Anda di halaman 1dari 15

Perekonomian Indonesia

Modul 1
PENDAHULUAN
ISMI ISWANDI, DRS, M.Si

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I

BAB 1
PENDAHULUAN

Dilihat dari dimensi ekonomi-regional, Indonesia menghadapi dilema dualisme


teknologis, yakni perbedaan dan ketimpangann mengenai pola dan laju pertumbuhan
di antara berbagai kawasan dalam batas wilayah satu negara. Dilema teknologis
menonjol karena adanya asimetri (ketidakserasian) antara lokasi penduduk dan lokasi
sumber alam (Soemitro Djojohadikusumo, 1993).

Seiring dengan makin berkembangnya dan makin membesarnya jumlah penduduk


maka kita perlu memanfaatkan ilmu dan teknologi untuk menggali persediaan bahan
mentah dan sumber-sumber energi yang masih tersimpan banyak dalam flora dan
fauna di lautan di nusantara Indonesia. Dalam waktu mendatang laut akan merupakan
ladang utama dalam manusia mencari bahan makanan dan keperluan hidup (Sutjipto,
1995).
Dua pertiga wilayah Indonesia berupa lautan. Sumber daya hayati Indonesia memiliki
potensi lestari 4 juta ton dalam airlaut, 1,5 ton dalam air budidaya, 0,8 juta ton dalam
air tawar.

1. Peran dan Kebijaksanaan Pemerintah.


1. Peran Pemerintah.
Peran atau campur tangan pemerintah dalam perekonomian ada yang bersifat
kuat (negara sosialis), ada yang lemah (negara kapitalis). Indonesia menganut
sistem ekonomi campuran dengann mengutamakan berlangsungnya
mekanisme pasar sepanjang tidak merugikan kepentingan rakyat banyak.
Campur tangan pemerintah dalam pembangunan dapat dibenarkan secara
konstitusional

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I
Dari isi pembukaan UUD 1945 dengan Pancasilanya, dapat disimpulkan bahwa
pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah haruslah diarahkan
untuk :
1. Memajukan kesejahteraan umum
2. Memajukan kecerdasan kehidupan bangsa
3. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Selanjutnya Pasal 33 UUD 1945 bersama dengan pasal 34 dan pasal 27 ayat
2 mengandung amanat kepada pemerintah untuk menyelenggarakan
kesejahteraan sosial seluruh rakyat melalui :
Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak.
Penguasaan bumi, air dan kekayaan alam yang ada di dalamnya.
Pemeliharaan fakir miskin dan anak-anak terlantar
Penyediaan lapangan kerja.
Secara garis besarnya peran pemerintah di bidang ekonomi adalah sebagai
berikut:
1. Pemerintah sebagai pengatur kegiatan ekonomi.
Sebagai pengatur kegiatan ekonomi, pemerintah dalam hal ini berperan dalam
merencanakan, membimbing dan mengarahkan jalannya roda perekonomian
demi mencapai tujuan pembangunan nasional. Di sini pemerintah membuat
berbagai kebijakan seperti: membuat kebijakan guna mendorong kemajuan
bagi dunia usaha antara lain dengan cara: campur tangan dalam
pengendalian suku bunga dan inflasi, mengatur pajak, menyederhanakan
berbagai proses perijinan, membuat berbagai kebijakan guna mendorong
ekspor, Pihak-pihak pemerintah yang terlibat sebagai pengatur kegiatan
ekonomi antara lain: Bank Indonesia dan Pemerintah pusat dan daerah,
Badan Pengagur Penanaman Modal, DPR, dll.
2. Pemerintah melakukan kegiatan produksi.
Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku ekonomi mendirikan
perusahaan milik Negara atau sering disebut sebagai Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I
BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh
Negara melalui penyertaan secara langsung kekayaan yang berasal dari
Negara secara terpisah dengan kekayaan lainnya. BUMN memberikan
kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. Pada system ekonomi yang
mengedepankan kerakyatan, BUMN turut berperan dalam menghasilkan
barang dan jasa yang diperlukan dalam rangka mewijudkan kemakmuran
rakyat. Peran tersebut dapat dilihat pada banyak kegiatan ekonomi, seperti:
sector pertanian, perkebunan, industry, perdagangan, transportasi, pos dan
telekomunikasi, dan lain-lain. BUMN terutama didirikan untuk mengelola
cabang cabang produksi dan kekayaan alam yang strategis dan menyangkut
hajat hidup orang banyak, membuat kebijakan ekonomi, berusaha
menyediakan dan menambah lapangan kerja, dll.
3. Pemerintah sebagai Konsumen.
Pemerintah mengkonsumsi barang dan jasa untuk melakukan berbagai
kegiatan guna menjalankan roda perekonomian nasional. Pemerintah
membutuhkan pakaian seragam, membutuhkan pupuk untuk BUMNnya yang
bergerak di bidang pertanian dan perkebunan, membutuhkan alat tulis kantor
dan berbagai keperluan lain yang sejenis, pemerintah memerlukan semen,
aspal, batu koral untuk perbaikan jalan (walaupun proyek pengerjaannya
diserahkan kepada pihak swasta),, dan lain lain.
4. Pemerintah sebagai Distributor.
Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
menyalurkan barang dan jasa kepada masyarakat, seperti: pendistribusian
beras oleh BULOG, pedistribusian BBM ke daerah tertentu yang jauh
tempatnya dari ibukota Negara (seperti: Irian) di mana ongkos angkut
ditanggung oleh pemerintah dengan tujuan harga BBM di seluruh indonesia
relative sama, namun demikian seringkali BUMN mempunyai citra buruk di
mata masyarakat seperti: BUMN dianggap sebagai sarang korupsi dan KKN,
sumber pemerasan terhadap rakyat oleh para birokrat, sumber ketidak
efisienan sehingga mengakibatkan sebagaian BUMN diprivatisasi.
2. Kebijaksanaan Pemerintah

