Anda di halaman 1dari 6

RESUME

QUALITY FUNCTION DEPLOYMNET

Dosen Pengampu
Agus Setyo Utomo, A, M. Kes

Disusun Oleh:
Meisya Ayudhia Putri
(P17210233052)

D-III KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2024
1. Definisi Quality Function Deployment
Quality Function Deployment (QFD), ialah suatu metode untuk mengembangkan
suatu desain kualitas dengan tujuanmemenuhi dan memuaskan konsumen. Quality Function
Deployment (QFD) adalah suatu metode untuk menerjemahkan kebutuhan dan keinginan
pelanggan ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknikal dan
karakteristik kualitas tertentu. Penggunaan QFD dalam proses perancangan dan
pengembangan produk akan membantu manajemen dalam memperoleh keunggulan yang
kompetitif melalui proses penciptaan karakteristik dan atribut kualitas produk atau jasa yang
mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. QFD menggunakan satu atau sejumlah matrik
yang disebut House of Quality, yang menampilkan keinginan dan kepuasan pelanggan (voice
of customer), serta karakteristik teknikal untuk memenuhi keinginan dan kepuasan pelanggan
tersebut. QFD akan menghasilkan serangkaian prioritas atau target yang akan digunakan
dalam memuaskan keinginan pelanggan.
2. Manfaat Quality Function Deployment
a. Mengurangi biaya
Karena produk yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan, sehingga tidak ada pengulangan pekerjaan atau pembuangan
bahan baku karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh
pelanggan. Pengurangan biaya dapat dicapai dengan pengurangan biaya pembelian,
biaya overhead, atau pengurangan upah, penyederhanaan proses produksi, dan
pengurangan pemborosan (waste).
b. Meningkatkan pendapatan
Dengan pengurangan biaya, maka hasil yang kita terima akan lebih meningkat.
Dengan QFD produk atau jasa yang dihasilkan akan lebih dapat memenuhi kebutuhan
dan harapan pelanggan
c. Pengurangan waktu produksi
QFD membantu tim pengembangan produk memahami secara mendalam
kebutuhan dan preferensi pelanggan. Dengan memahami keinginan pelanggan,
perancang dan produsen dapat fokus pada elemen-elemen yang paling penting bagi
pelanggan. Ini membantu menghindari pemborosan waktu pada fitur atau proses yang
kurang relevan atau diinginkan oleh pelanggan.
d. Customer focused
Mendapatkan input dan umpan balik dari pelanggan mengenai kebutuhan dan
harapan pelanggan. Hal ini penting, karena performansi suatu organisasi tidak akan
terlepas dari pelanggan, apalagi bila para pesaing juga melakukan hal yang sama
e. Time oriented
Menggunakan pendekatan yang berorientasi pada kelompok. Semua keputusan
didasarkan pada konsensus dan keterlibatan semua orang dalam diskusi dan
pengambilan keputusan dengan Teknik brainstorming.
f. Documentation oriented
Menggunakan data dan dokumentasi yang berisi semua proses dan seluruh
kebutuhan dan harapan pelanggan. Data dan dokumentasi pelanggan yang selalu
diperbaiki dari waktu ke waktu.
3. Tahap-Tahap Implementasi Quality Function Deployment
Tahap-tahap dan pengimplementasian Quality Function Deployment (QFD) secara umum ada
tiga fase yaitu:
1) Fase pengumpulan suara konsumen (Voice of Customer)
a. Menentukan atribut-atribut yang dipentingkan konsumen (berupa data kualitatif)
dan data ini biasanya diperoleh dari wawancara dan observasi terhadap konsumen.
b. Mengukur tingkat kepentingan dari atribut-atribut
2) Fase penyusunan rumah kualitas (House of Quality)
Langkah-langkah dalam pembuatan rumah kualitas meliputi:
a. Pembuatan Matrik Kebutuhan Konsumen, tahap ini meliputi: Menentukan
konsumen, mengumpulkan data keinginan dan kebutuhan konsumen
b. Pembuatan Matrik Perencanaan, tahap ini meliputi:mengukur kebutuhan
konsumen dan menentukan kebutuhan performasi konsumen
Beberapa kolom dalam matrik perencanaan:
a. Importance to Customer  Tempat untuk menyatakan seberapa penting tiap
kebutuhan bagi konsumen.
b. Relative Importance  Merefleksikan suatu kebutuhan beberapa kali lebih
