OKSIGEN = O2 = 50%
DARI OKSIGEN DUNIA
PARADIGMA PEMBANGUNAN
• Dewasa ini, paradigma dan pola pembangunan ekonomi yang
bertumpu pada pertumbuhan semakin menular dan dikejar oleh
banyak negara.
• Mereka yakin(siapa mereka), pertumbuhan ekonomi dapat
mengantarkan masyarakat menuju kemajuan dan kesejahteraan,
karena itulah berbagai daya dan upaya ditempuh oleh negara-
negara di dunia untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi.
• United Nations Development Programe (UNDP) pada Maret 2013
lalu mencatat kompetisi pertumbuhan ekonomi negara-negara
berkembang semakin sengit.
• Badan Pembangunan PBB ini memperkirakan bahwa output
ekonomi gabungan dari Brazil, China, dan India, akan melampaui
AS, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia pada tahun 2020.
EMISI GAS
• Saat ini Indonesia merupakan negara penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar ke-
3 di dunia yang berasal dari penebangan hutan yang berakibat terjadinya deforestasi,
setelah Cina dan AS (FAO, 2005).
• Pada periode tahun 2000-2009, luas hutan Indonesia yang mengalami deforestasi
adalah sebesar 15,16 juta ha. Pulau Kalimantan menjadi daerah penyumbang
deforestasi terbesar yaitu sekitar 36,32% atau setara dengan 5,50 juta ha. Deforestasi
terluas terjadi di dalam areal penggunaan lain yaitu sebesar 28,63% dari total deforestasi
Indonesia atau setara dengan 4,34 juta ha.
• Deforestasi juga terjadi di Hutan Lindung dan Kawasan Konservasi, kawasan yang
seharusnya dilindungi dari kegiatan penebangan hutan. Luas Hutan Lindung yang yang
mengalami deforestasi adalah 2,01 juta ha, sementara Kawasan Konservasi mengalami
deforestasi seluas 1,27 juta ha.
• Apabila laju deforestasi tidak ditekan, diperkirakan pada tahun 2020 tutupan hutan di
Jawa akan habis, dan pada tahun 2030 tutupan hutan di Bali-Nusa Tenggara juga akan
habis, diikuti oleh Kalimantan dan pulau-pulau lainnya.
• Pesatnya kegiatan pertambangan juga ikut memberi tekanan yang besar terhadap
kawasan hutan. Hingga tahun 2011 lebih dari 6.000 Izin Usaha Pertambangan (IUP)
diterbitkan sebagai hasil proses clean and clear di dalam kawasan hutan, dan hanya
sekitar 200 izin yang telah memiliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (Forest Watch
Indonesia, 2011).
PENCEMARAN TAMBANG
• Berbagai bentuk kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia akibat
aktivitas pertambangan, antara lain seperti yang dialami oleh masyarakat
Kalimantan. Di daerah Barito Utara, Kalimantan Tengah misalnya,
pencemaran lingkungan akibat dari pencucian batubara dan pasir zircon
termasuk penambangan emas tidak berizin (PETI) telah mencemari Sungai
Barito, yang selama ini diandalkan sebagai salah satu sumber air bagi
masyarakat Kalimantan Tengah.
• Buruknya pengelolaan SDA yang ada, menyebabkan Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup (IKLH) Kalimantan Tengah berada pada peringkat 26
dengan nilai 50,38 (dari 100) dari penilaian yang dilakukan terhadap 29
provinsi yang ada di Indonesia tahun 2010 (IKLH Indonesia 2010, 2011).
Selain itu, banyaknya batubara terbakar yang tersebar dipermukaan tanah
seperti di berbagai kawasan hutan di Kalimantan Timur telah menyebabkan
kawasan ini sangat rawan kebakaran hutan.
• Dampak sangat serius terhadap kelestarian hutan, kematian flora dan
fauna, termasuk jasad renik, dan terjadinya erosi tanah, tanah longsor,
banjir, maupun gangguan terhadap kegiatan sosial ekonomi masyarakat
(Alikodra, 2000).
Sustainable Development
• konsep pembangunan berkelanjutan menjadi permasalahan krusial yang sering
diperdebatkan.
• Konsep pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development (SD)
banyak dikenal setelah Brundtland Report (1987) dalam Our Common Future
mendefinisikan SD yaitu “Development that meets the needs of the present
without compromising the ability of future generations to meet their own needs”
(p. 8). Definisi ini telah diterima secara universal, meskipun ada juga definisi
dan penafsiran berbeda tentang SD (Kates et al., 2005; Barrow, 2006; Zeijl et
al., 2008),
• namun secara umum konsep ini mengakui bahwa kemajuan ekonomi harus
diinkorporasi dengan pilar-pilar sosial dan lingkungan. Ketiga pilar SD ini lazim
disebut triple bottom line.
• Menurut konsep SD ini, tata-kelola eksplorasi, ekstraksi, dan pengolahan SDA
perlu mendukung SD dengan mengentaskan kemiskinan, meningkatkan
standar kesehatan, pendidikan dan kualitas hidup masyarakat sekitar
pertambangan, memajukan kesejahteraan rakyat, dan melestarikan lingkungan
(United Nations Environment Programme/UNEP, 2000).
Peta Penyebaran Potensi Pertambangan di Indonesia
(Sumber: ESDM, 2012)
PATAHAN BUMI
RING OF FIRE INDONESIA
Sepuluh Produsen Terbesar Batubara (Mt)
Pasal 1
1.Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
2.Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
3.Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam
strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa
kini dan generasi masa depan.
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
10. Kajian lingkungan hidup strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program.
11. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut Amdal,
adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
12. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup,
yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap
usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan.
13. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup.
14. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
KEBIJAKSANAAN SDA
YANG BERTANGGUNG JAWAB
Kerjakan dengan baik dan kumpulkan pada paling lambat saat UAS
Kuliah dalam minggu ini dengan e-learning, tidak ada tatap muka, mahasiswa tetap
mengisi daftar hadir
S I H
K A
I MA
E R
T