan 2 6,43 0 3920,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
ke LDB (SA4)

Rakit Tangki
O-30 Perakitan 2 6,43 0 3920,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
ke SA4 (SA5)
Rakit Pasak 1
O-31 Perakitan 2 6,43 0 3920,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
ke SA5 (SA6)
Rakit Penutup
O-38 Tangki ke SA6 Perakitan 2 6,43 0 3920,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
(SA7)
Rakit SA7 ke
O-39 Perakitan 2 7,9 0 3190,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
SA3 (SA8)
Tabel 3. 11 Routing Sheet Assembly (Lanjutan)
Nama Waktu Waktu Kapasitas Jumlah Jumlah Produksi Jumlah
Efisiensi Reliabilitas
No Nama Operasi Mesin / Meja Baku Setup Alat %Scrap yang yang dengan mesin
Mesin mesin (%)
Kerja (detik) (detik) Teoritis/Hari diharapkan disiapkan efisiensi teoritis
Mobil Truk Tangki Air (001)
Rakit Asroda 1 ke
O-40 Perakitan 3 7,9 0 3190,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
SA8 (SA9)
Rakit Roda 1 dan 2 ke
O-52 Perakitan 3 7,9 0 3190,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
SA9 (SA10)
Rakit Asroda 2 ke
O-53 Perakitan 3 7,9 0 3190,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
SA10 (SA11)
Rakit Roda 3 dan 4 ke
O-62 Perakitan 3 7,9 0 3190,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
SA11 (SA12)
Rakit Asroda 3 ke
O-63 Perakitan 3 7,9 0 3190,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
SA12 (SA13)
Rakit Roda 5 dan 6 ke
O-72 Perakitan 3 7,9 0 3190,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
SA13 (SA14)
Rakit Asroda 4 ke
O-73 Perakitan 3 7,9 0 3190,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
SA14 (SA15)
Rakit Roda 7 dan 8 ke
O-82 Perakitan 3 7,9 0 3190,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
SA16 (ASS)
O-83 Dikemas GBJ 81,9 0 308,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00

I-14 Diperiksa GBJ 21,2 0 1189,00 92% 0% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
 Routing Sheet Pabrikasi
Routing Sheet ini merupakan proses atau langkah – langkah produksi dari raw material sampai dengan barang jadi. Berikut ini merupakan
Routing Sheet Pabrikasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.12.
Tabel 3. 12 Routing Sheet Pabrikasi
Nama Waktu Waktu Kapasitas Jumlah Jumlah Produksi Jumlah
Nama Efisiensi Reliabilitas
No Mesin / Meja Baku Setup Alat %Scrap yang yang dengan mesin
Operasi Mesin mesin (%)
Kerja (detik) (detik) Teoritis/Hari diharapkan disiapkan efisiensi teoritis
Landasan Depan (13123)
O-1 Diukur Penggaris 167,2 60 151,00 92% 0,00% 33,00 33,00 35,87 0% 0,00
O-2 Dipotong Mesin Potong 4,5 70 5585,00 92% 0,59% 32,00 33,00 35,87 96% 0,01
O-3 Difreis Mesin Freis 252,6 90 100,00 92% 3,11% 31,00 32,00 34,78 94% 0,37
O-4 Diukur Penggaris 43 60 585,00 92% 0,00% 31,00 31,00 33,70 0% 0,00
O-5 Dibor Mesin Bor 151,2 80 167,00 92% 0,30% 30,00 31,00 33,70 99% 0,20
O-6 Dihaluskan Gerinda 82,3 80 306,00 92% 0,09% 29,00 30,00 32,61 93% 0,11
O-7 Dicat Spray Cat 110,2 70 229,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,14
I-1 Diperiksa Pemeriksaan 23,3 60 1079,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
Kabin TB (1211)
O-10 Diukur Penggaris 310,3 60 82,00 92% 0,00% 35,00 35,00 38,04 0% 0,00
O-11 Difreis Mesin Freis 341,8 90 74,00 92% 11,00% 31,00 35,00 38,04 94% 0,55
O-12 Dibor Mesin Bor 24,7 80 1018,00 92% 0,07% 30,00 31,00 33,70 99% 0,03
O-13 Dihaluskan Gerinda 72,9 80 345,00 92% 0,03% 29,00 30,00 32,61 93% 0,10
O-14 Dicat Spray Cat 140,3 70 180,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,18
I-2 Diperiksa Pemeriksaan 36,6 60 687,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
Tabel 3. 12 Routing Sheet Pabrikasi (Lanjutan)
Nama Waktu Waktu Kapasitas Jumlah Jumlah Produksi Jumlah
Nama Efisiensi Reliabilitas
No Mesin / Meja Baku Setup Alat %Scrap yang yang dengan mesin
Operasi Mesin mesin (%)
Kerja (detik) (detik) Teoritis/Hari diharapkan disiapkan efisiensi teoritis
Landasan Belakang (13442)
O-16 Diukur Penggaris 142 60 178,00 92% 0,00% 43,00 43,00 46,74 0% 0,00
O-17 Dipotong Mesin Potong 5,7 70 4409,00 92% 19,55% 34,00 43,00 46,74 96% 0,01
O-18 Difreis Mesin Freis 367 90 69,00 92% 8,45% 31,00 34,00 36,96 94 0,01
O-19 Dibor Mesin Bor 138 80 183,00 92% 0,30% 30,00 31,00 33,70 99% 0,19
O-20 Dihaluskan Gerinda 89,2 80 282,00 92% 0,06% 29,00 30,00 32,61 93% 0,12
O-21 Dicat Spray Cat 168,8 70 149,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,22
I-3 Diperiksa Pemeriksaan 25,8 60 975,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
Tangki (1242)
O-23 Diukur Penggaris 66,2 60 380,00 92% 0,00% 49,00 49,00 53,26 0% 0,00
O-24 Dipotong Mesin Potong 6,5 70 3867,00 92% 21,00% 38,00 49,00 53,26 96% 0,01
O-25 Difreis Mesin Freis 937,6 90 27,00 92% 15,60% 32,00 38,00 41,30 94% 1,63
O-26 Diukur Penggaris 56,2 60 448,00 92% 0,03% 31,00 32,00 34,78 0% 0,00
O-27 Dibor Mesin Bor 72,6 80 347,00 92% 0,06% 30,00 31,00 33,70 99% 0,10
O-28 Dihaluskan Gerinda 55 80 457,00 92% 0,09% 29,00 30,00 32,61 93% 0,08
O-29 Dicat Spray Cat 249,2 70 101,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,33
I-4 Diperiksa Pemeriksaan 46 60 547,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
Penutup Tangki (1241)
O-32 Diukur Penggaris 87,9 60 287,00 92% 0,00% 45,00 45,00 48,91 0% 0,00
O-33 Dipotong Mesin Potong 3 70 8377,00 92% 28,87% 32,00 45,00 48,91 96% 0,01
O-34 Diukur Penggaris 28,9 60 870,00 92% 0,40% 31,00 32,00 34,78 0% 0,00
O-35 Dibor Mesin Bor 33,9 80 742,00 92% 0,20% 30,00 31,00 33,70 99% 0,05
O-36 Dihaluskan Gerinda 44 80 571,00 92% 0,09% 29,00 30,00 32,61 93% 0,06
Tabel 3. 12 Routing Sheet Pabrikasi (Lanjutan)
Waktu Waktu Kapasitas Jumlah Jumlah Produksi Reliabilit Jumlah
Nama Nama Mesin / Efisiensi
No Baku Setup Alat %Scrap yang yang dengan as mesin mesin
Operasi Meja Kerja Mesin
(detik) (detik) Teoritis/Hari diharapkan disiapkan efisiensi (%) teoritis
O-37 Dicat Spray Cat 67 70 376,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,09

