Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melihat perkembangan zaman sperti sekarang ini bahwasanya ekonomi dinegara ini
sangat pesat oelh sebab itu makalh yang kami buat dengan tema atau judul kewirausahaan
koperasi sangat tepat bagi perkembangan zaman sekarang. Karena suatu bangsa yang
memiliki kelompok wirausaha yang besar akan lebih mudah untuk maju dan lebih tahan
terhadap gangguan krisis.

Dalam wirausaha koperasi tesebut dalam kerjanya memakai sikap mental, dalam
berusaha secara koperatif serta mengambilprakarsa inovatif serta keberanian menagmbil
resiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hakikat Kewirakoperasian ?


2. Apa fungsi dari kewirakoperasian ?
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam inovasi ?
4. Bagaimana kiat wirausaha ?
5. Apa tipe-tipe pengawasan Koperasi ?
6. Apa Metode Pengawasan Koperasi ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui hakikat kewirakoperasian.


2. Untuk mengetahui fungsi dari kewirakoperasian.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam inovasi.
4. Untuk mengetahui kiat wirausaha.
5. Untuk mengetahui tipe-tipe pengawasan koperasi.
6. Untuk mengetahui metode pengawasan koperasi.

[1]
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Kewirakoperasian

Pada seminar nasional tentang kurikulum kewirausahaan koperasi di kampus IKOPIN


bandung tahun 1993, secara mendalam telah didiskusikan istilah kewirausahaan koperasi dan
kewirakoperasian. Mengingat bahwa interpreneurship pada koperasi tidak hanya member
interpreneurship, manager interpreneurship, bureaucritic interpreneurship, dan catalytic
interpreneurship, pada akirnya disepakati istilah kewirakoperasian sebagai istilah baku
kewirausahaan koperasi.

1. Kewirausahaan pada dasarnya berkaitan dengan nilai-nilai yang berlaku yang


memotivasi seseorang untuk melakukan usaha untuk memperbaiki taraf hidup secara
kreatif dan inivatif dalam menemukan sesuatu yang baru.
2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
menurut ahmad sanusi.
3. Kewirausahaan adalah uatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda menurut piter drucker.
4. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan/usaha, menurut Zimmerer.

Dengan demikian wirausahawan adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan
mengambil resiko dengan ketidak pastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan
dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan
untuk mencirikannya.1

Koperasi adalah badan usaha (UU No. 25 tahun 1992). Sebagai badan usaha, koperasi
tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan prinsip-prinsip ekonomi yang berlaku.
Dengan mengacu pada konsepsi sistem yang bekerja pada suatu badan usaha, maka koperasi
sebagai badan usaha juga berarti merupakan kombinasi dari manusia, asset-aset fisik dan
nonfisik, informasi dan teknologi. Karena itu, koperasi harus dapat menghasilkan keuntungan
dalam mengembangkan organisasi dan usahanya.
1

[2]
Ciri utama yang membedakannya dengan badan usaha lainnya (nonkoperasi) adalah
posisi anggota. Dalam UU Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa,
anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Dalam bahasa
ekonomi atau teori pemasaran, pengguna jasa ini disebut pelanggan (customer). Untuk
koperasi primer di Indonesia, anggotanya minimal 20 orang. Dengan demikian, anggota
koperasi adalah orang sebagai individu yang merupakan subjek hukum dan subjek ekonomi
tersendiri. Mereka ini mempunyai kepentingan ekonomi yang sama, yang diwadahi oleh
koperasi dalam memenuhi kepentingan ekonomi tersebut.

Badan usaha koperasi merupakan wadah kesatuan tindakan ekonomi dalam rangka
mempertinggi efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan ekonomi individu anggotanya.
Koperasi sebagai badan usaha dan unit ekonomi, selain harus memiliki 4 sistem yang
dimaksud diatas, juga harus memasukkan sistem keanggotaan (membership system) sebagai
sistem yang kelima. Sistem keanggotaan ini sangat penting dimasukkan sebagai sistem
kelima kedalam perusahaan koperasi, karena hal tersebut merupakan jati diri dan nilai dari
keunggulan koperasi. Selain itu, dapat bekerja atau tidaknya koperasi sangat tergantung dari
partisipasi anggotanya.2

