Modul 2
PERILAKU KOSUMEN DALAM KONTEKS JASA
Adryan Rachman, S.IP., M.M.
BAB II
Semua proses dalam gambar diatas dilalui manakala konsumen membeli jasa
berketerlibatan tinggi (high-involvement services), yaitu jasa yang secara psikologis
penting bagi konsumen karena menyangkut kebutuhan sosial atau self-esteem, serta
memiliki persepsi risiko yang besar (risiko sosial, risiko psikologis, dan risiko finansial).
Sementara dalam situasi pembelian jasa berketerlibatan rendah, proses pencarian
informasi dan evaluasi alternatif biasanya minimum. Tak jarang bahkan keputusan
pembelian dilakukan secara impulsif. Secara umum, contoh-contoh produk
berketerlibatan tinggi meliputi mobil, rumah, paket wisata atau liburan, jasa
wedding planner, deodoran, jasa pendidikan tinggi, jasa dokter gigi, dan
seterusnya. Sementara produk berketerlibatan rendah meliputi sereal, makanan
ringan,tisu toilet, surat kabar, jasa laundry, jasa fotokopi, dan lain-lain. Akan tetapi,
perlu diingat bahwa tingkat keterlibatan konsumen dengan pembelian produk atau
jasa tertentu amat tergantung pada kebutuhan yang ingin dipuaskan dan sumber
daya yang tersedia. Dengan demikian, produk berketerlibatan tinggi bagi
seseorang, bisa jadi adalah produk berketerlibatan rendah bagi orang lain
(Tjiptono,2011:55).
a) Timbulnya Kebutuhan
Proses pembelian diawalai ketika seseorang mendapatkan stimuls
(pikiran,tindakan, atau motivasi) yang mendorong dirinya untuk
mempertimbangkan pembelian barang atau jasa tertentu (Tjiptono,2011:57).
Stimulus bisa berupa:
✓ Commercial cues, yaitu kejadian atau motivasi yang memberikan stimulus
untuk melakukan pembelian, sebagai hasil promosi perusahaan.
✓ Social cues, stimulus yang didapatkan dari kelompok referensi yang
dijadikan panutan atau acuan oleh seseorang. Contohnya: motivasi
seseorang untuk melanjutkan ke perguruan tinggi karena termotivasi oleh
teman-temannya yang banyak melanjutkan dan sibuk mendaftar ke
universitas.
✓ Phycal cues, yakni stimulus yang ditimbulkan karena rasa haus, lapar,Lelah
dan biological cues lainnya. Misalnya, seseorang yang sedang lapar
mempertimbangkan untuk singgah di slaah satu restoran siap saji terdekat.
b) Pencarian Informasi
Identifikasi masalah atau kebutuhan memerlukan solusi yang biasanya berupa
pembelian barang atau jasa spesifik. Sebelum memutuskan tipe produk, merek
spesifik, dan pemasok yang akan dipilih, konsumen biasanya mengumpulkan
berbagai informasi mengenai alternatif-alternatif yang ada. Namun, dalam semua
proses pembuatan keputusan konsumen, jarang sekali dijumpai ada konsumen
yang mempertimbangkan semua laternatif produk tau merek yang ada di apsar.
Sebaliknya, pelanggan biasanya mempertimbangkan hanya sebagian merek,
produk atau pemasok yang diorganisasikan ke dalam (Tjiptono,2011:62).:
✓ Awareness yet, terdiri atas merek-merek atau pemasok-pemasok yang
diketahui pelanggan.
✓ Evoked set,terdiri atas merek atau pemasok dalam sebuah kategori produk
atau jasa yang diingat pelanggan sewaktu membuat keputusan pembelian.
✓ Consideration set, terdiri atas merek atau pemasok di dalam evoked set
yang akan dipertimbangkan pelanggan untuk dibeli setelah merek atau
pemasok yang dianggap tidak memenuhi kebutuhan dieliminasi.
d) Keputusan Pembelian
Setelah para pelanggan mengevaluasi berbagai pilihan alternative, misalnya
dengan membandingkan kinerja dari sejumlah atribut penting dari berbagai
penawaran layanan yang berkompetisi, menilai persepsi risiko terkait dengan
setiap penawaran dan mengembangkan ekspektasi tingkat layanan diinginkan,
memadai, dan yang diperkirakan mereka akan siap memilih opsi yang paling
mereka sukai.
Berbagai keputusan pembelian untuk layanan jasa yang sering dilakukan
merupakan hal yang cukup sederhana dan dapat dibuat dengan cepat, tanpa perlu
terlalu banyak pemikiran-persepsi risikonya rendah, pilihan-pilhannya jelas, dank
arena pernah digunakan sebelumnya, karakteristik-karakteristiknya mudah
dipahami. Jika konsumen sudah memiliki pemasok favorit, dia mungkin akan
memilihnya lagi selama tidak ada alasan kuat untuk memilih yang lain.
b) Ekspektasi Layanan
Selama proses pengambilan keputusan, para pelanggan menilai atribut-atribut
dan berbagi risiko yang berhubungan dengan layanan yang ditawarkan. Di dalam
proses itu, mereka mengembangkan sejumlah ekspektasi tentang bagaimana
pelaksanaan layanan yang mereka pilih (tingkat layanan yang diperkirakan,
diinginkan, dan memadai seperti yang telah didiskusikan pada bagian keputusan
pembelian).
Sumber: Valarie A. Zeithaml, Leonard A. Berry, and A. Parasuraman, "The Nature and
Determinants of Customer Expectations of Service," Journal of the Academy of Marketing
Science 21, no. 1 (1993): 1-12.
Kualitas layanan fenomena umum bahwa pencapaian kualitas dalam hal produk dan
layanan menduduki posisi sentral. Kualitas layanan ini bagi mereka belum lagi
terdefinisikan secara baik. Kualitas layanan, menurut mereka, adalah perbandingan
antara Harapan (Expectation) dengan Kinerja (Performance). Dengan mengutip
Lewis and Booms 1983, mereka menyatakan:
"Service quality (kualitas layanan) adalah ukuran seberapa baik suatu layanan
menemui kecocokan dengan harapan pelanggan. Penyelenggaraan kualitas layanan
berarti melakukan kompromi dengan harapan pelanggan dengan tata cara yang
konsisten." Dalam upaya awal membangun konsepsi seputar kualitas pelayanan,
GAP 5 = f(GAP1,GAP2,GAP3,GAP4).
✓ Keamanan fisik;
✓ Keamanan finansial;
✓ Kerahasiaan.
9.) UNDERSTANDING/KNOWING THE CUSTOMER meliputi melakukan usaha
untuk memahami kebutuhan pelanggan. Ia meliputi:
✓ Pembelajaran untuk memahami kebutuhan khusus pelanggan;
✓ Menyediakan perhatian pribadi;
✓ Mengenali pelanggan reguler.
10.) TANGIBLES meliputi tampilan fisik pelayanan;
✓ Fasilitas fisik;
✓ Penampilan pekerja;
✓ Alat atau perlengkapan yang digunakan untuk menyelenggarakan
pelayanan;
✓ Perwakilan fisik dari layanan, seperti kartu kredit plastik atau pernyataan
bank;
✓ Pelanggan lain dalam fasilitas pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Lovelock, C. H., & Wright, L. K. (2007). Manajemen pemasaran jasa. Jakarta: Indeks. Tjiptono,
F., & Chandra, G. (2011). Manajemen pelayanan jasa. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Zeithaml, V. A., Parasuraman, A., & Berry, L. L. (1985). Problems and strategies in services
marketing. Journal of marketing, 49(2), 33-46.
inaba.ac.id