Anda di halaman 1dari 242

BUKU AJAR

PENGANGGARAN

Oleh: LILIK INDRAWATI


PENGANGGARAN
Buku Wajib:
ANGGARAN PERUSAHAAN
Oleh: Drs.Gunawan Adisaputro,M.B.A, Yogyakarta
PENUNJANG
Munandar,M.,2001, Budgeting Perencanaan Kerja,
Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja, Edisi Pertama,
BPFE UGM,Yogyakarta.
Nafarin, M., 2004, Penganggaran Organisasi, Edisi Revisi,
Salemba Empat, Jakarta.
Welsch, Glen and Paul N. Gordon,2005, Budgeting Profit
Planning and Control, Edition 6, Prentice Hall PTR.
Mahasiswa dapat memilih buku Budgeting, dengan judul
lainnya sesuai yang diinginkan

NILAI: UJIAN + TUGAS/ TES+ PARTISIPASI


MATERI UTS & UAS

UTS:
1. Pendahuluan
2. Anggaran Penjualan
3. Anggaran Produksi
4. Anggaran Material/ Bahan Mentah
5. Anggaran Tenaga Kerja
UAS:
1. Angg. Biaya Overhead Pabrik /BOP
2. Angg. Variabel
3. Angg. Piutang dan Hutang
4. Angg. Kas
Pendahuluan: ANGGARAN
Salah satu definisi anggaran yg banyak
dipakai adl: suatu pendekatan yg formal
dan sistematis daripada pelaksanaan
tanggung jawab manajemen di dalam
perencanaan, koordinasi dan
pengawasan.
Artinya:
1. Anggaran bersifat formal,
2. disusun dgn sengaja dan bersungguh-
sungguh scr tertulis,
3. sifat sistematis/berurutan berdasar logika,
4. manajer bertgjwb unt pengambilan
keputusan berdsr asumsi tertentu,
5.Keputusan yg diambil mrpkn pelaksanaan
fungsi manajer dr segi perencanaan,
koordinasi, pengawasan
1.1.MANFAAT DAN KEKURANGAN
PENGANGGARAN
Penggunaan penganggaran di dalam industri akan
mendapat beberapa manfaat yang cukup besar,
antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai alat bantu manajer dalam penyusunan
perencanaan, koordinasi dan pengawasan dalam
perusahaan yang dipimpinnya.
2. Sebagai perencanaan terpadu, artinya dengan
menggunakan penganggaran maka seluruh kegiatan
dalam perusahaan tidak akan terlepas dari
penganggaran, karena seluruh kegiatan yang ada
selalu memerlukan biaya. Dengan adanya
penganggaran akan mencerminkan seluruh kegiatan
perusahaan yang bersangkutan.
• 3. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan,
artinya pelaksanaan kegiatan yang ada di perusahaan dapat
dilaksanakan dengan lebih yakin dan pasti, karena dapat
mendasarkan diri kepada penganggaran yang telah disusun.
• 4. Sebagai alat koordinasi, pengawasan dan evaluasi
kegiatan dalam perusahaan, artinya pelaksanaan kegiatan
dengan mempergunakan penganggaran sebagai pedoman
akan berarti melakukan kegiatan dalam perusahaan tersebut
dibawah koordinasi yang baik, sekaligus sebagai alat
pengawasan pelaksanaan yang sedang dilaksanakan dalam
perusahaan, selain itu dalam setiap periode tertentu, dapat
disusun evaluasi kegiatan dengan mempergunakan
penganggaran sebagai alat evaluasi. Sehingga dapat
diketahui, seberapa jauh penyimpangan pelaksanaan kerja
dari rencana yang telah disusun serta penyebabnya untuk
dapat dicarikan solusinya.
Penganggaran selain mempunyai banyak manfaat, namun juga
mempunyai kelemahan, antara lain:
1. Karena penganggaran dibuat berdasarkan estimasi,
sehingga hasil riilnya juga mengandung ketidakpastian.
2. Tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran
secara lengkap (komprehensif) dan akurat, dikarenakan
dalam membuat penganggaran dibutuhkan waktu, biaya dan
tenaga yang tidak sedikit.
3. Bagi yang membuat dan menyusun penganggaran dengan
dasar terpaksa, dapat mengakibatkan mereka menentang
sehingga penganggaran tidak efektif.
Penganggaran Komprehensif

Angg. Angg. BM
Penjualan
Angg.BOP
Angg. Variabel Angg.
Angg.Piutang Kas
Angg. Utang
Angg. Produksi

TKL
Sehingga, saat kita bicara biaya:
Biaya terdpt 5 macam:
1. Biaya TKL
2.Biaya Bhn Mentah Langsung
3. BOP
4. Biaya administrasi
5. Biaya pemasaran
BAB: ANGGARAN PENJUALAN

Rumus kuadrat terkecil:


Yt= a + b.X
a= jumlah penjualan pd th ke nol
b= kenaikan penjualan setiap periode
a= ∑Y/ n b= ∑(X.Y)
∑X²
Soal:
Data penjualan 6 th terakhir sbb: 650, 720, 800, 820, 845, 900
unit barang X.
1. Hitunglah perkiraan penjualan th depan, dgn kuadrat terkecil !
2. Susunlah anggaran penjualan th depan, berdasarkan daerah
penjualan dan type barang !
3. Susunlah anggaran penjualan th depan, berdasar data
bulanan, tiap daerah penjualan !
Keterangan:
Daerah penjualan terdiri dari Surabaya, Bali dan kalimantan
(40%, 35% dan 25%)
Type barang: A=30 % , B = 40% dan C= 30%
Perkiraan penjualan bulanan:
Jan – April = 9 %
Mei – Agustus= 7%
Sept-Okt = 8% dan Nop- Des = 10%
BAB: ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran Produksi merupakan aktivitas
penunjang dari anggaran penjualan.

Di dalam anggaran produksi akan


direncanakan berapa jumlah yg harus
diproduksi pada periode yang akan
datang
Rumus
Anggaran Penjualan
Saldo akhir
_________________ +
Kebutuhan
Saldo awal
_________________ -
Produksi
Sedangkan rencana produksi akan
menyangkut banyak hal al:
1. Tersedianya material
2. Tenaga kerja yg digunakan
3. Kemampuan mesin
4. Peralatan dan fasilitas
5. dll
Menyusun Anggaran Produksi

Ada 3 kebijakan Produksi( metode):


1. Stabilitas Produksi/ Produksi Konstan
2. Stabilitas Persediaan/produksi
bergelombang
3. Gabungan/kombinasi/Moderat
Stabilitas Produksi
Anggaran produksi diharapkan sama besar.
Karena produksi stabil maka menjadikan tingkat
persediaan mengambang atau berfluktuasi.
Dgn kebijakan ini tingkat produksi per periode
(semester, triwulan, bulan, dll) relatif sama,
disesuaikan dengan persediaan.
Cara:
Total dari anggaran prod 1 periode harus dibagi
dengan data yang diminta, misal bulanan,
triwulan, semester, dsb.
Jika hasil 1 periode bilangan bulat, maka tidak
ada masalah. Tetapi bila hasil yg diperoleh
adalah bilangan desimal, maka harus dibulatkan
ke satuannya, ke puluhannya ataukah ke
ratusannya.
misal: penjualan 1 tahun diketahui 18.000 unit.
Data adalah bulanan
So akhir 1500 dan So awal 1100
Shg Prod adalah:
18000+ 1500 -1100 = 18.400
18400: 12 bln = 1533,333
Maka bisa dibulatkan 1533, 1530 atau 1500
tentunya kekurangannya tetap hrs ditambahkan
pada produksi dimana pada penjualan tertinggi.
Dalam kebijakan ini, karena produksi
relatif stabil, maka menjadi lebih mudah
dalam perencanaan : material, tenaga
kerja serta fasilitas yang lain.
Contoh: ANGGARAN PRODUKSI
PT “ABADI TERUS” akan menyusun
anggaran Produksi th 2012, dengan
anggaran penjualan 2012 yang telah
disusun sbb:
Jan = 1.800 unit Agust = 1.200 unit
Feb = 1.200 unit Sept = 1.500 unit
Mrt = 1.500 unit Okt = 1.700 unit
Apr = 1.400 unit Nov = 1.400 unit
Mei = 1.600 unit Des = 1.600 unit
Juni = 1.700 unit Total = 18.000 unit
Juli = 1.400 unit
Diketahui Persediaan awal 1.100 unit
Persediaan akhir ditentukan 1500 unit
Susunlah anggaran produksi th 2012
dengan menggunakan:
1. Kebijakan stabilitas produksi
2. Kebijakan produksi bergelombang
Penghitungan Angg Prod bulanan:STABILITAS PROD

Angg. Penj = 18.000 unit


So. Akh = 1.500 unit +
BUD = 19.500 unit
So. Awal = 1.100 unit –
Angg. Prod = 18.400 unit

18.400 : 12 bln = 1533,33 unit


Dibulatkan ke: 1533, 1530, 1500 ????
Misal, pilih 1530 x 12 = 18.360 , maka masih kurang 40
unit, bisa diberikan 10 bulan dengan penjualan
tertinggi.
Penyelesaian SOAL TES: Stabilitas Produksi

Bln Ang Penj (unit) So. akhir BUD (So. Awal) Angg Prod
Jan 1800 834 2634 1100 1530+4

Feb 1200 1164 2364 834 1530


Mrt 1500 1198 2698 1164 1530+4
Apr 1400 1332 2732 1198 1530+4
Mei 1600 1266 2864 1332 1530+4
Jun 1700 1100 2800 1266 1530+4
Jul 1400 1234 2634 1100 1530+4
Agst 1200 1564 2764 1234 1530
Sept 1500 1598 3098 1564 1530+4
Okt 1700 1432 3132 1598 1530+4
Nop 1400 1566 2966 1432 1530+4
Des 1600 1500 3100 1566 1530+4
Total 18.000 1500 19.500 1100 18.400
Penyelesaian SOAL TES: Stabilitas Produksi(pembulatan puluhan)
Bln Ang Penj (unit) So. akhir BUD (So. Awal) Angg Prod

Jan 1800 840 2640 1100 1530+10


Feb 1200 1170 2370 840 1530
Mrt 1500 1200 2700 1170 1530
Apr 1400 1330 2730 1200 1530

Mei 1600 1270 2870 1330 1530+10


Jun 1700 1100 2810 1270 1530+10
Jul 1400 1240 2640 1100 1530
Agst 1200 1570 2770 1240 1530
Sept 1500 1600 3100 1570 1530
Okt 1700 1440 3140 1600 1530+10
Nop 1400 1570 2970 1440 1530
Des 1600 1500 3100 1570 1530
Total 18.000 1500 19.500 1100 18.400
Pembulatan puluhan(1530) sisa 400: 10 bln
Bln Ang Penj (unit) So. akhir BUD (So. Awal) Angg Prod

Jan 1800 834 2634 1100 1530+4


Feb 1200 1164 2364 834 1530
Mrt 1500 1198 2698 1164 1530+4

Apr 1400 1332 2732 1198 1530+4


Mei 1600 1266 2866 1332 1530+4
Jun 1700 1100 2800 1266 1530+4
Jul 1400 1234 2634 1100 1530+4
Agst 1200 1564 2764 1234 1530
Sept 1500 1598 3098 1564 1530+4
Okt 1700 1432 3132 1598 1530+4
Nop 1400 1566 2966 1432 1530+4
Des 1600 1500 3100 1566 1530+4

Total 18.000 1500 19.500 1100 18.400


Penyelesaian SOAL TES: Stabilitas Produksi

Bln Ang Penj (unit) So. akhir BUD (So. Awal) Angg Prod

Jan 1800 840 2640 1100 1530+10


Feb 1200 1170 2370 840 1530
Mrt 1500 1205 2705 1170 1530+5
Apr 1400 1335 2735 1205 1530
Mei 1600 1270 2870 1335 1530+5
Jun 1700 1105 2805 1270 1530+5
Jul 1400 1235 2635 1105 1530
Agst 1200 1565 2765 1235 1530
Sept 1500 1600 3100 1565 1530+5
Okt 1700 1435 3135 1600 1530+5
Nop 1400 1565 2965 1435 1530
Des 1600 1500 3100 1565 1530+5
Total 18.000 1500 19.500 1100 18.400
Penyelesaian SOAL TES: Stabilitas Produksi

Bln Ang Penj (unit) So. akhir BUD (So. Awal) Angg Prod

Jan 1800 850 2650 1100 1530+20


Feb 1200 1180 2380 850 1530
Mrt 1500 1210 2710 1180 1530
Apr 1400 1340 2740 1210 1530
Mei 1600 1270 2870 1340 1530
Jun 1700 1110 2810 1270 1530+10
Jul 1400 1240 2640 1110 1530
Agst 1200 1570 2770 1240 1530
Sept 1500 1600 3100 1570 1530
Okt 1700 1440 3140 1600 1530+10
Nop 1400 1570 2970 1440 1530
Des 1600 1500 3100 1570 1530
Total 18.000 1500 19.500 1100 18.400
Penyelesaian SOAL TES: Stabilitas Produksi (1500)

Bln Ang Penj (unit) So. akhir BUD (So. Awal) Angg Prod

Jan 1800 840 2640 1100 1500+40


Feb 1200 1140 2340 840 1500
Mrt 1500 1180 2680 1140 1500+40

Apr 1400 1320 2720 1180 1500+40


Mei 1600 1260 2860 1320 1500+40
Jun 1700 1100 2800 1260 1500+40
Jul 1400 1240 2640 1100 1500+40
Agst 1200 1540 2740 1240 1500
Sept 1500 1580 3080 1540 1500+40

Okt 1700 1420 3120 1580 1500+40


Nop 1400 1560 2960 1420 1500+40
Des 1600 1500 3100 1560 1500+40

Total 18.000 1500 19.500 1100 18.400


PROD BERGELOMBANG
(ATAU STABILITAS PERSEDIAAN)

Yaitu persediaan akhirnya yg relatif sama.


Selisih saldo awal dan akhir
1500 – 1100 = 400
400 bila dibagi 12 = 33,33333
Maka cari pembagi yang bisa menghasilkan
bilangan bulat. Misal dibagi 10,8, 5, 4, 2
Penyelesaian SOAL TES: Produksi Bergelombang ( 400 dibagi 10= 40)

Bln Ang Penj (unit) So. akhir BUD (So. Awal) Angg Prod

Jan 1800 1140 2940 1100 1840


Feb 1200 1180 2380 1140 1240
Mrt 1500 1220 2720 1180 1540

Apr 1400 1260 2660 1220 1440


Mei 1600 1300 2900 1260 1640
Jun 1700 1340 3040 1300 1740
Jul 1400 1380 2780 1340 1440
Agst 1200 1420 2620 1380 1240
Sept 1500 1460 2960 1420 1540
Okt 1700 1500 3200 1460 1740
Nop 1400 1500 2900 1500 1400
Des 1600 1500 3100 1500 1600
Total 18.000 1500 19.500 1100 18.400
Penyelesaian SOAL TES: Produksi Bergelombang( dibagi 8)
Bln Ang Penj (unit) So. akhir BUD (So. Awal) Angg Prod

Jan 1800 1150 2950 1100 1850


Feb 1200 1200 2400 1150 1250
Mrt 1500 1250 2750 1200 1550

Apr 1400 1300 2700 1250 1450


Mei 1600 1350 2950 1300 1650
Jun 1700 1400 3100 1350 1750
Jul 1400 1450 2850 1400 1450
Agst 1200 1500 2700 1450 1250
Sept 1500 1500 3000 1500 1500

Okt 1700 1500 3200 1500 1700


Nop 1400 1500 2900 1500 1400
Des 1600 1500 3100 1500 1600

Total 18.000 1500 19.500 1100 18.400


Penyelesaian SOAL TES: Produksi Bergelombang (400 dibagi 5 =80)
Bulan Angg. Penj Saldo Akhir BUD (Saldo Awal) Brg di Prod
(unit)
Jan’07 1800 1180 2980 1100 1880

Feb 1200 1260 2460 1180 1280


Mrt 1500 1340 2840 1260 1580
Apr 1400 1420 2820 1340 1480
Mei 1600 1500 3100 1420 1680
Juni 1700 1500 3200 1500 1700
Juli 1400 1500 2900 1500 1400
Agust 1200 1500 2700 1500 1200
Sept 1500 1500 3000 1500 1500
Okt 1700 1500 3200 1500 1700
Nop 1400 1500 2900 1500 1400
Des’07 1600 1500 3100 1500 1600
Total 18.000 1500 19.500 1100 18.400
Kebijakan Produksi Moderat/
gabungan
Kebijakan ini, memadukan dua kebijakan
sebelumnya, dimana tingkat produksi dan tingkat
persediaan dibiarkan mengambang dalam batas
atau pola-pola tertentu.
Contoh: Produksi bln Jan s/d Mei masing-masing
10% diatas produksi rata-rata. Dan Juni s/d Okt
masing-masing 10% di bawah produksi rata-rata.
Nop 10% di atas prod rata-rata.Des 10 % di
bawah prod rata-rata.
Dengan soal yg sama, maka dapat
diketahui produksi rata-rata adalah
sebesar:
18.400 unit / th dibagi 12 bln = 1533,333
Maka yg dimaksud 10% diatas rata-rata
adalah: 1,1 x 1533,33 = 1686,663
Dan 10 % dibawah rata-rata adalah:
0,9 x 1533,333 = 1379,997
dimana bisa dibulatkan ke satuan, puluhan
dst seperti contoh sebelumnya.
Contoh: Kebijakan Produksi Moderat
Bulan Angg. Penj Saldo BUD (Saldo Awal) Brg di Prod
(unit) Akhir

Jan’07 1800 996 2796 1100 1686 +10


Feb 1200 1686
Mrt 1500 1686
Apr 1400 1686
Mei 1600 1686
Juni 1700 1379
Juli 1400 1379
Agust 1200 1379
Sept 1500 1379
Okt 1700 1379
Nop 1400 1686
Des’07 1600 1500 1379
18.390

Kurang ( 10 )
Contoh: Kebijakan Produksi Moderat(sisa 10 dibagikan ke
10 bln)
Bulan Angg. Penj Saldo Akhir BUD (Saldo Awal) Brg di Prod
(unit)
Jan’07 1800 987 2787 1100 1686+1
Feb 1200 1473 2673 987 1686
Mrt 1500 1660 3160 1473 1686+1
Apr 1400 1947 3347 1660 1686+1
Mei 1600 2034 3634 1947 1686+1
Juni 1700 1714 3414 2034 1379+1
Juli 1400 1694 3094 1714 1379+1
Agust 1200 1873 3073 1694 1379

Sept 1500 1753 3253 1873 1379+1


Okt 1700 1433 3133 1753 1379+1
Nop 1400 1720 3120 1433 1686+1
Des’07 1600 1500 3100 1720 1379+1
Total 18.000 1500 19.500 1100 18.400
TUGAS AnggaranPenjualan dan
Produksi
PT X berdiri 6 tahun yang lalu, tepatnya
awal tahun 2005.
Data penjualan sbb:
2006 = 3100 unit 2009 = 3320 unit
2007 = 3260 unit 2010 = 3390 unit
2008 = 3250 unit 2011 = 3430 unit
Harga jual untuk barang X tahun 2012, diperkirakan
sebesar Rp. 6000,-
Pola penjualannya adalah 2 bulanan yaitu:
1 = 15 % 4 = 20 %
2 = 20 % 5 = 10 %
3 = 15 % 6 = 20 %
Buatlah anggaran penjualan th 2012 dgn metode
kuadrat terkecil,sesuai pola !
Buatlah anggaran Produksi th 2012 sesuai penjualan,
dgn pola produksi bergelombang. Jika Sa akhir=380,
Sa Aw= 300 unit. Jika 1 unit butuh 3 kg BM, S.Ak= 700
kg, S Aw= 800 Kg, buat anggaran pembelian th 2012
sesuai pola penjualan.
1. Sebutkan 3 kebijakan Produksi( metode)
dalam penyusunan anggaran produksi
2. Jelaskan pengertian stabilitas Produksi
3. Jelaskan pengertian stabilitas
persediaan dalam penyusunan anggaran
produksi
1 2 3
BAB:
ANGGARAN MATERIAL
• Pengertian
• Penyusunan Anggaran Material:
1.Anggaran Kebutuhan Material
2.Anggaran Pembelian Material
3.Anggaran Penggunaan Material
4.Anggaran Persediaan Material
BAB:
ANGGARAN MATERIAL(Bhn Mentah)
Pengertian:
Material/ Bhn Mentah yang dimaksud adl
BM Langsung, dimana merupakan bagian
produk yang akan “TAMPAK” pada
produk jadi.
Sedangkan bahan pembantu biasanya
“tidak tampak” pada produk jadi.
1. Anggaran Kebutuhan Material
Merencanakan, berapa satuan material yang
dibutuhkan dalam satu periode.
Yang dipentingkan adalah jumlah fisik, bukan
pada nilai materialnya.

Kebutuhan Material=Produksi X SPM


SPM adl standar penggunaan material atau
SUR= Standar Usage Rate
Yaitu Jumlah Material yg digunakan untuk
menghasilkan 1 unit produk
2. Anggaran Pembelian Material
a. Ditentukan berapa jumlah material yang
dibeli dan berapa nilai pembelian tersebut.
b. Besar kecilnya pembelian material
tergantung pada:
1. anggaran kebutuhan material
2. tingkat persediaan material:
-Persediaan awal (makin besar persediaan
awal, jml pembelian material makin kecil)
-persediaan akhir(makin besar
persediaan akhir, jml material yang
dibeli makin besar)
3.Harga persatuan ( ada supplier yang
memberikan harga sama per unit, dan
ada yang memberi harga berbeda untuk
pembelian berikutnya/untuk beli dalam jml
yang besar)
Rumus:Angg Pembelian
Anggaran kebutuhan
Saldo Akhir +
Total
Saldo Awal -
Yang dibeli
Contoh:
Diketahui produksi th depan diperkirakan:
Tw1 = 1300
Tw 2= 1500
Tw3 = 1200
Tw 4= 1500 unit meja
5.500 unit
1 unit butuh bhn baku kayu= 2 lonjor dan
triplek 1,5 lembar. Hitung kebutuhan
B.Baku tiap triwulan !
Produksi SUR Kayu TOTAL SUR Total
Kebuth Triplek Kebut Trip
Ky
1=1300 2 ljr 2600 ljr 1,5 lbr 1950
2=1500 2 3000 1,5 2250
3=1200 2 2400 1,5 1800
4=1500 2 3000 1,5 2250
Total= 2 11000 1,5 8250 lbr
5500
Untuk Kayu: Saldo ak= 100 lonjor; S awal=
80 lonjor. (harga beli Rp=20.000/ljr)
Untuk Triplek: S. Ak= 6 lsn; S awal 10 lsn
(hrg beli Rp= 50.000/ lsn)
Hitung anggaran pembelian kayu dan
triplek scr triwulan th dpn !
T Kebuth S. Ak Total S. Pemb Pemb
W Kayu Awal Unit Rp
1 2600 85 2685 80 2605 52,1jt

2 3000 90 3090 85 3005 60,1jt


3 2400 95 2495 90 2405 48,1jt
4 3000 100 3100 95 3005 60,1jt

11000 100 11.100 80 11.020 220,4jt


TW Kebut Kebut S. Ak Jml S. Aw Pemb Pemb
Triplek Triplek Lsn Rp
LBR Lusin
1 1950 162,5 9 171,5 10 161,5 8,050jt
2 2250 187,5 8 195,5 9 186,5 9,350jt
+1
3 1800 150 7 157 8 149 7,45ojt
4 2250 187,5 6 193,5 7 186,5 9,350jt
+ 1`
Tot 8250 687,5 6 693,5 10 683,5 34,2jt
lbr lsn

684
lsn
Dalam Anggaran Pembelian Material;
Menggunakan Analisis EOQ (Economic
Order Quantity)
Dlm EOQ, pembelian ekonomis adalah pembelian
material yg meminimalkan biaya pemesanan
dan biaya penyimpanan, yaitu dengan cara:
a. Tentukan jml kebutuhan material dlm 1 th
b. Tentukan by pemesanan tiap kali pesan
c. Tentukan hrg material per satuan
d. Tentukan by penyimpanan per satuan
3. Anggaran Penggunaan Material:
• Merencanakan berapa nilai material yg
habis digunakan dlm memproduksi
barang dlm satu periode.
• Total penggunaan material yg
digunakan akan tergantung pada:
1. Anggaran By Pemb Material
2. Nilai Persediaan
a. Nilai persed. Awal material
b. Nilai persed. Akhir (FIFO, LIFO, Average)
Rumus:
Anggaran by pemb. Material xxxxx
Nilai persed awal material xxxxx+
Jumlah xxxxx
Nilai persed akhir material
(tergantung metode penilaian ) xxxxx-
Anggaran penggunaan material xxxxx
Perhitungan nilai persed akhir dgn 3
metode :
• Material yg ada terdiri:
persed awal 200 kg @ Rp. 950,-
pembelian th 2012:
pemb 1 : 950 kg @ Rp.1.000,-
pemb 2 : 950 kg @ Rp. 1.050,-
pemb 3 : 950 kg @ Rp. 1.100,-
pemb 4 : 950 kg @ Rp. 1.150,-
• Persed akhir tahun 2012 sebesar 400
kg
• Nilai persed akhir dgn masing-masing
metode:
1. FIFO
Nilai persed akhir= 400 kg @Rp. 1.150,-
=Rp. 460.000,-
2. LIFO
Nilai persed akhir:
200 kg @Rp. 950,- =Rp. 190.000,-
200 kg @Rp. 1.000,- =Rp. 200.000,-
400 kg =Rp.390.000,-
3. Average
Nilai persed akhir=400
(950+1000+1050+1100+1150)
5
5250 : 5 = Rp. 1.050,-
400 unit x Rp 1.050= Rp 420.000,-
Anggaran penggunaan material bila
nilai persediaan akhir dihitung dgn
metode:
1. FIFO
Anggaran by pemb. Material Rp.4.085.000,-
Nilai persed awal material Rp. 190.000,-+
Jumlah Rp.4.275.000,-
Nilai persed akhir material
(tergantung metode penilaian ) Rp. 460.000,--
Anggaran penggunaan material Rp.3.815.000,-
2. LIFO

Anggaran by pemb. Material Rp.4.085.000,-


Nilai persed awal material Rp. 190.000,-+
Jumlah Rp.4.275.000,-
Nilai persed akhir material
(tergantung metode penilaian ) Rp. 390.000,--
Anggaran penggunaan material Rp.3.885.000,-
3. AVERAGE

Anggaran by pemb. Material Rp.4.085.000,-


Nilai persed awal material Rp. 190.000,-+
Jumlah Rp.4.275.000,-
Nilai persed akhir material
(tergantung metode penilaian ) Rp. 420.000,--
Anggaran penggunaan material Rp.3.855.000,-
4.Anggaran Persediaan Material
• Dalam anggaran ini akan ditentukan satuan
fisik persediaan material, yg akan tergantung
pada;
1. Jumlah persediaan awal
2. Jumlah persediaan akhir
3. Anggaran pembelian material 1 th ke
periode(bulanan, tri wulan ,dll)
4. Anggaran kebutuhan material.
Yg termasuk by pemesanan:
-by persiapan pemesanan
-by admin
-by pengiriman
-by mencocokan pesanan yg masuk
-by mempersiapkan order pembyr

Yg termasuk by penyimpanan:
-pemeliharaan
-asuransi
-perbaikan kerusakan
EOQ= 2R.S
P.I

R= jml BM dlm jangka waktu 1 th


S= biaya pesan
P= hrg per unit BM
I= by penyimpanan yg dinyatakan dlm %
atau
Contoh :
PT X memperkirakan kebutuhan BM 1 th
2012 = 1000 kg. setiap pesan, by yg
dikeluarkan Rp.50 sbg by perangko. Hrg
BM Rp 20,-/kg. By penyimpanan akan
sebesar 50% dari persediaan rata-rata.
Jml pembelian paling ekonomis adl:
EOQ= 2x 1000x 50 = 100 kg
20x 0,50
EOQ= 2R.S
C
C= by penyimpanan setiap unit BM
Contoh:
PT X memperkirakan kebutuhan BM 1 th
2012 = 1000 kg. setiap pesan, by yg
dikeluarkan Rp.50 sbg by perangko. Hrg
BM Rp 20,-/kg. By penyimpanan setiap
kg BM Rp 10,-. Jml pembelian paling
ekonomis adl

EOQ = 2 x 1000x 50 = 100 kg


10
Waktu pembelian BM:
Hrs ditentukan, kapan pemesanan BM hrs
dilakukan, agar BM datang tepat waktu.
BM yg datang terlambat akan
mengakibatkan terganggunya proses
prod. Terkadang perlu dicari BM
pengganti, agar prod tdk terhenti. Biaya
yg terpaksa dikeluarkan krn
keterlambatan datangnya disebut STOCK
OUT COST. (SOC)
Sebaliknya BM yg datangnya terlalu awal/
cepat akan menimbulkan biaya pula, yaitu
by penyimpanan dan pemeliharaan.
Biaya inilah yg disebut EXTRA
CARRYING COST (ECC)

Oleh sb itu perlu menentukan waktu


pemesanan dgn memperhatikan faktor
LEAD TIME, yaitu jangka waktu sejak
dilakukannya pemesanan sampai BM tsb
datang dan siap untuk di produksi.
Reorder point adl saat dimana hrs
dilakukan pemesanan kembali BM yg
diperlukan.

Contoh:
Mnrt perkiran, selama th depan, PT X
membutuhkan BM 10.000 kg. Untuk itu
diamati 20 buah data pemesanan th
sebelumnya, untuk menentukan
pemesanan kembali dgn tepat.
Lead time 3 hari = 5 buah (=0,25)
Lead time 4 hari = 10 buah (=0,5)
Lead Time 5 hari = 5 buah (= 0,25)
20 buah (=100%)
Diketahui Kebutuhan BM (R)= 10.000 kg
By penyimpanan Rp 2/kg/th
By pemesanan Rp 100/ pesan
By pengganti Rp 0,50/unit BM pengganti
EOQ= 2x10.000x100 = 1000 kg
2
Frekuensi pemesanan= 10.000: 1000=10 x
Biaya penyimpanan/hari, jika 1 th= 300 hr

(1000 xRp 2) : 300 hr = Rp 6,67

Bila Lead time 3 hari


ECC = 0
Bila lead time 4 hari, maka
ECC= 1hr (0,25) (Rp 6,67) = Rp 1,6675
Bila lead time 5 hari,maka
ECC= 2 hr (0,25) (Rp 6,67) = Rp 3,335
=1 hr (0,5) (Rp 6,67) = Rp 3,335
Rp 6,670
STOCK OUT COST= SOC
SOC per kg = 0,50
Kebutuhan BM/ hr =
10.000kg: 300 = 33,3 kg/ hari

Bila lead time 5 hari, maka


SOC = 0 (5 hr waktu paling lama, tdk ada yg
lebih lama lagi)
Bila lead time 4 hari, maka
SOC= 1 hr (0,25) (33,3) (Rp 0,50)=
Rp 4,1625
Bila lead time 3 hari, maka
SOC= 2 hr (0,25) (33,3) (Rp 0,50)= Rp 8,325
SOC= 1 hr (0,5) (33,3) (Rp 0,50)= Rp 8,325
Rp 16,650

Persediaan besi= persediaan untuk jangka


waktu tertentu, sesuai keinginan
perusahaan.misal untuk 10 hr.
Lead ECC SOC Total
time per th
Per Per th Per Per th
order order

3 hr 0 0 16,65 166,50 166,50


4 hr 1,6675 16,675 4,1625 41,625 58,30
5 hr 6,67 66,70 0 0 66,70
Kesimplan:
Lead time 4 hr mendatangkan biaya total yg
minimum. Stlh lead time diket, tinggal
dihubungkan dgn kebijakan besarnya
persed besi. Pemesanan dilakukan lagi
saat:
Persed besi (mis,ditetapkan 10 hr)=333 kg
Kebut selama lead time 4x33,3 =133,2
Saat pemesanan kembali = 466,2 kg
Latihan soal
Diketahui kebutuhan bahan mentah A
selama 1 th= 25.000 unit
1 th= 310 hr, biaya penyimpanan=Rp25,-
/unit/th. Biaya bhn mentah pengganti Rp
Rp 100/unit.
Biaya pesan Rp 200/pesan
Persediaan besi= 4 hari
Jika terdpt lead time:
Dari nota pemesanan th kemarin diketahui
sbb:
Lead time 4 hari = 27 %
Lead time 5 hr = 35%
Lead time 6 hr = 38%
Pertnyaan:
a.Hitunglah pada lead time ke berapa by
minimum !
b. Pada saat berapa persediaan BB,
dilakukan Reorder point !
Soal latihan:
• Perusahaan MAKMUR SELALU akan
menyusun anggaran material tahun 2012
dengan data sbb:
• Anggaran produksi th 2012:
Triwulan Produksi (unit)
I 6.500
II 6.000
III 4.000
IV 4.000
• Standar pemakaian material (SUR)
adalah 2 Kg
• Persediaan awal material 6000 kg
• Persediaan akhir material 5000 kg
• Pembelian material direncanakan 4 kali
dlm th 2012 dengan jml yg sama pada
setiap pembelian dgn perkiraan harga/kg
sbb:
• Pemb 1s/d 4 berurut sbb: Rp. 1.100,-;
1.200,-; 1.300,-; dan 1.400,-
• Diminta:
1. Menentukan anggaran kebutuhan
material per triwulan th 2012
2. Menentukan anggaran pembelian
material th 2012
3. Menentukan anggaran penggunaan
material th 2012
4. Menentukan anggaran persediaan
material th 2012
BAB
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
• Pengertian
• Penyusunan Anggaran TK Langsung
– Anggaran JKL (jam kerja langsung)
– Anggaran Biaya TKL
• Soal
A. Pengertian TKL

• TKL adalah tenaga kerja yang langsung


berhubungan dengan jalannya suatu
produksi.
• Biaya TKL yaitu :
– By untuk tenaga kerja pada bagian produksi
dan biaya tsb mudah dihubungkan dgn
outputnya
– By tsb bersifat variabel atau proporsional dgn
hasil produksinya
– By ini direncanakan dlm angg TKL
• Biaya TK Tidak langsung (TKTL):
– By tenaga kerja pd bagian produksi yg sulit
dihubungkan dgn outputnya
– By tsb bersifat tetap atau semivariabel
– By ini direncanakan dlm anggaran BOP

Pada perusahaan manufaktur, komponen


biaya TKL akan tergantung pada
teknologi yg digunakan. Jika teknologi yg
digunakan masih sederhana, umumnya
by TKL relatif besar karena masih byk
menggunakan tenaga manusia.
Tapi pada perusahaan yg sdh
menggunakan teknologi maju, maka
komponen by TKL semakin kecil, karena
proses produksi sebagian besar
dijalankan dgn mesin-mesin, dan
manusia hanya sebagian yg jadi
operatornya.
B. Penyusunan Anggaran TKL:

1. Anggaran Jam Kerja Langsung (JKL)


2. Anggaran Biaya Tenaga kerja Langsung
Ad.1. JKL
• JKL merupakan satuan waktu (jam/menit) yg
dibutuhkan TK untuk menyelesaikan 1 unit
produksi.
• Untuk satu periode, besar kecilnya JKL
tergantung pada:
1. Anggaran Produksi , yg tergantung pd kebijakan
produksi yg digunakan
2. Standar Pemakaian JKL yg dpt diketahui dari
observasi(penghitungan satu periode saja), dari
data historis, dari standar pesaing, dari standar
yg ditetapkan industri.
RMS. Anggaran JKL

• Anggaran JKL = Angg Prod x SUR JKL


Ad. 2. Anggaran Biaya TKL

• Setelah anggaran JKL, berikutnya adl


anggaran by TKL.
• Anggaran By TKL 1 th dipakai sbg dasar
untuk menentukan besarnya biaya TKL
per unit, yg nantinya digunakan untuk
menentukan hrg pokok produksi per unit
bersama sama dgn by material dan BOP
Anggaran Biaya TKL dalam 1 th
akan tergantung pada:
Anggaran JKL
 Semakin besar anggaran JKL pd
masing-masing bagian produksi maka
anggaran by TKL scr keseluruhan akan
semakin besar
 Angg By TKL= Angg JKL x Tarif Upah/JKL
Contoh soal:

• Pada th 2012 direncanakan akan


memproduksi sbb:
• Triwulan I = 1200 unit
II = 1300 unit
III = 1400 unit
IV = 1600 unit
Untuk memproses bhn mentah menjadi
produk jadi dilakukan melalui 2 tahap, yaitu
bagian produksi Pencampuran dan bagian
Produksi Finishing, yg masing-masing
membutuhkan waktu 2 JKL dan 3 JKL.
Tarif upah pada masing-masing bagian
sebesar Rp. 600,- pada bagian
pencampuran dan Rp. 750,- pada bagian
finishing.
Susunlah anggaran TKL th 2012 yg terbagi
ke dlm anggaran JKL dan biaya TKL.
Penyeselaian soal TKL:
• Anggaran JKL th
2012:

Anggaran JKL th 2012

Bag Bagian
TW Prod Pencampr Finishing Total JKL

I 1200 2 2400 3 3600 6000

II 1300 2600 3900 6500

III 1400 2800 4200 7000

IV 1600 3200 4800 8000

Total 5500 11000 16500 27500


Anggaran Biaya TKL

• Bag pencampuran= 11000 x Rp. 600,-=Rp 6.600.000,-


• Bag Finishing = 16500 x Rp.750,-= Rp.12.375.000,-
Rp.18.975.000,-

Biaya TKL/unit= Rp.18.975.000,- = Rp. 3.450,-/unit


5.500 unit
Anggaran TKL selain ada yg berhubungan
langsung dengan output, ada juga yg
tidak berhubungan dgn output. Misalnya:
uang makan, transport, bonus/ insentive,
uang seragam kerja/kaos, THR, dll

Contoh: TKL yg ada sejumlah 15 orang.


Uang makan Rp 6.000/ org/hr. 1 bln= 25
hr kerja, seragam diberikan 2 stell/th
senilai Rp 100.000’- yg diberikan lgs di
awal th.
Latihan Soal Final UTS:
Data penjualan seragam 6 th yg lalu sbb:
(dlm unit)
650, 680, 725, 735, 756, dan 778 unit.
a. Susunlah anggaran penj th depan dgn
pola bulanan Jan- mei= @ 8%, Juni-
Okt= @9%, dan Nop-Des= @ 7,5%
b. Jika S awal= 80 unit dan S akhir= 40
unit. Susunlah anggaran prod th depan
sesuai pola, dgn stabilitas persediaan
c. Kain yg digunakan untuk 1 unit= 1,3 mtr
Jika S awal= 60 mtr, S akhir= 100 mtr, dan
harga 1 mtr= Rp 23.000. Susunlah
anggaran kebutuhan material dan
pembelian th depan sesuai pola !
d. TKL yg ada= 10 org. 1 bln= 26 hr kerja.
untuk 1 unit= 4,5 jkl, dimana 1 Jkl= Rp
7.000,-. Uang makan Rp 5.000/org/hr.
Susunlah anggaran TKL thn depan !
SOAl Latihan:
• Perusahaan X akan menyusun anggaran
TKL untuk tahun depan, dgn data sbb:
• Angg Prod th ini
Triwulan Prod(unit)
I 800
II 750
III 900
IV 850
• Untuk menyelesaikan satu unit produk
diperlukan 3 jam kerja langsung (JKL)
• Tarif upah sebesar Rp. 2.500,- / JKL

• Diminta:
1. Menyusun anggaran TKL yg terdiri dari
anggaran JKL dan anggaran TKL th
depan
2. Berapa besarnya biaya TKL per unit?
BAB: BIAYA OVERHEAD PABRIK
(BOP)
Biaya Overhead Pabrik/BOP adalah by
produksi selain by material langsung dan
by TKL.

Dgn melihat pengertian tsb mk BOP


mencakup berbagai macam by yg
sifatnya berbeda.

Sifat biaya merupakan prilaku biaya


dikaitkan dgn jumlah produksi pd suatu
periode.
A. Sifat BOP
Ada 3 sifat BOP:
1. Biaya Tetap
 By yg jml-nya tdk berubah (tetap) pada
berbagai tingkat produksi.
 By ini tdk tergantung pada produksi.
 Termasuk dlm biaya ini misalnya biaya
depresiasi gedung, mesin, kendaraan,
gaji pegawai bagian produksi.
2. Biaya Variabel
 Biaya yg jumlahnya berubah sesuai dgn
jml produksi pada satu periode
 Semakin besar jml produksinya semakin
besar biayanya. Yg termasuk dlm biaya
ini, misalnya: by bahan penolong

3. Biaya Semi Variabel


 Biaya yg jumlahnya berubah, tapi tdk
proporsional dgn perubahan jml prod.
Bila produksi bertambah maka by tsb
bertambah, dan bila produksi dikurangi by
tsb juga berkurang, tetapi penambahan
atau pengurangan by tersebut tdk
seimbang dgn jml produksinya. Misalnya:
by pemeliharaan, by TKTL.
B. Penyusunan Anggaran BOP
Karena BOP terdiri dari 3 macam sifat
biaya maka penentuan anggaran BOP
sbb:
1. Biaya yg sifatnya tetap, maka biaya
pada periode yg akan datang ditentukan
sama dgn periode sebelumnya.
Biaya tetap adalah biaya yg besarnya
ditentukan oleh pihak manajemen, baik
bagian pabrik, produksi atau pun
manajemen puncak.
Kemungkinan yg lain by tetap ditentukan oleh
pihak luar, misalnya; oleh pemerintah.

2. Biaya yg bersifat variabel ditentukan


berdasarkan pada tarif tertentu yg disesuaikan
dgn kondisi yg akan datang.

3. Biaya yg bersifat semi variabel, akan


ditentukan dgn menganalisis biaya pada
beberapa periode yg lalu, kemudian
mengelompokkannya ke dlm biaya tetap dan
by variabel, yg penentuan anggarannya akan
spt pada penjelasan sebelumnya.
Penanggung Jawab Perencanaan
BOP:
• Ada 2 bagian penanggung jawab pada
perencanaan BOP:
1. Departemen Produksi
 Bagian di pabrik yg bekerja mengelolah bhn
mentah menjadi brg jadi atau bagian yg scr lgs
(BOP Langsung) memproses brg jadi.
2. Departemen Jasa
 Bagian di pabrik yg menyediakan jasanya dan
scr tdk lgs ( BOP Tidak Langsung) ikut
berperan dlm proses prod.mis:
diesel,listrik/PLN,reparasi, pemeliharaan, dll.
Pengawasan By Overhead
• Salah satu fungsi manj yaitu pengawasan BOP,
agar supaya sesuai dgn rencana.
• besar BOP tentu saja scr lgs mTerlalu
empengaruhi hrg pokok prod, dan akhirnya
memperkecil tingkat keuntungan yg diperoleh,
shg terpaksa hrs mempertinggi harga jualnya.
• Dlm rangka pengawasan BOP, salah satu
masalah yg dihadapi adalah pengalokasian biaya
bagian jasa/pembantu (service) pada bagian
produksi.
• Biaya yg timbul pada bagian jasa, selain
untuk keperluan pada bagian jasa sendiri
tetapi juga untuk bagian produksi.
Contoh 1 alokasi Bagian jasa
• Diestimasikan biaya Overhead untuk th
depan adalah:
• Bagian Produksi:
I = Rp. 10.000.000,-
II = Rp. 20.000.000,-
III = Rp. 15.000.000,-
• Bagian jasa: Rp. 5.000.000,-
• Dengan proporsi sebagai berikut:
Proporsi pengalokasian bag
jasa(satu macam jasa saja) ke
bagian Produksi

Keterangan Bag Bag Bag Bag Jasa


Prod I Prod II Prod III
Bag jasa 45% 30% 25% (100%)
Ket Bag Prod Bag Bag Bag
I Prod II Prod III Jasa

BOP Rp. Rp. Rp. Rp.


10.000.000 20.000.000 15.000.000 5.000.000,-
asli

Pemberi 45% x Rp. 30% x Rp. 25% x Rp. (5.000.000)


5.000.000 = 5.000.000,-= 5.000.000 =
Alokasi Rp.2.250.000 Rp.1.500.000 Rp.1.250.000

TOTAL Rp. Rp. Rp. 0


12.250.000 21.500.000 16.250.000
Contoh 2 alokasi Bagian jasa
• Diestimasikan biaya Overhead untuk th depan
adalah:
• Bagian Produksi:
I = Rp. 10.000.000,-
II = Rp. 20.000.000,-
III = Rp. 15.000.000,-
• Bagian jasa:
I (=X) = Rp. 5.000.000,-
II (=Y) = Rp. 4.000.000,-
• Dengan proporsi sebagai berikut:
Proporsi pengalokasian bag
jasa(dua macam jasa) ke bagian
Produksi
Keterangan Bag Prod I Bag Prod II Bag Prod III

Bag jasa I 45% 30% 25%


=X

Bag Jasa II 50% 20% 30%


=Y
Ket Bag Prod I Bag Prod II Bag Prod Bag Jasa Bag Jasa
III X Y

BOP Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.


asli 10.000.000 20.000.000 15.000.000 5.000.000,- 4.000.000

Pemberi 45% x Rp. 30% x Rp. 25% x Rp. (5.000.000) --


5.000.000 = 5.000.000,-= 5.000.000 =
Alokasi Rp.2.250.000 Rp.1.500.000 Rp.1.250.000
(X)
Pemberi 50%x 20%x 30%x Rp. -- (4.000.000)
Alokasi Rp.4.000.000 Rp.4.000.000 4.000.000 =
= = Rp.1.200.000
(Y)
Rp.2.000.000 Rp. 800.000

Total Rp. Rp. Rp.


14.250.000,- 22.300.000,- 17.450.000,-
0 0
Contoh 3 alokasi Bagian jasa
• Diestimasikan biaya Overhead untuk th
depan adalah:
• Bagian Produksi:
I = Rp. 10.000.000,-
II = Rp. 20.000.000,-
Bagian jasa:
I (=X) = Rp. 5.000.000,-
II (=Y) = Rp. 4.000.000,-
• Dengan proporsi sebagai berikut:
Proporsi alokasi bag Jasa ke bag
jasa yg lain dan ke bag Prod

KET Bag Bag Bag Bag


Prod I Prod II Jasa X Jasa Y

Bag Jasa 40% 50% -- 10%


X
Bag Jasa 50% 35% 15% ---
Y
Jika ini terjadi, maka:
Alokasi bagian jasa ke bagian jasa di
hitung terlebih dahulu dengan
penghitungan Aljabar sbb:

X = a1 + b1 . Y
Y = a2 + b2 . X
Dimana:
• X adalah jumlah biaya bagian jasa X
setelah memperoleh alokasi biaya dari
bagian jasa Y.
• Y adalah jumlah biaya bagian jasa Y
setelah memperoleh alokasi biaya dari
bagian jasa X.
• a1 adalah biaya bagian jasa X sebelum
memperoleh alokasi dari bagian jasa Y.
• a2 adalah biaya bagian jasa Y sebelum
memperoleh alokasi dari bagian jasa X
• b1 adalah dalam persen yang diberikan
bagian jasa Y pada bagian jasa X.
• b2 adalah dalam persen yang diberikan
bagian jasa X pada bagian jasa Y.
JAWABAN BOP:

Metode Aljabar:
a1 = Rp. 5.000.000,-
a2 = Rp. 4.000.000,-
b1 = 15% Y (=0,15 Y)
b2 = 10% X (=0,10 X)
X = a1 + b1.Y
Y = a2 + b2.X
X = Rp.5.000.000,- + (0,15 ) .Y
Y = Rp. 4.000.000,- + (0,10) . X

 X= Rp. 5.000.000 + (0,15).(Rp.4000.000 + 0,10 X)


 X=Rp.5.000.000 + (0,15 x Rp.4000.000)+(0,15x 0,10X)
 X=Rp.5.000.000 + Rp.600.000 + 0,015 X
 X- 0,015 X = Rp. 5.600.000,-
 0,985X = Rp. 5.600.000,-
X =Rp. 5.600.000,-
0,985
X =Rp. 5.685.279,188,-
Y = Rp. 4.000.000,- + (0,10) . X , dimana

X =Rp. 5.685.279,188,- , sehingga nilai Y adalah:

Y = Rp. 4.000.000,- + (0,10) . (Rp.5.685.279,188,-)


Y =Rp.4.000.000 + Rp. 568.527, 9188,-
Y = Rp.4.568.527,9188,-
Artinya:
X =Rp. 5.685.279,188,-
Arti:
Biaya overhead bagian jasa X setelah mendapat
alokasi by overhead dari bagian jasa Y sebesar
Rp.685.279,188,-

Y = Rp.4.568.527,9188,-
Arti:
Biaya overhead bagian jasa Y setelah mendapat
alokasi by overhead dari bagian jasa X sebesar
Rp.568.527,9188,-
Ket Prod I Prod II Jasa x Jasa y
BOP Asli 10.000.000 20.000.000 5.000.000 4.000.000
Alokasi:
40%x5685279 50%x5685279 (5.685.279) 10%x5685279
X =2.842.640
=2.274.112 =568.528
Y 50%x4568528 35%x4568528 15%x4568528 (4.568.528)
=2.284.264 =1.598.985 =685.279

TOTAL 14.558.376 24.441.625 0 0


Dgn demikian jml BOP netto bag
jasa masing-masing adalah:
Bagian BOP Asli Menerima Memberi BOP
Jasa Netto

Bagian 5.000.000 685.279,188 568.527,9188 5.116.751,269

Jasa X

4.000.000 568.527,9188 685.279,188 3.883.248,731


Bagian
Jasa Y
• Kedua biaya (BOP) netto dari Bagian jasa
X dan Y ini, kemudian dibebankan kpd
Departemen atau bagian Produksi I dan II
sbb:
Bag Prod
I II
__________ __________
1.BOP lgs Rp.10.000.000 Rp.20.000.000
2.BOP Tdk Lgs:
• Bag Jasa X:
X=40/90 (5.116.751,269)= 2.274.111,675
X=50/90 (5.116.751,269) = 2.842.639,594
• Bag Jasa Y:
Y=50/85 (3.883.248,731)= 2.284.263,959
Y=35/85 (3.883.248,731) = 1.598.984,772
______________ _____________
=Rp.14.558.375,63 = 24.441.624,37
• Dari contoh-contoh yg ada, tampak bhw
proporsi pemakaian jasa bagian
jasa/pembantu adalah berdasarkan
persentase-persentase tertentu.
• Apa dasarnya pembagian tersebut?
• Ada bermacam-macam alat penghitung
yg dpt dipakai, agar pembebanan by
benar-benar adil, artinya makin besar
jasa yg digunakan, makin besar pula
rupiah yg hrs ditanggung.
• Contoh:
Biaya bag jasa Dasar Pembagian
By Listrik Kilowatt hour
By pemakaian gedung meter persegi luas lantai
By perbaikan mesin Jam kerja
By Pembelian Perbandingan nilai pemb
dll
Perhitungan Beban Pokok Produksi:
• BPP brg –brg yg dihasilkan dpt dihitung apabila
telah diketahui hal-hal sbb:
1. Volume produksi masing-masing brg (Lihat
Anggaran Prod).
2. By BM masing-masing brg (Angg BM)
3. By TKL masing-masing brg (Angg TKL)
4. BOP masing-masing produksi dan bag
jasa/pembantu.
5. Satuan kegiatan masing-masing bag prod dan
jasa.
6. Angka-angka standar pd masing-masing
bagian prod dan jasa.

Contoh:
PT “KAMU LUCU” memprodusir 2 mcm
brg A & B, dari Anggaran produksi
diperoleh data ttg rencana prod sbb:
Brg A = 7.000 unit
Brg B = 4.000 unit
Ada 2 bagian Prod yaitu I dan II, serta
1 bagian jasa/pembantu yaitu reparasi.
• Bagian Prod I hanya dilalui oleh brg A saja.
• Bagian Prod II dilalui oleh kedua brg A & B.
• Satuan kegiatan masing-masing bagian adl:
• Prod I satuannya Unit brg A
• Prod II satuannya jam mesin lgs (DMH=direct
mechine hours))
• Reparasi satuannya jam reparasi lgs(DRH=
direct reparation hours)
• Angka standar pd bag Prod II adl:
Brg A = 4 jam mesin lgs
Brg B = 3 jam mesin lgs
• Angka standar pd bagian reparasi adalah:

Bag Prod I yg menggunakan= 0,20 DRH/unit A

Bag Prod II yg menggunakan= 0,07 / DMH


By Overhead yg akan timbul pd masing-masing
bagian diperkirakan sbb:

• Prod I = Rp. 26.000,-


Prod II = Rp.16.000,-
Reparasi = Rp. 6.000,-
Dari Anggaran BM Lgs diperoleh data ttg rencana by
BM untuk masing-masing jenis brg sbb:

• Brg A biaya BM = Rp. 70.000,-


• Brg B biaya BM = Rp. 60.000,-
Dari Anggaran by TKL diperoleh data ttg rencana by
TKL untuk masing-masing brg sbb:

• Barang A biaya TKL = Rp. 35.000,-


• Barang B biaya TKL = Rp. 14.000,-

Dgn data –data yg tersedia diatas


hitunglah HPP (Cost of Goods
Manufactured) masing-masing barang!!!
JAWAB:
Bagian Perhitungan Satu Tingkat
an Kegiatan
Kegi
atan
Prod I (dari Angg Prod) Unit A 7.000

Prod II BrgA= 7000x4 DMH=28.000 DMH


BrgB=4000x3DMH =12.000 =40.000

Reparasi DRH
Bag I =7000x0,20 =1400
=4.2 00
Bag II= 40.000x0,07 =2800
• Setelah itu, kemudian diadakan
perhitungan tarif biaya Overhead
(overhead rate) bagi masing-masing
bagian produksi sbb:
Keterangan Bag Prod Bag Prod
I II
By Overhead bag Prod: Rp.26.000 Rp.16.000
Pengalokasian by overhead bag reparasi (DRH):
Bai Prod I= (1.400: 4.200) x Rp.6.000 = 2.000 ---
Bag Prod II = (2.800 : 4.200) x Rp. 6.000 = --- 4.000
_________ _________
Jml by Overhead yg akan dialokasikan ke A & B Rp. 28.000 Rp. 20.000
Tingkat Kegiatan:
Bag Prod I (dlm unit) 7000 unit
Bag Prod II (dlm DMH) 40.000 DMH
Tarif by Overhead (Overhead Rate): _________ ___________
Bag Prod (per unit A)
___
28000:7000
=Rp. 4,-
Bag Prod II (per DMH) 20000:40000
-- =Rp. 0,50,-
• Setelah diketahui tarif biaya
Overhead bagi masing-
masing bagian produksi,
maka dapat dihitung HPP
barang A & B.
(7000 BRG B (4000
BRG A unit) unit)
KETERANGAN Rp Rp. Per Rp Total Rp. Per
Total unit unit
BY Bahan Mentah Lgs 70.000,- 10,- 60.000,- 15,-
Biaya TKL 35.000,- 5,- 14.000,- 3,50
Biaya Overhead Barang A :
Bag Prod I = 7000 x Rp.4,- = Rp.28.000
Bag Prod II = 7000 x 4 DMH x Rp. 0,5=14.000 42.000,- 6,-