I-5 Diperiksa Pemeriksaan 22,9 60 1098,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00

Roda (112)
O-41 Dibubut Mesin Bubut 322,6 100 78,00 92% 2,70% 31,00 32,00 34,78 98% 0,46
O-42 Diukur Penggaris 87,7 60 287,00 92% 0,00% 31,00 31,00 33,70 0% 0.00
O-43 Dipotong Mesin Potong 28,7 70 876,00 92% 0,00% 31,00 31,00 33,70 96% 0,04

Roda 1 (112)
O-44 Diukur Penggaris 28 60 898,00 92% 0,00% 31,00 31,00 33,70 0% 0,00
O-45 Dibor Mesin Bor 92,9 80 271,00 92% 0,02% 30,00 31,00 33,70 99% 0,13
O-46 Dihaluskan Gerinda 58,9 80 427,00 92% 0,70% 29,00 30,00 32,61 93% 0,08
O-47 Dicat Spray Cat 64 70 393,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,08
I-6 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 60 158,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00

Roda 2 (112)
O-48 Diukur Penggaris 28 60 898,00 92% 0,00% 31,00 31,00 33,70 0% 0,00
O-49 Dibor Mesin Bor 92,9 80 271,00 92% 0,02% 30,00 31,00 33,70 99% 0,13
O-50 Dihaluskan Gerinda 58,9 80 427,00 92% 0,70% 29,00 30,00 32,61 93% 0,08
O-51 Dicat Spray Cat 64 70 393,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,08
I-6 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 60 158,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
Tabel 3. 12 Routing Sheet Pabrikasi (Lanjutan)
Nama Waktu Waktu Kapasitas Jumlah Jumlah Produksi Jumlah
Nama Efisiensi Reliabilitas
No Mesin / Meja Baku Setup Alat %Scrap yang yang dengan mesin
Operasi Mesin mesin (%)
Kerja (detik) (detik) Teoritis/Hari diharapkan disiapkan efisiensi teoritis
Roda 3 (112)

O-54 Diukur Penggaris 28 60 898,00 92% 0,00% 31,00 31,00 33,70 0% 0,00
O-55 Dibor Mesin Bor 92,9 80 271,00 92% 0,02% 30,00 31,00 33,70 99% 0,13
O-56 Dihaluskan Gerinda 58,9 80 427,00 92% 0,70% 29,00 30,00 32,61 93% 0,08
O-57 Dicat Spray Cat 64 70 393,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,08
I-8 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 60 158,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00

Roda 4 (112)
O-58 Diukur Penggaris 28 60 898,00 92% 0,00% 31,00 31,00 33,70 0% 0,00
O-59 Dibor Mesin Bor 92,9 80 271,00 92% 0,02% 30,00 31,00 33,70 99% 0,13
O-60 Dihaluskan Gerinda 58,9 80 427,00 92% 0,70% 29,00 30,00 32,61 93% 0,08
O-61 Dicat Spray Cat 64 70 393,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,08
I-9 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 60 158,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00

Roda 5 (112)
O-64 Diukur Penggaris 28 60 898,00 92% 0,00% 31,00 31,00 33,70 0% 0,00
O-65 Dibor Mesin Bor 92,9 80 271,00 92% 0,02% 30,00 31,00 33,70 99% 0,13
O-66 Dihaluskan Gerinda 58,9 80 427,00 92% 0,70% 29,00 30,00 32,61 93% 0,08
O-67 Dicat Spray Cat 64 70 393,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,08

I-10 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 60 158,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00

Tabel 3. 12 Routing Sheet Pabrikasi (Lanjutan)


Nama Waktu Waktu Kapasitas Jumlah Jumlah Produksi Jumlah
Nama Efisiensi Reliabilitas
No Mesin / Meja Baku Setup Alat %Scrap yang yang dengan mesin
Operasi Mesin mesin (%)
Kerja (detik) (detik) Teoritis/Hari diharapkan disiapkan efisiensi teoritis
Roda 6 (112)