Kemudian mengenai Wirausaha Koperasi, dalam beberapa kebijakan pembangunan


selama PJPT I secara tegas menjelaskan tentang :
a. Pembangunan Koperasi di arahkan agar makin memiliki kemampuan menjadi badan usaha
yang makin efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat.
b. Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui upaya
peningkatan kebersaman dan menejement yang profesional.
c. Pemberian kemampuan yang seluas-luasnya di segala sektor kegiataan ekonomi
d. Kerjasama antar koperasi dan antara koperasi dengan usaha Negara

Pada tanggal 12 juli 1967 telah ditetapkan UU no12 tahun 1967 tentang perkoperasian
yang bertujuan memberikan perlindungan kepada koperasi agar tetap eksis dan berkembang.
Beberapa peraturan baru kemudian mengikutinya seperti Inpres No. 4 Tahun 1973 tentang
Pembentukan Koperasi Unir Desa (KUD) yang beroperasi di desa-desa. Inpres No. 2 Tahun
1978 tentang pengaturan Wilayah Kerja KUD. Inpres No. 4 Tahun 1984 tentang Pola
Pembinaan dan Pengembangan KUD sebagai Koperasi Serba Usaha. Beberapa kebijakan
pemerintah terhadap gangguan krisis kepada kelompok wirausaha:
2

[3]
a. Memberikan kebebasan usaha (dalam arti kebebasan yang tidak menggangu 
kepentimgan orang lain)
b. Menciptakan kondisi lingkungan yang dapat merangsang kegiatan inoatif
c. Pemberian dan pelatihan agar dapat meningkatkan kompetensi para wirausaha.

Pengertian Kewirakoperasian
Diskusi pada seminar kewirausahaan koperasi tanggal 5,6,7 oktober 1993 dikampus
IKOPIN Jatinangor tersebut merumuskan definisi yang mencakup aspek-aspek intrinsic dan
menejerial dari kewirakoperasian dan kedudukannya dalam hakikat koperasi yang memilki
prinsip-prinsip identitas dan dasar etika yang terkait dengan prinsip-prinsip itu. Karena itu
kewirakoperasian didefinisikan sebagai suatu sikap mental positif dalam berusaha secara
kooperatif, dengan mengambil perakarsa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan
berpegang teguh pada prinsip koperasi , dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyataq
serta peningkatan kesejahteraan bersama-sama.

Definisi tersebut mengandung beberapa unsur penting yang menjadi karakteristik


kewirausahaan koperasi, dan diantaranya membedakan jenis kewirausahaan pada koperasi
dengan kewirahusahaan non koperasi diantaranya adalah sebagai berikut :

Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam usaha komperatif dengan
mengambil prakasa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang tegah pada
prinsip identitas koperasi.
Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan.
1. Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara
kooperatif (bekerja bersama-sama). Sikap mental positif berarti orientasi seorang
wirakop (orang yanh melaksankan kewirakoperasian) harus diarahkan pada upaya
perbaikan secara terus menerus guna mencapai kinerja koperasi yang unggul. Perbaikan-
perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan mengefektifkan kerjasama yang harmonis
berbagai kalangan yang berperan aktif dalam pengembanagn koperasi seperti, angfgota,
pihak menejemen, birokrat, maupun para katalis.
2. Tugas utama wirakop adalah menjadi prakarsa inovatif, artinya menjadi orang terdepan
dalam usaha mencari, menemukan, dan memanfaatkan peluan yang ada untuk
menemukan sesuatu yang bari dan bermanfaat demi kepentingan bersama. Bertindak
inovatif tidak hanya dilakukakan ada saat memulai usaha tetapi juga pada saat usaha itu

