Dosen Pengampu:
Fivien Muslihatinningsih, SE.,M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 7
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN..............................................................................................................1
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan berkah, Rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah saya dapat menyalesaikan Makalah
Tentang Kebijakan Pemasaran.
Makalah ini disusun agar dapat memperluas ilmu tentang Manajemen Pemasaran yang
kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan yang pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Penyusun menyadari makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya kembali lebih baik
dari sebelumnya.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tercapai dengan baik. Agar kebijakan pemasaran yang diterapkan dapat membawa hasil
yang diharapkan, maka perlu diketahui variabel-variabel pemasaran itu sendiri.
Variabel-variabel yang dimaksud adalah pengelolaan produk dan perencanaan
pengembangannya, kebijakan harga yang ditetapkan, sarana dan prasarana yang digunakan
untuk mempublikasikan produk tersebut di pasaran, serta pemilihan saluran distribusi
produk tersebut yang kesemuanya ini dikenal dengan istilah Bauran Pemasaran (Marketing
Mix), yang meliputi: produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan
promosi (promotion). Unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, dan
merupakan satu kesatuan di dalam kebijakan perusahaan. Sehubungan dengan besarnya
pengaruh bauran pemasaran tersebut terhadap penyusunan kebijakan perusahaan, terutama
dilihat dari segi peningkatan laba yang dicapai perusahaan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Kebijakan Pemasaran Oleh Perusahaan Dalam
Manajemen Pemasaran.
1.3.2 Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Kebijakan Pemasaran Oleh Pemerintah Dalam
Manajemen Pemasaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
terhadap produk, dan penentuan tempat atau daerah pemasaran serta saluran distribusi
yang sesuai, sehingga tujuan perusahaan diharapkan dapat tercapai secara keseluruhan.
Apabila produk tidak memuaskan bisa jadi konsumen akan beralih kepada produk
pesaing. Untuk itu diperlukan suatu kebijakan pemasaran yang tepat dan efektif, jelas dan
terarah tentang apa yang harus dilakukan perusahaan.Agar dapat berhasil dalam kebijakan
pemasaran, perusahaan harus memperhatikan dan melaksanakan faktor-faktor yang dapat
dikendalikan perusahaan yaitu bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi:
kebijakan produk, harga, saluran distribusi, dan promosi bagi produknya.
a. Kebijakan Produk
Pengertian Produk
Menurut Kotler, pengertian produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan,
dimiliki, digunakan atau pun dikonsumsi sehingga mampu memuaskan keinginan dan
kebutuhan termasuk di dalamnya berupa fisik, tempat, orang, jasa, gagasan, serta
organisasi. Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Produk adalah persepsi ( keinginan ) konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui
hasil produksinya.
4
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memperoleh perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan, meliputi benda fisik, jasa, orang, organisasi, ide atau
gagasan. Sebuah produk tidak hanya barang, melainkan juga sekumpulan atribut, baik
yang tampak maupun yang tidak tampak di mana atribut-atribut tersebut tersebut
merupakan nilai tambah produk yang ditawarkan oleh perusahaan untuk memuaskan
kebutuhan konsumen dan keinginan konsumen.
Dalam kebijakaan produk, termasuk perencanaan dan pengembangan
produk, perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produk yang ada (produk yang
sama jenisnya dengan model baru), membuat produk baru (yang benar-benar baru),
atau produk tiruan yang baru bagi perusahaan tetapi baru bagi pasar. Selain itu
keputusan juga perlu diambil menyangkut masalah pemberian merk, pembungkusan,
warna dan kebijaksanaan pelayanan
1. PRODUK UTAMA / produk inti/ core product adalah produk yang menawarkan
manfaat / kegunaan utama yang dibutuhkan oleh pelanggan.
2. PRODUK GENERIK adalah produk yang mencerminkan fungsi dasar dari suatu
produk.
3. PRODUK YANG DIHARAPKAN / EXPECTED PRODUCT adalah kondisi-
kondisi yang biasanya diharapkan oleh pelanggan pada saat membelinya.
4. PRODUK TAMBAHAN/ AUGMENTED PRODUCT adalah meliputi pelayanan
dan manfaat yang membedakan penawaran suatu perusahaan dengan penawaran
dari perusahaan lainnya.
5. PRODUK POTENSIIL / INOVASI adalah segala tambahan dan tranformasi pada
produk yang mungkin dilakukan di masa mendatang. Dalam hal ini perusahaan
berusaha mencari sesuatu yang baru untuk menyenangkan dan memenuhi
keinginan pelanggan ( perusahaan melakukan perbaikan terhadap produk ).
5
Klasifikasi Produk
6
3) Adanya keengganan dari konsumen untuk mengubah pola kebiasaan dalam
membeli suatu produk. Konsumen biasanya enggan berpindah ke produk lain
walaupun sudah didorong oleh promosi yang agresif.
7
c. TAHAP III - TAHAP KEDEWASAAN
Pada tahap ini perusahaan pada tahap ini mencapai volume penjualan dan laba
yang maximal. Banyaknya pesaing mendorong perusahaan untuk menurunkan harga serta
melakukan promosi khusus yang dapat semakin menaikkan volume penjualan. Promosi
khusus dapat berupa kupon undian, produk berhadiah produk lain dsb. Tahap pertumbuhan
dan kedewasaan harus diperpanjang selama mungkin karena merupakan tahap yang paling
menguntungkan bagi perusahaan.
Tahap Kedewasaan ditandai dengan:
1. Volume penjualan tinggi
2. Laba tinggi
3. Biaya produksi seluruhnya dapat ditutup oleh hasil penjualan perusahaan.
Pada tahap ini jika perusahaan tidak melakukan perbaikan- perbaikan terhadap
produk dan tidak melakukan usaha- usaha lain yang dapat mempertahankan /
meningkatkan penjualan maka hasil penjualan yang dicapai cenderung tetap bahkan pada
akhirnya dapat menurun.
Tahap kedewasaan dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Tahap kedewasaan yang meningkat : dalam hal ini penjualan meningkat dengan
lambat.
2. Tahap kedewasaan yang stabil : disebut juga tahap kejenuhan , dalam hal ini
volume penjualan tetap/ konstan.
3. Tahap kedewasaan yang menurun : tingkat penjualan secara absolut menurun.
Tahap ini merupakan tahap penuh tantangan
8
Dengan tujuan agar produk tersebut tetap dapat memberikan kontribusi bagi
perusahaan. Tahap Kemunduran dirtandai oleh penjualan yang semakin menurun,
menurun dengan cepat atau menurun dengan lambat.
Strategi pemasaran tahap kemunduran :
1. Mencari produk yang lemah dari beberapa produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
2. Membangkitkan produk yang lemah untuk dialihkan ke daerah pemasaran yang
baru.
3. Tetap memproduksi walaupun merugi.
4. Ditinggalkan dan membuat produk baru.
5. Menjual produk tersebut ke perusahaan lain.
Panjang pendeknya daur hidup tiap- tiap produk berbeda- beda tergantung pada
jenis produknya :
1. Untuk convenience goods maka daur hidupnya panjang karena semua orang
membutuhkannya ( 9 bahan pokok ).
2. Untuk shopping goods maka daur hidupnya pendek karena sanagt dipengaruhi
oleh mode, tren, musim ( pakaian, sepatu, tas dsb ).
3. Untuk specialty goods maka daur hidupnya bisa panjang ( perhiasan, mobil,
sepeda motor ).
Panjangnya waktu/lamanya tiap- tiap tahap juga berbeda- beda tergantung pada :
9
Perusahaan harus memperpanjang tahap pertumbuhan dan tahap kedewasaan
selama mungkin agar investasi yang dilakukan tidak sia- sia, karena tahap ini merupakan
tahap yang paling menguntungkan.
a. Kualitas Produk.
Kualitas adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi fungsi-fungsinya.
Kualitas produk barang ditentukan oleh faktor-faktor :
1. Kinerja : karakteristik fungsi dasar produk
2. Penampilan fisik : bentuk yang dihasilkan
3. Kehandalan : kekonsistenan suatu produk dapat digunakan
4. Ukuran standar : bahan baku produk terbuat dari bahan-bahan menurut ukuran
tertentu
5. Daya tahan : umur teknik dan umur ekonomi produk
6. Tingkat pelayanan : Kecepatan dan kemudahan dalam mendapatkan pelayanan
baik sebelum maupun sesudah penjualan
7. Keindahan : segi estetika dari bentuk fisik produk
8. Kualitas relatif : merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan pembeli akan
ciri produk yang dibeli sehingga pembeli mengukur kualitas produk dari segi
harga, merk, iklan, reputasi perusahaan
10
b. Fitur Produk
Sebuah produk yang pada dasarnya sama, bisa berbeda kalau kelengkapan
fungsinya (fitur) berbeda. Apabila suatu produk dapat memiliki variasi / ciri-ciri khas
dibandingkan produk lainnya maka produk tersebut akan dapat bertahan di pasaran dan
dapat menarik minat konsumen melakukan pembelian. Sehingga para pemasar perlu
menentukan fitur apa yang diberikan pada suatu produk sebab fitur merupakan salah
satu cara untuk membedakan produk dari produk pesaing.
c. Desain Produk
Desain yang bagus berkontribusi kepada manfaat yang diberikan produk dan
menjadi daya tarik produk tersebut, sehingga dapat menarik perhatian konsumen,
memperbaharui minat konsumen, menurunkan biaya, dan mengkombinasikan berbagai
variasi produk kedalam pasar .
2. Merek
Merek adalah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasinya, yang ditujukan
untuk mengidentifikasi dan membedakan barang atau layanan suatu penjual dari
barang dan layanan penjual lain. Melalui merek dagang yang terkenal maka produk
perusahaan mendapat skala prioritas di benak konsumen sehingga akan menciptakan
brand awareness (kesadaran terhadap merek) yang akan meningkatkan volume
penjualan semakin tinggi bagi perusahaan.
Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk.
Akan tetapi, menemukan nama merek yang terbaik merupakan tugas yang sulit. Hal
11
tersebut dimulai dengan meninjau produk dan manfaatnya, pasar sasaran, dan strategi
pemasaran yang disarankan secara cermat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam suatu pemilihan merek antara lain:
c. Sponsor Merek
d. Strategi Merek
12
baru tersebut misalnya rasa, bentuk, warna, bahan tambahan atau ukuran
kemasan yang baru.
Penggunaan merek yang telah berhasil untuk meluncurkan produk baru atau
modifikasi ke kategori baru.
3. Kemasan
Kemasan adalah wadah atau bungkus yang dirancang dan diproduksi oleh
perusahaan untuk suatu produk. Kemasan yang didesain dengan bagus mampu
menciptakan nilai tersendiri bagi konsumen serta arti promosional bagi produsen.
4. Label
Fungsi - fungsi label antara lain :
1. Mengidentifikasi produk atau merek (label identifikasi)
2. Menggolongkan produk
3. Menjelaskan beberapa hal tentang produk seperti siapa pembuatnya,
dimana dibuat, waktu pembuatan, isi, cara penggunaan.
4. Sebagai alat promosi
b. Kebijakan Harga
Harga merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran yang mempengaruhi
pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian yang mana harga merupakan faktor
yang dapat membedakan produk yang satu dengan produk yang lain dari tingkat harga
yang ditawarkan. Kebijakan harga merupakan masalah yang rumit. Keputusan yang
diambil Pemimpin perusahaan harus tepat, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai.
Dalam hal ini, perusahaan dapat menetapkan harga jual produk yang sama dengan harga
13
jual produk sejenis yang ditawarkan oleh pesaing lain kepada konsumen, menetapkan
harga jual produk di bawah harga jual pesaing produk sejenis, menetapkan harga jual
produk di atas harga jual pesaing produk sejenis, maupun perusahaan memiliki kebijakan
tersendiri dalam menetapkan harga jual produknya. Dan harga merupakan unsur
satu - satunya dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan
bagi perusahaan di banding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan
distribusi).
Penetapan harga yang tepat akan menimbulkan penjualan serta permintaan
terhadap produk. Dengan adanya penetapan harga yang tepat akan memaksimalkan laba
perusahaan. Harga merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran yang
mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian yang mana harga
merupakan faktor yang dapat membedakan produk yang satu dengan produk yang lain dari
tingkat harga yang ditawarkan. Harga merupakan suatu variabel yang segera dapat
menimbulkan reaksi pasar. Oleh karena itu, setiap perusahaan hendaknya dapat
menetapkan harga jual yang paling tepat dalam arti dapat memberikan keuntungan yang
maksimal, dan harga jual tersebut dapat dicapai oleh para konsumen.
Kebijakan harga merupakan masalah yang rumit. Keputusan yang diambil
Pemimpin perusahaan harus tepat, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Dalam
hal ini, perusahaan dapat menetapkan harga jual produk yang sama dengan harga jual
produk sejenis yang ditawarkan oleh pesaing lain kepada konsumen, menetapkan harga
jual produk di bawah harga jual pesaing produk sejenis, menetapkan harga jual produk di
atas harga jual pesaing produk sejenis, maupun perusahaan memiliki kebijakan tersendiri
dalam menetapkan harga jual produknya. Dan harga merupakan unsur satu - satunya dari
unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan di
banding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan distribusi). Strategi
penetapan harga menjadikan tantangan yang semakin meningkat untuk banyak
perusahaan, karena deregulasi, informasi dari pembeli, persaingan global yang kompetitif,
pertumbuhan pasar yang lambat dan peluang perusahaan untuk meningkatkan posisi
pasarnya. Harga berdampak pada kinerja keuangan perusahaan dan berpengaruh penting
pada nilai penempatan merek di mata pelanggan. Harga juga mencermikan suatu ukuran
kualitas dari suatu produk.
14
Tujuan Penetapan Harga
a. Market Penetration (Penetrasi Pasar)
Terdapat perusahaan yang menetapkan harga produknya pada level yang
relative rendah dengan tujuan mendorong perkembangan pasar dan merangsang
pangsa pasar. keputusan harga rendah ini akan efektif dengan syarat: pasar sangat
sensitif terhadap harga; turunya biaya prduksi dan distribusi per unit bersamaan
dengan naiknya penjualan dan rendahnya harga produksi dapat mencegah
kemungkinan persainan.
Dengan kata lain, perusahan menentukan harga awal yang sangat rendah
atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun
loyalitas merek pada konsumen. Conthi: tarif operator baru three (3), so klin, mie
selera rakyat dan kebanyakan kebutuhan sehari-hari konsumen.
b. Market Skimming
Pembeli yang bersedia membayar harga jauh lebih tinggi dari pembeli yang
lain dapat perusahaan manfaatkan. Pembeli-pembeli ini menilai bahwa produk
yang ditawarkan layak dengan nilai yang tinggi. Sehingga perusahaan dapat
menetapkan harga tinggi terhadap produk yang dipasarkan. Tujuan dari penetapan
harga produk yang tinggi adalah untuk mengeruk keuntungan dari pembeli-pembeli
ini kemudian dengan perlahan harga perusahaan dapat menurunkan harga unuk
memperluas segmen pasar.
Kebijakan ini dapat berhasil dengan syarat; (a) pembeli yang
permintaannya cenderung inelastis jumlahnya banyak; (b) tidak terlalu tingginya
biaya produksi dan distribusi untuk jumlah yang lebih kecil; (c)kesan barang
superior dapat dimunculkan dengan harga yang tinggi.
Secara singkat, market skimming merupakan kebijakan menetapkan harga
awal yang tinggi ketika produk baru di luncurkan dan semakin lama akan terus
turun harganya. Contoh: handphone, laptop, komputer, dll.
15
c. Mempercepat Pemasukan uang tunai
Strategi ini dilakukan apabila perusahaan sangat membutuhkan likuiditas
atau karena ketidak pastian pasar di masa mendatang
Dalam menetapkan harga tiap item produk diperhitungkan terlebih dahulu berapa
maksimal laba atau profit dari “product line”. Strategi penetapan harga dengan
pertimbangan ini disebut juga “loss leader pricing”
16
a. Cost Plus Pricing Method (Metode Penetapan Harga Biaya-Plus), yakni
penetapan biaya yang banyak dilakukan oleh perusahaan produksi.
Penghitungannya dengan cara harga jual per unit produk dihitung dengan
menjumlahkan seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu sebagai laba
yang dikehendaki. (Rumus: Biaya Total + laba = Harga jual)
b. Mark-up pricing (Metode Penetapan Harga Mark-Up), merupakan
penetapan harga yang dilakukan hanya dengan menambah laba, cara ini
banyak dilakukan oleh pedagang perantara karena mereka tidak ada biaya-
biaya produksi.(Rumus: Harga Beli + MarkUp = Harga Jual)
c. Target pricing, merupakan penetapan harga yang dilakukan berdasarkan
tingkat pengembalian investasi (ROI) yang diinginkan.
17
a. Perceived value pricing, yaitu penetapan harga dimana perusahaan berusaha
menetapkan harga setingkat dengan rata – rata industry.
b. Sealed bid pricing yaitu suatu penetapan harga didasarkan pada tawaran
yang diajukan oleh pesain.
c. Kebijakan Promosi
Promosi merupakan variabel penting dalam bauran pemasaran yang harus
dilaksanakan perusahaan dalam memasarkan produk yang dijual, terutama dalam
memperkenalkan dan mengingatkan konsumen bahwa perusahaan menjual produk
tersebut, yaitu dengan memberikan informasi tentang produk yang dijual, sehingga dapat
meningkatkan volume penjualan. Untuk itu, kebijakan promosi harus dibuat sebaik
mungkin dan disesuaikan dengan kenyataan yang ada, sehingga dapat mempengaruhi
kepuasan konsumen dalam menentukan pilihannya.
Dalam usaha meningkatkan volume penjualan, banyak tindakan atau kegiatan
yang harus dilakukan oleh perusahaan. Barang yang baik, harga yang layak, kemudahan
untuk mendapatkan barang, yang semuanya ini dimaksudkan untuk meningkatkan volume
penjualan dan keuntungan perusahaan. Namun yang sering terjadi adalah pembeli tidak
mengenal barang atau produk tersebut. Untuk memperkenalkan produk yang dijual kepada
konsumen, maka suatu perusahaan perlu untuk selalu mengkomunikasikan produknya
kepada konsumen, yaitu dengan melakukan kegiatan promosi.
Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000: 65), komponen-komponen bauran
promosi terdiri dari:
a. Iklan (Advertising); Bentuk presentasi dan promosi gagasan, barang dan jasa
nopribadi yang dibayar oleh sponsor tertentu. Periklanan merupakan segala
18
bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi menenai gagasan, barang, atau jasa
yang dibayar oleh sponsor tertentu. Periklanan merupakan salah satu alat penting
yang digunakan suatu perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif
terhadap pembeli dan masyarakat.
Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan
penjualan barang, jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering
mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak pula
penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang.
Adapun kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat dalam organisasi antara lain :
Sedangkan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat luar organisasi antara lain :
20
Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi
bauran promosi. Perusahaan yang memiliki dana yang lebih besar, kegiatan
promosinya akan lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang hanya
mempunyai sumber dana lebih terbatas.
2. Sifat pasar
Beberapa sifat pasar yang mempengaruhi bauran promosi meliputi :
a. Luas pasar secara geografis. Perusahaan yang hanya memliki pasar local
sering mengadakan kegiatan promosi yang berbeda dengan perusahaan
yang memiliki pasar nasional atau internasioanl. Bagi perusahaan yang
memiliki pasar lokal menggunakan personal selling mungkin sudah cukup,
tetapi bagi perusahaan yang mempunyai pasar nasional harus juga
menggunakan periklanan.
b. Kosentrasi pasar. Kosentrasi pasar dapat mempengaruhi strategi promosi
yang dilakukan oleh perusahaan terhadap jumlah calon pembeli, jumlah
pembeli potensial yang berbeda-beda dan konsentrasi secara nasional.
Perusahaan yang hanya memusatkan penjualannya pada satu kelompok
pembeli, akan menggunakan alat promosi yang berbeda dengan perusahaan
yang memusatkan penjualannya pada semua kelompok pemeli.
c. Jenis pembeli. Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga
dipengaruhi oleh objek atau sasaran dalam kampanye penjualannya, apakah
pembeli industri, konsumen rumah tangga atau pembeli lainnya.
d. Jenis produk. Strategi promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan
dipengaruhi oleh jenis produknya, apakah barang konsumsi atau industri.
21
disediakan oleh perusahaan, meluruskan kesan yang keliru, mengurangi
ketakutan atau kekhawatiran pembeli, membangun citra perusahaan.
2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk membentuk pilihan
merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi
pelanggan terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk belanja saat
itu juga, mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga
(salesman).
3. Mengingatkan (reminding) dapat terdiri atas mengingatkan pembeli bahwa
produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan
pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan, membuat
pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, menjaga agar
ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Secara singkat
promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat
mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai
yakin kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.
d. Kebijakan Distribusi
Salah satu faktor penting dan tidak boleh diabaikan adalah memilih saluran
distribusi yang tepat, yang akan digunakan dalam rangka usaha penyaluran barang atau
jasa dari produsen ke konsumen. Distribusi adalah cara perusahaan menyalurkan
barangnya, mulai dari perusahaan sampai ke tangan konsumen akhir. Saluran distribusi
adalah saluran distribusi di mana perusahaan menjual secara langsung produknya kepada
22
konsumen di mana konsumen langsung mengadakan pembelian kepada perusahaan.
Distribusi dapat pula diartikan sebagai cara menentukan metode dan jalur yang akan
dipakai dalam menyalurkan produk ke pasar. Pendek atau panjangnya jalur yang
digunakan perlu dipertimbangakan secara matang.
Distribusi ini penting dalam upaya perusahaan melayani konsumen tepat waktu
dan tepat sasaran. Keterlambatan dalam penyaluran mengakibatkan perusahaan kehilangan
waktu dan kualitas barang serta diambilnya kesempatan oleh pesaing. Oleh karena itu,
perusahaan harus memiliki strategi untuk mencapai target pasar dan menyelenggarakan
fungis distribusi yang berbeda-beda.
Arti Penting
Keputusan mengenai saluran pemasaran/distribusi merupakan salah satu
keputusan paling kritis yang dihadapai manajemen. Saluran yang dipilih
mempengaruhi seluruh keputusan pemasaran lainnya dan melibatkan komitmen
terhadap perusahaan lain. Jadi terdapat kecenderunagan dari internal perusahaan yang kuat
dalam penetapan saluran distribusi. Manajemen harus memilih saluran pemasaran dengan
memperhatikan kondisi penjualan saat ini dan yang akan datang.
1. Kotler : saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan
yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak
pemilikan produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke
konsumen
2. Stern dan El-Ansary mengungkapkan definisi saluran pemasaran sebagai
berikut.
Saluran pemasaran dapat dilihat sebagai sekumpulan organisasi
independen yang terlibat dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa
untuk digunakan dan dikonsumsi.
3. Sedangkan pengertian saluran pemasaran menurut Lamb, Hair, McDaniel
adalah sebagai berikut.
23
Saluran pemasaran merupakan suatu struktur bisnis dari organisasi yang
saling bergantung yang menjangkau dari titik awal suatu produk sampai
ke pelanggan dengan tujuan memindahkan produk ke tujuan konsumsi akhir.
1. Penyaluran langsung.
Dalam sistem ini tidak ada pedagang perantara. Pembeli langsung
kepada perusahaan atau produsen. Misalnya jika seseorang membeli ikan
kepada nelayan untuk konsumsi.
Misalnya jika kita membeli sebungkus rokok dari warung, maka warung
tersebut adalah pengecer. Dalam penyaluran tidak langsung ini terdapat lebih
dari satu pedagang perantara, yaitu pedagang besar dan pedagang pengecer.
Melihat kedua type saluran distribusi diatas, maka sebenarnya penyaluran dapat
digolongkan pada penyalur langsung dan penyalur tidak langsung.
24
Kelima tahapan penyaluran tersebut diatas mempunyai jalur penyampaian barang
dari produsen sampai ke konsumen dengan berbeda-beda.
25
Penggunaan saluran distribusi disini lebih sedikit, meskipun terdapat
perantara. Saluran distribusi ini menggunakan dua tingkat, yaitu wholesaler dan
retailer.
26
1. Distribusi Intensif
2. Distribusi Selektif
27
3. Distribusi Eksklusif
Distribusi eksklusif adalah memberikan hak distribusi suatu produk pada satu
dua distributor atau pengecer saja pada suatu area daerah. barang atau jasa yang
ditawarkan oleh jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas dan
harga yang tinggi dengan jumlah konsumen yang terbatas. Distribusi selektif
digunakan untuk memasarkan produk-produk spesial melalui sstem distribusi
eksklusif. Perusahaan hanya menggunakan satu atau bebarapa toko untuk suatu daerah
pemasaran tertentu. Distribusi eksklusif ini cocok untuk mendistribusikan barang-
barang mewah yang bernilai tinggi seperti jam tangan, mobil, parfum dan benda seni.
Hanya konsumen tertentu yang membutuhkannya sehingga mereka mau berkorban
untuk mendapatkannya. Contoh distribusi ekslusif adalah seperti showroom mobil,
factory outlet, restoran waralaba, produk mlm / multi level marketing / pasif income,
mini market, supermarket, hipermarket, dan lain-lain.
1. Sifat Barang
Sifat barang akan memengaruhi saluran distribusi yang dipilih produsen.
Apakah barang yang dijual tahan lama atau cepat rusak? Untuk barang yang cepat
rusak, seperti sayur-mayur dan buah-buahan, sebaliknya dipilih saluran distribusi
pendek atau sistem distribusi lamgsung. Sifat suatu barang sangat menentukan saluran
distribusi yang akan dipilih.
2. Sifat Penyebarannya
28
Sifat penyebaran barang akan memengaruhi saluran distribusi yang dipilih
produsen. Barang-bbarang yang memerlukan penyebaran seluas-luasnya, seperti
garam, rokok, korek api, dan obat obatan, lebih tepat menggunakan saluuran distribusi
panjang. Dengan demikian, konsumen memperoleh kebutuhannya dengan cepat dan
mudah. Semakin luas tingkat penyebaran barang, semakin panjang saluran distribusi
yang harus di lakukan.
3. Alternative Biaya
Pertimbangan lain yang tidak kalah penting dalam memilih saluran distribusi
yaitu alokasi biaya yang harus dikeluarkan. Umumnya, jika menggunakansaluran
distribusi yang panjang, akan menimbullkan biaya yang lebih besar. Semakin panjang
saluran distribusi, harga jual kepada konsumen menjadi semakin tinggi.
4. Modal
Dalam menentukan saluran distribusi yang akan dipilih, distributor juga harus
memperhitungkan factor modal. Jika menggunakan saluran distribusi dengan
menggunakan pedagang besar atau grosir, biasanya barang yang dijual bersifat
konsinyasi, yaitu pemasaran yang dilakukan oleh pemilik produk dengan cara
menitipkannya kepada pihak lain untuk dijual.
5. Tingkat Keuntungan
Dalam memilih saluran distribusi harus diperhitungkn pula tingkat keuntungan
yang akan diperoleh. Persaingan yang semakin ketat, dapat mendorong harga jual
semakin rendah (murah). Dalam keadaan seperti ini, keuntungan akan semakin rendah
sehingga lebih memungkinkan jika digunakan saluran distribusi pendek. Saluran
distribusi pendek ini di artikan sistem distribusi langsung artinya produsen langsung
menyalurkan atau menjual barangnya kepada konsumen tanpa melalui perantara.
Contohnya petani sayur menjajakan sendiri sayurannya kepada ibu rumah tangga.
Perantara
29
1. Perantara Pedagang
a. Pedagang Besar
b. Pengecer
Pedagang eceran/pengecer adalah perusahaan yang menjual barang yang
diproduksi pihak lain dan berhubungan langsung dengan konsumen. Perusahaan ini
membeli berbagai jenis barang dalam kuantitas atau jumlah yang terbatas dan menjual
barang-barang tersebut langsung pada para konsumen. Pedangang eceran biasanya
melakukan kegiatannya dengan memamerkan barangnya di toko yang dimiliki atau
disewanya. Dengan cara ini para pembeli dapat melihat secara langsung berbagai jenis
barang yang ditawarkan. Kepemilikan dan modal perusahaan pengecer sangat berbeda
sekali. Kebanyakan perusahaan yang melakukan usaha eceran merupakan perusahaan
perseorangan atau perkongsian dengna modal relatif terbatas. Perusahaan pengecer
seperti ini biasanya didirikan untuk menyediakan jasa kepada pelanggan yang tinggal
di sekitar tempat di mana toko pengecer tersebut didirikan.
Dengan demikian jumlah pelanggannya terbatas dan barang yang dijualnya
juga terbatas. Perusahaan pengecer yang besar biasanya berbentuk perseroan terbatas
30
(PT), menggunakan modal yang besar dan melakukan kegiatan mengecer barang
secara besar-besaran. Perusahaan seperti ini biasanya beroperasi di pusat kota atau di
pusat pertokoan dari suatu kawasan yang relatif besar. Jenis-jenis perusahaan
pengecer seperti ini adalah hypermarket (Carrefour, Giant), department store, dan
supermarket.
2. Perantara Agen
Agen adalah perusahaan-perusahaan yang berhubungan langsung dengan
produsen dan bertugas sebagai perusahaan yang membantu menjual barang atau jasa
tidak mempunyai hak kepemilikan atas semua barang yang ditangani. Contoh
perusahaan yang sering bertindak sebagai agen pemasaran adalah agen real estate,
agen tiket penerbangan atau agen tiket alat pengangkutan lainnya (kereta api, bus
antarpropinsi, dan perkapalan), agen penjual produksi industri pengolahan atau
produk pertanian.
Perbedaan penting antara agen pemasaran dengan pedangan besar dan pengecer
adalah dalam kepemilikan dan penjualan barang yang dipasarkannya. Agen penjual
tidak membeli dan memiliki barang yang dipasarkannya. Agen penjual/pemasaran
bertindak sebagai promotor dan menerima pesanan dari pelanggan untuk barang yang
diageninya. Untuk jasanya ini agen penjualan akan mendapatkan komisi berdasarkan
jumlah unit yang dijualnya atau nilai transaksi penjualan.
31
Kegiatan agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang-barang
sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dan
penjual. Jadi agen penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok
secara serempak.
Berdasarkan macam jasa yang mereka tawarkan tersebut, agen pelengkap dapat
digolongkan ke dalam :
a. Agen yang membantu dibidang keuangan, seperti bank
b. Agen yang membantu dalam mengambil keputusan, seperti biro iklan,
lembaga penelitian, dokter
c. Agen yang membantu dalam penyediaan informasi, seperti televisi, surat
kabar, radio
d. Agen khusus yang tidak termasuk dalam ketiga golongan diatas.
32
kekuatan-kekuatan pasar supaya tidak terlalu merugikan para produsen dan konsumen,
tetapi dipihak lain persaingan dapat didorong untuk mencapai efisiensi ekonomi yang
tinggi. Dalam hal yang terakhir ini berarti pemerintah memberi arah tertentu di dalam
bekerjanya gaya-gaya pasar. Dalam praktek kebijakan pemasaran dilaksanakan secara
bersamaan dengan kebijaksanaan harga.
Kebijakan harga biasanya ditujukan untuk dua pihak yaitu produsen dan
konsumen. Salah satu tugas pemerintah dan dalam sistem ekonomi apapun ialah
mengusahakan agar rakyat (konsumen) dapat memenuhi kebutuhannya, terutama
kebutuhan pokoknya. Ditinjau dari tugas pemerintah yang demikian, maka dalam
kebijaksanaan harga pemerintah berkewajiban agar harga-harga kebutuhan pokok rakyat
terjangkau oleh daya beli mereka. Dalam hal kebutuhan seperti beras misalnya dianggap
wajar, sehingga pemerintah mengusahakan agar harga tersebut tidak dilampaui. Usaha
untuk menetapkan semacam harga maksimum (ceiling price) ini dilakukan pemerintah
dengan berbagai cara, misalnya dengan kebijaksanaan pengadaan, dengan pemberian
subsidi harga atau dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan lainnya yang pada prinsipnya
bertujuan sama.
Secara umum di Indonesia, kegiatan jual beli di pasar, terdapat peran Pemerintah
untuk mengatur keseimbangan harga dan mengendalikan harga yang terjadi di pasar serta
permintaan dan penawaran. Adanya campur tangan pemerintah tidak lain bertujuan untuk
melindungi kepentingan konsumen maupun produsen agar tidak ada pihak yang
dirugikan . bentuk-bentuk campur tangan pemerintah dalam mekanisme harga,
permintaan , dan penawaran yang terjadi di paslar antara lain terwujud melalui beberapa
hal sebagai berikut :
33
5. Penerapan operasi pasar untuk barang-barang kebutuhanyang pokok dan
menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti gula,beras,telur, dan sejenisnya.
6. Penetapan kebijakan moneter , seperti meregulasi dan mengawasi peredaran uang
dan barang yang dapat mempengaruhi pembentukan harga.
7. Penentuan tarif atau harga dasar paling minimum dan maksimum untuk barang-
barang kebutuhan yang pokok dan menyangkut hajat hidup orang banyak.
Kebijakan Pemerintah sebagai penentu harga. Faktor ini sering menjadi kendala
dalam penetapan harga standar. Berkaitan dengan kebijakan pemerintah adalah faktor
tanggung jawab sosial perusahaan. Pemerintah mengambil kebijakan dalam
mengendalikan harga dari perusahaan dengan alasan utama dalam bauran pemasaran yang
menghasilkan penjualan. Oleh sebab itu penetapan harga perlu strategi artinya tidak terlalu
tinggi juga tidak terlalu rendah.
Berikut merupakan beberapa langkah pemerintah dalam meningktakan pemasaran
produk di dalam negeri:
35
tujuan individu atau kelompok tertentu dalam satuan waktu tertentu (Liliweri, 2008).
Rancangan aktivitas tersebut bertujuan mempengaruhi perubahan persepsi dan sikap
individu, kelompok, atau masyarakat. Untuk memaksimal peluang mencapai sukses
komunikasi publik maka para perancang mengkoordinasikan pemanfaatan media dengan
komunikasi antarpersonal, atau memanfaatkan saluran komunikasi yang berbasis pada
komunitas.
36
marketing mix bisnis yang hanya terdiri dari “4 P (Product, Price, Place, and
Promotion)”, yaitu, partnership (kemitraan) dan policy (kebijakan)
Komunikasi publik dan pemasaran sosial dapat bertemu pada dua hal, yaitu,
public communication of public interest dan involving public (Public Communication
Campaigns”, Ronald E. Rice & Charles K. Atkin, Sage, 2000). Jadi, keduanya merupakan
upaya komunikasi publik untuk menyuarakan kebutuhan masyarakat dan sifatnya
melibatkan masyarakat. Keduanya tak terpisahkan dan saling mempengaruhi.
Pemasaran sosial atau social marketing adalah aplikasi dari teknik pemasaran
bisnis ke dalam analisis, perencanaan, eksekusi, dan evaluasi program-program organisasi
nirlaba yang telah didisain berdasarkan target individual dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan personal, serta memenuhi kebutuhan manusia secara sensitif dan
memuaskaan. Pemasaran sosial mengkombinasikan elemen-elemen terbaik dari
pendekatan tradisional untuk perubahan sosial dalam perencanaan yang terintegrasi dan
kerangka tindakan dan mempergunakan teknologi komunikasi yang maju dan ketrampilan
pemasaran (Kotler dan Roberto, 1989).
Pada dasarnya, media mempunyai sifat memperluas isolasi moral dari lingkungan
sekaligus mengasingkan orang dari realitas personalnya. Hal ini diakibatkan bahwa apa saja
yang disajikan media merupakan hasil rekonstruksi (second hand reality) peristiwa-
peristiwa yang tengah berlangsung dalam masyarakat. Lewat konstruksi realitas yang
dilakukan oleh media massa secara teoritis ada tiga posisi media dalam mempengaruhi isu
atau konflik sesuai konteks sosial yang berkembang, termasuk isu-isu atau konflik yang ada
dalam media. Pertama, sebagai issue intensifier, yaitu memunculkan atau mempertajam isu
atau konflik. Dengan posisi sebagai intensifier, media mem-blow up realitas yang jadi isu
sehingga seluruh dimensi isu menjadi transparan. Kedua, sebagai conflict deminisher, yakni
media menenggelamkan isu atau konflik. Secara sengaja media meniadakan isu tersebut,
terutama bila menyangkut kepentingan media bersangkutan, entah kepentingan ideologis
atau pragmatis. Ketiga, media menjadi pengarah conflict resolution, yakni media menjadi
37
mediator dengan menampilkan isu dari berbagi perspektif serta mengarahkan pihak-pihak
yang bertikai pada penyelesaian konflik (Stanley, 2001)
Akan tetapi, di tengah banyak pilihan ragam dan jenis media yang dapat
dipergunakan oleh masyarakat, tentunya tak mudah mengharapkan media bisa memainkan
perannya dengan optimal. Apalagi dalam peran sebagai conflict resolution yang bisa
menjadi mitra dalam kegiatan kampanye publik pemerintah. Harus diakui, di masa sekarang
sulit mencapai kondisi ideal semacam itu. Kendati ditinjau dari ilmu komunikasi,
keberpihakan media bukanlah sebuah kesalahan akan tetapi media massa yang memihak
akan sulit tumbuh menjadi alat kontrol sosial yang objektif. Makanya tidak aneh, jika
berita-berita yang muncul di satu media berbeda dengan media lainnya. Ini lebih karena
pilihan-pilihan tersebut. Andai pilihan-pilihan tersebut sama, perbedaan pun masih
mungkin lantaran perbedaan dalam memilih sudut pandang (angle) (Siahaan, 2001).
Tentu dibutuhkan pendekatan terhadap media yang lebih cerdas dan tepat dalam
melihat kondisi yang ada. Bila dalam pemberitaan media berita terdapat kesalahan baik
kutipan atau penyimpangan fakta, siapapun yang dirugikan masih bisa segera bertindak.
Caranya adalah berbicara langsung kepada wartawan atau editornya, tampilkan fakta
sebenarnya, minta kesalahan ditarik atau dikoreksi. Selain pendekatan media, pemerintah
perlu mengembangkan sebuah pendekatan yang komprehensif agar arus informasi yang ada
di kalangan masyarakat tidak melahirkan konflik ataupun merugikan kepentingan
masyarakat. Disinilah pentingnya komunikasi publik untuk mengembangkan saling
pengertian, kerjasama dan sinergi yang positif antara berbagai pihak yang berkepentingan
dalam isu tertentu.
38
Dibutuhkan pendekatan yang mempertimbangkan beragam aspek yang bersinggungan,
misalnya aspek-aspek pemasaran (marketing dalam arti luas), manajemen, periklanan,
komunikasi pribadi, psikologi, antropologi; guna menyediakan informasi yang dibutuhkan
oleh publik atau informasi public. Kegiatan pemasaran sosial yang dilakukan lembaga
pemerintah idealnya harus bisa “memaksa” target khalayaknya untuk mengubah keyakinan,
nilai, sikap yang selama ini telah tertanam di dalam dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan
perencanaan yang terintegrasi, dukungan teknologi komunikasi yang maju dan ketrampilan
pemasaran. Tanpa itu semua, pemasaran sosial yang dilakukan tidak akan menjadi
komunikasi yang efektif bagi sasarannya.
39
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebijakan pemasaran adalah kombinasi dari empat elemen yang merupakan unsur-
unsur bauran pemasaran yang dikenal dengan 4P, yaitu produk (product), harga (price),
saluran distribusi (place), dan promosi (promotion). Kebijakan pemasaran yang berhasil pada
umumnya ditentukan dari satu atau beberapa variabel dari bauran pemasaran. Perusahaan
dapat mengembangkan kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan saluran distribusi,
kebijakan promosi, maupun dengan mengkombinasikan variabel-variabel tersebut ke dalam
suatu rencana strategi yang menyeluruh. Dalam setiap kegiatan usaha, ada tiga masalah
penting yang harus selalu dipertimbangkan setiap saat, yaitu bagaimana caranya agar
perusahaan dapat tetap hidup atau tetap bertahan, mampu bersaing, dan dapat berkembang.
Dalam upaya mempertahankan usahanya, suatu perusahaan harus mampu membaca kebutuhan
serta selera konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Sukses tidaknya suatu
usaha pemasaran tergantung dari peka tidaknya pihak perusahaan terhadap kebutuhan,
keinginan, dan selera konsumen. Dalam kebijakan pemasaran, juga perlu memperhatikan
mengenai bauran pasar. Tujuan bauran pemasaran adalah untuk meningkatkan dan
mengembangkan pemasaran perusahaan, baik pengembangan produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen, penetapan harga yang bersaing di pasar, adanya kegiatan promosi yang
efektif dan efisien terhadap produk, dan penentuan tempat atau daerah pemasaran serta saluran
distribusi yang sesuai, sehingga tujuan perusahaan diharapkan dapat tercapai secara
keseluruhan.
Selain itu pmerintah juga turut andil dalam kebijakan pemasaran. Kebijakan pemasaran
pemerintah merupakan usaha campurtangan pemerintah dalam bekerjanya kekuatan-kekuatan
pasar. Disatu pihak pemerintah dapat mengurangi pengaruh kekuatan-kekuatan pasar supaya
tidak terlalu merugikan para produsen dan konsumen, tetapi dipihak lain persaingan dapat
didorong untuk mencapai efisiensi ekonomi yang tinggi. Dalam hal yang terakhir ini berarti
pemerintah memberi arah tertentu di dalam bekerjanya gaya-gaya pasar. Dalam praktek
kebijakan pemasaran dilaksanakan secara bersamaan dengan kebijaksanaan harga
40
DAFTAR PUSTAKA
1. http://tisman.blogspot.com/2009/01/beberapa-contoh-kebijakan-pertanian.html?m=1
2. https://accurate.id/marketing-manajemen/mengetahui-pentingnya-penetapan-harga-bagi-
bisnis/
3. http://feryandrean.blogspot.com/2017/01/saluran-distribusi-dan-strategi.html
4. https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2017/07/pengertian-dan-penggolongan-perantara-
agen.html
5. https://rumakom.wordpress.com/2008/11/19/pemasaran-ala-pemerintah/
6. https://slideplayer.info/slide/13421182/
7. https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/8387-kebijakan-promosi.html
8. https://www.coursehero.com/file/p1el5ka9/Pricing-strategy-1-Market-skimming-
menetapkan-harga-awal-yang-tinggi-ketika/
9. https://www.kompasiana.com/amp/mpdyusuf/peran-pemerintah-dalam-kegiatan-
ekonomi_55297e26f17e61de788b457e#aoh=15888850766155&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s
10. Basu Swasta dan Irawan. 2009. Menejemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
11. Boyd, Walker dan Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis
41
14. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1996. Dasar-dasar Pemasaran, jilid I dan II. Jakarta:
PT. Prenhallindo
15. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, jilid I. Jakarta:
Erlangg
16. Lamb, Charles W.; Joseph F. Hair Jr, Carl McDaniel, 2010. MKTG4 2010-2011 Edition.
Cengage Learning
18. Syahyunan. 2004. Efektivitas Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Pencapaian Target
21. Ruhimat, Mamat, Nana Supriatna dan Kosim. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial. Media
Pratama
42