O-54 Diukur Penggaris 28 60 898,00 92% 0,00% 31,00 31,00 33,70 0% 0,00
O-55 Dibor Mesin Bor 92,9 80 271,00 92% 0,02% 30,00 31,00 33,70 99% 0,13
O-56 Dihaluskan Gerinda 58,9 80 427,00 92% 0,70% 29,00 30,00 32,61 93% 0,08
O-57 Dicat Spray Cat 64 70 393,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,08
I-8 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 60 158,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00

Roda 7 (112)
O-58 Diukur Penggaris 28 60 898,00 92% 0,00% 31,00 31,00 33,70 0% 0,00
O-59 Dibor Mesin Bor 92,9 80 271,00 92% 0,02% 30,00 31,00 33,70 99% 0,13
O-60 Dihaluskan Gerinda 58,9 80 427,00 92% 0,70% 29,00 30,00 32,61 93% 0,08
O-61 Dicat Spray Cat 64 70 393,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,08
I-9 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 60 158,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00

Roda 8 (112)
O-64 Diukur Penggaris 28 60 898,00 92% 0,00% 31,00 31,00 33,70 0% 0,00
O-65 Dibor Mesin Bor 92,9 80 271,00 92% 0,02% 30,00 31,00 33,70 99% 0,13
O-66 Dihaluskan Gerinda 58,9 80 427,00 92% 0,70% 29,00 30,00 32,61 93% 0,08
O-67 Dicat Spray Cat 64 70 393,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 95% 0,08

I-10 Diperiksa Pemeriksaan 159,3 60 158,00 92% 0,00% 29,00 29,00 31,52 0% 0,00
Contoh perhitungan tabel routing sheet pabrikasi pada komponen landasan depan
operasi pemotongan:
 Waktu baku = 4,5 detik
 Waktu setup = 70 detik
 Kapasitas alat teoritis/hari =
Jam kerja perhari−Waktu set up mesin per hari
Waktu baku
( 7 x 3.600 ) −(70)
= = 5.585 unit teoritis/hari
4 ,5
 Efisiensi mesin = 80 + (NPM Akhir 1 + NPM Akhir 2)
= 80 + (6 + 6) = 92%
 %Scrap = 0,59%
 Jumlah yang diharapkan = Jumlah yang disiapkan pada operasi ke-(n+1)
= Operasi ke-(2+1)
= Operasi ke-3 = 32 unit
Jumlah yang diharapkan
 Jumlah yang disiapkan =
(1− persentase scrap)
32
= = 33 unit
1−0 , 59 %
Jumlah yang disiapkan
 Produksi pada Efisiensi =
Efisiensi mesin
33
= = 35,87 unit
92 %
 Reliabilitas mesin = 96%

Produksi pada efisiensi


 Jumlah mesin teoritis =
Reliabilitas mesin x kapasitas mesin teoritis
35 ,87
= = 0,01 unit teoritis
96 % x 5.585

 Spesifikasi Material
Spesifikasi material digunakan untuk menentukan kualitas suatu bahan.
Berikut ini merupakan spesifikasi material yang dapat dilihat pada Tabel 3.14.
Tabel 3. 13 Spesifikasi Material
Nama Material NORL Spesifikasi Jumlah Ukuran/ Ukuran/bagian
Bagian/Unit unit (cm) (cm)
T P L T P L
8
Kayu Balok 1,5x5 cm 1 per ketebalan 1 1,5 5 1,5 80 5
0
8
Kayu Balok 5x5 cm 1 per ketebalan 1 5 5 5 80 5
0
8
Kayu Gelondongan D6 cm 1 per ketebalan 1 6 6 80
0
8
Kayu Gelondongan D3 cm 1 per ketebalan 1 3 3 80
0
Keterangan:
P = Panjang L = Lebar T = Tebal

