Anda di halaman 1dari 18

NAMA

NIM

: MARIYATUL QIBTIYAH
: 14230109

TUGAS

:4

TANGGAL

: 4/03/2016

BAB 4. DESAIN PRODUK DAN JASA


A. ARTI PERENCANAAN PRODUK DAN JASA
Desain Produk
1.

Pengertian Desain Produk


Desain Produk adalah sebagai alat manajemen untuk menterjemahkan
hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelum menjadi
rangcangan yang nyata yang akan diproduksi dan dijual dengan menghasilkan
laba.
Pengertian Produk oleh W.J. Stanton ( 1981 ; 192 ), dimana :
Yang dikatakan produk adalah seperangkat atribut baik berwujud
maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga nama baik
perusahaan, nama baik toko yang
menjual, dan pelayanan pabrik serta
pelayanan pengecer yang diterima pembeli guna memuaskan keinginannya.
Pengertian desain dikemukakan pula oleh W.J. Syanton yang diterjemahkan oleh
Y. Lamarto, yaitu :
Desain adalah ragam khusus dari sebuah bentuk atau penampilan dalam
seni, produk atau ikhtiar.
Ada pun pengertian dari desain produk itu dikemukan oleh Suyadi
Prawirosentono dalam bukunya Manajemen Produksi ( 1996 ; 1 ) :
Product design adalah rancang bangun dari suatu produk ( barang ) yang
akan diproduksi.
Franklin G Moore dan Thomas E Hederick dalam bukunya Manajemen Produksi
dan Operasi ( 1999 : 121 ), mengatakan :
Desain produk merupakan hal yang paling penting, karena kesempatan
yang dimiliki produk baru sering menakjubkan. Dimana pada suatu waktu,
produk baru dapat menaikan dua kali atau tiga kali omset suatu organisasi
.
Keputusan penting dalam manajemen operasional adalah menentukan
desain produk seperti apa yang akan dihasilkan perusahaan. Hal ini dikarenakan
kegiatan dari manajemen operasional adalah melakukan transformasi input
menjadi output, sehingga apa saja tindakan transformasi yang akan dilakukan
mencacu pada output yang seperti apa atau bagaiman yang akan dihasilkan
perusahaan. Berkaitan dengan keputusan desain adalah keputusan dalam
menentukan kualitas seperti apa yang akan diwujudkan oleh perusahaan.
Dalam dunia bisnis terjadi persaingan artinya setiap perusahaan yang
menghasilkan produk baik berupa barang maupun jasa hamper selalu
menghadapi persaingan dari perusahaan lain. Sehingga agar dapat
mempertahankan diri dalam dunia persaingan secara jangka panjang maka
kualitas merupakan konsep penting yang harus dipahami oleh manajer
operasional dalam menjalankan aktifitasnya
Konsep desain produk dan berbagi hal mengenai kualitas akan secara
singkat dipaparkan dalam modul ini.
Perusahaan menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen akan kepuasan, sehingga output yang dihasilkan
seharusnya dapat memuaskan konsumen. Oleh karena itu produk bisa diartikan

sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen (perusahaan) kepada konsumen.


Untuk dapat mencapai maksud tersebut maka sudah selayaknya perusahaan
memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui strategi
bisnis, diantaranya pembedaan (diferensiasi), biaya rendah (kepemimpinan
biaya), respon cepat (rapid respon) atau kombinasi diantaranya ketiga strategi
tersebut.
2.

Maksud dan Tujuan Desain Produk


Produk Desain mempunyai maksud dan tujuan untuk membantu
perusahaan dalam menciptakan dan mengembangkan produk baru atau untuk
menjamin hasil produki yang sesuai dengan keinginan pelanggan disatu pihak
serta dipihak lain untuk menyesuaikan dengan kemampuan perusahaan.

Maksud dari Desain Produk, antara lain :


Untuk menghindari kegagalan kegagalan yang mungkin terjadi dalam
pembuatan suatu produk.
b.
Untuk memilih metode yang paling baik dan ekonomis dalam pembuatan
produk.
c.
Untuk menentukan standarisasi atau spesifikasi produk yang dibuat.
d.
Untuk menghitung biaya dan menentukan harga produk yang dibuat.
e.
Untuk mengetahui kelayakan produk tersebut apakah sudah memenuhi
persyaratan atau masih perlu perbaikan kembali.
a.

Sedangkan tujuan dari Desain Produk itu sendiri, adalah :


Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual
yang tinggi.
b.
Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya.
c.
Untuk membuat produk seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku
dan biaya biaya dengan tanpa mengurangi nilai jual produk tersebut.
a.

3.

Perancangan Produk
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada
kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara
tepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan
biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk biasanya kita akan melewati
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Market Research dan Feasibility Study Market Research
dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market
research ini bisa didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan
atau inginkan.
2. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah
pendapat, adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan
keluar dari masalah yang didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan
didapatkan garis besar barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang
akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin membuat mesin
penghisap debu, akan terbayang untuk membuatnya dibutuhkan motor,
chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang
produk tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen.
Konsumen tentu saja menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam
produk tersebut sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya (reasonable
price). Tentu saja market research diperlukan untuk mengetahui selera pasar.
Dari menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi
komponen-komponen dan material apa saja yang akan dipakai.
4. Menggambar Produk

5.

6.

7.

8.
9.

4.

Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponenkomponen yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan
mendapatkan ilustrasi produk jadi. Produk bisa digambar dalam 2 dimensi
atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih mudah dimengerti oleh
sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3 dimensi bisa dilakukan
dengan menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia dll.
Review Produk
Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada
rancangan yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi
dengan melihat gambar produk biasanya lebih mudah berkembang daripada
hanya membayangkannya saja. Pada tahap ini kembali dilakukan
brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal dan meminimalisir
masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula
biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.
Membuat Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai
cara. Untuk produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid
prototyping, desain body mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah
liat khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk
produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample
barangnya (produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian dalam
menggambar dan tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat
fatal: barang reject.
Uji Coba
Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini
benar-benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu,
ditekan, dijatuhkan, dan lain-lain. Produsen telepon seluler seperti nokia
memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-ponsel buatan mereka supaya
tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan
tentu saja produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal
yang memuaskan tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen,
bukan produsen. Begitulah produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus
menerus produk mereka agar nama produk yang mereka buat tetap terjaga.
Poduksi Masal
Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak
sampai menerima barang yang rusak.
Garansi
Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang
membuat produk tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada
kerusakan pada barang tersebut. Banyak konsumen yang lebih memilih
membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan garansi dan ketenangan
dalam pemakaian produk.

Tahapan Tahapan Kegiatan Desain Produk


Seorang product designer harus melalui tahapan
merencanakan suatu produk, tahapan tersebut yaitu :

tahapan

dalam

1. Memformulasikan hasil marketing research


Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk
adalah riset pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan
pelanggan, product designer dapat memperoleh data dari riset pemasaran
yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset ini dilakukan baik
untuk produk yang betul betul baru maupun untuk produk yang sudah ada.
Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan
sebuah gagasan atau ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut
diperoleh dari data yang didapatkan saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam

riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada,
perusahaan harus mempertimbangkan hal hal sebagai berikut :
Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna
dari produknya denga tidak mengabaikan penentuan harga
- Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk
yang sudah ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.
Untuk hal hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor
faktor yang berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi
atau keterangan berdasarkan pengalaman.
-

2. Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan


Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka
desainer harus mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri,
diantaranya : tenaga kerja, mesin mesin, peralatan penunjang dan
perkakas
lainnya.
Dalam
membuat
produk,
desainer
harus
mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin.

3. Membuat sketsa
Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat
jelas satu dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah
dalam pembuatan gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing masing
produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuran ukuran yang
sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan.
4. Membuat gambar kerja
Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam
kegiatan Desain Produk, dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan
bentuk dan ukuran yang sebenarnya dengan skala yang diperkecil. Selain itu,
dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan bahan yang akan
dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja
tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan
untuk segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya.
5.

Faktor faktor yang Mempengaruhi Desain Produk


Desain produk sebagai alat bantu dalam manajemen produksi bertitik
tolak penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Pentingnya
desain produk terletak pada penetapan secara rinci disain produk atau jasa yang
akan dibuat, serta klasifikasi agar sesuai dengan tujuan yang dikendaki.

Sedangkan faktor faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai


berikut :
1.
2.
3.
4.

Fungsi produk
Standar dan Spesifikasi desain
Tanggung jawab Produk
Harga dan Volume
Keempat faktor tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai
berikut :

Product Design

Design Specification and Standard


Product Liability Price and Volume
Function

Prototype
Gambar 2.1
Faktor faktor yang mempengaruhi Desain Produk
( Yus R. Hardjadinata Manajemen Produksi / Operasi ( 1995 ; 20 ) )
Faktor faktor yang mempengaruhi Desain Produk :
1. Fungsi Produk
Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan
yang berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat.
Dengan demikian bahwa desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi
dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting dalam menentukan
suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan yang
maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi
kuantitas.
2. Standar dan Spesifikasi Desain
Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari :
- Sambungan - sambungan
Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung
bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.
- Bagian
Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain
disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi
satu kesatuan yang kuat
- Bentuk
Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan
dengan
Penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.
- Ukuran
Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian bagian produk
secara keseluruhan.
- Mutu
Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut,
apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk
tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan
digunakan dalam jangka waktu yang pendek.
- Bahan
Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik,
maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua
yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan
tersendiri.
- Warna
Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang
mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal
inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain yang sejenis.
3. Tanggungjawab Produk

Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai
pembuat produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan
pemakai produk tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting
untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu mendesain produk
tersebut.
4. Harga dan Volume
Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk
yang akan dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda
dengan produk yang dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang
harganya relatif lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula.
5. Prototype
Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat,
prototype ini memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga
sebelum perusahaan memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat
terlebih dahulu.
Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin
memberikan gambaran mengenai perubahan perubahan yang perlu
dilakukan serta sebagai informasi dalam penyusunan terakhir desain produk.
6.

