Anda di halaman 1dari 9

Six Sigma DMAIC

1. Pengertian DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, and Control)

Merupakan suatu pendekatan yang terbukti untuk menghilangkan defect


(kecacatan) dan meningkatkan kualitas yang berkaitan dengan metrik bisnis.
Pendekatan DMAIC ini sendiri sangatlah sederhana dan juga praktis. Tahapan
dari pendekatan DMAIC diantaranya berupa penentuan masalah, pengukuran
kemampuan dan tujuan, analisa data sebagai cara untuk memahami
permasalahan, peningkatan proses dan mengurangi penyebab masalah, dan
pelaksanaan control proses dari jangka panjang.

1
DEFINE
Merupakan tahapan pertama dari DMAIC, yang lebih berfokus terhadap
identifikasi masalah, penentuan tujuan proses dan identifikasi kebutuhan
pelanggan secara internal dan eksternal. Penentuan kebutuhan pelanggan,
pengembangan tujuan dan masalah, pembentukan tim, dan penentuan sumber
merupakan bagian-bagian dari fase define. Fakor penting penentu
keberhasilan fase ini adalah persetujuan dari tim bahwa proyek memiliki
efisiensi tinggi dan tujuan yang jelas; berfokus pada masalah dan tujuan;
ekspektasi yang jelas pada proses. Tahapan di dalam Define :
1. Pemilihan proyek oleh sponsor dan tim
Pemilihan proyek biasanya dilihat dari faktor-faktor penting dalam
bisnis (biaya, keuntungan dll) dan ada juga yang didapat dari ide
dari berbagai sumber (data proses, informasi penjualan dan
pelanggan, opini pekerja dll). Proyek yang akan dipilih untuk
diimplementasikan dilihat dari seberapa besar pentingnya proyek
terhadap perusahaan dan pelanggan.
2. Pembuatan proposal proyek dan pembentukan tim
Proposal proyek yang berisi tujuan proyek, batas waktu dan tim
yang terbentuk.
3. Menentukan ruang lingkup proyek
Ruang lingkup proyek digunakan untuk mengidentifikasi pihak-
pihak yang terkait dengan proyek dan akan merasakan dampak dari
proyek tersebut. Untuk mengetahui ruang lingkup proyek
digunakan diagram SIPOC.
4. Mengumpulkan data mengenai VOC (Voice of Costumers)
Pengumpulan data VOC (Voice of Customers) atau keinginan
pelanggan terhadap produk yang dihasilkan.
5. Peninjauan ulang tahap Define

2
Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Define ini antara lain :

 Function deployment process map


 SIPOC Map (Diagram Supplier,Input,Proses,Output dan Customer)
 Pareto Chart
 FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
 Affnity Diagram
 Relation Diagram
 Cause and Effect Analysis (fishbone chart dan cause and effect matrix)

MEASURE
Merupakan langkah pengumpulan data, yang tujuannya adalah untuk
menetapkan standar kinerja. Tools penting dalam fase ini biasanya mencakup
trend charts, graik Pareto, diagram alur proses, dan pengukuran proses
kapabilitas (tingkat sigma, atau bisa juga disebut proses sigma). Factor
penentu keberhasilan fase ini antara lain tersedianya data dasar yang akurat,
Gage R&R study lengkap, dan dukungan kuat para experts kepada tim.
Tahapan pada Measure:

1. Menentukan output dan input dari proses


Pada tahap ini input dan output proses diidentifikasi secara jelas.
Hal ini diperlukan untuk mempermudah dalam pembuatan value
stream map.
2. Membuat value stream mapping
Pembuatan value stream map, yaitu peta yang memperlihatkan
proses nyata secara lebih rinci, mengandung informasi yang
lengkap seperti tahapan proses, lead time, antrian dll
3. Menentukan ukuran performansi yang dipakai
Pada tahap ini dilakukan penentuan ukuran performansi yang akan
dipakai dalam melakukan analisa proses. Ukuran performansi ini

3
akan digunakan untuk memperlihatkan performa sistem baik
sistem sebelum perbaikan maupun setelah perbaikan.
4. Melakukan pengumpulan data untuk perhitungan
Pengumpulan semua data yang akan dibutuhkan untuk melakukan
perhitungan pada tahap measure
5. Menghitung kapabilitas data untuk perhitungan
Penghitungan kapabilitas awal proses atau biasa disebut
dengan baseline capability. Kapabilitas ini akan menjadi patokan
atau dasar dilakukannya perbaikan.
6. Peninjauan ulang tahap measure

Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Measurement adalah :

 Cause and Effect Analysis (Fishbone chart dan cause dan effect
matrick)
 Probability Distribution (distribusi probbabiliti)
 Basic Statistic aeperti mean, median dan modus
 Gage reproducibility and repeatability
 Process capability

ANALYZE
Fase analyze merupakan tahapan mengisolasi penyebab utama dari CTQ yang
difokuskan oleh tim. Penentu keberhasilan fase ini adalah penyebab utama
harus terbukti, tidak hanya mengandalkan pada diagram fishbone saja.
Kecepatan dan hasil merupakan faktor penting untuk membangun momentum
six sigma dalam sebuah organisasi, dan proyek yang dikerjakan harus
disesuaikan dengan ukuran untuk memastikan keberhasilan tim dalam
penutupan proyek dalam waktu yang wajar. Tahapan pada Analyze:

4
1. Menentukan input kritis
Penentuan letak masalah yang terjadi pada suatu proses

2. Melakukan analisa data dan analisa proses


Pada tahap ini dilakukan analisa mengenai data yang sudah didapat
serta proses yang terjadi dengan lebih terperinci. Tahapan ini
bertujuan untuk mengetahui apa akar penyebab masalah yang
sebenarnya.
3. Menentukan akar penyebab masalah
Penentuan akar penyebab masalah yang terjadi dalam proses
dilakukan untuk setiap permasalahan yang terjadi.
4. Menyusun prioritas akar penyebab masalah
Satu permasalahan bisa mempunyai beberapa penyebab
permasalahan. Pada tahap ini dilakukan pemilihan akar penyebab
yang akan menjadi target perbaikan.
5. Melakukan peninjauan ulang terhadap Analyze

Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Analysis adalah :

 Uji Hipotesis
 Regression
 Correlation analysis
 Anova (Analysis of variance)
 Multi-vari analysis
 Contingency table

IMPROVE
Tahap improve berfokus pada pemahaman penuh pada penyebab utama yang
diidentifikasi dalam fase analyze, dengan maksud baik sebagai pengendali
atau menghilangkan penyebab masalah-masalah tersebut untuk mencapai

5
kinerja maksimal. Tools six sigma yang biasa digunakan dalam fase ini antara
lain analisis regresi, tes hipotesis, design of experiments (DOE), dan analisis
varian (ANOVA). Tahap improve sering mencakup uji coba produksi terbatas
(tes beta untuk proyek-proyek non manufaktur) yang menunjukkan tingkat
Sigma yang meningkat secara signifikan sebelum bergerak menuju tahap
control. Tahapan yang dilakukan pada Improvei :

1. Mencari solusi potensial


Mendokumentasikan semua solusi, analisa statistik atau tools lain
yang digunakan untuk mengembangkan solusi, mendaftar semua
usulan yang diberikan oleh partisipan proses, pemilik proses.
2. Memilih dan menyusun prioritas terhadap solusi
Mendokumentasikan semua solusi, analisa statistik atau tools lain
yang digunakan untuk mengembangkan solusi, mendaftar semua
usulan yang diberikan oleh partisipan proses, pemilik proses.
3. Mengaplikasikan praktik Lean six sigma

Di Tahap Improvement, alat yang digunakan adalah DOE atau Design of


Experiment yang terdiri dari :

 Factorial design
 General full factorial design
 Fractional factorial design

CONTROL
Tahap control pada pendekatan DMAIC adalah tentang mempertahankan
perubahan yang dibuat dalam fase improve. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan keuntungan, memantau perbaikan untuk memastikan
kesuksesan yang berkelanjutan, membuat rencana pengendalian, dan
mengupdate dokumen pembaruan, proses bisnis dan catatan pelatihan yang
diperlukan. Faktor penentu keberhasilan fase control adalah jika diperlukan