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I
Kebijaksanaan pemerintah adalah keputusan yang dilakukan oleh pejabat
pemerintah atas nama pemerintah Negara atau instansi yang dipimpinnya.
Kebijaksanaan tersebut meliputi hampir segala segi kehidupan masyarakat. Dalam
membuat kebijaksanaan, pemerintah biasanya memerlukan pertimbangan yang
cukup matang dan cenderung ditinjau dari berbagai sisi. Suatu kebijaksanaan
biasanya menyangkut banyak aspek yang luas dan rinci karena ia tidak hanya
digunakan untuk menyelesaikan suatu masaah tetapi juga menyangkut efek lain
yang mungkin dapat terjadi bila kebijaksanaan itu diambil atau dibuat.
Kebijaksanaan merupakan ketentuan yang harus dijadikan pedoman , pegangan
atau petunjuk bagi setiap usaha dari aparatur pemerintah sehingga tercapai
kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan dari kebijaksanaan tersebut.
Dalam praktek pemerintahan, kebijaksanaan dapat dibedakan kedalam
kebijaksanan internal dan kebijaksanaan eksternal. Kebijaksanaan internal
merupakan kebijaksanaan yang mempunyai kekuatan hokum mengikat aparatur
pemerintah sedangkan kebijaksanaan eksternal lebih berhubungan dengan
masyarakat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dalam membuat
kebijaksanaan, antara lain:
a. Berpedoman pada kebijaksanaan yang telah ada (jika ada).
b. Tidak bertentangan dengan kebijaksanaan yang telah ada tersebut.
c. Berorientasi ke masa depan.
d. Berorientasi kepada kepentingan umum.
e. Kebijaksanaan yang diambil harus tepat dan jelas serta mudah dimengerti
sehingga tidak menimbukan kekaburan atau salah penafsiran.
Namun demikian, untuk kepastian bagi pelaksanaan, suatu kebijaksanaan
ditetapkan secara tertulis . kebijaksanaan tertulis dapat berbentuk peraturan
perundang-undangan dan dapat pula dalam bentuk bukan peraturan perundang-
undangan seperti pidato dan surat edaran.
Tujuan utama atau akhir kebijakan ekonomi adalah untuk meningkatkan taraf
hidup atau tingkat kesejahteraan masyarakat. Diukur secara ekonomi,
kesejahteraan masyarakat tercapai bila tingkat pendapatan riil rata-rata per
kapita tinggi dengan distribusi pendapatan yang relatif merata. Tujuan ini tidak

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I
bisa tercapai hanya dengan kebijakan ekonomi saja. Diperlukan juga kebijakan
non ekonomi saja. Diperlukan juga kebijakan non ekonomi, seperti kebijakan
sosial yang menyangkut masalah pendidikan dan kesehatan. Kebijakan ekonomi
dan kebijakan non ekonomi harus saling mendukung.