 Kebutuhan Material
Kebutuhan material adalah persediaan yang pertama kali memperkenalkan
bahwa persediaan bahan baku, komponen, dan barang jadi memerlukan
penanganan yang berbeda. Berikut ini merupakan data kebutuhan material yang
dapat dilihat pada Tabel 3.15.
Tabel 3. 14 Kebutuhan Material
Karakteristik Titik Jumla
Jumlah Jumlah Total
No. Material (cm) h Part
NORL Nama Part Kebutuh Kebutuh Kebutuha
Part Dari 1
an Part an (unit) n
Teb Panja Leb Unit
al ng ar
1344 Landasan
1,5 17 5 39,52 4,71 9
1,5 x 5 2 Belakang
14
cm 1312
Landasan Depan 1,5 11 5 30,23 7,27 5
3
5 x 5 cm 1211 Kabin TB 5 6 5 32,62 13,33 3 3
1241 Penutup Tangki 3 5 - 41,05 16 3
D3 cm 9
112 Roda 3 15 - 30,02 5,33 6
D6 cm 1242 Tangki 6 17 - 43,57 4,71 10 10

Keterangan:
P = Panjang L = Lebar T = Tebal
 Jumlah kebutuhan part = Jumlah yang disiapkan routing sheet
pabrikasi
landasan depan
= 30,23 unit
Panjang (ukuran perunit )
 Jumlah part dari 1 unit = x Jumlah bagian
Panjang (karakteristik )
80
= x 1 = 7,27 unit
11
Jumlah kebutuhan part 30 ,23
 Jumlah kebutuhan = = = 5 unit
Jumlah part dari1 unit 7 ,27
 Routing Sheet Pra-Pabrikasi
Routing Sheet ini merupakan proses atau langkah – langkah produksi dari raw material sampai dengan barang jadi. Berikut ini merupakan
Routing Sheet Pra-Pabrikasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.16.
Tabel 3. 15 Routing Sheet Pra-Pabrikasi
Nama Waktu Waktu Kapasitas Jumlah Jumlah Produksi Jumlah
Nama Efisiensi Reliabilitas
No Mesin / Meja Baku Setup Alat %Scrap yang yang dengan mesin
Operasi Mesin mesin (%)
Kerja (detik) (detik) Teoritis/Hari diharapkan disiapkan efisiensi teoritis
Kayu Balok (1,5x5) cm
O-1 Diukur Meteran 219 70 115,00 92% 0,00% 15,00 15,00 16,30 0% 0,00
O-2 Dipotong Mesin Potong 209,8 80 120,00 92% 5,43% 14,00 15,00 16,30 96% 0,14
I-1 Diperiksa Pemeriksaan 78,2 60 322,00 92% 0,00% 14,00 14,00 15,22 0% 0,00
Kayu Balok (5x5) cm
O-3 Diukur Meteran 345,1 70 73,00 92% 0,00% 4,00 4,00 4,35 0% 0,00
O-4 Dipotong Mesin Potong 407 80 62,00 92% 4,31% 3,00 4,00 4,35 96% 0,07
I-2 Diperiksa Pemeriksaan 112,9 60 223,00 92% 0,00% 3,00 3,00 3,26 0% 0,00
Kayu Gelondongan (d6) cm
O-5 Diukur Meteran 179,9 70 140,00 92% 0,00% 11,00 11,00 11,96 0% 0,00
O-6 Dipotong Mesin Potong 221 80 114,00 92% 4,59% 10,00 11,00 11,96 96% 0,11
I-3 Diperiksa Pemeriksaan 69 60 365,00 92% 0,00% 10,00 10,00 10,87 0% 0,00
Kayu Gelondongan (d3) cm
O-7 Diukur Meteran 158 70 160,00 92% 0,00% 10,00 10,00 10,87 0% 0,00
O-8 Dipotong Mesin Potong 149,9 80 168,00 92% 1,90% 9,00 10,00 10,87 96% 0,07
I-4 Diperiksa Pemeriksaan 85,1 60 296,00 92% 0,00% 9,00 9,00 9,78 0% 0,00
3.3.2.5 Multi Product Process Chart (MPPC)
Multi Product Process Chart juga merupakan suatu diagram aliran yang menunjukan urutan – urutan proses untuk masing – masing
komponen yang akan diproduksi. Berikut ini merupakan MPPC dari produksi Mobil Truk Tangki Bensin (MTTB) yang dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:

Gambar 3. 16 Multi Product Process Chart (MPPC)


Jumlah Back Tracking = 120

Efisiensi =
∑ Least Step = 24%
∑ Step
 Usulan Perbaikan MPPC ke-1

Gambar 3. 17 Usulan Perbaikan MPPC Pertama


Jumlah Back Tracking = 264

Efisiensi =
∑ Least Step = 18%
∑ Step
 Usulan Perbaikan MPPC ke-2

Gambar 3. 18 Usulan Perbaikan MPPC Kedua


Jumlah Back Tracking = 36

Efisiensi =
∑ Least Step = 36%
∑ Step

Berdasarkan hasil perhitungan Multi Product Process Chart (MPPC), maka dapat diperoleh jumlah back tracking dan efisiensi dari Multi
Product Process Chart (MPPC) pada kondisi saat ini, Multi Product Process Chart (MPPC) usulan perbaikan pertama dan Multi Product
Process Chart (MPPC) usulan perbaikan kedua.
Pada Multi Product Process Chart (MPPC) saat ini diperoleh jumlah back tracking sebesar 120 dan efisiensi sebesar 24%, kemudian
Multi Product Process Chart (MPPC) usulan perbaikan pertama diperoleh jumlah back tracking sebesar 264 dan efisiensi sebesar 18%, dan dan
Multi Product Process Chart (MPPC) usulan perbaikan kedua diperoleh jumlah back tracking sebesar 36 dan efisiensi sebesar 36%.
Dapat disimpulkan bahwa jumlah back tracking terkecil dengan efisiensi yang besar didapatkan pada Multi Product Process Chart
(MPPC) usulan perbaikan kedua. Oleh karena itu, usulan perbaikan MPPC kedua terpilih sebagai peta yang dipakai oleh perusahaan tersebut.
BAB IV
ANALISIS
4.1 Analisis Desain Produk
Salah satu fungsi desain produk adalah untuk mengatur proses manufaktur
dalam pembuatan produk dengan cara-cara yang paling ekonomis dan menghasilkan
desain yang menarik bagi konsumen. Berdasarkan aktivitas pengumpulan dan
pengolahan data pada desain produk, maka diperoleh hasil analisis mengenai
pembuatan desain produk mainan Mobil Truk Tangki Bensin (MTTB). Adapun data
yang dikumpulkan pada desain produk ini meliputi data kapasitas produksi, data
daftar komponen, data uraian aktivitas perakitan, data reliabilitas mesin, data routing
sheet, data spesifikasi material, dan data kebutuhan material. Kemudian terdapat
hasil kapasitas perusahaan sebesar 29.162 unit dan jumlah yang diharapkan per jam
sebesar 14,46 sehingga diperoleh hasil jumlah yang diharapkan per hari sebanyak
101 unit. Setelah dilakukan pengumpulan data, maka tahap selanjutnya yaitu
pengolahan data.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada desain produk, maka didapatkan
hasil yang meliputi Bill of Material (BOM), spesifikasi produk, dimensi produk,
jenis material, detail komponen dan bahan pendukung. Pada spesifikasi produk
terdapat delapan dimensi kualitas beserta spesifikasinya dengan tujuan produk mobil
mainan tersebut dapat memenuhi keinginan konsumen, antara lain yaitu performance
dengan spesifikasi lancar dimainkan, feature dengan spesifikasi bisa dibongkar
pasang, conformance dengan spesifikasi berfungsi dengan baik, aesthetics dengan
spesifikasi desain yang menarik, reliability dengan spesifikasi aman digunakan,
durability dengan spesifikasi tahan banting, serviceability dengan spesifikasi
bergaransi, dan percived quality dengan spesifikasi harga terjangkau.
Selain itu, terdapat juga dimensi produk mobil mainan 2D dan 3D yang
dirancang menggunakan aplikasi Autocad ataupun yang lainnya dengan tujuan untuk
meningkatkan daya saing dan penjualan produk sehingga pendapatan perusahaan
akan bertambah. Adapun jenis material yang dipakai oleh perusahaan dalam
membuat mobil mainan yaitu kayu balsa, dikarenakan kepadatannya yang rendah dan
merupakan salah satu kayu yang paling ringan sehingga akan cocok apabila
diaplikasikan untuk mobil mainan anak – anak, kemudian terdapat juga detail
komponen dan bahan pendukung yang digunakan yaitu as roda, pasak, cat, plastik
dan bubble wrap.
4.2 Analisis Desain Proses
Salah satu tujuan desain proses adalah dapat menentukan dan memutuskan
mengenai layak atau tidaknya suatu produk untuk diproduksi oleh perusahaan.
Berdasarkan aktivitas pengumpulan dan pengolahan data pada desain proses, maka
