Anda di halaman 1dari 17

ANGGARAN BIAYA PRDUKSI

01 Citra Wiji Anjani


185503375

02 Eni Yulianti
185503382

03 Panji Prayoga Putro


185503317

Anggota 04 Yulia Awaliyah


185503365

Kelompok:
Pengertian Anggaran Biaya Produksi
Anggaran biaya produksi adalah rencana keuangan terinci yang disusun
secara sistematis mengenai biaya-biaya produksi yaitu biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang terjadi dalam
satu periode tertentu di masa yang akan datang dan meliputi tindakan-
tindakan yang diperlukan untuk dapat melakukan kegiatan produksi.
Unsur-unsur Biaya Produksi
Menurut objek pengeluarannya secara garis besar unsur-unsur biaya produksi terdiri
dari:
1.    Biaya bahan baku Biaya bahan baku yaitu berbagai macam bahan yang diolah
menjadi produk jadi dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara langsung yang
merupakan bagian integral dari produk tertentu. Menurut M. Munandar (2000 : 25)
bahwa biaya bahan baku adalah “harga yang terdiri dari semua bahan yang dikerjakan
di dalam proses produksi untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan
dijual.” Jadi biaya bahan baku adalah semua biaya yang terjadi untuk bahan baku dan
menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah dimana biaya bahan baku ini tidak
hanya berupa harga yang tercantum dalam faktur pembelian saja, tetapi ditambah
dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan
bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.
Lanjutan….
2.  Biaya Tenaga Kerja Langsung Adalah jasa yang diberikan kepada tenaga kerja langsung
oleh perusahaan. Menurut Supriyono (1999 : 194) mengemukakan bahwa “biaya tenaga kerja
langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan
jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan oleh produk tertentu.” Jadi berdasarkan pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya tenaga kerja yang
langsung dapat diidentifikasi dengan produktif unit tertentu dari barang jadi. Anggaran tenaga
kerja langsung ini harus menunjukkan jam tenaga kerja langsung yang direncanakan.

3.  Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost) Biaya overhead pabrik merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk memenuhi seluruh kegiatan perusahaan dalam proses pencapaian
tujuan. Biaya overhead terdiri dari biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak
langsung, dan semua jenis biaya pabrik seperti pajak, asuransi, penyusutan, barang
persediaan, perbaikan dan pemeliharaan
Tujuan Anggaran Biaya Produksi
Anggaran biaya produksi berkaitan dengan perencanaan biaya produksi di masa depan.
Tujuan penyusunan anggaran biaya produksi bagi perusahaan adalah untuk
memberikan pengarahan yang jelas terhadap pelaksanaan kegiatan produksi dan
memprediksi tingkat kegiatan produksi dan keuangan di masa depan. Adapun tujuan
penyusunan anggaran menurut Nafarin (2007:19) di antaranya sebagai berikut:
1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi
dana.
2. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat
mempermudah pengawasan.
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih
jelas dan nyata terlihat.
6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan.
Kelebihan Anggaran Biaya Produksi

Beberapa kelebihan penyusunan anggaran menurut Hansen dan


Mowen (2004:355)[5] adalah sebagai berikut:

1. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan.


2. Menyediakan informasi yang dapat digunakan sebagai pengambilan
keputusan
3. Menyediakan standar untuk evaluasi kinerja.
4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.
Kelemahan Anggaran Biaya Produksi
Rahayu dan Rachman (2013:7) menyebutkan beberapa kelemahan
anggaran, antara lain sebagai berikut:
1. Anggaran tidak dapat memberikan jaminan bahwa kondisi masa
depan dapat diprediksi secara akurat, sehingga anggaran hanya
merupakan estimasi bukan pernyataan fakta.
2. Anggaran tidak dapat menggantikan praktik-praktik manajemen.
3. Anggaran didasrakan kepada kondisi atua asumsi tertentu, sehingga
apabila kondisi atau asumsi yang mendasari penyusunan anggaran
berubah maka anggaran harus direvisi.
4. Persiapan dalam anggaran tidak dapat memberikan jaminan
kesuksesan. Kesuksesan hanya diperoleh dari usaha keras manajemen
dan staf.
Contoh Soal
Sebuah perusahaan mainan pada tahun 2010 merencanakan menjual produknya
sebanyak 142.000 unit. Jumlah persediaan awal januari diperkirakan sbanyak
20.000 unit. Sedangkan akhir tahun sebesar 15.000 unit. Setiap unit produk
memerlukan bahan baku sebanyak 0,5 m kayu dan 2 m karet. Perusahaan
merencanakan jumlah bahan baku pada awal tahun 2010 adalah sebanyak 400 m
kayu & 500 m karet. Sedangkan persediaan bahan baku pada akhir bulan adlah
sebesar 20% kebutuhan bahan baku bulan yg bersangkutan. Diperkirakan harga beli
bahan baku akan stabil sepanjang tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 25.000 per meter
kayu & 15.000 per meter karet.
Sedangkan setiap produk perusahaan memerlukan 6 jam kerja langsung. Dimana
setiap pekerja dibayar dengan upah sebesar Rp. 5.500 perjam kerja langsung.
Sedangkan biaya overhead ditetapkan sebesar Rp. 4.000 per jam kerja langsung.
Dari total volume penjualan yang dianggarakan sebesar 142.000 unit dalam
setahun tersebut, direncanakan akan dijual dalam 12 bulan operasi, dengan
rincian sebagai berikut:
Bulan Volume
Januari 15.000
Februari 16.000
Maret 16.000
April 14.000
Mei 12.000
Juni 10.000
Juli 7.000
Agustus 6.000
September 9.000
Oktober 11.000
Nopember 12.000
Desember 14.000
Total 142.000
Jawab:
Langkah pertama dimulai dengan menyusun anggaran produksi satu tahun dengan
menghitung volume produksi:
Volume penjualan 142.000
Volume Persediaan, Akhir tahun 15.000
Volume Persediaan, Awal Tahun (20.000)
Volume Produksi 137.000

Kemudian menyusun anggaran produksi dengan metode persediaan stabil


Anggaran produksi
Persediaan
Bulan Volume Penjualan Volume Produksi
awal akhir
Januari 15.000 19.000 20.000 14.000
Februari 16.000 18.000 19.000 15.000
Maret 16.000 17.000 18.000 15.000
April 14.000 16.000 17.000 13.000
Mei 12.000 15.000 16.000 11.000
Juni 10.000 15.000 15.000 10.000
Juli 7.000 15.000 15.000 7.000
Agustus 6.000 15.000 15.000 6.000
September 9.000 15.000 15.000 9.000
Oktober 11.000 15.000 15.000 11.000
Nopember 12.000 15.000 15.000 12.000
Desember 14.000 15.000 15.000 14.000

Total 142.000 137.000

Langkah berikutnya menyusun anggaran biaya bahan baku dengan menghitung kebutuhan bahan baku per unit
produk.
Karena setiap unit produk perusahaan membutuhkan 0,5 m kayu dan 2 m karet, sedangkan pada bulan januari 2010
diproduksi sebanyak 14.000 unit, maka pada bulan Januari diperlukan 7.000 m kayu (0,5 x 14.000) dan 28.000 m
karet ( 2 x 14.000). karena diperlukan 7.000 m kayu untuk Januari, sedangkan harga kayu Rp. 25.000 per meter
maka biaya kayu untuk bulan Januari 7.000 m x Rp 25.000 = 175.000.000. sedangkan karet harga beli per meternya
Rp. 15.000, maka 28.000 m x Rp. 15.000 = Rp. 420.000.000.
Perhitungan yang sama digunakanuntuk menghitung bulan berikutnya sehingga total dari biaya bahan baku sebesar
Rp. 5.822.500.000
Biaya bahan baku bulanan

Kebutuhan Kebutuhan
Nilai Kayu Nilai Karet Biaya Bahan
Bulan kayu Karet
Rupiah Rupiah Bangunan
(meter) (meter)

Januari 7.000 175.000.000 28.000 420.000.000 595.000.000


Februari 7.500 187.500.000 30.000 450.000.000 637.500.000

Maret 7.500 187.500.000 30.000 450.000.000 637.500.000


April 6.500 162.500.000 26.000 390.000.000 552.500.000

Mei 5.500 137.500.000 22.000 330.000.000 467.500.000

Juni 5.000 125.000.000 20.000 300.000.000 425.000.000


Juli 3.500 87.500.000 14.000 210.000.000 297.500.000
Agustus 3.000 75.000.000 12.000 180.000.000 255.000.000
September 4.500 112.500.000 18.000 270.000.000 382.500.000
Oktober 5.500 137.500.000 22.000 330.000.000 467.500.000
Nopember 6.000 150.000.000 24.000 360.000.000 510.000.000

Desember 7.000 175.000.000 28.000 420.000.000 595.000.000

Total 68.500 1.712.500.000 274.000 4.110.000.000 5.822.500.000


Langkah berikutnya menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung bulanan.
Untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung harus diketahui jam kerja
langsung yang diperlukan untuk menghasilkan setiap unit produk, karena
perusahaan ini menggunakan dasar tarif jam kerja langsung. Dimana setiap unit
produk memerlukan 6 jam kerja langsung. untuk bulan januari perusahaan
memproduksi 14.000 unit sehingga.

14.000 unit x 6 jam = 84.000 jam


Setiap pekerja dibayar Rp. 5.500 per jam kerja, maka
84.000 jam x Rp. 5.500 = 462. 000.000
Untuk bulan berikutnya lakukan perhitungan yang sama
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan
Jam Kerja
Bulan Tarif Nilai
Per unit Total
Januari 6 84.000 5.500 462.000.000
Februari 6 90.000 5.500 495.000.000
Maret 6 90.000 5.500 495.000.000
April 6 78.000 5.500 429.000.000
Mei 6 66.000 5.500 363.000.000
Juni 6 60.000 5.500 330.000.000
Juli 6 42.000 5.500 231.000.000
Agustus 6 36.000 5.500 198.000.000
September 6 54.000 5.500 297.000.000
Oktober 6 66.000 5.500 363.000.000
Nopember 6 72.000 5.500 396.000.000
Desember 6 84.000 5.500 462.000.000

Total 822.000 4.521.000.000

Langkah terakhir menyusunanggaran biaya overhead. Dasar perhitungannya


sama seperti menghitung anggaran biaya tenaga kerja bulanan hanya tarif yang
digunakan adalah tarif overhead per jam kerja langsung.

Dan untuk bulan berikutnya lakukan perhitungan yang sama


Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan

Jam Kerja
Bulan Tarif Nilai
Per unit Total
Januari 6 84.000 4.000 336.000.000
Februari 6 90.000 4.000 360.000.000
Maret 6 90.000 4.000 360.000.000
April 6 78.000 4.000 312.000.000
Mei 6 66.000 4.000 264.000.000
Juni 6 60.000 4.000 240.000.000
Juli 6 42.000 4.000 168.000.000
Agustus 6 36.000 4.000 144.000.000
September 6 54.000 4.000 216.000.000
Oktober 6 66.000 4.000 264.000.000
Nopember 6 72.000 4.000 288.000.000
Desember 6 84.000 4.000 336.000.000

Total 822.000 3.288.000.000


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai