Anda di halaman 1dari 6

PENEBALAN BANTUAN SOSIAL TERHADAP STABILISASI EKONOMI

Stabilisasi ekonomi merupakan kondisi perekonomian yang berlangsung sejalan dengan


kemauan, harapan dan dapat berkesinambungan, yang berarti uang yang mengalir harus sebanding
dengan barang dan jasa yang tersedia. Stabilisasi merupakan usaha pemerintah untuk
menyeimbangkan kondisi perekonomian,politik,hokum, maupun keamanan.Tindakan ini dilakukan
guna membendung terjadinya syok harga-harga yang dapat memicu kekhawatiran masyarakat
sesudah melakukan peninjauan dan pengavaluasian rentang harga. Kebijakan pemerintah mengatakan
bahwa bantuan sosial mesti dipertebal guna mengatasi inflasi yang dapat terjadi sewaktu waktu,
seperti yang dimaksudkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato, bahwa
pemerintah diharapkan dapat menyokong proses pendistribusian komoditas untuk berjalan dengan
baik serta pemerintah diharapkan untuk ikut andil dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah. Penebalan
dana bansos acap kali dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk memaksimalkan pembangunan
yang menyeluruh. Penebalan dana bansos juga ditunjang oleh harga BBM Subsidi yang meningkat,
pasalnya menteri perekonomian menuturkan bahwa bantuan sosial akan dikeluarkan apabila harga
BBM Subsidi meningkat dengan ini pemerintah merancang skema bansos untuk menanggapi orientasi
dari harga BBM subsidi yang melonjak.Fokus penebalan bansos yang dilakukan oleh pemerintah
dalam kebijakannya didasari atas penyelewengan dana bantuan penanganan covid-19 di setiap daerah.

Faktor diatas mengarah pada masalah stabilisasi ekonomi yang tidak tercapai sehingga
membuat masyarakat mengalami keresahan. Stabilisasi ekonomi yang tidak tercapai diakibatkan oleh
dana bantuan social yang sering kali tidak sepenuhnya jatuh ke tangan masyarakat, malah menjadi
medan makanan bagi para tikus tikus berdasi. Apabila stabilitas ekonomi terkendali maka masyarakat
bisa mendapatkan biaya yang terjangkau sehingga dapat mencegah terjadinya inflasi, sedangkan
ketidakstabilan ekonomi membuat masyarakat sengsara untuk mencapai masa depan. Stabilitas
ekonomi dapat diraih apabila terdapat kesepadanan antara domestik masuk dan domestik keluar.
Upaya lain untuk mencapai kestabilan ekonomi yaitu dengan menjalani tahap tahap tertentu guna
memperkokoh daya tahan akan kondisi perekonomian domestik dalam menghadapi gempuran
gempuran yang muncul baik dari luar maupun dari dalam negara. Dalam negara berkembang
khususnya Indonesia, diperlukan usaha dalam menjaga kestabilan ekonomi yang dikaitkan juga
dengan menjaga kestabilan inflasi. Garis haluan menurut kemensos ialah mendukung transparansi
penerima bansos agar supaya disetiap kelurahan terpajang data penerima bantuan. Kemensos juga
mengatakan dengan menyalakan peran tonggak sosial.untuk mendukung indepedensi dan juga
mengupayakan penguatan sosial,untuk mendukung independensi ekonomi di masyarakat guna lebih
bernilai dan damai. Bantuan sosial bukan mengenai fakta semata, tetapi mengawal hingga sampai
kepada penerima.

Peran pemerintah dalam bidang ekonomi adalah salah satu gambaran intervensi pemerintah
guna menciptakan kesejahteraan. Pemerintah sudah mengeluarkan banyak program untuk untuk
menangani dan menjaga masalah stabilisasi. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga ke
efektivitas bansos di antaranya: tiap-tiap kementerian lembaga wajib mengawasi penganggaran,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban belanja bansos yang sesuai dengan peraturan perundangan.
Perlunya membuat rancangan dengan memperhatikan data program kegiatan yang diadakan di tahun
sebelumnya yang sesuai dengan perundangan serta perlunya pengawasan dari BPKP secara utuh
terhadap program yang sedang berlangsung di seluruh kementerian lembaga. Menetapkan sasaran
yang tepat yang di seleksi secara terpadu untuk diberikan dana bansos. Melibatkan masyarakat dan
aparatur setempat untuk ikut andil dalam pengawasan dan penyaluran serta penggunaan dana bansos.
Memperketat dan memperjelas penyeleksian penerima dana bansos serta mengoptimalkan anggaran
yang dikeluarkan. Memberikan sanksi yang tegas kepada instansi atau masyarakat yang tidak sesuai
dengan kriteria ataupun memanipulasi data, misalnya dengan pembuatan data yang tidak sesuai
dengan data yang sebenarnya.