6
fase control, perusahaan harus mempunyai divisi internal audit yang kuat
untuk memastikan kesesuaian jangka panjang. Tahapan pada Control :

1. Mengadakan pemantauan terhadap hasil implementasi


2. Mendokumentasikan standard operating procedure baru
3. Membuat rencana pengendalian proses
4. Membuat peta perjalanan / histori proyek
5. Melakukan proses teansisi dan pengalihan tanggung jawab pada
pemilik proses
6. Melakukan peninjauan ulang tahap control

Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Control adalah :

 Poka yoke (mistake proofing)


 Process control plan
 Process control chart

2. METODOLOGI SIX SIGMA DMAIC


Metodologi Six Sigma pertama kali diperkenalkan oleh Motorola pada tahun
1987 oleh seorang Engineer yang bernama Bill Smith dan mendapat
dukungan sepenuhnya oleh Bob Galvin sebagai CEO Motorola pada saat itu
sebagai Strategi untuk memperbaiki dan meningkatkan proses serta
pengendalian kualitas (Proses Improvement and Quality Control) di
perusahaannya. Six Sigma mulai terkenal dan menjadi Populer di seluruh
dunia setelah Jack Welch mempergunakannya sebagai Bisnis Strategi di
General Electric (GE) pada tahun 1995. Secara umum, Six Sigma adalah
metodologi yang dipergunakan untuk melakukan upaya perbaikan dan
peningkatan proses yang berkesinambungan atau terus menerus (Continuous
Improvement).

7
SIX SIGMA berasal dari kata SIX yang berarti enam (6) dan SIGMA yang
merupakan satuan dari Standard Deviasi yang juga dilambangkan dengan
simbol σ, Six Sigma juga sering di simbolkan menjadi 6σ. Makin tinggi
Sigma-nya, semakin baik pula kualitasnya. Dengan kata lain, semakin tinggi
Sigma-nya semakin rendah pula tingkat kecacatan atau kegagalannya.

Strategi yang dilakukan oleh Six Sigma adalah :

 Fokus terhadap kepuasaan dan kebutuhan pelanggan


 Menurunkan tingkat kecacatan
 Berkisar di sekitar pusat target
 Menurunkan variasi

Konsep dasar dari Six Sigma sebenarnya berasal dari gabungan Konsep TQM
(Total Quality Management) dan Statistical Process Control (SPC) dimana
kedua konsep tersebut berasal dari pemikiran-pemikiran para pakar seperti
Deming, Ishikawa, Walter Shewhart dan Crossby. Dalam perkembangannya,
Six Sigma yang mulanya adalah sebuah metric berkembang menjadi
sebuah Metodologi dan saat ini sudah menjadi sebuah Sistem Manajemen.
Dalam Penerapan Six Sigma, target atas kecacatan atau kegagalan proses
dikontrol dalam target 3,4 DPMO (Defects per Million Opportunities atau
Kegagalan per sejuta kesempatan) yang artinya dalam 1 Juta unit produk yang
diproduksi hanya ada 3,4 unit yang cacat. Berarti perusahaan memproduksi
produk dengan tingkat kepuasan pelanggan mencapai 99,9997%.

3. Jabatan dalam Six Sigma

Tingkatan Posisi bagi orang dalam Metodologi Six Sigma adalah :

1. Champion / Sponsor (Top Management)


2. Master Black Belt
3. Black Belt

8
4. Green Belt
5. Team Members (Anggota Team)
6. Proses Owner (Pemilik atau orang yang mengerjakan proses)

Pengetahuan tentang Statistik wajib dimiliki bagi orang yang menggunakan


Metodologi Six Sigma ini terutama pada posisi Green Belt, Black Belt dan Master
Black Belt.

Untuk mendapatkan sertifikasi Green Belt, Black Belt dan Master Black Belt
diperlukan pelatihan khusus dan di uji oleh badan penguji seperti ASQ (Amerika
Serikat) dan SQI (Singapura).

DAFTAR PUSTAKA

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-six-sigma-5-tahapan-six-sigma-
dmaic/ pada 20 November 2019 pukul 14.35

https://id.wikipedia.org/wiki/Six_Sigma pada 20 November 2019 pukul 15.13

Anda mungkin juga menyukai