Anda di halaman 1dari 3

Artikel Business B-Preneur

Nama:Samuel kenneth Jonathan

Divisi:IM

Region:Bekasi

Tema:Nusantara

Tanggal Pengumpulan:10 Januari 2022

BUDAYA BISNIS INDONESIA DAN POTENSI SUKSES


Budaya adalah sekumpulan dari norma-norma sosial dibentuk, diperoleh, digunakan dan
hidup dalam anggota masyarakat yang mempengaruhi prilaku. Budaya dapat memiiiki
lingkup negara, wilayah atau daerah setempat. Dalam konteks perusahaan, budaya
kemudian mengarahkan interaksi aktif sebagai norma-norma yang mempengaruhi
perilaku anggotanya, baik pada saat berhubungan dengan lingkungan internal maupun
eksternal perusahaan. Kesenjangan budaya timbul karena orang/perusahaan dari budaya
yang berbeda tidak mampu membaca nilai, adat-istiadat dan aspek lain dari hubungan
dan sikap interpersonal. Secara lebih khusus, orang sering kali terjebak dalam bias
budaya yang dapat mempengaruhi persepsi mereka atas budaya lainnya.

Dalam bisnis mungkin hal yang paling di kedepan kan oleh para pembisnis ialah
bagaimana mereka membangun bisnis mereka dengan baik dengan cara menyiapkan
sumber daya manusia yang unggul,selain itu juga memilih sumber bahan baku yang
berkualitas,dll.tetapi yang sering dilupakan oleh para pembisnis ialah soal budaya yang
ada di sekitarnya. Dalam berbisnis pastinya kita akan melakukan kerja sama dengan
perusahaan lain baik itu lokal maupun internasional. Dalam kerja sama ini pastinya akan
ada unsur budaya di dalamnya baik itu bahasa maupun kebiasaan yang ada di daerah
masing-masing. Hal ini sering menjadi hambatan bagi para pengusaha-pengusaha yang
ingin usahanya sukses.

Karena sering dilupakan tersebut maka sering terjadi yang namanya kesalahan
pemahaman dan interpretasi yang dapat menyebabkan masalah bagi bisnis mereka
sendiri. Berdasarkan data yang diberikan oleh Berry pada tahun 1993, ia memperkirakan
sekitar 30%-50% manajer internasional gagal karena mereka tidak dapat menyesuaikan
diri dengan budaya yang berbeda. Oleh sebab itu sangat lah penting dan strategis budaya
tersebut dalam bisnis.

BUDAYA BISNIS INDONESIA

Fenomena yang menarik dari budaya bisnis indonesia adalah munculnya kecenderungan
yang bersifat paradoksal dari para pelaku bisnis Indonesia dalam mensikapi dan
menghadapi arena permainan bisnis yang semakin mengglobal. Paradoks itu ditandai
oleh tingginya daya akomodasi terhadap perbedaan budaya di satu pihak, dan sifat untuk
cenderung menolak perubahan di lain pihak. Kondisi ini nampaknya lebih dipengaruhi
oleh nilai-nilai budaya Indonesia yang bernuansa tenggang rasa/kompromis sekaligus
sikap kehati-hatian yang tinggi.

Oleh sebab itu harus dirubah sifat paradoksal tersebut yang dimiliki oleh para pembisnis
di Indonesia. Menurut Edi Prasetyo Nugroho:”yang perlu dibenahi dalam konteks
behavioral aspect pelaku bisnis Indonesia adalah konsideran ruang dan waktu yang
menjadi basis orientasi pelaku bisnis indonesia dalam mempertahankan dan
mengembangkan usahanya. Kecenderungan yang hidup dalam aspek keperilakuan
tersebut antara lain berupa terlalu mudahnya pelaku bisnis kita terkena shortsighted-
syndrome atas ruang budayanya sehingga mudah sekali mewarisi nilai budaya 'lama'
yang kadang-kadang sudah tidak tepat dengan tantangan jamannya.

pelaku bisnis indonesia sering gagal membangun self-warning-system pada sistem


budaya bisnis yang diyakininya, sehingga dalam banyak kesempatan kompetitor
mendapatkan inspirasi untuk memenangkan persaingan bisnis dari keterlambatan pelaku
bisnis Indonesia menyadari kesalahan strategisnya.

Bagaimanapun budaya bisnis Indonesia pada akhirnya harus memainkan peranan


globalnya di arena bisnis internasional. Hal ini adalah suatu keharusan bagi para praktisi
dan pemikir budaya bisnis untuk memikirkan format budaya apa yang harus kita
persiapkan menyongsong era kompetisi global. Salah satu persyaratannya adalah
kemampuan pembisnis Indonesia untuk mengakumulasikan cultural endurance
menghadapi perjalanan panjang yang penuh tantangan dan bukan tidak mungkin
melelahkan. Dari kaca-mata budaya, eksistensi suatu bisnis sebenarnya akan sangat
tergantung pada bagaimana pembisnis Indonesia bersikap atas siapa dirinya dan sedang
menuju kemana arahnya. Hal itu, tidak lain adalah esensi permasalahan dalam
membangun cultural endurance yang dalam kacamata global tentunya mensyaratkan
kemauan dan kemampuan dialog berdasarkan atas asas kesetaraan dengan kultur bisnis
lainnya.

Referensi

Nugroho, E. P. (1998). KOMPETENSI BUDAYA DAN SUKSES BISNIS: BAGAIMANA PELAKU


BISNIS INDONESIA MEMAHAMI PERBEDAAN FORMAT BUDAYA BISNIS?. Journal of
Indonesian Economy and Business, 13(2), 107-113.

Anda mungkin juga menyukai