Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nayya Faqda Iksaniya Pertemuan ke :2

NIM : K7720061

Materi Pokok :
Pengertian Manajemen Jenis Operasi Bisnis Produksi Produktivitas Strategi Proses

1. Pengertian Manajemen Operasi dan Jenis-Jenis Operasi Bisnis


a. Tahapan Manajemen Operasi
Manajemen operasional telah mengalami tiga tahapan teoretik dan pada setiap
tahapannya memiliki nama yang khas. Awalnya dikenal sebagai..
➢ Manajemen Pabrik (Manufacturing Management)
Manajemen pabrik lahir bersamaan dengan lahirnya revolusi industri di
Inggris sekitar tahun 1785 dan dipicu oleh pemikiran Adam Smith, terutama
tentang spesialisasi (asas pembagian kerja) dan efisiensi ekonomi. Manajemen
Pabrik diperlukan karena revolusi industri telah menggeser teknik
pengolahan manual atau kerja tangan (hand-making production system)
menjadi kerja mesin (machine-made production system). Pemakaian mesin
uap di Inggris pada waktu itu (pabrik tekstil) telah melahirkan perubahan:
1) Mengganti proses kerja tangan dengan kerja mekanik
2) Mengubah sistem produksi pesanan menjadi produksi massa untuk
memenuhi permintaan pasar yang luas
3) Perubahan lokasi produksi dari rumah tangga (home industry) ke
perusahaan pabrik (manufacturing company)
4) Perubahaan sumber tenaga kerja dari anggota rumah tangga menjadi
tenaga dari pasar tenaga kerja
Penggunaan tenaga kerja manusia dalam jumlah yang besar di pabrik yang
berasal dari luar rumah tangga memerlukan metode pengelolaan tenaga kerja
manusia. Perubahaan terjadi, baik pada hubungan kerja maupun cara
pengupahannya. Perubahan ini menyebabkan diperlukannya Manajemen
Pabrik.
Manajemen Pabrik pada dasarnya merupakan metode
perorganisasian
faktor-faktor produksi, termasuk sumber daya manusia, dalam usaha
menghasilkan produk barang secara massal dengan efisien. Tekanan utama

1
manajemen pabrik terletak pada usaha menghasilkan produk barang yang
efisien. Oleh karena itu orientasinya masih tunggal, yaitu berproduksi untuk
memperoleh keunggulan bersaing berdasarkan basis biaya.

➢ Manajamen Produksi (Production Management)


Orientasi lebih luas yaitu Manajemen Mutu Terpadu dan JIT (Just in Time
Production System) yang sudah memperhatikan masalah kualitas disamping
tekanan biaya dan efisiensi ekonomi, tepatnya memenuhi standar mutu secara
efektif dan efisien.
Pada mulanya produksi dengan orientasi pada mutu dipelopori oleh Jerman
sampai jepang muncul sebagai salah satu negara industri berteknologi tinggi dan
menawarkan gaya manajemen khas jepang, yaitu Manajemen Mutu Terpadu
(Total Quality Management, TQM) dan Just In Time Production System (JIT).
Gagasan Taylor mengenai produksi terutama bertujuan untuk menghilangkan
gerakan-gerakan yang tidak memberikan nilai tambah pada produk yang
dihasilkan.
Pada dasarnya Manajemen Produksi juga melulu mengkaji tata produksi
barang dan belum menaruh perhatian pada produsi jasa. Namun demikian
orientasi Manajemen Produksi sudah lebih luas daripada Manajemen Pabrik.
Manajemen Produksi sudah memperhatikan soal kualitas keluaran disamping
pada tekanan biaya atau efisiensi ekonomi. Sehubungan dengan itu, maka
orientasi Q dan C oriented (Quality and Cost orientation).
Kelebihan Sistem Produksi Just In Time (JIT)
Banyak kelebihan yang dapat dinikmati dalam menerapkan sistem produksi
Just In Time, diantaranya sebagai berikut :
1) Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat
tempat penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan
biaya asuransi.
2) Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya
memerlukan modal kerja yang rendah.
3) Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya
pemborosan akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan
rusak atau usang akan menjadi semakin rendah.

2
4) Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan
mendadak dalam permintaan.
5) Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok
oleh Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan
dan pengerjaan ulang.

Kelemahan sistem produksi Just In Time (JIT)


1) tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau “Zero Tolerance for
mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan perbaikan/pengerjaan
ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi yang mengalami
kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan produksi dan
produk jadi yang sangat minimum.
2) Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas
maupun ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup
perusahaan manufakturing yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman
oleh satu pemasok akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal
produksi yang telah direncanakan.
3) Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi transaksi yang tinggi.
4) Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi
permintaan yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada
produk jadi yang lebih.

➢ Manajemen Operasional (Operations Management)


Manajemen Operasional sudah berada secara mendasar dengan
Manajemen Pabrik dan Manajemen Produksi. Manajemen Operasional mengkaji
produk barang dan jasa, sedang manajemen pabrik dan manajemen produksi
melulu membicarakan produksi barang. Disamping itu, orientasi manajemen
operasional semakin luas dan lazim disebut memiliki orientasi biaya, mutu,
kecepatan penyerahan, dan keluwesn proses (QCDF Orientation) (Sisca et al.,
2020).
Kepeloporan Jepang dipimpin oleh toyota yang menekankan proses pada
usaha menghasilkan produk yang bermutu sesuai pengharapan konsumen.
Peruwujudan kualitas adalah tanggung jawab semua personil,semua jabatan
dan semua proses. Dengan demikian, tanggungjawab atas mutu bergeser dari

3
para inspektur mutu ke pada segenap personil perusahaan. Sejak saat itu, Jepang
mengenalkan konsep pengawasan melekat (built -in controlling) dan perbaikan
terus menerus (keizen, continuous imporvement). Kedua hal itu harus
dilakukan oleh perusahaan sebagai antisipasi terhadap tuntunan konsumen atas
mutu keluaran yang semakin meningkat. Tap pekerja dididik dan dilatih untuk
menghadirkan proses dari catat (poke yoke atau to avoid mistake) dan
mengawasi serta memerika sendiri pekerjaannya menuju terwujudnya proses dan
keluaran bebas cacat (zero defect).
Para manajemen dilatih untuk dapat menerapkan pengendalian proses
dengan menggunakan metode statistik. Kemudian setiap manajer melatih
bawahannya masing-masing sehingga seluruh lapisan personil perusahaan
paham dan dapat menerapkan metode pengendalian mutu dan proses secara
statistik. Program pelatihan pemahaman produksi moder (Modern Production
Management).
b. Pengertian Manajemen Operasi
• Manajemen operasi adalah pengaturan fungsi-fungsi produksi yang memberikan
nilai tambah dari material menjadi produk atau jasa (Purnomo, 2017).
• Manajemen operasional atau produksi adalah serangkaian aktifitas atau proses
dalam menciptakan barang, jasa, dan kegiatan yang mengubah bentuk dengan
membuat atau menambah nilai dari suatu barang atau jasa yang digunakan unuk
memenuhi kebutuhan manusia (Faid et al., 2021).
• Dengan demikian, pengertian manajemen operasi adalah segala aktivitas
produksi dengan pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien yang
menerapkan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan.

c. Jenis-jenis Operasi Bisnis


Dari sudut pandang operasional, bisnis dapat dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu: bisnis yang menghasilkan barang (manufaktur) dan bisnis yang
menghasilkan jasa (bisnis non manufaktur) (Achyani, 2010).
Perusahaan manufaktur dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Perusahaan penghasil produk dalam satuan unit, adalah perusahaan yang
jumlah hasil produksinya dapat dihitung dengan jari atau dalam satuan unit.
Contoh, perusahaan pembuat jembatan.

4
2. Perusahaan penghasil produk dalam kelompok unit, adalah perusahaan
berproduksi dan menghasilkan produk dalam satuan kelompok. Contoh
membuat perumahan menjadi beberapa unit rumah.
3. Perusahaan penghasil produk secara massal atau besar-besaran, yaitu
perusahaan yang berproduksi secara besar-besaran. Contoh, pabrik gula

Perusahaan non manufaktur dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:


1. Perusahaan non manufaktur terkait barang, yaitu perusahaan yang
menghasilkan jasa, namun perusahaan ini tidak dapat berproduksi apabila tidak
ada barang yang terkait dengan produksinya. Contoh distributor mie instan.
2. Perusahaan non manufaktur tidak terkait barang, yaitu perusahaan yang
menghasilkan jasa dimana dapat dilakukan tanpa keterikatan dengan barang.
Contoh konsultan hukum.

1. Produksi, Produktivitas, dan Strategi Proses


a. Produksi
1) Pengertian Produksi
➢ Suatu kegiatan yang berhubungan dengan hasil keluaran dan umumnya
dinyatakan dengan volume produksi.
➢ Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), produksi adalah proses untuk
menciptakan hasil. Sedangkan dari laman resmi Kemendikbud, produksi
adalah usaha untuk menciptakan barang atau jasa guna menambah nilai
barang atau jasa.

5
➢ Kata kunci : merubah bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja menjadi
barang jadi melalui suatu proses; memberi nilai tambah sehingga bahan
baku mempunyai nilai lebih.
2) Praktik Produksi
➢ Dalam perusahaan jasa, proses produksi sering disebut proses operasi
sehingga manajemen produksi lazim disebut manajemen operasi.
➢ Dalam perusahaan manufacturing, bahan baku, proses produksi dan produk
yang dihasilkan dapat diketahui dan dilihat secara kasat mata. Di pabrik
kertas Leces misalnya, bahan baku berupa bubur kertas, ditambah dengan
beberapa bahan kimia pencampur seperti soda api dimasukkan dalam
rangkaian mesin kertas dan keluar menjadi barang jadi berupa kertas.
Dengan komposisi bahan baku dan bahan pembantu yang berbeda bisa
dihasilkan barang jadi yang berbeda. Misalnya kertas HVS, kertas doorslag
(kertas buram), kertas koran, dan lain-lain.

b. Produktivitas
• Rasio antara output dengan input. Semakin tinggi nilai rasio semakin tinggi
produktivitas yang didapat perusahaan (Purnomo, 2017).
• Konsep produktivitas

• Rumus produktivitas yaitu output yang dihasilkan dibagi input yang digunakan.

6
• Produktivitas ditingkatkan dengan cara yaitu Sumanth (1990):
1) Meningkatkan hasil produksi dengan input yang sama
2) Menurunkan input dengan hasil produksi yang sama
3) Meningkatkan hasil produksi dengan menurunkan input
4) Meningkatkan hasil produksi yang diikuti dengan peningkatan input, akan
tetapi laju peningkatan hasil lebih cepat dibandingkan input.
5) Menurunkan hasil produksi yang diikuti dengan penurunan input, akan
tetapi laju penurunan input lebih cepat dibandingkan penurunan hasil
produksi.
c. Strategi proses
• Strategi proses atau transformasi adalah pendekatan organisasi untuk mengubah
sumber daya menjadi barang/jasa (Rusdiana, 2014).
• Tujuan strategi proses adalah untuk menemukan suatu cara memproduksi
barang/jasa yang memenuhi persyaratan pelanggan dan spesifikasi produk yang
berada dalam batasan biaya dan manajerial lain.
• Terdapat empat strategi proses, yaitu
1) fokus pada proses
merupakan strategi proses yang umum ditemukan pada unit usaha yang
memiliki sedikit variasi jenis produk namun memiliki jumlah produksi yang
besar. Contoh, restoran.
➢ Keunggulan proses ini adalah fleksibel menghadapi perubahan dan
penghematan dana untuk investasi mesin.
➢ Kelemahan proses ini adalah investasi yang cukup tinggi untuk
persediaan bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi setiap
jenis produk karena banyaknya variasi produk.
2) fokus berulang
adalah proses produksi yang berorientasi pada produk yang menggunakan
modul. Memiliki sedikit variasi jenis produk namun memiliki jumlah
produksi yang besar.
Kelebihan : fleksibel menghadapi perubahan dan penghematan dana untuk
investasi mesin.
Kelemahan : Investasi yang cukup tinggi untuk persediaan bahan mentah,
barang dalam proses dan barang jadi setiap jenis produk karena banyaknya
variasi produk.

7
Contoh, keju, saus, buah tomat, bawang dirakit untuk mendapatkan suatu
quasi custom produk yaitu roti lapis keju.
3) fokus pada produk
Proses yang memiliki volume tinggi dan variasi yang rendah. fokus pada
produk ini dirancang untuk memproses produk yang memiliki keseragaman
tinggi dan hanya memiliki perbedaan yang sedikit. Contoh, pabrik gula.
Contoh, percetakan, rumah sakit umum, kaca.
4) mass customization (Kustomisasi Masal)
merupakan pembuatan produk dan jasa yang dapat memenuhi keinginan
pelanggan yang semakin unik, secara cermat, dan murah. fokus pada proses,
fokus pada produksi berulang, dan fokus pada produk, menangani
meningkatnya variasi yang timbul dari permintaan individu. Contoh
Handphone (Sarjana, Manajemen, 2017).

Daftar Pustaka
[1] Achyari & Agus. (2010) . Manajemen Operasi . Jakarta : Universitas Terbuka

[2] Faid et al. (2021). Analisis Manajemen Operasional Perusahaan Multinasional. Jurnal

Manajemen, 11 (2) : 135 – 143.

[3] Purnomo, H. (2017). Manajemen Operasi. Yogyakarta, CV. Sigma.

[4] Rusdiana. (2014). Manajemen Operasi. Bandung, CV Pustaka Setia.

[5] Sisca, Julyanthry, Ervina, N., Wijaya, A., & Marthin Hutler Ambarita. (2020).

Manajemen Operasional. Bandung : Widina Bhakti Persada Bandung.

[6] Sarjana Manajemen: Mass Customization (Kustomisasi Massal). (2017, June 14).

Sarjana-manajemen. Retrieved 18 February. 2023, from https://sarjana-

manajemen.blogspot.com/2017/06/mass-customization-kustomisasi-massal.html.

Anda mungkin juga menyukai