Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Fiskal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fiskal berkenaan dengan urusan pajak atau
pendapatan negara. Kata fiskal itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu fiscus yang
merupakan nama seseorang yang memiliki atau memegang kekuasaan atas keuangan pada
zaman Romawi kuno.

Sedangkan, dalam Bahasa Inggris fiskal disebut fisc yang berarti pembendaharaan atau
pengaturan keluar masuknya uang yang ada dalam kerajaan.

Jadi, fiskal ini digunakan untuk menjelaskan bentuk pendapatan negara atau kerajaan yang
dikumpulkan dari masyarakat dan oleh pemerintahan Negara atau kerajaan dianggap sebagai
pendapatan lalu digunakan untuk pengeluaran dengan program-program untuk mencapai
pendapatan nasional, produksi, perekonomian, dan digunakan juga sebagai perangkat
keseimbangan dalam perekonomian.

Di Indonesia, istilah kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan pemerintah untuk mengarahkan
ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan pemerintah. Kemudian, timbul
pertanyaan, apa bedanya kebijakan fiskal dengan kebijakan moneter? Perbedaannya terdapat
pada tujuannya.

Jika kebijakan moneter bertujuan untuk menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol


tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar, kebijakan fiskal dapat Anda pahami dengan
membaca poin di bawah ini.

Tujuan Kebijakan Fiskal

Secara garis besar, tujuan kebijakan fiskal adalah untuk memengaruhi jalannya perekonomian
dengan berbagai sasaran berikut ini:

1. Meningkatkan PDB dan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal bertujuan untuk


meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara maksimal karena berpengaruh besar dengan
pemasukan atau pendapatan negara, meliputi: bea dan cukai, pajak bumi dan bangunan, pajak
penghasilan, devisa negara, impor, pariwisata, dan lainnya.

Selain itu, contoh pengeluaran negara yang dimaksud di antaranya:

 Pembangunan sarana dan prasarana umum.


 Belanja persenjataan.
 Proyek pemerintah.
 Pesawat dan program lain untuk kesejahteraan masyarakat.
2. Memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran. Seperti yang kita ketahui,
pengangguran merupakan salah satu masalah yang menjadi momok di suatu negara. Di
Indonesia, tingkat pengangguran sudah berkurang 140.000 jiwa.

Menurut persentase tingkat pengangguran terbuka, jika pada Februari 2017 angkanya
mencapai 5,33%, pada Februari tahun ini angkanya berada di level 5,13%.

Hal tersebut juga tidak terlepas dari pelaksanaan kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal memang
diaplikasikan serta menjadi prioritas dalam upaya pencegahan timbulnya pengangguran.
3. Menstabilkan harga-harga barang/mengatasi inflasi. Turunnya harga suatu barang
membuat hilangnya harapan untuk mendapatkan keuntungan bagi sektor swasta. Akan tetapi,
harga yang terus meningkat juga bisa mengakibatkan inflasi.

Di sisi lain, inflasi bisa memberikan keuntungan seperti menciptakan kesempatan kerja
penuh. Akan tetapi, inflasi juga bisa berdampak negatif pada kelompok atau orang yang
berpenghasilan rendah karena daya beli jadi menurun.

Masalah inflasi yang tak kunjung stabil berpotensi besar membuat kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah berkurang. Melalui kebijakan fiskal, tingkat pendapatan nasional,
kesempatan kerja, tinggi rendahnya investasi nasional, dan distribusi penghasilan nasional
pun diharapkan akan berjalan dengan baik.

Instrumen Kebijakan Fiskal

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang


berhubungan erat dengan pajak. Asumsinya, jika tarif pajak diturunkan maka kemampuan
daya beli di masyarakat akan meningkat dan industri pun bisa meningkatkan jumlah
penjualan. Begitu juga sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai