RESUME PERTEMUAN X – XV
Oleh :
Refangga Krisna Wardana
19080314055
A. SIFAT PRODUKSI
B. PROSES PRODUKSI
Secara umum jenis proses produksi dapat dibedakan atas menjadi 2 golongan ;
1. Proses produksi terus menerus [ Continious Process ]
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar
kelanjutan produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu
titik dalam proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang
memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis
produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
4. PERENCANAAN BARANG/JASA
Penentuan jumlah produksi didalam perencanaan produk harus diikuti dengan
penetapan pola produksi untuk piode yang bersangkutan; sebab penjualan berbeda-beda
pada setiap bulannya. Oleh karena itu ada tiga pilihan untuk melayani penjualan tersebut;
Stabilitas produksi
Stabilitas persediaan akhir
Produksi dan persediaan akhir tidak stabil
Didalam menetapkan pola produksi maka hal itu tergantung volume penjualan
preusan, disamping itu juga harus dilihat besarnya tambahan biaya [ incremental cost ]
yang timbal pada setiap pemilihan pola produksi. Tambahan biaya ini dipengaruhi oleh
beberapa macam yang meliputi ;
A. Biaya perputaran tenaga kerja [ labour turn over cost ]
Adalah biaya yang diperlukan untuk memperoleh, melatih atau
memberhentikantenaga kerja selama periode tertentu.
5. PERENCANAAN LOKASI
Tujuan penentuan lokasi pabrik dengan tepat adalah agar dapat membantu
perusahaan beroperasi / berproduksi dengan lancar supaya lebih berdaya guna serta lebih
bberhasil guna. Hal ini berarti bahwa lokasi pabrik itu perlu diperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi biaya produksi dan distribuís, agar dapat ditekan serendah mungkin.
Dengan adanya penentuan lokasi pabrik yang tepat, akan ;
Dapat melayani consumen dengan memuaskan
Dapat memperoleh tenaga kerja yang cukup
Dapat memperoleh bahan baku yang baik dengan harga yang bersaing
Memungkinkan perluasan pabrik
Namun demikian, mungkin saja untuk waktu yang sekarang suatu lokasi pabrik sudah
cukup baik, tetapi dikemudian hari ternyata timbul masalah penempatan lokasi yang baru.
Hal ini disebabkan oleh ; adapt kebiasaan masyarakat yang berubah; pusat-pusat penduduk
dan perdagangan berpindah tempat ; serta adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan
yang lebih baik.
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Lokasi Pabrik
Faktor Primer/ Utama
Letak bahan mentah
Letak pasar
Pengangkutan / transportasi
Faktor Sekunder
Rencana masa depan perusahaan
Kemungkinan perluasan usaha
Keadaan tanah
Iklim
Disamping faktor utama tersebut, perlu dipertimbangkan faktor lainnya yang meliputi;
a. kemungkinan perluasan perusahaan
b. fasilitas lain ; tempat ibadah, tempat olahraga, kesenian, taman, tempat parker, kantin,
kamar mandi, dan lain-lain
1. Metode kuantitatif : adalah menilai secara kuantitatif baik buruknya suatu daerah
untuk pabrik sehubungan dengan faktor-faktor yang terdapat didaerah tersebut, sehingga
perusahaan dapat membandingkan keadaan daerah satu dengan daerah lain.
2. Metode kualitatif : adalah konsep biaya tetap dan biaya variabel dari lokasi
yang berbeda dapat menciptakan hubungan antara biaya dan volume produksi yang berlaku
bagi masing-masing lokasi.
3. Metode transportasi : adalah suatu alat untuk memecahkan masalah yang menyangkut
pengiriman barang,dari suatu tempat ke tempat yang lain.
4. Material handling
2. Proses layout
Adalah kesamaan proses atau kesamaan pekerjaan yang mempunyai fungsi yang sama
dikelompokkan dan ditempatkan dalam ruang tertentu.
3. Fixed position (layout kelompok)
Adalah susunan komponen untuk proses produksi diletakkan didekat tempat proses
produksi dilaksanakan.
4. Material handling
Adalah ilmu untuk memindahkan, membungkus dan menyimpan bahan-bahan dalam
segala bentuk.
7. PERENCANAAN KAPASITAS
8. PERENCANAAN MATERIAL HANDLING
Perencanaan Material Handling dapat diartikan sebagi Pemeliharaan Fasilitas dan
Penanganan Bahan. Dua fungsi pelayanan penting kegiatan-kegiatan produksi adalah
pemeliharaan (maintenance) dan penanganan bahan (material handling). Pemeliharaan
yang baik menjamin bahwa fasilitas-fasilitas produksi akan dapat beroperasi secara efektif.
Hal ini dihasilakan oleh suatu kombinasi pemeliharaan preventif yang mengantisipasi daya
pakai mesin-mesin dan perbaikan kerusakan, bila terjadi secepat mungkin dapat diatasi.
Sehingga biaya sistem mesin tidak produktif dan tenaga kerja yang mengangur dapat di
minimumkan.
Berbagai sistem penangan bahan juga esensial bagi produksi efektif. apakah bahan-bahan
dipindahkan dengan truk pengangkut bahan atau sistem ban berjalan kompleks yang
dikendalaikan komputer, kegiatan utama adalah mengkoordinasikan perpindahan atau
pergerakan bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi dari suatu fasilitas ke
fasilitas lain agar bahan yang tepat ada di tempat pada waktu yang tepat dan dalam
kuantitas yang tepat pula.