Selain itu kebijakan ekonomi mempunyai intermediate target sebelum mencapai


tujuan akhir. Sasaran perantara tersebut mencakup lima hal utama :
(1) Pertumbuhan ekonomi (misalnya PDB atau pendapatan
nasional)
(2) Distribusi pendapatan yang merata
(3) Kesempatan kerja sepenuhnya
(4) Stablitas harga dan nilai tukar
(5) Keseimbangan neraca pembayaran
Lima sasaran ini erat kaitannya dengan masalah stabilitas ekonomi.

Kemudian, terdapat tiga macam kebijakan Ekonomi (menurut agregasinya) :


(1) Kebijakan ekonomi mikro
Merupakan Kebijakan pemerintah yang ditujukan pada semua perusahaan
tanpa melihat jenis kegiatan yang dilakukan oleh atau disektor mana dan
diwilayah mana perusahaan yang bersangkutan beroperasi.
Contohnya :
(a) Peraturan pemerintah yang mempengaruhi pola hubungan kerja
(manajer dengan para pekerja), kondisi kerja dalam perusahaan.
(b) Kebijakan kemitraan antara perusahaan besar dan
perusahaan kecil di semua sektor ekonoim
(c) Kebijakan kredit bagi perusahaan kecil di semua sektor dan
lain-lain.

(2) Kebijakan Ekonomi Sektoral.


Kebijakan ekonomi sektoral atau kebijakan ekonomi regional. Kebijakan
sektoral adalah kebijakan ekonomi yang khusus Setiap departemen

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I
mengeluarkan kebijakan sendiri untuk sektornya, seperti keuangan,
distribusi, produksi, tata niaga, ketenaga kerjaan dan sebagainya.
Selain itu di dalam kebijakan ekonomi sektoral dikenal pula kebijakan
Meso atau kebijakan ekonomi meso yang dalam arti regional adalah
kebijakan ekonomi yang ditujukan pada wilayah tertentu. Misalnya
kebijakan pembangunan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia (KTI),
yang mencakup kebijakan industri regonal, kebijakan investasi regional
dan sebagainya. Kebijakan ini bisa dikeluarkan pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.

(3) Kebijakan Ekonomi Makro


Kebijakan ini mencakup semua aspek ekonomi pada tingkat nasional,
misalnya kebijakan uang ketat (kebijakan moneter). Kebijakan makro ini
bisa mempengaruhi kebijakan meso (sektoral atau regional), kebijakan
mikro menjadi lebih atau kurang efektif.
Instrumen yang digunakan untuk kebijakan ekonomi makro adalah tarif
pajak, jumlah pengeluaran pemerintah melalui APBN, ketetapan
pemerintah dan intervensi langsung di pasar valuta untuk mempengaruhi
nilai tukar mata uang rupiah terhadap valas. (Tulus Tambunan, 1996).

Kebijakan ekonomi juga bisa dibedakan antara kebijakan ekonomi dalam


negeri dan kebijakan ekonomi luar negeri.
a. Kebijakan Ekonomi dalam Negeri meliputi:
1. Kebijakan sektor ekonomi, seperti pertanian, industri dan jasa-jasa
2. Kebijakan keuangan negara, seperti perpajakann, bea
cukai, anggaran pemerintah (APBN).
3. Kebijakan moneter perbankan, seperti jumlah uang beredar, suku
bunga, inflasi, perkreditan, pembinaan dan pengawasan bank.
4. Kebijakan ketenagakerjaan, seperti penetapan upah minimum,
hubungan kerja, jaminan sosial

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I
5. Kebijakan kelembagaan ekonomi, seperti BUMN, koperasi,
perusahaan swasta, pemberdayaan golongan ekonomi lemah
(UKM), dan lain-lain kebijakan.
b. Kebijakan ekonomi luar negeri
1. Kebijakan neraca pembayaran, seperti pengamanan
cadangan devisa negara.
2. Kebijakan perdagangan LN, seperti tata-niaga (ekspor
dan impor), perjanjian dagang antar negara.
3. Kebijakan penanaman modal asing, seperti perizinan investasi
langsung, investasi tidak langsung, usaha-usaha patungan.
4. Kebijakan hutang LN, menyangkut hutang pemerintah, hutang
swasta, perundingan/ perjanjian dengan para kreditor, dan lain-
lain kebijakan.

