Untuk memberikan gambaran tentang pendekatan manajemen kualitas strategis, berikut ini
akan dikemukan pengalaman-pengalaman perusahaan Jepang dan perusahaan Amerika
dan Eropa.
a.
Pengalaman perusahaan Jepang
Beberapa inovasi dilakukan oleh para ahli Jepang, seperti Diagram Sebab-Akibat hasil
pemikiran Kooru Ishikawa (1952), gugus kendali mutu (1962), company wide quality control
(1968), dan quality function deployment (1972).
Gugus kendali mutu terdiri dari kelompok-kelompok kecil karyawan yang dilatih keterampilan
dalam menangani kualitas. Mereka didorong untuk mengambil inisiatif dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengusulkan perbaikan pada
manajemen.
Companywide quality control pada dasarnya merupakan perluasan dari ide TQC yang
dikemukakan oleh Feingenbaum. Adapun komponennya adalah sebagai berikut.
Keterlibatan semua level dan manajemen puncak sampai karyawan front-line dalam
memperhatikan kualitas pelayanan.
Orientasi pada pelanggan karena kualitas ditentukan dari sudut pandang pelanggan atau
masyarakat.
b.
Pengalaman perusahaan Amerika dan Eropa
Menjelang awal tahun 1980-an perusahaan-perusahaan dikawasan Amerika dan Eropa
mulai menyadari pentingnya peranan strategis kualitas yang telah diadopsi jepang selama
lebih dari satu decade sebelumnya.
Kesadaran ini muncul terutama karena tekanan persaingan dari produk industri Jepang yang
memiliki keunggulan dalam kualitas. Sedikitnya ada tiga buku yang mendapat perhatian dan
minat ahli manajemen terhadap kualitas selama decade 1980-an. Yang pertama adalah
buku yang berjudul Quality is Free (1979) hasil karya PhilipCrosbyyang menyatakan bahwa
kualitas yang sempurna mencakup dua hal, yaitu tepat secara teknis dan layak secara
ekonomis.
Buku yang kedua adalah In Search of Excellence (1982) hasil karya Tom Peters dan Robert
Waterman yang menyoroti perusahaan-perusahaan Amerika yang sukses dan
mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilannya.
Buku yang ketiga adalah Managing Quality (1988) karangan David Garvin yang
memberikan tinjauan terhadap evolusi sejarah kualitas, sehingga memberikan pemahaman
menyeluruh mengenai mengenai kualitas dari perspektif filosofi ekonomi dan pemasaran
dengan menyajikan contoh-contoh penting dari industri yang berbeda.
5.
Obsesi kualitas menyeluruh
Selain keempat era yang dikemukakan oleh Garvin tersebut, Christopher Lovelock
menambahkan era kelima, yaitu obsesi kualitas menyeluruh (Total Quality Obsession).
Tahun 1987 dipandang sebagai awal dari era kualitas kelima ini.
Pada bulan Agustus 1987 Konggres Amerika memberikan penghargaan Malcolm Balrige
National Award kepada kedua perusahaan pada setiap kategori: fanufactur, jasa dan usaha
kecil. Sasaran utama penghargaan tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran terhadap
pentingnya kualitas.
Hal yang mendasari era kelima ini adalah konsep kualitas absolut dan zero defect yang juga
disebut kualitas (total quality). Jalan satu-satunya untuk mencapai keabsolutan tersebut
adalah Total Quality Control (TQC) yang didorong oleh Total Quality Management (TQM).
BAB 11
aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu
dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan
meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking cost.
Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap
sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas
dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan
mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang
berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama
dengan komponen-komponen lainnya
Jus In Time (JIT) adalah filofosi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan
waktu dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai proses distribusi.
Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu
yang berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen,
tempat, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu
produk. Kemudian diperoleh rumusan yang lebih sederhana pengertian
pemborosan: Kalau sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah pemborosan.
permintaan.
Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk meningkatkan moril
tenaga kerja.
Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh
bagian perusahaan
C. Elemen-elemen Just In Time
Pengurangan waktu set up
Aliran produksi lancar (layout)
Produksi tanpa kerusakan mesin
Produksi tanpa cacat
Peranan operator
Hubungan yang harmonis dengan pemasok
Penjadwalan produksi stabil dan terkendali
Sistem Kanban
Contoh:
Jika set up mesin lamanya 1 jam (60 menit), bisa disingkat menjadi 6 menit.
Andaikata lot yang harus dibuat banyaknya 3000 buah yang setiap unitnya
memakan waktu 1 menit, maka waktu produksinya = 1 jam + (3000 x 1 menit) =
3060 menit = 51 jam.
Setelah waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu produksinya menjadi =
dari berbagai jenis, yang diulang sebanyak 10 kali, yaitu: {6 menit + (300 x 1 menit)}
x 10 = 3060 menit = 51 jam.
Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap perubahan.
c. Aliran Produksi
1. Proses layout. Waktu simpan komponen lama, tingkat persediaan tinggi, dan
prioritas kerja sulit ditentukan.
2. Ketidakseimbangan jalur. Jika proses tidak terkoordinir maka komponen akan
terakumulasi sebagai persediaan, dan pengaturan kerja akan sulit dilakukan.
3. Set up atau penggantian alat yang makan waktu. Persediaan komponen akan
menumpuk, sementara proses berikutnya akan tertunda.
4. Kerusakan dan gangguan mesin. Jalur akan berhenti dan akan terjadi penumpukan
barang dalam proses.
5. Masalah kualitas. Kalau cacat produksi ditemukan, maka proses selanjutnya akan
berhenti dan persediaan akan menumpuk.
6. Absensi. Jika seorang operator ada yang berhalangan kerja dan penggantinya sulit
ditemukan, maka jalur produksi akan terhenti.
3. Produksi tanpa kerusakan mesin
a. Preventive Maintenance
1) Pendekatan untuk mencegah kerusakan dan gangguan mesin dapat dilihat pada gambar
3.
2) Faktor penyebab gangguan mesin dapat dilihat pada gambar 4.
3) Gangguan mesin dan penanggulangannya dapat dilihat pada
gambar 5.
PENGERTIAN
JIT tidak mengakui adanya biaya penyiap-an dan bahkan sebaliknya menekan
biaya ini sampai nol. Jika biaya penyiapan tidak menjadi signifikan, maka biaya
yang ter-sisa yang akan diminimalkan adalah biaya penyimpanan.
Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan,
yaitu : kegagalan mesin, kerusakan bahan, dan ketidaktersediaan bahan baku,
sehingga memiliki persediaan merupakan salah satu solusi tradisional atas
semua masalah tsb.
1. Pengurangan kesia-siaan
Kesia-siaan dalam proses produksi barang dan jasa adalah pemberian pen-jelasan
mengenai sesuatu yang tidak menambah nilai produk, baik yang di-simpan,
diperiksa, terlambat diproduksi, mengantri maupun yang rusak.
Dengan kata lain, kesia-siaan adalah setiap kegiatan yang menurut konsumen tidak
menambah nilai produk.
2. Pengurangan variabelitas
Variabelitas adalah semua penyimpangan yang berasal dari proses optimal yang
me-ngantarkan produk sempurna dengan tepat waktu dan setiap saat.
Semakin kecil variabelitas semakin kecil pula kesia-siaan yang terjadi. Kebanyakan
terjadi variabelitas karena perusahaan mentolerir kesia-siaan, atau karena manajemen yang jelek yang diantaranya dapat dirinci sebagai berikut :
a. Karyawan, fasilitas, dan pemasok memproduksi produk yang tidak sesuai dgn
standar, terlambat atau jumlah tidak
sesuai.
b. Gambar atau spesifikasi teknik yang
tidak akurat.
c. Bagian produksi mencoba memproduksi sebelum spesifikasi lengkap.
d. Permintaan pelanggan yg tdk diketahui.
TEKNIK-TEKNIK JIT
Pemasok : Sedikit penjual; Hubungan pemasok yg mendukung; Pengiriman berkualitas tinggi yg tepat waktu dan langsung ke area kerja
Tataletak : Se kerja; Teknologi berkelompok; Mesin-mesin yg fleksibel; Area
kerja yg teratur; Berkurangnya lahan kerja untuk persediaan
Persediaan : Ukuran lot kecil; Waktu penyimpanan yg lebih sedikit; Bagian-bagian
penyimpanan yg terspesialisasi.
Penjadwalan : Tidak adanya penyimpangan dari jadwal; Penjadwalan bertingkat;
Pemasok memiliki informasi mengenai jadwal; Teknik-teknik kamban
Pemeliharaan : Terjadwal; Rutinitas; Keterlibatan operator
Preventif
Kualitas Produksi : Pemasok yg berkualitas; Kualitas di dalam perusahaan
Pemberdayaan Pekerja: TK yg diberdayakan dan dilatih silang; Dukungan pelatih;
Klasifikasi pekerjaan yg sedikit utk memastikan fleksibelitas dari para pekerja
Komitmen : Dukungan dari pihak manajemen, pekerjaan, dan pemasok
Menghasilkan : Hasil keluaran yg cepat shg membebaskan aset-aset
Peningkatan kualitas yg mengurangi pemborosan
Pengurangan biaya yg menambahkan fleksibelitas harga
Pengurangan variabelitas; Pengurangan pengerjaan ulang
KEMITRAAN JIT
JIT yang efektif harus didukung oleh ke-mitraan yang bermakna antara pembeli
dan pemasok.
Suatu kemitraan JIT (JIT partnership) timbul ketika pemasok dan pembeli bekerja sama dengan komunikasi yang terbuka dan sasaran untuk mengurangi
pemboros-an dan biaya.
Pemasok :
pemasoknya
jalur pengiriman
jalur pengiriman
Pengiriman :
-Mempertimbangkan perusahaan
notice (ASN)
tetapi sering
Pembeli :
inovasi
pemasok
Saling Percaya
Dan mengerti
Kuantitas :
PERHATIAN PEMASOK
1. Diversifikasi
2. Penjadwalan
3. Perubahan
4. Kualitas
5. Ukuran lot
area yg kecil
3. Meminimalisasi jarak
PERSEDIAAN JIT
Taktik JIT :
mindahkan persediaan
2. Mengurangi ukuran lot
3. Mengembangkan sistem pengiriman JIT
dengan pemasok
PENJADWALAN JIT
Jadwal efektif yang dikomunikasikan dlm organisasi dan kepada para pemasok
luar akan mendukung JIT. Penjadwalan yang baik juga akan meningkatkan
kemampuan untuk memenuhi pesanan pelanggan, menurunkan persediaan
dengan menjadi-kan ukuran lot lebih kecil, dan mengurangi barang setengah jadi.
KUALITAS JIT
OPERASI RAMPING
Produksi ramping dapat dibayangkan sbg hasil akhir dari suatu fungsi
manajemen operasi yang dijalankan dengan baik.
JIT dan Toyota Production System (TPS) cendrung terfokus pada internal,
sedang-kan operasi ramping terfokus pada ekster-nal, yaitu pelanggan.
Operasi ramping berarti mengenali pe-langgan dengan menganalisis semua aktivitas yg diperlukan untuk menghasilkan sebuah produk, kemudian mengoptimalkan keseluruhan prosesnya berdasarkan cara pandang pelanggan.
Diketahui :
Penyelesaian :
= 4,8 menit
s
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Just in-time (JIT) adalah sebuah filosofi pemecahan masalah secara berkelanjutan
dan memaksa yang mendukung produksi yang ramping (lean). Produksi yang
ramping (lean production) memasok pelanggan persisi sesuai dengan keinginan
pelanggan pelanggan ketika pelanggan menginginkannya, tanpa pemborosan,
melalui perbaikan berkelanjutan. Produksi lean dikendalikan oleh tarikan yang
berupa pesanan pelanggan. JIT adalah sebuah ramuan utama dari produksi lean
menopang keunggulan bersaing dan menghasilkan keuntungan keseluruhan
yang lebih besar.
Dengan JIT, persediaan dan komponen ditarik melalui sebuah sistem untuk tiba
dimana dan kapan diperlukan. Ketika unit yang baik tidak datang saat
diperlukan, berarti sebuah masalah telah diidentifikasi. Hal ini menjadikan JIT
sebagai alat yang sempurna untuk membantu para manajer operasi membari
nilai tambah dengan menghilangka pemborosan dan variabilitas yang tidak
dikehendaki. Karena tidak ada kelebihan persediaan atau kelebihan waktu di
dalam sistem JIT, biaya yang berhubungan dengan persediaan tidak diperlukan
dihapuskan dan throughput diperbaiki. Sebagai konsekuensinya, manfaat JIT
terutama sekali sangat menolong dalam mendukung strategi respon cepat dan
biaya rendah.
1.2
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan prosuksi ramping dan sistem produksi toyota?
2.
3.
4.
Apa yang dimaksud dengan tata letak JIT dan dampaknya pada karyawan?
5.
Tujuan
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Produksi Ramping
Produksi yang ramping (lean) dapat dilihat sebagai hasil akhir dari sebuah Funsi
MO yang berjalan dengan baik. Perbedaan utama antara JIT dengan produksi
lean adalah JIT merupakan sebuah filosofi perbaikan berkelanjutan dengan fokus
internal, sementara produksi lean memulai secara eksternal dengan fokus pada
pelanggan. Memahami apa yang pelanggan inginkan dan memastikan input dan
umpan balik pelanggan adalah titik awal bagi produksi lean. Produksi lean berarti
mengidentifikasi nilai pelanggan di masa datang dengan menganilisis semua
aktifitas yang diperlukan, dan melakukan optimasi proses secara keseluruhan
sesuai dengan pandangan pelanggan. Manajer menemukan apa yang dapat
memberikan nilai bagi pelanggan dan apa yang tidak.
2.2
Prinsip lean datang dari industri manufaktur Jepang. Istilah ini dicetuskan oleh
John Krafcik tahun 1988 dalam artikel berjudul Triumph Of the Lean Production
System yang dipublikasikan dalam Sloan Management Review.
Istilah lean juga sering diartikan sebagai kumpulan dari peralatan yang
membantu untuk mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan kualitas produk
akan meningkatkan waktu produksi serta biaya produksi akan dapat dikurangi.
Contoh peralatan dari lean adalah Value Stream Mapping (VSM), Metode 5R,
Kanban, serta Poka-yoke.
Hal kedua yang diperkenalkan Toyota yang berhubungan dengan lean adalah
meningkatkan aliran atau kelancaran pekerjaan, dengan cara mengurangi
ketidakseimbangan yang dikenal dengan istilah MURA (bahasa jepang). Teknik
untuk memperbaiki aliran ini termasuk leveling produk, sistem pull (tarik) dan
Heijunka box.
Toyota memandang bahwa lean bukan hanya sekedar peralatan, namun
pengurangan tiga jenis pemborosan yakni muda (pekerjaan yang tidak
memberi nilai tambah). muri (pekerjaan yang berlebihan) dan mura
(ketidakseimbangan), dengan menemukan masalah secara sistematik.
2.3
Kanban
Kanban adalah kata dalam bahasa jepang yang berarti kartu. Dalam usaha
mereka untuk mengurangi persediaan, orang jepang menggunakan sistem yang
menarik persediaan di seluruh pusat kerja. Mereka sering menggunakan istilah
kartu untuk memberikan isyarat akan kebutuhan kontainer material
berikutnya-maka disebut kanban. Kartu menjadi otorisasi bagi kontainer material
berikutnya untuk diproduksi.
Sistem kanban bisa dijumpai pada supermarket di lingkungan Anda: pelanggan
membeli: pegawai gudang mengamati rak atau menerima pesanan dari daftar
penjualan di akhir hari (end-of-day) dan melakukan pengisian persediaan ulang.
Saat persediaan terbatas, bila ada, di tempat penyimpanan toko habis, maka
isyarat tarik akan dikirim ke gudang, distributor, atau pabrikan untuk
memasok kembali, yang umumnya terjadi pada malam itu juga. Faktor yang
mempersulit sebuah perusahaan manufaktur adalah kebutuhan akan adanya
proses manufaktur (produksi) yang nyata.
Beberapa tambahan mengenai kanban yang dapat berguna:
Ketika pemakai dan produsen tidak berada dalam kontak visual, sebuah kartu
mungkin dapat digunakan cara yang lain, sebuah cahaya atau bendera atau
tanda kosong di lantai mungkin cukup memadai.
Dalam sebuah sistem MRP jadwal dapat dilihat sebagai perintah yang dibuat
dan kanban sebagai jenis sistem tarik yang memulai produk yang sebenarnya.
Gambar di atas adalah diagram titik persediaan keluar dengan tanda isyaratperingatan.
2.4
Banyaknya kartu kanban, atau kontainer, dalam sebuah sistem JIT menentukan
jumlah persediaan yang diperintahkan. Untuk menentukan banyaknya kontainer
yang mundur dan maju di antara area penggunaan dan area produksi, pertamatama pihak manajemen menentukan ukuran dari setiap kontainer. Hal ini
dilaksanakan dengan cara menghitung ukuran lot, menggunakan sebuah model
seperti model kuantitas dengan cara menghitung jumlah lot, menggunakan
sebuah model seperti model kuantitas pesanan produksi. Pengaturan banyaknya
kontainer yang melibatkan pengetahuan (1) lead time yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu kontainer komponen dan (2) jumlah persediaan pengaman
yang diperlukan untuk menjaga ketidakpastian atau variabilitas dalam sistem
tersebut. Banyaknya kartu kanban dihitung sebagai berikut:
Jumlah kanban (kontainer) =
atau
k=
Contoh:
Hobs Bakery menghasilkan kue jangka pendek yang akan dikirimkan ke toko
bahan makanan Pemiliknya, Ken Hobbs, ingin mencoba mengurangi persediaan
dengan beralih ke sistem kanban. Ia telah mengumpulkan data berikut dan
meminta Anda untuk menyelesaikan proyek dengan memberitahukan kepadanya
jumlah kanban (kontainer) yang diperlukan.
Permintaan harian (D) = 500 kue
Lead time produksi (L) = 2 hari
Persediaan pengaman (S) = hari
Ukuran kontainer (yang ditentukan dengan basis ukuran pesanan produksi EOQ)
= 250 kue
Jawaban
Permintaan selama lead time (= lead time x permintaan harian = 2 hari x 500
kue=) 1.000
Persediaan pengaman = 250
Jumlah
kanban
(kontainer)
yang
diperlukan
=5
2.5
Kelebihan Kanban
kontainer biasanya sangat kecil, pada senilai beberapa jam produksi. Sistem
yang demikian memerlukan jadwal yang ketat. Jumlah kecil harus diproduksi
beberapa kali dalam sehari. Proses harus berjalan lancar dengan variabilitas kecil
dalam kuntitas lead time karena setiap kekurangan akan berdampak secara
langsung pada sistem secara keseluruhan. Kanban memberikan penekanan
tambahan untuk memenuhi jadwal, mengurangi biaya dan waktu yang
diperlukan oleh setup, dan penanganan material yang hemat.
Apakah disebut kanban atau selainnya, keuntungan dari persediaan yang kecil
dan penarikan material melalui pabrik yang dilakukan hanya ketika diperlukan
sangat penting. Sebagai contoh, batch yang kecil menjadikan jumlah material
yang cacat atau terunda yang sangat terbatas. Permasalahan tampak jelas
dalam seketika. Banyak aspek persediaan yang tidak baik; hanya satu aspekketersediaan-yang baik. Diantara aspek yang tidak baik adalah kualitas buruk,
keusangan, kerusakan, ruang yang penuh, aset yang mengikat, asuransi yang
meningkat, penanganan material yang meningkat, dan kecelakaan yang terus
meningkat. Sistem kanban menekankan semua hal negatif pada persediaan.
Sistem kanban di pabrik sering menggunakan kontainer standar dan bisa
digunakan kembai untuk melindungi sejumlah tertentu yang akan dipindahkan.
Kontainer seperti ini juga diperbolehkan dalam rantai pasokan. Kontainer yang
terstandarisasi mengurangi beban dan biaya penjualan, menghasilkan lebih
sedikit ruang yang terbuang dalam kereta gendeng, dan memerlukan lebih
sedikit tenaga kerja untuk mengemas, membongkar, dan menyiapkan item.
2.6
Penghilangan aktivitas yang tidak perlu. Sebagai contoh, dengan adanya para
pemasok yang baik, maka aktivitas penerimaan dan inspeksi berikutnya tidak
diperlukan dalam JIT.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Perubahan teknik. Perubahan teknik yang sering, dengan lead-time yang tidak
cukup bagi para pemasok untuk menyelesaikan perubahan perkakas dan proses,
merupakan malapetaka bagi JIT.
4.
Jaminan mutu. Produksi dengan tidak ada cacat, dianggap tidak realistis oleh
banyak pemasok.
5.
Ukuran lot kecil. Para pemasok sering memiliki proses yang dirancang untuk
ukuran lot besar dan melihat bahwa penyerahan yang sering kepada pelanggan
dalam lot kecil sebagai cara untuk memindahkan biaya penyimpanan kepada
pemasok.
6.
Tata letak JIT (JIT layout) mengurangi bentuk lain pemborosan-yaitu, pergerakan.
Bergeraknya material pada suatu lantai pabrik (atau kertas di kantor) tidak
memberi nilai tambah. Sebagai konsekuensinya, tata letak fleksibel yang
mengurangi bergeraknya orang dan material yang dibutuhkan. Tata letak JIT
memindahkan material secara langsung ke lokasi yang diperlukan. Sebagai
contoh, sebuah lini perakitan harus dirancang dengan titik penyerahan di dekat
lini perakitan tersebut, sehingga material tidak perlu dikirimkan terlebih dahulu
ke departemen penerimaan di tempat lain dalam pabarik, kemudian dipindahkan
lagi. Inilah yang dilakukan VF Corporations Wrangler Division di Greensboro,
North Carolina. Sekarang denim dikirimkan secara langsung ke lini perakitan. Di
saat tata letak mengurangi jarak, perusahaan juga dapat menghemat ruang dan
menghapuskan area potensial untuk persediaan yang tidak dikehendaki.
Berikut ini Taktik Tata Letak
1.
2.
Memperkecil jarak
3.
4.
5.
6.
7.
Karyawan yang bekerja bersama dilatih secara bersilang sehingga mereka dapat
membawa efisiensi dan fleksibilitas pada sel kerja. Tata letak JIT menjadikan
karyawan dapat bekerja sama sehingga mereka dapat menceritakan
permasalahan dan peluang untuk perbaikan satu sama lain. Saat tata letak
menyediakan operasi berurutan, umpan balik dapat segera didapat. Cacat
adalah suatu pemborosan. Saat para pekerja menghasilkan unit satu demi satu,
mereka menguji setiap komponen atau produk pada setiap langkah produksi
berikutnya. Mesin dalam sel kerja dengan fungsi pengujian mandiri poka-yoke
mendeteksi terjadinya cacat dan berhenti secara otomatis. Sebelum JIT
ditetapkan, produk cacat digantikan, dan diambil dari persediaan. Karena
kelebihan persediaan tidak dipertahankan pada fasilitas JIT, maka tidak terdapat
penyangga seperti itu. Membuat produk secara benar pada pertama kali adalah
hal yang kritis.
2.10 JIT Dalam Sektor Jasa
Semua teknik JIT dalam hubungannya dengan para pemasok, tata letak,
persediaan dan penjadwalan digunakan dalam sektor jasa.
Pemasok
Seperti yang telah dicatat, hampir setiap restoran berhadapan dengan para
pemasok dalam basis JIT. Yang tidak, pada umumnya gagal. Pemborosan sangat
jelas-makanan terbuang dan pelanggan mengeluh.
Tata Letak
Tata letak JIT diperlukan dalam dapur restoran, di mana makanan dingin harus
disajikan dingin dan makanan hangat disajikan hangat. Sebagai contoh,
McDonalds telah mengatur kembali tata letak dapurnya dengan biaya yang
begitu besar untuk menghemat waktu proses produksi, sehingga mempercepat
penyerahan ke pelanggan. Dengan proses yang baru, McDonalds dapat
menghasilkan hamburger pesanan dalam waktu 45 detik. Tata letak membuat
perbedaan pada proses pengambilan bagasi pada perusahaan penerbangan,
saat pelanggan mengharapkan tas bawaan mereka tepat pada waktunya (just-intime).
Persediaan
Setiap pialang saham menurunkan persediaan hingga mendekati nol.
Kebanyakan pesanan jual dan beli terjadi pada basis JIT karena sebuah pesanan
jual atau beli yang tidak dieksekusi tidaklah dapat diterima oleh kebanyakan
klien. Seorang pialang mungkin berada dalam masalah yang serius jika menahan
sebuah perdagangan yang tidak dieksekusi. Dengan cara yang sama,
McDonalds mempertahankan persediaan barang jadi hanya 10 menit; setelah
itu, dibuang. Rumah sakit juga menjalankan persediaan secara JIT dan
persediaan pengaman yang rendah, bahkan untuk persediaan yang kritis seperti
obat farmasi, dengan membangun jaringan komunikasi sebagai sistem
cadangan. Dengan cara ini, jika sebuah apotek kehabisan obat yang diperlukan,
maka anggota jaringan dapat menyediakannya pada pengiriman hari berikutnya.
Penjadwalan
Pada loket tiket perusahaan penerbangan, fokus sebuah sistem JIT adalah
permintaan pelanggan, tetapi bukannya dipenuhi oleh persediaan produk yang
berwujud, melainkan harus dipenuhi oleh karyawan. Melalui penjadwalan yang
rumit, karyawan loket tiket perusahaan penerbangan muncul tepat waktu untuk
dapat memenuhi permintaan pelanggan, dan mereka menyediakan pelayanan
berdasarkan JIT. Dengan kata lain, karyawan dijadwalkan, dan bukannya
barang yang disimpan sebagai persediaan. Penjadwalan karyawan merupakan
hal yang kritis. Pada sebuah salon kecantikan, fokus hanya sedikit berbeda:
pelanggan dijadwalkan untuk meyakinkan dilayani secara JIT. Dengan cara yang
sama, McDonalds sebagai restoran paling cepat saji, penjadwalan karyawan
dihitung hingga setiap 15 menit berdasarkan pada prediksi permintaan yang
akurat. Apalagi, produksi yang dilakukan dalam lot kecil untuk memastikan
bahwa hamburger yang segar dan panas dikirimkan dengan tepat waktu.
Singkatnya, baik karyawan maupun produksi dijadwalkan berdasarkan JIT untuk
memenuhi permintaan tertentu.
Untuk mengirimkan barang dan jasa kepada pelanggan dalam permintaan yang
berubah secara terus-menerus, para pemasok harus dapat diandalkan,
persediaan yang ramping (lean), siklus waktu yang singkat, dan jadwal yang
cepat. isu ini sekarang dikelola dengan sangat berhasil pada banyak perusahaan
terlepas dari jenis produk mereka. Teknik JIT secara luas digunakan baik oleh
perusahaan penghasil barang maupun jasa; mereka hanya terlihat berbeda.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
JIT dan produksi lean merupakan filosofi dari perbaikan yang berkelanjutan.
Produksi lean dimulai dengan fokus pada keinginan pelanggan, tetapi kedua
konsep menfokuskan untuk memangkas semua pemborosan keluar dari proses
produksi. Karena pemborosan ditemukan pada segala sesuatu yang tidak
memberikan nilai tambah, maka organisasi JIT dan lean memberikan niali
tambah secara efisien dibandingkan dengan perusahaan lain. Pemborosan terjadi
ketika produk yang cacat diproduksi dalam proses produksi atau oleh para
pemasok di luar. JIT dan produksi lean menyerang pemborosan waktu yang
terjadi karena penjadwalan yang lemah; mereka menyerang pemborosan pada
kosongnya persediaan; mereka menyerang pemborosan dari peralatan dan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay dan Barry Render. Opertions Management 7edition
Indonesia). Jakarta: Salemba Empat, 2005.
(Bahasa