Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“MATERI 1 PRODUKSI MASAL”

DISUSUN OLEH
RISANG SAKHA PURWANDHANTO
(Xll DPIB 2 / 28)

SMK NEGRI 1 SEYEGAN


2021/2022
BAB 1
PEMBAHASAN

1. Pengertian produksi masal

produksi massal adalah bidang yang beragam, tetapi umumnya dapat


dibandingkan dengan produksi kerajinan atau didistribusikan
manufaktur. Mendahului masa revolusi industri berabad-abad dan
teknik-teknik untuk menghasilkan bagian dipertukarkanlah yang
berkembang di pertengahan abad 19 modern produksi massal bisa
terlaksana dengan benar.

Istilah produksi massal dipopulerkan oleh suplemen artikel 1926 di


Encyclopædia Britannica yang didasarkan pada korespondensi dengan
Ford Motor Company. ... Produksi massal adalah bidang yang beragam,
tetapi umumnya dapat dibandingkan dengan produksi kerajinan atau
didistribusikan manufaktur.

Dan contoh-contoh beberapa produk kreatif bangunan yang bisa di


produksi massal
 Keramik
 Genteng
 Batu-bata, konblok, kusen dll

2. Ciri-ciri produksi massal

Sistem produksi massal memiliki karakteristik atau cirinya tersendiri.

Memproduksi produk dalam jumlah besar

Ciri pertama karateristik utama produksi mssal adalah menghasilkan


produk-produk dalam jumlah yang besar secara continue. Pembuatan
barang dalam produksi massal dilakukan secara terus menerus,
memakai pola kerja yang cenderung tetap dan tidak berubah untuk
kurun waktu sementara atau selamanya.

Alur produksi yang sesuai urutan

Ciri selanjutnya yang mencerminkan produksi massal adalah alur


pembuatan produk yang selalu sesuai dengan urutan. Setiap pabrik
produksi massal pasti akan memiliki pola urutan kerja masing-masing.

Berdasarkan sistem ini, dapat disimpulkan bahwa alur produksi


pembuatan barang di pabrik produksi massal adalah menggunakan alur
maju. Jadi, pekerjaan Anda di pabrik dapat menjadi lebih terstruktur
sekaligus tidak membingungkan. Penerapan alur maju produksi tidak
akan menimbulkan kekacauan sistem seperti pencampuran produk
atau kinerja bolak-balik.

Dan antra lainnya contoh ciri produksi mssal antara lain:


 Produk yang di hasilkan dalam jumlah besar
 Bertujuan menguasai pasar
 Di jual di pasar bebas
 Hampir tidak ada variasi produk

3. Kelebihan dan kekurangan produksi massal

Keuntungan pertama dari mengaplikasikan sistem produksi massal


adalah lebih hemat dari segi biaya pabrik. Pabrik atau industri dengan
sistem produksi massal umumnya memiliki kondisi finansial yang lebih
efisien dan stabil, dibandingkan industri lainnya yang masih
menerapkan kerja manual.

Yang kedua kentungan produksi massal yaitu produksi yang akurat


Keakuratan produksi produk yang dilakukan oleh pabrik produksi
massal terjadi karena pola pengerjaan barang yang telah terstruktur
dengan rapi dan barang yang dibuat hanya satu itu saja sebagai contoh
keramik karena hanya memikirkan pembutan keramik bukan barang
yang lainnya
Selain adanya kelebihan pasti ada kekurangan, yang di dapat oleh
perusahaan ataupun kelompok atau bahkan perseorangan yang
membuat barang apapun dengan melakukan produksi secara massal.

Keurangan yang pertama iyalah kurang fleksibel dalam artian Jika salah
satu proses atau prosedur yang dilakukan ini terlewati maka terjadi
kesalahan produksi. Sehingga dilakukan perombakan total dari urutan
awal produksi, tentunya hal ini menjadi kurang fleksibel. Dengan
memahami kekurangan yang ada pada produksi secara massal, tentu
perusahaan dan siapa pun yang akan melakukan produksi massal jadi
memahami seperti apa antisipasi yang harus dilakukan. Sehingga
proses produksi suatu produk harus berjalan sesuai sistem yang ada
dan menghasilkan produk yang bermutu.