3. Gambaran Ekonomi Indonesia Diantara Ekonomi Beberapa Negara.


Berbicara tentang perekonomian Indonesia sesungguhnya kurang enak
dibicarakan, kurang enak didengar. Hal ini karena perekonomian Indonesia
dapat dikatakan gagal atau kurang berhasil. Apabila tidak ada pembanding
maka jelas bahwa perekonomian Indonesia menunjukkan kemajuan. Hal ini
tidak dapat dibantah. Namun bila berbagai indicator dalam perekonomian
Indonesia dibandingkan dengan perekonomian negara-negara lain maka
perekonomian Indonesia tertinggal beberapa langkah. Namun demikian patut
kita syukuri bahwa dalam dua tahun terakhir ini perekonomian Indonesia
mengalami pertumbuhan rata-rata berkisar 6,3% pertahun (2011 dan 2012)
hanya di bawah Cina. Namun untuk selama lima tahun terakhir sampai dengan
2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di urutan ketiga di bawah India.
Tetapi di sisi lain yang sangat mengkhawatirkan pada tahun yang sama bahwa
pertumbuhan neraca perdagangan di mana pertumbuhan impor ternyata lebih
tinggi dari pertumbuhan ekspor. Ternyata kondisi ini terus berlanjut sehingga
data bulan Juli 2013, Indonesia mengalami deficit sebesar US$ 5,65 milyar,
suatu angka deficit terbesar sepanjang sejarah Indonesia (kata Kepala BPS

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I
Suryamin di Jakarta 2-9-2013). Januari 2019 masih mengalami deficit bulanan
yang sangat tinggi yaitu sebesar US $.1,16 miliar.

Dilihat dari sisi keterlibatan pemerintah terhadap kebijaksanaan yang diambil,


kebijaksanaan dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Kebijaksanaan langsung,
Merupakan kebijaksanaan di mana untuk mencapai tujuan yang dimaksud,
pemerintah melakukan sendiri berbagai keputusan, ketentuan, dan aturan
yang yang terdapat dalam kebijaksanaan tersebut. Contoh. Kebijaksanaan
tentang pengembangan industry kecil, pemerintah langsung terlibat dalam
pembinaan pengembangan industry kecil tersebut guna meningkatkan
keterampilan teknis, pengembangan, manajerial, dan lain-lain.
2. Kebijaksanaan tidak langsung.
Di sini pemerintah tidak terlibat langsung dalam operasional kebijaksanaan
tersebut melainkan hanya membuat berbagai aturan dan atau keputusan
yang dapat mempengaruhi periaku atau tindakan masyarakat sehingga
bergerak kearah yang sesuai dengan tujuan yang dimaksud dalam
kebijaksanaan tersebut. contoh: kebijaksanaan untuk menghemat devisa
dan mempengaruhi pola perilaku konsumsi masyarakat melalui
kebijaksanaan menaikkan tariff atau bea masuk barang impor.

Berikut gambaran sekilas tentang Indonesia dilihat dari berbagai sisi/segi dan
dibandingkan dengan negara lain:
1. Di kisaran tahun 1976, hasil penelitian menunjukkan bahwa income
perkapita masyarakat Indonesia sama dengan income perkapita
masyarakat Korea (Korsel). Selanjutnya, 10 tahun kemudian dilakukan
penelitian lanjutan. Income perkapita masyarakat inconesia naik 10 kali
lipat sedangkan income perkapita masyarakat Korea naik 100 kali lipat.
Indonesia kaya sumber daya alam tetapi miskin sumber daya manusia
berkualitas. Korea kaya sumber daya manusia berkualitas tetapi miskin
sumber daya alam.

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I
2. Dari sisi PDB.
Tahun 2017 PDB per kapita Indonesia menduduki peringkat lima di bawah
Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand.
3. Dari segi kualitas pendidikan:
Peringkat kualitas pendidikan Indonesia di dunia (sumber: global monitoring
report 2011):
Finlandia : 1
Malaysia : 65
Indonesia : 69 → Indonesia lebih dulu merdeka
dari pada Malaysia.
Di Indonesia: saat ini sudah mulai memperhatikan pendidikan. Guru harus
berpendidikan minimal S1. Sudah ada upaya program wajib pendidikan
dasar 9 tahun. Program ini sudah berjalan walaupun masih banyak
penduduk miskin yang tidak bisa sekolah.
2017 Peringkat 5 di ASEAN (Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand,
Indonesia)
Di Finlandia (ibu kotanya: Helsinky): Semua guru minimal tamat S2. Mata
pelajaran Bhs. Inggris dimulai dari kls 3 SD dengan tujuan agar semua
lulusannya siap go internasional. Prinsip belajar: learning is fun. Pendidikan
gratis bagi semua warga negara (kaya dan miskin) sampai ke universitas.

4. Peringkat kualitas SDM Indonesia 2011 (dilihat dari: Pendidikan, kesehatan


dan pendapatan):
Singapura, urutan : 26
Malaysia : 61
Thailand : 103
Filipina : 112
Indonesia : 124 dari 182 negara.
Sumber: Viva news yang mengutip dari UNDP (United Nation
Development Program)
Selanjutnya 2018 indonesia menduduki peringkat 87 dunia.

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I

5. Dari Sisi Produktivitas


Produktivitas TK Indonesia (sumber: world economic forum, 2012):
Ada diperingkat 50 dari 144 negara yang disurvey (masih berada di
bawah Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam).
Selanjutnya di 2018 urutan 4 di ASEAN dan urutan 36 dunia.

6. Dari Sisi Upah Buruh


Upah buruh rata-rata nasional dihitung dalam rupiah per bulan (sumber:
Indonesia Labor Institute 2012).
Indonesia : Rp.1,1 jt atau sekitar US $.114.23
China : Rp.2,1 jt atau sekitar US $.218.07
Thailand : Rp.2,7 jt atau sekitar US $.280.27
Malaysia : Rp.4,5 jt atau sekitar US $.466.29
Singapura : Rp….. (jauh lebih tinggi).
Selanjutnya pada tahun.2018 upah buruh di Indonesia rata-rata sebesar
Rp.2,65 juta per bulan.

7. Dari sisi penggunaan Software bajakan (sumber: Republika.CO.ID.


JAKARTA, Antara):
Indonesia sebagai pengguna Software bajakan urutan 7 dari 32
negara pengguna software bajakan.
2017 indonesia peringkat kedua di dunia (dibawah Venezuela)

8. Peringkat daya saing produk 2011 (sumber: world economic forum 2012):
Swiss, peringkat : 1
Singapura : 2
Jepang : 9
Malaysia : 25
Brunei : 28
Thailand : 38

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I
Indonesia : 46
Th.2018: Indonesia peringkat 45 dunia (sumber: World Economic Forum
2018).

9. Dari sisi Korupsi (sumber: Transparency.org, diambil dari Detik Forum 2012):
Urutan di Asia Fasifik: 1. Indonesia 4. Filipina
2. Kamboja 5. India.
3. Vietnam
Selanjutnya survey dari CPI (Corruption Perseption Indeks) tahun 2014
bahwa Indonesia menempati ranking 107 dari 175 negara didunia (dari
urutan paling bersih sampai paling korupsi) sedangkan peringkat terbersih
adalah Denmark, Selandia Baru, Finlandia dan Singapura (Sumber: Harian
PR, 4 Desember 2014)
Selanjutnya menurut CPI (Harian Pikiran Rakyat, 30 Jan. 2019), di tahun
2018 Indonesia menduduki peringkat 89 dari 180 negara yang disurvey

10. Peringkat negara terkaya berdasarkan PDB per kapita (sumber: Viva news
com: Global Finance, majalah business AS 2011):
Singapura, urutan :5 Thailand, urutan : 90
Malaysia, urutan : 59 Indonesia, urutan : 122
Menurut IMF (2015) Indonesia peringkat 103 dari 185 negara.
Selanjutnya versi PBB (2018) Indonesia urutan 96 dunia.

11. Perbandingan nilai mata uang negara masing-masing (asia tenggara)


terhadap dolar AS (US $ per satu dolar) di tahun 2012:
1. Singapura Dollar (SGD) : 1,22 :1
2. Brunei Dollar (BND) : 1,22 :1
3. Malaysia Ringgit (MYR) : 3,06 :1
4. Thailand Bath (THB) : 30,59 :1
5. Filipina Peso (PHP) : 41,00 :1
6. Myanmar Kyat (MMK) : 857 :1

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I
7. Khamboja Riel (KHL) : 3995 :1
8. Laos Kip (LAK) : 7945 :1
9. Indonesia Rupiah (IDR) : 9630 :1
10. Vietnam Dong (VND) : 20840 :1

12. Inflasi di Indonesia diantara beberapa negara (sumber: BI 2010)


1. Amerika 1,4%
2. Jerman 1,7%
3. Kanada 2,4%
4. Malaysia 2,1%
5. Thailand 3,1%
6. Korsel 3,5%
7. Filipina 3,6%
8. Singapura 4,6%
9. Indonesia 7,0%
Selanjutnya inflasi di Indonesia (2018) sebesar 3,13% (Sumber:
BPS 2019).

13. McKinsey mengatakan bahwa di tahun 2030 diperkirakan ekonomi


Indonesia ada di kisaran peringkat 10 dunia. Hal ini didasarkan pada
pertumbuhan ekonomi dunia akhir-akhir ini (2012) hanya berkisar 3,9%,
sedangkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 6,4% (hanya di bawah
Cina: 7,8%). Asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia minimal tetap seperti
angka di atas.

14. Walaupun tergolong ekonomi NSB, Indonesia termasuk kedalam kelompok


G-20 (19 negara dengan ekonomi terbesar di dunia + Uni Eropa). Indonesia
bukan termasuk ekonomi negara maju tetapi walaupun masuk kelompok
ekonomi ekonomi NSB namun dianggap relative stabil (tidak terlalu
bergejolak) dan dengan jumlah penduduk yang besar sehingga dapat
mempengaruhi ekonomi dunia.

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I

15. Peringkat Kemudahan Mengurus Investasi tahun 2013:


1. Singapura peringkat 1
2. Hongkong 2
3. Selandia Baru 3
4. Amerika Serikat 4
5. Denmark 5 .
6. Malaysia 6
7. Korea Selatan 7
8. Indonesia 120.
Sumber: Kompas.com/kontan. Selanjutnya dikutip oleh Tribun Jabar, hal.4.
tanggal 30 Oktober 2013.
Sedangkan menurut EODB (Easy Of Doing Bisnis) 2016, Indonesia
peringkat 91 dari 106 negara yang disurvey.

16. Kondisi (kualitas dan kelengkapan) infrastuktur:


Singapura peringkat 3
Malaysia peringkat 20
Laos peringkat 66
Indonesia peringkat 72
Sumber: Harian Kompas 4 April 2015.
Selanjutnya pada tahun yang sama, Indonesia ada di peringkat 69 (sumber:
WEF), sedangkan sedangkan untuk di ASEAN (ada 11 negara) Indonesia
peringkat 3

inaba.ac.id
Perekonomian Indonesia
Modul I
DAFTAR PUSTAKA

Utama:

Sattar, 2017, Perekonomian Indonesia, CV. Budi Utama, Yogyakarta.

Suroso, P.C., 1994, Perekonomian Indonesia, Buku Panduan Mahasiswa,


Gramedia, Jakarta.

Tambunan, Tulus T.H., Perekonomian Indonesia, Ghalia Indonesia, 1996.

Pendukung:

http://indonesiabaik.id/ebook/sekilas-perekonomian-indonesia-2019

https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/view/47

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/9814

https://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2011/03/UtangLN.pdf

https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/ekonomi-indonesia-pada-
masa-pandemi-covid-19-potret-dan-strategi-pemulihan-2020-2021

https://kumparan.com/berita-terkini/pelaku-kegiatan-ekonomi-di-indonesia-dan-
peranannya-1wNGECkXOOs

https://media.neliti.com/media/publications/11250-ID-analisis-pertumbuhan sektor-
perbankan-di-indonesia-tahun-2001-2008.pdf

https://www.academia.edu/40936638/Peran_Pemerintah_Dalam_Bidang_Ekonomi

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-pertumbuhan-ekonomi/

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-
makro/kemiskinan/item301

https://www.viva.co.id/arsip/1232162-bank-dunia-ungkap-penyebab-investasi
asing-sulit-masuk-ri

inaba.ac.id

Anda mungkin juga menyukai