penting dibandingkan dengan kebutuhan lainnya bagi konsumen.
c. Ordinal Importance  Tingkat kepentingan ini meminta responden untuk
mengurutkan data, sehingga keputusan akan lebih konsisten.
d. Customer Satisfaction Performance  Bagian ini berisi tentang penilaian
kepuasan konsumen terhadap layanan yang diberikan saat ini.
e. Competitive Satisfaction Performance  Merupakan persepsi konsumen terhadap
seberapa baik produk pesaing dapat memuaskan konsumen.
f. Importance Rating (Penilaian Kepentingan)  Nilai Importance Rating diperoleh
dari hasil perhitungan Importance to Customer setelah diurutkan dari nilai
terbesar,
g. Goal and Improvement Ratio  Dibuat untuk memutuskan level dari customer
performance yang ingin dicapai dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
h. Sales Point  Berisi informasi tentang seberapa menguntungkan kebutuhan
pelanggan tersebut berdampak pada perusahaan jika kebutuhan tersebut dipenuhi.
i. Raw Weight  Memodelkan kepentingan keseluruhan bagi tim dari tiap customer
need, improvement ratio, dan sales point.
j. Pembuatan Respon Teknis  Tahap ini merupakan tahap pemunculan
karakteristik kualitas pengganti (Subtitute Quality Characteristic).
k. Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan Konsumen  Tahap
ini menentukanseberapa kuat hubungan antara respon teknis dengan kebutuhan
konsumen.
l. Korelasi Teknis  Tahap ini menggambarkan hubungan dan ketergantungan antar
respon teknis. Sehingga dapat dilihat apakah suatu respon teknis yang satu
mempengaruhi respon teknis yang lain.
m. Benchmarking dan Penetapan Target  Tahap ini dilakukan analisa perbandingan
bagi pesaing dengan perusahaan. Sehinggadapat diketahui tingkat persaingan yang
terjadi.
3) Fase Analisa dan Interpretasi  merupakan analisa dari tahap-tahap sebelumnya.
4. QFD (House of Quality) dalam Keperawatan
a. Analisis Kebutuhan Pasien
1) Langkah Pertama: Memahami Kebutuhan Pasien: Tahapan awal adalah
memahami secara mendalam apa yang dibutuhkan oleh pasien.
2) Metode Identifikasi Kebutuhan:
- Pengamatan: Melakukan observasi langsung terhadap pasien dan
lingkungannya untuk mengidentifikasi kebutuhan yang mungkin tidak
terungkap melalui kata-kata.
- Wawancara: Berinteraksi secara langsung dengan pasien dan keluarganya
untuk mendengarkan secara langsung kebutuhan dan keinginan mereka.
- Studi Pasar: Meneliti tren dan kebiasaan dalam perawatan kesehatan di pasar
untuk memahami kebutuhan yang mungkin belum terpenuhi atau area di
mana perawatan dapat ditingkatkan.
b. Kebutuhan Pelanggan
- Perawatan yang Berkualitas: Menyediakan perawatan medis berkualitas sesuai
standar yang ditetapkan.
- Kenyamanan di Rumah: Memberikan pelayanan yang membuat pasien merasa
nyaman dalam lingkungan rumah mereka.
- Fleksibilitas Jadwal: Memungkinkan pasien untuk mengatur jadwal perawatan
sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Komunikasi Efektif: Menyediakan komunikasi yang efektif antara pasien,
keluarga, dan tim perawat untuk memastikan informasi yang tepat dan
pemahaman yang baik terhadap proses perawatan.
c. Elemen desain untuk tim perawat profesional dan terlatih mencakup:
- Kualitas Pelatihan: Memberikan perawat pelatihan yang komprehensif dan terus
diperbarui sesuai dengan perkembangan medis terbaru.
- Sertifikasi: Memastikan bahwa perawat memiliki sertifikasi yang relevan dan
mematuhi standar profesi yang ditetapkan.
- Pengalaman: Menjamin bahwa tim perawat memiliki pengalaman yang luas
dalam merawat pasien dengan berbagai kondisi.
- Kemampuan Komunikasi: Memastikan bahwa perawat memiliki kemampuan
komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga untuk membangun hubungan
yang baik.
- Kemampuan Kolaborasi: Memungkinkan perawat untuk berkolaborasi dengan
tim medis dan keluarga pasien untuk memberikan perawatan terbaik.

DAFTAR PUSTAKA
https://youtu.be/t_KZfknnUTY?si=AjXDaUPBeaKopB2X
https://youtu.be/t_KZfknnUTY?si=WHEvM9egmnmdyk_O

Anda mungkin juga menyukai