Pengawasan persediaan
Routing
Penjadwalan
Pengawasan kualitas
Pengendalian Produksi
Tahap-tahap dalam pengendalian produksi ;
1. Planning
Yaitu untuk menentukan produk apa dan berapa banyak akan diproduksi dan disini juga
direncanakan seluruh kegiatan produksi mulai saat masuknya bahan-bahan mentah sampai
produk selesai dibuat
2. Routing
Diartikan sebagai pedoman pelaksanaan proses produksi yaitu merupakan urutan-urutan
penyelesaian pekerjaaan dari bahan mentah sampai sampai produk selesai.
3. Scheduling
Yaitu penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus selesai.
4. Dispatching
Merupakan perintah untuk mulai bekerja kepada para karyawan.
5. Follow Up
Merupakan tindak lanjut dalam urutan proses produksi untuk menjaga agar
routing, scheduling dan dispatching sesuai dengan rencana serta untuk menghindari
kegagalan proses produksi.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya pengendalian produksi ;
Ø Membantu tercapainya operasi produksi secara efisien dari perusahaan
Ø Lebih menyederhanakan prosedur pekerjaan
Ø Mempertinggi modal pekerja karena mereka bekerja secara jelas dan disertai
pengendalian
Macam-macam pengendalian proses produksi
1. Pengendalian Order / Order Control
d. blok yang telah diselesaikan akan dilaporkan pada pengawa atau mandor
Economical Order Quantity ( EOQ ) adalah jumlah setiap kali pembelian bahan yang
disertai dengan biaya minimal. Atau dengan kat lain EOQ merupakan jumlah setiap kali
pembelian bahan yang ekonomis. Disini akan timbul 2 kelompok biaya, yaitu biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. Berikut penjelasannya secara rinci ;
Biaya Pemesanan / Ordering Cost = Set Up Cost
Biaya ini meliputi biaya dari mulai persiapan pesanan sampai dengan barang yang dipesan
datang. Sifat dari biaya ini adalah constan, tidak tergantung pada jumlah barang yang
dipesan. Jadi semakin tinggi frekuensi pemesanan, maka ini akan semakin besar.
Termasuk kedalam biaya pemesanan adalah ;
- biaya untuk mempersiapkan pemesanan
- biaya mengirim atau menugaskan karyaean untuk melakukan pemesanan
- biaya yang terjadi pada saat penerimaan bahan yang dipesan
- biaya penyelesaian pembayaran pemesanan
- dan sebagainya
Biaya ini dikeluarkan perusahaan karena adanya penyimpanan bahan digudang. Besarnya
biaya ini bervariasi tergantung dari besar kecilnya rata-rata persediaan yang ada. Biaya ini
mempunyai sifat semakin besar jumlah bahan yang disimpan maka semakin besar biaya
penyimpanan.
Termasuk kedalam biaya penyimpanan adalah ;
- biaya sewa gedung
- biaya pemeliharaan bahan
- biaya asuransi bahan
- biaya tenaga kerja penjaga gudang
- biaya kerusakan bahan baku dalam penyimpanan
- dan lain-lain
Ini berguna untuk efisiensi biaya dan waktu. Penyusunan perencanaan kerja oleh
manajemen memegang peranan penting disini untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dan
juga untuk memudahkan pengawasan. Pemahaman tentang net work/ jeringan kerja dan
metode jalur kritis/ Critical Path Method akan dapat membantu dalam pembuatan rencana
kerja tersebut.
Pengendalian Biaya Produksi Dengan Analisis Pulang Pokok
4. Dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual biaya dan
volume penjualan terhadap laba yang akan diperoleh
Dalam analisis pulang pokok ini ada 3 jenis biaya yang biasa dikenal ;
1. Biaya Tetap ( Fixed Cost =FC)
Adalah biaya yang jumlahnya selalu tetap tidak terpengaruh oleh besar kecilnya tingkat
produksi perusahaan. Contoh biaya tetap ; sewa gedung atau kantor; penyusutan mesin dan
peralatan ; gaji karyawan / self
2. Biaya Variable ( Variable Cost = VC )
Yaitu biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan tingkat produksi
perusahaan. Dalam jenis biaya variable ini dikenal dengan 3 jenis biaya variable ;
a. biaya variable progresif ;biaya variable tiap unit yang akan menjadi besar apabila jumlah
produk yang dibuat semakin besar; ex; upah untuk karyawan yang lembur
b. biaya variable proporcional; biaya variable tiap unit akan selalu tetap berapapun jumlah
produk yang dibuat perusahaan
c. biaya variable degresif ; disini biaya variable tiap unit akan semakin Turín apabila tingkat
produksi semakin naik.
Yaitu jenis biaya yang sebagian variable dan sebagian tetap , yang kadang-kadang disebut
pula dengan biaya semi tetap / semi fixed cost. Ex; komisi agen
Didalam analisis pulang pokok, terdapat asumsi-asumsi yang harus digunakan ;
- biaya dalam perusaahaan dapat dibagi dalam golongan tetap dan golongan variable
- besarnya biaya variable secara totalitas berubah-ubah secara proporcional dengan
volume penjualan / volume produksi. Ini berarti bahwa biaya varriabelnya per unitnya
adalah tetap sama
- harga jual perunit tidak berubah selama periode yang dianalisis
- perusahaan hanya membuat satu macam produk. Jika dibuat lebih dari 1 macam
produk , perimbangan hasil penjualan antara masing-masing produk atau salex mix nya
adalah tetap konstan
10. PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)
Kerugian – kerugian yang mungkin akan diderita perusahaan apabila kurang
memperhatikan pemeliharaan alat-alat produksi ;
¨ Fasilitas / alat produksi hanya dapat dipakai dalam jangka pendek
¨ Akan menimbulkan kerusakan berat pada alat produksi
¨ Sering kali terjadi kemacetan mesin akibat kurangnya pemeliharaan
¨ Menurunnya kualitas produk akhir perusahaan karena peralatannya kurang lancer
¨ Akan menimbulkan ketidakseimbangan kapasitas antara bagian yang satu dengan
bagian yang lain akibat adanya kerusakan mesin
Jenis-Jenis Pemeliharaan antara lain :
1. Pemeliharaan Preventif
Yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya
kerusakan yang tidak terduga dan menemukan yang dapat menyebabakan fasilitas produksi
mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
2. Pemeliharaan Korektif
Adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu
kerusakan atau kelainan pada fasilitas produksi sehingga tidak dapat berfungsi dengan
baik. Kegiatan ini sering disebut dengan perbaikan atau reparasi.
3. Inspeksi,
Kegiatan pemeriksaan yang dimaksudkan untuk menentukan kondisi operasi sebuah
komponen atau fasilitas baik secara visual atau dengan sebuah pengukuran tertentu.
Program pemeliharaan peralatan tersebut meliputi ;
¨ penyusunan perencanaan; tugas yang akan akan dilakukan,prioritasnya dan tenaganya
¨ mengatur Schedule dan beban pekerjaan sesuai prioritas
¨ mengatur Kartu perintah kerja dan kartu pemeliharaan setiap peralatan agar
keterampilan kerja di tingkatkan
¨ mengatur penggunaan penggunaan suku cadang
¨ mengatur distribusi waktu apabila terdapat peralatan yang harus diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Ahyari agus. 1999. Manajemen Produksi: Perencanaan Sistem Produksi. Edisi
Empat. Buku 2. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
BAB XI
MANAJEMEN SUBER DAYA MANUSIA(MSDM)
I. PENGERTIAN
Menurut Stoner (1995:4) MSDM meliputi penggunaan SDM secara produktif dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi dan pemuasan kebutuhan pekerja secara individual. Stoner
menambahkan bahwa karena berupaya mengintegrasikan kepentingan orgarnisasi dan
pekerjanya, maka MSDM lebih dari sekadar seperangkat kegiatan yang berkaitan dengan
koordinasi SDM organisasi. MSDM adalah kontributor utama bagi keberhasilan organisasi. Oleh
karena itu, jika MSDM tidak efektif dapat menjadi hambatan utama dalam memuaskan pekerja
dan keberhasilan organisasi. Sedangkan dalam pengertiannya sebagai kebijakan, MSDM
dimaksudkan sebagai suatu sarana untuk memaksimalkan efektifitas organisasi dalam mencapai
tujuannya. Dalam konteks yang demikian ini, MSDM didefinisikan oleh Guest (1987) dengan
uraian seperti berikut ini: Human resource management (HRM) comprises a set of policies
designed to maximise organizational integration, employee commitment, flexibility and quality
of work.
Menurut Guest, kebijakan yang diambil organisasi dalam mengelola SDM-nya diarahkan pada
penyatuan elemen-elemen organisasional, komitmen pekerja, kelenturan organisasi dalam
beroperasi serta pencapaian kualitas hasil kerja secara maksimal. Dengan merujuk pada
pengertian tersebut, ukuran efektifitas kebijakan MSDM yang dibuat dalam berbagai bentuknya
dapat diukur pada seberapa jauh organisasi mencapai kesatuan gerak seluruh unit organisasi,
seberapa besar komitmen pekerja terhadap pekerjaan dan organisasinya, sampai sejauh mana
organisasi toleran dengan perubahan sehingga mampu membuat keputusan dengan cepat dan
mengambil langkah dengan tepat, serta seberapa tinggi tingkat kualitas `output' yang di.hasilkan
organisasi
II. Fungsi-Fungsi MSDM
Terdapat beberapa macam fungsi utama MSDM secara garis besar, yaitu:
Perencanaan
Untuk kebutuhan SDM Fungsi perencanaan kebutuhan SDM setidaknya meliputi dua
kegiatan utama, yaitu:
1. Perencanaan dan peramalan permintaan tenaga kerja organisasi baik dalam
jangka pendek maupun panjang.
2. Analisa jabatan merupakan suatu proses untuk mempelajari dan
mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan berbagai
operasi dan kewajiban suatu jabatan, terdiri dari :
1) deskripsi jabatan
2) Spesifikasi jabatan
DESKRIPSI JABATAN
merupakan suatu statement yang teratur, dari berbagai tugas dan kewajiban
suatu jabatan tertentu. Indentifikasi jabatan, Ringkasan jabatan, Tugas yang
dilaksanakan, Pengawasan yang diberikan dan yang diterima, Hubungan dengan
jabatan-jabatan lain, Bahan-bahan, alat-alat dan mesin-mesin yang dipergunakan,
Kondisi kerja, Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim, Komentar tambahan
untuk melengkapi penjelasan di atas.
Spesifikasi jabatan Pada umumnya isi suatu spesifikasi jabatan terdiri dari:
Identifikasi jabatan :
o Nama :
o Kode :
o Bagian :
o Persyaratan kerja :
Pendidikan (SD, SLTP, SLTA ataukah PT?).
Tingkat kecerdasan minimal yang diperlukan,
Pengalaman yang diperlukan,
o Pengetahuan dan ketrampilan,
o Persyaratan fisik,
o Status perkawinan,
o Jenis kelamin,
o Usia,
o Kewarganegaraan (Penduduk)
Staffing
sesuai dengan kebutuhan organisasi Setelah kebutuhan SDM ditentukan, langkah
selanjutnya adalah mengisi formasi yang tersedia. Dalam tahapan pengisian staf ini
terdapat dua kegiatan yang diperlukan, yaitu:
1. Penarikan (rekrutmen) calon atau pelamar pekerjaan
2. Pemilihan (seleksi) para calon atau pelamar yang dinilai paling memenuhi syarat.
Umumnya rekrutmen dan seleksi diadakan dengan memusatkan perhatian pada
ketersediaan calon tenaga kerja baik yang ada di luar organisasi (eksternal)
maupun dari dalam organisasi (internal).
Langkah-langkah Dalam Proses Seleksi
a. LANGKAH 1 : PENERIMAAN PENDAHULUAN
Proses seleksi merupakan jalur dua arah. Organisasi memilih para karyawan dan
para pelamar memilih perusahaan. Seleksi dimulai dengan kunjungan calon
pelamar ke kantor personalia atau dengan permintaan tertulis untuk aplikasi.
Bila pelamar datang sendiri, wawancara pendahuluan dapat dilakukan. Ini akan
sangat membantu dalam upaya menghilangkan kesalahapahaman dan
menghindarkan pencarian informasi dari sumber tidak resmi (“jalan belakang”).
b. LANGKAH 2 : TES-TES PENERIMAAN
Tes-tes penerimaan sangat berguna untuk mendapatkan informasi yang relatif
obyektif tentang pelamar yang dapat dibandingkan dengan para pelamar lainnya
dan para karyawan sekarang. Tes-tes penerimaan merupakan berbagai peralatan
bantu yang menilai kemungkinan padunya antara kemampuan, pengalaman dan
kepribadian pelamar dan persyaratan jabatan.
Agar tes dapat meloloskan para pelamar yang tepat, maka ia harus valid. Validitas
berarti bahwa skor-skor tes mempunyai hubungan yang berarti (signifikan)
dengan prestasi kerja atau dengan kriteria-kriteria relevan lainnya.
Berbagai Peralatan Tes
Ada bermacam-macam jenis tes penerimaan. Setiap tipe tes mempunyai kegunaan
yang terbatas, dan mempunyai tujuan yang berbeda. Secara ringkas, berbagai tipe
tes dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tes-tes Psikologis (Psychological Test)
a) Test kecerdasan (intelligence test) : Yang menguji kemampuan mental
pelamar dalam hal daya pikir secara menyeluruh dan logis.
b) Test kepribadian (personality test) : Dimana hasilnya akan mencerminkan
kesediaan bekerja sama, sifat kepemimpinan dan unsur-unsur kepribadian
lainnya.
c) Test bakat (aptitude test) : Yang mengukur kemampuan potensial pelamar
yang dapat dikembangkan
d) Test minat (interest test) : Yang mengatur antusiasme pelamar terhadap
suatu jenis pekerjaan.
e) Tes prestasi (achievement test) : Yang mengukur kemampuan pelamar
Sekarang
3. Tes-tes Pengetahuan (Knowledge Tests) : Yaitu bentuk tes yang menguji
informasi atau pengetahuan yang dimiliki para pelamar. Pengetahuan yang
diujikan harus sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan
4. Performance Tests : Yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para pelamar
untuk melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya. Sebagai
contoh, tes mengetik untuk calon pengetik.
Selain harus feasible penggunaan tes juga harus fleksibel. Hasil tes tidak selalu
merupakan langkah pertama atau terakhir dalam proses seleksi. Akhirnya, tes
penerimaan hanya merupakan suatu teknis di antara berbagai teknik yang
digunakan dalam proses seleksi, karena tes hanya dapat dilakukan terhadap
faktor-faktor yang bisa diuji secara mudah. Hal-hal yang tidak dapat diukur
melalui pengujian mungkin sama pentingnya.
c. LANGKAH 3 : WAWANCARA SELEKSI
Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang
dilakukan untuk mengevaluasi hal dapat diterimanya atau tidak (acceptability)
seorang pelamar. Pewawancara (interviewer) mencari jawab dua pertanyaan
umum. Dapatkah pelamar melaksanakan pekerjaan? Bagaimana kemampuan
pelamar dibandingkan dengan pelamar lain?. Wawancara mempunyai tingkah
fleksibilitas tinggi, karena dapat diterapkan baik terhadap para calon karyawan
manajerial atau operasional, berketerampilan tinggi atau rendah, maupun staf.
Teknik ini juga memungkinkan pertukaran informasi dua arah : pewawancara
mempelajari pelamar, dan sebaliknya pelamar mempelajari perusahaan.
Wawancara seleksi mempunyai dua kelemahan utama : reliabilitas dan
validitas. Bagaimanapun juga teknik wawancara penting dilakukan dalam proses
seleksi karena efektivitasnya dapat dipercaya dan mempunyai fleksibilitas.
Proses Wawancara
Tahap-tahap proses wawancara meliputi persiapan pewawancara, pengarahan atau
penciptaan hubungan, pertukaran informasi, terminasi dan evaluasi. Setiap tahap harus
dijalani agar wawancara berhasil.
1) Persiapan pewawancara. Kegiatan persiapan ini mencakup penentuan sasaran
wawancara, pengembangan berbagai pertanyaan spesifik yang akan diajukan dalam
proses wawancara, penetapan tipe wawancara dan format pertanyaan, serta
pengenalan awal tentang pelamar dengan mempelajari blanko lamaran. Disamping
itu, pewawancara harus mampu menjelaskan tugas-tugas pekerjaan, standar prestasi,
upah dan tunjangan-tunjangan lain, dan bidang-bidang pekerjaan lainnya.
2) Pengarahan. Setelah wawancara dimulai, pewawancara perlu menciptakan hubungan
yang relaks dengan pelamar dan suasana yang “enak”. Tanda kondisi ini
pewawancara mungkin tidak memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas tentang
potensi pelamar.
3) Pertukaran Informasi. Inti proses wawancara adalah pertukaran informasi. Untuk
membantu menciptakan hubungan, banyak pewawancara mulai dengan bertanya
kepada pelamar bila ada pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan. Ini
menimbulkan komunikasi dua arah dan memungkinkan pewawancara mulai untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pelamar.
4) Terminasi. Bila waktu wawancara yang tersedia habis, pewawancara perlu memberi
isyarat bahwa wawancara akan segera diakhiri, dalam hal ini sekali lagi komunikasi
non verbal sangat berguna.
5) Evaluasi. Segera setelah wawacara berakhir, pewawancara harus mencatat jawaban-
jawaban tertentu dan kesan-kesan umum mengenai pelamar. Penilaian ini dapat
menggunakan catatan yang telah disiapkan secara standar. Penggunaan catatan atau
daftar standar akan meningkatkan reliabilitas wawancara sebagai teknik seleksi.
Kesalahan-kesalahan Wawancara
Ada berbagai penyebab kesalahan atau perangkap dalam proses wawancara.
Kegagalan untuk mengatasi penyebab-penyebab kesalahan wawancara akan
menurunkan efektivitas wawancara. Berbagai bentuk kesalahan wawancara secara
terinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Halo Effect
Kesalahan ini terjadi bila pewawancara menggunakan informasi terbatas
tentang pelamar untuk berprasangka dalam evaluasi terhadap
karakteristik-karakteristik lain pelamar. Contoh, seorang pelamar yang
mempunyai senyuman menarik (apalagi kalau cantik atau ganteng) dan
simpatik diperlakukan sebagai calon unggul sebelum wawancara dimulai.
b) Leading Questions
Kesalahan ini akibat pewawancara mengirimkan “telegram” jawaban yang
diinginkan dengan cara memberi arah pertanyaan-pertanyaan
wawancara.Contoh, “apakah saudara setuju bahwa laba adalah penting?”;
“apakah saudara akan menyenangi pekerjaan ini?”
c) Personal Biases
Kesalahan ini merupakan hasil prasangka pribadi pewawancara terhadap
kelompok-kelompok tertentu. Contoh, “saya lebih menyukai personalia
penjualan yang berbadan tinggi”; “ada pekerjaan yang hanya pantas untuk
pria dan ada pekerjaan yang hanya pantas untuk wanita”.
d) Dominasi Pewawancara
Kesalahan ini akibat pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk
“membual” kepada pelamar, menyombongkan keberhasilan, atau
melakukan percakapan sosial.Contoh, penggunaan waktu wawancara
untuk menceritakan rencana-rencana perusahaan, penggunaan waktu
wawancara untuk memberitahukan bagaimana pentingnya pekerjaan
pewawancara.
d. LANGKAH 4 : PEMERIKSAAN REFERENSI
Bagaimana tipe pelamar? Apakah pelamar adalah pekerja yang dapat dipercaya?
Bagaimana sifat-sifat atau kepribadian pelamar? Untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini, departemen personalia menggunakan berbagai referensi.
Personal references-tentang karakter pelamar-biasanya diberikan oleh
keluarga atau teman-teman terdekat yang ditunjuk oleh pelamar sendiri atau diminta
perusahaan. Bila referensi diserahkan secara tertulis, pemberi referensi biasanya
hanya menekankan hal-hal positif. Oleh karena itu, referensi pribadi pada umumnya
jarang digunakan.
Employment references. Mencakup latar belakang atau pengalaman kerja
pelamar. Banyak spesifikasi personalia bersikap skeptis terhadap referensi-referensi
tersebut, karena dalam kenyatannya organisasi sangat jarang untuk mendapatkan
referensi yang benar.
Hasil akhir proses seleksi adalah orang yang diterima sebagai karyawan baru.
Bila masukan-masukan seleksi diperhatikan dengan seksama dan langkah-langkah
dalam proses seleksi diikuti secara benar, maka para karyawan baru akan merupakan
sumber daya manusia yang produktif. Dan karyawan produktif adalah bukti paling
baik suatu proses seleksi yang efektif.
Untuk mengevaluasi baik karyawan baru maupun proses seleksi diperlukan
umpan balik. Umpan balik ini mungkin mencakup informasi tentang kepuasan
karyawan, perputaran dan absensi, prestasi kerja, kegiatan serikat kerja, atau sikap
penyelia. Umpan balik yang konstruktif diperoleh melalui diperoleh melalui
serangkaian pertanyaan tertentu. Bagaimana karyawan baru menyesuaikan diri
dengan organisasi? Bersikap terhadap pekerjaan? Terhadap karier dimana pekerjaan
merupakan salah satu komponen? Dan akhirnya, bagaimana karyawan melaksanakan
pekerjaan? Jawaban-jawaban untuk masing-masing pertanyaan tersebut memberikan
umpan balik tentang karyawan baru dan proses seleksi.
Tolok ukur adalah kesulitan untuk menentukan standar tolak ukur yang akan
dipergunakan mengukur kualifikasi seleksi secara objektif. Misalnya, mengukur
kejujuran atau kesetiaan. Bobot nilai yang diberikan sering didasarkan pada
pertimbangan subjektif saja.
Pengertian Penempatan SDM
Placement atau penempatan kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan karena
merupakan faktor penting yang dapat menghasilkan pendayagunaan sumber daya manusia
(SDM) yang optimal bagi perusahaan sehinggadapat tercapainya tujuan perusahaan.
Adapun pengertian penempatan menurut para ahli antara lain :
1) Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja
Penempatan SDM merupakan proses penugasan kembali pegawai pada tugas/jabatan
baru atau jabatan yang berbeda.
2) Menurut Mathis & Jackson
Penempatan SDM adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaaan yang tepat,
seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya akan mempengaruhi jumlah
dan kualitas pekerjaan
3) Menurut Melayu S.P Hasibuan
Penempatan SDM/ penempatan karyawan adalah tindak lanjut dari seleksi, yaitu
menempatkan calon karyawan yang diterima pada jabatan / pekerjaan yang
dibutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan kepada orang tersebut.
4) Menurut Sastrohadiwiryo
Penempatan SDM adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada karyawan yang
lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu
mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
atas tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung jawab.
5) Berdasarkan definisi yg dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat di simpulkan
bahwa penempatan SDM adalah kebijaksanaan sumber daya manusia untuk menentukan
posisi/jabatan seseorang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya agar dapat
melaksanakan pekerjaannya dalam suatu jabatan secara efektif dan efisien.
1. Pertumbuhan Perusahaa
Pertumbuhan bisnis perusahaan akan menciptakan posisi pekerjaan baru
yang menyebabkan terjadinya pengisian posisi pekerjaan baru, baik
melalui promosi karyawan yang sudah ada atau promosi karyawan baru.
2. Latar Belakang Pendidikan
Prestasi akademis yang dimiliki tenaga kerja selama mengikuti pendidikan
sebelumnya harus dipertimbangkan, khususnya dalam penempatan tenaga
kerja tersebut untuk menyelesaikan tugas pekerjaan, serta mengemban
wewenang dan tanggung jawab. Prestasi akademis yang perlu
dipertimbangkan tidak terbatas pada jenjang terakhir pendidikan tetapi
termasuk jenjang pendidikan yang pernah dialaminya.Tenaga kerja yang
memiliki prestasi akademis tinggi harus ditempatkan pada tugas dan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, sebaliknya tenaga kerja
yang memiliki latar belakang akademis rata-rata atau dibawah standar
harus ditempatkan pada tugas dan pekerjaan ringan dengan beban
wewenang dan tanggung jawab yang relatif rendah. Latar belakang
pendidikan pun harus menjadi pertimbangan dalam menempatkan
karyawan. Misalnya, sarjana ekonomi harus ditempatkan pada pekerjaan
yang berhubungan dalam bidang ekonomi. Latar belakang akademis ini
dimaksudkan untuk menempatkan karyawan yang tepat pada posisi yang
tepat pula (The Right Man on The Right Place).
3. Kesehatan Fisik dan Mental
Dalam menempatkan karyawan, faktor fisik dan mental
perludipertimbangkan karena tanpa pertimbangan yang matang, maka hal-
halyang bakal merugikan perusahaan akan terjadi. Penempatan karyawan
pada tugas dan pekerjaan tertentu harus disesuaikan dengan kondisi fisik
danmental karyawan yang bersangkutan. Kesehatan erat kaitannya dengan
sumber daya manusia. Pekerjaan-pekerjaan yang berat dan berbahaya
misalnya hanya mungkin dikerjakan oleh orang-¬orang yang mempunyai
fisik sehat dan kuat, sedangkan sumber daya manusia yang fisiknya lemah
dan berotak cerdas dapat ditempatkan pada bidang administrasi,
pembuatan konsep atau perhitungan-perhitungan yang memerlukan
ketekunan luar biasa, namun faktor kesehatan ini masih perlu diperhatikan
dalam penempatan mereka. Hal ini dapat dipahami, meskipun tes
kesehatan telah meluluskan semua sumber daya manusia baru, tetapi
kadang-kadang tes kesehatan tersebut dilakukan sepintas kilas kurang
dapat mendeteksi kondisi jasmani secara rinci
4. Pengalaman Kerja
Pengalaman bekerja pada pekerjaan sejenis perlu mendapatkan
pertimbangan dalam penempatan kerja karyawan. Kenyataan
menunjukkan makin lama karyawan bekerja, makin banyak pengalaman
yang dimiliki karyawan yang bersangkutan, sebaliknya semakin singkat
masa kerja, semakin sedikit pengalaman yang diperoleh. Pengalaman
bekerja benyak memberikan keahlian dan keterampilan kerja.Pengalaman
bekerja yang dimiliki seseorang kadang-kadang lebih dihargai daripada
tingkat pendidikan yang menjulang tinggi. Karyawan yang berpengalaman
dapat langsung menyelesaikan tugas dan pekerjaanya. Karyawan hanya
memerlukan pelatihan dan petunjuk yang relatif singkat. Sebaliknya
karyawan yang hanya mengandalkan latar belakang pendidikan dan gelar
yang disandangnya, belum tentu mampu mengerjakan tugas dan pekerjaan
yang diberikan kepadanya dengan cepat.
5. Faktor Status Perkawinan
Status perkawinan sumber daya manusia perlu menjadi bahan
pertimbangan dalam penempatannya, karena banyak pekerjaan yang
mempersyaratkan penerimaan sumber daya manusia yang belum menikah.
Bagi sumber daya manusia yang sudah menikah apalagi yang mempunyal
anak tentu penempatannya tidak seluas sumber daya manusia yang belum
menikah. Oleh sebab itu banyak perusahaan mempunyai toleransi besar
yang menempatkan kedua suami istri itu dalam satu kota atau dalam satu
kantor. Hal ini dengan pertimbangan agar para sumber daya manusia yang
bersangkutan dapat tenang bekerja
6. Sikap
Sikap merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang. Dalam
penempatankaryawan faktor sikap hendaknya menjadi pertimbangan bagi
manajersumberdaya manusia, karena hal tersebut akan berpengaruh secara
langsung baik bagi individu dan perusahaan maupun bagi masyarakat
sebagai pengguna jasa dari perusahaan itu sendir
7. Usia
Faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi perlu dipertimbangkan dalam
penempatan tenaga kerja. Penempatan tenaga kerja berdasarkan usia perlu
dilakukan untuk menghindari rendahnya produktivitas yang dihasilkan
oleh karyawan yang bersangkutan
Pelatihan Operasional
1. On-the job training . memberikan tugas kepada atasan langsung yang baru
dilatih, untuk melatih mereka.
2. Vestibule school . merupakan bentuk latihan dimana pelatihnya bukanlah atasan
langsung, tetapi pelatih-pelatih khusus ( Staff specialist ).
3. Apprenticeship (magang). Metode ini biasa dipergunakan untuk pekerjaan-
pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang relatif lebih tinggi.
4. Kursus Khusus. Merupakan bentuk pengembangan yang lebih mirip pendidikan
dari pada latihan. Kursus ini biasanya diadakan untuk memenuhi minat dari para
karyawan dalam bidang-bidang pengetahuan tertentu (diluar bidang pekerjaannya) seperti
kursus bahasa asing, komputer dan lain sebagainya.
Penilaian kinerja
Kegiatan ini dilakukan setelah calon atau pelamar dipekerjakan dalam kegiatan
organisasi. Organisasi menentukan bagaimana sebaiknya bekerja dan kemudian memberi
penghargaan atas kinerja yang dicapainya. Sebaliknya organisasi juga harus menganalisis
jika terjadi kinerja negatif dimana pekerja tidak dapat mencapai standar kinerja yang
ditetapkan. Dalam penilaian kinerja ini dilakukan dua kegiatan utama, yaitu:
1. Penilaian dan pengevaluasian perilaku pekerja
2. Analisis dan pemberian motivasi perilaku pekerja.
Kegiatan penilaian kinerja ini dinilai sangat sulit baik bagi penilai maupun yang
dinilai. Kegiatan ini rawan dengan munculnya konflik.
Perbaikan kualitas
Pekerja dan lingkungan kerja Saat ini pusat perhatian MSDM mengarah pada tiga
kegiatan strategis, yaitu:
1. Menentukan, merancang dan mengimplementasi- kan program pelatihan dan
pengembangan SDM guna meningkatkan kemampuan dan kinerja karyawan
2. Memperbaiki kualitas lingkungan kerja, khususnya melalui kualitas kehidupan
kerja dan programprogram perbaikan produktifitas
3. Memperbaiki kondisi fisik kerja guna memaksimalkan kesehatan dan keselamatan
pekerja.
Salah satu outcome yang dapat diperoleh dari ketigakegiatan strategis tersebut adalah
peningkatan atau perbaikan kualitas fisik dan non-fisik lingkungan kerja.
Pencapaian efektifitas hubungan kerja
Setelah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat terisi, organisasi kemudian
mempekerjakannya, memberi gaji dan memberi kondisi yang akan membuatnya merasa
tertarik dan nyaman bekerja. Untuk itu organisasi juga harus membuat standar bagaimana
hubungan kerja yang efektif dapat diwujudkan. Dalam hal ini terdapat tiga kegiatan
utama, yaitu:
1. Mengakui dan menaruh rasa hormat (respek) terhadap hak-hak pekerja.
2. Melakukan tawar-menawar (bargaining) dan menetapkan prosedur bagaimana
keluhan pekerja disampaikan
3. Meiakukan penelitian tentang kegiatan-kegiatan MSDM.
Persoalan yang harus diatasi dalam ketiga kegiatan utama tersebut sifatnya sangat
kritis. Jika organisasi tidak berhati-hati dalam menangani setiap persoalan hak-hak
pekerja maka yang muncul kemudian adalah aksi-aksi protes seperti banyak terjadi di
banyak perusahaan di Indonesia.
Pemberhentian
pegawai adalah seseorang yang bekerja pada suatu kesatuan organisasi, baik sebagai
pegawai tetap maupun tidak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pemberhentian pegawai adalah pemutusan hubungan kerja, baik untuk sementara maupun
untuk selamanya yang dilakukan oleh perusahaan atas permintaan pegawai atau karena
kehendak pihak perusahaan.
