1. Pengertian
Secara umum, QFD merupakan suatu alat/metode yang digunakan untuk
memusatkan perhatian pada hal-hal yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen
dalam penyusunan standar layanan. Menurut Cohen (1995), QFD adalah sebuah metode
yang dipakai untuk mengembangkan dan merencanakan produk agar tim pengembang
dapat menspesifikasi secara rinci kebutuhan dan keinginan customer. Menurut Ermer
(1995), QFD adalah sebuah metode perbaikan kualitas yang didasarkan pada pencarian
input secara langsung dari konsumen untuk selanjutnya dipikirkan bagaimana cara
memenuhi input tersebut. Sedangkan menurut Daetz (1995), QFD adalah proses
perencanaan sistematis yang diciptakan untuk membantu perusahaan mengatur semua
elemen yang diperlukan untuk mendefinisikan, merancang dan membuat produk atau
menyajikan service yang dapat memenuhi kebutuhan customer.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa QFD adalah suatu metode
yang digunakan suatu perusahaan dalam upaya untuk mengetahui tingkat kepuasan
konsumen yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas suatu produk.
Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam QFD meliputi 4 proses utama, yaitu
product planning, design planning, process planning dan production planning. Prosesproses tersebut merupakan suatu susunan proses yang terstruktur dan sistematis, yang
memudahkan teknisi untuk mewujudkan keinginan konsumen
proses saling berurutan dan berkesinambungan satu dengan yang lain, sehingga tidak
dapat dilakukan secara terpisah.
1) Tahap Perencanaan Produk (House of Quality)
Fase ini dimulai dari persyaratan pelanggan, untuk setiap persyaratan pelanggan
harus ditentukan persyaratan desain yang dibutuhkan, dimana jika memuaskan akan
membawa hasil dalam pemenuhan persyaratan pelanggan.
2) Tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment)
Persayaratn desain dari matriks pertama dibawa ke matriks kedua untuk
menentukan karakteristik kualitas bagian
3) Tahap Perencanaan Proses (Proses Deployment)
Operasi proses kunci ditentukan oleh karakteristik kualitas bagian dari matriks
sebelumnya.
4) Tahap Perencanaan Produksi (Manufacturing/ Production Planning)
Persyaratan produksi ditentukan dari operasi proses kunci. Pada fase ini
dihasilkan prototype dari peluncuran produk Proses QFD dimulai dari riset
segmentasi pasar untuk mengetahui siapa pelanggan produk kita dan karakteristik
serta kebutuhan pelanggan, kemudian mengevaluasi tingkat persaingan pasar. Hasil
dari riset pasar diterjemahkan kedalam desain produk secara teknis yang sesuai atau
cocok dengan apa yang dibutuhkan pelanggan. Setelah desain produk dilanjutkan
dengan desain proses, yaitu merancang bagaimana proses pembuatan produk
sehingga diketahui karakteristik dari setiap bagian atau tahapan proses produksi.
Kemudian ditentukan proses operasi atau produksi dan arus proses produksi.
Akhirnya disusun rencana produksi dan pelaksanaan produksi yang menghasilkan
produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan (Nasution, 2005).
Alat pokok yang digunakan dalam QFD yaitu House of Quality (HOQ), yang
merupakan suatu matriks untuk menunjukkan hubungan antara kebutuhan dan keinginan
konsumen dengan sifat-sifat rekayasa teknis serta mencari penyebab-penyebabnya
sehingga perusahaan dapat menyesuaikan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut
dengan desain dan standar layanan serta kendalakendala yang mungkin terjadi.
Rumah kualitas atau biasa disebut juga House of Quality (HOQ) merupakan tahap
pertama dalam penerapan metodologi QFD. Secara garis besar matriks ini adalah upaya
untuk mengkonversi voice of costumer secara langsung terhadap persyaratan teknis atau
spesifikasi teknis dari produk atau jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan berusaha
mencapai persyaratan teknis yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dengan
sebelumnya melakukan benchmarking terhadap produk pesaing. Benchmarking
dilakukan untuk mengetahui posisi-posisi relatif produk yang ada di pasaran yang
merupakan kompetitor.
Tembok sebelah kiri (Bagian A) Berisikan data atau informasi yang diperoleh dari
penelitian pasar atas kebutuhan dan keinginan konsumen. Suara konsumen ini
merupakan input dalam HOQ. Metode identifikasi kebutuhan konsumen yang biasa
digunakan dalam suatu penelitian adalah wawancara, baik secara grup atau perorangan.
Melalui wawancara, perancang dapat dengan bebas mengetahui lebih jauh kebutuhan
konsumen. Wawancara secara perorangan dapat dianggap mencukupi, dalam arti cukup
menggambarkan kebutuhan konsumen sampai sekitar 90% adalah sebanyak 30
wawancara.
Tembok rumah sebelah kanan (Bagian B) adalah matriks perencanaan. Matriks ini
merupakan komponen yang digunakan untuk menerjemahkan persyaratan pelanggan
menjadi rencana-rencana untuk memenuhi atau melebihi persyaratan yang ditentukan
pelanggan. Matriks ini meliputi tiga langkah data seperti menggambarkan persyaratan
pelanggan pada suatu matriks dan proses pemanufakturan pada matriks lainnya,
memprioritaskan persyaratan pelanggan, dan mengambil perbaikan yang dibutuhkan
dalam proses pemanufakturan. Untuk memenuhi persayaratan pelanggan, perusahaan
mengusahakan spesifikasi kinerja tertentu dan mensyaratkan pemasoknya untuk
melakukan hal yang sama. Langkah ini terdapat pada bagian langit-langit rumah (Bagian
C). Pada bagian tengah rumah (Bagian D) adalah tempat di mana persyaratan pelanggan
dikonversikan ke dalam aspek-aspek pemanufakturan. Pada bagian atap (Bagian E),
langkah yang dilakukan adalah mengidentifikasi pertukaran yang berhubungan dengan
persyaratan manufaktur. Pertanyaan yang akan dijawab dalam bagian E adalah apa yang
terbaik yang dapat dilakukan organisasi dengan mempertimbangkan persyaratan
pelanggan dan kemampuan pemanufakturan organisasi. Pada bagian bawah rumah
(Bagian F) merupakan daftar prioritas persayaratan proses manufaktur (Goestc and
David,2000).
2. Tujuan
Ada 3 tujuan utama dalam menerapkan QFD adalah:
Memprioritaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan secara lisan dan tidak lisan.
Contoh Kasus QFD : Aplikasi metoda quality function deployment untuk perancangan
dongkrak dinamis mengantisipasi kebocoran ban sepeda motor
proses
Berdasarkan atribut-atribut yang merupakan suara dan harapan responden (the voice
of customers) maka langkah selanjutnya adalah membuat rumah kualitas (House of
Quality), dengan terlebih dahulu menjabarkan atribut-atribut harapan tadi menjadi
parameter-parameter teknis yang nantinya merupakan inti rancangan produk yang akan
dibuat. Penetapan respons teknis tersebut dapat ditunjukkan dalam tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Respon Teknis (Technical Parameters)
Setelah respon teknis mampu di-deploy, maka dari sini dapat dibuat House Of
Quality seperti ditunjuk kan dalam gambar berikut ini :
Setelah itu kita bisa mendesain produk dan mulai membuat prototype serta mengujinya.