4. Perencanaan produksi massal yang terdiri sub bab berikut

A. Pengertian perencanaan produksi massal

Perencanaan produksi adalah perencanaan tentang apa dan berapa


produksi yang akan diproduksi oleh perusahaan dalam periode
tertentu yang akan datang. dan Perencanaan produksi dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu penentuan kegiatan produksi yang dilakukan
dalam waktu kurang dari satu tahun. Ini disebut perencanaan jangka
pendek. Ada pula penentuan kegiatan produksi yang dilakukan dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun. Ini disebut perencanaan produksi
jangka panjang.

B. Ruang lingkup produksi

Manajemen produksi erat kaitannya dengan keputusan berkaitan


dengan proses produksi guna mencapai tujuan dalam organisasi. Bukan
hanya itu, terdapat dua factor yang berpengaruh dalam hal ini, seperti
division of labour yakni factor pembagian tugas secara tepat maka
produk bisa berkualitas serta bisa diterima lebih baik dalam pasar.
Proses pembagian kerja juga semakin efisien dan efektif. Dan ada juga
pengertian produksi menurut para ahli, sebagai contoh dari Irham
Fahmi “Manajemen produksi merupakan sebuah ilmu dalam
manajemen yang memperlajari dengan menyeluruh berkaitan dengan
bagaimana pihak produksi dalam perusahaan memakai ilmu juga seni
yang dipunyai yang mengarahkan serta mengatur orang dalam
mencapai hasil produksi yang dicita-citakan.”

Melihat bagaimana cara pengambilan dalam kebijakan utama juga


keputusan terdapat tiga jenis ruang lingkup pada manajemen produksi
ini, yaitu
 Ruang lingkup berhubungan dengan desain

Keputusan jangka panjang pada menajemen produksi, sebab


pada keputusan ini terdapat beberapa hal misalkan penentuan
desain, desain pengadaan, lokasi, desain job description ,
metode, dan lainnya.

 Ruang lingkup berhubungan dengan transformasi

Sifatnya jangka pandek atau keputusan berhubunagn dengan


operasional juga taktis. Pada keputusan ini terdapat beberapa
hal, misalkan giliran kerja, anggaran, jadwal produksi,
penyerahan masukan di subsistem pengolahan serta keluaran
pelanggan.

 Ruang lingkup berhubungan dengan perbaika

Sifatnya lebih kebersinambungan, maka dilakukan dengan rutin


dan berkala. Maka, kegiatan yang masuk pada ketegori ini
misalkan menjalankan perbaikan dengan kontinu dengan mutu
pengeluaran. Perbaikan dengan efektif dan efisien pada sistem,
menjalankan kompetensi dari kapasitas, para pekerja, juga
perbaikan yang dijalankan dengan terus menerus dengan
metode yang dipakai guna mengerjakan sesuatu produk.
C. Tujuan dan fungsi perencanaan produksi
Tujuan rencana produksi

 Minimalkan biaya / memaksilkan laba


 Maksimalkan layanan nasabah
 Meminimalkan inventasi inventaris
 Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga kerja
 Meminimalkan perubahan dalam tingkat nilai produksi

Dan fungsi dari perencanaan adalah

 Sebagai alat ukur peformansi proses perencanaan produksi


 Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana
produksi
 Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten
terhadap rencana strategis perusahaan
 Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target
produksi dan rencana startegis

D. Unsur perencanaan produksi


 Tujuan

Suatu rencana yang akan dilaksanakan harus mempunyai tujuan


yang jelas dan mempunyai batasan akan tujuan tersebut
(fokus). Dalam batasan ini dirinci tentang limit waktu yang akan
dipakai, bagaimana cara pencapaian tujuan tersebut dan lain
sebagainya.

 Prosedur

merupakan urutan tindakan atau kegiatan yang terorganisir


dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.

 Anggaran
Anggaran atau budget merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam pencapaian tujuan. Anggaran ini harus dibuat serealistis
mungkin, sehingga beban dari pelaksanaan ini tidak tidak lah
begitu berat.

 Program

merupakan gabungan dari politik, prosedur dan anggaran serta


perlu adanya alternatif tujuan bilamana tujuan utamanya tidak
tercapai sebagaimana yang diharapkan

 Politik

Yang dimaksud dengan politik ini adalah kewenangan, delegasi


dan pertanggung jawaban dalam pelaksanaan sebuah rencana.
Sehingga tujuan yang telah direncanakan akan berhasil.

I. Tujuan produksi

Secara umum, tujuan dari kegiatan produksi yaitu menghasilkan barang


Barang dan jasa. Produksi juga bisa di sebut sebagai penciptan barang
Dan jasa.

Tujuan produksi antara lain

 Untuk memenuhi kebutuhan konsumen


 Berupaya untk memperoleh keuntungan sebesar besar nya
 Meningkatkan pendapatan masyarakat
 Menghasilkan barang setengah jadi guna memenuhi kebutuhan
produksi
 Memacu pertumbuhan usaha untuk mngepus angka
pengangguran

II. Pengukuran dan standar produksi


Standar produksi merupakan pedoman yang dapat dipergunakan untuk
melaksanakan proses produksi. Standar produksi memberikan data
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam
berproduksi. Selain itu, standar produksi memberikan manfaat
terhadap berbagai macam penghematan dalam proses produksi.

standar yang berlaku (current standard) terdiri dari tiga jenis :


a. Standar aktual yang diharapkan adalah standar yang ditetapkan
untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang diharapkan akan terjadi.
standar ini merupakan estimasi yang cukup wajar atas hasil aktual.
b. Standar normal adalah standar yang ditetapkan untuk suatu
tingkat operasi dan efisiensi yang normal, yang dimaksudkan sebagai
suatu tantangan yang bisa dicapai.
c. Standar teoritis adalah standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat
operasi dan efisiensi yang ideal atau mak-simum. Standar semacam ini
lebih merupakan sasaran dan bukan sebagai prestasi kerja yang harus
dica[ai pada saat ini.

III. Tahapan produksi

Tahapan produksi adalah suatu kegiatan yang menggabungkan


berbagai faktor produksi yang sudah ada, sebagai upaya menciptakan
produk, baik barang atau jasa yang memiliki manfaat bagi konsumen.
Arti lainnya adalah kegiatan pengolahan bahan baku dan bahan
pembantu dengan memanfaatkan peralatan untuk bisa menghasilkan
produk yang lebih bernilai dari bahan dasarnya.

Secara umum, tahapan produksi dapat dibagi menjadi empat tahap.


Tahapan tersebut adalah:
1. Perencanaan (planning )
Tahap perencanaan merupakan tahapan dalam menentukan
produk apa yang akan dibuat, berapa jumlah bahan yang
dibutuhkan, berapa biaya yang dikeluarkan, dan berapa jumlah
tenaga kerja yang diperlukan. Dalam tahap perencanaan ini juga
dilakukan perancangan terhadap bentuk barang. Untuk
menghasilkan suatu perencanaan yang baik dibutuhkan
informasi dan pengetahuan mengenai jenis barang yang akan
diproduksi, kebutuhannya, serta kemampuan
organisasi/perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksi

2. Penentuan alur (roating)


Alur dari sebuah tahapan produksi yang dimulai dari
pengolahan awal bahan baku, pembentukan, pemolesan,
penyelesaian, penjagaan dan pengawasan mutu, hingga
pendistribusian barang hasil produksi menjadi fokus pada tahap
ini.

3. Penjadwalan (scheduling)
Penentuan dan penetapan waktu produksi harus dilakukan
setelah alur dibuat. Jadwal akan mempertimbangkan jam kerja
pekerja dan lama dari setiap alur produksi. Dalam tahap ini akan
dibuat jadwal utama (master schedule) yang kemudian akan
dibagi atau dipecah menjadi beberapa jadwal yang lebih
terperinci.

4. Perintah memulai produksi (dispatching)


erintah memulai produksi merupakan suatu kegiatan untuk
menentukan dan menetapkan suatu proses pemberian perintah
untuk bisa memulai produksi mengikuti jadwal produksi yang
sudah ditetapkan. Hasil perencanaan dan penjadwalan akan
diterapkan, seperti berapa jumlah bahan baku yang digunakan,
tahapan pembuatan hingga waktu produksi sesuai dengan hasil
penjadwalan.

E. Jenis –jenis perencanaan produksi


 Perencanaan berdasarkan ruang lingkup

-Rencana strategis merupakan perencanaan yang di dalamnya


terdapat uraian tentang kebijakan dalam jangka panjang dan
waktu pelaksanaan yang cukup lama. Biasanya jenis
perencanaan seperti ini sangat sulit.

-Rencana taktis merupakan perencanaan yang di dalamnya


terdapat pembagian tentang kebijakan dalam jangka pendek,
mudah disesuaikan aktivitasnya selama tujuannya masih sama.

-Rencana terintegrasi merupakan perencanaan yang di


dalamnya memiliki penjelasan secara lengkap dan jelas serta
sifatnya terpadu.

 Perencanaan berdasarkan peningkatan

-Rencana induk merupakan suatu perencanaan yang berfokus


kepada kebijakan suatu organisasi dimana di dalamnya terdapat
tujuan jangka panjang dan ruang lingkupnya yang sangat luas.

-Rencana operasional merupakan perencanaan yang fokus


kepada petunjuk pelaksanaan program-program suatu
organisasi.

-Rencana harian merupakan perencanaan yang di dalamnya


terdapat kegiatan harian yang bersifat rutin atau setiap hari.

 Perencanaan berdasarkan jangka waktu

-Rencana jangka panjang yaitu perencanaan yang dibuat dan


berlaku pada waktu 10 hingga 25 tahun yang akan datang.

-Rencana jangka menengah yaitu perencanaan yang dibuat dan


berlaku pada jangka waktu 5 hingga 7 tahun yang akan datang.
-Rencana jangka pendek ini adalah perencanaan yang
dilaksanakan dan berlaku selama kurang lebih 1 tahun lamanya.

F. Factor –faktor yang mempengaruhi perencanaan


produksi
a. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam
yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usahanya mencapai
kemakmuran. Yang termasuk dalam sumber daya alam yaitu
lingkungan alam, lahan, maupun kekayaan yang terkandung di
dalam tanah.

b. Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia adalah kemampuan (daya) atau usaha
manusia berupa jasmani maupun rohani yang digunakan untuk
meningkatkan guna suatu barang. Menurut kualitasnya, sumber
daya manusia dapat dibedakan menjadi tiga yaitu tenaga kerja
terdidik, tenaga kerja terlatih, serta tenaga kerja tidak terdidik dan
tidak terlatih.

c. Sumber Daya Modal


Sumber daya modal adalah alat atau barang hasil produksi yang
dipakai sebagai sarana untuk menghasilkan barang. Modal ini dibeli
tidak oleh konsumen melainkan oleh produsen. Modal tidak harus
berupa uang. Modal dapat berupa barang yang dihasilkan. Barang-
barang modal disebut juga alat-alat produksi, misalnya gedung,
mesin, dan bahan dasar yang digunakan dalam proses produksi.

d. Keahlian
Ini adalah faktor penting dalam menjalankan proses produksi.
Keahlian atau keterampilan individu penting untuk
mengkordinasikan dan mengelola faktor produksi dalam
menghasilkan barang dan jasa.
I. Factor internal

Faktor internal, merupakan faktor–faktor yang berada dalam


kekuasaan pimpinan perusahaan yang meliputi

•Kapasitas mesin dan peralatan.


•Produksi tenaga kerja.
•Kemampuan pengadaan dan penyediaan
•Dan sebagainya.

II. Factor eksternal

merupakan faktor-fator yang datangnya dari luar perusahaan yang


berada diluar kekuasaan pimpinan perusahaan yang meliputi

•Kebijakan pemerintah.
•Inflasi
•Bencana alam.
•Dan sebagainya

Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam produksi di


samping apa yang telah disebut diatas, antara lain adalah :

•Sifat proses produksi.


•Jenisan mutu dari barang yang diproduksi
•Sifat dari barang yang diproduksi apakah barang baru atau barang
lama.

G. Langkah perencanaan perencanaan produksi

1. Melakukan routing
Dalam perencanaan produksi, hal yang pertama dilakukan adalah
dengan melakukan routing. Routing sendiri merupakan proses
penentuan jalur atau rute pekerjaan dan urutan operasi. proses
routing ini adalah proses untuk menentukan apa, berapa banyak,
bagaimana, dan dimana untuk menghasilkan suatu produk.