Ada empat macam bentuk pemberhentian pegawai, yaitu pensiun, pemberhentian atas
permintaan sendiri, pemberhentian langsung oleh pihak perusahaan, dan pemberhentian
sementara.
a. Pensiun
Pensiun adalah pemberhentian dengan hormat oleh pihak perusahaan terhadap
pegawai yang usianya telah lanjut dan dianggap sudah tidak produktif lagi atau setelah
usia 56 tahun, kecuali tenaga pengajar dan instruktur dapat berusia 65 tahun.
Dalam menghadapi pegawai yang akan pensiun, pihak perusahaan dapat melakukan hal-
hal berikut :
1) Kepada pegawai yang bersangkutan diberikan surat keputusan pemutusan
hubungan kerja atau pemberhentian dengan hormat.
2) Kepada pegawai yang bersangkutan diberikan pesangon, uang jasa dan uang
ganti rugi yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Paling lambat 6 bulan sebelum masa pensiun, pihak perusahaan berkewajiban
memberitahukan secara tertulis kepada pegawai yang bersangkutan.
2) Karena pelanggaran disiplin, penyelewengan atau tindak pidana lainnya, yaitu
pemberhentian tidak dengan hormat oleh pihak perusahaan terhadap pegawai yang telah
melakukan pelanggaran, penyelewengan atau karena tindak pidana yang mengakibatkan
yang bersangkutan terkena hukuman pidana.
Dalam menghadapi pemberhentian ini perlu diperhatikan antara lain:
Undang-undang mempensiunkan seseorang karena telah mencapai batas usia dan masa
kerjatertentu. Usia kerja seseorang karyawan untuk setatus kepegawaian adalah 55 tahun
atauseseorang dapat dikenakan pensiun dini, apabila menurut keterangan dokter,
karyawan tersebut sudah tidak mampu lagi untuk bekerja dan umurnya sudah mencapai 50
tahundengan masa pengalaman kerja minimal 15 tahun.
Tujuan Pensiun
MOTIVASI
suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan
untuk mencapai tujuan tertentu
Teori ini dikemukakan oleh Abraham H. Maslow yang menyatakan bahwa manusia dimotivasi
untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiapmanusia yang cenderung
bersifat bawaan. Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu hirarkhi dalam
pemenuhannya (hierarchy of needs). Kelima jenis kebutuhan tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.
1. Kebutuhan fisik (physiological needs) yaitu kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan
yang harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan diri sebagai makhluk fisik seperti
kebutuhan untuk makanan, pakaian, dan kebutuhan rawagi lainnya;
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs) yaitu kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan rasa
aman dari ancaman-ancaman dari luar yang mungkin terjadi seperti keamanan dari ancaman
orang lain, ancaman bahwa suatu saat tidak dapat bekerja karena faktor usia, pemutusan
hubungan kerja (PHK) atau faktor lainnya;
3. Kebutuhan sosial (social needs) yaitu kebutuhan ini ditandai dengan keinginan seseorang
menjadi bagian atau anggota dari kelompok tertentu, keinginan untuk menjalin hubungan
dengan orang lain, dan keinginan membantu orang lain;
4. Kebutuhan pengakuan (esteem needs) yaitu kebutuhan yang berkaitan tidak hanya
menjadi bagian dari orang lain (masyarakat), tetapi lebih jauh dari itu, yaitu
diakui/dihormati/dihargai orang lain karena kemampuannya atau kekuatannya. Kebutuhan ini
ditandai dengan penciptaan simbol-simbol, yang dengan simbol itu kehidupannya dirasa lebih
berharga. Dengan simbol-simbol seperti merek sepatu, merek jam dan lainnya merasa bahwa
statusnya meningkat dan dirinya sendiri disegani dan dihormati orang; dan
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs) yaitu kebutuhan yang berhubungan
dengan aktualisasi/penyaluran diri dalam arti kemampuan/minat/potensi diri dalam bentuk
nyata dalam kehidupannya merupakan kebutuhan tingkat tertinggi dari teori Maslow, seperti
ikut seminar, loka karya yang sebenarnya keikutsertaannya itu bukan didorong oleh ingin
dapat pekerjaan, tetapi sesuatu yang berasal dari dorongan ingin memperlihatkan bahwa ia
ingin mengembangkan kapasitas prestasinya yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson Gordon, 1992, Selection dalam Brian, Towers ed, The Handbook Of Human
Resource Management, Oxford, Blackweel Publisher.
Bacal Robert, 1999, Performance Management, New York, Mc. Graw. Hill.
Flippo Edwin B, 1994, Personal Management (6th ed), New York, Mc. Graw Hill,
Company. Greenhause Jeffry H, 1987, Career Management, Chicago, The Dryden Press.
Guest David E, 1987, Human Resource Management And Industrial Relation, Journal Of
Management Studies, 24 : 5, September.
Hasibuan Malayu, 1997, MSDM, Gunung Agung, Jakarta. Schuler Randall S, Dowling,
Peter J Smart, John P & Huber, Vandral, 1992, Human Resource Management in
Australia, Anatarmon-wsw, Harper Educational Publisher.
Sikula Andrew, 1981, Personal Administration and Human Resource Management, New
York, : A Wiley Trans Edition By John Willey & Sons, Inc
Randall S Schuller, Susan E. Jackson, 1997, MSDM Abad 21, Erlangga, Jakarta.
Robbin SP, Colter Marry, 1999, Manajemen, Prenhallindo, Jakarta. Yusuf