Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Manajemen produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Manajemen produksi merupakan
penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan suatu produk yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang
seefisien mungkin, mulai dari pemilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan
dalam proses produksi. Dalam suatu unit usaha terdapat macam fungsi yang saling berkaitan
antara satu dengan lainnya, di antaranya terdapat fungsi pokok yang selalu dijumpai yaitu :
1. Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, karena bagian ini
langsung berkaitan dengan konsumen. Keterkaitannya ini dimulai dari identifikasi
kebutuhan konsumen (jenis dan jumlahnya) maupun pelayanan dan pengantaran produk
ke tangan konsumen.
2. Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana guna pembiayaan
aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis sehingga kelangsungan dan
perkembangan unit usaha dapat dipertahankan.
Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari produk atau jasa yang akan dipasarkan kepada
konsumen. Mata kuliah ini membahas tentang manajemen produksi.
Tugas manajemen produksi ada dua, yaitu:
Merancang sistem produksi
Mengoperasikan suatu sistem produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang
ditentukan
Proses produksi meliputi :

Proses ekstraktif, contoh pertambangan batu bara, pertambangan timah.


Proses pabrikasi, contoh perusahaan mebel, perusahaan tas.
Proses analitik, contoh minyak bumi diproses menjadi bensin, solar, dan kerosin.
Proses sintetik, contoh, proses pembuatan obat, dan pengolahan baja.
Proses perakitan, contoh perusahaan televisi, serta perusahaan industri mobil dan motor.
Proses penciptaan jasa-jasa administrasi, contoh lembaga konsultasi dalam bidang
administrasi keuangan.

Karakteristik manajemen produksi:


Mempunyai tujuan yaitu menghasilkan barang dan jasa
Mempunyai kegiatan (proses transformasi)
Ada mekanisme yang mengendalikan operasi
Ruang lingkup manajemen produksi meliputi beberapa aspek, di antaranya sebagai berikut:
a. Aspek Struktural : memperlihatkan konfigurasi komponen yang membangun sistem
manajemen produksi dan interaksinya, termasuk komponen bahan, alat tulis kantor,
peralatan dan modal.
b. Aspek fungsional : terkait dengan manajemen dan organisasi komponen struktural
maupun interaksinya mulai dari perencanaan, penerapan, pengendalian dan perbaikan
agar diperoleh kinerja yang optimum.
c. Aspek lingkungan : memperhatikan perkembangan dan kecenderungan yang terjadi di
luar sistem. Sistem bergantung dari kemampuan baradaptasi terhadaplingkungan
sekitar, baik masyarakat, pemerintah, teknologi, ekonomi, politik, maupun sosial
budaya.
Manajemen produksi berkaitan dengan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Perencanaan output
Desain proses transformasi
Perencanaan kapasitas
Perencanaan bangunan pabrik
Perencanaan tata letak fasilitas
Desain aliran kerja
Manajemen persediaan
Manajemen proyek
Scheduling / penjadwalan
Pengendalian kualitas
Kehandalan kualitas dan pemeliharaan

Pada masa lalu pengertian produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha pabrikasi, yaitu
menghasilkan barang-brang nyata seperti mobil, perabot, semen dsb. Produksi sering dikaitkan
sebagai aktivitas yang ditunjukkan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi keluaran
(output). Dengan demikian, kegiatan usaha jasa seperti dijumpai pada perusahaan angkutan,
asuransi, bank, pos, dan telekomunikasi, menjalankan juga kegiatan produksi. Secara skematis
sistem produksi dapat digambarkan sbb :

PROSES
TRANSFORMASI
PRODUKSI

Material jjjjhj
Manusia

Modal
Energi

Ada 4 perbedaan pokok antara usaha jasa dan pabrikasi, yaitu:


1. Dalam

unit

usaha

pabrikasi

keluarannya

merupakan

barang

real

sehingga

produktivitasnya akan lebih mudah diukur jika dibandingkan dengan unit usaha jasa yang
keluarannya berupa pelayanan,
2. Kualitas produk yang dihasilkan dari usaha pabrikasi lebih mudah ditentukan standarnya,
3. Kontak langsung dengan konsumen tidak selalu terjadi pada usaha pabrikasi, sedangkan
pada usaha jasa kontak langsung dengan konsumen merupakan sesuatu yang tidak dapat
dielakkan,
4. Tidak akan dijumpai adanya persediaan akhir di dalam usaha jasa, sedangkan dalam
usaha pabrikasi adanya persediaan merupakan sesuatu yang sulit dihindarkan
Secara garis besar transformasi produksi dapat diklasifikasikan sbb :
a. Transformasi pabrikasi, yaitu suatu transformasi yang bersifat diskrit dan menghasilkan
produk nyata. Dikatakan bersifat diskrit jika antara suatu operasi dan operasi yang lain
dapat dibedakan dengan jelas, misalnya dijumpai pada pabrik mobil.
b. Transformasi proses, yaitu suatu transformasi yang bersifatkontinu di mana di antara
operasi yang satu dengan operasi yang lain kurang dapat dibedakan secara nyata, seperti
dijumpai pada pabrik pupuk dan semen.
c. Transformasi jasa, suatu transformasi yang tidak mengubah secara fisik masukan menjadi
keluaran. Dalam hal ini, secara fisik keluaran akan sama dengan masukan, namun
transformasi jenis ini akan meningkatkan nilai masuknya, misalnya pada perusahaan
angkutan. Sistem transformasi jasa sering disebut sebagai sistem operasi.

Transformasi produksi ditinjau dari kedatangan konsumen dan jumlah yang diminta, dibedakan
menjadi 3 yaitu :
1. Job shop, transformasi produksi bekerja jika ada pesanan saja. Jumlah pesanan relatif
tidak terlalu besar dan jenis produk yang dipesan tidak standar (sesuai dengan permintaan
konsumen)
2. Flow shop, transformasi produksi akan selalu bekerja, baik ada pesanan maupun tidak.
Jumlah pesanan biasanya relatif besar dan jenis produksinya standar.
Flow shop dibedakan atas 3 jenis, yaitu :
a. Flow line / batch
b. Assembly line

c. Continous
3. Project, adalah bentuk spesial darri transformasi produksi di mana hanya ada satu atau
beberapa pesanan yang spesifik dari konsumen.

B. PERANAN MANAJER OPERASI


Peranan manajemen operasi sebagai berikut :
1. Menentukan dan mengatur letak gudang persediaan dan mesin yang efisien
2. Melakukan pemeliharaan untuk menjamin kehandalan dan kontinuitas operasi
3. Mengurangi/memperbaiki bagian produk yang rusak untuk menghasilkan produk yang
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

berkualitas
Menentukan komponen yang akan dibuat/dibeli dari suplier
Menentukan schedule / jadwal kerja
Mengevaluasi biaya jika ada penambahan jam kerja
Memperbaiki sistem informasi produk dengan suplier
Memperbaiki manajemen persediaan
Memperbaiki produktivitas
Mengurangi pemborosan
Memperpendek waktu persiapan untuk mengurangi waktu proses

Peran operasi dalam persaingan global diantaranya sebagai berikut :


1. Globalisasi berarti semakin menipisnya batas-batas antarnegara karena kemajuan
teknologi terutama bidang komunikasi dan informasi
2. Ditandai AFTA 2003, APEC 2010 di negara maju dan 2020 di negara berkembang
3. Konsumen bisa memilih alternatif barang dan jasa dengan harga yang murah
4. Produsen memicu persaingan yang kompetitif dan menjadi ancaman terhadap produk5.
6.
7.
8.

produk luar negeri sehingga bisa kalah bersaing


Meningkatkan efisiensi dan efektivitas produk
Meningkatkan fleksibilitas operasi pabrik
Meningkatkan kualitas produk
Menciptakan waktu tenggang yang relatif singkat dan kapasitas produksi yang mampu
memenuhi kebutuhan konsumen.

Berdasarkan dengan hal di atas, produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai
(output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
Produktivitas =input/output

Untuk multiproduktivitas produk,


Produktivitas = (labor + material +energi + lain-lain) /output

C. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI


Perencanaan dan pengendalian produk yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa
yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik.
1. Perencanaan produksi : aktivitas untuk menetapkan produk yang diproduksi, jumlah yang
dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan.
2. Pengendalian produksi : aktivitas yang menetapkan kemampuan sumber-sumber yang
digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan produksi berjalan sesuai rencana,
melakukan perbaikan rencana.
Tujuan utama dari perencaan dan pengendalian produksi adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Memaksimumkan pelayanan bagi konsumen


Meminimumkan investasi pada persediaan
Perencanaan kapasitas
Pengesahan produksi dan pengendalian produksi
Persediaan dan kapasitas
Penyimpanan dan pergerakan material
Peralatan, routing, dan proses planning.

Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi, antara lain sebagai berikut :


a)
b)
c)
d)
e)

Mengusahaan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif


Mengusahaan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal mungkin
Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas
Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan
Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi

dari waktu
f) Memonitor permintaan yang aktual, membandingakannya dengan tamalan permintaan
g)
h)
i)
j)

sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi penyimpangan
Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan dibeli
Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis
Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu
Memonitor tingkat persediaan , membandingkannya dengan rencana persediaan, dan

melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan


k) Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga kerja yang
terperinci
Tingkatan perencanaan dan pengendalian produksi meliputi tiga hal, yaitu :
1. Perencanaan jangka panjang
Kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan penjualan ,perencanaan
produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan finansial.
2. Perencanaan jangka menengah

Perencanaan kebutuhan kapasitas, perencanaan kebutuhuan material, jadwal induk


produksi, dan perencanaan kebutuhan distribusi
3. Perencanaan jangka pendek
Kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir, perencanaan dan pengendalian inputoutput, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan pengendalian purchase, dan
manajemen proyek.
Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi diantaranya sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Peramalan kuantitas permintaan


Perencanaan pembelian / pengadaan : jenis, jumlah dan waktu
Perencanaan persediaan : jenis, jumlah dan waktu
Perencanaan kapasitas : tenaga kerja, mesin , fasilitas
Penjadwalan produksi dan tenaga kerja
Penjaminan kualitas
Monitoring aktivitas produksi
Pengendalian produksi
Pelaporan dan pendataan.

D. PENGERTIAN SISTEM MANUFAKTUR


Manufaktur merupakan kumpulan operasi dan aktivitas yang saling berhubungan untuk
membuat suatu produk, meliputi : perancangan produk, pemilihan material, perancangan proses,
perencangan produksi, proses produksi, inpeksi, manajemen, dan pemasaran. Produksi merupakan
serangkaian proses yang dilakukan untuk membuat produk.
Proses produksi manufaktur adalah aktivitas sistem manufaktur terkecil yang dilakukan untuk
membuat produk , yaitu proses pemesinan maupun proses pembentukan lainnya.
Rekayasa manufaktur ialah kegiatan perancangan, operasi, dan pengendalian proses
manufaktur.
Sistem manufaktur ialah suatu organisasi yang melaksanakan berbagai kegiatan manufaktur
yang saling berhubungan, dengan tujuan menjembatani fungsi produksi dengan fungsi-fungsi lain
diluar fungsi produksi, agar dicapai performansi produktivitas total sistem yang optimal, seperti :
waktu produksi, ongkos, dan utilitas mesin.
Adapun volume produksi terdiri atas produksi massa, produksi batch dan produksi job shop.
Produksi massa adalah :
a.
b.
c.
d.

Laju serta tingkat produksi pada produksi massa umumnya tinggi


Permintaan terhadap produk yang dihasilkan tinggi
Peralatan umumnya mempunyai fungsi khusus
Keahlian tenaga kerja tidak terlalu tinggi sebagai akibat dari fungsi peralatan yang khusus.

Produksi batch adalah :


a. Ukuran lot produksi adalah medium
b. Tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk-produk yang diperlukan
secara kontinu.
c. Peralatan umumnya mempunyai fungsi umum , tetapi dirancang untuk tingkat produksi yang
tinggi.

Produksi job shop adalah :


a.
b.
c.
d.

Tingkat produksi rendah


Peralatan mempunyai fungsi umum
Keahlian yang diperlukan tenaga kerja cukup tinggi
Biasanya membuat berdasarkan pesanan

Aliran produksi, terdiri atas :


a. Fixed Site (Project)
b. Job Shop (Jumbled Flow)
c. Flow Shop
Flow Shop
a. Small-Batch Line Flow, mempunyai semua karakter flow shop, tetapi tidak semua memproses
produk yang sama secara terus menerus. Memproses beberapa produk dengan ukuran batch
kecil, dengan kebutuhan setup per batch. Digunakan ketika biaya proses bisa dipertimbangkan
, permintaan part rendah, dan non diskrit. Contohnya farmasi.
b. Large-Batch (Repetitive) Line Flow, memproduksi produk diskrit dalam volume besar tetapi
tidak kontinu.
c. Continuous Line Flow mereferensi pada proses kontinu dari fluida, bedak , logam dan lainlain. Biasa digunakan pada industri gula, minyak dan logam lainnya.
Karakteristik Proses :
Job Shop

Batch Flow

Small-Batch

Large-Batch

Continuous

Kelebihan
Variasi

Kualitas tinggi
Fleksibilitas

Kualitas tinggi
Fleksibilitas

Line Flow
Kualitas tinggi
Fleksibilitas

(Repentitive)
Biaya bersaing
Fleksibilitas

Biaya rendah
Standar

Implikasi
Permesinan

tinggi
Biaya tinggi
Berfungsi

sedang
Biaya tinggi
Berfungsi

sedang
Biaya sedang
Berfungsi

rendah
otomasi
Berfungsi

Otomasi
Berfungsi

Strategi

umum
Make to order

umum
Assemble

umum
Assemble

khusus
Make to stock

khusus
Make to stock

order

to

order

to

Tata letak (lay out) meliputi :


a. Fixed position layout
b. Process layout
c. Product flow layout
Setiap jenis sistem produki memerlukan proses perencanaan dan pengendalian yang berbeda.
Setiap jenis sistem manufaktur mempunyai kelebihan dan kekurangan. Perencanaan dan pengendalian
produksi bertujuan agar aktivitas produksi berjalan seefektif dan seefisien mungkin. Sistem
manufaktur mempunyai pengertian yang lebih luas daripada sistem produksi.

E. MANAJEMEN OPERASI
Istilah manajemen operasi muncul untuk memperluas pemahaman yang lebih luas tentang
proses produksi, di mana proses produksi yang dibahas tidak hanya yang menghasilkan barang dan
menimbulkan keuntungan saja, namun juga membahas proses produksi yang menghasilkan jasa dan
atau tidak menghasilkan keuntungan.
Manajemen operasi penting, dikarenakan :
a. Sebagian besar aktiva perusahaan umumnya tertanam dalam aktivitas operasi/produksi,
khususnya persediaan,
b. Sebagian besar sumber daya manusia, berada dalam departemen operasi/produksi,
c. Kegiatan operasional perusahaan merupakan kegiatan utama perusahaan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini telah banyak proses produksi dilakukan dengan
bantuan aplikasi komputer, diantaranya :
QSB (Quantity System for Business), Lindo dan Lingo for Windows, Sazam, Visual MRP II dll.
Proses Produksi (Transformasi)
Merupakan kegiatan operasional atau produksi secara singkat dapat dikatakan sebagai
serangkaian kegiatan atau proses untuk mengubah input menjadi output.
Beberapa Pengertian dalam Manajemen Operasi
Produksi

: Kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau faedah baru.

Barang

: Output yang memiliki bentuk dan sifat kimia tertentu.

Jasa

: Output yang tidak memiliki bentuk dan sifat kimia tertentu.

Produktivitas

: Perbandingan antara hasil yang sebenarnya dengan hasil yang seharusnya


terjadi.

Proses

: Cara, metode serta teknik tertentu.

Perencanaan Produk

: Apa, Berapa, dan Bagaimana produk segera yang akan dibuat.

Perencanaan Produksi : Apa, Berapa, dan Bagaimana produk segera yang akan dibuat pada periode
yang akan datang.
Routing

: Urut-urutan proses produksi, dibagi dalam Master Route Sheet dan Route
Sheet.

Skedul/penjadwalan Produksi

: Jadwal produksi, dibagi dalam Master Sechedule Sheet dan

Sechedule Sheet.
Dispatching

: Perintah kerja.

Bill of Material

: Daftar dari seluruh bahan baku dan bahan lainnya yang diperlukan untuk
memproduksi suatu produk (apa dan berapa).

Job Lot Shop

: Hanya memproduksi atas dasar pesanan yang masuk.

Mass Prod

: Produksi untuk pasar/massa.

Luas Produksi

: Kapasitas terpakai/yang dipergunakan untuk produksi dalam periode


tertentu (fleksibel).

Luas Perusahaan

: Kapasitas terpasang untuk produksi dalam periode tertentu (tetap).

Ruang Lingkup Manajemen Operasional


Secara singkat meliputi tiga aktivitas besar, yakni perencanaan sistem produksi, pengendalian
produksi, dan sistem informasi produksi.

F. PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK


Sumber Ide/Gagasan Pengembangan Produk
1. Sumber Internal
Bagian penelitian dan pengembangan, yang memang memiliki tugas mengembangkan produk
dan melakukan inovasi untuk menghasilkan ide-ide produk (barang dan atau jasa) baru.
a. Konsultan pemasaran yang bekerja untuk perusahaan.
b. Tenaga Penjual.
c. Peran aktif dari seluruh pihak yang ada dalam perusahaan.
2. Sumber Ekstern

a.
b.
c.
d.

Kecendrungan pasar.
Produk yang dikeluarkan oleh pesaing.
Masukan/komplain dari pelanggan.
Hasil peramalan.

Pengembangan Produk Baru


1. Mengembangkan produk yang benar-benar baru
Mengembangkan produk yang benar-benar baru memang merupakan alternatif yang paling sulit
dilakukan, mengingat saat ini hampir semua kebutuhan manusia telah tersedia produknya di
pasaran.
2. Penambahan produk yang telah ada (Diversifikasi Produk)
a. Diversifikasi konsentrik, masih ada hubungan teknologi dan kegunaan.
b. Diversifikasi horizontal, masih ada hubungan teknologi meskipun kegunaan berbeda.
c. Diversifikasi konglomerat, tidak ada hubungan apapun dengan produk lama, artinya antara
produk yang satu dan produk baru berikutnya tidak memiliki keterkaitan, baik secara teknologi
maupun secara kegunaan.
3. Modifikasi produk yang sudah ada
a. Perbaikan produk lama.
b. Efisiensi produk lama.
c. Penambahan manfaat produk lama.
d. Pelengkap produk lama.
4. Mengembangkan produk lokal yang belum ada
Pengembangan produk lokal yang belum ada juga dapat menjadi sebuah alternatif, khususnya bagi
produk-produk (seperti obat-obatan, onderdil mobil, dan sebagainya) yang selama ini hanya
didatangkan dari luar negeri.
5. Meniru produk yang sudah ada di pasar
Tahap-tahap pengembangan produk baru sebagai berikut:
a. Identifikasi produk yang telah ada (produk lama)
b. Mencari dan menggali ide-ide tentang produk baru
c. Menyaring ide-ide yang ada
d. Menganalisis masing-masing ide yang telah tersaring
e. Menentukan ide yang paling mungkin dikembangkan
f. Melaksanakan pengembangan ide produk baru tersebut
g. Membuat sampel dan menguji produk baru
h. Menguji produk baru di pasar (tes pemasaran)
i. Memproduksi dan memasarkan produk baru tersebut dalam arti yang sesungguhnya
j. Melakukan pelayanan purnajual
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan perencanaan produk baru tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut :

Identifikasi masalah produk lama yang kurang tepat


Kurangnya ide-ide yang masuk
Pemilihan ide yang kurang tepat
Kekurangan-kekurangan dalam produk tersebut
Pengenalan produk baru yang kurang efektif
Biaya pengembangan yang lebih tinggi dari perkiraan
Adanya reaksi pesaing
Waktu peluncuran yang tidak tepat

Pelayanan purnajual yang kurang baik


Produk yang diciptakan haruslah:
Memiliki perkiraan umur atau lama penggunaan yang baik, semakin lama produk tersebut

dapat digunakan sesuai fungsinya, semaki handallah produk tersebut.


Mampu berfungsi untuk penggunaan normal, apalagi penggunaan ekstrim.
Tidak terlalu bergantung denagn komponen-komponen kritikal.
Ketergantungan pada kerusakan salah satu bagian, adalah kecil.
Seberapa komponen yang rusak dapat diperbaiki, semakin cepat semakin baik.
Mudah perawatannya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan di dalam perancangan jasa adalah :


a) Lini pelayanan yang akan diberikan, maksudnya jasa-jasa pelayanan apa yang akan
ditawarkan?
b) Ketersediaan pelayanan, kapan jasa akan dan harus tersedia, dimana lokasi jasa akan
diberikan?
c) Tingkat pelayanan, ingat, ada trade offantara biaya penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya
konsumen menunggu.
d) Garis tunggu dan kapasitas pelayanan.
Secara umum, pengembangan produk dapat dilakukan pada semua tahap. Pengembangan produk
baru dapat dilakukan bahkan ketika sebuah produk lama masih dalam tahap perkenalan, apabila saat
itu produk tersebut sudah mulai mendapat serangan dari pesaing misalnya, sehingga perlu dibantu
oleh produk baru perusahaan utnuk menghadapi pesaing tersebut.

MANAJEMEN OPERASI
PENDAHULUAN

OLEH :

AMELIA ZAHROHTUS SYAFITRI

11630015

NIA IQNIE FAUZIAH

11630035

UMI KULSUM

11630031

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI


UNIVERSITAS BOROBUDUR
JAKARTA
2014

Anda mungkin juga menyukai