Biaya Overhead Barang B:


Bag Prod II = 4000 x 3 DMH x Rp. 0,5 ___ ___ 6.000,- 1,5,-
______ ________ ________ _______

JUMLAH 147.000 21,- 80.000,- 20,-


TES: BOP
• Diketahui Anggaran BOP tahun depan:
• Produksi I = Rp. 25.000.000,-
• Produksi II = Rp. 20.000.000,-
• Bagian jasa(X) =Rp. 8.000.000,-
• Bagian jasa(Y) =Rp. 6.000.000,-
Proporsi :
Bagian Prod. I Prod. II Jasa X Jasa Y

Jasa
X 40% 45%

Jasa
Y 45% 50%
• Hitunglah BOP netto dari Bagian Produksi
I dan II !
• X= 10.000.000 + 0,05 Y + 0.1 Z
• Y= 8.000.000 + 0,1 X + 0,1 Z
• Z= 9.000.000 + 0,1 X + 0,15 Y

• X-0,05Y-0,1Z = 10.000.000 (1)


• -0,1X+Y-0,1Z = 8.000.000 (2)
• 1 DAN 2 = 4
• 2 DAN 3 = 5
• X-0,05Y-0,1Z = 10.000.000 (1)x1
• -0,1X+Y-0,1Z = 8.000.000 (2)x-10

• X-0,05Y-0,1Z = 10.000.000 (1)x1


X- 10 Y + Z = - 80.000. 000 --
9,95Y-1,1 Z = 90.000.000 (4)
Contoh 3 Variabel bagian jasa:
Produksi I = Rp. 20.000,-
Produksi II = Rp. 25.000,-
Bagian Jasa:
X = Rp. 5.000,-
Y = Rp. 3.000,-
Z = Rp. 4.000,-
Dengan proporsi
Alokasi Prod I Prod II Jasa Jasa Jasa
X Y Z
X 50% 40% - 5% 5%

Y 55 % 30 % 5% - 10%

Z 40% 45% 10% 5% -


JAWAB:
X = a1 + b1.Y + c1. Z
Y = a2 + b2.X + c2. Z
Z = a3 + b3.X + c3. Y
Gantilah dengan angka:
X= 5000 + 0,05.Y + 0,1. Z
Y= 3000 + 0,05.X + 0,05. Z
Z= 4000 + 0,05.X + 0,1.Y
Ubahlah sesuai urutannya
(X,Y dan Z)
X= 5000 + 0,05.Y + 0,1. Z
Y= 3000 + 0,05.X + 0,05. Z
Z= 4000 + 0,05.X + 0,1.Y
Menjadi persamaan:
1) X – 0,05.Y - 0,1. Z = 5000
2) -0,05.X + Y - 0,05.Z = 3000
3) -0,05.X - 0,1. Y + Z = 4000
Carilah nilai X, Y dan Z
1) X – 0,05.Y - 0,1. Z = 5000 x 0,05
2) -0,05.X + Y - 0,05.Z = 3000 x 1 -
Menjadi:
1) 0,05.X - 0,0025Y - 0,005Z = 250
2) -0,05.X + Y - 0,05.Z = 3000 +
4)…. 0,9975Y - 0,055Z = 3250
2) -0,05.X + Y - 0,05.Z = 3000
3) -0,05.X - 0,1. Y + Z = 4000 -
5 1,1 Y - 1,05 Z = -1000
Cari dari persamaan 4 dan 5:

4) 0,9975Y - 0,055Z = 3250 x 1,05


5) 1,1 Y - 1,05 Z = -1000 x 0,055
Menjadi:
4) 1,047375 Y – 0,05775Z = 3412,5
5) 0,0605 Y – 0,05775Z = - 55 -
0,986875 Y = 3467,5
Y = 3467,5/ 0,986875
Y = 3513,616213
Dibulatkan Y = 3513,6
Masukkan nilai Y pada persamaan 4 atau 5
4) 1,047375 (3513,6) – 0,05775Z = 3412,5
3680,0568 - 0,05775 Z = 3412,5
3680,0568 – 3412,5 = 0,05775 Z
267,5568 = 0,05775 Z
Z = 267,5568 / 0,05775
Z = 4633,018182 atau 4633,02
Setelah Y dan Z diketahui,
masukkanke persamaan 1 atau 2
atau 3, menjadi:
1) X – 0,05 Y – 0,1 Z = 5000
X- 0,05 (3513,6) – 0,1 (4633,02) = 5000
X – 175,68 – 463,302 = 5000
X – 638,982 = 5000
X= 5000 + 638,982
X = 5638,982 dibulatkan 5639.
Shg ditemukan X,Y dan Z setelah
mendapat alokasi:

X= 5639 - ----5639,02 jwb mhs


Y= 3513,6 ----- 3513,62
Z= 4633,02 -----4633,39
Masukkan ke prosentase:
Prod I Prod II Jasa
X Y Z
________________________________________________
BOP Asli: 20000 25000 5000 3000 4000
Alokasi:
X 2819,5 2255,6 (5639) 281,95 281,95

Y 1932,48 1054,08 175,68 (3513.6) 351,36

Z 1853,21 2084,86 463,3 231,65 (4633,02)


Prod I Prod II Jasa
X Y Z
________________________________________________
BOP Asli: 20000 25000 5000 3000 4000
Alokasi:
X 2819 2256 (5639) 282 282

Y 1933 1054 176 (3514) 351

Z 1853 2085 463 232 (4633)


26.605 30.395 0 0 0
BAB:
ANGGARAN VARIABEL
Anggaran Variabel, pada umumnya
berkaitan dgn anggaran produksi,

Pada anggaran produksi sudah


ditentukan range atau batas unit yg akan
diproduksi dengan biaya variabel
terendah.
A. Pengertian:
• Dengan menyusun anggaran variabel
akan dimungkinkan bila pada
kisaran/interval aktivitas tertentu,
misalnya:
• Penjualan tahun depan dianggarkan
sebesar 1000 unit – 1500 unit, dan
produksi th depan dianggarkan sebesar
1200 – 1700 unit.
• Anggaran variabel merupakan anggaran
yg merencanakan perubahan tingkat by
pd berbagai tingkat aktivitas pd periode
yad.
• Dengan demikian di dlm anggaran
variabel akan ditunjukkan seberapa besar
perubahan biaya akan terjadi akibat
perubahan tingkat aktivitas.
B. Metode Variabilitas Biaya:
1. Metode Biaya Berjaga-jaga (Stand by
Cost Method)
2. Metode Titik Tertinggi –Terendah
3. Metode Regresi
4. Metode Perkiraan Langsung
1. Metode Biaya Berjaga-jaga
(Stand by Cost Method)
• Dlm metode ini untuk memperkirakan
besarnya unsur by tetap dan by variabel
dilakukan dgn cara menghentikan suatu
aktivitas selama jk waktu ttt.
• By yg tetap dikeluarkan pd waktu aktivitas
berhenti merupakan unsur by tetap,
sedangkan unsur by variabel
diperhitungkan dgn mengurangi by total
pd aktivitas ttt dgn besarnya by tetap.
• Sedangkan by variabel persatuan
dihitung dgn membagi besarnya by
variabel dgn besarnya aktivitas.
• Contoh:
• BOP pd saat perusahaan memproduksi
2000 unit adalah sebesar Rp. 3.600.000,-
kemudian perusahaan menghentikan
aktivitasnya selama sebulan. By yg
dikeluarkan pd waktu perusahaan tdk
berproduksi adalah sebesar Rp.
1.600.000,-.
• Maka besarnya unsur by tetap dan variabel
dari BOP tsb diperkirakan dgn cara sbb:
• By overhead pd produksi : 2.000 unit = Rp. 3.600.000,-
• By Overhead pd produksi : 0 unit = Rp. 1.600.000,- _
• Selisih (by variabel pd prod) : 2.000 unit = Rp. 2.000.000,-

• By Variabel per unit = Rp. 2.000.000,- = Rp. 1.000,-


2.000 unit
2. Metode Titik Tertinggi-Terendah:
• Dlm metode titik tertinggi terendah atau
metode maksimum minimum untuk
merperkirakan unsur by tetap dan unsur
by variabel dilakukan dgn cara
membandingkan by pada aktivitas
tertinggi (maksimum) dgn aktivitas
terendah (minimum).
• Pemisahan by ke dlm unsur tetap dan
variabel dilakukan dgn langkah-langkah
sbb:
Menghitung besarnya by pd aktivitas tertinggi.
Menghitung besarnya by pd aktivitas terendah.
Menentukan besarnya by variabel per satuan

By Variabel per satuan=

By pd aktivitas tertinggi – by pd aktivitas terendah

Aktivitas tertinggi - Aktivitas terendah

 Menentukan besarnya by tetap per periode:


By total pd aktivitas tertinggi = XXX
By variabel = Aktivitas tertinggi x By variabel per satuan = XXX _
Biaya tetap per periode = XXX
Contoh:
• By Overhead yg dikeluarkan selama 1
smtr th depan adalah sbb:
• Bln BOP(Rp) Produksi(unit)
Jan Rp. 8.400.000,- 5100
Feb Rp. 7.500.000,- 4600
Mart Rp.12.000.000,- 6000
Aprl Rp.10.400.000,- 5600
Mei Rp. 6.000.000,- 2000
Juni Rp. 9.100.000,- 5400
• Pada contoh di atas BOP per bln
mengalami kenaikan pd saat produksi
meningkat ttp kenaikan biayanya tdk
proporsional, shg by tsb merupakan by yg
memiliki sifat semivariabel.
• Dgn metode titik tertinggi dan terendah by
overhead tsb diperkirakan mengandung
unsur tetap dan variabel, sbb:
• Aktivitas tertinggi pd produksi sebesar
6000 unit dgn total by sebesar Rp.
12.000.000,-
• Aktivitas terendah pd produksi sebesar
2000 unit dgn total by sebesar Rp.
6.000.000,-
• By variabel per unit adalah:

12.000.000 - 6.000.000 = 6.000.000 = 1.500,-/unit


6000 - 2000 4000
By Tetap Per Bulan adalah:
By total pd aktivitas tertinggi :Rp.12.000.000
By variabel:6000 unit x Rp.1.500 :Rp. 9.000.000
By tetap per bulan :Rp. 3.000.000

Kalau dihitung dari aktivitas terendah:


By Total : Rp. 6.000.000
By variabel : Rp. 3.000.000
By tetap per bulan : Rp. 3.000.000
3. Metode Regresi:
• Untuk memperkirakan by tetap dan
variabel dgn rms:
• Y = a + bx
Keterangan:
Y = Total by
• a = by tetap
• b = by Variabel per unit
• x = besarnya aktivitas
Besarnya a dan b ditentukan dgn:
• b= nΣXY - (ΣX) (ΣY)
nΣX2 - (ΣX)2

a= ΣY - b (ΣX)
n
Contoh:
• By Produksi yg diperkirakan dikeluarkan
pada 7 bulan terakhir pd th depan:
• Bln Produksi (unit) By Prod (Rp)
Juni 690 1240
Juli 725 1310
Agst 710 1270
Sept 740 1360
Okt 750 1375
Nop 700 1320
Des 695 1290
• By produksi tsb mengalami kenaikan bila
jml produksi meningkat, sebaliknya
biayanya turun bila produksinya menurun.
Perkiraan unsur by tetap dan variabel
diperhitungkan sbb:
Perhitungan By Semivariabel dgn Metode Regresi:

Bulan Y X XY X2

Juni 1240 690 855.600 476.100


Juli 1310 725 949.750 525.625
Agust 1270 710 901.700 504.100
Sept 1360 740 1.006.400 547.600
Okt 1375 750 1.031.250 562.500
Nop 1320 700 924.000 490.000
Des 1290 695 896.550 483.025
TOTAL 9.165 5.010 6.565.250 3.588.950
Masukkan ke Rms:
b = 7 (6.565.250) - (5.010) (9.165)
7 (3.588.950) - (5.010)2
= 40.100 b= 1,778
22.550
a = 9.165 - 1,778 (5.010)
7
a = 36,75
Y= 36,75 + 1,778 X
Artinya: By tetap per bln Rp.36,75 dan by
variabel per unit sebesar Rp.1,778
4. Metode Perkiraan Langsung:
• Pada metode ini masing-masing unsur
biaya diperkirakan langsung tanpa
melihat data historis yg ada, krn pd
umumnya metode ini digunakan pd
perusahaan yg blm memiliki data.
• Krn perkiraan besarnya by tetap dan by
variabel dilakukan scr lgs, mk cara tsb
sangat subyektif.
Contoh:
• Anggaran by produksi th depan =
Rp.5.000.000,- dgn produksi sebesar
1000 unit.
• Bila by tetap per th diperkirakan 60% dan
by variabel 40%, mk by tetap per th dan
by variabel per unit pd th depan
diperkirakan sbb:
• By Tetap per th =60% x Rp. 5.000.000,- = Rp. 3.000.000,-
• Biaya Variabel = 40% x Rp. 5.000.000,-= Rp. 2.000.000,-

• By Variabel per unit= Rp. 2.000.000,-


1000 unit
= Rp. 2.000,-
C. Bentuk Anggaran Variabel:

• Anggaran Variabel dpt berbentuk:


1. Formula
2. Tabel
3. Grafik (tdk di bahas)
1.Bentuk Formula
contoh: dgn relevant Range: 5000-6000 unit

No Jenis Biaya Sifat By By By


tetap/th Var/unit
1 Material V - 5.000
2 TKL V - 2.500
3 Depresiasi T 3.000.000 --
4 Bhn Penolong V - 500
5 Gaji Pegawai T 1.500.000 --
6 By Pemeliharaan SV 1.200.000 300
7 By Lain-lain SV 1.800.000 1.700

Jumlah 7.500.000 10.000


• Dlm Anggaran Variabel tsb, by prod th
depan diperkirakan sbb:
• By tetap per th Rp.7.500.000,-
• By Var/unit Rp. 10.000,-
• Bila prod th depan sebesar 5000 unit,
maka by produksinya sebesar:
• Y = 7.500.000,- + 10.000 (5000)
= 57.500.000
2. Bentuk Tabel
Anggaran Variabel Th 2012, Relevant Range: 5000-6000 unit

N Jenis By 5000 5200 5400 5600 5800 6000


o unit unit unit unit unit unit
1 Material 25.000.000 26.000.000 27.000.000 28.000.000 29.000.000 30.000.000
2 TKL 12.500.000 13.000.000 13.500.000 14.000.000 14.500.000 15.000.000
3 Depresiasi 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000
4 Bhn Penlg 2.500.000 2.600.000 2.700.000 2.800.000 2.900.000 3.000.000
5 Gaji Peg 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000
6 By Pemlhr 2.700.000 2.760.000 2.820.000 2.880.000 2.940.000 3.000.000
7 By Lain 10.300.000 10.640.000 10.980.000 11.320.000 11.660.000 12.000.000

57.500.000 59.500.000 61.500.000 63.500.000 65.500.000 67.500.000


Jml
SOAL ANGGARAN VARIABEL:
BAB: ANGGARAN PIUTANG
A. Pengertian
B. Faktor Yg Mempengaruhi
C. Format
A. Pengertian:
• Anggaran piutang adalah anggaran yg
merencanakan tentang jml piutang pd periode
yad.
• Piutang muncul sebagai akibat kebijakan
penjualan secara kredit
• Penjualan scr kredit sangat berperan dlm
meningkatkan penjualan scr total.
• Penjualan scr kredit akan menimbulkan biaya-
biaya spt: by bunga, by admin piutang dan
penghapusan piutang.
B. FAKTOR YG MEMPENGARUHI:
1. Anggaran Penjualan
2. Tingkat Persaingan
3. Syarat Pembayaran
4. Kebijakan Penagihan Piutang
1. Anggaran Penjualan:
• Besarnya nilai penjualan yg direncanakan
akan menentukan seberapa besar
penjualan yg akan dilakukan secara
kredit. Walaupun rencana penjualan
kredit, besarnya didasarkan pada waktu
yang lalu, sangat dimungkinkan bila
rencana penjualan secara kredit juga
akan semakin besar.
2. Tingkat Persaingan:
• Banyaknya pesaing di pasar akan
mempengaruhi kebijakan penjualan yg
akan ditetapkan, untuk mempertahankan
tingkat penjualan, biasanya sebagian
penjualan dilakukan secara kredit agar
konsumen tertarik dan akhirnya
melakukan pembelian. Semakin ketat
tingkat persaingannya, sebaiknya
penjualan secara kredit semakin besar,
sebaliknya makin tdk ketat penjualan
kredit bisa dikurangi.
3. SYARAT PEMBAYARAN & FORMAT
ANGGARAN PIUTANG:
• Tidak ada bentuk standar untuk format anggaran
piutang, tetapi di dalamnya harus memuat jumlah
piutang pada suatu periode dan jumlah piutang
yang tertagih pada setiap periode.
• Contoh:
• Anggaran penjualan th depan:
Triwulan I = Rp. 12.000.000,-
Triwulan II = Rp. 15.000.000,-
Triwulan III = Rp. 13.000.000,-
Triwulan IV = Rp. 20.000.000,-
• Pada th depan penjualan kredit
diperkirakan akan mencakup 80%
• Dari penjualan kredit tsb 60% akan
dibayarkan pada triwulan berikutnya
setelah transaksi, sedangkan sisanya
40% dibayarkan triwulan berikutnya dari
pembayaran pertama.
• Selama beberapa periode, setiap debitur
rata-rata tdk melunasi hutangnya sebesar
5%
Tabel: Penjualan Tunai & Kredit:
Tw Penjualan Tunai Kredit 80% Bed Piutang
20% Debt Netto
5%
I 12.000.000 2.400.000 9.600.000 480.000 9.120.000
II 15.000.000 3.000.000 12.000.000 600.000 11.400.000
III 13.000.000 2.600.000 10.400.000 520.000 9.880.000
IV 20.000.000 4.000.000 16.000.000 800.000 15.200.000

ttl 60.000.000 12.000.000 48.000.000 2.400.00 45.600.000


0
Pembayaran per Triwulan:
• Penjualan TW I
Tw II : 60% x 9.120.000= 5.472.000
Tw III : 40% x 9.120.000= 3.648.000
• Penjualan TW II
Tw III : 60% x 11.400.000= 6.840.000
Tw IV : 40% x 11.400.000= 4.560.000
• Penjualan TW III
Tw IV : 60% x 9.880.000= 5.928.000
Tw I’13 : 40% x 9.880.000= 3.952.000
• Penjualan TW IV
Tw I’13 : 60% x 15.200.000= 9.120.000
Tw II’13 : 40% x 15.200.000= 6.080.000
Tabel:
Anggaran Piutang Tahun depan

TW Piutang Penerimaan
Piutang
Tw I Tw II Tw III Tw IV
I 9.120.000 -- 5.472.000 3.648.000 --
II 11.400.000 -- -- 6.840.000 4.560.000
III 9.880.000 -- -- -- 5.928.000
IV 15.200.000 -- -- -- --
Total 45.600.000 -- 5.472.000 10.488.000 10.488.000
Soal Latihan Anggaran Piutang:
• Perusahaan “Aman-aman Saja” akan menyusun
anggaran piutang tahun depan, data yang ada
sbb:
• Produk A:@ Rp. 2.000,-
Tw I = 2000 unit (=Rp. 4.000.000,-)
Tw II = 3000 unit (=Rp.6.000.000,-)
Tw III = 2500 unit (=Rp. 5.000.000,-)
Tw IV = 2500 unit (=Rp. 5.000.000,-)
TOTAL = 10.000 unit= Rp. 20.000.000,-
• Produk B:@ Rp. 4.000,-
Tw I = 3000 unit (=Rp. 12.000.000,-)
Tw II = 5000 unit (=Rp. 20.000.000,-)
Tw III = 3500 unit (=Rp. 14.000.000,-)
Tw IV = 3500 unit (=Rp. 14.000.000,-)
TOTAL = 15.000 unit= Rp. 60.000.000,-
Kebijakan penjualan:
• Penjualan tunai 25%
• Rata-rata piutang tak tertagih 5%
• Pembayaran piutang sbb:
sebesar 50% dibayar pada 1 triwulan setelah
transaksi, sisanya pada triwulan berikutnya.
• Saldo awal piutang sebesar Rp. 6.000.000,-

Diminta, susunlah anggaran piutang th Depan!


BAB: ANGGARAN UTANG:
SUPLIER A

SUPLIER C SUPLIER B
A.PENGERTIAN:
• Anggaran hutang merupakan anggaran
yg merencanakan jumlah hutang pd
waktu yad. Untuk hutang jangka pendek
biasanya dilakukan perusahaan untuk
keperluan spt: pembelian material, bhn
pembantu maupun pinjaman bank untuk
keperluan kas.
• Sedangkan hutang jk panjang dilakukan
untuk kepentingan pembelian aktiva tetap
dan pembiayaan investasi yg relatif besar
jumlahnya.
B. Faktor-Faktor Yg mempengaruhi
Anggaran Hutang :

1. Anggaran Pembelian Material


2. Syarat Pembayaran
3. Tersedianya Modal Kerja
4. Kepercayaan Suplier dan Bank
1. Anggaran Pembelian Material:

• Semakin besar kebutuhan material pada


satu periode berarti memerlukan
pembelian material yang semakin besar,
shg kemungkinan tidak membayar
dengan tunai akan semakin besar, karena
kondisi keuangan yang terbatas.
2. Syarat Pembayaran:
• Syarat pembayaran yg semakin lunak
biasanya akan menjadikan nilai hutang yg
diambil semakin besar. Syarat
pembayaran akan meliputi tingkat bunga,
jangka waktu dan denda serta jatuh
tempo pembayaran pada setiap bulan.
3. Tersedianya Modal Kerja:
• Bila modal kerja yang tersedia relatif
besar maka sebagian besar pembelian
material dan keperluan yang lain
dilakukan secara tunai, sehingga akan
meminimkan hutang yg akan diambil.
4. Kepercayaan Suplier dan Bank:
• Bila perusahaan cukup mendapatkan
kepercayaan dari para suplier dan pihak
pemberi kredit karena selama ini
reputasinya cukup baik, maka akan lebih
mudah untuk mendapatkan fasilitas
kredit, baik dari para suplier dan pihak
bank untuk masa-masa yg akan datang.
C. BENTUK ANGGARAN HUTANG
Soal Latihan anggaran Hutang:

• Skedul pengambilan hutang tahun


depan dari suatu perusahaan adalah
sbb:
1. Pada bulan Januari ’th depan akan
membeli komputer seharga Rp.
50.000.000,-, dengan syarat 60%
dibayarkan tunai, sedangkan sisanya
diangsur 6 kali per bulan dengan bunga
2% per bulan. Pembayaran angsuran
mulai bulan Feb’th depan.
2. Pada bulan April akan membeli peralatan
kantor seharga Rp. 15.000.000,- diangsur 4 kali
mulai bulan Mei sampai Agustus, dengan
bunga 2% per bln yang dibayarkan pada
angsuran terakhir.
3. Pada bulan Agustus direncanakan akan
membeli program sofware senilai Rp.
12.000.000,- dapat diangsur 3 kali mulai bulan
Oktober – Desember th depan.

Susunlah anggaran hutang dan perhitungan


saldo hutang Tahun depan !
Penyelesaian Soal Anggaran
Hutang
1. Pembelian Komputer:
Jumlah Rp. 50.000.000,-
60% tunai Rp. 30.000.000,-
Hutang Rp. 20.000.000,-
Bunga 2% x 6 x 20 jt
Rp. 2.400.000,-
Hutang+Bunga Rp. 22.400.000,-
Angsuran /bln=Rp. 22.400.000,- : 6 kali
= Rp. 3.733.333,3333,-/bulan
2. Pembelian Peralatan:
Jumlah Rp. 15.000.000,-
Bunga 2%x4x15Jt Rp. 1.200.000,-

Krn bunga dibayakan pada akhir angsuran (bln Agustus),


maka;
Angsuran /bln= Rp. 15.000.000,-
4 kali
= Rp. 3.750.000,- /bln (mei-Juli)
Sedangkan untuk Agustus, angsurannya adalah=
Rp. 3.750.000,- + Rp. 1.200.000,- = Rp.4.950.000,-
3. Pembelian Sofware:
Jumlah Rp. 12.000.000,-
Dibayar mulai Oktober-Des, masing-masing
sebesar= Rp. 4.000.000,-/bln.
Anggaran Hutang th Depan:
Bln Utang
netto

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Jan 22,4 jt -- 3.733 3.733 3.733 3.733 3.733 3.735

Apr 16,2 -- -- -- -- 3.750 3.750 3.750 4.950


Jt

Agt 12 Jt -- 4.000 4.000 4.000

Jml -- 3.733 3.733 3.733 7.483 7.483 7.485 4.950 -- 4.000 4.000 4.000
SALDO HUTANG:
Bln Saldo Awal Tambahan Jml Pembayaran Saldo Akhir
Hutang

Jan -- 22.400.000 22,400.000 -- 22.400.000


Feb 22.400.000 -- 22.400.000 3.733.000 18.667.000
Maret 18.667.000 -- 18.667.000 3.733.000 14.934.000
April 14.934.000 16.200.000-- 31.134.000 3.733.000 27.401.000
Mei 27.401.000 -- 27.401.000 7.483.000 19.918.000
Juni 19.918.000 -- 19.918.000 7.483.000 12.435.000
Juli 12.435.000 -- 12.435.000 7.485.000 4.950.000
Agusus 4.950.000 12.000.000 16.950.000 4.950.000 12.000.000
September 12.000.000 - 12.000.000 -- 12.000.000
Oktober 12.000.000 - 12.000.000 4.000.000 8.000.000
November 8.000.000 -- 8.000.000 4.000.000 4.000.000
Desember 4.000.000 - 4.000.000 4.000.000 --
BAB: ANGGARAN KAS

100.000
BANK INDONESIA

Seratus Ribu Rupiah

100.000
A. Pengertian:
1. Kas adalah bagian dari aktiva lancar yg
paling likuid sehingga mudah untuk
berpindah tangan. Pada setiap
perusahaan biasanya memiliki
persediaan kas minimal atau kas ideal
yg besarnya tergantung pada
perusahaan tersebut.
2. Anggaran kas merupakan skedul yg
disusun secara terperinci tentang aliran
kas masuk dan kas keluar pada suatu
periode tertentu di waktu yang akan
datang.
B. Penyusunan Anggaran Kas:
1. Menyusun Anggaran Penerimaan Kas
2. Menyusun anggaran pengeluaran kas
3. Menyusun anggaran kas sementara
4. Menyusun anggaran kas final
1. Menyusun Anggaran Penerimaan Kas
• Penentuan darimana sumber-sumber
penerimaan kas dan besarnya masing-masing
sumber tersebut:
• Contoh sumber-sumber penerimaan kas:
a. Penjualan tunai
b. Piutang
c. Penjualan aktiva tetap
d. Penerimaan hutang
e. Penerimaan modal
f. Pendapatan bunga
g. Pendapatan lain-lain di luar usaha
2. Menyusun anggaran pengeluaran kas

• Pada tahap ini akan ditentukan besarnya


pengeluaran kas pada setiap periode,
seperti:
a. Pembelian bhn baku
b. Pembayaran by TKL
c. Pembayaran BOP
d. Pembayaran by administrasi
e. Pembayaran by penjualan
f. Pembelian aktiva tetap
g. Pembayaran hutang dan bunga
h. Pembayaran lain-lain.
3. Menyusun Anggaran Kas Sementara

• Pada tahap ini akan dibandingkan antara


penerimaan kas dan pengeluaran kas.
• Bila penerimaan kas > pengeluaran kas,
berarti kas memiliki saldo yg surplus dan;
• Bila penerimaan kas < pengeluaran kas,
berarti kas memiliki saldo yg defisit.
4. Menyusun anggaran kas final

• Kemungkinan terjadinya saldo surplus


atau defisit kas pada waktu yg akan
datang akan menentukan kebijakan yg
akan diambil.
• Jml kas yg terlalu besar menjadikan
perusahaan kehilangan kesempatan
untuk mendapatkan keuntungan bila
sebagian kas tsb di investasikan.
• Sedangkan kekurangan kas akan
mengganggu kegiatan perusahaan
• Untuk menghindari kedua hal tsb, maka
bila saldo kas surplus melebihi saldo kas
minimal yg ditentukan, maka kebijakan
perusahaan adl sebagian dari kas tsb
diinvestasikan dlm jangka pendek.
• Sedangkan bila terjadi defisit kas maka
untuk memenuhi kebutuhan kas tsb
perusahaan perlu menetapkan kebijakan
dgn mengambil hutang jangka pendek.
Contoh soal: Anggaran Kas
• Perusahaan X dgn data th depan sbb:
1. Sumber pemasukan kas terdiri dari:
- Penjualan tunai
- Penjualan kredit
- Penjualan aktiva tetap
2. Penjualan tiap triwulan th depan:
Tw I = Rp. 7.000.000,-
Tw II = Rp. 6.000.000,-
Tw III = Rp. 8.000.000,-
Tw IV = Rp.10.000.000,-
3. Penjualan tunai pada th depan:
Tw I = Rp. 2.300.000,-
Tw II = Rp. 2.100.000,-
Tw III = Rp. 2.200.000,-
Tw IV = Rp. 2.500.000,-
4. Penerimaan pembayaran piutang th dpn
Tw I = Rp. 3.000.000,-
Tw II = Rp. 4.700.000,-
Tw III = Rp. 3.900.000,-
Tw IV = Rp. 5.800.000,-
5. Penjualan aktiva tetap pada Tw I sebesar
Rp. 2.500.000,-
6. Pengeluaran kas terdiri dari:
- By operasional 75% dari nilai penjualan
- Pembelian aktiva pd triwulan I sebesar
Rp. 5.000.000,-

Diminta:
Susunlah anggaran kas sementara per
triwulan th depan !!
Penyelesaian:
1. Penerimaan Kas:

Keterangan TW I TW II TW III TW IV

Penjualan Tunai 2.300.000 2.100.000 2.200.000 2.500.000


Piutang 3.000.000 4.700.000 3.900.000 5.800.000
Penj Aktiva Tetap
2.500.000 -- -- --
7.800.000 6.800.000 6.100.000 8.300.000
JUMLAH
2. Anggaran Pengeluaran Kas

Keterangan TW I TW II TW III TW IV

By Operasional 5.250.000 4.500.000 6.000.000 7.500.000


Pemb. Aktiva 5.000.000 -- -- --

10.250.000 4.500.000 6.000.000 7.500.000


JUMLAH
3. Anggaran Kas Sementara
Keterangan TW I TW II TW III TW IV

Saldo Awal -- -- 2.300.000 2.400.000

Penerimaan 7.800.000 6.800.000 6.100.000 8.300.000


kas
Jumlah 7.800.000 6.800.000 8.400.000 10.700.000

Pengeluaran 10.250.000 4.500.000 6.000.000 7.500.000


kas
Saldo akhir - 2.450.000 2.300.000 2.400.000 3.200.000
Bila akan membuat Anggaran Kas Final,
misalnya dpt meminjam uang pada Bank
dengan tingkat bunga 12% (bunga per
triwulan= 3%). Pokok pinjaman akan
dilunasi sebanyak 3 kali, yang dimulai
pelunasan pokok dan bunga pada
triwulan berikutnya setelah pinjaman !
Contoh
Anggaran Kas Final
Keterangan TW I TW II TW III TW IV

Saldo Awal -- 1.050.000 2.245.000 1.270.000

Penerimaan kas 7.800.000 6.800.000 6.100.000 8.300.000

Hutang Bank 3.500.000 -- -- --

JUMLAH 11.300.000 7.850.000 8. 345.000 9.570.000

Pengeluaran kas 10.250.000 4.500.000 6.000.000 7.500.000

Pembyr+bunga -- 1. 000.000 + 1.000.000 + 1.500.000 +


105.000 75.000 45.000
SALDO AKHIR 1.050.000 2.245.000 1.270.000 525.000
KETERANGAN:
• Hutang bank= Rp. 3.500.000,-
• i= 3%= 0,03
• Pembayaran I dicicil Rp. 1.000.000
Dgn bunga= 0,03 x 3,5 Jt= Rp. 105.000,-
• Pembayaran II dicicil Rp. 1.000.000,-
Dgn bunga= 0,03 x Rp. 2.500.000,-= Rp. 75.000,-
(krn 3,5 jt sdh dibyr Rp. 1 Jt = 2,5 Jt)
• Pembayaran III dicicil Rp. 1.500.000,-
Dgn bunga= 0,03 x Rp. 1.500.000 = Rp. 45.000,-
Pembyr
soal
Ket TW 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4
S awal 10.000.000
Penerimaan 8.000.000 10.000.000 9.000.000 11.000.000
kas
TOTAL
Pengel Kas 5.000.000 6.000.000 3.500.000 5.500.000
S. AKHIR
Buatlah anggaran kas final, jika tingkat
bunga baik pinjaman maupun investasi=
12%

Anda mungkin juga menyukai