diperoleh hasil analisis mengenai proses pembuatan mainan Mobil Truk Tangki
Bensin (MTTB). Adapun data yang dikumpulkan pada desain proses ini meliputi
data kapasitas produksi, data daftar komponen, data uraian aktivitas perakitan, data
reliabilitas mesin, data routing sheet, data spesifikasi material, dan data kebutuhan
material. Setelah dilakukan pengumpulan data, maka tahap selanjutnya yaitu
pengolahan data.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada desain proses, maka didapatkan hasil
yang meliputi peta perakitan, precedence diagram, peta proses operasi, routing sheet,
dan multi product process chart. Pada peta perakitan terdapat gambaran grafis dari
urutan – urutan aliran komponen dalam merakit suatu produk, kemudian terdapat
precedence diagram yang berfungsi untuk menggambarkan urutan aktivitas atau
elemen kerja pada stasiun kerja perakitan, dan peta proses operasi yang berfungsi
untuk memetakan proses operasi dan pemeriksaan yang terjadi dalam lini produksi
dari raw material hingga barang jadi. Adapun total waktu yang dihasilkan peta
proses operasi pra pabrikasi dan pabrikasi dalam menghasilkan suatu produk yaitu
sebesar 37,25 menit dan 136,15 menit.
Selain itu, terdapat juga routing sheet yang meliputi routing sheet assembly,
routing sheet pabrikasi, dan routing sheet pra pabrikasi. Adapun hasil perhitungan
yang telah diperoleh pada landasan depan MTTB yaitu kapasitas alat teoritis/hari
sebesar 5.585 unit, efisiensi mesin dengan persentase 0,59%, jumlah yang
diharapkan sebesar 32 unit, jumlah yang disiapkan sebesar 33 unit, produksi pada
efisiensi sebesar 35,87 unit, dan jumlah mesin teoritis sebesr 0,01 unit teoritis.
Kemudian berdasarkan kebutuhan material, didapatkan hasil dari jumlah kebutuhan
part sebesar 30,23 unit, jumlah part dari 1 unit sebesar 7,25 unit, dan jumlah
kebutuhan material sebesar 5 unit. Penentuan jumlah kebutuhan material ini
dilakukan agar perusahaan tidak mengalami kekurangan material atau bahan baku
yang akan digunakan dalam memproduksi mainan mobil truk tangki bensin.
4.3 Analisis Kapasitas Mesin
Kapasitas mesin merupakan daya tampung atau kemampuan mesin dalam
memproduksi suatu produk. Adapun mesin – mesin yang digunakan dalam
memproduksi mainan Mobil Truk Tangki Bensin (MTTB) antara lain mesin
pemotongan, mesin bubut, mesin freis, mesin bor, mesin gerinda dan spray cat.
Selain itu terdapat beberapa komponen yang dihasilkan melalui mesin – mesin
tersebut yang meliputi landasan depan, landasan belakang, kabin, tangki, penutup
tangki, dan roda. Berdasarkan hasil jumlah mesin teoritis, maka diperoleh nilai
terbesar yaitu mesin freis dengan jumlah mesin 1,63.
Salah satu fungsi Multi Product Process Chart (MPPC) adalah untuk
mengetahui jumlah mesin yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah keperluan produksi
dan mengetahui keterkaitan produksi antara komponen suatu produk. Berdasarkan
hasil perhitungan Multi Product Process Chart (MPPC), maka dapat diperoleh
jumlah back tracking dan efisiensi dari Multi Product Process Chart (MPPC) pada
kondisi saat ini, Multi Product Process Chart (MPPC) usulan perbaikan pertama dan
Multi Product Process Chart (MPPC) usulan perbaikan kedua. Pada Multi Product
Process Chart (MPPC) saat ini diperoleh jumlah back tracking sebesar 120 dan
efisiensi sebesar 24%, kemudian Multi Product Process Chart (MPPC) usulan
perbaikan pertama diperoleh jumlah back tracking sebesar 264 dan efisiensi sebesar
18%, dan dan Multi Product Process Chart (MPPC) usulan perbaikan kedua
diperoleh jumlah back tracking sebesar 36 dan efisiensi sebesar 36%. Dapat
disimpulkan bahwa jumlah back tracking terkecil dengan efisiensi yang besar
didapatkan pada Multi Product Process Chart (MPPC) usulan perbaikan kedua. Oleh
karena itu, usulan perbaikan MPPC kedua terpilih sebagai peta yang dipakai oleh
perusahaan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari analisis diatas, maka diperoleh beberapa kesimpulan


