Anda di halaman 1dari 45

KEBIJAKAN PEMASARAN

Dosen Pengampu:
Fivien Muslihatinningsih, SE.,M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Amaliatus Soleha 170810101172


2. Tri Mulyono 170810101183
3. Maulidatun Nabila 170810101185
4. Chici Cahayu 170810101192
5. Dalilah Karamina Dini Hartadi 170810101199

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

JURUSAN ILMU EKONOMI - FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1  Latar Belakang.........................................................................................................................2


1.2  Rumusan Masalah....................................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN...............................................................................................................3

2.1 Kebijakan Pemasaran Oleh Perusahaan...................................................................................3


2.2 Kebijakan Pemasaran Oleh Pemerintah...................................................................................32

BAB III : PENUTUP......................................................................................................................40


3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................40

BAB IV: DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................41

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan berkah, Rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah saya dapat menyalesaikan Makalah
Tentang Kebijakan Pemasaran.

Makalah ini disusun agar dapat memperluas ilmu tentang Manajemen Pemasaran yang
kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan yang pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Penyusun menyadari makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya kembali lebih baik
dari sebelumnya.

Jember, 11 Mei 2020

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan perekonomian Indonesia yang semakin meningkat dewasa ini,
mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat di antara perusahaan-perusahaan dalam
merebut pasar produknya. Dalam keadaan persaingan yang ketat tersebut, masing-masing
perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang
dan pada akhirnya bertujuan untuk mendapatkan laba yang optimal. Dengan melalui
kegiatan pelaksanaan pemasaran yang benar dan tepat sehingga dapat meningkatkan
volume penjualan produknya sebanyak mungkin. Oleh karena itu volume penjualan yang
tinggi merupakan salah satu 1ndicator bahwa suatu perusahaan berhasil dalam mencapai
tujuan.
Untuk memperoleh volume penjualan yang tinggi, terutama pada kondisi persaingan
yang semakin meningkat, pihak perusahaan perlu memperhatikan strategi-strategi
pemasaran seperti kebijakan pemasaran yang menyangkut fungsi pemasaran yang terdiri
dari beberapa variabel yang harus direncanakan, dikoordinasi dan diawasi dengan baik.
Strategi ini dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen agar mau membeli produk
yang dipasarkan, di samping itu pemasaran produk akan sangat ditentukan pula oleh
adanya konsumen yang memerlukan. Konsumen dalam melakukan suatu transaksi
pembelian tentu dengan berbagai faktor pertimbangan, sehingga mereka sampai pada
keputusan untuk membeli.Karena banyaknya pesaing dan produk yang ditawarkan
beraneka ragam dan bersaing di pasar akan menimbulkan suatu permasalahan, yaitu
bagaimana cara memasarkan produk dengan sebaik-baiknya agar produk tersebut
menduduki posisi yang menguntungkan di pasaran dan perusahaan mendapatkan laba
maksimal.
Pihak perusahaan harus memperhatikan kebijakan-kebijakan dalam pemasaran.
Kebijakan-kebijakan pemasaran yang baik memiliki strategi pemasaran yang dapat
ditetapkan dan dijalankan perusahaan secara pasti sehingga tujuan yang diharapkan dapat

1
tercapai dengan baik. Agar kebijakan pemasaran yang diterapkan dapat membawa hasil
yang diharapkan, maka perlu diketahui variabel-variabel pemasaran itu sendiri.
Variabel-variabel yang dimaksud adalah pengelolaan produk dan perencanaan
pengembangannya, kebijakan harga yang ditetapkan, sarana dan prasarana yang digunakan
untuk mempublikasikan produk tersebut di pasaran, serta pemilihan saluran distribusi
produk tersebut yang kesemuanya ini dikenal dengan istilah Bauran Pemasaran (Marketing
Mix), yang meliputi: produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan
promosi (promotion). Unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, dan
merupakan satu kesatuan di dalam kebijakan perusahaan. Sehubungan dengan besarnya
pengaruh bauran pemasaran tersebut terhadap penyusunan kebijakan perusahaan, terutama
dilihat dari segi peningkatan laba yang dicapai perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Dengan Kebijakan Pemasaran Oleh Perusahaan ?
1.2.2 Bagaimana Dengan Kebijakan Pemasaran Oleh Pemerintah ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Kebijakan Pemasaran Oleh Perusahaan Dalam
Manajemen Pemasaran.
1.3.2 Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Kebijakan Pemasaran Oleh Pemerintah Dalam
Manajemen Pemasaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kebijakan Pemasaran Oleh Perusahaan

2.1.1. Pengertian Kebijakan Pemasaran

Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi,


yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan
tatanilai baru dalam masyarakat. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan,
baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Kebijakan pemasaran adalah kombinasi dari empat elemen yang merupakan


unsur-unsur bauran pemasaran yang dikenal dengan 4P, yaitu produk (product), harga
(price), saluran distribusi (place), dan promosi (promotion). Kebijakan pemasaran yang
berhasil pada umumnya ditentukan dari satu atau beberapa variabel dari bauran pemasaran.
Perusahaan dapat mengembangkan kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan saluran
distribusi, kebijakan promosi, maupun dengan mengkombinasikan variabel-variabel
tersebut ke dalam suatu rencana strategi yang menyeluruh. Dalam setiap kegiatan usaha,
ada tiga masalah penting yang harus selalu dipertimbangkan setiap saat, yaitu bagaimana
caranya agar perusahaan dapat tetap hidup atau tetap bertahan, mampu bersaing, dan dapat
berkembang. Dalam upaya mempertahankan usahanya, suatu perusahaan harus mampu
membaca kebutuhan serta selera konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
Sukses tidaknya suatu usaha pemasaran tergantung dari peka tidaknya pihak perusahaan
terhadap kebutuhan, keinginan, dan selera konsumen.

Dalam kebijakan pemasaran, juga perlu memperhatikan mengenai bauran pasar.


Tujuan bauran pemasaran adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan pemasaran
perusahaan, baik pengembangan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen,
penetapan harga yang bersaing di pasar, adanya kegiatan promosi yang efektif dan efisien

3
terhadap produk, dan penentuan tempat atau daerah pemasaran serta saluran distribusi
yang sesuai, sehingga tujuan perusahaan diharapkan dapat tercapai secara keseluruhan.

Untuk mengatasi semua ini, perlu suatu pengorganisasian dan pengambilan


keputusan yang tepat. Salah satu keputusan yang harus diambil adalah mengenai kegiatan
pemasarannya. Kegiatan pemasaran yang dilaksanakan oleh perusahaan tentunya
diarahkan untuk mencapai tujuannya, yaitu: memperoleh laba yang tinggi dengan
meningkatkan volume penjualan serta mempertahankan atau memperluas
pemasarannya.Guna meningkatkan volume penjualan, perusahaan harus mampu
menawarkan produk yang memuaskan kepada para konsumen.

Apabila produk tidak memuaskan bisa jadi konsumen akan beralih kepada produk
pesaing. Untuk itu diperlukan suatu kebijakan pemasaran yang tepat dan efektif, jelas dan
terarah tentang apa yang harus dilakukan perusahaan.Agar dapat berhasil dalam kebijakan
pemasaran, perusahaan harus memperhatikan dan melaksanakan faktor-faktor yang dapat
dikendalikan perusahaan yaitu bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi:
kebijakan produk, harga, saluran distribusi, dan promosi bagi produknya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran terdiri dari variabel-variabel


kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan promosi, dan kebijakan distibusi.

2.1.2. Macam - Macam Kebijakan Pemasaran

a. Kebijakan Produk
 Pengertian Produk
Menurut Kotler, pengertian produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan,
dimiliki, digunakan atau pun dikonsumsi sehingga mampu memuaskan keinginan dan
kebutuhan termasuk di dalamnya berupa fisik, tempat, orang, jasa, gagasan, serta
organisasi. Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Produk adalah persepsi ( keinginan ) konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui
hasil produksinya.

4
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memperoleh perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan, meliputi benda fisik, jasa, orang, organisasi, ide atau
gagasan. Sebuah produk tidak hanya barang, melainkan juga sekumpulan atribut, baik
yang tampak maupun yang tidak tampak di mana atribut-atribut tersebut tersebut
merupakan nilai tambah produk yang ditawarkan oleh perusahaan untuk memuaskan
kebutuhan konsumen dan keinginan konsumen.
Dalam kebijakaan produk, termasuk perencanaan dan pengembangan
produk, perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produk yang ada (produk yang
sama jenisnya dengan model baru), membuat produk baru (yang benar-benar baru),
atau produk tiruan yang baru bagi perusahaan tetapi baru bagi pasar. Selain itu
keputusan juga perlu diambil menyangkut masalah pemberian merk, pembungkusan,
warna dan kebijaksanaan pelayanan

 Beberapa Istilah Umum Produk

Produk terdiri dari 5 tingkatan, yaitu sebagai berikut:

1. PRODUK UTAMA / produk inti/ core product adalah produk yang menawarkan
manfaat / kegunaan utama yang dibutuhkan oleh pelanggan.
2. PRODUK GENERIK adalah produk yang mencerminkan fungsi dasar dari suatu
produk.
3. PRODUK YANG DIHARAPKAN / EXPECTED PRODUCT adalah kondisi-
kondisi yang biasanya diharapkan oleh pelanggan pada saat membelinya.
4. PRODUK TAMBAHAN/ AUGMENTED PRODUCT adalah meliputi pelayanan
dan manfaat yang membedakan penawaran suatu perusahaan dengan penawaran
dari perusahaan lainnya.
5. PRODUK POTENSIIL / INOVASI adalah segala tambahan dan tranformasi pada
produk yang mungkin dilakukan di masa mendatang. Dalam hal ini perusahaan
berusaha mencari sesuatu yang baru untuk menyenangkan dan memenuhi
keinginan pelanggan ( perusahaan melakukan perbaikan terhadap produk ).

5
 Klasifikasi Produk

Menurut ketahanan dan keberwujudannya maka produk dapat diklasifikasikan


menjadi 3 yaitu :

1. Barang yang habis pakai


Biasanya merupakan barang yang tidak tahan lama/ NON DURABLE GOODS
adalah barang nyata yang biasanya dikonsumsi untuk satu atau beberapa kali
penggunaan. Contoh : sabun , bensin, solar, oli, pasta gigi.
2. Barang yang tahan lama/DURABLE GOODS
Merupakan barang nyata yang bisa melayani banyak kegunaan atau dapat
digunakan berulang- ulang. Contoh : mobil, TV, pakaian, tas, sepatu.
3. Jasa
Adalah kegiatan , manfaat, kegunaan yang ditawarkan untuk dijual. Contoh :
salon, dokter, penjahit, catering.

 Product Life Cycle (Daur Hidup Produk)


Pada umumnya produk- produk yang dianggap sukses apabila mengalami 4 tahap
daur hidup produk sebagai berikut :

a. TAHAP I - TAHAP PERKENALAN


Pada tahap ini produk belum diketahui oleh umum oleh karena itu titik berat
marketing mix adalah pada promosi. Promosi dilakukan dengan gencar agar produk cepat
dikenal. Promosi ditujukan untuk mendorong calon pembeli agar mencoba membeli
produk perusahaan. Tahap Perkenalan ditandai dengan :
1) Pertumbuhan penjualan yang lambat.
a) Kelambatan dalam perluasan kapasitas produksi.
b) Teknologi belum sepenuhnya dikuasai.
c) Biaya produksi tinggi.
d) Harga cenderung tinggi.

2) Biaya promosi tinggi.

6
3) Adanya keengganan dari konsumen untuk mengubah pola kebiasaan dalam
membeli suatu produk. Konsumen biasanya enggan berpindah ke produk lain
walaupun sudah didorong oleh promosi yang agresif.

b. TAHAP II - TAHAP PERTUMBUHAN

Pada tahap ini, perusahaan sudah mulai memperoleh permintaan/ volume


penjualan, maka agar penjualan semakin meningkat maka perusahaan harus membuka
saluran distribusi yang seluas- luasnya sampai ke pelosok- pelosok agar semakin
meningkatkan omzet penjualan perusahaan. Pada tahap ini mulai muncul pesaing- pesaing
yang melihat bahwa produk tsb ternyata permintaannya cukup baik.

Tahap Pertumbuhan ditandai dengan :

1. Pada tahap ini muncul banyak pesaing.


2. Perantara pedagang menjual “ merk ganda “ : menjual beberapa merk sekaligus.
3. Harga tetap / diturunkan untuk menarik pembeli.
4. Banyak dibuka saluran distribusi baru.
5. Penjualan meningkat.
6. Laba meningkat.
7. Promosi diturunkan.
8. Perusahaan menambahkan kualitas, model baru, produk pendamping ( produk
yang pemakaiannya secara bersamaan ) dan melakukan inovasi produk.
9. Memasuki segmen baru ( produk dibuat untuk banyak segmen ).
10. Memperbaiki kelengkapan daripada produk.
11. Sebagian biaya produksi dapat ditutup oleh laba.
12. Perusahaan beralih dari “ iklan sadar “ ke “ iklan preferensi produk “. Iklan sadar
: konsumen disadarkan tentang adanya suatu produk. Iklan preferensi produk :
konsumen disadarkan bahwa perusahaan menawarkan beberapa macam produk
sekaligus.

7
c. TAHAP III - TAHAP KEDEWASAAN
Pada tahap ini perusahaan pada tahap ini mencapai volume penjualan dan laba
yang maximal. Banyaknya pesaing mendorong perusahaan untuk menurunkan harga serta
melakukan promosi khusus yang dapat semakin menaikkan volume penjualan. Promosi
khusus dapat berupa kupon undian, produk berhadiah produk lain dsb. Tahap pertumbuhan
dan kedewasaan harus diperpanjang selama mungkin karena merupakan tahap yang paling
menguntungkan bagi perusahaan.
Tahap Kedewasaan ditandai dengan:
1. Volume penjualan tinggi
2. Laba tinggi
3. Biaya produksi seluruhnya dapat ditutup oleh hasil penjualan perusahaan.

Pada tahap ini jika perusahaan tidak melakukan perbaikan- perbaikan terhadap
produk dan tidak melakukan usaha- usaha lain yang dapat mempertahankan /
meningkatkan penjualan maka hasil penjualan yang dicapai cenderung tetap bahkan pada
akhirnya dapat menurun.
Tahap kedewasaan dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Tahap kedewasaan yang meningkat : dalam hal ini penjualan meningkat dengan
lambat.
2. Tahap kedewasaan yang stabil : disebut juga tahap kejenuhan , dalam hal ini
volume penjualan tetap/ konstan.
3. Tahap kedewasaan yang menurun : tingkat penjualan secara absolut menurun.
Tahap ini merupakan tahap penuh tantangan

d. TAHAP IV - TAHAP KEMUNDURAN


Pada tahap ini volume penjualan perusahaan mengalami penurunan, laba juga
menurun. Pada tahap ini produk perlu :
1. Didesign kembali.
2. Produk perlu dikurangi ongkosnya ( biaya promosi diturunkan ).
3. Produk dijual dengan harga murah ( obral, cuci gudang ).

8
Dengan tujuan agar produk tersebut tetap dapat memberikan kontribusi bagi
perusahaan. Tahap Kemunduran dirtandai oleh penjualan yang semakin menurun,
menurun dengan cepat atau menurun dengan lambat.
Strategi pemasaran tahap kemunduran :
1. Mencari produk yang lemah dari beberapa produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
2. Membangkitkan produk yang lemah untuk dialihkan ke daerah pemasaran yang
baru.
3. Tetap memproduksi walaupun merugi.
4. Ditinggalkan dan membuat produk baru.
5. Menjual produk tersebut ke perusahaan lain.

Panjang pendeknya daur hidup tiap- tiap produk berbeda- beda tergantung pada
jenis produknya :

1. Untuk convenience goods maka daur hidupnya panjang karena semua orang
membutuhkannya ( 9 bahan pokok ).
2. Untuk shopping goods maka daur hidupnya pendek karena sanagt dipengaruhi
oleh mode, tren, musim ( pakaian, sepatu, tas dsb ).
3. Untuk specialty goods maka daur hidupnya bisa panjang ( perhiasan, mobil,
sepeda motor ).

Panjangnya waktu/lamanya tiap- tiap tahap juga berbeda- beda tergantung pada :

1. Tingkat penerimaan pembeli terhadap produk perusahaan


2. Jumlah pesaing yang ada.
3. Perubahan selera konsumen.
4. Tingkat agresifitas pesaing dalam memasarkan produknya.
5. Tingkat inovasi terhadap produk.
6. Luasnya distribusi daripada barang.
7. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan.
8. Harga yang bersaing.

9
Perusahaan harus memperpanjang tahap pertumbuhan dan tahap kedewasaan
selama mungkin agar investasi yang dilakukan tidak sia- sia, karena tahap ini merupakan
tahap yang paling menguntungkan.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam suatu keputusan produk, antara


lain:
1. Atribut Produk
Atribut produk adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli
pada saat membeli produk, meliputi :

a. Kualitas Produk.
Kualitas adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi fungsi-fungsinya.
Kualitas produk barang ditentukan oleh faktor-faktor :
1. Kinerja : karakteristik fungsi dasar produk
2. Penampilan fisik : bentuk yang dihasilkan
3. Kehandalan : kekonsistenan suatu produk dapat digunakan
4. Ukuran standar : bahan baku produk terbuat dari bahan-bahan menurut ukuran
tertentu
5. Daya tahan : umur teknik dan umur ekonomi produk
6. Tingkat pelayanan : Kecepatan dan kemudahan dalam mendapatkan pelayanan
baik sebelum maupun sesudah penjualan
7. Keindahan : segi estetika dari bentuk fisik produk
8. Kualitas relatif : merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan pembeli akan
ciri produk yang dibeli sehingga pembeli mengukur kualitas produk dari segi
harga, merk, iklan, reputasi perusahaan

Produk-produk yang memiliki ciri-ciri diatas dapat dikategorikan sebagai suatu


produk yang berkualitas yang dapat menciptakan kepuasan konsumen dan menunjang
tingkat penjualan perusahaan.

10
b. Fitur Produk

Sebuah produk yang pada dasarnya sama, bisa berbeda kalau kelengkapan
fungsinya (fitur) berbeda. Apabila suatu produk dapat memiliki variasi / ciri-ciri khas
dibandingkan produk lainnya maka produk tersebut akan dapat bertahan di pasaran dan
dapat menarik minat konsumen melakukan pembelian. Sehingga para pemasar perlu
menentukan fitur apa yang diberikan pada suatu produk sebab fitur merupakan salah
satu cara untuk membedakan produk dari produk pesaing.

c. Desain Produk

Desain yang bagus berkontribusi kepada manfaat yang diberikan produk dan
menjadi daya tarik produk tersebut, sehingga dapat menarik perhatian konsumen,
memperbaharui minat konsumen, menurunkan biaya, dan mengkombinasikan berbagai
variasi produk kedalam pasar .