[4]
berjalan, bahkan pada saat usaha koperasi berada dalam kemunduran. Perihal yang lebih
penting adalah tindakan inovatif pada saat usaha koperasi berada dalam kemunduran
(stagnasi). Pada saat itu wirakop diperlukan agar koperasi berada pada siklus hidup yang
baru.
3. Seorang wirakop harus memilki keberanian mengambil resiko. Dunia penuh dengan
ketidakpastian , sehingga hal-hal yang diharapkan kadang tidak seuai dengan kenyataan
yang terjadi di lapangan. Untuk menghadapinya diperlukan wirausahawan yang
mempunyai kemampuan mengambil resiko. Tentu saja pengambilan reiko ini dilakukan
dengan perhitungan-perhitungan yang cermat. Pada koperasi, resiko ditimbulkan oleh
ketidakpastian sedikit terkurangi oleh orietai usahanya yanga lebih banyak di pasar
internal. Pasa rinternal memungkinkan etiap usaha menjadi beban koperasi dan
anggotanya karena koperasi adalah milik anggopta. Oleh karena itu seharusnya anggota
tidak mungkin merugikan koperasinya. Kalaupun terjadi kerugian dalam kegiatan
operasional, resiko terebut akan ditanggung bersama-sama sehingga resiko per anggota
menjadi relative kecil.
4. Kegiatan wirakop harus berpegang teguh pada prinsip koperasi, terutama prinsip
identitas koperasi, yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus sebgai pelanggan yang ahrus
diutamakan agar aggota mau berpartisipasi aktif terhadap koperasi. Karena para wirakop
bertugas meningkat pelayanan dengan jalan menyediakan berbagai kebutuhn
anggotanya. Selain prinsip identitas koperasi juga memilki prinsip lain seperti yang
dituangkan pada UU Perkoperasian No. 25 Tahun 1992. Prinsip tersebut terdiri dari : a)
keanggotaan bersifat terbuka dan suka rula. B) pengelolaan dilakukan secara demokratis.
C) pemabgian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan jasa usaha
masing-masing anggota. D) pemberian balas jasa yang terbatas terhdap modala. E)
kemandirian. F) pendidikan perkoperasian, dan G) kerjasama antar koperasi.
5. Tujuan utama setiap wirakop dalam memenuhi kebutuhan anggota koperai dan
meningkatkan kesejahteraan bersama. Dalam rangka mencapai tujuan terebut seorang
wirakop harus mampu menyeimbangkan berbagai kepentingan yang ada di lingkungan
koperasi, seperti kepentingan anggota, perusahaan koperasi, karyawan, dan lain-lain.
Eorangg wirakop terkadan dihadapkan pada masalah konflik kepentingan masing-
masing pihak.. bila ia lebih mementingkan usaha koperasi, otomatis ia harus berorientasi
di pasa eksternal dan hal ini berarti mengrangi nilai pelayanan terhadap anggota.

[5]
Sebaliknya, bila orientasinya di pasar internal dengan mengutamakan kepentingan
anggota yang menjadi korban adalah pertumbuhan koperasi yang lambat.
6. Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, menejer, birokrat yang
berperan dalam pembangunan koperasi, dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap
perkembangan koperasi.
2.2 Fungsi Kewirakoperasian
Fungsi kewirakoperasian dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Kewirakoperasian rutin
2. Kewirakoperasian arbitase, dan
3. Kewirakoperasian inovatif.

Kewirakoperasian rutin berkaitan dengan berbagai kegiatan yang bersifat rutin


dalam organisasi usaha koperasi seperti produksi, pemasaran,personalia, keuangan,
administrasi, dan lain-lain. Program-program telah direncanakan, di organisasi, dan
dilaksanakan. Tugas wirakop hanyalah meluruskan atau mengendalikan ssesuatu agar
berjalan sesuai dengan program yang telah direncanakan. Dalam pengertian lain, tugas
wirakop ynag bersifat rutin berhubungan erat dengan alokasi factor produksi. Dalam alokasi
sumberdaya kadang terjadi penyimpangan dari hal yang direncanakan semula, dan
penyimoangan ini perlu diluruskan. Jadi pada dasarnya kegiatan wirakop dalam hal ini
hanyalah menyelesaikan permasalahn yang terjadi dalam aktivitas rutin sehari-hari.

Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Kegiatan kewirakoperasian berhubungan dengan evaluasi dan koreksi bila terjadi mis
alokasi sumberdaya.
b. Menejer (wirakop) mempunyi informasi yang banyak tentang sumber daya, tujuan dan
resiko yang dihadapai.
c. Rendahnya ketidakpastian memungkinkan wirakop mampu memaksimumkan tujuan
(misalnya provit).

Kewirakoperasian arbitrasi berkaitan dengan keputusan-keputusan wirakop yang


diambil dari dua kondisi yang berbeda. Tuga sutama dari wirakop dalam hal ini mencari
peluang yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda. Misalnya harga input di daerah
A lebih murah dari pada daerah B, maka wirakop yang jeli akan mendatangkan input dari
daerah A bila hal itu relative lebih menguntungkan. Kondisi lain, bila harga output di daerah

[6]
C lebih tinggi dari pada daerah D maka wirakop yang jeli akan menjual di daerah C
sepanjang memberikan tambahan keuntungan. Kemudian, untuk memperoleh keberhasilan
dalam kondisi ini, wirakop haru mempunyai informasi yang banyak tentang lingkungan dan
pasar yang hendak dituju dan memanfaatkan informasi ini untuk kemajuan koperasi.

Kewirakoperasian inovatif berkaitan dengan kegiatan wirakop dalam mencari,


menemukan dan memanfaatkan peluang-peluangbinis hingga menemukan seseorang yang
baru dan berbeda. Wirakop yang inovatif berarti wirakop yang selalu tidak puas dengan
kondisi yang ada. Ia selalu berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang
diperoleh. Ia sangat diperlukan terutama pada kondisi dimana perusahaan (termasuk
koperasi) mengalami stagnasi. Ia juga diperluka oleh perusahaan atu koperasi yang
menghadapi masalah ketidakpastian yang serius dalam lingkungan yang dinamis.3

2.3 Prinsip-prinsip inovasi

Jenius terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah tidak lain adalah Leonardo Da
Vinci. Ia punya gagasan yang mengejutkan, kapal selam, helikopter, dan tempa besi otomatis
pada setiap lembar buku catatan. Namun tidak satupun gagasannya yang dapat diwujudkan
3

[7]
menjadi inovasi dengan tekhnologi dan bahan yang ada pada tahun 1500. Memang, karena
tidak satu pun dari semua yang dapat diterima oleh masyarakat dan perekonomian pada masa
itu.

Inovasi yang mempunyai tujuan tertentu, yang dihasilkan dari analisis, sistem, dan
kerja keras, kesemuanya dapat didiskusikan dan disajikan sebagai praktek inovasi. Dan justru
itulah yang perlu ditampilkan karena jelas ia meliputi sekurang-kurangnya 90% dari semua
inovasi yang efektif. Dan pelaku luar biasa dalam inovasi, seperti dalam bidang lain, hanya
akan efektif bila didasarkan pada suatu disiplin dan penguasaan disiplin itu.

Tugas wirausaha yang utama adalah menciptakan inovasi-inovasi baru yang


menguntungkan. Kemudian agar ia berhasil melaksanakan misinya, beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan oleh wirausaha ( termasuk koperasi ) sebagai berikut:

Keharusan dalam prinsip inovasi

1. Inovasi yang memiliki tujuan dan sistematis, dimulai dengan menganalisi peluang. Ia
dimulai dengan memikirkan yang dinamakan sumber peluang inovatif. Dalam berbagai
bidang yang berbeda akan mempunyai kepentingan berbeda, sumber yang berbeda
akan mempunyai kepentingan yang berbeda-beda pada waktu yang berbeda-beda.
Tetapi semua sumber peluang inovatif, haruslah danalisis dan ditelaah secara
sistematis. Tidak cukup hanya dengan memperhatikan saja. Pencariannya harus
diorganisasikan dan harus dikerjakan dengan cara-cara yang lazim dan sistematis.
2. Inovasi bersifat konceptual dan perceptual. Oleh karena itu, keharusan inovasi yang
kedua adalah pergi keluar untuk melihat-lihat, bertanya, dan mendengarkan. Hal ini
tidak perlu ditekankan terlalu sering. Inovator yang berhasil harus mempergunakan
kedua sisi kanan dan sisi kiri dari otaknya. Mereka melihat angka, mereka melihat pada
orang. Mereka menyusun secara analisa inovasi apa yang harus dilakukan untuk
memenuhi sebuah peluang. Dan kemudian mereka pergi keluar dan memperhatikan
para pelanggan, pemakai, mempelajari harapan mereka, nilai mereka, dan kebutuhan
mereka.
3. Agar efektif sebuah inovasi harus sederhana dan arus difokuskan. Tugasnya hanya satu,
jika tidak, maka akan membingungkan. Jika tidak sederhana, maka inovasi tidak akan
jalan. Segala sesuatu yang baru, akan menyebabkan kesulitan kalau terlalu rumit, maka
tidak akan dapat diperbaiki atau diatur. Semua inovasi yang efektif sangat sederhana.

