test report, MSA, packing test report, PSW, Sub supplier source details, quality Test
reports and records -> dossier, Checking Aids
Pelaksanaan APQP adalah berdasarkan proyek, perusahaan membagi setiap produk yang
akan dibuat kedalam proyek-proyek yang lebih spesifik. Untuk menjalankan proyek yang sesuai
dengan metode standar APQP, dilakukan 8 perencanaan berikut :
Setiap proyek yang akan dijalankan dipimpin oleh ketua APQP dan dilaksanakan secara team
work yang disebut tim APQP.
Anggota APQP berasal dari cross-functional atau berbagai bagian atau departemen yang
terlibat dalam perancangan dan pembuatan produk.
Umumnya, terdiri dari perwakilan dari bagian R&D, Technical, Produksi, Kualitas, Engineering,
Marketing, PPC.
Biasanya pelanggan mengirimkan dokumen panduan Supplier Quality Manual untuk diikuti oleh
supliernya, dan juga memberikan Quality Agreement atau perjanjian Kualitas yang
ditandatangani bersama dengan supplier.
Kedua dokumen tersebut wajib untuk dipahami dan didefinisikan pada proyek penyusunan
proyek APQP.
APQP merupakan metode yang dipecah-pecah ke dalam beberapa fase, berikut detail
penjelasan setiap fase :
Untuk memasuki fase 1, hal-hal yang menjadi input atau ide untuk melakukan project APQP
adalah : Voice of the Customer, Business Plan/Marketing Strategy, Product/Process Benchmark
Data, Product/Process Assumptions, Product Reliability Studies, Customer Inputs.
Penjelasan detail mengenai trigger bagi fase 1 di APQP tersebut :
Product/Process Assumptions
Hasil Pengamatan Produk terhadap : bentuk desain, fungsi, ketahanan, kegunaan, dan lainnya.
Berdaarkan kondisi Proses yaitu : parameter proses, teknologi yang digunakan, penggunaan
mesin yang manual atau otomatisasi, dan lain lain.
Product Reliability Study
Analisa dilakukan terhadap kondisi frekuensi perbaikan atau penggantian komponen untuk
jangka waktu tertentu atau hasil pemantauan studi “reliability” dalam jangka panjang.
Customer Input
Ekspektasi atau harapan pelanggan akhir mengenai produk yang ditawarkan bisa memberikan
input yang baik karena hal ini membantu penentuan indikator kepuasan pelanggan.
Output Fase 1
Hasil yang didapatkan dari fase 1 ini adalah :
Design Goals,
Reliability and Quality Goals ,
Preliminary Bill of Material,
Preliminary Process Flow Chart,
Preliminary Listing of Special Product & Process Characteristics,
Product Assurance Plan,
Management Support
Berikut penjelasannya :
Design Goals
Merupakan terjemahan dari “Voice of Customer” Objektif desain yang terukur
Management Support
Pelaporan status diakhir setiap tahapan adalah untuk menjaga adanya dukungan dan komitmen
dari manajemen.
Acara ini biasanya dilakukan dalam bentuk meeting review dan penandatanganan persetujuan
dari semua pihak pada sebuah form sign off.
Input Fase 2
Untuk memasuki fase 2, hal-hal yang menjadi input atau ide untuk melanjutkan ke fase ini
adalah output yang didapat dari fase 1.
Output Fase 2
Hasil yang didapatkan dari fase 2 ini adalah :
DFMEA, Design for Manufacturability and Assembly,
Design Verification,
Design Review,
Prototype Build Control Plan,
Engineering Drawings ( Including Math Data),
Engineering Specifications,
Material Specifications,
New Equipment,
Tooling & Facilities Requirements
Special Product and Process Characteristics
Gages/Testing Equipment Requirements,
Feasibility Study & Management Support.
DFMEA adalah sebuah metode analisis untuk mengevaluasi kemungkinan kegagalan desain
dan efek dari kegagalan tersebut. D = Design
Jika hasil analisanya mendapatkan suatu proses yang signifikan dampaknya, maka akan
mengakibatkan perubahan atau adanya tambahan karakteristik khusus untuk proses tersebut.
Engineering Drawings
Setelah dilakukan identifikasi karakteristik khusus baik eksternal maupun internal, dilakukan
evaluasi gambar yang berupa : kelengkapan data dimensi produk, titik inspeksi dan kesesuaian
dengan standar produksi & inspeksi.
Engineering Specifications
Spesifikasi engineering ditentukan berdasarkan hasil identifikasi persyaratan fungsional,
ketahanan & tampak luar.
Identifikasi karakteristik apa saja yang bisa mempengaruhi, dan tentukan jumlah sampel
dan frekuensi pemeriksaan, serta kriteria “ok” dalam Control Plan.
Material Specifications
Evaluasi Bahan dilakukan untuk identifikasi karakteristik khusus yang berkaitan dengan :
karakter & kemampauan bahan, persyaratan penanganan dan penyimpannya.
Kemudian masukkan karakteristik yang teridentifikasi tersebut di Control Plan.
Gages/Testing Equipment
Identifikasi alat ukur yang dibutuhkan dan masukkan ke dalam perencanaan waktu
Studi Kelayakan dilakukan pada lingkup kelayakan desain, kemampuan memproduksi, merakit,
tes dan kemas, dan juga kemampuan memenuhi skedul dan jumlah yang diminta dengan biaya
yang dapat diterima.
Dokumentasi yang dilakukan dapat meliputi masalah yang belum terselesaikan dan yang perlu
dipresentasikan ke manajemen.
Output Fase 2
Hasil yang didapatkan dari fase 2 ini adalah :
Significant Production Run,
Measurement System Analysis,
Preliminary Process Capability Study,
Production Part Approval,
Production Validation Testing,
Packaging Evaluation,
Production Control Plan,
Quality Planning Sign-Off & Management Support.
Ketentuan untuk perhitungan Process Capability Study atau disebut Ppk adalah :
Ppk > 1.67 , memenuhi kriteria kecuali dipersyaratkan lain
Ppk 1.33 < Ppk < 1.67, kemungkinan tidak memenuhi persyaratan pelanggan
Ppk < 1.33, tidak memenuhi persyaratan pelanggan dan memerlukan tindak lanjut yang jelas
Production Part Approval Process (PPAP)
PPAP Production Part approval process suatu tools yang digunakan sebagai standard untuk
mengatur proses persetujuan penggunaan part-part produksi dari supplier.Metode PPAP ini
digunakan dengan tujuan untuk memastikan pemenuhan persyaratan pelanggan
terhadap produk produksi, dan pertimbangkan apakah ada Sub-kontraktor jasa.
PPAP digunakan dalam rantai pasokan otomotif untuk membangun kepercayaan pada
pemasok dan proses produksinya.
Lembar uji PPAP (checksheet) dapat digunakan sebagai panduan dalam melakukan
pengukuran atau pengujian terhadap bagian-bagian yang diproduksi (production parts).
Pada prinsipnya, ada 19 hal yang harus dipenuhi oleh supplier dan pabrikan otomotif dalam
menyediakan PPAP document sebagaimana berikut :
1. Design Records, yang menjelaskan kerangka design terhadap proses produksi dan
output process otomotif.
2. Authorised Engineering Changes, adalah berbagai perubahan di dalam design
engineering atau disebut sebagai ECN (Engineering Changes Notice).
3. Engineering Approval, adalah persetujuan terhadap design engineering dengan
komponennya.
4. DFMEA (Design Failure Mode Effect Analysis), merupakan pengukuran risiko terhadap
proses design, dokumen ini dimiliki oleh pabrikan otomotif, isi dokumen yang dibagikan
ke pemasok hanya khusus yang terkait dengan dampak dan risiko di proses
manufacturing.
5. Process Flow Diagram, digunakan untuk menjawab bagaimana menggambarkan alur
proses produksi otomotif dengan komponennya.
6. PFMEA (Process Failure Mode Effect Analysis), adalah risiko terhadap proses produksi,
prediksi dan antisipasi terhadap kesalahan proses.
7. Control Plan, digunakan sebagai panduan untuk memenuhi standar kualitas disetiap
tahapan terkecil didalam proses produksi.
8. MSA (Measurement System Analysis), yaitu metode pengukuran dan kalibrasi terhadap
instrument yang ada di produksi.
9. Dimension Result, adalah daftar análisa dari gambar yang dapat menunjukan
kesesuaian terhadap standar atau persyaratan yang diminta.
10. Record Material dan Performance Test, adalah dokumen yang berisi hasil dari
serangkaian aktivitas atau catatan pemenuhan karakteristik material dan kesesuaian
hasil pemeriksaan.
11. Initial Sample Inspection Report, adalah laporan hasil inspeksi sebelum prototype
produksi dibuat.
12. Initial Process Studies adalah suatu pendekatan statistik yang menunjukan bagaimana
konsistensi pengukuran proses dan simulasi produksi terhadap pencapaian standar.
13. Qualified Laboratory Documentation, adalah dokumen hasil pengukuran dari
laboratorium seperti : A2LA, TS, NABL.
14. Appearance Approval Report, yaitu dokumen aplikasi terhadap penampilan otomotif.
15. Sample Production Parts, adalah data dari sampel komponen yang akan digunakan
untuk proses produksi.
16. Master Sample, adalah suatu sampel yang fungsinya untuk melatih personil terkait
dalam memahami produk yang akan dibuat.
17. Checking Aids, adalah daftar berupa checklist yang dapat berisi: komponen, tools,
instrument kalibrasi.
18. Customer-Specific Requirements, adalah dokumen persyaratan spesifik dari pelanggan
(customer) yaitu pabrikan otomotif sebagai standar utama dan secara dokumentasi
digunakan untuk melengkapi dokumen PPAP.
19. PSW (Part Submission Warrant), adalah jaminan (warranty) bahwa produk berupa part
tersebut sudah sesuai dengan standar yang diminta.
Jika hal-hal diatas sudah dipenuhi, kemudian pabrikan otomotif bersama dengan suppliernya
harus berkomitmen untuk menjalankan proses produksi otomotif yang sesuai dengan
persyaratan PPAP.
PSW
Formulir yang merangkum PPAP ini disebut PSW (Part Submission Warrant).
Tanda tangan di area sertifikasi pelanggan PSW menunjukkan bahwa pemasok telah
melakukan review dan pelanggan menyetujuinya
Production Validation Testing
Validasi untuk memastikan bahwa produk yang dibuat dari alat dan proses produksi serta
dijalankan oleh operator memenuhi standar engineering.
Validasi harus dilakukan untuk masing-masing tujuan penggunaan dan dilakukan dalam kondisi
penggunaan akhir.
Packaging Evaluation
Pengemasan harus sesuai dengan spesifikasi dari pelanggan.
Evaluasi proteksi diberikan oleh pengemas .
Pengemas yang dipersyaratkan oleh pelanggan harus dievaluasi oleh tim APQP.
Production Control Plan
Control Plan di Produksi adalah dDeskripsi sistem untuk mengendalikan produk dan proses,
dokumen yang dibuat merupakan “living document”.
Pembuatannya tergantung dari pelanggan, dan dapat memerlukan persetujuan pelanggan.
Fase 5 : Komentar, Evaluasi dan Tindakan Koreksi
Input Fase 5
Untuk memasuki fase 5, hal-hal yang menjadi input atau ide untuk melanjutkan ke fase ini
adalah output yang didapat dari fase 4.
Output Fase 5
Hasil yang didapatkan dari fase 5 ini adalah :
Reduced Variation,
Customer Satisfaction,
Delivery and Service.
Reduced Variation
Identifikasi variasi dilakukan dengan menggunakan teknik statistic.
Identifikasi tindakan koreksi dilakukan untuk mengurangi variasi baik khusus maupun umum.
Proposal dibuat dengan meliputi biaya, waktu, dan antisipasi perbaikan untuk disampaikan
kepelanggan.
Customer Satisfaction
Usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan memerlukan partisipasi dari pemasok, pemasok
dan pelanggan harus menjadi partner dalam mencari perbaikan.
Kemudian juga dilakukan evaluasi untuk keefektifan APQP.
Delivery and Service
Pada tahap ini masih dilanjutkan kerja sama antara pelanggan dan pemasok dalam
mengidentifikasi perbaikan.
Pengalaman yang didapatkan selama proyek harus digunakan untuk mengurangi harga dengan
memperbaiki proses, mengurangi jumlah stock dan biaya kualitas.
Pembuatan Prosedur Standar APQP
Prosedur ini disusun oleh tim APQP dengan melakukan identifikasi input atau output yang akan
digunakan.
Lakukan identifikasi catatan mutu dan format yang akan digunakan dengan keterkaitan dengan
bagian penjualan.
Periksa hubungan prosedur ini dengan prosedur yang lain, seperti : prosedur pengendalian
barang milik pelanggan, prosedur produksi.
DItentukanadanya rapat secara berkala untuk memantau perkembangan proses terhadap isi
prosedur APQP ini.
Hendaknya isi prosedur bersifat fleksibel sehingga dapat digunakan untuk semua pelanggan.
Process Control Plan pendukung Standar APQP
Berisi penjelasan tertulis yang singkat mengenai sistem untuk mengontrol part atau proses,
dengan tujuan meminimalkan variasi produk atau proses.
Menetapkan jenis dan frekuensi pengecekan yang harus dilaksanakan secara rutin untuk
menjamin produk akhir memenuhi standar mutu.
Control Plan tidak menggantikan informasi yang ada di instruksi kerja detil milik operator,
namun menjadi referensi untuk pembuatan atau revisi dari instruksi kerja tersebut.
Merupakan “ Living Document “ yang bisa disesuaikan kapanpun.
Satu Control Plan dapat digunakan untuk satu grup atau famili dari produk, yang diproduksi
diproses yang sama untuk sumber yang sama.
