Anda di halaman 1dari 11

Tugas ARTIKEL MANAJEMEN OPERASONAL II

DESAIN PRODUK BERUPA BARANG ATAU JASA


Dosen Pembimbing : Dr. Supawi Pawenang, SE, MM

Disusun Oleh :
Nama : Desi Setyaningrum
NIM : 2020020021
Kelas : A1-manajemen

Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Batik Surakarta
Tahun 2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

ABSTRAK

Analisis Desain Produk Berupa Barang Atau Jasa.


Artikel ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Desain Produk Berupa Barang
Atau Jasa. Mengetahui tentang desain produk berupa jasa, cara pengembangan
produk, dan permasalahn terhadap desain produk.
Metode analisis yang digunakan dalam artikel ini yaitu dengan menggunakan
metode reading metods. Bahan analisis yang digunakan yaitu dengan mencari dan
membaca-membaca referensi jurnal dan artikel.
Hasil artikel menunjukkan bahwa cara kita mengetahui desain produk berupa
jasa,cara pengembangan produk, dan permasalahan terhadap desain produk.
Megetahui tentang perkembangan produk terhadap kemajuan terhadap teknologi yang
secara dahsyat. Pembaca bisa mengetahui transisi ke produksi produk yang dibuat
suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa, telah dipilih, didesain, dan ditetapkan
produk telah berkembang dari sebuah ide menjadi definisi yang fungsional, dan
kemudian mungkin menjadi sebuah desain.

Kata Kunci : desain produk, pengembangan


produk, permasalahan, transisi
produksi.

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Dewasa ini banyak perusahaan dihadapkan kepada produksi barang dan
jasa yang sesuai dengan keinginan kosnsumen yang selalu berubah– ubah.
Dimana hal tersebut menimbulkan suatu masalah baru yang komplek bila suatu
perusahaan tidak mampu mengatasinya. Oleh karena itu diperlukan diperlukan
sebuah sistem atau strategi proses dalam manajemen operasional yang disebut
juga sebagai Strategi transformasi faktor inputs menjadi outputs. Dimana
sistem ini lebih efisien dan efektif. Manager operasional bertugas menyusun
strategi proses untuk dapat mencapai sasaran operasional dan
organisasi/perusahaan (Tampubolon, 2004). Dalam pemasaran, produk
mempunyai arti yang luas, yaitu suatu kesatuan yang ditawarkan pada pasar
baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Produk yang berwujud biasa
disebut barang (goods) dan produk yang tidak berwujud biasa disebut jasa
(service). Seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Armstrong (1993:494)
jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan kepada pihak lain,
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu. Proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk
fisik. Sementara itu Robert D. Reid (1989:29) memberikan penjelasan
mengenai jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud, tidak seperti produk yang
berwujud Jasa bukan barang fisik, tetapi sesuatu yang menghadirkan kegiatan
atau perbuatan. Kehadirannya ini umumnya dilakukan atas dasar personal
sering berhadap-hadapan langsung antara individu. Christian Gonroos
(1990:27) mencoba memadukan pengertian jasa sebagai aktivitas dari suatu
hakikat yang tidak berwujud yang berinteraksi antara konsumen dan pemberi
jasa dan/sumber daya fisik atau barang dan/ system yang memberikan jasa,
yang memberikan solusi bagi masalah-masalah konsumen.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah kami adalah sebagai
berikut.
1. Apa yang Anda ketahui tentang desain produk berupa barang?
2. Apa yang Anda ketahui tentang desain poduk berupa jasa?
3. Bagaimana cara pengembangan produk (product development)?
4. Apa permasalahan lain dari desain produk?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah kami yaitu sebagai berikut.
1. Sebagai penambah nilai mata kuliah Manajemen Operasional.

3
2. Menjelaskan tentang desain produk berupa barang.
3. Menjelaskan tentang desain produk berupa jasa.
4. Menjelaskan cara pengembangan produk (product development).
5. Menjelaskan tentang permasalahan lain dari desain produk.

D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah kami yaitu dapat menambah ilmu pengetahuan
kami tentang desain produk berupa barang atau jasa.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

Produk adalah sesuatu yang dapat memberi manfaat bagi yang memiliki
atau yang menggunakannya yang dapat berupa barang atau jasa ataupun
informasi dan gagasan. Dalam istilah produk yang terdapat perbedaan
pemahaman antara barang dan jasa.

A. DESAIN PRODUK BERUPA BARANG


Produk yang berupa barang adalah sesuatu yang berbentuk sehingga
dapat disimpan dan dapat diperjualbelikan. Produk yang berupa barang dapat
dipindah-pindahkan letak fasilitasnya, dapat ditentukan besaran biayanya, dan
aktivitas penjualannya berbebda dengan produksi, dimana aktivitas
produksinya mudah diotomatisasi.
Dalam pengembangan desain atau redesain dari suatu produk, haruslah
dilakukan dengan dasar: apa alasan untuk dilakukannya dan apa tujuannya.
Alasan dilakukannya desain atau desain produk adalah untuk dicapainya
keberhasilan dan kemakmuran suatu organisasi perusahaan. Untuk itu, maka
perlu diperhatikan berbagai kegiatan dan tanggung jawab yang mencakup atau
mempengaruhi bidang-bidang fungsional yang terkait dalam organisasi
terutama pemasaran dan operasi produksi.
Kegiatan dan tanggung jawab itu adalah:
1. Menterjemahkan keinginan dan kebutuhan pelanggan ke dalam produk
yang akan dibuat baik dalam operasi produksi maupun pemasarannya.
2. Merumuskan kembali produk yang sekarang dalam pemasarannya dan
menjaring produk yang ada di pasar.
3. Mengembangkan produk baru baik dalam operasi produksi maupun dalam
pemasaran.
4. Memformulasikan sasaran dari desain atau redesain produk dalam mutu
atau kualitas dengan kaitannya untuk pemasaran dan operasi produksi.
5. Memformulasikan sasaran biaya yang berkaitan dengan operasi produksi,
keuangan, dan akuntansi.
6. Membangun dan menguji prototipe yang terkait dengan operasi produksi,
pemasaran, dan teknik.
7. Dokumen spesifikasi.
Pada dasarnya desain produk mempunyai implikasi stratejik untuk keberhasilan
dan kemakmuran organisasi perusahaan. Umumnya desain produk yang
dilakukan punya dampak pada kegiatan organisasi ke depan. Oleh karena itu

5
keputusan dari desain produk menjadi sangat penting sehingga pimpinan
organisasi harus membuatnya.
Pada umumnya teknologi secara tidak langsung dapat mempengaruhi desain
produk. Kemajuan teknologi, seperti teknologi processing atau pengolahan
membutuhkan terdapatnya perubahan desain yang ada sehingga dapat cocok
dengan teknologi pengolahan yang baru. Dampak teknologi pada desain produk
dapa ditemui pada teknologi new digital recording yang terdapat dalam dunia
pertelevisian.

B. DESAIN PRODUK BERUPA SUATU JASA


Banyak pembahasan sejauh ini memusatkan perhatian pada apa yang
disebut sebagai produk nyata, yakni barang. Di sisi lain, terdapat produk yang
tidak nyata , yaitu jasa. Termasuk dalam industri jasa adalah perbankan,
keuangan, asuransi, transportasi, dan komunikasi. Produk yang ditawarkan oleh
perusahaan jasa mulai dari prosedur kesehatan yang meninggalkan luka kecil
setelah operasi usus buntu, pencucian dan pemotongan rambut di salon, hingga
film yang bagus.
Merancang jasa merupakan tantangan, karena umumnya mempunyai
karakteristik yang unik. Satu alasan mengapa perbaikan produktivitas dalam
jasa begitu adalah karena baik desain dan pengantaran produk jasa
memasukkan adanya interaksi pelanggan. Saat pelanggan berpartisipasi dalam
proses desain, pemasok jasa mungkin mempunyai daftar menu jasa di mana
pelanggan dapat memilih pilihannya. Dalam hal ini, pelanggan dapat
berpartisipasi dalam desain jasa. Spesifikasi desain berupa sebuah kontrak atau
penjelasan tertulis dengan foto (seperti pada operasi plastik atau tatanan
rambut). Sama halnya, pelanggan dapat berperan dalam pengantaran sebuah
jasa atau pada keduanya, desain dan pengantaran , merupakan situasi yang
menambah tantangan pada desain produk.
Walaupun demikian, seperti halnya barang, sebagian besar biaya dan
kualitas sebuah jasa diterapkan pada tahapan desain. Juga seperti barang,
sejumlah teknik dapat mengurangi biaya dan meningkatkan produk. Satu
tekniknya adalah merancang produk sehingga penyelarasan selera
(customization) dapat ditunda sedapat mungkin.
Pendekatan yang kedua adalah produk modular, artinya customization
mengambil bentuk pada perubahan modul. Strategi ini menjadika nmodul
didesain menjadi sebagai kesatuan standar yang “tetap”. Pendekatan modular
pada desain produk mempunyai dampak pada manufaktur dan jasa.
Sebagaimana desain modular memungkinkan anda membeli sebuah
motor harlaey-davidson atau stereo dengan high-fidelity sesuai dengan fitur
yang anda inginkan, fleksibilitas modular juga membiarkan anda membeli
makanan, pakaian dan asuransi yang bisa dipasang ulang (modular).

6
Samahalnya portfolio investasi ditempatkan bersamaan pada dasar yang
modular. Tentu saja di gunakan untuk customization sebuahjasa (dalam hal ini,
pendidikan).
Pendekatan ketiga desain jasa adalah membagi jasa menjadi bagian-
bagian kecil dan mengidentifikasi bagian tersebut yang menyebabkan otomatis
asi atau mengurangi interaksi pelanggan. Sebagai contoh, dengan memisahkan
proses pencairan cek melalui mesin ATM, bank telah merancang sebuah
produk yang meningkatkan sebuah pelayanan dan mengurangi biaya dengan
sangat efektif. Sama halnya, perusahaan penerbangan sekarang memulai jasa
pelayanan tanpa tiket. Karena perusahaan penerbangan menghabiskan $15
hingga $30 untuk memproduksi selembar tiket (termasuk upah ,percetakan ,dan
komisi agen perjalanan), system tanpa tiket dapat menghemat perusahaan
penerbangan hingga miliaran dolar pertahun. Dengan mengurangi biaya dan
antrian di bandara yang karenanya meningkatkan kepuasan pelanggan
menjadikan sebuah desain “produk“ yang menguntungkan semua pihak.
Karena adanya interaksi pelanggan yang tinggi pada banyak industry
jasa, teknik yang ketiga adalah untuk memfokuskan desain pada apa yang
disebut sebagai moment-of-truth Jancarlzon presiden terdahulu dari
Scandinavian airways, percaya bahwa dalam industry jasa, ada sebuah
moment-of-truth di mana hubungan antara penyedia jasa dan hubungan
pelanggan merupakan sesuatu yang sangat penting pada saat itulah, kepuasan
pelanggan pada sebuah pelayanan ditetapkan. Moment-of-turth adalah ingatan
yang begitu terkesan, yang meningkatkan atau menurunkan harapan pelanggan.
Ingatan tersbut sangat sederhana seperti sebuah senyuman, atau mendapatkan
karyawan di lobby hotel yang memperhatikan anda dan bukannya berbicara
pada karyawan lain di sebelahnya. Moment-of-truth dapat terjadi saat anda
memesan makanan di McDonald, memotong rambut, atau mendaftar pada
sebuah kursus. Menjelaskan pada sebuah moment-of-turth untuk sebuah
computer dari perusahaan layanan hotline pelanggan. Tugas manajer operasi
adalah mengenali moment-of-trurth dan merancang operasi yang dapat
memenuhi bahkan mlebihi harapan pelanggan.
Dalam rangka menciptakan gaya manajemen dan lingkungan yang
kondusif bagi organisasi jasa untuk menyempurnakan kualitas, organisasi
bersangkutan harus mampu mengimplementasikan enam prinsip utama yang
berlaku bagi perusahaan manufaktur maupun organisasi jasa. Keenam prinsip
ini sangat bermanfaat dalam membentuk mempertahankan lingkungan yang
tepat untuk melaksanakan penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan
dengan didukung oleh para pemasok, karyawan, dan pelanggan.

C. PENGEMBANGAN PRODUK (PRODUCT DEVLOPMENT)


Kemajuan teknologi telah terjadi secara dahsyat, sehingga
mengakibatkan segala sesuatu dengan cepat kelihatan ketinggalan jaman
karena memang telah usang. Produk-produk lama secara terus menerus

7
dirancang kembali, dan produk-produk baru tiada henti-hentinya terus
dikembangkan. Dan berikut ini adalah delapan tahap pengembangan produk
1) Ide: bersumber dari perubahan lingkungan teknologi, demografi, ekonomi,
politik, dan sebagainya.
2) Persyaratan yang harus dipenuhi di pasar : pendekatan yang diperlukan
untuk memuaskan konsumen.
3) Spesifikasi fungsional : bagaimana cara kerja produk tersebut.
4) Spesifikasi produk : bagaimana produk akan dibuat.
5) Ulasan desain : bagaimana produk akan dibuat secara ekonomis dan kualitas.
6) Pengujian pasar : apakah produk memenuhi keinginan pasar.
7) Pengenalan produk : produk diantar ke konsumen.
8) Evaluasi : berhasil atau tidak.

D. PERMASALAHAN LAIN DARI DESAIN PRODUK


1. Transisi ke Produksi
Akhirnya, suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa, telah dipilih,
didesain, dan ditetapkan produk telah berkembang dari sebuah ide menjadi
definisi yang fungsional, dan kemudian mungkin menjadi sebuah desain.
Sekarang, manajemen harus membuat keputusan untuk mengembangkan
adalah mengetahui kapan memindahkan sebuah produk dari tahap
pengembangan ke tahap produksi; pemindahan ini dikenal sebagai
perpindahan menuju produksi (transition to production). Staf pengembangan
produk selalu tertarik membuat perbaikan sebuah produk. Karena mereka
cenderung untuk melihat perkembangan produk sebagai sesuatu yang terus
berkembang, mereka mungkin tidak pernah menyelesaikan produk, tetapi
sebagaimana yang telah kita simak sebelumnya, bahwa perkenalan produk
yang terlambat berakibat biaya tinggi. Walaupun tekanan konfkik ini ada,
manajemen harus membuat sebuah keputusan–pengembangan lebih lanjut
atau produksi.
Saat keputusan dibuat, biasanya ada satu periode produksi percobaan
untuk memastikan desain benar benar dapat diproduksi. Ini merupakan uji
kemampuan untuk diproduksi. Percobaan ini juga memberikan staf operasi
kemungkinan untuk mengembangkan peralatan yang sesuai prosedur
pengendalian kualitas, dan pelatihan karyawan untuk memastikan bahwa
produk dapat di mulai dengan sukses. Pada akhirnya, saat produk dianggap
dapat di pasarkan dan diproduksi, manajemen lini akan melimpahkan
tanggung jawab.
Beberapa perusahaan menunju seorang manajer proyek, sementara yang
lainya menggunakan tim pengembangan produk untuk memastika transisi
dari pengembangan ke produk berjalan dengan sukses. Kedua pendekatan ini

8
memungkinkan rentang yang luas perlunya sumber daya dalam kondisi
berfluktuasi. Pendekatan ketiga adalah perpaduan pengembangan produk
dan organisasi manufaktur. Pendekatan ini menjadikan perpindahan sumber
daya antara dua organisasi mudah, di saat kebutuhan berubah. Tugas
manajer operasi adalah membuat perpindahan dari litbang ke produksi tanpa
gejolak atau sehalus mungkin.
2. Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan
Banyak Faktor dalam desain produk yang perlu diperhatian, diantaranya:
1) Kebutuhan Konsumen. Pelanggan akan memiliki pengaruh yang besar
atas cara produk dirancang dan berkembang. Alasan produk dirancang
adalah harus mampu memenuhi kebutuhan pelanggan potensial yang akan
dibidik. Misalnya, ketika merancang sebuah ponsel tim desain akan
menampilkan beberapa desain kepada pelanggan potensial dan membuat
perubahan sesuai dengan suka dan tidak suka.
2) Segmentasi Pasar. Pasar/konsumen perlu dibedakan, salah satunya
mengingat perbedaan dalam selera konsumen. Semakin kompleks
konsumen dalam stratanya maka akan semakin banyak jenis produk yang
diperlukan dalam melayani segmentasi konsumen itu.
3) Teknologi. Dalam mendesain produk teknologi berperan dalam
menghasilkan produk yang diminati. Perkembangan teknologi
mengharuskan produsen untuk mampu menciptakan produk yang
berkualitas.
4) Kondisi Lokal. Dalam desain produk perlu dipertimbangkan budaya lokal
masyarakat /konsumen sehingga produk kita bisa dimanfaatkan dengan
baik dan tidak menyusahkan.

9
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Esensi dari suatu organisasi perusahaan adalah produk yang dapat berupa
barang atau jasa, ataupun lainnya yang ditawarkan. Terdapat hubungan yang nyata
antara desain dari produk dan keberhasilan dari suatu organisasi perusahaan
mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Organisasi haruslah mampu
mendesain atau meredesain secara baik produk berupa barang atau jasa, dan haruslah
pula dapat merealisasikannya secara tepat sehingga tujuan dan sasaran organisasi
dapat dicapai dengan memuaskan.
Desain produk sangat erat kaitannya dengan strategi organisasi perusahaan.
Faktor utama dalam strategi organisasi yang harus diperhatikan adalah biaya,
kualitas, waktu masuk pasar, kepuasan pelanggan, dan keunggulan bersaing.
SARAN
Pentingnya suatu produk baru haruslah dapat dilihat dengan hati-hati, jangan sampai
estiasi yang dilakukan dengan berlebih-lebihan. Pada kenyataannya, terdapat beberapa
produk baru yang kurang berhasil di pasar. Hal ini prnah dihadapi oleh beberapa
produk otomotif baik berupa motor maupun mobil sehingga oleh produsennya ditarik
dari peredaran di pasar.

10
DAFTAR PUSTAKA

T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta,


Edisi Pertama, 2010-2011.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa – Teori dan Praktek. Jakarta:
Salemba Empat

Jasfar, Farida. 2005. Manajemen Jasa – Pendekatan Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia

Sukanto Reksohadiprodjo.1985. Manajemen Produksi.BPFE Yogyakarta

Heizer, Jay and Render, Barry. “Operations Management (Manajemen Operasi)”.


Edisi Tujuh. Salemba Empat. 2005

Prof. Dr. Sofjan Assauri.2016.Manajemen Operasi Produksi. PT. Raja Grafindo


Persada. Jakarta

Nurul Diena Novania, ST, Materi Kuliah Penerapan TQM Pada Industri Jasa, Scribd.

11

Anda mungkin juga menyukai