Permasalahan Desain Produk


1) Desain yang tangguh (Robust Design)
Adalah sebuah desain yang dapat diproduksi sesuai dengan permintaan
walaupun pada kondisi yang tidak memadai pada proses produksi.
2) Desain Modular (Modular Design)
Adalah bagian atau kompenen sebuah produk dibagi menjadi komponen
yang dengan mudah dapat ditukar atau digantikan, desain modular
menawarkan fleksibilitas pada produk dan penawaran.
3) Computer aided desain (CAD),
Perancang dengan bantuan computer (Comuter aided desain) adalah
penggunaan computer secara interaktif untuk mengembangkan dan
mendokumentasikan sebuah produk, walaupun penggunaan dan variasi
software CAD sangat luas, CAD secara umum masih digunakan untuk
membuat gambaran kasar dan gambar tiga dimensi.
4) Computer Aided Manufacturing (CAM)
Produksi dengan bantuan komputer (Computer Aided Manufacturing CAM)
merujuk pada penggunaan program komputer khusus untuk memandu dan
mengendalikan peralatan produksi. Keuntungan dari CAM adalah :
a. Kualitas produk
b. Waktu desain yang lebih pendek
c. Pengurangan biaya produksi
d. Ketersediaan data
e. Kemampuan baru
5) Teknologi Virtual Reality (Reality Virtual Technology)
Teknologi Virtual Reality merupakan bentuk komunikasi secara tampilan
dimana gambar menggantikan benda aslinya, tetapi masih memungkinkan
pengguna untuk menanggapi secara interaktif.
6) Analisis Nilai (Value Analysis)
Analisis nilai berusaha memperbaiki cara untuk menghasilkan produk yang
lebih baik atau lebih ekonomis. Teknik dan keuntungan analisis nilai sama
dengan yang terdapat pada rekayasa nilai, walaupun perubahan kecil pada
penerapannya mungkin diperlukan karena analisis nilai terjadi saat produk
sedang diproduksi.

7) Etika dan Desain yang Ramah Lingkungan (Environtmentally Friendly Design)


Manajer operasi yang paling etis dan peka terhadap lingkungan adalah
meningkatkan produktivitas ketika mengirimkan barang dan jasa yang
diinginkan.
8) Pendekatan etis
Suatu cara melakukan program yang ramah lingkungan dengan
membebankan biaya etika dan lingkungan pada tugas dari manajer operasi
dan tim rekayasa nilai/analisis nilai.
Tujuan dari strategi desain yang etis dan ramah lingkungan adalah :
a. Mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan
b. Meminimalkan limbah bahan baku dan energi
c. Mengurangi kewajiban akan masalah lingkungan hidup
d. Meningkatkan efektifitas biaya dengan memeenuhi peraturan
lingkungan hidup
e. Agar dikenal sebagai perusahaaan yang baik
9) Produksi Ramah Lingkungan
Konsep produksi ramah lingkungan (green manufacturing) adalah memuat
produk ramah linkungan melalui proses yang efsien, yang bisa menjadi bisnis
yang menguntungkan. Panduan bagi manajer operasi dalam membuat desain
produk yang ramah lingkungan :
a. Membuat produk yang dapat didaur ulang
b. Menggunakan bahan baku yang dapat didaur ulang
c. Menggunakan komponen yang tidak membahayakan
d. Menggunakan komponen yang lebih ringan
e. Menggunakan energi yang lebih sedikit
f. Menggunakan bahan baku yang lebih sedikit
10) Standar hukum dan industry,
Standar hukum dan industry dapat membantu manajer operasi dalam
membuat keputusan yang bertanggung jawab etika dan sosial. Standar hokum
dan indusrti memberikan arahan bagi manajer dalam desain produk,
pembuatan atau perakitan dan pembongkaran atau pembuangan.
7.

Pertanyaan pertama yang biasanya muncul dalam aktivitas manajemen


operasi adalah :
1. Produk apa yang akan diproduksi / dihasilkan ?
Sumber Ide / Gagasan Pengembangan Produk
a. Sumber Internal
Bagian penelitian dan pengembangan, yang memang memiliki tugas
mengembangan produk dan melakukan inovasi untuk menghasilkan ideide produk (barang dan atau jasa) baru

Konsultan pemasaran yang bekerja untuk perusahaan. Perusahaan juga


dapat menyewa konsultan untuk mendapatkan masukan mengenai ideide baru berkaitan dengan produk yang akan diproduksi

Tenaga penjual. Seperti diketahui bahwa tenaga penjualah yang selama


ini berhubungan langsung dengan konsumen, sehinga dari merekalah
diharapkan ada masukan menganai keinginan-keinginan konsumen
terhadap produk perusahaan. Keinginan konsumen itulah yang akan
dijadikan dasar bagi pengembangan produk baru perusahaan.

Peran aktif dari seluruh pihak yang ada dalam perusahaan. Setiap
bagian dari perusahaan seharusnya dapat memiliki peran dalam upaya
mendapatkan ide dan masukan mengenai produk yang akan dihasilkan
oleh perusahaan.
b. Sumber eksternal

Kecenderungan pasar. Dalam upaya menghasilkan dan mengembangkan


produk yang telah ada, perusahaan yang bijaksana seharusnya juga
memperhatikan kecenderungan pasar yang sedang terjadi, karena itu
peluang
Produk yang dikeluarkan oleh pesaing. Mencontoh produk pesaing
adalah aktivitas pengembangan produk yang paling mudah dilakukan,
perusahaan tidak perlu bekerja keras mengumpulkan dan memilih ide,
perusahaan tinggal mencontoh produk pesaing yang ada. Meskipun
tindkan ini paling mudah dilakukan, namun perlu diwaspadai akan
dampak negatif dari tindakan ini, yakni vonis pembajakan atau turunnya
nilai perusahaan.
Masukan/komplain dari pelanggan. Seringkali dalam kemasan
produk, perusahaan mencantumkan nomor pengaduan konsumen
(Customer service center). Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat
mendengar langsung bagaimana respon konsumen terhadap produk
yang dihasilkan dan dikonsumsi konsumen, serta apa masukan
konsumen akan hal tersebut.
Hasil Peramalan. Mendapatkan ide dari peramalan merupakan
upaya lain dari perusahaan dengan memanfaatkan data masa lalu yang
dimiliki perusahaan. Meskipun hasilnya sangat relatif dan dipengaruhi
oleh ketersediaan dan dan metode peramalan yang digunakan, namun
cara ini cukup membantu perusahaan.