2. Melakukan penjadwalan
Melakukan penjadwalan adalah langkah kedua dalam perencanaan
produksi. Penjadwalan ini berkaitan dengan berbagai hal seperti
memperbaiki jumlah pekerjaan yang harus dilakukan, mengatur
operasi manufaktur yang berbeda dalam urutan prioritas,
memperbaiki memulai dan menyelesaikan, tanggal dan waktu,
untuk setiap operasi.

3. Melakukan Dispatching
Dispatching adalah langkah ketiga dalam perencanaan produksi
yang merupakan suatu tindakan, melakukan atau tahap
implementasi. Proses dispatching ini meliputi berbagai hal seperti
bahan, alat, perlengkapan, dan hal lain yang diperlukan untuk
produksi. Selain itu ada perintah, instruksi, gambar, dan lainnya
untuk memulai pekerjaan. Melakukan proses sesuai dengan catatan
atau aturan yang ada dan menyelesaikan setiap pekerjaan tepat
waktu. Kemudian mengontrol proses perencanaan produk apakah
sudah sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan
sebelumnya.

I. Indentifikasi peluang

ABSTRAK Produksi bersih merupakan salah satu strategi yang dapat


digunakan untuk meningkatkan kinerja lingkungan di industri
pengolahan keripik singkong. Tahap awal dalam penilaian produksi
bersih adalah identifikasi peluang produksi bersih dengan metode
analisis deskriptif dan analisis keseimbangan material dan energy

II. Mencari gagasan dan seleksi produk


Dari penelitian yang dilakukan baik terhadap proses produksi maupun
terhadap produk yang dihasilkan, langkah selanjutnya adalah tindak-
lanjut penelitian dan pengembangan dengan tahapan

 Mencari gagasan, yaitu tahapan dalam mencari gagasan-gagaan


baru dalam rangka pengembangan produk. Gagasan ini dapat
berasal dari pasar/konsumen, teknologi yang ada atau
digunakan dan dari pihak ketiga atau para ahli.

 Seleksi produk, yaitu tahapan untuk memilih gagasan-gagasan


yang masuk atau yang terbaik berkaitan dengan pengembangan
produk, sehingga gagasan yang dimanfaatkan adalah gagasan-
gagasan yang tidak akan mengakibatkan perusahaan mengalami
kerugian.
Ada tiga alat yang digunakan untuk menguji pengembangan gagasan,
yaitu:
1. Kelayakan finansial
2. Kesesuain produksi
3. Potensi dasar

III. Menetapkan skala produksi dan tahapannya

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam menetapkan skala


produksi, yaitu:
a) Routing, yaitu tahap menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses
produksi dari hahan baku sampai menjadi barang jadi, termasuk di dalam
tahap ini adalah penyusunan alat-alat/fasilitas yang diperlukan dalam proses
produksi.
b) Scheduling, yaitu tahap menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan
operasi proses produksi, sebagai satu kesatuan dari keseluruhan kegiatan
produksi.
c) Dispaching, yaitu tahap menetapkan dan menentukan proses pemberian
perintah untuk mulai melakukan kegiatan proses produksi sesuai dengan
routing dan scheduling.
d) Follow-up, yaitu tahap menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan
agar tidak terjadi penundaan dan mengkoordinasi seluruh perencanaan
kegiatan proses produksi.

IV. Peneletian dan penegembangan produk

Penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan


penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk
memecahkan suatu persoalan. Produk diartikan sebagai alat utama bagi
perusahaan dalam melangsungkan usahanya. Produk yang telah ada perlu
dilakukan pengembangan, baik melalui modifikasi dari produk yang sudah ada,
duplikat dari produk pesaing, produk yang diakuisisi dan produk asli inovatif.
Pengembangan produk diperkirakan bisa memberi peningkatan frekuensi
penjualan serta dapat berkontribusi pada laba perusahaan.

Dasar pembuatan produk harus memiliki tujuan untuk memiliki manfaat bagi
konsumen. Bila telah suatu produk telah dipercaya, maka konsumen secara
berulang akan kembali untuk membeli. Berikut ini merupakan faktor-faktor
pengembangan produk yang perlu diperhatikan:

 Pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan konsumen


 Sumber daya untuk pengembangan produk baru
 Estimasi penyimpangan produk baru dalam memenuhi target pasar
 Estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan dan produksi
produk baru
 Antisipasi terhadap reaksi para pesaing
 Waktu paling tepat untuk meluncurkan produk baru
 Pelayanan terkait sebagai pendukung produk baru
Terdapat empat tipe dasar dalam program pengembangan produk, yaitu :

1. Pemodifikasian produk
2. Produk substitusier
3. Produk komplementer
4. Inovasi produk
5. INDIKATOR KEBERHASILAN TAHAPAN PRODUKSI
MASSAL

I. Keberhasilan manejemen produk

Untuk dapat menilai keberhasilan atau tidaknya tahapan produksi


suatu perusahaan ataupun organisasasi dan sebagainya, cara paling
yang mudah adalah melihat raba rugi usaha. Sedangkan untuk menilai
sebarapa besar keberhasilan suatu produksi dapat di tinjau dari ukuran
kinerja suatau perusahaan atau produksi tersebuat.
Indikator-indikator tersebut ditinjau dalam bentuk ukuran kinerja
perusahaan. Beberapa ukuran kinerja yang perlu dilihat sebagai tolok
ukur keberhasilan produksi massal diantaranya adalah:
a. Produktifitas
Salah satu ukuran dari kinerja manajemen produksi adalah
Produktivitas. Produktivitas yang dimaksud disini bukan hanya
seberapa besar output perusahaan. Tetapi lebih kepada tinjauan
seberapa efektif perusahaan menggunakan segala sumberdaya
yang dimiliki untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Produktivitas dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan
produksi dengan efisiensi penggunaan sumberdaya yang lebih baik.
Produktivitas dalam kegiatan produksi massal ini sangat
berpengaruh pada tingkat keuntungan perusahaan.
b. Kapasitas produk
Kapasitas produksi yang dimaksud adalah kemampuan maksimal
yang dapat dicapai oleh kegiatan produksi. Kapasitas produksi
dalam suatu perusahaan ditentukan oleh banyak faktor, seperti
kapasitas mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku dan
kapasitas modal. Dalam kegiatan produksi massal, sinergi atau
hubungan antara faktor-faktor tersebut sangat dibutuhkan.
c. Kecepatan proses produksi
Kecepatan proses produksi menjadi indikator kelancaran dari
proses produksi itu sendiri. Kecepatan proses produksi
menunjukkan bahwa kegiatan produksi berjalan dengan baik tanpa
ada kendala di dalamnya.
d. Fleksibilitas
Layout atau tata letak mesin dan alur produksi diatur sedemikian
rupa sehingga kegiatan produksi mampu menghasilkan beberapa
varian produksi tanpa perubahan yang signifikan. Sehingga
perusahaan dapat memenuhi beberapa selera konsumen yang
berbeda tanpa adanya perubahan biaya dan waktu secara signifikan
pula.

II. Ukuran kinerja sistem produksi

a. Biaya Produksi
Biaya produksi meliputi semua biaya yang muncul akibat dari
proses untuk menghasilkan produk atau jasa. Untuk menghasilkan
produk atau Jasa yang terjangkau oleh konsumen, diperlukan
perhitungan biaya seefisien mungkin dari semua faktor biaya yang
mungkin timbul.

b. Kualitas Produk atau Jasa


Dalam menentukan pilihannya, konsumen tidak hanya melihat
pada harga yang ditawarkan. Kualitas produk/jasa juga menjadi
bahan pertimbangan pula. Sehingga ukuran kualitas produk/jasa
juga harus mempertimbangkan harga yang ditawarkan. Ukuran
kualitas produk/jasa harus disesuaikan dengan selera konsumen
bukan standar yang ditetapkan oleh produsen secara sepihak.

c. Kualitas Pelayanan
Berikut ini beberapa hal yang dijadikan pertimbangan konsumen
dalam menentukan pilihannya terhadap suatu produk/jasa:

1. Ketersediaan Produk/Jasa. Konsumen cenderung memilih


produk yang telah tersedia daripada harus menunggu ketersediaan
produk/jasa yang dibutuhkannya.
2. Kemudahan mendapatkan produk. Konsumen selalu berpikir
praktis. Konsumen cenderung memilih barang/jasa yang mudah
mereka dapatkan.
3. Kecepatan pelayanan. Kecepatan pelayanan yang diharapkan
oleh konsumen adalah kecepatan dalam pengiriman maupun
kecepatan dalam penyediaan/membuat/memproses produk/jasa yang
dikehendaki.

