PENDAHULUAN
1
g. Bagaimana pengelolaan dalam kegiatan operasi?
h. Bagaimana pengawasan kegiatan produksi?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian Manajemen Operasi
b. Mengetahui Sistem Produksi/Operasi
c. Mengetahui penentuan lokasi perusahaan/produksi
d. Mengetahui pengaturan proses produksi/operasi
e. Mengetahui perencanaan produksi dan penentuan standar
f. Mengetahui pengelolaan dalam kegiatan operasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Sistem Produksi/Operasi
Sistem operasi merupakan sistem yang mengacu pada sistem
transformasi yang menghasilkan barang dan jasa. Gambaran sistem ini tidak
hanya menjadi pijakan untuk definisi jasa dan manufaktur sebagai sistem
transformasi, tetapi juga dasar yang kuat untuk rancangan dan analisis operasi.
Dalam sistem operasi, yang menjadi masukan adalah energi, material,
tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan sistem operasi yang
disandarkan pada kendali syari’at akan memastikan berjalannya proses
transformasi yang amanah, disamping jaminan halal atas segala masukan yang
digunakan serta semua keluaran yang dihasilkan.
Lingkungan eksternal mempengaruhi ketiga subsistem manajemen
operasi. Sebagai contoh, lingkungan eksternal menyediakan tenaga kerja,
bahan mentah yang menjadi input. Perubahan teknologi dapat mengubah
proses transformasi. Produk yang dihasilkan oleh organisasi dilempar
kelingkungan eksternal, tetapi lingkungan eksternal juga mempengaruhi
output yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan preferensi konsumen akan
mengubah produk yang dihasilkan organisasi menjadi produk yang lebih
sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan metode dapat
mempengaruhi dan membantu proses transformasi.
4
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Lokasi Kerja:
1) Biaya ruang kerja
Biaya untuk membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi
lain tergantung dari letak tanah.
2) Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaan dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja
dengan keahlian khusus yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat
bervariasi tergantung dari lokasi perusahaan.
3) Insentif pajak
Insentif pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki
kondisi ekonomi di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
4) Sumber permintaan
Biaya trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di
lokasi yang dekat sumber permintaan dari konsumen.
5) Akses transportasi
Perusahaan lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar
para konsumen lebih mudah mengakses perusahaan.
Dalam menentukan lokasi bisnis manufaktur dan jasa ada beberapa cara antara
lain.
Lokasi bisnis Manufaktur (penghasil barang)
Model-model penghitungannya:
Dengan penghitungan biaya angkut dan jarak yang paling rendah
Contoh: perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang
dekat dengan pasar kliwon, untuk memasarkan produknya, bahan bakunya
pun didaerah kudus banyak tersedia.
Metode perbandingan biaya operasi
Memilih beberapa alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih
alternatif lokasi dengan biaya operasi paling rendah.
Dengan pendekatan kualitatif
Contoh: pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang dekat dengan
bahan baku.
5
Lokasi bisnis jasa
Bisnis jasa lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak ada
biaya angkut.
Namun bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti jasa sedot WC, tidak
perlu strategis yang terpenting adalah sarana komunikasinya kepada
konsumen, cukup dengan menempel nomor telephon.
6
b. Proses produksi Pelayanan
1) Produksi yang standar
Proses produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar
tersebut di desain dari informasi konsumen. Konsemen membeli
sebagaimana barang yang distandardisasikan tersebut.
2) Produksi menurut pesanan
Proses produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang
dipesan oleh konsemen. Jadi bentuknya tidak distandardisasikan tetapi
sangat bervariasi.
c. Sifat dan Teknis Produksi
Teknik produksi pada perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
1) Proses Ekstraktif merupakan proses produksi yang haanya mengambil
dari alam dan sudah terjadi produksi akhir, misalnya emas, batu bara,
dan sebagainya.
2) Proses Analitis merupakan kegiatan produksi yang memisah misahkan
bahan alam menjadi produk akhir, misalnya minyak, semen dan
sebagainya.
3) Proses sintetis merupakan kegiatan produksi dengan mencampur
bahan-bahan kemudian diolah menjadi produk akhir, misalnya
makanan, minuman, dan obat-obatan.
4) Proses Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan
baku menjadi produk akhir, misalnya elektronik.
7
untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan dimana meletakkan bahan baku,
menempatkan pekerja, mesin dan menyimpan hasil akhir. Begitu juga dalam
bisnis restoran, manajer perlu menentukan dimana letak kasir,meja makan,
dapur, toilet, hingga lokasi parkir.
Rancangan sistem produksi menyangkut bagaimana proses konversi
dalam sistem produksi dilakukan. Terdapat beberapa jenis rancangan dalam
sistem produksi sebagai berikut :
a. Rancangan Produksi
Adalah rancanga sistem produksi yang bersifat berkesinambungan
dari awal hingga akhir dan mengikuti satu pola proses produksi. Sebagai
contoh, proses pembuatan kain dari kapas hingga kain jadi. Tahapan
proses pembuatan kain tersebut mulai dari bahan baku berupa kapas
disiapkan, kapas dipintal menjadi kain dalam mesin pintal, kain yang
sudah jadi melalui pembersihan, kemudian kain dan diwarnai dan
dibersihkan lagi kemudian dikeringkan, lalu kain melalui proses
penggulungan kemudian digudangkan.
b. Rancangan Proses
Yaitu rancangan sitem produksi yang proses produksinya
mengikuti jenis proses yang harus dilakuakan dan tak selalu harus
mengikuti seluruh proses yang ada. Contah, proses pemariksaan
kesehatann disebuah poliklinik. Proses dimulai dari pasien datang,
mendafter ke resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses
selanjutnya sangat bergantung jasa apa yang diinginkan oleh pasien,
apakah perlu kedokter anak, ahli penyakit dalam atau pemeriksaan gigi.
c. Rancangan Posisi Tetap
Adalah sistem produksi dimana produk yang akan dibuat
diletakkan disatu tempat, dan berbagai fasilitas seperti mesin, alat
produksi, dan tenaga kerjanya mengerjakan proses produksi ditempat
tersebut. Contah, pembuatan pesawat terbang, atau proses make up artis.
Keputusan mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya
operasi secara langsung karena keputusan ini menentukan harga sewa,
8
mesin dan perlengkapan. Hal ini dapat berpengaruh pula pada pengeluaran
untuk bunga karena mempengaruhi jumlah pinjaman untuk memeli
properti atau mesin.
Prinsip dalam penetapan layout, agar diperoleh : jarak angkut
minimum, aliran matarian seimbang dengan kapasitas, penggunaan ruang
efektif, fleksibel untuk perubahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah
karakteristik lokasi. Jika lokasi terdapat didaerah yang harga lahannya
mahal, dapat dirancang gedung tingkat tinggi agar mengurangi biaya lahan
yang dibutuhkan, Proses prosuksi. Rancangan dan tata letak akan
dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi diatas,jenis produksi.
Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya jenis
produksi yang dihasilkan, kapasitas produksi yang diinginkan. Rancangan
dan tata letak harus mampu disesuaikan dengan penambahan atau
pengurangan kapasitas jumlah produksi yang diinginkan.
9
dalam periode perhitungan selalu tetap; Semua produksi terjual habis
sehingga kuantitas penjualan sama dangan produksi.
c) Penentuan Standar Kinerja
Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi :
Standar Kualitas
Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dapat
dilakukan standar per atribut dari barang dan jasa. Untuk menjamin
kualitas barang perlu pengendalian mutu terpadu. Standar kualitas ini
mencakup rencana, proses produksi, monitoring dan tindak lanjut.
Standar Kuantitas
Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu
periode tertentu untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.
Standar Waktu Proses
Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal
agar diperoleh efisiensi yang maksimal.
Standar Produktivitas (Productivity
Standar mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input
yang digunakan. Ukuran productivity dapat diukur baik secara total
maupun partial atau bagian-bagiannya. Ukuran productivity antara lain
sebagai berikut:
1. Total faktor Productivity, dihitung denga membaagi Output
perusahaan dengan Labor + Capital + Material + Energy input +
Businnes service.
2. Material Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan
material.
3. Labour Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan
jumlah Labor.
10
2.7 Pengelolaan dalam Kegiatan Operasi
a. Pengaturan Bahan Baku
Pengatuaran bahan baku dilakaukan dalam mengefesienkan biaya
pemasaran dan penyimpanan yang akan dikeluarkan dalam satu periode
dengan penerapan metode EOQ (Economic Order Quantity) jika
asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya penyimpanan
ekstra (Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out Cost)
dipergunakan metode ROP (Re Order Point).
Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu : bahan
baku selalau tersedia pada leveransir; pola produksi yang stabil dalam
perusahaan; tarif biaya pesan dan simpan selalu tepat dalam satu periode;
bahan baku yang dibeli tidak rusak akibat disimpan; perusahaan memiliki
gedang.
Juga bisa menggunakan metode JIT (just in time) yaitu metode
pengelolaan bahan baku tanpa harus memiliki gudang penyimpanan,
karena bahan baku yang dibeli dari pemasok langsung diproduksi.jika
bahan baku akan habis, levelansir selalu menyediakan dan menghantarkan
sampai lokasi tempat produksi.dalam metode ini,levalinsir tidak boleh
terlambat,sebab akan mengganggu proses produksi.
b. Keputusan Operasi
Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam operasi
perusahaan.
Keputusan berkaitan dengan proses
Keputusan mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan
dipakai untuk memproduksi brang dan jasa.
Keputusan berkaitan dengan kapasitas
Keputusan mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah
produk yang tepat, ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.
Keputusan berkaitan dengan kesediaan
Keputusan berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan
dipesan, berapa banyak, dan kapan dipesan.
11
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana
rekrutmen, proses seleksi diselesaikan, pelatihan dan pengembangan,
supervisi, kompensasi dan PHK.
Keputusan berkaitan dengan mutu
Keputusan yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi
orientasi bersama dalam setiap proses operasi penetapan standar,
desain peralatan, pemilihan orang-orang terlatih dan pengawasan
terhadap produk yang dihasilkan.
12
(work station) agar dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi.
Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan disetiap pos kerja.
Proses routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk menentukan
apakah bias ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang lebih
cepat dan murah.
d. Penjadwalan
Penjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap
tugas dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk
timing dan volume tugas produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan
kapan setiap tugas harus diselesaikan. Cara untuk menjadwalkan proyek
khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan program (program
evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas dengan cara
meminimkan hambatan proses produksi.
e. Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan
persyaratan atau harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan
proses untuk menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi
tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang
perlu dilakukan pada proses produksi. Kualiatas dapat diukur dengan
menilai beberapa karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada berbagai waktu dari aktivitas
produksi meliputi: pada saat menentukan desain atau rancangan produk;
pada saat perencanaan proses produksi; pada aktivitas monitoring; pada
akhir proses produksi.
Cara Pengawasan
Pengawasan Terhadap Produk
1. Dengan Sertifikasi
Sertifikasi terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan
sertifikat berdasar standart industri, asosiasi dan sebagainya.
2. Pemeriksaan Laboratorium
13
Pemerikasaan laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas
produk terhadap unsur kimiawinya yang dikandung.
3. Penilaian Dari Pendapat Konsumen
4. Pendapat konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan
mengedarkan daftar pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas
produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Pengawasan Terhadap Proses Produksi
a. Dengan Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)
Proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga
sampai delapan orang yang pekerjanya sejenis.
Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas
Pengawasan ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para
tenaga kerja dengan standart yang ditetapkan sebelumnya.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang
kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu
barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-
keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar
barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan.
Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan
lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan jumlah produk;
penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job design; serta
penentuan standar kerja.
Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan
proses produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan
lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan
kualitas; dan pengawasan biaya produksi dan operasi.
3.2 Saran
Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka
penulis menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan
suatu produksi harus tahu terlebih dahulu terhadap penentuan standart suatu
produksi sehingga barang yang di produksi bisa di awasi dalam kegiatannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Produksi atau Operasi................... 3
2.2 Sistem Produksi/Operasi .................................................... 4
2.3 Penentuan Lokasi Perusahaan ............................................ 4
2.4 Pengaturan Proses Produksi atau Operasi .......................... 6
2.5 Rancangan Pabrik dan Sistem Produksi ............................. 7
2.6 Perencanaan Jumlah Produksi dan Penentuan Standar ...... 9
2.7 Pengelolaan dalam Kegiatan Operasi ................................. 11
2.8 Pengawasan Kegiatan Produksi ......................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
17
ii
MAKALAH
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat komprehensif
Mata Kuliah Manajemen Pemasaran
Disusun Oleh:
FITRI AVIANI
B03150023
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR
BANTEN
2018
18
KATA PENGANTAR
19