[8]
Dan sesungguhnya, nilai tertinggi yang dapat diterima oleh sebuah inovasi adalah bola
orang berkata: “ini jelas, kenapa saya tidak pernah memikirkannya?.”
4. Inovasi yang efektif dimulai dari kecil (tidak muluk-muluk) dan mencoba melakukan
sesuatu yang khas.
5. Inovasi yang berhasil harus yang mengarah pada kepemimpinan, artinya strategi yang
mengatah pada pemanfaatan sebuah inovasi, harus memperoleh kepemimpinan dalam
lingkungan tertentu. Jika tidak maka semua strategi itu hanya akan menciptakan
peluang bagi persaingan belaka.4
Larangan dalam prinsip inovasi
1. Jangan berlagak pintar.
Inovasi harus ditangani oleh manisia biasa. Bagaimana pun juga kemampuan
merupakan satu-satunya factor yang sangat menentukan.sesuatu, apakah dalam
rancangan, hampir pasti akan menemui kegagalan apabila terlalu muluk.
2. Jangan sekali mengerjakan terlalu banyak pekerja sekaligus.
Inovasi yang menyimpang dari intinya akan cenderung buyar. Ia aakan tetap tinggal
gagasandan akan menjadi inovasi yang realable
3. Jangan coba-coba melakukan inovasi bagi masa depan
Lakukan inovasi maa sekarang sebab dimasa yang akan datang kita akan memenuhi
peluang yang baru yang lebih baik dari sekarang.5

Tiga persyaratan dalam inovasi


1. Harus diingat inovasi adalah karya
Inovasi menghendaki kepintaran dan pengetahuan, bakat, kelihaian, kepekaan,
ketekunan dan keuletan
2. Agar berhasil seotang innovator harus membina kekuatannya

[9]
Innovator yang berhasil harus melihat peluang dalam yang luas. Tetapi dalam inovasi
akan lebih penting membina kekuatan, mengingat resikonya adalah untuk kemampuan
dan prestasi.
3. Harus diingat inovasi adalah dampak dalam perekonomian dan masyarakat. Oleh
karena itu inovasi harus senantiasa dekat dengan pasar, tertuju ke paar dan benar-benar
digerakkan oleh pasar.

2.4 Kiat Wirausaha

Semua orang pada dasarnya menginginkan keberhasilan. Kedorong hasrat untuk


berhasil itu, manusia senantiasa berupaaya mencari sesuatu yang dapat digunakan sebagai
pedoman dan pegangan kegiatan. Salah satu bidang kegiatan dimana manusia paling
membutuhkan pedoman atau pegangan kegiatan adalah wira usaha.
Menurut Jaya Suprana (1994), kiat wirausaha termasuk wirakop adalah 2M + K+ 5I
sebagai berikut :
a. Mawas diri (internal) artinya seorang wiusaha perlu mampu mengenal kelemahan
(untuk dihindari atau diperkuat) dan kekuatan yang dimiliki.
b. Mawas lingkungan (eksternal) artinya seorang wirausaha harus jeli membaca suasana
lingkungan, untuk mencari peluang yang dapat dimanfaatkan secara optimal.
c. Kemauan artinya harus dimiliki hasrat berjuang dan harus mau berusaha mencapai
tujuan.
d. Kemampuan, berkaitan kemampuan intelektual, ketrampilan, skill, keahlian,
pengalaman, permodalan, tenaga dan lainya yang mendukung kemampuan (motivasi)
wirausaha dalam mencapai tujuan.
e. Keyakinan, yakni harus yakin terhadap kemauan dan kemampuan diri sendiri.
f. Kesatria, yakin harus mempunyai sifat kesatria seperti, ulet, tabah, jujur , kompetitif
tapi sportif, juga etik dan aturan main.
g. Informasi, berkaitan dengan keharusan untuk mencari dan mengkomunikasikan
informasi bak informal dan formal.
h. Intelejensi, artinya seorang wirausaha harus menggunakan daya intelejensinya dalam
pengambilan keputusan.
i. Intuisi, artinya harus mampu mendengarkan suara hati, untuk mengolah informasi
dengan daya intuisi bisnis.
j. Inisiatif, artinya keputudan bisnis harus ditindaklanjuti dalam langkah nyata.

[10]
k. Isian atrinya seorang wiaha yang sejati dalam berjuang meraih sukses ditengah
kemelut dunia usaha yang penuh ancaman dan kendala diluar kendali manusia yang
penuh keterbatasan.6

Selain itu ada sembilan kiat dalam wirausaha yang didasarkan pada filosofi Jawa yang
ditulis oleh DR BRA Mooryati Soedibyo.

Toto
 Yakni seseorang tersebut mesti memiliki kemampuan untuk menata diri dan juga orang lain.
Sikap ini sangat diperlukan karena terjun sebagai entrepreneurship adalah mengukir karier
sebagai pemimpin, baik pada diri sendiri maupun orang lain yang kelak menjadi anak
buahnya.

Titi (akurat)

Seorang entrepreneur diharapkan memiliki keakuratan sehingga dapat menjalani bisnis


dengan lancar. 

Titis (mengena) 

Setiap jiwa tentu memiliki tujuan tertentu, begitupun dengan entrepreneur. Untuk menjadi
pebisnis yang sukses, dia pun mesti menancapkan tujuan dengan jelas dan dibarengi dengan
sebuah tindakan nyata.

Tatak (berani)

Seorang entrepreneur harus berani bersikap, berani bertanggung jawab, dan berani


menerabas segala risiko. Jadi, kesampingkan rasa takut ataupun cemas akan sebuah
kegagalan. Dengan bersikap berani, Anda dapat leluasa memainkan peran yang membantu
kelancaran bisnis Anda.

Tatas (efektif)

Berpikir dan bertindaklah secara efektif. Orang yang berbuat dengan satu pemikiran yang
kuat akan berhasil.

Tetep (konsisten)

[11]
Dunia bisnis penuh dengan gejolak, namun Anda perlu konsisten dengan passion bisnis yang
Anda pilih. Meski terkadang pasang surut alias fluktuatif, tapi Anda tetap bertahan dengan
“passion” Anda tersebut dan tidak mudah dipengaruhi atau terombang ambing orang lain.
 

Tanggap (responsif)

Pebisnis sukses meski memiliki jiwa yang responsif alias tanggap dengan peluang yang ada
di depan mata. Ketika Anda menemukan sebuah peluang, maka segera eksekusi peluang
tersebut menjadi sebuah celah rejeki yang bisa diberdayakan.

Teguh

Jiwa pebisnis mesti kokoh dan tidak boleh diombang ambing, teguh dalam mengambil
keputusan dan harus pantang menyerah serta mampu mengubah kekurangan menjadi sebuah
keistimewaan yang berdaya saing. 

Trengginas

Seorang entrepreneurship harus tampil aktif, terampil dan serba bisa mulai dari menciptakan
ide, memproduksi hingga mempromosikannya. Dia tidak pernah lelah berkarya dan selalu
mengisi waktu dengan berbagai aktivitas.

2.5 Tipe-Tipe Pengawasan Koperasi

Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk membuat semua kegiatan koperasi sesuai
dengan rencana. Dalam pengawasan terdapat beberapa tipe pengawasan. Fungsi pengawasan
dapat dibagi ke dalam tiga macam tipe, antara lain :

a. Pengawasan pendahuluan

[12]
Merumuskan kebijakan-kebijakan termasuk dalam fungsi perencanaan sedangkan
tindakan mengimplementasi kebijaksanaan merupakan bagian dari fungsi
pengawasan. Pengawasan pendahuluan meliputi :
1. Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia
2. Pengawasan pendahuluan bahan-bahan
3. Pengawasan pendahuluan modal
4. Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya finansial

b. Pengawasan pada waktu kerja berlangsung (concurrent control)


Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor yang
mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka. Direction berhubungan dengan
tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka berupaya untuk :
1. Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode-metode
serta prosedur-prosedur yang tepat
2. Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaiman mestinya

c. Pengawasan umban balik (feedback control)


Feedback atau umpan balik adalah bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil
historikal, sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feedback yang banyak dilakukan yaitu :
1. Analisis laporan keuangan
2. Analisis biaya standar
3. Pengawasan kualitas
4. Evaluasi hasil pekerjaan pekerja

2. 6 Metode Pengawasan Koperasi

Secara garis besar pengawasan dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Metode pengawasan kualitatif


Pengawasan kualitatif dilakukan oleh manajer untuk menjaga performance organisasi
secara keseluruhan, sikap serta performance karyawan
[13]
2. Metode pengawasan kuantitatif
Metode pengawasan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data, biasanya
digunakan untuk mengawasi kuantitas maupun kualitas produk, antara lain dengan
menggunakan anggaran, mengadakan auditing, analisi break even, analisi ratio dan
sebagainya.

BAB III

KESIMPULAN

Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam usaha komperatif dengan
mengambil prakasa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang tegah pada
prinsip identitas koperasi.

[14]
Fungsi kewirakoperasian dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
4. Kewirakoperasian rutin
5. Kewirakoperasian arbitase, dan
6. Kewirakoperasian inovatif.

beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh wirausaha ( termasuk koperasi ) dalam
inovasi sebagai berikut:

1. Inovasi yang memiliki tujuan dan sistematis


2. Inovasi bersifat konceptual dan perceptual.
3. Agar efektif sebuah inovasi harus sederhana dan arus difokuskan.
4. Inovasi yang efektif dimulai dari kecil.
5. Inovasi yang berhasil harus yang mengarah pada kepemimpinan.

6. Jangan berlagak pintar.


7. Jangan sekali mengerjakan terlalu banyak pekerja sekaligus.
8. Jangan coba-coba melakukan inovasi bagi masa depan
9. Harus diingat inovasi adalah karya
10. Agar berhasil seorang innovator harus membina kekuatannya

11. Harus diingat inovasi adalah dampak dalam perekonomian dan masyarakat.

Salah satu bidang kegiatan dimana manusia paling membutuhkan pedoman atau
pegangan kegiatan adalah wira usaha.
Menurut Jaya Suprana (1994), kiat wirausaha termasuk wirakop adalah 2M + K+ 5I
sebagai berikut :
l. Mawas diri (internal) artinya seorang wiusaha perlu mampu mengenal kelemahan
(untuk dihindari atau diperkuat) dan kekuatan yang dimiliki.
m. Mawas lingkungan (eksternal) artinya seorang wirausaha harus jeli membaca suasana
lingkungan, untuk mencari peluang yang dapat dimanfaatkan secara optimal.
n. Kemauan artinya harus dimiliki hasrat berjuang dan harus mau berusaha mencapai
tujuan.
o. Kemampuan, berkaitan kemampuan intelektual, ketrampilan, skill, keahlian,
pengalaman, permodalan, tenaga dan lainya yang mendukung kemampuan (motivasi)
wirausaha dalam mencapai tujuan.
p. Keyakinan, yakni harus yakin terhadap kemauan dan kemampuan diri sendiri.
[15]
q. Kesatria, yakin harus mempunyai sifat kesatria seperti, ulet, tabah, jujur , kompetitif
tapi sportif, juga etik dan aturan main.
r. Informasi, berkaitan dengan keharusan untuk mencari dan mengkomunikasikan
informasi bak informal dan formal.
s. Intelejensi, artinya seorang wirausaha harus menggunakan daya intelejensinya dalam
pengambilan keputusan.
t. Intuisi, artinya harus mampu mendengarkan suara hati, untuk mengolah informasi
dengan daya intuisi bisnis.
u. Inisiatif, artinya keputudan bisnis harus ditindaklanjuti dalam langkah nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Drucker, F. Peter. 1996. INOVASI DAN KEWIRASWASTAAN Praktek dan Dasar-Dasar.


Jakarta: Penerbit Erlangga

Hendar. 2010. MANAJEMEN PERUSAHAAN KOPERASI. Jakarta: Penerbit Erlangga

Satio, Arifin dan Tamba, Halomoan. 2001. KOPERASI Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit
Erlangga

[16]
http://www.okezone.com/lifestyledi akses pada tanggal 13-11-2011 pada pukul 20:50

[17]

Anda mungkin juga menyukai