Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

MENGELOLA OPERASI

Disusun Oleh:

1. Taradia Febiola 165020101111032


2. Rivo Bagas Saputra 165020101111033
3. Pratama Yoga M 165020101111049

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini, membuat persaingan


semakin ketat antar perusahaan yang ada di dunia.Segala upaya dilakukan untuk
menjadi yang terbaik.Manajemen yang baik menjadi kunci kesuksesan dunia industri
saat ini baik itu manajemen produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan
keuangan.Manajemen operasional merupakan satu fungsi manajemen yang sangat
penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan.Bidang ini berkembang sangat pesat
terutama dengan lahirnya inovasi dan teknologi baru yang diterapkan dalam praktik
bisnis.Oleh karena itu banyak perusahaan yang sudah melirik dan menjadikan aspek-
aspek dalam manajemen operasi sebagai salah satu senjata strategis untuk bersaing dan
mengungguli kompetitornya.Dalam kewirausahaan, manajemen operasi pun diperlukan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan perubahan atau inovasi produk untuk menjadi
lebih baik lagi.Seiring perkembangan industri yang semakin maju perusahaan juga
dituntut untuk memberikan kualitas yang terbaik baik dalam produk maupun jasa yang
dihasilkan tetapi tidak melupakan dampak lingkungan yang terjadi dari segala aktivitas
perusahaan.

BAB I

PEMBAHASAN

1. PERKEMBANGAN PENAMAAN MANAJEMEN OPERASIONAL

Manajemen Operasional memiliki tiga tahapan perkembangan teoretik dan setiap


pase perkembangan dimaksud memiliki nama yang khas. Pada mulanya bernama
Manajemen Pabrik (Manufacturing Operations), kemudian menjadi Manajemen
Produksi (Production Management) dan terakhir bernama Manajemen Operasional
(Operations Management).

1. Manajemen Pabrik
Menurut Adam dan Ebert (1992) manajemen pabrik lahir bersamaan dengan
lahirnya revolusi industri di Inggris sekitar tahun 1785 dan dipicu oleh
pemikiran Adam Smith, terutama tentang spesialisasi (asas pembagian kerja)
dan efisiensi ekonomi. Manajemen Pabrik diperlukan karena revolusi industri
telah menggeser teknik pengolahan manual atau kerja tangan (hand-making
production system) menjadi kerja mesin (machine-made production system).

Pemakaian mesin uap di pabrik yang ada di Inggris pada waktu itu (pada
mulanya di pabrik tekstil) telah melahirkan perubahan :

a. Mengganti proses kerja tangan dengan kerja mekanik (memakai mesin).


b. Mengubah sistem produksi pesanan menjadi produksi massa untuk memenuhi
permintaan pasar yang luas,
c. Perubahan lokasi produksi dari rumah tangga (home industry) ke perusahaan
pabrik (manufacturing company).
d. Perubahan sumber tenaga kerja dari anggota rumah tangga (keluarga) menjadi
tenaga dari pasar tenaga kerja.

Penggunaan tenaga kerja manusia dalam jumlah yang besar dipabrik yang
berasal dari luar rumah tangga memerlukan metode pengelolaan tenaga kerja
manusia. Perubahan terjadi, baik pada hubungan kerja maupun cara
pengupahannya. Perubahan ini menyebabkan diperlukannya Manajemen Pabrik.

Manajemen Pabrik pada dasarnya merupakan metode pengorganisasian


faktor-faktor produksi, termasuk sumber daya manusia, dalam usaha
menghasilkan produk barang secara massal dengan efisien. Tekanan utama
Manajemen Pabrik terletak pada usaha menghasilkan produk barang dengan
efisien.Oleh karena itu orientasinya masih tunggal, yaitu berproduksi untuk
memperoleh keunggulan bersaing berdasarkan basis biaya.Manajemen Pabrik ini
berlangsung sampai sekitar tahun 1930-an, yaitu sampai dengan kebangkitan
industri di Jerman, khususnya industri mobil (Mercedez dan Mercy) yang
mengutamakan mutu.

2. Manajemen Produksi (Production Management)


Era Manajemen Produksi mulai sejak 1930-an sampai 1970-an.
Manajemen Produksi lahir sejak pemikiran Taylor yang terkenal dengan sebutan
manajemen ilmiah (scientific management) diterima secara luas dan diterapkan
di lapangan produksi. Pada mulanya, produksi dengan orientasi pada mutu
dipelopori oleh Jerman sehingga Jerman diterima sebagai pelopor Manajemen
Produksi. Era ini berlangsung hingga Jepang muncul sebagai salah satu negara
industri berteknologi tinggi dan menawarkan gaya manajemen khas Jepang,
yaitu Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management, TQM) dan Just In
Time Production System (JIT) pada awal tahun 1970-an. Gagasan Taylor
mengenai produksi terutama bertujuan untuk menghilangkan gerakan-gerakan
yang tidak berguna, yaitu gerakan yang tidak memberikan nilai tambah pada
produk yang dihasilkan. Pada dasarnya Manajemen Produksi juga melulu
mengkaji tata produksi barang dan belum menaruh perhatian pada produksi
jasa. Namun demikian orientasi Manajemen Produksi sudah lebih luas daripada
Manajemen Pabrik.Manajemen Produksi sudah memperhatikan soal kualitas
keluaran disamping pada tekanan biaya atau efisiensi ekonomi. Sehubungan
dengan itu, maka orientasi Manajemen Produksi lazim disebut Q and C oriented
(Quality and cost orientation).

Pada dasarnya Manajemen Produksi merupakan metode pengorganisasi-


an faktor-faktor produksi, termasuk sumber daya manusia, untuk digunakan
dalam proses menghasilkan produk barang secara massal yang memenuhi
stanadard mutu tertentu secara efisien.

3. Manajemen Operasional (Operations Management)


Manajemen Operasional lahir sejak 1970-an hingga sekarang. Sasaran
yang hendak dicapai Manajemen Operasional ialah mewujudkan efisiensi
ekonomi (cost minimization) dalam proses produksi, baik barang maupun
jasa, kualitas yang tinggi (high quality), dapat diserahkan ke pasar dalam waktu
yang cepat (speed of delivery), dan peralatan produksi dapat dengan segera
dialihkan untuk mengerjakan produk lainnya (flexibility). Dengan demikian,
Manajemen Operasional sudah berbeda secara mendasar dengan Manajemen
Pabrik dan Manajemen Produksi.Manajemen Operasional mengkaji produksi
barang dan jasa, sedang Manajemen Pabrik dan Manajemen Produksi melulu
membicarakan produksi barang. Disamping itu, orientasi Manajemen
Operasional sudah semakin luas dan lazim disebut memiliki orientasi pada
biaya, mutu, kecepatan penyerahan, dan keluwesan proses (QCDF Orientation).
Kepeloporan Jepang dibidang modernisasi Manajemen Produksi dipimpin oleh
Toyota yang menekankan proses pada usaha menghasilkan produk yang
bermutu sesuai pengharapan konsumen. Perwujudan kualitas adalah tanggung
jawab semua personil, semua jabatan, dan semua proses.Dengan demikian,
tanggungjawab atas mutu bergeser dari para inspektur mutu ke pada segenap
personil perusahaan.Sejak saat itu, Jepang mengenalkan konsep pengawasan
melekat (built-in controlling) dan perbaikan terus menerus (keizen, continuous
improvement).Ke dua hal itu harus dilakukan oleh perusahaan sebagai antisipasi
terhadap tuntutan konsumen atas mutu keluaran yang semakin meningkat. Tiap
pekerja dididik dan dilatih untuk menghidarkan proses dari cacat (poke yoke,
atau to avoid mistake) dan mengawasi serta memeriksa sendiri pekerjaannya
menuju terwujudnya proses dan keluaran bebas cacat (zero defect).

Para manajer dilatih untuk dapat menerapkan pengendalian proses


dengan menggunakan metode statistik (statistical process control), kemudian
setiap manajer melatih bawahannya masing-masing sehingga seluruh lapisan
personil perusahaan paham dan dapat menerapkan metode pengendalian mutu
dan proses secara statistik. Program pelatihan dilakukan secara
berkesinambungan sehingga pemahaman Produksi Modern (Modern Production
Management).

2. DEFENISI MANAJEMEN OPERASIONAL

Manajemen operasional adalah bentuk pengelolaan secara menyeluruh dan optimal


pada masalah tenaga kerja, barang-barang seperti mesin, peralatan, bahan-bahan
mentah, atau produk apa saja yang sekiranya bisa dijadikan sebuah produk barang dan
jasa yang biasa biasa dijual belikan.

Sesuai dengan definisinya sendiri, manajeman yang berasal dari kata manage yang
berarti mengatur penggunaan. Jika disandingkan dengan kata operasional, artinya
adalah pengaturan pada masalah produksi atau operasional baik dalam bidang barang
atau jasa.

Selanjutnya, secara definisi, manajemen operasional juga sebagai penanggung jawab


dalam sebuah organisasi bisnis yang mengurusi persoalan produksi.Baik dalam bidang
barang atau jasa.Dilihat dari definisi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.Pertama,
fungsi manajemen operasional, yakni dalam hal pengambilan keputusan mengenai
kebutuhan-kebutuhan operasional.Kedua, manajamen operasional mesti juga
memperhatikan mengenai sistemnya.Terutama sistem transformasi.Sistem ini termasuk
juga dalam sistem pengurusan mengenai membuat rancangan serta analisis dalam
operasi nanti.Yang ketiga atau terakhir mengenai hak pengambilan keputusan dalam
sebuah manajemen operasional.

Sebagaimana dikehatui bahwa keputusan adalah hal yang terpenting bagi seseorang
agar bisa bersikap tegas dan tepat, demi lancarnya manajemen operasional yang tengah
dijalankan. Oleh karena itu, manjemen operasional sangat erat kaitannya dengan Unsur
Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.

Tahap Perencanaan, meliputi : Penentuan strategi operasi, penentuan lokasi


pabrik, Riset dan pengembangan produk, penentuan jumlah produk, penentuan
luas dan pola produksi;penyusunan layout & job design, serta penentuan standar
kerja.
Tahap Pelaksanaan, meliputi : Pengaturan bahan baku, pengturan proses
produksi, pemeliharaan dan penggantian fasilitas, perbaikan lingkungan kerja
dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
Tahap Pengawasan, meliputi : Pengawasan kuantitas, pengawasan kualitas, dan
pengawasan biaya produksi dan operasi.

Dalam perencanaan, manajer operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari


organisasi dan mengembangkan program, kebijakan dan prosedur penentuan peranan
dan focus dari operasi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan
perencanaan penggunaan sumber daya produksi.

Dengan demikian, Manajemen Produksi atau Operasional menyangkut pengambilan


keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi
atau perusahaan.

3. PENERAPAN OPERASI DAN PENENTUAN LOKASI DALAM KEGIATAN


PRODUKSI

3.1 Sistem Produksi/Operasi

Sistem operasi merupakan sistem yang mengacu pada sistem transformasi yang
menghasilkan barang dan jasa.Gambaran sistem ini tidak hanya menjadi pijakan untuk
definisi jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga dasar yang kuat
untuk rancangan dan analisis operasi.

Dalam sistem operasi, yang menjadi masukan adalah energi, material, tenaga
kerja, modal dan informasi. Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada kendali
syariat akan memastikan berjalannya proses transformasi yang amanah, disamping
jaminan halal atas segala masukan yang digunakan serta semua keluaran yang
dihasilkan.

Lingkungan eksternal mempengaruhi ketiga subsistem manajemen operasi.


Sebagai contoh, lingkungan eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang
menjadi input. Perubahan teknologi dapat mengubah proses transformasi. Produk yang
dihasilkan oleh organisasi dilempar kelingkungan eksternal, tetapi lingkungan eksternal
juga mempengaruhi output yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan preferensi
konsumen akan mengubah produk yang dihasilkan organisasi menjadi produk yang
lebih sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan metode dapat
mempengaruhi dan membantu proses transformasi.

3.2 Penentuan Lokasi Perusahaan

Terdapat 2 kriteria dalam menentukan lokasi produksi:

Kriteria subyektif, keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan


subyektif pemilik perusahaan dimana keputusan subyektif ini akan sangat membantu
tercapainya keberhasilan dalam bisnis sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh
berbagai faktor yang memperkuat keputusan subjektif.

Kriteria obyektif, mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung


tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi pemerintah seputar bisnis yang dijalankan,
budaya masyarakat, akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses
transportasi dan lain-lain.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Lokasi Kerja

1) Biaya ruang kerja


Biaya untuk membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain
tergantung dari letak tanah.
2) Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaa dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan
keahlian khusus yang diperlukan.Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung
dari lokasi perusahaan.
3) Insentif pajak
Insentif pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki
kondisi ekonomi di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
4) Sumber permintaan
Biaya trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi
yang dekat sumber permintaan dari konsumen.
5) Akses trasportasi
Perusahaan lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para
konsumen lebih mudah mengakses perusahaan.

3.3 Pengaturan Proses Produksi Atau Operasi

Keputusan mengenai proses produksi menjadi keputusan yang penting dalam


melakukan desain sistem produksi. Proses produksi diatur sesuai dengan keinginan dan
keadaan prusahaan,dengan memilih dari berbagai alternatif proses produksi sebagai
berikut:

Secara umum,terdapat dua jenis proses produksi :

a. Pertama,sistem Produksi Intermiten


Sistem prosuksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak
terus menerus, berkelanjutan dan menggunakan pola. Artinya,kepastian
mengenai kapan memulai proses produksi dan kapan menyelesaikan proses
produksi jelas. Terdapaat dua jenis pola produksi yang menggunakan sistem
intermiten :
1. Produksi massal ( mass production)
Umumnya berlaku pada prusahaan manufaktur.Dilakukan melalui standar
produksi tertentu, prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang secara
rutin diproduksi.
2. Pilihan masal (mass customization)
Bahwa produk yang dihasilkan oleh prusshaan memberikasn keleluasaan kepada
konsumen untuk memilih sesuai selera dan daya beli masing-masing.Perusahaan
memproduksi variasi produk yang lebih banyak,seperti HP,Komputer.
b. Kedua,sistem proses produksi yang terus menerus (continous production
system)
Sistem produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat terus
menerus dan untuk jangka waktu yang relatif panjang kemudian disimpan dalam
gudang, disalurkan ke penyalur dan dijual kepada konsumen.Contoh perusahaan
manufaktur seperti perusahaan kimia, minyak bumi dan tambang, sedangkan
perusahaan jasa seperti transportasi yang terus menerus memberatkan
penumpang dari terminal.

Proses produksi Pelayanan


1. Produksi yang standar
Proses produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar
tersebut di desain dari informasi konsumen.Konsemen membeli sebagaimana
barang yang distandardisasikan tersebut.
2. Produksi menurut pesanan
Proses produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang
dipesan oleh konsemen. Jadi bentuknya tidak distandardisasikan tetapi sangat
bervariasi.

Sifat dan Teknis Produksi


Teknik produksi pada perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
a. Proses Ekstraktif merupakan proses produksi yang haanya mengambil dari alam
dan sudah terjadi produksi akhir, misalnya emas, batubara, dan sebagainya.
b. Proses Analitis merupakan kegiatan produksi yang memisah misahkan bahan
alam menjadi produk akhir. Misalnya minyak, semen dan sebagainya.
c. Proses sintetis merupakan kegiatan produksi dengan mencampur bahan-bahan
kemudian diolah menjadi produk akhir, misalnya makanan, minuman, dan obat-
obatan.
d. Proses Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan baku
menjadi produk akhir, misalnya elektronik.

3.4 Rancangan Pabrik dan Sistem Produksi

Rancangan (Design) menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata


Letak (Layout) adalah pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor.
Yang dimaksud pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan
produksi dijalankan.Keputusan mengenai desain rumah produksi merupakan keputusan
yang menyangkut bagaimana perusahaan mendesain tempat produksi dari mulai
fasilitas, pekerjaan, ruang kerja, gudang dan lain-lain.

Sebagai contoh untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan dimana meletakkan


bahan baku, menempatkan pekerja, mesin dan menyimpan hasil akhir. Begitu juga
dalam bisnis restoran, manajer perlu menentukan dimana letak kasir,meja makan, dapur,
toilet, hingga lokasi parkir.

Rancangan sistem produksi menyangkut bagaimana proses konversi dalam


sistem produksi dilakukan. Terdapat beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi
sebagai berikut :

a. Rancangan Produksi
Adalah rancanga sistem produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal
hingga akhir dan mengikuti satu pola proses produksi. Sebagai contoh, proses
pembuatan kain dari kapas hingga kain jadi. Tahapan proses pembuatan kain
tersebut mulai dari bahan baku berupa kapas disiapkan, kapas dipintal menjadi
kain dalam mesin pintal, kain yang sudah jadi melalui pembersihan, kemudian
kain dan diwarnai dan dibersihkan lagi kemudian dikeringkan, lalu kain melalui
proses penggulungan kemudian digudangkan.
b. Rancangan Proses
Yaitu rancangan sitem produksi yang proses produksinya mengikuti jenis proses
yang harus dilakuakan dan tak selalu harus mengikuti seluruh proses yang ada.
Contah, proses pemariksaan kesehatann disebuah poliklinik. Proses dimulai dari
pasien datang, mendafter ke resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses
selanjutnya sangat bergantung jasa apa yang diinginkan oleh pasien, apakah
perlu kedokter anak, ahli penyakit dalam atau pemeriksaan gigi
c. Rancangan Posisi Tetap
Adalah sistem produksi dimana produk yang akan dibuat diletakkan disatu
tempat, dan berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya
mengerjakan proses produksi ditempat tersebut. Contah, pembuatan pesawat
terbang, atau proses make up artis.

Keputusan mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi


secara langsung karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan
perlengkapan.Hal ini dapat berpengaruh pula pada pengeluaran untuk bunga karena
mempengaruhi jumlah pinjaman untuk memeli properti atau mesin.

Prinsip dalam penetapan layout, agar diperoleh : jarak angkut minimum, aliran
matarian seimbang dengan kapasitas, penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk
perubahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah karakteristik
lokasi.Jika lokasi terdapat didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung
tingkat tinggi agar mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi.
Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi
diatas,jenis produksi. Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya
jenis produksi yang dihasilkan, kapasitas produksi yang diinginkan.

3.5 Perencanaan Jumlah Produksi Dan Penentuan Standar

Perkiraan jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan
standar dapat dilakukan beberapa cara antara lain :

a) Penghitungan Forecast Produksi


Forecast produksi didasarkan forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan
dapat dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan.
b) Dasar Perhitungan BEP (Unit)
BEP (Break Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan
itu perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya (Total cost)
sama dengan total pendapatan (total revenue). Jumlah produk dibuat harus lebih
besar dari unit terjual pada BEP.
c) Penentuan Standar Kinerja
Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi :
Standar Kualitas
Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan
standar per atribut dari barang dan jasa.Untuk menjamin kualitas barang perlu
pengendalian mutu terpadu.Standar kualitas ini mencakup rencana, proses
produksi, monitoring dan tindak lanjut.
Standar Kuantitas
Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode tertentu
untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.
Standar Waktu Proses
Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar
diperoleh efisiensi yang maksimal.
Standar Produktivitas (Productivity)
Standar mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang
digunakan. Ukuran productivity dapat diukur baik secara total maupun partial
atau bagian-bagiannya.

3.6 Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi

a. Pengaturan Bahan Baku


Pengatuaran bahan baku dilakaukan dalam mengefesienkan biaya
pemasaran dan penyimpanan yang akan dikeluarkan dalam satu periode dengan
penerapan metode EOQ (Economic Order Quantity) jika asumsinya dapat
dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya penyimpanan ekstra (Ekstra Carrying
Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out Cost) dipergunakan metode ROP (Re
Order Point).
Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu : bahan baku
selalau tersedia pada leveransir, pola produksi yang stabil dalam perusahaan,
tarif biaya pesan dan simpan selalu tepat dalam satu periode, bahan baku yang
dibeli tidak rusak akibat disimpan, dan perusahaan memiliki gudang.
Juga bisa menggunakan metode JIT (Just In Time) yaitu metode
pengelolaan bahan baku tanpa harus memiliki gudang penyimpanan,karena
bahan baku yang dibeli dari pemasok langsung diproduksi. Jika bahan baku akan
habis,levelansir selalu menyediakan dan menghantarkan sampai lokasi tempat
produksi. Dalam metode ini,levalinsir tidak boleh terlambat,sebab akan
mengganggu proses produksi.
b. Keputusan Operasi
Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam operasi
perusahaan, keputusan operasi terbagi menjadi :
Keputusan berkaitan dengan proses
Keputusan mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai
untuk memproduksi brang dan jasa.
Keputusan berkaitan dengan kapasitas
Keputusan mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk
yang tepat, ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.
Keputusan berkaitan dengan kesediaan
Keputusan berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa
banyak, dan kapan dipesan.
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen,
proses seleksi diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi,
kompensasi dan PHK.
Keputusan berkaitan dengan mutu
Keputusan yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi orientasi
bersama dalam setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan,
pemilihan orang-orang terlatih dan pengawasan terhadap produk yang
dihasilkan.

3.7 Pengawasan Kegiatan Produksi

Pengawasan dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan


perencanaan atau desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut
dari monitoring itu. Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan
dengan produksi.
a. Pembelian Bahan Baku
Para menejer melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama
memilih pemasok bahan baku dengan memperhatikan karekteristik seperti
harga, kecepatan, kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba
mendapatkan potongan/diskon menurut volume.Ketiga menyerahkan produksi
kepada pemasok.
b. Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Pengawasan persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang
meminimkan biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk
menjamin bahawa bahan baku tersedia bila mana diperlukan.
c. Roting
Roting ialah urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk.
Bahan baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station) agar
dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses
produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi
secara periodik untuk menentukan apakah bias ditingkatkan sehingga mendapat
proses produksi yang lebih cepat dan murah.
d. Penjadwalan
Penjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas
dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan
volume tugas produksi.Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas
harus diselesaikan. Cara untuk menjadwalkan proyek khusus adalah teknik
evaluasi dan peninjauan program (program evaluation and review technique-
PERT), menjadwalkan tugas dengan cara meminimkan hambatan proses
produksi.
e. Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan
atau harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk
menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang
diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan pada proses
produksi. Kualiatas dapat diukur dengan menilai beberapa karakteristik yang
meningkatkan kepuasan pelanggan.

4. RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASIONAL

Dalam lingkup yang sangat generik, yaitu suatu proses, perlu kiranya
disampaikan seberapa luas ruang lingkup manajemen operasi. Beberapa hal yang
membatasi ruang lingkup tersebut adalah: Manajemen operasi merupakan satu dari
fungsi manajemen (functional management) dalam perusahaan. Selain pemasaran,
keuangan, sumber daya manusia, maka operasi adalah satu fungsi yang sangat penting
dalam menjalankan suatu perusahaan.Belakangan ini sudah umum kita jumpai jabatan
dalam perusahaan yang terkait dengan manajemen operasi, seperti manajer dan direktur
operasi. Konsep proses dalam pengertian manajemen operasi pada dasarnya mencakup
semua proses, mulai dari proses global/utama hingga subproses terkecil yang dapat
dijumpai dalam perusahaan. Walaupun hierarkinya boleh jadi sangat panjang, level
proses yang dianalisis hanya melibatkan beberapa level saja sesuai kebutuhan. Yang
perlu menjadi perhatian adalah level terbesar dari analisis proses adalah level dimana
unit dalam perusahaan berinteraksi dengan pihak lain seperti pemasok dan pelanggan.
Lebih dari itu, kajiannya sudah memasuki topik manajemen rantai pasok (supply Chain
Management). Dengan demikian, ruang lingkup analisis dalam manajemen operasi
adalah keseluruhan proses yang terdapat dalam suatu perusahaan.

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN


OPERASIONAL ORGANISASI/PERUSAHAAN

Menurut Higgins (1994) Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Operasional


adalah: Manajer/Pimpinan Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh manajer
atau pimpinan mempengaruhi dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakan-
kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang
berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-
cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan,
interaksi antara manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada
permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan
kepuasan dan kesejahteraan karyawan.

Faktor eksternal organisasi, Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada


organisasi tersebut.Keadaan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi
organisasi.Keadaan ekonomi adalah faktor utama. Di lain pihak, ledakan ekonomi dapat
mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan pekerjaan dan
peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya menjadi lebih positif.

6. FUNGSI MANAJEMEN OPERASIONAL DALAM ORGANISASI/


PERUSAHAAN

Manajemen Operasional Memiliki beberapa Fungsi yaitu:


a. Fungsi Pemasaran (Marketing Function), Berhubungan dengan pasar untuk
dapat menciptakan permintaan dan pada akhirnya menyampaikan produk yang
dihasilkan ke pasar.
b. Fungsi Keuangan (Finance Function), Mengelola berbagaai urusan keuangan
didalam perusahaan maupun perusahaan dengan fihak luar perusahaan.
c. Fungsi Produksi (Operastion Function), Berkaitan dengan penciptaan barang dan
jasa yang dihasilkan perusaan.

7. STRUKTUR MANAJEMEN OPERASIONAL DALAM ORGANISASI/


PERUSAHAAN

Dalam persoalan manajemen operasional, ada struktur kepengurusan yang mesti


dibentuk, tetapi bukan hanya dibentuk, melainkan mesti juga dilaksanakan sebagaimana
fungsi dari masing-masing tugasnya.Pimpinan tertinggi dalam sistem manajemen
operasional adalah manajer operasional.Mereka-mereka ini yang menjadi tiang atau
pilar-pilar dalam berjalannya manajemen operasional.Tugas dari seorang manajer
adalah melakukan dan memetakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan tugasnya,
misalnya membuat konsep dalam hal perencanaan, pembentukan staf, pengorganisasian,
serta memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengendalikan manajemen operasional secara
keseluruhan.

Sepenuhnya, manajer itu mesti berorientasi pada pengarahan baik dalam hal
pengeluaran atau output dari jumlah, kualitas barang, harga yang terus dikontrol, serta
waktu yang tepat dalam memanjakan konsumen, sesuai dengan permintaan para
konsumen, maka rasanya pas, jika para manajer operasional memanjakan konsumen
selayaknya adalah raja.

Dari fungsi operasi juga ada bagian yang mesti dijabarkan dalam
pengembangannya, seperti harus disiapkan adanya proses produksi dan operasi, ada
juga jasa penunjang pelayanan produksi, yang melingkupi perencanaan serta
pengendalaian dan kontrol yang ekstra. Begitulah fitrah yang harus ada pada pola
manajemen operasional.

Sementara itu, adanya penyusunan rencana produk dan operasi dalam


manajemen operasional, pengendalian persediaan atau dalam hal penambahan bahan,
upgrade mesin yang ada, pengendalian mutu baik ditingkat barang dan jasa juga
meliputi manajemen sumber daya manusia. Itulah yang disebut sebagai
pengorganisasian sistem produksi pada manajemen operasional. Adapun tingkat
pekerjaan manajemen operasional dalam sebuah organisasi/ perusahaan adalah sebagai
berikut :

1. Manajer Pabrik (Plant Manager)


Yang biasanya harus berpengalaman dalam manajemen pabrik termasuk
keahlian dibidang perencanaan produksi, manajemen pembelian, manajemen
persediaan, termasuk pula pengelolaan karyawan dioperasional maupun
pengelolaan sumberdaya lainnya yang dipergunakan di pabrik.
2. Direktur Pembelian ( Director of Purcashing)
Harus memiliki pengetahuan yang menyeluruh mengenai fungsi pem,belian,
kemampuan menelaah program penjualan, mengintegrasikan atau membuat
keterkaitan dengan supplier sampai distributor, mengkoordinasi aktifitas
operasi.
3. Manejer Mutu (Quality Manger)
4. Mempunyai pandangan yang luas, mengenai konsep statistic untuk dapat
melakukan pengawasan semua aspek operasional karena kualitas merupakan
tanggung jawab secara bersama diantara semua pihak yang terlibat dalam
perusahaan terutama fungsi operasional.

8. STRATEGI MANAJEMEN OPERASIONAL DALAM ORGANISASI ATAU


PERUSAHAAN

Sebelum kita melangkah dalam hal pengambilan keputusan-keputusan atau


mengeluarkan suatu produk, ada baiknya kita memetakan strategi yang akan digunakan
dalam teori manajemen operasional. Salah satu strategi dalam menetapkan arah dan
tujuan untuk mengambil keputusan bisnis lewat perencanaan formal sehingga mampu
menghasilkan pola pengambilan keputusan yang konsisten serta menjadi keunggulan
saat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain.

Sedikitnya, ada dua tipe dalam pengambilan strategi.Pertama, dengan


menggunakan biaya rendah yang ditekan dari biaya produksi, namun tetap
menggunakan teknologi bagus, tapi biaya tenaga kerja diusahakan rendah, dan tingkat
persediaannya juga rendah, tapi tetap menjaga mutu.Mutu yang harus tetap terjamin.Ini
tentu bisa berjalan berbarengan jika bagian keuangan serta pemasaran mendukung dan
tidak mati.Yang kedua adalah dengan menggunakan strategi invasi dalam menciptakan
produk atau pengenalan produk baru.

Dan yang berikutnya adalah perencanaan pabrik atau dalam bahasa asing disebut
factoy planning.Ini adalah langkah yang penting dalam kelangsungan hidup serta
kemajuan perusahaan sesuai tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam hal teori
manajemen operasional.Di antara perencanaan pabrik itu adalah penentuan lokasi
pabrik, bangunan, peralatan, hingga penerangan, dan sirkulasi udara dalam pabrik.
Pemilihan lokasi pabrik sangat penting karena bisa mempengaruhi dalam daya saing
dengan perusahaan lain. Selain itu, juga harus memperhatikan adanya kemungkinan
terjadi ekspansi.