2. Merek
Merek adalah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasinya, yang ditujukan
untuk mengidentifikasi dan membedakan barang atau layanan suatu penjual dari
barang dan layanan penjual lain. Melalui merek dagang yang terkenal maka produk
perusahaan mendapat skala prioritas di benak konsumen sehingga akan menciptakan
brand awareness (kesadaran terhadap merek) yang akan meningkatkan volume
penjualan semakin tinggi bagi perusahaan.

a. Ekuitas Merek (Brand Equity)

Nilai suatu merek berdasarkan seberapa kuat merek tersebut mempunyai


loyalitas merek, kesadaran konsumen akan nama merek, kualitas yang dipersepsikan,
asosiasi merek, dan berbagai asset lainnya seperti paten, merek dagang, dan hubungan
jaringan distribusi.

b. Pemilihan Nama Merek

Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk.
Akan tetapi, menemukan nama merek yang terbaik merupakan tugas yang sulit. Hal

11
tersebut dimulai dengan meninjau produk dan manfaatnya, pasar sasaran, dan strategi
pemasaran yang disarankan secara cermat.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam suatu pemilihan merek antara lain:

1. Nama merek harus mencerminkan tentang manfaat dan kualitas produk


yang ditawarkan
2. Nama merek harus mudah diucapkan, didengar, dibaca, diingat, singkat dan
sederhana.
3. Nama merek harus memiliki kesan yang berbeda dari merek-merek yang
sudah ada.
4. Nama merek mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan tidak
mengandung konotasi negative dalam bahasa asing.
5. Nama merek harus bisa didaftarkan dan mempunyai kekuatan hukum.

c. Sponsor Merek

Perusahaan mempunyai empat pilihan sponsor. Produk dapat diluncurkan


dengan menggunakan merek perusahaan pembuat (merek nasional), merek pribadi
(disebut juga sebagai merek toko atau distributor), merek lisensi dan merek bersama.

d. Strategi Merek

Ada empat pilihan strategi merek yaitu :

1. Merek Baru (New Brand)

Perusahaan dapat menciptakan merek baru ketika memasuki kategori


produk baru, jika tidak ada merek milik perusahaan itu yang tepat bagi produk
yang baru tersebut.

2. Perluasan Lini (Line Extension)

Penggunaan nama merek yang sukses untuk memperkenalkan hal-hal baru


ke kategori produk tertentu dengan menggunakan merek yang sama. Hal-hal

12
baru tersebut misalnya rasa, bentuk, warna, bahan tambahan atau ukuran
kemasan yang baru.

3. Perluasan Merek (Brand Extension)

Penggunaan merek yang telah berhasil untuk meluncurkan produk baru atau
modifikasi ke kategori baru.

4. Aneka Merek (Multi Brand)

Penggunaan merek baru untuk kategori produk lama. Melalui pendekatan


ini, sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk kategori produk
yang sama.

3. Kemasan
Kemasan adalah wadah atau bungkus yang dirancang dan diproduksi oleh
perusahaan untuk suatu produk. Kemasan yang didesain dengan bagus mampu
menciptakan nilai tersendiri bagi konsumen serta arti promosional bagi produsen.

4. Label
Fungsi - fungsi label antara lain :
1. Mengidentifikasi produk atau merek (label identifikasi)
2. Menggolongkan produk
3. Menjelaskan beberapa hal tentang produk seperti siapa pembuatnya,
dimana dibuat, waktu pembuatan, isi, cara penggunaan.
4. Sebagai alat promosi

b. Kebijakan Harga
Harga merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran yang mempengaruhi
pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian yang mana harga merupakan faktor
yang dapat membedakan produk yang satu dengan produk yang lain dari tingkat harga
yang ditawarkan. Kebijakan harga merupakan masalah yang rumit. Keputusan yang
diambil Pemimpin perusahaan harus tepat, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai.
Dalam hal ini, perusahaan dapat menetapkan harga jual produk yang sama dengan harga

13
jual produk sejenis yang ditawarkan oleh pesaing lain kepada konsumen, menetapkan
harga jual produk di bawah harga jual pesaing produk sejenis, menetapkan harga jual
produk di atas harga jual pesaing produk sejenis, maupun perusahaan memiliki kebijakan
tersendiri dalam menetapkan harga jual produknya. Dan harga merupakan unsur
satu - satunya dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan
bagi perusahaan di banding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan
distribusi).
Penetapan harga yang tepat akan menimbulkan penjualan serta permintaan
terhadap produk. Dengan adanya penetapan harga yang tepat akan memaksimalkan laba
perusahaan. Harga merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran yang
mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian yang mana harga
merupakan faktor yang dapat membedakan produk yang satu dengan produk yang lain dari
tingkat harga yang ditawarkan. Harga merupakan suatu variabel yang segera dapat
menimbulkan reaksi pasar. Oleh karena itu, setiap perusahaan hendaknya dapat
menetapkan harga jual yang paling tepat dalam arti dapat memberikan keuntungan yang
maksimal, dan harga jual tersebut dapat dicapai oleh para konsumen.
Kebijakan harga merupakan masalah yang rumit. Keputusan yang diambil
Pemimpin perusahaan harus tepat, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Dalam
hal ini, perusahaan dapat menetapkan harga jual produk yang sama dengan harga jual
produk sejenis yang ditawarkan oleh pesaing lain kepada konsumen, menetapkan harga
jual produk di bawah harga jual pesaing produk sejenis, menetapkan harga jual produk di
atas harga jual pesaing produk sejenis, maupun perusahaan memiliki kebijakan tersendiri
dalam menetapkan harga jual produknya. Dan harga merupakan unsur satu - satunya dari
unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan di
banding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan distribusi). Strategi
penetapan harga menjadikan tantangan yang semakin meningkat untuk banyak
perusahaan, karena deregulasi, informasi dari pembeli, persaingan global yang kompetitif,
pertumbuhan pasar yang lambat dan peluang perusahaan untuk meningkatkan posisi
pasarnya. Harga berdampak pada kinerja keuangan perusahaan dan berpengaruh penting
pada nilai  penempatan merek di mata pelanggan. Harga juga mencermikan suatu ukuran
kualitas dari suatu  produk.
14
 Tujuan Penetapan Harga
a. Market Penetration (Penetrasi Pasar)
Terdapat perusahaan yang menetapkan harga produknya pada level yang
relative rendah dengan tujuan mendorong perkembangan pasar dan merangsang
pangsa pasar. keputusan harga rendah ini akan efektif dengan syarat: pasar sangat
sensitif terhadap harga; turunya biaya prduksi dan distribusi per unit bersamaan
dengan naiknya penjualan dan rendahnya harga produksi dapat mencegah
kemungkinan persainan.
Dengan kata lain, perusahan menentukan harga awal yang sangat rendah
atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun
loyalitas merek pada konsumen. Conthi: tarif operator baru three (3), so klin, mie
selera rakyat dan kebanyakan kebutuhan sehari-hari konsumen.

b. Market Skimming
Pembeli yang bersedia membayar harga jauh lebih tinggi dari pembeli yang
lain dapat perusahaan manfaatkan. Pembeli-pembeli ini menilai bahwa produk
yang ditawarkan layak dengan nilai yang tinggi. Sehingga perusahaan dapat
menetapkan harga tinggi terhadap produk yang dipasarkan. Tujuan dari penetapan
harga produk yang tinggi adalah untuk mengeruk keuntungan dari pembeli-pembeli
ini kemudian dengan perlahan harga perusahaan dapat menurunkan harga unuk
memperluas segmen pasar.
Kebijakan ini dapat berhasil dengan syarat; (a) pembeli yang
permintaannya cenderung inelastis jumlahnya banyak; (b) tidak terlalu tingginya
biaya produksi dan distribusi untuk jumlah yang lebih kecil; (c)kesan barang
superior dapat dimunculkan dengan harga yang tinggi.
Secara singkat, market skimming merupakan kebijakan menetapkan harga
awal yang tinggi ketika produk baru di luncurkan dan semakin lama akan terus
turun harganya. Contoh: handphone, laptop, komputer, dll.

15
c. Mempercepat Pemasukan uang tunai
Strategi ini dilakukan apabila perusahaan sangat membutuhkan likuiditas
atau karena ketidak pastian pasar di masa mendatang

d. Memenuhi Target Laba


Penetapan harga juga dapat digunakan untuk mencapai laba atas investasi
yang diinginkan. Dalam kebijakan ini perusahaan cukup dengan laba yang
diperoleh jika dihubungkan dengan besarnya investasi dan risiko yang ditanggung.
Strategi penetapan harga yg berdasarkan kepada berapa laba yang dikehendaki
untuk dicapai. Meskipun ada kemungkinan harga ditetapkan lebih tinggi, dan
kemungkinan ini tidak diambil. Dengan perkataan lain strategi harga berdasarkan
atas target laba ini adalah “satisfying objective” atau “target pricing”.

e. Promosi Product Line


Perusahaan dapat menetapkan harga produk dengan tujuan untuk
merangsang penjualan produk-produk lain dan bukan untuk memperoleh laba atas
produk tersebut.

Dalam menetapkan harga tiap item produk diperhitungkan terlebih dahulu berapa
maksimal laba atau profit dari “product line”. Strategi penetapan harga dengan
pertimbangan ini disebut juga “loss leader pricing”

 Penetapan Harga yang umum dilakukan


1. Cost Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan biaya)
Merupakan cara paling umum yang banyak digunakan oleh perusahaan,
yakni dengan penetapan harga jual berdasar biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
produksi dan menambahkan suatu prosentase tertentu sebagai labanya. Terdapat
tiga kelompok dalam melakukan penetapan harga model ini yakni :

16
a. Cost Plus Pricing Method (Metode Penetapan Harga Biaya-Plus), yakni
penetapan biaya yang banyak dilakukan oleh perusahaan produksi.
Penghitungannya dengan cara harga jual per unit produk dihitung dengan
menjumlahkan seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu sebagai laba
yang dikehendaki. (Rumus: Biaya Total + laba = Harga jual)
b. Mark-up pricing (Metode Penetapan Harga Mark-Up), merupakan
penetapan harga yang dilakukan hanya dengan menambah laba, cara ini
banyak dilakukan oleh pedagang perantara karena mereka tidak ada biaya-
biaya produksi.(Rumus: Harga Beli + MarkUp = Harga Jual)
c. Target pricing, merupakan penetapan harga yang dilakukan berdasarkan
tingkat pengembalian investasi (ROI) yang diinginkan.

2. Demand-Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan


kebutuhan/permintaan)

Menurut Djaslim Saladin (2003:96) Demand-Oriented Pricing adalah


Penentuan harga dengan mempertimbangkan keadaan permintaan, keadaan pasar
dan keinginan konsumen. Demand-oriented pricing mendasarkan kepada tingkah
laku demand, misalnya harga tinggi apabila demand sangat kuat dan harga rendah
bilamana demand lemah.

Untuk menanggapi aneka macam konsumen yang mengiinginkan suatu


produk, maka cara yang biasa ditempuh adalah dengan mengadakan diskriminasi
harga. Macam-macam diskriminasi harga yang dapat dilakukan misalnya adalah
diskriminasi terhadap teritorial (wilayah), kelompok customer (pelanggan), Waktu
dan kualitas atau bentuk produk.

3. Competition Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan persaingan)

Competition oriented pricing merupakan penetapan harga yang didasarkan


kepada harga yang ditetapkan oleh pesaing, hal ini dilakukan terutama untuk
produk-produk yang bersifat homogen. Beberapa metode penetapan harga yang
dapat disebutkan sebagai berikut:

17
a. Perceived value pricing, yaitu penetapan harga dimana perusahaan berusaha
menetapkan harga setingkat dengan rata – rata industry.
b. Sealed bid pricing yaitu suatu penetapan harga didasarkan pada tawaran
yang diajukan oleh pesain.

4. Regulation Oriented Pricing (Penetapan Harga oleh pemerintah

Penetapan harga yang diambil berdasarkan kepada peraturan- peraturan


yang telah ditetapkan oleh pemerintah, badan-badan yang berwenang dalam
masalah penetapan harga atau juga oleh organisasi-organisasi sejenis maupun
perkumpulan-perkumpulan yang aktivitas usahanya sama, misalnya saja OPEC
atau GP. Farmasi, Perhimpunan RS, dan lain-lain.

c. Kebijakan Promosi
Promosi merupakan variabel penting dalam bauran pemasaran yang harus
dilaksanakan perusahaan dalam memasarkan produk yang dijual, terutama dalam
memperkenalkan dan mengingatkan konsumen bahwa perusahaan menjual produk
tersebut, yaitu dengan memberikan informasi tentang produk yang dijual, sehingga dapat
meningkatkan volume penjualan. Untuk itu, kebijakan promosi harus dibuat sebaik
mungkin dan disesuaikan dengan kenyataan yang ada, sehingga dapat mempengaruhi
kepuasan konsumen dalam menentukan pilihannya.
Dalam usaha meningkatkan volume penjualan, banyak tindakan atau kegiatan
yang harus dilakukan oleh perusahaan. Barang yang baik, harga yang layak, kemudahan
untuk mendapatkan barang, yang semuanya ini dimaksudkan untuk meningkatkan volume
penjualan dan keuntungan perusahaan. Namun yang sering terjadi adalah pembeli tidak
mengenal barang atau produk tersebut. Untuk memperkenalkan produk yang dijual kepada
konsumen, maka suatu perusahaan perlu untuk selalu mengkomunikasikan produknya
kepada konsumen, yaitu dengan melakukan kegiatan promosi.
Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000: 65), komponen-komponen bauran
promosi terdiri dari:
a. Iklan (Advertising); Bentuk presentasi dan promosi gagasan, barang dan jasa
nopribadi yang dibayar oleh sponsor tertentu. Periklanan merupakan segala
18
bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi menenai gagasan, barang, atau jasa
yang dibayar oleh sponsor tertentu. Periklanan merupakan salah satu alat penting
yang digunakan suatu perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif
terhadap pembeli dan masyarakat.
Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan
penjualan barang, jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering
mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak pula
penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang.

b. Penjualan Perorangan (Personal Selling); Suatu proses membantu dan membujuk


satu atau lebih calon konsumen untuk membeli barang atau jasa atau bertindak
sesuai ide tertentu dengan menggunakan presentasi oral (komunikasi tatap
muka). Adapun manfaat metode penjualan perorangan antara lain :
1. Berhadapan langsung : memungkinkan kontak langsung dan interaktif
antara dua atau lebih orang. Setiap pihak dapat menelaah kebutuhan pihak
lain secara langsung dan membuat keputusan dengan segera.
2. Persahabatan : penjualan personal memungkinkan bertumbuhnya hubungan
antar pribadi, mulai hubungan bisnis sampai pada hubungan pribadi yang
dekat. Dengan demikian dapat membina hubungan jangka panjang dengan
para pelanggannya.
3. Respon : penjualan personal mengkondisikan pembeli dalam situasi wajib
mendengarkan penjelasan sales.

c. Promosi Penjualan (Sales Promotion); Insentif yang dirancang untuk mendorong


pembelian dan penjualan sebuah produk, biasanya untuk jangka pendek. Promosi
penjualan adalah metode promosi yang ditujukan untuk memperoleh respons
pembelian konsumen sesegera mungkin dengan cara memberikan rangsangan
melalui : kupon, kontes, hadiah, potongan harga, bonus dan benefit lainnya.
Adapun manfaat promosi penjualan yaitu :
1. Komunikasi : dengan metode ini, perhatian konsumen dapat diperoleh
sehingga lebih mudah memberikan informasi produk.
19
2. Isentif : metode ini memberikan berbagai insentif yang merupakan nilai
bagi konsumen.
3. Undangan : metode ini mengandung undangan agar konsumen bertindak
segera.

d. Hubungan Masyarakat (Public Relations); Stimulasi permintaan yang tidak


dibayar dan nonpribadi atas sebuah produk, jasa atau unit bisnis dengan
menghasilkan berita-berita menarik tentang hal tersebut atau presentasi yang
disukai tentang hal tersebut di media.

Adapun kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat dalam organisasi antara lain :

1. Menciptakan dan memelihara hubungan yang intensif dengan para karyawan


pada seluruh lapisan, termasuk menejer puncak, menejer menengah, menejer
terdepan, dan karyawan pelaksana.
2. Menciptakan dan memelihara hubungan dengan para pemilik atau para persero
yang memiliki saham-saham yang diterbitkan oleh perusahan.

Sedangkan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat luar organisasi antara lain :

1. Menciptakan dan memelihara hubungan yang menyenangkan dengan masyarakat


umum.
2. Menciptakan dan memelihara hubungan yang menyenangkan dan mempunyai
makna bagi kepentingan jangka panjang dengan para pelanggan.
3. Menciptakan dan memelihara hubungan yang baik dengan media massa,
termasuk periodical (surat kabar, majalah, dan jurnal), radio, dan televisi.
4. Menciptakan dan memelihara hubungan dengan lembaga-lembaga pemerintahan
dari segala tingkatan birokrasi.

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bauran Promosi:

1. Jumlah dana yang digunakan untuk promosi

20
Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi
bauran promosi. Perusahaan yang memiliki dana yang lebih besar, kegiatan
promosinya akan lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang hanya
mempunyai sumber dana lebih terbatas.

2. Sifat pasar
Beberapa sifat pasar yang mempengaruhi bauran promosi meliputi :
a. Luas pasar secara geografis. Perusahaan yang hanya memliki pasar local
sering mengadakan kegiatan promosi yang berbeda dengan perusahaan
yang memiliki pasar nasional atau internasioanl. Bagi perusahaan yang
memiliki pasar lokal menggunakan personal selling mungkin sudah cukup,
tetapi bagi perusahaan yang mempunyai pasar nasional harus juga
menggunakan periklanan.
b. Kosentrasi pasar. Kosentrasi pasar dapat mempengaruhi strategi promosi
yang dilakukan oleh perusahaan terhadap jumlah calon pembeli, jumlah
pembeli potensial yang berbeda-beda dan konsentrasi secara nasional.
Perusahaan yang hanya memusatkan penjualannya pada satu kelompok
pembeli, akan menggunakan alat promosi yang berbeda dengan perusahaan
yang memusatkan penjualannya pada semua kelompok pemeli.
c. Jenis pembeli. Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga
dipengaruhi oleh objek atau sasaran dalam kampanye penjualannya, apakah
pembeli industri, konsumen rumah tangga atau pembeli lainnya.
d. Jenis produk. Strategi promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan
dipengaruhi oleh jenis produknya, apakah barang konsumsi atau industri.

Adapun tujuan promosi antara lain :


1. Menginformasikan (informing) dapat berupa menginformasikan pasar
mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan cara pemakaian
yang baru dari suatu produk, menyampaikan perubahan harga kepada pasar,
menjelaskan cara kerja suatu produk, menginformasikan jasa-jasa yang

21
disediakan oleh perusahaan, meluruskan kesan yang keliru, mengurangi
ketakutan atau kekhawatiran pembeli, membangun citra perusahaan.
2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk membentuk pilihan
merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi
pelanggan terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk belanja saat
itu juga, mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga
(salesman).
3. Mengingatkan (reminding) dapat terdiri atas mengingatkan pembeli bahwa
produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan
pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan, membuat
pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, menjaga agar
ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Secara singkat
promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat
mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai
yakin kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.

 Adapun beberapa cara yang dapat dipakai untuk promosi :


1. Periklanan (advertising) : misal melalui TV, media masa
2. Penjualan tatap muka (personal selling)
3. Promosi penjualan (sales promotion ) misal discount
4. Publisitas (publicity) misal spanduk, billboard
5. Word of mouth
6. Direct marketing

d. Kebijakan Distribusi
Salah satu faktor penting dan tidak boleh diabaikan adalah memilih saluran
distribusi yang tepat, yang akan digunakan dalam rangka usaha penyaluran barang atau
jasa dari produsen ke konsumen. Distribusi adalah cara perusahaan menyalurkan
barangnya, mulai dari perusahaan sampai ke tangan konsumen akhir. Saluran distribusi
adalah saluran distribusi di mana perusahaan menjual secara langsung produknya kepada

22
konsumen di mana konsumen langsung mengadakan pembelian kepada perusahaan.
Distribusi dapat pula diartikan sebagai cara menentukan metode dan jalur yang akan
dipakai dalam menyalurkan produk ke pasar. Pendek atau panjangnya jalur yang
digunakan perlu dipertimbangakan secara matang.
Distribusi ini penting dalam upaya perusahaan melayani konsumen tepat waktu
dan tepat sasaran. Keterlambatan dalam penyaluran mengakibatkan perusahaan kehilangan
waktu dan kualitas barang serta diambilnya kesempatan oleh pesaing. Oleh karena itu,
perusahaan harus memiliki strategi untuk mencapai target pasar dan menyelenggarakan
fungis distribusi yang berbeda-beda.

 Arti Penting
Keputusan mengenai saluran pemasaran/distribusi merupakan salah satu
keputusan paling kritis yang dihadapai manajemen. Saluran yang dipilih
mempengaruhi seluruh keputusan pemasaran lainnya dan melibatkan komitmen
terhadap perusahaan lain. Jadi terdapat kecenderunagan dari internal perusahaan yang kuat
dalam penetapan saluran distribusi. Manajemen harus memilih saluran pemasaran dengan
memperhatikan kondisi penjualan saat ini dan yang akan datang.
1. Kotler : saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan
yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak
pemilikan produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke
konsumen
2. Stern dan El-Ansary mengungkapkan definisi saluran pemasaran sebagai
berikut.
Saluran pemasaran dapat dilihat sebagai sekumpulan organisasi
independen yang terlibat dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa
untuk digunakan dan dikonsumsi.
3. Sedangkan pengertian saluran pemasaran menurut Lamb, Hair, McDaniel
adalah sebagai berikut.

23
Saluran pemasaran merupakan suatu struktur bisnis dari organisasi yang
saling bergantung yang menjangkau dari titik awal suatu produk sampai
ke pelanggan dengan tujuan memindahkan produk ke tujuan konsumsi akhir.

Jadi dapat disimpulkan pengertian saluran pemasaran/distribusi yaitu jalur


atau keseluruhan perantara pemasaran yang dilalui barang dan jasa dari produsen ke
pemakai industri dan konsumen.

 Macam-macam saluran distribusi

Type-type saluran distribusi ditentukan pada penggunaan lembaga-lembaga


perantara yang berada diantara produsen dan konsumen. Dalam hal ini perusahaan dapat
memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan.

1. Penyaluran langsung.
Dalam sistem ini tidak ada pedagang perantara. Pembeli langsung
kepada perusahaan atau produsen. Misalnya jika seseorang membeli ikan
kepada nelayan untuk konsumsi.

2. Penyaluran tidak langsung. Disini terdapat pedagang perantara yaitu pengecer.

Misalnya jika kita membeli sebungkus rokok dari warung, maka warung
tersebut adalah pengecer. Dalam penyaluran tidak langsung ini terdapat lebih
dari satu pedagang perantara, yaitu pedagang besar dan pedagang pengecer.

Melihat kedua type saluran distribusi diatas, maka sebenarnya penyaluran dapat
digolongkan pada penyalur langsung dan penyalur tidak langsung.

a. Mata rantai saluran distri busi yang sangat panjang.


b. Mata rantai saluran distribusi yang panjang.
c. Mata rantai saluran distribusi yang agak panjang/agak pendek
d. Mata rantai saluran distribusi yang pendek
e. Mata rantai saluran distribusi yang sangat pendek/langsung.

24
Kelima tahapan penyaluran tersebut diatas mempunyai jalur penyampaian barang
dari produsen sampai ke konsumen dengan berbeda-beda.

a. Mata Rantai Saluran Distribusi yang Sangat Panjang.

Perusahaan atau produsen yang akan menyampaikan barang-barangnya


kepada konsumenakhir melalui banyak sekali distributor atau penyalur. Misalnya
untuk memasarkan barang-barang ke seluruh Indonesia, perusahaan dapat
menempatkan agen tunggal untuk seluruh lndonesia, agen untuk setiap propinsi,
sub agen untuk setiap kota, grosir dan akhirnya ke pengecer atau retailer.

b. Mata Rantai Saluran Distribusi yang Panjang.

Penyaluran barang-barang melalui perantara, tetapi tidak sepanjang saluran


distribusi yang sangat panjang. Misalnya produsen mempergunakan agen untuk
propinsi, sub agen untuk setiap kota, grosir dan akhirnya ke pengecer (retailer).

c. Mata Rantai Saluran Distribusi yang Agak Pendek

25
Penggunaan saluran distribusi disini lebih sedikit, meskipun terdapat
perantara. Saluran distribusi ini menggunakan dua tingkat, yaitu wholesaler dan
retailer.

d. Mata Rantai Saluran Distribusi yang Pendek.

Disini perusahaan hanya menggunakan satu lembaga perantara, yaitu


pengecer. Berarti produsen langsung menghubungi pengecer yag cocok untuk
memasarkan barang-barangnya.

e. Mata Rantai Saluran Distribusi yang Sangat Pendek/Langsung.

Dalam sistem saluran distribusi ini, perusahaan menjual barang-barangnya


langsung kepada konsumen akhir. Konsumen akhir dapat juga berupa perorangan
yang membeli barang-barang tersebut maupun perusahaan-perusahaan lain yang
menggunakan barang-barang tersebut secara langsung, artinya barang-barang itu
diolah lagi. Misalnya: mesin, kulit, ikan, kertas dan lain-lain.
Saluran distribusi langsung dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

 Beberapa Alternative Untuk Menentukan Banyaknya Saluran Distribusi

26
1. Distribusi Intensif

Distribusi intensif adalah strategi distribusi yang menempatkan produk


dagangannya pada banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat.
Tehnik ini sangat cocok digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-
hari yang memiliki permintaan dan tingkat konsumsi yang tinggi. Distribusi intensif
digunakan untuk mendistribusikan produk ke hampir semua saluran sehingga dapat
mencapai tingkatan cakupan pasar untuk semua tipe konsumen. Distribusi intensif ini
efektif digunakan untuk barang-barang convenience atau barang-barang kebutuhan
sehari-hari yang tidak memakan tempat dan tidak memerlukan keahlian tenaga penjual,
seperti rokok, sabun mandi, dan sembako.

Kelebihan: Memberikan akses yang mudah dan cepat untuk memenuhi


permintaan dan konsumsi yang tinggi bagi pelanggan.Kerugian: Banyak toko tidak
akan menerima beberapa produk jika konsumen tidak suka memberi produk tersebut
ditempat itu.

2. Distribusi Selektif

Distribusi selektif adalah suatu metode distribusi yang menyalurkan produk


barang atau jasa pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor
atau pengecer saja pada suatu daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat
suatu persaingan untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi masing-
masing. Distribusi selektif digunakan untuk mendistribusikan produk dengan selektif
yaitu untuk suatu daerah pemasaran tertentu hanya dipilih beberapa pengecer atau
beberapa toko saja. Distribusi selektif ini cocok untuk produk-produk shopping seperti
komputer, barang-barang. Contoh saluran distribusi selektif adalah produk elektronik,
produk kendaraan bermotor, sepeda, pakaian, buku, dan lain sebagainya.

Kelebihan: Distribusi yang berfokus pada toko pengecer yang memeliki


permintaan akan produk tersebut dan atau dimana karyawannya memiliki pengalaman
menjual produk tersebut.Kekurangan: Karena distribusinya selektif produk tersebut
tidak mudah diakses.

27
3. Distribusi Eksklusif

Distribusi eksklusif adalah memberikan hak distribusi suatu produk pada satu
dua distributor atau pengecer saja pada suatu area daerah. barang atau jasa yang
ditawarkan oleh jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas dan
harga yang tinggi dengan jumlah konsumen yang terbatas. Distribusi selektif
digunakan untuk memasarkan produk-produk spesial melalui sstem distribusi
eksklusif. Perusahaan hanya menggunakan satu atau bebarapa toko untuk suatu daerah
pemasaran tertentu. Distribusi eksklusif ini cocok untuk mendistribusikan barang-
barang mewah yang bernilai tinggi seperti jam tangan, mobil, parfum dan benda seni.
Hanya konsumen tertentu yang membutuhkannya sehingga mereka mau berkorban
untuk mendapatkannya. Contoh distribusi ekslusif adalah seperti showroom mobil,
factory outlet, restoran waralaba, produk mlm / multi level marketing / pasif income,
mini market, supermarket, hipermarket, dan lain-lain.

Kelebihan: Produk tersebut dianggap prestisius, produsen juga menjamin


bahwa toko pengecer dimana produk didistribusikan akan mampu melayani produk
dengan layak. Kekurangan: Akses produk kepada pelanggan terbatas.

 Bentuk Saluran Distribusi

Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga penyalur (distributor) yang


mempunyai kegiatanm menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

1. Sifat Barang
Sifat barang akan memengaruhi saluran distribusi yang dipilih produsen.
Apakah barang yang dijual tahan lama atau cepat rusak? Untuk barang yang cepat
rusak, seperti sayur-mayur dan buah-buahan, sebaliknya dipilih saluran distribusi
pendek atau sistem distribusi lamgsung. Sifat suatu barang sangat menentukan saluran
distribusi yang akan dipilih.

2. Sifat Penyebarannya

28
Sifat penyebaran barang akan memengaruhi saluran distribusi yang dipilih
produsen. Barang-bbarang yang memerlukan penyebaran seluas-luasnya, seperti
garam, rokok, korek api, dan obat obatan, lebih tepat menggunakan saluuran distribusi
panjang. Dengan demikian, konsumen memperoleh kebutuhannya dengan cepat dan
mudah. Semakin luas tingkat penyebaran barang, semakin panjang saluran distribusi
yang harus di lakukan.

3. Alternative Biaya
Pertimbangan lain yang tidak kalah penting dalam memilih saluran distribusi
yaitu alokasi biaya yang harus dikeluarkan. Umumnya, jika menggunakansaluran
distribusi yang panjang, akan menimbullkan biaya yang lebih besar. Semakin panjang
saluran distribusi, harga jual kepada konsumen menjadi semakin tinggi.

4. Modal
Dalam menentukan saluran distribusi yang akan dipilih, distributor juga harus
memperhitungkan factor modal. Jika menggunakan saluran distribusi dengan
menggunakan pedagang besar atau grosir, biasanya barang yang dijual bersifat
konsinyasi, yaitu pemasaran yang dilakukan oleh pemilik produk dengan cara
menitipkannya kepada pihak lain untuk dijual.

5. Tingkat Keuntungan
Dalam memilih saluran distribusi harus diperhitungkn pula tingkat keuntungan
yang akan diperoleh. Persaingan yang semakin ketat, dapat mendorong harga jual
semakin rendah (murah). Dalam keadaan seperti ini, keuntungan akan semakin rendah
sehingga lebih memungkinkan jika digunakan saluran distribusi pendek. Saluran
distribusi pendek ini di artikan sistem distribusi langsung artinya produsen langsung
menyalurkan atau menjual barangnya kepada konsumen tanpa melalui perantara.
Contohnya petani sayur menjajakan sendiri sayurannya kepada ibu rumah tangga.

 Perantara
29
1. Perantara Pedagang

a. Pedagang Besar

Pedagang besar dapat didefinisikan sebagai perusahan perantara (intermediary)


yang menghubungkan produsen dengan pedangan eceran. Perusahaan ini membeli
barang dari produsen dalam jumlah yang cukup besar dan menjualnya kembali pada
para pengecer. Umumnya pedagang besar tidak berhubungan langsung dengan para
konsumen. Penjualan pada konsumen hanya merupakan kegiatan sampingan dan
biasanya berlaku atas inisiatif konsumen. Penjualan kepada konsumen merupakan
sebagian kecil dari keseluruhan nilai penjualan.

Dalam pendistribusian barang, pedangang besar memberikan sumbangan


penting kepada produsen maupun pedangan eceran. Bagi produsen, pedagang besar
dapat mengurangi biaya pendistribusian, waktu untuk memasarkan barang, dan
administrasi pemasaran. Bagi pengecer, pedagang besar membantu dalam melakukan
penjualan dengan kuantitas yang terbatas, dapat menyediakan barang dengan cepat
apabila diperlukan dan adakalanya memberi kredit pada para pengecer.

b. Pengecer
Pedagang eceran/pengecer adalah perusahaan yang menjual barang yang
diproduksi pihak lain dan berhubungan langsung dengan konsumen. Perusahaan ini
membeli berbagai jenis barang dalam kuantitas atau jumlah yang terbatas dan menjual
barang-barang tersebut langsung pada para konsumen. Pedangang eceran biasanya
melakukan kegiatannya dengan memamerkan barangnya di toko yang dimiliki atau
disewanya. Dengan cara ini para pembeli dapat melihat secara langsung berbagai jenis
barang yang ditawarkan. Kepemilikan dan modal perusahaan pengecer sangat berbeda
sekali. Kebanyakan perusahaan yang melakukan usaha eceran merupakan perusahaan
perseorangan atau perkongsian dengna modal relatif terbatas. Perusahaan pengecer
seperti ini biasanya didirikan untuk menyediakan jasa kepada pelanggan yang tinggal
di sekitar tempat di mana toko pengecer tersebut didirikan.
Dengan demikian jumlah pelanggannya terbatas dan barang yang dijualnya
juga terbatas. Perusahaan pengecer yang besar biasanya berbentuk perseroan terbatas

30
(PT), menggunakan modal yang besar dan melakukan kegiatan mengecer barang
secara besar-besaran. Perusahaan seperti ini biasanya beroperasi di pusat kota atau di
pusat pertokoan dari suatu kawasan yang relatif besar. Jenis-jenis perusahaan
pengecer seperti ini adalah hypermarket (Carrefour, Giant), department store, dan
supermarket.

2. Perantara Agen
Agen adalah perusahaan-perusahaan yang berhubungan langsung dengan
produsen dan bertugas sebagai perusahaan yang membantu menjual barang atau jasa
tidak mempunyai hak kepemilikan atas semua barang yang ditangani. Contoh
perusahaan yang sering bertindak sebagai agen pemasaran adalah agen real estate,
agen tiket penerbangan atau agen tiket alat pengangkutan lainnya (kereta api, bus
antarpropinsi, dan perkapalan), agen penjual produksi industri pengolahan atau
produk pertanian.
Perbedaan penting antara agen pemasaran dengan pedangan besar dan pengecer
adalah dalam kepemilikan dan penjualan barang yang dipasarkannya. Agen penjual
tidak membeli dan memiliki barang yang dipasarkannya. Agen penjual/pemasaran
bertindak sebagai promotor dan menerima pesanan dari pelanggan untuk barang yang
diageninya. Untuk jasanya ini agen penjualan akan mendapatkan komisi berdasarkan
jumlah unit yang dijualnya atau nilai transaksi penjualan.

1. Agen Penunjang ( Facilitating agent)


Agen Penunjang merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam
beberapa aspek pemindahan barang dan jasa. Agen penunjang terbagi dalam beberapa
golongan, antara lain yaitu:
a. Agen pengangkutan borongan (Bulk transportation agent)
b. Agen penyimpanan (Storage agent)
c. Agen pengangkutan khusus (Speciality Shipper)
d. Agen penjualan dan pembelian (purchase dan sales agent)

31
Kegiatan agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang-barang
sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dan
penjual. Jadi agen penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok
secara serempak.

2. Agen Pelengkap (Supplemental agent)


Agen ini berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang
dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau
lembaga lain tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
penyaluran barang, maka agen pelengkap dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang
dilakukannya antara lain yaitu :
a. Jasa Pembimbingan/ konsultasi
b. Jasa financial
c. Jasa informasi
d. Jasa khusus

Berdasarkan macam jasa yang mereka tawarkan tersebut, agen pelengkap dapat
digolongkan ke dalam :
a. Agen yang membantu dibidang keuangan, seperti bank
b. Agen yang membantu dalam mengambil keputusan, seperti biro iklan,
lembaga penelitian, dokter
c. Agen yang membantu dalam penyediaan informasi, seperti televisi, surat
kabar, radio
d. Agen khusus yang tidak termasuk dalam ketiga golongan diatas.

2.2. Kebijakan Pemasaran Oleh Pemerintah

Kebijakan pemasaran merupakan usaha campurtangan pemerintah dalam


bekerjanya kekuatan-kekuatan pasar. Disatu pihak pemerintah dapat mengurangi pengaruh

32
kekuatan-kekuatan pasar supaya tidak terlalu merugikan para produsen dan konsumen,
tetapi dipihak lain persaingan dapat didorong untuk mencapai efisiensi ekonomi yang
tinggi. Dalam hal yang terakhir ini berarti pemerintah memberi arah tertentu di dalam
bekerjanya gaya-gaya pasar. Dalam praktek kebijakan pemasaran dilaksanakan secara
bersamaan dengan kebijaksanaan harga.

Kebijakan harga biasanya ditujukan untuk dua pihak yaitu produsen dan
konsumen. Salah satu tugas pemerintah dan dalam sistem ekonomi apapun ialah
mengusahakan agar rakyat (konsumen) dapat memenuhi kebutuhannya, terutama
kebutuhan pokoknya. Ditinjau dari tugas pemerintah yang demikian, maka dalam
kebijaksanaan harga pemerintah berkewajiban agar harga-harga kebutuhan pokok rakyat
terjangkau oleh daya beli mereka. Dalam hal kebutuhan seperti beras misalnya dianggap
wajar, sehingga pemerintah mengusahakan agar harga tersebut tidak dilampaui. Usaha
untuk menetapkan semacam harga maksimum (ceiling price) ini dilakukan pemerintah
dengan berbagai cara, misalnya dengan kebijaksanaan pengadaan, dengan pemberian
subsidi harga atau dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan lainnya yang pada prinsipnya
bertujuan sama.

Secara umum di Indonesia, kegiatan jual beli di pasar, terdapat peran Pemerintah
untuk mengatur keseimbangan harga dan mengendalikan harga yang terjadi di pasar serta
permintaan dan penawaran. Adanya campur tangan pemerintah tidak lain bertujuan untuk
melindungi kepentingan konsumen maupun produsen agar tidak ada pihak yang
dirugikan . bentuk-bentuk campur tangan pemerintah dalam mekanisme harga,
permintaan , dan penawaran yang terjadi di paslar antara lain terwujud melalui beberapa
hal sebagai berikut :

1. Membentuk komisi pengawas Persaingan Usaha ( KPPU ) yang mengawasi


bentuk-bentuk persaingan usaha tidak sehat ( monopoli)
2. Penyesuaian dalam penyesuaian tarif atau harga barang-barang strategis seperti
telepon, listrik, BBM, air minum, gas dan sejenisnya
3. Penetapan kebijakan eksportdan import barang atau jasa
4. Pemberian subsidi ( bantuan pemerintah ) kepada produsen.

33
5. Penerapan operasi pasar untuk barang-barang kebutuhanyang pokok dan
menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti gula,beras,telur, dan sejenisnya.
6. Penetapan kebijakan moneter , seperti meregulasi dan mengawasi peredaran uang
dan barang yang dapat mempengaruhi pembentukan harga.
7. Penentuan tarif atau harga dasar paling minimum dan maksimum untuk barang-
barang kebutuhan yang pokok dan menyangkut hajat hidup orang banyak.

Kebijakan Pemerintah sebagai penentu harga. Faktor ini sering menjadi kendala
dalam penetapan harga standar. Berkaitan dengan kebijakan pemerintah adalah faktor
tanggung jawab sosial perusahaan. Pemerintah mengambil kebijakan dalam
mengendalikan harga dari perusahaan dengan alasan utama dalam bauran pemasaran yang
menghasilkan penjualan. Oleh sebab itu penetapan harga perlu strategi artinya tidak terlalu
tinggi juga tidak terlalu rendah.
Berikut merupakan beberapa langkah pemerintah dalam meningktakan pemasaran
produk di dalam negeri:

 Peningkatan Proporsi Produk Dalam Negeri Yang Diperdagangkan Di Pasar


Domestik:
1. Identifikasi Produk Unggulan Daerah
Inventarisasi produk di tiap daerah untuk mendapatkan fasilitasi dan pembinaan
2. Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Usaha
a. Legalitas Usaha (SIUP, TDP, IUMK)
b. Akses Permodalan (Perbankan dan Non Perbankan)
c. Sarana Usaha
3. Fasilitasi Peningkatan Daya Saing Produk
a. Peningkatan Standar dan Mutu Produk
b. Kualitas Kemasan
c. Akses Pemanfaatan Teknologi Produksi
d. Branding Produk (HKI, Halal, barcode)
4. Pengembangan Kemitraan Usaha
a. Akses Pemasaran
34
b. Business Matching (baik antara usaha besar dengan UMKM maupun antara
sesama UMKM
c. Promosi
5. Portal Nasional Etalase Produk Indonesia
a. One Stop Information Service terkait pembinaan dan promosi produk dalam
negeri, yang dapat diakses melalui website. http://produk-
indonesia.kemendag.go.id

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan dan


pemsaran suatu produk:

a. Kampanye dan Sosialisasi


Meningkatkan pemahaman kepada masyarakat, terutama generasi muda
akan arti penting penggunaan produk dalam negeri bagi perekonomian
Indonesia
b. Promosi dan Pemasaran
Memperkenalkan produk dalam negeri yang berkualitas kepada masyarakat,
serta memfasilitasi akses pemasaran melalui kemitraan dengan ritel modern
(offline) dan marketplace (online)
c. Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Produk dan Pelaku Usaha
Bimbingan teknis dan pelatihan kepada pelaku usaha produktif dalam
negeri terutama bagi UMKM, serta faslitasi akses kepada faktor-faktor
pendukung usaha (legalitas, permodalan, bahan baku, dll)
d. Penetapan Kebijakan
Memberikan kewajiban kepada pihakpihak tertentu (ritel dalam negeri,
instansi pemerintah, BUMN/BUMD) untuk mendorong peningkatan
penggunaan produk dalam negeri.

Pemasaran Ala Pemerintah (government marketing). Terlepas dari definisi dan


kegiatan lainnya. Kegiatan dalam pemasaran ala pemerintah tentu tak bisa mengabaikan
komunikasi publik. Komunikasi publik merupakan istilah lain dari kampanye publik yang
menggunakan media, pesan, mengorganisasikan akitivitas komunikasi demi tercapainya

35
tujuan individu atau kelompok tertentu dalam satuan waktu tertentu (Liliweri, 2008).
Rancangan aktivitas tersebut bertujuan mempengaruhi perubahan persepsi dan sikap
individu, kelompok, atau masyarakat. Untuk memaksimal peluang mencapai sukses
komunikasi publik maka para perancang mengkoordinasikan pemanfaatan media dengan
komunikasi antarpersonal, atau memanfaatkan saluran komunikasi yang berbasis pada
komunitas.

Ciri spesifik komunikasi publik adalah perhatian penting pada konteks public


affairs. Artinya, setiap rencana dan aktivitas dalam komunikasi publik harus dapat
didayagunakan untuk memecahkan masalah sosial – kemasyarakatan, yang sebagian besar
kebijakannya dipegang oleh pemerintah, maupun sektor swasta. Secara sederhana,
komunikasi publik merupakan ancangan sebuah sistem komunikasi sosial yang bisa
didayagunakan untuk memecahkan kompleksitas masalah sosial akibat perkembangan
sistem informasi.

1. Tak Sekadar Sebarkan Informasi


Penyampaian informasi dalam kerangka pemasaran ide dan program pemerintah,
apalagi kepada publik yang relatif beragam, bukanlah hal yang mudah. Ibarat gunung es,
begitu banyak faktor yang mempengaruhi proses komunikasi. Oleh karena itu diperlukan
strategi dan cara pendekatan khusus dalam kegiatan komunikasi terhadap
publik.Pendekatan pemasaran sosial saat ini banyak digunakan sebagai cara dan strategi
untuk melakukan perubahan perilaku masyarakat atau komunitas. Banyak pihak mengakui
pendekatan pemasaran sosial sanagt efektif karena menggunakan bahasa target
khalayak/publik untuk menggugah keyakinan berdasarkan pengetahuan. Pemasaran sosial
dipandang tak jauh berbeda dibandingkan dengan bidang pemasaran, yang merupakan akar
asal-usul pemasaran sosial. Namun, “memasarkan” gagasan tentu lebih kompleks
dibandingkan dengan memasarkan produk/jasa. Sebab dibutuhkan pemahaman saat
menerapkan langkah-langkah atau strategi pemasaran sosial, terutama dengan melakukan
riset sosial dan kajian.
Hal tersebut perlu dilakukan agar hasilnya akan menjadi lebih terkoordinasi dan
terintegrasi saat melangkah lebih jauh, yaitu dalam upaya menyusun kebijakan sosial.
Menurut Linda D. Ibrahim perbedaan yang prinsip terletak pada tambahan “2 P” pada

36
marketing mix bisnis yang hanya terdiri dari “4 P (Product, Price, Place, and
Promotion)”, yaitu, partnership (kemitraan) dan policy (kebijakan)
Komunikasi publik dan pemasaran sosial dapat bertemu pada dua hal, yaitu,
public communication of public interest dan involving public (Public Communication
Campaigns”, Ronald E. Rice & Charles K. Atkin, Sage, 2000). Jadi, keduanya merupakan
upaya komunikasi publik untuk menyuarakan kebutuhan masyarakat dan sifatnya
melibatkan masyarakat. Keduanya tak terpisahkan dan saling mempengaruhi.
Pemasaran sosial atau social marketing adalah aplikasi dari teknik pemasaran
bisnis ke dalam analisis, perencanaan, eksekusi, dan evaluasi program-program organisasi
nirlaba yang telah didisain berdasarkan target individual dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan personal, serta memenuhi kebutuhan manusia secara sensitif dan
memuaskaan. Pemasaran sosial mengkombinasikan elemen-elemen terbaik dari
pendekatan tradisional untuk perubahan sosial dalam perencanaan yang terintegrasi dan
kerangka tindakan dan mempergunakan teknologi komunikasi yang maju dan ketrampilan
pemasaran (Kotler dan Roberto, 1989).

2. Mainkan Peran Media Massa

Pada dasarnya, media mempunyai sifat memperluas isolasi moral dari lingkungan
sekaligus mengasingkan orang dari realitas personalnya. Hal ini diakibatkan bahwa apa saja
yang disajikan media merupakan hasil rekonstruksi (second hand reality) peristiwa-
peristiwa yang tengah berlangsung dalam masyarakat. Lewat konstruksi realitas yang
dilakukan oleh media massa secara teoritis ada tiga posisi media dalam mempengaruhi isu
atau konflik sesuai konteks sosial yang berkembang, termasuk isu-isu atau konflik yang ada
dalam media. Pertama, sebagai issue intensifier, yaitu memunculkan atau mempertajam isu
atau konflik. Dengan posisi sebagai intensifier, media mem-blow up realitas yang jadi isu
sehingga seluruh dimensi isu menjadi transparan. Kedua, sebagai conflict deminisher, yakni
media menenggelamkan isu atau konflik. Secara sengaja media meniadakan isu tersebut,
terutama bila menyangkut kepentingan media bersangkutan, entah kepentingan ideologis
atau pragmatis. Ketiga, media menjadi pengarah conflict resolution, yakni media menjadi

37
mediator dengan menampilkan isu dari berbagi perspektif serta mengarahkan pihak-pihak
yang bertikai pada penyelesaian konflik (Stanley, 2001)

Akan tetapi, di tengah banyak pilihan ragam dan jenis media yang dapat
dipergunakan oleh masyarakat, tentunya tak mudah mengharapkan media bisa memainkan
perannya dengan optimal. Apalagi dalam peran sebagai conflict resolution yang bisa
menjadi mitra dalam kegiatan kampanye publik pemerintah. Harus diakui, di masa sekarang
sulit mencapai kondisi ideal semacam itu. Kendati ditinjau dari ilmu komunikasi,
keberpihakan media bukanlah sebuah kesalahan akan tetapi media massa yang memihak
akan sulit tumbuh menjadi alat kontrol sosial yang objektif. Makanya tidak aneh, jika
berita-berita yang muncul di satu media berbeda dengan media lainnya. Ini lebih karena
pilihan-pilihan tersebut. Andai pilihan-pilihan tersebut sama, perbedaan pun masih
mungkin lantaran perbedaan dalam memilih sudut pandang (angle) (Siahaan, 2001).

Tentu dibutuhkan pendekatan terhadap media yang lebih cerdas dan tepat dalam
melihat kondisi yang ada. Bila dalam pemberitaan media berita terdapat kesalahan baik
kutipan atau penyimpangan fakta, siapapun yang dirugikan masih bisa segera bertindak.
Caranya adalah berbicara langsung kepada wartawan atau editornya, tampilkan fakta
sebenarnya, minta kesalahan ditarik atau dikoreksi. Selain pendekatan media, pemerintah
perlu mengembangkan sebuah pendekatan yang komprehensif agar arus informasi yang ada
di kalangan masyarakat tidak melahirkan konflik ataupun merugikan kepentingan
masyarakat.  Disinilah pentingnya komunikasi publik untuk mengembangkan saling
pengertian, kerjasama dan sinergi yang positif antara berbagai pihak yang berkepentingan
dalam isu tertentu.

Persoalan yang oleh lembaga pemerintah adalah persoalan dunia komunikasi


sebenarnya, masalah sharing of information, oleh karena dibutuhkan beragam terobosan
yang cerdas dan tepat.  Hal paling krusial yang dihadapai di lapangan adalah jurang
kesenjangan antara tuntutan dan harapan masyarakat yang amat tinggi, dengan kemampuan
pemerintah yang terbatas dalam menyediakan informasi atau membangun opini publik yang
baik (untuk mengimbangi opini publik yang biasanya dikembangkan oleh kalangan pers).

38
Dibutuhkan pendekatan yang mempertimbangkan beragam aspek yang bersinggungan,
misalnya aspek-aspek pemasaran (marketing dalam arti luas), manajemen, periklanan,
komunikasi pribadi, psikologi, antropologi; guna menyediakan informasi yang dibutuhkan
oleh publik atau informasi public. Kegiatan pemasaran sosial yang dilakukan lembaga
pemerintah idealnya harus bisa “memaksa” target khalayaknya untuk mengubah keyakinan,
nilai, sikap yang selama ini telah tertanam di dalam dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan
perencanaan yang terintegrasi, dukungan teknologi komunikasi yang maju dan ketrampilan
pemasaran.  Tanpa itu semua, pemasaran sosial yang dilakukan tidak akan menjadi
komunikasi yang efektif bagi sasarannya.

39
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kebijakan pemasaran adalah kombinasi dari empat elemen yang merupakan unsur-
unsur bauran pemasaran yang dikenal dengan 4P, yaitu produk (product), harga (price),
saluran distribusi (place), dan promosi (promotion). Kebijakan pemasaran yang berhasil pada
umumnya ditentukan dari satu atau beberapa variabel dari bauran pemasaran. Perusahaan
dapat mengembangkan kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan saluran distribusi,
kebijakan promosi, maupun dengan mengkombinasikan variabel-variabel tersebut ke dalam
suatu rencana strategi yang menyeluruh. Dalam setiap kegiatan usaha, ada tiga masalah
penting yang harus selalu dipertimbangkan setiap saat, yaitu bagaimana caranya agar
perusahaan dapat tetap hidup atau tetap bertahan, mampu bersaing, dan dapat berkembang.
Dalam upaya mempertahankan usahanya, suatu perusahaan harus mampu membaca kebutuhan
serta selera konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Sukses tidaknya suatu
usaha pemasaran tergantung dari peka tidaknya pihak perusahaan terhadap kebutuhan,
keinginan, dan selera konsumen. Dalam kebijakan pemasaran, juga perlu memperhatikan
mengenai bauran pasar. Tujuan bauran pemasaran adalah untuk meningkatkan dan
mengembangkan pemasaran perusahaan, baik pengembangan produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen, penetapan harga yang bersaing di pasar, adanya kegiatan promosi yang
efektif dan efisien terhadap produk, dan penentuan tempat atau daerah pemasaran serta saluran
distribusi yang sesuai, sehingga tujuan perusahaan diharapkan dapat tercapai secara
keseluruhan.
Selain itu pmerintah juga turut andil dalam kebijakan pemasaran. Kebijakan pemasaran
pemerintah merupakan usaha campurtangan pemerintah dalam bekerjanya kekuatan-kekuatan
pasar. Disatu pihak pemerintah dapat mengurangi pengaruh kekuatan-kekuatan pasar supaya
tidak terlalu merugikan para produsen dan konsumen, tetapi dipihak lain persaingan dapat
didorong untuk mencapai efisiensi ekonomi yang tinggi. Dalam hal yang terakhir ini berarti
pemerintah memberi arah tertentu di dalam bekerjanya gaya-gaya pasar. Dalam praktek
kebijakan pemasaran dilaksanakan secara bersamaan dengan kebijaksanaan harga

40
DAFTAR PUSTAKA

1. http://tisman.blogspot.com/2009/01/beberapa-contoh-kebijakan-pertanian.html?m=1

2. https://accurate.id/marketing-manajemen/mengetahui-pentingnya-penetapan-harga-bagi-

bisnis/

3. http://feryandrean.blogspot.com/2017/01/saluran-distribusi-dan-strategi.html

4. https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2017/07/pengertian-dan-penggolongan-perantara-

agen.html

5. https://rumakom.wordpress.com/2008/11/19/pemasaran-ala-pemerintah/

6. https://slideplayer.info/slide/13421182/

7. https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/8387-kebijakan-promosi.html

8. https://www.coursehero.com/file/p1el5ka9/Pricing-strategy-1-Market-skimming-

menetapkan-harga-awal-yang-tinggi-ketika/

9. https://www.kompasiana.com/amp/mpdyusuf/peran-pemerintah-dalam-kegiatan-

ekonomi_55297e26f17e61de788b457e#aoh=15888850766155&referrer=https%3A%2F

%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s

10. Basu Swasta dan Irawan. 2009. Menejemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.

11. Boyd, Walker dan Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis

Dengan Orientasi Global, jilid I dan II. Jakarta: Erlangga.

12. Dharmmesta, Basu Swastha, 2001. Manajemen Pemasaran. Universitas Terbuka.

13. Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.2019 Peningkatan Penggunaan dan

Pemasaran Produk dalam negeri

41
14. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1996. Dasar-dasar Pemasaran, jilid I dan II. Jakarta:

PT. Prenhallindo

15. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, jilid I. Jakarta:

Erlangg

16. Lamb, Charles W.; Joseph F. Hair Jr, Carl McDaniel, 2010. MKTG4 2010-2011 Edition.

Cengage Learning

17. Lumbantoruan, Magdalena (1992). Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis, dan Manajemen.

Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka.

18. Syahyunan. 2004. Efektivitas Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Pencapaian Target

Penjualan. e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara

19. Winarti. 2008. Manajemen Pemasaran. Semarang: UNDIP.

20. Dharmmesta, Basu Swastha. 2001. Manajemen Pemasaran. Universitas Terbuka.

21. Ruhimat, Mamat, Nana Supriatna dan Kosim. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial. Media

Pratama

42

Anda mungkin juga menyukai