Ekonomi dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya ilmu yang mempelajari tentang asas-
asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan. Indonesia menempati
peringkat 42 dari 63 negara dalam hal tingkat perekonomian. Hal tersebut berarti Indonesia sebagai
sebuah negara besar masih minim dalam bidang perekonomiannya, padahal seperti yang kita ketahui
bersama bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam dan memiliki begitu
banyak sumberdaya manusia. Indonesia sebagai negara agraris tentu menghasilkan begitu banyak
bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat bahkan dapat menjadi komoditi eksport
karena melimpahnya hasil alam. Kekayaan alam Indonesia tidak hanya unggul dalam bidang
pertanian, tetapi juga di bidang energi dan bahan tambang.

Kekayaan alam Indonesia yang begitu melimpah seakan belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan masyarakatnya padahal jika direkapitulasi secara keseluruhan hasil alam yang diperoleh
sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Penyebab dari lemahnya perekonomian
tersebut salah satunya adalah disebabkan oleh banyaknya industri dalam negeri yang tidak dikuasai
oleh negara. Contohnya adalah PT Freepot yang tidak sepenuhnya dikuasai oleh negara padahal begitu
besar keuntungan yang seharusnya diperoleh negara dari Freeport tersebut. Sementara itu, kerusakan
yang diperoleh dari hal tersebut juga cukup besar sehingga hal ini kurang menguntungkan negara.

Pengelolaan ekonomi negara membutuhkan sumberdaya manusia yang handal dan berkualitas
untuk memikirkan berbagai kebijakan yang mampu menjaga stabilitas ekonomi. Faktanya Indonesia
memiliki sumberdaya manusia yang begitu melimpah akan tetapi keterlimpahan sumberdaya manusia
tersebut tidak diimbangi dengan kualitas seumberdaya manusia yang baik sehingga negara kekurangan
orang-orang yang mampu untuk mengelola tatanan ekonomi nasional. Hingga saat ini sudah begitu
banyak kebijakan mengenai keuangan negara demi untuk menciptakan perekonomian yang stabil dan
meningkat. Berbagai aturan tersebut dimuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab VIII Hal
keuangan. Bab ini menjelaskan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara ditetapkan setiap
tahun dengan undang-undang serta ketentuan mengenai pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara serta macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-
undang.

Anggaran pendapatan dan belanja negara atau biasa dikenal dengan APBN merupakan
rancangan keuangan pemerintah negara Indonesia yang sebelumnya telah disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat yang berisi rincian dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran. Tahun
anggaran terhitung dari 1 Januari hingga 31 Desember. Secara garis besar APBN memiliki enam
fungsi yaitu alokasi, distribusi, stabilitas, otoritas, perencanaan dan regulasi. Salah satu fungsi yang
amat penting dalam menjaga dan meningkatkan kesejahteraan perekonomian nasional adalah fungsi
stabilitas. Stabilitas sangatlah penting untuk menjamin jalannya roda perekonomian negara karena
stabilitas ini mempunyai dampak yang amat luas mulai dari ketersediaan barang, daya beli
masyarakat, aktivitas ekspor dan impor, dan banyak lagi. Berdasarkan dampak-dampak dari stabilitas
ekonomi tersebut maka dapat dilihat bahwa stabilitas ini sangat bersinggungan langsung dengan
kehidupan masyarakat. Stabilitas ekonomi khususnya sangat mempengaruhi daya beli masyarakat
sehingga perokomian tidak dapat berputar dengan optimal. Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini
lebih terksus kepada kementerian keuangan mengusahakan stabilisasi dengan membuat berbagai
kebijakan-kebijkan demi untuk menjaga perekonomian terus berjalan dengan baik.

Salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah terkait pengusahaan stabilisasi ekonomi
yaitu mengadakan Bansos atau bantuan sosial. Bantuan sosial diberikan oleh pemerintah kepada
masyarakat yang kurang mampu dan bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat. Daya beli
masyarakat dianggap sangat penting untuk menunjang perputara roda ekonomi, namun pemberian
bansos bukanlah pemecah dari masalah ini. Tingkat pendapatan masyarakat adalah kunci utama dalam
kasus ini dimana tingkat pendapatan tersebut menjadi patokan dari daya beli dari masyarakat.
Pemberian bantuan sosial hanya akan berdampak sementara sebab, ketika dana bantuan yang diberika
tersebut habis maka situasi ekonomi masyarakat akan kembali seperti semula. Hal ini terkesan
memberikan stigma bahwa pemerintah menyuapi masyarakat miskin padahal mereka masih dapat
berusaha untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya.

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2019 tentang Penyaluran
Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan Kementerian Sosial pada Pasal 1 menyatakan bahwa penerima
Bantuan Sosial adalah seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat miskin, tidak mampu, dan/atau
penyandang masalah kesejahteraan sosial. Berdasarkan peraturan menteri ini, diketahui secara jelas
bahwa yang berhak menenerima bantuan sosial adalah mereka yang tidak mampu. Namun, sebelum
itu kita perlu mengetahui bahwa istilah fakir dan miskin memiliki arti yang berbeda. Fakir adalah
orang yang tidak mampu bekerja dan tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sedangkan miskin
adalah orang yang mampu bekerja tetapi tidak mampu memenuhi kebutuhan hidpnya. Maka terlihat
bahwa masyarakat miskin masih mampu untuk bekerja tetapi belum cukup untuk kehidupan sehari-
hari mereka. Pemberian bantuan sosial yang berkelanjutan kepada masyarakat yang masih mampu
untuk bekerja faktanya membuat masyarakat terlena dengan keadaannya dan terkesan
berketergantungan terhadap bantuan tersebut padahal, mereka masih dapat berusaha untuk
memperbaiki perekonomian mereka. Alih-alih menyuapi masyarakat dengan bantuan sosial tanpa
adanya solusi berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat dan pengadaan lapangan kerja jauh lebih
efisien. Bantuan yang diberikan akan lebih efisien apabila diperuntukkan untuk modal usaha yang
diikuti dengn pembinaan dan pemantauan dari pihak terkait sehingga kegiatan masyarakat dapat
terarah dan konsisten. Dana yang diberikan sekali namun dapat dimanfaatkan jauh lebih baik
dibandingkan dengan dana yang sedikit tetapi berkelanjutan karena dana yang berkelanjutan itu hanya
akan diperuntukkan untuk memenuhi kebituhan sehari-hari saja.

Pemberian Bantuan Sosial yang dilakukan ini sebetulnya adalah langkah yang baik untuk
meringankan beban masyarakat tetapi, pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat masih kurang
sehingga hal ini hanya akan menjadi lingkaran yang berputar secara terus menerus dan tidak
menemukan titik terang. Berbeda halnya dengan masyarakat fakir yang tidak mampu bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya maka pemberian bantuan secara berkelanjutan sudah tepat karena
bantuan tersebutlah yang dapat membantu masyarakat fakir untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya. Oleh karenanya, perlu untuk dibedakan skema pemberian bantuan sosial terdahap masyarakat
fakir dan masyarakat miskin.

Usaha stabilitasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya dalam hal penyaluran
bantuan sosial tetapi juga pemantauan dan pengontrolan harga komoditi di pasaran. Penjagaan terkait
harga barang, pangan dan bahan bakar sangat penting untuk dilakukan untuk menjamin bahwa harga
yang belaku dipasaran telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Pasalnya, tidak sedikit oknum diluar
sana yang mempermainkan harga barang sehingga harga di pasar meroket dan sulit untuk dijangkau
oleh masyarakat. Belum lagi adanya pelaku yang menumpuk barang sehingga terjadi kelangkaan di
pasar dan kenaikan harga pun sulit untuk dihindari. Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah
telah begitu banyak seperti melakukan sidak langsung ke pasar hingga impor barang dari luar untuk
mencukupi kebutuhan pasar.

Penebalan bansos bukan suatu cara yang efektif dalam menstabilkan ekonomi. Pasalnya
bantuan sosial hanya membuat agar masyarakat tidak jatuh kedalam lingkaran kemiskinan namun
penebalan tidak semata mata akan menurunkan inflasi. Dalam hal ini pemerintah mengusulkan bahwa
dana APBN difokuskan untuk belanja bantuan sosial, tetapi dalam hal ini dana APBN yang
dimaksudkan malah menjadi lading pemerintah daerah unutuk memperkaya diri masing masing.
Sehingga dana yang sepenuhnya harus diterima masyarakat terpangkas. Hal ini membuat yang kaya
semakin kaya, yang miskin tetap miskin. Upaya pemerintah dalam melakukan penebalan bansos
terkesan sia-sia karena diikuti dengan kenaikan harga bahan pangan dan energi yang dapat memicu
terjadinya inflasi ditambah lagi kenaikan harga BBM subsidi akan menekan laju pertumbuhan
ekonomi. Negara mempunyai tujuan untuk menjaga keseimbangan mata uang namun nyatanya hal
tersebut hanya memicu terjadinya inflasi. Penebalan dana bansos menimbulkan pro dan kontra dalam
masyarkat. Landasan pro masyarakat akan penebalan bansos yaitu mereka senang akan sistem yang
diterapkan oleh pemerintah bernilai Rp600 ribu per penerima per bulan, namun disisi lain dana bansos
dianggap berbeda disetiap daerah, hal ini dikarenakan adanya perbedaan antara data pemerintah dan
data daerah, ini adalah landasan kontra dari penebalan sosial. Keadaan saat ini masyarakat diharapkan
mendapatkankan perhatian dari pemerintah yang dikarenakan banyaknya kasuss PHK yang terjadi.
Kendati begitu, pemerintah terlebih dahulu harus mengevaluasi data anggaran yang dikeluarkan oleh
pemerintah hingga sampai ke daerah daerah bagian.

Pengalokasian dan pengelolaan dan belanja bantuan sosial diatur dalam PMK No.81/PMK
05/2012 dan PMK No.214/2013 menyatakan bahwa Pengalokasian dan pengelolaan dan belanja
bantuan social agar dapat dilaksanakan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan
bertanggung jawab namun tidak dapat dpungkiri penyelewengan masih bisa terjadi. Penyelewengan
yang biasa terjadi dalam bagian materialnya, jumlah material akan selalu kurang jumlahnya dari
semestinya padahal sasaran yang dituju sudah benar namun dana bansos masih saja tidak tepat
sasaran. Tidak meratanya bansos ini selalu dikarenakan oleh masalah DTKS yang belum
tersempurnakan, apabila bansos ingin diratakan maka terlebih dahulu DTKS harus diperbaharui
melalui data lapangan yang harus diteliti dengan cermat. DTKS adalah data yang harus dilandasi oleh
kenyataan yang ada dilapangan, sebab data lapangan perlu disinkronkan dengan program program
bansos yang digalakkan oleh pemerintah agar bisa terakurasi dengan sasaran yang dituju dalam hal ini
adalah warga yang pantas menerima bansos.

Penebalan dana bansos yang mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian. Pemerintah


seharusnya mengevaluasi kembali mengenai anggaran yang di akomodasikan hingga sampai ke
pemerintah daerah. Pemerintah mengatakan bahwa untuk menjaga pengeluaran dana agar tidak
melonjak diperlukan kenaikan BBM namun di sisi lain dengan mengalihkan subsidi BBM ke bantuan
sosial nyatanya sangat berbanding terbalik dengan fakta di lapangan atau dapat dikatakan salah
sasaran. Maka dari itu langkah yang harus diambil oleh pemerintah yaitu menjadikan pengalihan
subsidi yang selama ini ke produk BBM menjadi langsung diberikan ke masyarakat yang berhak.
Pemerintah mengatakan bahwa dengan adanya penebalan bansos dapat menanggulangi kebutuhan
masyarakat jika harga subsidi dinaikkan, karena jika penebalan bansos tidak diberikan maka daya beli
masyarakat akan tertekan sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Dalam mendorong stabilisasi ekonomi diharapkan pemerintah agar menyediakan lapangan


kerja dan mengontrol harga barang di pasar, sebab apabila harga di pasar tidak terkontrol maka daya
beli masyarakat akan tetap kurang sehingga dapat mengakibatkan stabilisasi ekonomi tidak bisa
dicapai. Jika pemerintah menginginkan penebalan bansos terus dijalankan maka sebaiknya kenaikan
BBM subsidi dicegah. Bahan pangan pokok juga diharapkan dapat tetap tersedia dalam jumlah yang
mencukupi di waktu yang lama serta berada pada tingkat harga yang normal sehingga bansos yang
diberikan juga bisa diaplikasikan dengan pas. Kedepannya juga sembako agar diupayakan dengan
pengawalan yang ketat agar jumlah anggaran yang dikeluarkan bisa sama dengan yang diterima oleh
masyarakat miskin. Pasalnya keikutsertaan pemerintah daerah dalam proses penyaluran bansos sangat
perlu diperhatikan agar mekanisme penyaluran bisa berjalan seefisien mungkin.

Anda mungkin juga menyukai