sebagai berikut:
1. Material yang dipakai oleh perusahaan dalam pembuatan desain produk yaitu
kayu balsa, dikarenakan kepadatannya yang rendah dan merupakan salah satu
kayu yang paling ringan sehingga akan cocok apabila diaplikasikan untuk
mobil mainan anak – anak.
2. Mesin – mesin yang digunakan dalam memproduksi mainan Mobil Truk
Tangki Bensin (MTTB) antara lain mesin pemotongan, mesin bubut, mesin
freis, mesin bor, mesin gerinda dan spray cat. Selain itu, terdapat juga
beberapa komponen yang dihasilkan melalui mesin – mesin tersebut yang
meliputi landasan depan, landasan belakang, kabin, tangki, penutup tangki,
dan roda.
3. Penentuan jumlah kebutuhan material dalam desain proses ini dilakukan agar
perusahaan tidak mengalami kekurangan material atau bahan baku yang akan
digunakan dalam memproduksi mainan mobil truk tangki bensin.
4. Berdasarkan hasil jumlah back tracking terkecil dengan efisiensi yang besar
didapatkan pada Multi Product Process Chart (MPPC) usulan perbaikan
kedua. Oleh karena itu, usulan perbaikan MPPC kedua terpilih sebagai peta
yang dipakai oleh perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R. D., & Iftadi, I. (2016). Analisis dan Perancangan Sistem Kerja. Sleman:
Grup Penerbitan CV Budi Utama.
Harsanto, B. (2022). Dasar - Dasar Manajemen Operasi. Jakarta: KENCANA.
Irawan, P. A., & Syaichu, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan
Metode Material Requirement Planning (MRP) pada PT. Semen Indonesia
(PERSERO), Tbk. Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE), 04, 17-
18.
Kusmindari, D., Alfian, A., & Hardini, S. (2019). Production Planning and
Inventory Control. Sleman: Grup Penerbitan CV Budi Utama.
Luthfillah, M. (2020). Diambil kembali dari Repositori Universitas Siliwangi:
http://repositori.unsil.ac.id
Safitri, D. M., Rahmawati, N., & Faradilla, A. (2021). Perancangan dan Pengukuran
Kerja. Makassar: PT. Nas Media Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai