Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Pemasaran Koperasi

A. Ruang Lingkup

Pengertian manajemen pemasaran koperasi adalah


penerapan fungsi-fungsi manajemen pada unsur pemasaran
koperasi (marketing mix) yang meliputi: produk, harga, tempat dan
promosi, untuk mencapai visi dan tujuan perusahaan koperasi
secara efektif, efesien, dan produktif berdasarkan atas nilai-nilai
dan prinsip koperasi. Terdapat 4 hal pokok yang terkandung dalam
definisi manajemen pemasaran koperasi, yaitu:

1. Sekurang-kurangnya ada 4 bidang/kegiatan pokok dalam


manajemen pemasaran koperasi yakni bidang: 1) Produk,
2) Harga, 3) Tempat dan 4) Promosi.

2. Dilaksanakannya fungsi-fungsi manajemen yang sesuai


(minimal melaksanakan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, implementasi dan
pengendalian) secara konsisten, efektif dan efesien.

3. Tercapainya visi dan tujuan perusahaan koperasi dalam


mempromosikan ekonomi anggota dan pengembangan
diri anggota.

4. Acuan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen


dan dalam mencapai tujuan perusahaan koperasi
berdasar atas nilai-nilai dan prinsip koperasi dan prinsip
ekonomi (efesiensi, efektivitas, produktivitas).

Ruang lingkup manajemen pemasaran koperasi merupakan


kombinasi bidang pemasaran kegiatan perusahaan koperasi dengan
fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan, dengan memperhatikan jatidiri
koperasi dan kaidah, etika dan prinsip ekonomi sehingga visi, tujuan
perusahaan koperasi tercapai dengan efektif dan efesien.
Konsep dan orientasi pemasaran
Ada lima konsep yang melandasi cara organisasi melakukan
kegiatan pemasaran :

1. Konsep Produksi adalah salah satu dari konsep tertua dalam


bisnis. Konsep produksi menegaskan bahwa konsumen akan lebih
menyukai produk yang tersedia secara luas dan murah. Para
manejer perusahaan yang berorientasi produksi berkonsentrasi
untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya yang rendah,
dan distribusi secara besar-besaran.
Mereka mengasumsikan bahwa konsumen terutama tertarik pada
ketersediaan produk dan harga yang rendah. Orientasi itu
dimaklumi di negara-negara berkembang, dimana konsumen lebih
tertarik untuk mendapatkan produk dari pada fiturnya. Orientasi itu
juga berguna bila sebuah perusahaan yang ingin memperluas pasar.
Konsep ini memiliki kelemahan yaitu produsen menjadi kurang
ramah.
2. Konsep Produk menegaskan bahwa konsumen akan menyukai
produk-produk yang menawarkan ciri paling bermutu, berkinerja,
atau inovatif.
Para manajer di organisasi itu memusatkan perhatian untuk
menghasilkan produk yang unggul dan meningkatkan kualitasnya
sepanjang waktu. Mereka mengasumsikan bahwa para pembeli
mengagumi produk-produk yang dibuat dengan baik serta dapat
menghargai mutu dan kinerja. Akan tetapi, para manajer itu kadang-
kadang terperangkap dalam kecintaan akan produk mereka dan
tidak menyadari apa yang dibutuhkan oleh pasar.
3. Konsep Penjualan berkeyakinan bahwa para konsumen dan
perusahaan bisnis, jika dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli
cukup banyak produksi-produksi yang ditawarkan oleh organisasi
tertentu. Oleh karena itu, organisasi tersebut harus melakukan
usaha penjualan dan promosi yang agresif.
Konsep itu mengasumsikan bahwa para konsumen umumnya
menunjukkan kelembaman atau penolakan pembelian sehingga
harus dibujik untuk membeli. Konsep itu juga mengasumsikan
bhwa perusahaan memiliki banyak sekali alat penjualan dan
promosi yang efektif untuk merangsang lebih banyak pembelian.
Kebanyakan perusahaan mempraktekkan konsep penjualan ketika
mereka mempunyai kapasitas yang berlebih. Tujuan mereka adalah
menjual apa yang dihasilkan mereka dan bukannya menghasilkan
apa yang diinginkan pasar.
4. Konsep Pemasaran adalah sebuah filosofi bisnis yang
menantang tiga orientasi bisnis yang baru saja kita bahas. Konsep
ini berkembang sejak tahun 1950 an. Konsep pemasaran
menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional
yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih
efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan,
menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada
pasar sasaran yang terpilih.
5. Konsep Pemasaran Masyarakat, menegaskan bahwa tugas
organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat dari
pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara
lebih efektif dan efisien dibanding pesaing dengan tetap
memelihara atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
konsumen. Konsep ini menegaskan pentinya menghindari konflik
yang destruktif di dalam masyarakat.

Fungsi-fungsi pemasaran meliputi :


1.Penanggungan resiko
2.Pendanaan
3.Pengendalian informasi pemasaran Pembelian
4.Penjualan
5.Pengiriman
6.Penyimpanan
7.Standarisasi dan klasifikasi
8.Pembungkusan

Tantangan Pemasaran
Informasi memang akan menjadi soko guru pemasaran pada abad 21.
Namun informasi tidak berdiri tunggal.Ia informasi- akan banyak ditunjang
oleh hal-hal lain di luar wilayah kajian informasi. Dengan demikian
pemasaran disamping akan banyak dipengaruhi oleh informasi, dalam diri
pemasaran akan mengalami pergeseran-pergeseran baru yang sifatnya
strategis. Dalam abad 21 ini ada beberapa tantangan bagi profesi
pemasaran.
1. Tantangan Visi
Sering kali pengambilan keputusan pemasaran lebih didasarkan pada
pemenuhan tuntutan masa sekarang. Dalam konteks global dimana
keunggulan kompetitif produk dan jasa memiliki usia yang semakin
pendek, hal demikian tidak dapat dipertahankan lagi. Tanggung jawab
untuk melihat masa depan menjadi beban para eksekutif pemasaran.
Dengan demikian tidak berlebihan bila dikatakan pemasar dituntut untuk
menjadi visionary marketer yang strategis dan holistik dalam berpikir serta
dapat menghidupkan fungsi marketing intelligence dan corporate
intelligence secara nyata.
Pengembangan diri menjadi visionary marketer secara ideal perlu
mengadopsi faham kewirausahaan yang mengutamakan proaktivitas dan
menerima tanggung jawab utama sebagai innovator dan risk
taker.Pemasar harus mempunyai keberanian untuk mendobrak
kemapanan dan kreatif dalam menentukan strategi pemasaran. Orang
muda macam Richard Kartawijaya ( Microsoft Indonesia ), Barry G
Lesmana (Citibank), Betty Alisyahbana ( USI IBM ), Mulia Tambunan
( Telkomsel ), merupakan pemasar visioner yang akan banyak mewarnai
dunia pemasaran Indonesia abad 21.
2. Tantangan pada Power Marketing
Landasan utama power marketing adalah memanusiakan pelanggan yang
terangkum dalam konsep customer centered marketing. Dengan demikian
konsumen merupakan subyek, bukan obyek dari pemasaran. Power
marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci; moving, caring dan
inovating. Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora
persaingan dan dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena
ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi. Dalam perwujudannya, moving
musti disertai kepedulian kepada pelanggan ( caring ) melalui langkah-
langkah inovasi ( inovating ) di bidang strategi, manajerial, maupun
produk/jasa.
Inovasi merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi
pelanggan. Kepuasan pelanggan akan menelurkan kepercayaan dan
hubungan jangka panjang yang berkelanjutan, yang artinya tercipta
loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan pada
dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi
pelanggan.Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind
share, namun sudah masuk ke wilayah heart share.
3. Tantangan pada Transferable Marketing
Biaya pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan
meningkat pula. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya
adalah dengan memanfaatkan transferable marketing. Arti dari tranferable
marketing adalah penyusunan pola pemasaran yang dapat dimanfaatkan
untuk beberapa lokasi atau pasar sasaran dengan derajat universalitas
yang ditingkatkan.Contoh yang bagus adalah konsep pemasaran dari
DeBeers berlian.DeBeers dibuat di London dan Hongkong, sedang
pemanfaatannya disebar ke berbagai lokasi, termasuk Indonesia.
Penyebaran ini ( termasuk manfaat dan modelnya ) di sesuaikan dengan
situasi negara setempat.
4. Tantangan pada Manajemen Merek
Dalam upaya meningkatkan kiprah di dunia global, para pemasar ditantang
untuk meningkatkan reputasi merek.Peran reputasi merek menjadi lebih
penting untuk konteks abad 21 lantaran banyaknya jumlah merek yang
beredar di pasar. Oleh karena itu di dalam perusahaan perlu ditumbuhkan
adanya iklim kerja yang diwarnai dengan kebanggaan merek (brand
minded culture). Harus pula diperhatikan pelaksanaan analisis realitas
merek ke benak konsumen dalam rangka menentukan strategi
peningkatan identitas merek.
Pada abad 21 house brand atau private label akan banyak diproduksi oleh
perusahaan. Di Indonesia house brand banyak dilakukan oleh usaha
eceran seperti; Matahari, Hero dan Makro.Untuk Matahari house brand
produk pakaiannya diberi merek Stanley Adams dan M-2000. Sementara
Hero pasar swalayan banyak bermain dalam house brand, semisal;
Innosence untuk produk perlengkapan bayi, Hero Selection untuk soft
drink, dan Hero untuk produk-produk industri rumah tangga. Untuk Makro,
perusahaan ini menamai produk house brand-nya dengan sebutan Aro.
5. Tantangan pada Etika Pemasaran
Masyarakat dan konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa depan,
akan peduli terhadap kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan
tanggung jawab sosial perusahaan. Termasuk dalam konteks ini adalah
tingkat moralitas dari setiap keputusan pemasaran dan dampaknya bagi
stake holder secara keseluruhan.Hal ini semakin dipertajam dengan
adanya berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan pemasaran,
seperti rekayasa produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta predatory
pricing.Dalam situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan reputasi
perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan
dan keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan
ditetapkan oleh perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik
utama yang harus diperhatikan oleh para pemasar adalah; kejujuran dan
keadilan dalam proses pemasaran, kode etik dalam bidang promosi,
kebijakan harga dan distribusi, kode etik dalam riset pemasaran dan
komitmen dalam memajukan peradaban manusia.
Tantangan pemasaran abad 21 seperti disebut diatas merupakan hal yang
tidak bisa dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan
persaingan.Pemasar sejak dini harus mampu mengantisipasi perubahan
substansial dari pemasaran ini.Antisipasinya tidak terlalu sulit. Hanya
dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan bersahabat dengan
perubahan.

Kelemahan Pemasaran Koperasi


Secara umum penjualan bagi perusahaan merupakan kunci keberhasilan
untuk maju. Hal ini juga berlaku bagi koperasi, terutama yang bergerak di
bidang perdagangan atau yang memproduksi jenis barang tertentu.
Berikut adalah beberapa factor yang menyebabkan tertinggalnya badan
usaha koperasi dibandingkan perusahaan lainnya yang dilihat dari aspek
pemasarannya:
1. Biaya pengolahan input relatif tinggi sedangkan harga penjualan output
kurang memadai.
2. Kualitas barang yang dihasilkan (produksi) masih kurang baik sehingga
para pelanggan banyak yang kurang puas.
3. Barang hasil produksi kurang dikenal karena belum banyak
dipromosikan.
4. Lemahnya permodalan dalam membiayai pemasaran yang lebih luas
dan intensif.
6. Rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan para
anggotaterhadap pemasaran serta pemahaman pasar, karena sebagian
besar anggota koperasi adalah para petani kecil,pedagang
kecil,peternak,dan nelayan kecil. Pihak koperasi sendiri belum memiliki
tenaga pemasaran yang profesional dalam menjalankan fungsinya
sebagai koordinator pemasaran.
7. Daerah pemasarannya masih bersifat lokal dan belum mampu
menembus pasaran yang lebih luas lagi.
8. Kurangnya informasi pasar bagi koperasi,dll.
Jika koperasi di Indonesia dinilai belum maju, maka salah satu
penyebabnya adalah belum lancarnya pemasaran.

Efisiensi Pemasaran
Kegiatan pemasaran selalu diusahakan agar dapat memenuhi preferensi
konsumen. Menurut Saleh Safrandji, untuk mencapai efisiensi pemasaran
harus memperhatikan dua hal pokok, yaitu:
 Memantapkan loyalitas anggota dalam hal jual beli barang yang
dibutuhkan oleh anggota melalui koperasi.
 Memantapkan partisipasi anggota dalam akumulasi modal, penghasilan,
dan inisiatif perbaikan produk, pelayanan, harga dan biaya.

Fungsi Pemasaran Koperasi


Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh koperasi mencakup fungsi
pembelian, penjualan, dan promosi. Bila pelaksanaan terhadap tiga fungsi
tersebut sudah tepat maka akan mempunyai dampak yang kuat terhadap
manfaatdan kepuasan yang dihasilkan oleh koperasi bagi anggotanya,
termasuk non anggota.
Kualitas koperasi banyak ditentukan oleh manfaat yang dapat diperoleh
bagi anggotanya maupun pemiliknya. Manfaat yang langsung yang
diterima anggota dapat berwujud atau tercermin dari produksi, harga,
pelayanan, informasi pasar, promosi, dll
1) FUNGSI PENJUALAN
Fungsi ini banyak dilakukan oleh koperasi produsen dimana anggotanya
adalah para produsen yang memproduksi barang yang sejenis dan mereka
dapat menjualnya secara sendiri-sendiri ke pasar.
Manfaat koperasi dalam fungsi penjualan:
• Dapat menolong nasib petani kecil, pengrajin kecil, dan nelayan yang
lemah, salah satu caranya adlah dengan mengumpulkan atau menampung
hasil produksi mereka,kalau perlu menyimpannya dulu atau mengolahnya,
baru pada kondisi yg baik dijual ke pasar, dengan harga yang lebih pantas.
• Menghemat biaya-biaya.
Dalam membantu mengembangkan penjualan, koperasi diharuskan
memiliki tenaga pemasaran yang professional sehingga mampu untuk
mencari terobosan dalam melakukan penjualan,menghubungi pemerintah,
dan menghubungi perusahaan yg lebih besar sbg bapak angkat atau mitra
kerjasama.

2) FUNGSI PEMBELIAN
Fungsi ini banyak dilakukan oleh jenis koperasi produsen dalam rangka
membeli bahan baku di mana para pengrajin atau pengusaha kecil sering
melakukannya secara sendiri-sendiri dan dalam jumlah yang tidak terlalu
besar.
Koperasi sangat besar manfaatnya bagi anggota jika dapat mengkoordinir
pembelian barang yang sangat dibutuhkan, misalnya bahan baku
diproduksi atau disediakan bersama.
Dengan adanya fungsi pembelian ini keuntungan yang diperoleh koperasi
dan anggotanya antara lain:
1. Kebutuhan akan bahan baku dapat disediakan sepanjang waktu karena
pengadaanya ditangani koperasi yang sekaligus mendistribusikannya.
2. Kualitas bahan baku dapat dipercaya memenuhi syarat yang diperlukan
anggotanya.
3. Harga barang dapat lebih murah jika mereka mampu memperpendek
saluran distribusinya, artinya dapat mencari sumber bahan baku (langsung
ke produsen) jadi banyak pedagang perantara yang dilewatkan.
4. Jika anggota tidak mempunyai modal , mereka dpt mengambil dulu
barangnya, sedangkan pembayarannya belakangan (bearti koperasi
melayani kredit)

3) FUNGSI PROMOSI
Jika pasar semakin dipenuhi dengan persaingan, maka dituntut usaha-
usaha dari para penjual untuk secara lebih intensif menghubungi para
pembeli atau calon pembeli.
Kondisi sekarang menuntut pasar koperasi untuk mulai mengadakan
promosi. Promosi bisa dilihat dari segi biaya memang mahal, tetapi
manfaat yang akan diperoleh bagi keberhasilan penjualan juga sangat
besar. Salah satu cara promosi yang murah adalah dengan mengadakan
promosi bersama.

 Peranan promosi dalam pemasaran


Disamping tiga fungsi yang telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa
peranan koperasi yang lain yaitu:
 Memperpendek/mempersingkat saluran pemasaran, baik pasar
pembelian maupun pasar penjualan, sehingga marjin yang dikeluarkan
oleh barang tersebut bagi penyalurnya dapat dihemat.
 Mengembangkan diversifikasi produk agar para produsen anggota
koperasi tidak hanya menguntungkan pada sutu usaha/komoditi.
 Informasi pasar, baik pasar input maupun pasar output/produk jadi.
Informasi-informasi ini dapat berwujud:
 Harga jual yang lebih baik
 Kualitas dan jenis barang yang disenangi konsumen
 Lokasi daerah calon pelanggan
 Informasi cara menghemat biaya pemasaran
 Informasi sumber bahan baku, harga dan kualitas yang baik dan murah.
 Lain-lain hal yang berkaitan dengan pemasaran barang.
Menurut Surahman Sumawihardja, memang perlu dibentuk lembaga
khusus mengenai informasi pasar ini. Hal ini merupakan pekerjaan yang
penting untuk memecahkan kendala pemasaran koperasi.
Salah satu tindakan penting dari bagian pemasaran adalah dengan
mengadakan pertemuan rutin staff pemasaran lengkap.

B. Produk pemasaran

Pemilihan yang saksama akan produk merupakan bagian yang penting.


Pembeli baru mau membeli suatu produk kalau memang merasa tepat
untuk membeli produk yang bersangkutan. Artinya produklah yang
menyesuaikan diri terhadap pembeli, bukan pembeli yang menyesuaikan
diri terhadap produk[8]

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen


kepada pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.[9] Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa produk yang ditawarkan produsen kepada
pasar yaitu untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar
yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik,
jasa, tempat, organisasi dan ide. Jadi, produk bisa berupa manfaat
tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan.

Pengembangan produk meliputi penetapan manfaat yang


dikomunikasikan dan disampaikan melalui kualitas, design, ciri, merk, dan
kemasan. Keputusan tentang sifat-sifat produk ini sangat mempengaruhi
reaksi konsumen terhadap suatu produk.

a. Klasifikasi Produk

Produk diklasifikasikan dalam dua kategori: produk konsumen dan produk


perusahaan atau industry.

· Produk Konsumen

Produk konsumen ialah produk yang dibuat untuk keperluan rumah tangga
konsumen. Klasifikasi produk konsumen yaitu suatu produk yang tersedia
di berbagai took dan dapat diperoleh dengan mudah dengan harga
terjangkau, seperti rokok, susu, pasta gigi, bahan makanan/minuman dan
sebagainya dengan berbagai merk. Produk tersebut dikategorikan sebagai
convenience products.

Produk ini pada umumnya dikemas sederhana dan dapat dibeli secara
eceran dengan harga relative murah. Produk convenience selalu tersedia
ketika permintaan meningkat sehingga jangkauan distribusinya harus luas.
Tetapi karena took eceran pada umumnya hanya menjual dalam volume
kecil, perusahaan tidak menjualnya secara langsung ke took pengecer.
Perusahaan lebih memilih menjual produknya kepada grosir, yang
kemudian meneruskannya ke toko-toko pengecer.

Sebelum memutuskan alternative dalam membeli suatu produk konsumen


terlebih dahulu membandingkan kualitas, harga, dan bentuk di beberapa
toko. Pencarian ini berlangsung selama konsumen menyadari bahwa
perbandingan beberapa produk memerlukan waktu dan upaya. Produk
yang pembeliannya memerlukan berbagai pertimbangan seperti ini disebut
shopping product. Misalnya, kulkas, mobil, mebel, perlengkapan rumah
tangga, dan sebagainya.

Disamping dua kategori produk tersebut diatas, barang seperti


perlengkapan fotografi, sound system stereo, home theater, pakaian
dengan merek terkenal, dan sebagainya yang dibutuhkan oleh kelompok
konsumen tertentu dikategorikan sebagai specialty products. Untuk
membeli produk kategori ini diperlukan pertimbangan dan upaya tertentu.

· Produk Perusahaan/Industri

Produk perusahaan ialah barang yang dimaksudkan terutama untuk


membuat produk lain atau untuk penyediaan jasa dalam perusahaan.
Klasifikasi produk industri yaitu meliputi ; bahan mentah, bahan
manufaktur dan bagiannya, instalasi, perlengkapan operasi, alat bantu.[10]

Suatu produk dapat dibedakan dari produk lainnya dari segi merk (brand).
Merk tersebut dapat dipakai sebagai alat untuk menciptakan pandangan
tertentu dari para pembeli baik melalui periklanan maupun melalui
kegiatan promosi yang lain.

Produk menurut tingkat pemakaian dan kekongkritannya juga digolongkan


menjadi dua yaitu produk tahan lama dan produk tidak tahan lama.

Produk tahan lama ( durable goods) merupakan barang –barang yang


secara normal dapat dipakai berkali-kali; jadi dapat dipakaiuntuk jangka
waktu yang relative lama.

Produk tidak tahan lama (nondurable goods) merupakan barang-barang


yang secara normal hanya dapat dipakai satu kali atau beberapa kali saja.
Artinya sekali barang itu dipakai akan habis, rusak atau tidak dapat dipakai
lagi.

Produk manajemen pemasaran koperasi dan UKM

Pemasaran merupakan tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak


milik atas barang dan jasa dari penjual kepada pembeli yang menimbulkan
distribusi fisik atas barang tersebut. Sasartan akhir dari setiap usaha
pemasaran adalah menempatkan barang atau jasa ke tangan konsumen
akhir. Maksud dari proses usaha tersebut adalah pabrikan atau produsen
dapat mencapai tujuannya, yaitu memuaskan pembeli atau konsumen.
Konsumen harus dilayani dan diupayakan kepuasannya oleh para penjual
atau produsen secara optimal agar mereka tidak lari ke produk pesaing
atau ke penjual lain.

Pemasaran merupakan aktivitas yang penting bila dibandingkan dengan


aktivitas lainnya pada suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena
berhasil tidaknya perusahaan dalam berusaha, tergantung pada berhasil
tidaknya perusahaan dalam menjual hasil produksinya. Semakin besar
jumlah produksi yang terjual semakin besar harapan memperoleh
keuntungan yang menjadi tujuan utama perusahaan. Jadi pemasaran
merupakan kegiatan yang penting dalam suatu masyarakat, khususnya
bagi perusahaan yang bersangkutan.

Pada koperasi sebagian besar konsumennya adalah anggotanya sendiri.


Fungsi pemasaran meliputi hal-hal berikut:

Fungsi pertukaran

Fungsi pengadaan fisik barang dagangan

Fungsi pemberian jasa

Manajemen Pemasaran Koperasi secara umum

Menurut Philip Kotler, Manajemen pemasaran merupakan analisis,


perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan
pertukaran yang menyenangkan dengan pasar, agar tujuan organisasi
tercapai.
Bidang Usaha

Pasal 3

Untuk mencapai maksud dan tujuan, Maka koperasi menyelenggarakan


usaha :

Simpan Pinjam;

Usaha lain yang disepakati anggota.

Pasal 7

KEGIATAN USAHA

Mengusahakan barang-barang keperluan anggota dengan cara


kredit/cash.

Menyelenggarakan kredit uang/barang dan lain-lain yang diatur dalam


peraturan khusus.

Mengadakan usaha lain yang disepakati anggota.

C. Harga Pemasaran

Pengertian Harga
Alex S. Nitisenito (1990: 55) menyatakan, “Harga adalah nilai dari suatu
barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang dimana berdasarkan
nilai tersebut seseorang atau penguasa bersedia melepaskan barang dan
jasa yang dimiliki kepada pihak lain”.

Willian J. Stanton (1991: 308) menyatakan, “Harga adalah nilai yang


disebutkan dalam rupiah dan sen atau medium moneter lainnya sebagai
alat tukar”.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa harga


merupakan nilai suatu barang atau jasa yang dapat di tukar dengan uang.

Pentingnya Penetapan Harga

Joseph dan Paul menyatakan bahwa,

Program penetapan harga pada umumnya merupakan yang paling


mendasar di antara program-program pemasaran, karena tiga alasan yaitu:

a. Semua produk dan jasa mempunyai harga, meskipun seandainya


produk atau jasa tersebut “gratis”. Karenanya, dalam melaksanakan
strategi pemasaran, manajer harus memutuskan tentang harga

b. Keputusan tentang harga dapat (dan dan seringkali harus) dibuat lebih
sering daripada keputusan program-program lainnya. Artinya, keputusan
tentang harga dapat dilaksanakan dengan segera (kecuali bila ditentukan
lain oleh pemerintah), sedangkan program-program lain memerlukan
waktu yang cukup lama untuk dijalankan.

c. Dari sudut pandang penganggaran (budgeting), harga merupakan hal


yang penting karena keputusan tentang harga mempunyai dampak
terhadap persentase marjin kontribusi. (Joseph dan Paul, 1990: 218)

Strategi Adaptasi Harga


Perusahaan biasanya tidak nenetapkan harga tunggal melainkan struktur
harga yang mencerminkan perbedaan permintaan dan biaya secara
goegrafis, kebutuhan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan,
dan faktor-faktor lain.

Djaslim Saladin menyatakan bahwa strategi adaptasi harga terdiri dari:

a. Penetapan harga per wilayah geografis

Yaitu melibatkan perusahaan dalam mengambil keputusan mengenai


harga produk bagi konsumen yang berada di berbagai tempat di seluruh
wilayah pemasaran. Lima strategi dalam penetapan harga per wilayah
geografis :

(1) Penetapan harga FOB

Penetapan harga dengan memperhitungkan biaya angkutan sampai


kepada konsumen.

(2) Penetapan harga seragam

Perusahaan menjual barang kepada konsumen di mana pun berada


dengan harga plus biaya angkutan yang sama besarnya.

(3) Penetapan harga per wilayah

Perusahaan menjual barang kepada konsumen berdasarkan harga yang


ditetapkan oleh wilayah bersangkutan.

(4) Penetapan harga patokan

Penetapan harga dimana penjual menunjuk suatu tempat sebagai titik


patokan, kemudian menambahkan kepada semua pembeli dengan biaya
angkutan dari tempat tersebut ke tujuan masing-masing tanpa melihat
apakah barang dibeli benar-benar dikirimkan dari kota tadi.

(5) Penetapan harga termasuk angkutan

Kesediaan penjual untuk dibebani seluruh atau sebagian dari biaya


angkutan, dengan maksud untuk memasarkan barangnya pada pelanggan
khusus atau pada daerah tertentu yang diinginkan penjual.

b. Potongan harga dan imbalan khusus


(1) Potongan tunai

Yaitu pengurangan harga jual bagi pembeli yang membayar barangnya


tepat atau mendahului waktu yang telah ditentukan.

(2) Potongan kuantitas

Yaitu pengurangan harga jual bagi pembeli yang telah membeli dalam
jumlah besar dan melebihi jumlah yang ditetapkan untuk potongan.

(3) Potongan fungsional

Yaitu potongan yang diberikan karena perantara menjalankan fungsi


perusahaan untuk menyalurkan barang dagangan.

(4) Potongan musiman

Merupakan pengurangan bagi siapa saja yang membeli barang pada


musim-musim sepi.

(5) Imbalan khusus

Yaitu imbalan yang diberikan kepada siapa saja yang membeli barang baru
dengan membawa barang yang lama.

dKampus

HomepagePendidikan Tinggi

Heni Kuswanti in Materi KuliahPendidikan Tinggi

Strategi Harga dalam Pemasaran

Pengertian Harga

Alex S. Nitisenito (1990: 55) menyatakan, “Harga adalah nilai dari suatu
barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang dimana berdasarkan
nilai tersebut seseorang atau penguasa bersedia melepaskan barang dan
jasa yang dimiliki kepada pihak lain”.

Willian J. Stanton (1991: 308) menyatakan, “Harga adalah nilai yang


disebutkan dalam rupiah dan sen atau medium moneter lainnya sebagai
alat tukar”.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa harga


merupakan nilai suatu barang atau jasa yang dapat di tukar dengan uang.

Pentingnya Penetapan Harga

Joseph dan Paul menyatakan bahwa,

Program penetapan harga pada umumnya merupakan yang paling


mendasar di antara program-program pemasaran, karena tiga alasan yaitu:

a. Semua produk dan jasa mempunyai harga, meskipun seandainya


produk atau jasa tersebut “gratis”. Karenanya, dalam melaksanakan
strategi pemasaran, manajer harus memutuskan tentang harga

b. Keputusan tentang harga dapat (dan dan seringkali harus) dibuat lebih
sering daripada keputusan program-program lainnya. Artinya, keputusan
tentang harga dapat dilaksanakan dengan segera (kecuali bila ditentukan
lain oleh pemerintah), sedangkan program-program lain memerlukan
waktu yang cukup lama untuk dijalankan.

c. Dari sudut pandang penganggaran (budgeting), harga merupakan hal


yang penting karena keputusan tentang harga mempunyai dampak
terhadap persentase marjin kontribusi. (Joseph dan Paul, 1990: 218)

Strategi Adaptasi Harga


Perusahaan biasanya tidak nenetapkan harga tunggal melainkan struktur
harga yang mencerminkan perbedaan permintaan dan biaya secara
goegrafis, kebutuhan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan,
dan faktor-faktor lain.

Djaslim Saladin menyatakan bahwa strategi adaptasi harga terdiri dari:

a. Penetapan harga per wilayah geografis

Yaitu melibatkan perusahaan dalam mengambil keputusan mengenai


harga produk bagi konsumen yang berada di berbagai tempat di seluruh
wilayah pemasaran. Lima strategi dalam penetapan harga per wilayah
geografis :

(1) Penetapan harga FOB

Penetapan harga dengan memperhitungkan biaya angkutan sampai


kepada konsumen.

(2) Penetapan harga seragam

Perusahaan menjual barang kepada konsumen di mana pun berada


dengan harga plus biaya angkutan yang sama besarnya.

(3) Penetapan harga per wilayah

Perusahaan menjual barang kepada konsumen berdasarkan harga yang


ditetapkan oleh wilayah bersangkutan.

(4) Penetapan harga patokan

Penetapan harga dimana penjual menunjuk suatu tempat sebagai titik


patokan, kemudian menambahkan kepada semua pembeli dengan biaya
angkutan dari tempat tersebut ke tujuan masing-masing tanpa melihat
apakah barang dibeli benar-benar dikirimkan dari kota tadi.

(5) Penetapan harga termasuk angkutan

Kesediaan penjual untuk dibebani seluruh atau sebagian dari biaya


angkutan, dengan maksud untuk memasarkan barangnya pada pelanggan
khusus atau pada daerah tertentu yang diinginkan penjual.
b. Potongan harga dan imbalan khusus

(1) Potongan tunai

Yaitu pengurangan harga jual bagi pembeli yang membayar barangnya


tepat atau mendahului waktu yang telah ditentukan.

(2) Potongan kuantitas

Yaitu pengurangan harga jual bagi pembeli yang telah membeli dalam
jumlah besar dan melebihi jumlah yang ditetapkan untuk potongan.

(3) Potongan fungsional

Yaitu potongan yang diberikan karena perantara menjalankan fungsi


perusahaan untuk menyalurkan barang dagangan.

(4) Potongan musiman

Merupakan pengurangan bagi siapa saja yang membeli barang pada


musim-musim sepi.

(5) Imbalan khusus

Yaitu imbalan yang diberikan kepada siapa saja yang membeli barang baru
dengan membawa barang yang lama.

c. Harga promosi

Kegiatan ini dilakukan dengan cara:

(1) Penetapan harga tumbal

Yaitu penetapan harga dilakukan dengan membanting harga produk


bermerek terkenal dengan tujuan menarik pengunjung. Tetapi, tetap
menggunakan merek produsen.

(2) Penetapan harga khusus

Yaitu penjual menetapkan harga khusus dalam musim-musim tertentu


untuk menarik konsumen.

(3) Potongan tunai


Yaitu potongan harga yang ditawarkan kepada konsumen yang ingin
membeli barang kepada dealer selama jangka waktu tertentu secara tunai.

(4) Harga dengan suku bunga rendah

Yaitu penawaran kepada kosumen (pembeli secara kredit atau cicilan)


dengan tingkat suku bunga yang rendah.

(5) Penetapan harga promosi dengan pelayanan dan jaminan

Yaitu penjualan dengan memberikan jaminan pelayanan (Service Contract)


atau garansi.

(6) Potongan psikologis

Yaitu teknik harga promosi dimana penjual memasang harga semu yang
tinggi dan menawarkan harga lain yang lebih rendah.

d. Penetapan harga diskriminatif

Perusahaan memodifikasi harga pokok mereka supaya dapat memenuhi


perbedaan yang terjadi pada konsumen, produk, tempat, dan lain
sebagainya. Penetapan harga diskriminatif adalah taktik menjual produk
atau jasa dengan dua macam harga atau lebih sedangkan besarnya selisih
harga ini tidak selalu sebanding dengan besarnya selisih biaya. Penetapan
harga diskriminatif dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti berikut:

(1) Penetapan harga berdasarkan segmen konsumen

Produk atau jasa yang sama diberi harga yang berbeda-beda bagi
kelompok konsumen yang berbeda-beda pula.

