DISUSUN OLEH
RISANG SAKHA PURWANDHANTO
(Xll DPIB 2 / 28)
Keurangan yang pertama iyalah kurang fleksibel dalam artian Jika salah
satu proses atau prosedur yang dilakukan ini terlewati maka terjadi
kesalahan produksi. Sehingga dilakukan perombakan total dari urutan
awal produksi, tentunya hal ini menjadi kurang fleksibel. Dengan
memahami kekurangan yang ada pada produksi secara massal, tentu
perusahaan dan siapa pun yang akan melakukan produksi massal jadi
memahami seperti apa antisipasi yang harus dilakukan. Sehingga
proses produksi suatu produk harus berjalan sesuai sistem yang ada
dan menghasilkan produk yang bermutu.
Prosedur
Anggaran
Anggaran atau budget merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam pencapaian tujuan. Anggaran ini harus dibuat serealistis
mungkin, sehingga beban dari pelaksanaan ini tidak tidak lah
begitu berat.
Program
Politik
I. Tujuan produksi
3. Penjadwalan (scheduling)
Penentuan dan penetapan waktu produksi harus dilakukan
setelah alur dibuat. Jadwal akan mempertimbangkan jam kerja
pekerja dan lama dari setiap alur produksi. Dalam tahap ini akan
dibuat jadwal utama (master schedule) yang kemudian akan
dibagi atau dipecah menjadi beberapa jadwal yang lebih
terperinci.
d. Keahlian
Ini adalah faktor penting dalam menjalankan proses produksi.
Keahlian atau keterampilan individu penting untuk
mengkordinasikan dan mengelola faktor produksi dalam
menghasilkan barang dan jasa.
I. Factor internal
•Kebijakan pemerintah.
•Inflasi
•Bencana alam.
•Dan sebagainya
1. Melakukan routing
Dalam perencanaan produksi, hal yang pertama dilakukan adalah
dengan melakukan routing. Routing sendiri merupakan proses
penentuan jalur atau rute pekerjaan dan urutan operasi. proses
routing ini adalah proses untuk menentukan apa, berapa banyak,
bagaimana, dan dimana untuk menghasilkan suatu produk.
2. Melakukan penjadwalan
Melakukan penjadwalan adalah langkah kedua dalam perencanaan
produksi. Penjadwalan ini berkaitan dengan berbagai hal seperti
memperbaiki jumlah pekerjaan yang harus dilakukan, mengatur
operasi manufaktur yang berbeda dalam urutan prioritas,
memperbaiki memulai dan menyelesaikan, tanggal dan waktu,
untuk setiap operasi.
3. Melakukan Dispatching
Dispatching adalah langkah ketiga dalam perencanaan produksi
yang merupakan suatu tindakan, melakukan atau tahap
implementasi. Proses dispatching ini meliputi berbagai hal seperti
bahan, alat, perlengkapan, dan hal lain yang diperlukan untuk
produksi. Selain itu ada perintah, instruksi, gambar, dan lainnya
untuk memulai pekerjaan. Melakukan proses sesuai dengan catatan
atau aturan yang ada dan menyelesaikan setiap pekerjaan tepat
waktu. Kemudian mengontrol proses perencanaan produk apakah
sudah sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan
sebelumnya.
I. Indentifikasi peluang
Dasar pembuatan produk harus memiliki tujuan untuk memiliki manfaat bagi
konsumen. Bila telah suatu produk telah dipercaya, maka konsumen secara
berulang akan kembali untuk membeli. Berikut ini merupakan faktor-faktor
pengembangan produk yang perlu diperhatikan:
1. Pemodifikasian produk
2. Produk substitusier
3. Produk komplementer
4. Inovasi produk
5. INDIKATOR KEBERHASILAN TAHAPAN PRODUKSI
MASSAL
a. Biaya Produksi
Biaya produksi meliputi semua biaya yang muncul akibat dari
proses untuk menghasilkan produk atau jasa. Untuk menghasilkan
produk atau Jasa yang terjangkau oleh konsumen, diperlukan
perhitungan biaya seefisien mungkin dari semua faktor biaya yang
mungkin timbul.
c. Kualitas Pelayanan
Berikut ini beberapa hal yang dijadikan pertimbangan konsumen
dalam menentukan pilihannya terhadap suatu produk/jasa:
Overall equipment effectiveness atau OEE adalah salah satu istilah yang
digagas oleh Seiichi Nakajima di tahun 1960 untuk mengukur tingkat
efektivitas proses produksi. Karena hal ini didasarkan pada pemikiran
dicanangkan oleh Harrington Emerson terkait efisiensi kerja.
Pengertian dari overall equipment effectiveness atau OEE adalah suatu
perhitungan yang dilakukan guna menentukan nilai efektivitas mesin
atau peralatan yang tersedia. OEE adalah salah satu metode yang
tersedia di dalam TPM atau Total Productive Maintenance. Sebagai
aturan, maka OEE bisa digunakan sebagai indikator performa mesin
atau sistem.
I. Wujud produksi
Jenis-jenis proses produksi yang masuk dalam kategori ini antara lain:
1.Proses Produksi Terputus-putus, sering disebut juga proses produksi
intermitten. dalam pelaksanaan proses produksi semacam ini, akan
terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi. Pola
pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau bulan ini sangat
mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses
produksi pada bulan yang lalu atau bulan yang akan datang.
BAB 2
KESIMPULAN
Produksi adalah salah satu kegiatan ekonomi berupa membuat barang atau
jasa yang akan dijual dalam kegiatan ekonomi. Produksi dilakukan bergantung
rencana usaha yang telah disusun. Produksi industri rumahan dapat dilakukan
dalam jumlah kecil, namun produksi di pabrik besar dilakukan secara massal.
Produksi massal yaitu produksi yang di buat untuk kepentingan massal atau
dalam jumlah yang banyak. Pada produksi massal ini juga dikenal adanya
produksi massal berseri. Yaiti produksi massal yang di buat berseri, misalnya
televisi di buat secara berseri dengan berbagai ukuran layar.
Pada dasar nya kita kembali kepada situasi dan kondisi. ketika kita memiliki
bisnis di bidang keproduksian sebagai contoh usaha/bisnis genteng, batubata,
konblok, batako dll kita kembali kepada permintaan pasar dan situasi ekonomi
pada saat itu apakah lebih menguntungkan produksi massal ataupun satua,
dan semua ini muara nya sama yaitu ingin usaha/bisnis yang kita tekuni ini
berkembang dan menguntungkan di hari, minggu, bulan, tahun yang kita
target untuk melihat usaha/bisnis untung atau rugi.