III. Ukuran kinerja produktifitas messin (OEE, overall


equipment effectivenees)

Overall equipment effectiveness atau OEE adalah salah satu istilah yang
digagas oleh Seiichi Nakajima di tahun 1960 untuk mengukur tingkat
efektivitas proses produksi. Karena hal ini didasarkan pada pemikiran
dicanangkan oleh Harrington Emerson terkait efisiensi kerja.
Pengertian dari overall equipment effectiveness atau OEE adalah suatu
perhitungan yang dilakukan guna menentukan nilai efektivitas mesin
atau peralatan yang tersedia. OEE adalah salah satu metode yang
tersedia di dalam TPM atau Total Productive Maintenance. Sebagai
aturan, maka OEE bisa digunakan sebagai indikator performa mesin
atau sistem.

6. PROSES PRODUKSI MASSAL YANG TERDIRI DARI SUB


BAB BERIKUT:

A. Pengertian proses produksi

Jika secara garis besar produksi didefinisikan sebagai kegiatan


menciptakan atau menambah nilai guna barang, maka proses produksi
adalah serangkaian tahap yang harus dilalui dalam memproduksi
barang atau jasa. Waktu yang dibutuhkan untuk satu proses adalah
berbeda sesuai jenis barang atau jasa yang diproduksi. Ada proses yang
membutuhkan waktu yang cukup lama seperti pembuatan gedung
pencakar langit, pembuatan pesawat terbang, dan pembuatan kapal,
dan lain sebagainya.

B. Jenis-jenis proses produksi, berdasarkan

I. Wujud produksi

Yang termasuk dalam kategori ini antara lain:

1.Proses Produksi Kimiawi, yakni suatu proses produksi yang


menitikberatkan pada adanya proses analisis atau sintesa senyawa
kimia. Misalnya produksi alkohol, obat-obatan, accu, dll.

2.Proses Produksi Perubahan Bentuk, merupakan proses produksi


dimana dalam pelaksanaan proses produksinya dititikberatkan pada
adanya perubahan bentuk masukan menjadi keluaran untuk
menciptakan nilai tambah. Misalnya perusahaan meubel, garmen,
sepatu, dll.

3.Proses Produksi Assembling, merupakan proses produksi yang dalam


pelaksanaan proses produksinya akan lebih mengutamakan pada
proses penggabungan beberapa komponen menjadi suatu produk
tertentu. Misalnya, Mobil, alat-alat elektronik, dll.

4.Proses Produksi Transportasi, merupakan suatu proses produksi


dengan jalan menciptakan jasa pemindahan sesuatu dari dan ke
tempat tertentu. Misalnya pengiriman Paket, Angkutan Kota, dll.

5.Proses Produksi Penciptaan Jasa Administrasi, yaitu proses produksi


penciptaan jasa administrasi kepada pihak lain yang memerlukan,
misalnya jasa penyusunan laporan keuangan, Biro Statistik, dll.
Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi Arus Proses Produksi

II. Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi Arus Proses


Produksi

Jenis-jenis proses produksi yang masuk dalam kategori ini antara lain:
1.Proses Produksi Terputus-putus, sering disebut juga proses produksi
intermitten. dalam pelaksanaan proses produksi semacam ini, akan
terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi. Pola
pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau bulan ini sangat
mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses
produksi pada bulan yang lalu atau bulan yang akan datang.

2.Proses Produksi Terus Menerus atau sering disebut sebagai pola


produksi kontinyu. Pada proses produksi semacam ini terdapat pola
atau urutan proses produksi yang pasti dan tidak berubah-ubah dari
waktu ke waktu.

III. Penyelesaian proses produksi:

Berdasarkan penyelesaian proses, terdapat beberapa jenis proses


produksi yang diantaranya:
1. Proses Produksi Tipe A, merupakan suatu tipe proses produksi
dimana dalam setiap tahap proses produksi yang dilaksanakan
dapat diperiksa dengan mudah. dengan demikian pengendalian
dan pengawasan kualitas dapat dilaksanakan pada setiap tahap
proses produksi.
2. Proses Produksi Tipe B, merupakan suatu proses produksi
dimana dalam penyelesaian proses produksi terdapat beberapa
ketergantungan dari masing-masing tahap proses produksi,
sehingga pengendalian dan pengawasan hanya dapat dilakukan
pada beberapa tahap tertentu.
3. Proses Produksi Tipe C, merupakan proses produksi dengan
jalan melakukan proses penggabungan atau pemasangan
(assembling) komponen-komponen menjadi suatu produk jadi
tertentu.
4. Proses Produksi Tipe D, merupakan proses produksi yang
mempergunakan mesin dan peralatan yang terotomatisasi, dan
dilengkapi dengan alat pengendalian dan pengawasan proses.
5. Proses Produksi Tipe E, merupakan proses produksi dari
perusahan-perusahaan dagang dan jasa.
IV. Dan yang terahir berdasarkan bahan mentah yaitu:
 Proses ekstraktif
yaitu kegiatan produksi dengan mengambil produk secara
langsung dari alam.
 Proses fabrikasi
yaitu kegiatan mengubah suatu bahan baku menjadi suatu
produk yang baru.
 Proses sintetik
yaitu kegiatan menggabungkan beberapa bahan menjadi suatu
bentuk produk.

C. Tujuan proses produksi

Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup manusia harus melakuka


kegiatan ekonomi. Salah satu jenis macamnya yaitu melakukan
produksi.
Dalam buku Manajemen Operasi Produksi (2020) Andy Wijaya dan
kawan-kawan, produksi adalah proses menghasilkan sesuatu baik
berbentuk barang maupun jasa dalam sesuatu periode waktu dan
memiliki nilai tambah bagi perusahaan.
Tujuan produksi yang pertama adalah menghasilkan barang dan jasa.
Dengan kegiatan produksi, para produsen dapat menyediakan barang
atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Tujuan kegiatan produksi
berikutnya yaitu untuk memenuhi kebutuhan manusia.

D. Tahapan proses produksi pada produk kreatif


bangunan
1.menjelajahi ide
2.mengurai masalah
3.membuat desain produk
4.pembuatan
5.penyelesaian
Usaha produsen pintu kayu, mabel
Alat yang harus di butuhkan tentu
1. Tempat untuk produksi
2. Alat yang digunakan tukang kayu seperti
 Mesin serut
 Mesin gergaji / manual
 Mesin profil
 Mesin bor
 Meteran
 Palu dan masih banyak

Bahan yang harus di butukan


Tentusaja kayu

Tahapan proses produksi

 Membuat sketsa kayu sesuai yang di inginkan


 Membuat sambunag kupingan
 Menggambar tanda
 Menggambar sambungan kupingan
 Melubangi kupingan
 Menggergaji kupingan
 Spooning kayu
 Merakit kayu
 Dan finishing

BAB 2
KESIMPULAN

Produksi adalah salah satu kegiatan ekonomi berupa membuat barang atau
jasa yang akan dijual dalam kegiatan ekonomi. Produksi dilakukan bergantung
rencana usaha yang telah disusun. Produksi industri rumahan dapat dilakukan
dalam jumlah kecil, namun produksi di pabrik besar dilakukan secara massal.

Produksi massal yaitu produksi yang di buat untuk kepentingan massal atau
dalam jumlah yang banyak. Pada produksi massal ini juga dikenal adanya
produksi massal berseri. Yaiti produksi massal yang di buat berseri, misalnya
televisi di buat secara berseri dengan berbagai ukuran layar.

Produksi satuan produksi yang di buat berdasarkan pesanan. Dibuat untuk


melayani kepentingan perorangan, produsen membuat barang sesuai
pemesannya.

Pada dasar nya kita kembali kepada situasi dan kondisi. ketika kita memiliki
bisnis di bidang keproduksian sebagai contoh usaha/bisnis genteng, batubata,
konblok, batako dll kita kembali kepada permintaan pasar dan situasi ekonomi
pada saat itu apakah lebih menguntungkan produksi massal ataupun satua,
dan semua ini muara nya sama yaitu ingin usaha/bisnis yang kita tekuni ini
berkembang dan menguntungkan di hari, minggu, bulan, tahun yang kita
target untuk melihat usaha/bisnis untung atau rugi.

Anda mungkin juga menyukai