(2) Penetapan harga berdasarkan bentuk produk

Produk yang berbeda-beda diberi harga berlainan tetapi tidak sebanding


dengan besarnya perbedaan biaya.

(3) Penetapan harga berdasarkan citra

Sejumlah perusahaan menetapkan dua macam harga bagi produk yang


sama, berdasarkan perbedaan citra.

(4) Penetapan harga berdasarkan lokasi (tempat)


Produk yang dipasarkan di lokasi yang berbeda akan ditawarkan dengan
harga yang berbeda pula, walaupun biaya untuk masing-masing lokasi
tersebut tidak berbeda sebesar harga jual.

(5) Penetapan harga berdasarkan waktu

Produk yang sama dijual dengan harga berbeda-beda menurut musim hari,
atau bahkan jam.

D. Tempat Pemasaran

ANGGARAN DASAR (AD)

Nama dan Tempat Kedudukan

Pasal 1

Koperasi ini bernama Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Marga


Sejahtera dengan nama singkat “KPRI BINA MARGA SEJAHTERA” dan
selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Koperasi.

Koperasi ini berkedudukan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina


Kabupaten Sumenep Jl. Dr. Soetomo No. 03 Telpon (0328) 662133 –
Sumenep

ANGGARAN RUMAH TANGGA ( ART)

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Koperasi ini bernama “Koperasi Pegawai Republik Indonesia Bina Marga


Sejahtera”

Koperasi ini berkedudukan di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga


Kabupaten Sumenep Jl. Dr. Soetomo No. 03 Telpon (0328) 662133
Sumenep

E. Promosi Pemasaran

Promosi Pemasaran adalah elemen penting marketing mix yang


mempunyai peranan untuk mengkomunikasikan barang dan jasa kepada
pasar sasaran. Pemasar harus bekerja keras untuk mangkomunikasikan
posisioning produk dan jasa kepada target pasar. Sebagai contoh
McDonald mempunyai posisioning food, community dan enjoyment. Audi
posisioningnya pada kendaraan berteknologi dan pengalaman selama
berkendara.

Aktivitas promosi bisa dilakukan dalam beberapa hal diantaranya adalah


personal selling, sales promotion, public relations, direct marketing, trade
fair and exhibitions, advertising dan sponsorship.

Personal selling adalah interaksi antar individu saling bertemu muka, yang
ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan
kedua pihak (William g. Nickels). Dalam personal selling, terjadi
komunikasi langsung antara sales person dengan calon pembeli, dimana
sales person mengkomunikasikan produk dan jasa kepada calon pembeli.

Sales promotion adalah aktivitas promosi dengan cara menggunakan


beberapa insentif untuk merangsang pembelian produk dengan segera
dan meningkatkan jumlah pembelian produk pelanggan. Melalui promosi
penjualan biasanya perusahaan ingin mengenalkan produk baru,
meningkatkan jumlah pembelian pelanggan dan menyerang promosi
produk pesaing. Misalnya “buy one get one”, pembelian dalam jumlah
tertentu mendapatkan hadiah atau potongan harga.

Public relations adalah suatu usaha yang direncanakan secara terus-


menerus, dengan sengaja untuk membangun serta mempertahankan
hubungan antara organisasi bisnis dan lingkungannya (masyarakat).
Perusahaan menggunakan strategi public relation untuk tujuan jangka
panjang membangun citra positif perusahaan.
Direct marketing adalah aktivitas promosi dalam bentuk penjualan
langsung kepada pembeli tanpa melibatkan perantara atau distributor.
Sarana yang digunakan biasanya adalah tele marketing, mailing list atau
email marketing. Direct marketing bekerja dengaan mengelola data base
pelanggan.

Trade fair and Exhibitions merupakan pendekatan yang baik untuk


mengumpulkan kontak pelanggan -pelanggan baru, atau dalam istilah
sales disebut pencarian prospek customer. Kegiatan ini bertujuan untuk
membangun awareness dan mendorong pelanggan untuk melakukan
testing produk (trial).

Advertising merupakan pendekatan promosi dengan cara mengiklankan


produk dan jasa pada media periklanan seperti koran, majalah,televisi,
radio, website dan media sosial. Aktivitas ini bertujuan untuk membangun
awareness, attitude, menyampaikan informasi tentang produk dan jasa
untuk mendapat respon dari target pasar.

Sponsorship adalah pendekatan promosi yang diwujudkan dalam bentuk


partisipasi dan dukungan perusahaan dalam sebuah kegiatan dan event
tertentu. Perusahaan berpartisipasi untuk kegiatan yang mempunyai
tujuan selaras dengan nilai-nilai perusahaan. Misalkan sponsorship produk
olahraga pada event kejuaraan badminton, atau event olahraga lainnya.

Anda mungkin juga menyukai