Desain Jasa
1. Pengertian Desain Jasa
Merancang produk jasa merupakan tantangan karena jasa pada umumnya
mempunyai karakteristik yang unik. Satu alasan peningkatan produktifitas dalam
jasa begitu rendah adalah karena baik desain maupun pengantaran produk jasa
menyertakan adanya interaksi pelanggan.
Ada berbagai teknik yang dapat diterapkan pada produk jasa untuk
mengefisienkan biaya dan meningkatkan produk diantaranya:
1. Penyelarasan selera (customization) yang ditunda sedapat mungkin.
2. Modulirize dengan menyediakan paket-paket.
3. Automatisasi atau mengurangi interaksi konsumen dengan menggunakan
mesin untuk mengganti tenaga manusia.
4. Moment of Truth adalah saat penting antara penyedia jasa dan konsumen
yang berkesan meningkatkan atau menurunkan harapan konsumen.
Situasi dan kondisi yang ada selamanya tidak selalu sama, demikian pula
yang terjadi dalam dunia bisnis. Sehingga konsep manajemen operasional juga
harus beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi pada dunia bisnis
yang menghasilkan barang dan jasa. Untuk produk jasa seperti perbankan,
keuangan, asuransi, transportasi, komunikasi, kesehatan dan berbagai jasa
lainnya pada tahap perancangan mempunyai tantangan tersendiri karena
karakteristiknya unik. Salah satu alasan produktifitas jasa susah diperbaiki adalah
karena desain produk jasa memasukkan unsure interaksi konsumen. Dalam hal ini
konsumen dapat berpartisipasi dalam :
1. Desain jasa, misalnya dengan spesifikasi desain dapat berupa kontrak atau
penjelasan tertulis dengan foto (seperti operasi plastik atau tata rambut).
2. Pengantaran jasa seperti uji tekanan jantung atau proses melahirkan bayi.
3. Desain dan pengantaran jasa seperti konseling, pendidikan tinggi, manajemen
kauangan pribadi atau menata interior.
2.

Dokumen Untuk Jasa


Dokumentasi pada jasa sering berbentuk perintah kerja yang eksplisit
yang memerinci apa yang akan terjadi pada moment of truth.

B. JENIS-JENIS PRODUK DAN JASA

Output dari sebuah proses produksi dapat berupa barang atau jasa, dan bisa
pula kombinasi dari barang dan jasa. Antara barang danjasa memiliki perbedaan
yang nyata, sehingga akan mempengaruhui proses produksi yang dilakukan. Oleh
karena itu, pemahaman akan proses produksi yang menghasilkan barang tentunya
akan berbeda dengan proses produksi yang menghasilkan jasa sebagai outputnya.
Beberapa Karakteristik Yang Membedakan Barang dan Jasa, sebagai output dari
proses transformasi/operasi

BARANG
Berwujud, memiliki
sifat fisik tertentu
Dapat disimpan
Proses
produksinya
banyak
menggunakan
mesin
Proses produksi
dan konsumsi
tidak berlangsung
dalam waktu yang
sama
Kontak dengan
konsumen rendah
Kualitas produk
objektif, karena
ada ukuranukurannya
Atribut, seperti
harga, kemasan,
dll,lebih jelas.
Pasar lebih mudah
diperluas (lebih
luas)

JASA
Tidak berwujud,
dan tidak memiliki
sifat fisik
Tidak dapat
disimpan
Proses produksinya
lebih banyak
menggunakan
faktor manusia
Proses produksi
dan konsumsi
berlangsung di
waktu yang sama
Kontak dengan
konsumen/penggu
na jasa tinggi
Kualitas produk
bersifat subjektif,
diantara pengguna
jasa
Atribut produk
seringkali tidak
jelas.
Pasar sulit
diperluas (lebih
bersifat lokal)

Untuk dapat mengetahui jenis jenis proses produksi, terlebih dahulu harus
mengetahui pengertian dari pada proses produksi itu sendiri. Pengertian proses
produksi dikemukakan oleh Sofian Assauri dalam bukunya manajemen produksi dan
operasi ( 1998 ; 78 ) adalah :
Proses Produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
mengunakan sumber sumber ( tenaga kerja, mesin, bahan bahan dan
modal ) yang ada.
1.

Sedangkan jenis jenis produksi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
Proses Produksi yang terus menerus ( Continous processes )
Adapun ciri ciri dari proses produksi secara terus menerus adalah :
a.
Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dengan variasi
sangat kecil dan sudah distandarisir

b.

2.

Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan


peralatan berdasarkan uturan pengerjaan dari produk yang dihasil dan sering
disebut dengan product layout
c.
Mesin mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini biasanya
adalah mesin mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk
tertentu
d.
Apabila terjadi salah satu mesin atau peralatan rusak, maka seluruh proses
produksi akan dihentikan dalam waktu tertentu.
Proses produksi yang terputus putus ( Intermitten
Processes )
Proses produksi terputus putus memiliki sifat atau ciri ciri sebagai berikut :
a.
Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang kecil atau bahkan tergantung
pada banyaknya pesanan
b.
Penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi
atau peralatan yang sama dikelompokan pada tempat yang sama ( process
layout )
c.
Meisn mesin yang dipergunakan adalah mesin mesin yang bersifat
umum yang dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai macam produk
dengan variasi yang hampir sama
d.
Proses produksi tidak mudah atau tidak akan berhenti walau pun terjadi
kerusakan pada salah satu mesin atau peralatan yang dipergunakan.

C. KONSEP SIKLUS HIDUP PRODUK


Product Life Cycle (PLC) yang menggambarkan lahirnya suatu produk baru sampai
pada kematian suatu produk yang dikatakan sudah lama. Secara sederhana, konsep
ini menyatakan bahwa hampir semua produk baru yang ditawarkan kepada
masyarakat akan menjalani suatu siklus kehidupan yang terdiri atas empat tahap
dalam periode waktu terbatas.
Dengan mengidentifikasitahap-tahap yang berbeda dengan tantangan yang berbeda
tahap suatu produk berada, atau tahap yang akan dicapai, perusahaan dapat
memformulasikan encana pemasaran dengan lebih baik. Mengatakan suatu produk
memiliki siklus hidup adalah menegaskan empat hal :
1. Produk memiliki umur terbatas
3. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan yang
berbeda bagi penjual.
4. Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk
5. Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan
personel yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.
Tiap tahap dalam PLC, membuka kesempatan-kesempatan baru dan menimbulkan
masalah-masalah baru bagi manajemen produksi. Bila diketahui kedudukan produk
dalam siklus kehidupannya, maka dapat dirumuskan rencana perbaikan desain dan
pengembangan produk yang lebih baik. Secara ringkas keempat tahap PLC tersebut
dapat diperinci sebagai berikut :
I (Introduction) = tahap perkenalan
karena produk-produk pada fase perkenalan ini sedang disesuaikan
dengan kondisi pasarnya dan teknik-teknik produksinya, mungkin
diperlukan pengeluaran lain-lain untuk penelitian, pengembangan
produk, modifikasi dan perbaikan proses serta pengembangan
pemasok.
a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)
Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi
yang tinggi. Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk
memperoleh keuntungan yang mana akan digunakan untuk
menutup biaya pengeluaran dari pemasaran.
b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)

Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan


sedikit promosi. Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan
sedangkan sedikit promosi untuk menekan biaya pemasaran.
c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan
biaya promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar
yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar.
d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi
rendah dan harga rendah. Harga rendah ini dapat mendorong
penerimaan produk yang cepat dan biaya promosi yang rendah.
G (growth)

= tahap pertumbuhan
dalam fase pertumbuhan, desain produk telah mulai stabil dan
diperlukan peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif.
Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa
strategi untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat
selama mungkin dengan cara:
a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan
produk baru dan gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan menambahkan model model baru dan produk
produk penyerta (yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan
sebagainya yang melindungi produk utama)
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki
saluran distribusi yang baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari
produk (product awareness advertising) ke iklan yang membuat
orang memilih produk (product preference advertising)
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang
sensitif terhadap harga dilapisan berikutnya.

M (Maturity) = tahap kedewasaan


saat sebuah produk mencapai kematangan, pesaing mulai
bermunculan. Produksi dalam jumlah besar dan inovatif sangatlah
sesuai pada fase ini. Pengendalian biaya yang sangat baik,
berkuranganya pilihan dan potongan lini produk mungkin akan efektif
atau diperlukan untuk meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan


lebih berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih
menguntungkan dan pada produk baru.
Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk
memperluas pasar untuk merek yang mapan.
Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan
pemakai produknya.
Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature
improvement) yaitu bertujuan menambah keistimewaan baru yang
memperluas keanekagunaan, keamanan atau kenyaman produk.
Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan
pasar yang mana hasil dari strategi ini akan memodifikasi bauran
pemasaran.
Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan
kemampuan produk, misalnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja
produk.
Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya
tarik estetika produk seperti model, warna, kemasan dan lain
lain.

h.

D (Decline)

Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu


strategi yang digunakan untuk mencapai fase penerimaan
konsumen baru, strategi ini dapat memperbaharui pertumbuhan
pada saat produk masuk dalam kematangan.
= tahap penurunan
Fase penurunan, manajemen mungkin perlu sedikit kejam pada produk
yang siklus hidupnya mendekati akhir. Produk yang hamper mati
biasanya adalah produk yang buruk bagi investasi sumber daya dan
kemampuan manajerial.
a. Manambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati
posisi persaingan yang baik.
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada
produk
c. Mencari pasar baru
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai
ketidakpastian dalam industri dapat diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara
meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai
secara cepat
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat
penjualan menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta
program produksiny a agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba
optimum pada barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

Gambar 01. Konsep Daur Hidup Produk Dalam Pengembangan Produk Baru
Strategi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai nilai strategik
bagi suatu perusahaan, maka manajernya harus dapat menentukan dimana
posisi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) produknya. Identifikasi tahapan
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini dapat ditentukan dengan kombinasi
tiga faktor yang menunjukan ciri status produk dan membandingkan hasilnya
dengan pola yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu
produk dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya dalam market
volume, rate of change of market volume.
Tahapan PLC Pilihan Strategi
Perkenalan (Introduction) Masih menyesuaikan pasar dan banyak biaya untuk: 1)
Riset, 2) Pengembangan produk, 3) Modifikasi proses, dan 4) Pengembangan
pemasok.

Pertumbuhan (Growth) Desain produk sudah stabil sehingga perlu


peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif dan perlu peningkatan kapasitas
agar dapat memenuhi permintaan Kematangan (Maturity) Pesaing sedah dapat
dipastikan dan memerlukan inovasi, pengendalian biaya harus lebih baik,
meningkatkan keuntungan dengan pembatasan lini produk.
Penurunan
(Decline) Produk hamper mati maka mungkin perlu menghentikan produk
tersebut dan menggantinya dengan desain produk baru.
PRODUK BARU
Karena produk-produk biasanya mati yang tidak perlu harus dibuang dan
digantikan, Karena perusahaan menghasilkan hamper semua pendapatan dan
keuntungan dari produk-produk baru, definisi dan desai harus dilakukan terus
menerus.
1) Tahap-Tahap Pengembangan Produk Baru
1. Identifikasi produk yang telah ada ( produk lama )
2. Mencari dan menggali ide-ide tentang produk baru
3. Menyaring ide-ide yang ada
4. Menganalisis masing-masing ide yang telah tersaring
5. Menentukan ide yang paling mungkin dikembangkan
6. Melaksanakan pengembangan ide produk baru tersebut
7. Membuat sampel dan menguji produk baru
8. Menguji produk baru di pasar ( Tes pemasaran )
9. Memproduksi dan memasarkan produk baru tersebut dalam arti yang
sesungguhnya
10. Melakukan pelayanan purna jual
2) Peluang Penciptaan Produk Baru
1. Memahami Konsumen
merupakan permasalahan utama dalam pengembangan produk baru.
Banyak produk penting biasanya dipikirkan pertama kali, bahkan
dibentuk pleh pengguna dan bukan oleh produsen.
2. Perubahan ekonomis
menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran pada jangka panjang,
tetapi siklus ekonomi dan harga berubah pada jangka pendek.
3. Perubahan sosiologis dan demografis
dapat muncul pada beberapa faktor seperti berkurangnya ukuran
keluarga. Tren ini merubah prefensi pada ukuran rumah, apartemen, dan
mobil
4. Perubahan teknologi
yang membuat segalanya, mungkin dari telepon genggam hingga Ipod
hingga jantung buatan
5. Perubahan politik atau peraturan
menghasilkan perjanjian perdagangan yang baru, tariff yang baru, dan
juga persyaratan kontrak yang baru dengan pemerintah.
6. Perubahan lain dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standart
profesional, pemasok dan distributor. ex: a. Praktek di pasar, b. Standar
profesi, c. Supplier, d. Distributor
7. Manajer operasi harus menyadari adanya faktor-faktor ini dan dapat
mengantisipasi perubahan dalam peluang produk, produk itu sendiri,
volume produk dan bauran produk.
3) Pentingnya Produk Baru
Perusahana perlu terus menerus melakukan upaya penciptaan produk
baru atau pembaharuan produk karena untuk dapat mengimbangi persaingan
yang dihadapi diantaranya produk substitusi maupun perubahan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Walaupun pada kenyataannya seringkali produk
baru banyak yang gagal untuk dapat dipasarkan akan tetapi usaha yang
terus-menerus untuk memperkenalkan produk baru harus tetap dilakukan.

Oleh karenanya seleksi produk, pendefinisian produk maupun desain


produk sangat penting dilakukan terus menerus sehingga manajer operasi
dan organisasinya harus memahami resiko kegagalan yang mungkin terjadi.
Dan harus menampung banyak produk baru sementara aktifitas yang
dijalankan tetap dilakukan.
Gambaran pentingnya produk baru dapat dilihat dalam gambar sebagai
berikut :
Rancangan Produk

Produk Manufaktur

SDM

Modal

Penelitian &
Pengembangan

Bahan Baku

Gagasan Penciptaan Produk

Rancangan pabrik
& Pelayanan
Eksekusi
Produk

Penjualan

Pasar

PADA TAHAP APA SEBAIKNYA DILAKUKAN PENGEMBANGAN PRODUK?


Secara umum, pengembangan produk dapat dilakukan pada semua tahap.
Pengembangan produk baru dapat dilakukan bahkan ketika sebuah produk lama
masih dalam tahap perkenalan, apabila saat itu produk tersebut sudah mulai
mendapat serangan dari pesaing misalnya, sehingga perlu dibantu oleh produk
baru perusahaan untuk menghadapi pesaing tersebut.
Pengembangan produk baru juga dapat dilakukan saat produk lama mulai
memasuki tahap pertumbuhan, dengan maksud untuk mendukung produk yang
telah ada (meski ada sisi negatifnya juga). Dan Pengembangan produk baru
menjadi lazim dilakukan saat produk lama mulai dewasa dan mengalami
kejenuhan, sebelum produk benar-benar dilupakan konsumen, Pengembangan
produk baru perlu secepatnya dilakukan.
Sistem Pengembangan Produk
Sebuah strategi pengembangan produk yang efektif menghubungkan
keputusan produk dengan arus uang, dinamika pasar, siklus hidup produk, dan
kemampuan organisasi. Sebuah perusahaan harus mempunyai dana untuk
mengembangkan produk, memahami perubahan yang terus terjadi di pasar,
mempunyai potensi yang diperlukan, dan juga sumber daya. Sistem
pengembangan produk tidak hanya menentukan keberhasilan produk, tetapi
juga masa depan perusahaan.
Tim Pengembangan Produk
Tim pengembangan produk bertanggung jawab mengubah permintaan
pasar menjadi sebuah produk yang dapat mencapai tahap keberhasilan. Tim ini
terdiri atas perwakilan dari pemasaran, produksi, pembelian, penjaminan
kualitas dan pelayanan lapangan. Banyak juga tim yang memasukkan
perwakilan dari para penyedia barang atau jasa.
1) Tahapan Pengembangan Produk
a. Ide yang bisa berasal dari berbagai sumber dari dalam perusahaan
misalnya bagian Riset dan Pengembangan dan dari luar melalui
pemahaman perilaku konsumen, persaingan, teknologi, pekerja,
persediaan. Tahapan ini menjadi dasar untuk memasuki pasar dan
biasanya mengikuti strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan.

b. Kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk merealisasikan ide. Dengan


melakukan koordinasi dari berbagai bagian yang terkait di perusahaan
yang bersangkutan.
c. Permintaan konsumen untuk menang dalam bersaing dengan cara
mengidentifikasi posisi dan manfaat produk yang diinginkan konsumen
melaului atribut tentang produk.
d. Spesifikasi fungsional, bagaimana suatu produk bisa berfungsi? Dengan
melalui identifikasi karakteristik engineering produk, kemungkinan
dibandingkan dengan produk dari pesaing.
e. Spesifikasi produk : Bagaimana produk dibuat? Melaui spesifikasi fisik
seperti ukuran, dimensi.
f. Review desain: Apakah spesifikasi produk sudah memenuhi kebutuhan
konsumen ?
g. Tes pasar: Apakah produk memenuhi harapan konsumen? Untuk
memastikan prospek ke depannya melalui perjualan dalam jumlah besar.
h. Perkenalan di pasar dengan memproduksi secara masal untuk dipasarkan.
i. Evaluasi: untuk mengukur sukses atau gagal, karena apabila gagal secara
cepat bisa diganti produk lain.yang lebih menguntungkan.
2) Quality Function Deployment (QFD)
Adalah
suatu
proses
menetapkan
keinginan
pelanggan
dan
menerjemahkannya menjadi atribut agar tiap area fungsional dapat
memahami dan melaksanakannya. QFD berkaiatan dengan:
1. Menetapkan apa yang akan memuaskan pelanggan
2. Menerjemahkan keinginan pelanggan dan memperkenalkan solusi.
QFD digunakan diawal proses desain untuk membantu menetapkan apa yang
dapat memuaskan pelanggan dan kemana penyebaran usaha-usaha
berkualitas. Terdapat enam langkah dasar :
1. Kenali keinginan pelanggan
2. Kenali bagaimana produk / jasa akan memuaskan keinginan
pelanggan.
3. Hubungan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan
dibuat untuk memenuhi keinginan pelanggan tersebut.
4. Kenali hubungan antar sejumlah bagaimana pada perusahaan.
5. Buat tingkat kepentingan
6. Evaluasi produk pesaing
3) Pengorganisasian Pengembangan Produk
Banyak perusahaan yang membuat departemen tersendiri untuk bagian
penelitian dan pengembangan produk, kemudian departemen rekayasa
manuifaktur untuk merancang produk, dilanjutkan departemen produksi yang
memproduksi secara masal produk tersebut. Cara seperti itu mempunyai
kelebihan yaitu adanya tugas dan tanggung jawab yang tetap tetapi
mempunyai kelemahan yaitu kekurangan pemikiran ke masa depan. Cara lain
yang dapat dilakukan adalah dengan menugaskan seorang manajer prodyk
untuk memenangkan produk melalui system pengembangan produk dan
organisasi terkait. Ada juga pendekatan yang terbaru yaitu dengan
menggunakan tim yang dikenal sebagai:
a. Tim Pengembangan Produk yang bertanggung ajawab untuk menerjewmahkan
permintaan pasar menjadi sebuah produk yang dapat memnacapi keberhasilan
produk dalam arti dapat dipasarkan, dapat diproduksi dan mampu memberikan
pelayanan.
b. Tim Desain yang bertanggung jawab dalam membuat desain produk sesuai
keinginan konsumen dan sesuai dengan kemampuan perusahaan untuk
memproduksinya.
c. Tim Rekayasa Nilai yang biasanya terbentuk dari gabungan semua unsure yang
terpengaruh yang dikenal dengan lintas fungsional sehingga pengembangan
produk yang lebih cepat dilakukan melalui kinerja simultan dari aspek yang
beragam.

4) Manufacturability dan Value Engineering


Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai adalah aktifitas yang
menolong memperbaiki desain, produksi, pemeliharaan dan penggunaan
sebuah produk. Hal ini dilakukan dengan tujuan antara lain:
a. Mengurangi kerumitan/kompleksitas produk.
b. Standarisasi tambahan dari komponen.
c. Perbaikan aspek fungsional produk.
d. Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan.
e. Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk.
f. Desain yang tangguh
BEBERAPA ALTERNATIF PENGEMBANGAN PRODUK
1.

Mengembangkan produk yang benar-benar baru (Paling sulit = ?)


Mengembangkan produk yang benar-benar baru memang merupakan
alternatif yang paling sulit dilakukan, mengingat saat ini hampir semua
kebutuhan manusia telah tersedia produknya di pasaran. Coba renungkan,
adakah kebutuhan kita sehari-hari yang tidak dapat dipenuhi oleh deretan
produk di pasaran ? Rasanya sangat sulit menemukannya, karena semua
kebutuhan kita, sudah ada alat pemuasnya di pasaran, tinggal kita mampu
mendapatkannya atau tidak.

2.

Penambahan produk yang telah ada ( Diversifikasi Produk )


Diversifikasi produk dapat dilakukan dengan beberapa alternatif berikut ini :
- Diversifikasi konsentrik, masih ada hubungan teknologi dan kegunaan.
Sebagai contoh, Perusahaan mobil (Suzuki, Honda, dll) yang juga
memproduksi sepeda motor. Mobil dan motor secara umum memiliki
teknologi yang relatif sama (otomotif), namun keduanya masih memiliki
kegunaan yang sama, yakni sebagai alat transportasi.
- Diversivikasi horizontal, masih ada hub. Teknologi meskipun kegunaan
berbeda. sebagai contoh Mitsubishi yang menghasilkan produk mobil,
tapi juga memproduksi pendingin udara (AC), dimana keduanya memilki
kegunaan yang berbeda
- Diversifikasi konglomerat, tidak ada hubungan apapun dengan produk
lama, artinya antara produk yang satu dan produk baru berikutnya tidak
memiliki keterkaitan baik secara teknologi maupun secara kegunaan.
Perhatikan kelompok usaha INDO. Indocement, bergerak di bidang
produksi semen. Indomobil, bergerak di bidang industri otomotif.
Indomart, dibidang ritel, dan indo-Indo yang lain. Intinya, antara satu
Indo dengan Indo yang lain, produknya memiliki karakteristik yang
sangat jauh berbeda.

3.

Modifikasi produk yang sudah ada


Perbaikan produk lama. Perbaikan ini dilakukan untuk menyempurnakan
fungsi produk yang telah ada. Sebagai contoh, perusahaan memperbaiki
kemampuan menangkap sinyal dari sebuah handphone yang sebelumnya
sinyalnya kurang kuat.
Efisiensi produk lama. Efisiensi dilakukan disamping untuk
mengefisienkan biaya produksi, sehingga harganya menjadi lebih murah,
namun jug agar konsumen tetap mampu membeli meski kondisi ekonomi
mungkin sedang kurang baik. Sebagai contoh perusahaan mengeluarkan
produk dengan kemasan yang lebih Kecil
Penambahan manfaat produk lama. Penambahan manfaat untuk
lebih bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen yang semakin
bertambah. Sebagai contoh, perusahaan melengkapi produk handphonenya dengan berbagai fitur tambahan, seperti fasilitas kamera, pemutar
musik, dll.

4.

Pelengkap produk lama. Mencipakan produk baru untuk


melengkapi produk yang telah ada juga dilakukan untuk lebih bisa
memuaskan konsumen, seperti penciptaan asesoris tambahan produk
otomotif maupun handphone, misalnya.
Mengembangkan produk lokal yang belum ada
Pengembangan produk lokas yang belum ada juga dapat menjadi sebuah
alternatif, khususnya bagi produk-produk (seperti obat-obatan, onderdil mobil,
dsb) yang selama ini hanya didatangkan dari luar negeri.

5. Meniru produk yang sudah ada di pasar


BERAPA YANG HARUS DIPRODUKSI ?
Misalkan sebuah perusahaan diperkirakan beroperasi dengan fungsi biaya
totalnya TC = Q2 4Q + 40, dan apabila harga jual produk adalah Rp 10,-,
berapa produksi optimalnya dan BEP-nya ?
Jawab :
a. Menggunakan pendekatan mikro ekonomi
Laba
= TR TC, dimana TR = P.Q = 10.Q
= 10Q (Q2 4Q + 40)
= 10Q - Q2 + 4Q 40
= 14Q - Q2 40
Agar laba optimal , maka turunan fungsi tersebut harus bernilai 0, sehingga
dlaba (dQ) = 14 - 2Q = 0
- 2Q = - 14
Q = 7 unit
BEP ->TR = TC
10Q
= Q2 4Q + 40
= Q2 14Q + 40
Dengan rumus ABC diperoleh bahwa produk yang harus dihasilkan adalah,
untuk dQ1 = 4 unit dan untuk Q2 = 10 unit.
b. Dengan menggunakan pendekatan BEP
Di dalam sebuah Perusahaan, diketahui :
Biaya tetapnya
( FC ) : Rp 300.000,Biaya variabel
( VC ) : Rp 40,- / unit
Harga jual
(P)
: RP 100,- / unit
Kapasitas produksi maksimal : 10.000 unit
BEP dalam unit
BEP =

FC
Rp 300.000
=
=5.000 Unit
PVC Rp100Rp 40

BEP dalam rupiah

FC
Rp300.000
=
=Rp 500.000
Rp 400.000
BEP = 1 TVC
1
S
Rp 1.000 .000

( )

Keterangan :
FC
: Biaya tetap
VC
: Biaya variabel per unit
P
: Harga Jual per unit
TVC
: Total biaya variabel
S
: Volume penjualan dalam rupiah

Anda mungkin juga menyukai