18. Number
Cross reference number dari dokumen yang lain, seperti ( tetapi tidak terbatas ),
Process Flow Diagram, Nomor Gambar, FMEA, dan skets.
19. Product Characteristic
Ciri – ciri atau sifat dari part, komponen, assembly yang dicantumkan pada
gambar/engineering spesifikasi yang lain.
Semua special characteristics ( karakteristik khusus ) HARUS dimasukkan dalam
Control Plan
20. Process Characteristic
Variasi dari proses ( variasi dari input ) yang berakibat dan berefek ke karakteristik
produk. Team harus mengidentifikasikan karakteristik proses yang mana variasi harus
dikontrol untuk meminimalkan product variasi
21. Special Characteristic Classification
Gunakan klasifikasi yang diinginkan oleh OEM, untuk memberikan tanda tipe dari
karakteristik khusus, atau biarkan kosong untuk karakteristik yang tidak ditunjuk
Karakteristik yang sering ditulis “ Critical “, “ Key “, “ Safety “ atau “ Significant
22. Product/Process Specification/ Tolerance
Dapat diperoleh dari dokumen – dokumen engineering, seperti (tapi tidak terbatas )
persyaratan gambar, design review, standar material, computer-aided design data,
manufacturing, dan/ atau assembling.
23. Evaluation / Measurement Technique
Identifikasi sistem pengukuran yang digunakan
Termasuk gages, fixture, tool dan / atau peralatan tes untuk mengukur
par/proses/peralatan manufacturing
24. Sample Size/ Frequency
Jika sample diinginkan, tulis ukuran sample dan frekuensinya
25. Control Method
Keterangan singkat, bagaimana operasi akan dikontrol, termasuk nomor prosedur, jika
ada.
Control Method harus didasarkan pada analisa yang efektif dari proses ( Lihat hasil
PFMEA ).
Contoh : SPC, Inspeksi, Attribute Data, Mistake Proofing, ( automated/ non-automated ),
dan rencana sampling.
Deskripsi Control Plan harus merefleksikan perencanaan dan strategi yang akan
diimplementasikan di proses manufacturing.
Jika prosedur kontrol digunakan, gunakan referensi dokumen prosedur dengan nama
identifikasi yang spesifik dan / atau nomornya.
Control Method ( Metoda Pengendalian ) harus selalu dievaluasi untuk mencapai
pengendalian proses yang efektif
26. Reaction Plan
Identifikasikan tindakan koreksi untuk mencegah produk yang tidak sesuai dihasilkan
atau operasi diluar pengendalian ( out of control ).
Tindakan ini biasanya tanggung jawab dari personil yang terdekat dengan proses.
Misalnya : operator, jobsetter, atau supervisor
Keputusan / ketentuan harus didokumentasikan
“ Suspect dan produk yang tidak sesuai harus diidentifikasikan dengan jelas &
dipisahkan ( Quarantined ), dan didisposisi oleh personel yang bertanggung jawab yang
tertera di kolom reaction plan.
Jika ada reaction plan yang spesifik, tuliskan referensinya ( nomor ref ) dan
identifikasikan personel yang bertanggung jawab.
https://standarku.com/standar-apqp-advanced-product-quality-planning/
QC Seven Tools
Berikut ini adalah penjelasan singkat dari ketujuh alat pengendalian kualitas tersebut.
1. Check Sheet (Lembar Periksa)
Check Sheet atau Lembar Periksa merupakan tools yang sering dipakai dalam Industri
Manufakturing untuk pengambilan data di proses produksi yang kemudian diolah menjadi
informasi dan hasil yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
2. Pareto Diagram
Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah
kejadian. Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi hingga pada
permasalahan yang frekuensi terjadinya paling sedikit. Dalam Grafik, ditunjukkan dengan
batang grafik tertinggi (paling kiri) hingga grafik terendah (paling kanan).
4. Histogram
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk menunjukkan distribusi data secara visual
atau seberapa sering suatu nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data. Manfaat
dari penggunaan Histogram adalah untuk memberikan informasi mengenai variasi dalam
proses dan membantu manajemen dalam membuat keputusan dalam upaya peningkatan
proses yang berkesimbungan (Continous Process Improvement).
7. Stratification (Stratifikasi)
Yang dimaksud dengan Stratifikasi dalam Manajemen Mutu adalah Pembagian dan
Pengelompokan data ke kategori-kategori yang lebih kecil dan mempunyai karakteristik yang
sama. Tujuan dari penggunaan Stratifikasi ini adalah untuk mengidentifikasikan faktor-faktor
penyebab pada suatu permasalahan.
Sumber: ilmumanajemenindustri.com