Agar perusahaan bisa berjalan lancar, efektif, dan efisien, kita bisa melihat
banyak faktor yang bisa mempengaruhi lokasi pabrik yang masih terkait dengan
menejemen operasional, di antaranya lingkungan masyarat, dekat dengan pasar, dan
tenaga kerja, kedekatan dari pengiriman bahan pemasok, biaya transportasi, dan juga
sumber daya alam di sekitar lokasi yang mempengaruhi. Ini peting dalam praktik
manajemen operasional.
BAB III

STUDI KASUS

PT Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan Fast Moving


Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia. Rangkaian produk Perseroan
mencakup produk Home and Personal Care yang berkontribusi terhadap total penjualan
sebesar 73% serta Foods and Refreshment sebesar 23% ditandai dengan brand-brand
terpercaya dan ternama di dunia, antara lain Walls, Lifebuoy, Vaseline, Pepsodent,
Lux, Ponds, Sunlight, Rinso, Blue Band, Royco, Dove, Rexona, Clear, dan lain-lain.
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever
tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet,
botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya

Sebagai perusahaan yang berorientasi pada inovasi, Unilever terus berinvestasi


untuk menciptakan beragam formulasi dan kemasan baru secara cepat ke pasar sebagai
respon atas kebutuhan konsumen atau munculnya suatu teknologi baru. Inovasi
mutakhir berbasis teknologi di tahun 2013 meliputi sabun anti-bakteri baru, kondisioner
rambut dengan teknologi micro-sheet, teknologi baru untuk kantong teh yang bisa
dijadikan kompos, dan es krim dengan protein berstruktur es. Untuk bisa menghadirkan
terobosan-terobosan seperti ini secara penuh dan tepat waktu (on time and in full /
OTIF), diperlukan evaluasi risiko yang komprehensif, penilaian kapabilitas manufaktur
dan jalinan kerjasama yang kuat dengan R&D.

Tantangan utama di bisnis Personal Care di tahun 2013 adalah kompetisi yang
makin ketat. Menghadapi kenaikan biaya pengeluaran pada media tradisional dan in-
store promotion serta sejumlah program diskon yang agresif oleh para kompetitor,
Unilever memilih untuk mempertahankan harga produk dan mendukungnya dengan
meningkatkan ekuitas brand, memastikan ketersediaan dan penampilan produk di toko
serta memberikan kualitas produk yang unggul untuk menjaga kepercayaan pelanggan.

Sepanjang 2013, Unilever terus mengembangkan pipeline talenta yang kuat


untuk menjamin pertumbuhan masa depan Perseroan. Kapasitas Unilever untuk menarik
talenta cemerlang dan terbaik sungguh menentukan, dan Unilever terus
mengimplementasikan dan meluncurkan berbagai prakarsa guna membangun brand
Unilever sebagai salah satu pengusaha terbaik di Indonesia. Para karyawan baru dapat
mengharapkan sebuah karir yang menantang dan karir yang beragam, yang menawarkan
sejumlah peluang baik untuk pengembangan professional maupun pribadi melalui
serangkaian kombinasi pelatihan terstruktur, sistem mentoring kelas-dunia,
pembelajaran yang berkesinambungan dan praktik kerja langsung dalam berbagai fungsi
bisnis baik di Indonesia maupun manca negara bagi mereka yang berbakat tepat dan
berpotensi kuat untuk maju meraih level tertinggi dalam jenjang Perseroan.
Unilever mempertajam fokus pada periklanan, khususnya mendaya-gunakan kekuatan
dari media digital dan mobile non-konvensional. Unilever percaya bahwa beriklan

melalui platform media sosial seperti Twitter, Facebook dan Youtube akan lebih
efektif untuk kelompok yang lebih muda ketimbang media tradisional, serta dan
memiliki potensi yang dahsyat untuk mendukung pertumbuhan brand-brand tertentu.
Hubungan Unilever dengan konsumen yang mendalam dan sudah berlangsung lama
membuat Unilever mampu mengembangkan produk-produk yang memenuhi kebutuhan
dan selera beragam konsumen dengan berbagai tingkat daya beli. Unilever pun
mencermati bahwa para konsumen di seluruh segmen penghasilan semakin tertarik
untuk menggunakan produk-produk premium, baik untuk perawatan tubuh maupun
rumah mereka. Kecenderungan ini mendorong Unilever untuk berinovasi dalam ukuran
kemasan seperti peluncuran produk Cif.

Seluruh operator pabrik Unilever telah dilatih untuk membuat asesmen kualitas
produk yang sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan. Pada 2013, Unilever
meningkatkan praktik ini dengan meluncurkan forum Quality Communication, sebuah
forum yang Unilever yakini akan membantu menanamkan kesadaran kualitas dan
menyebar-luaskannya ke seluruh karyawan. Unilever juga melanjutkan kerjasama
Unilever secara erat dengan para pemasok sepanjang tahun, khususnya berkaitan
dengan peningkatan kualitas bahan kemasan. Kualitas produk dipantau secara teratur di
titik-titik penjualan melalui kunjungan pasar bulanan dan kegiatan temu konsumen atau
consumer connections. Selain dari tempat penjualan, Unilever pun memperoleh
masukan langsung dari para konsumen melalui jalur Suara Konsumen Unilever. Seluruh
masukan ditindak-lanjuti dan ditinjau-ulang secara teratur oleh manajemen tingkat atas.

Terkendala oleh lemahnya kemampuan dan kualitas infrastruktur di Indonesia,


dan Unilever terus mengupayakan berbagai alternatif modal transportasi untuk
menyiasati kondisi ini. Untuk menghindari keterlambatan yang panjang akibat
kemacetan di sejumlah pelabuhan utama antar-pulau, Unilever beralih ke transportasi
laut. Langkah efisiensi lebih lanjut diperoleh dari penggunaan kapal-kapal kontainer
yang lebih besar (40 kaki alihalih 20 kaki) untuk kapasitas muat yang lebih banyak,
khususnya untuk tujuan Sulawesi, Banjarmasin dan Medan, serta memperbanyak
pengiriman melalui jalur kereta api dan udara untuk SKU-SKU utama.

Unilever juga meningkatkan keterlibatan dengan para mitra yang memasok


bahan mentah, bahan kemasan dan layanan pendukung lainnya guna mencapai efisiensi
biaya, kualitas dan layanan ke tingkat yang memenuhi standar Unilever yang ketat.
Unilever melaksanakan sejumlah proses untuk memonitor dan memperbaiki kualitas
dan pengiriman yang tidak memenuhi syarat. Unilever Indonesia bekerja berdasarkan
prinsip bahwa pertumbuhan merupakan perjalanan bersama, dan bahwa melalui
perlibatan yang lebih baik dan lebih dalam bersama para mitra baik pada tingkatan
strategis maupun operasional.
Melalui program Perfect Stores, Unilever membagi pengalaman Unilever
dengan para pemilik toko tentang strategi yang lebih efektif untuk merchandising,
display dan tata-letak toko. Program ini berlangsung sukses dengan melibatkan gerai
(outlet)tradisional dan moderen sepanjang 2013.

Pertanyaan:

Bagaimana strategi Unilever menghasilkan keunggulan bersaing baginya? Bandingkan


bagaimana Unilever dan pesaingnya menjalankan sepuluh keputusan manajemen
operasi.

Keputusan Operasi Unilever Pesaing (Procter & Gamble)


- Keunggulan - Diferensiasi produk - Memilih produk yang
Bersaing dengan inovasi mutakhir paling cocok sesuai
karakteristik pasar di
- Pemilihan dan - Inovasi mutakhir Indonesia
Perancangan berbasis teknologi - Studi kelayakan
Produk diperlukan evaluasi komprehensif yang
risiko yang diakukan oleh tim R&D
komprehensif, penilaian
kapabilitas manufaktur
dan jalinan kerjasama
yang kuat dengan R&D
- Kualitas - Kualitas merupakan - Kualitas adalah priortas
prioritas utama utama
- Lokasi - Pindah ke tempat pasar - Pindah ke tempat pasar
yang dituju yang dituju
- Sumber Daya - Mengembangkan - Mempekerjakan yang
Manusia karyawan yang terbaik terbaik
- Rantai Pasokan - Hubungan dengan mitra - Hubungan jangka panjang
bersifat jangka panjang dengan pemasok
- Persediaan - Menjaga stock - Fokus pada stock yang
persediaan agar diminta oleh konsumen agar
permintaan terenuhi ke selalu terpenuhi
seluruh pelosok wilayah
- Penjadwalan - Perencanaan produksi - Perencanaan produksi
terpusat terpusat
- Pemeliharaan - Seluruh operator pabrik - Karyawan terlatih dengan
telah dilatih untuk persediaan yang banyak
membuat asesmen
kualitas produk yang
sesuai dengan standar
kualitas yang ditetapkan
KESIMPULAN

Manajemen Operasi memberikan cara pandang yang sistematik dalam melihat


proses-proses dalam organisasi dan agar kita memahami apa yang dikerjakan manajer
operasi sehingga dengan cermat dapat meningkatkan peluang keuntungan dan
pelayanan dalam masyarakat serta mampu mengorganisasikan diri pada perusahaan
yang produktif. Bahwa sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas
Manajemen Operasi berjalan agar kita memahami apa yang dikerjakan manajer operasi
sehingga dengan cermat dapat meningkatkan peluang keuntungan dan pelayanan dalam
masyarakat serta mampu mengorganisasikan diri pada perusahaan yang produktif.
Daftar Pustaka

T. Hani Handoko, Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, BFE Yogyakata,


1984.
Jay Heyzer dan Barry Render, Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta, 2005

Assauri, Sofjan, Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004, Lembaga
Penerbit FE-UI, Jakarta, 2004

http://manajemenoperasional.com/mengapa-kita-perlu-belajar-manajemen-operasi/

http://manajemenoperasional.com/apa-sih-definisi-manajemen-operasi/

http://hamididoank.blogspot.com/2014/03/makalah-manajemen-poasionalr.html

http://umikalsum8493.blogspot.com/2014/03/peranan-manajemen-operasional-
dalam.html

Anda mungkin juga menyukai