DIBUAT OLEH :
( C 202 22 005)
UNIVERSITAS TADULAKO
I. PENDAHULUAN
keberhasilan suatu badan usaha karena masyarakat adalah konsumen dari produk yang
dihasilkannya. Peningkatan kualitas pelayanan merupakan salah satu strategi bisnis yang
ditekankan pada pemenuhan keinginan konsumen. Seperti halnya sebuah badan usaha,
dewan perwakilan rakyat sebagai public service, memiliki kinerja tolak ukur dari produk
jika aparatur pemerintah yang ada dalam pelayanan dapat mengerti dan menghayati serta
dari hasil dan evaluasi kinerja/tindakan yang dirasakan. Tingkat kepuasan merupakan fungsi
dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan, apabila kinerja di bawah
konsumen terhadap layanan yang disediakan merupakan faktor penting dalam konteks
jasa dan manufaktur perusahaan. Produk dan layanan yang berkualitas dapat berhasil
ditingkatkan ketika paling kebutuhan penting pelanggan puas. Metodologi QFD memiliki
ruang yang luas untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. QFD mampu
diharapkan sehingga dapat diperoleh solusisolusi yang efektif untuk meningkatkan kualitas
pelayanan public.
Brdasarkan Teori diatas, berarti dapat disimpulkan bahwa semakin banyak aspirasi
yang terserap dan ditindaklanjuti akan membuat persepsi masyarakat terhadap kinerja
jelas kebutuhan dan harapan tersebut mengevaluasi kemampuan produk atau jasa secara
sistematik untuk memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut (WahyuQFD, 2003: 184).
Fokus utama dari Quality Function Deployment (QFD) adalah melibatkan pelanggan pada
proses pengembangan produk, baik itu produk manufaktur maupun produk jasa secara sedini
mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa pelanggan tidak akan puas dengan suatu
produk, meskipun produk tersebut telah dihasilkan dengan sempurna apabila mereka tidak
Quality Function Deployment (QFD) adalah juga merupakan sebuah metode dalam
pelanggan. Tony Wijaya (2011:79) berpendapat bahwa QFD terdiri atas beberapa aktivitas
utama yaitu:
karakteristik kualitas;
Metode QFD akan berjalan jika pelaksanaan tahapan metode tersebut dilaksanakan
dengan baik. Tahapan utama yang harus diterapkan dalam melaksanakan metode QFD
adalah penjaminan kualitas produk dan jasa, penilaian konsumen terhadap produk dan jasa,
pembuatan angket kebutuhan konsumen, survei konsumen, penyusunan daftar periksa serta
Pengertian House Of Quality (HOQ) House Of Quality (HOQ) merupakan rumah pertama
dan merupakan bagian dari pengembangan QFD. Pada House Of Quality terdapat WHATs
Quality atau rumah kualitas merupakat alat yang digunakan untuk menggunakan struktur
QFD.
Matrik House Of Quality (HOQ) adalah bentuk yang paling dikenal dari representasi QFD.
Matrik ini pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama. Bagian horisontal pada matrik ini
berisi tentang informasi yang berhubungan dengan konsumen dan ini disebut dengan
customer table. Bagian vertikal pada matrik berisi tentang informasi teknis sebagai respon
dari input konsumen, dan disebut dengan tecnichal table. Castomer information tentang
konsumen untuk memberikan informasi dalam pembentukan metode QFD, sedangkan teknik
information adalah responden yang dibutuhkan dari konsumen yang bermanfaat bagi
distributor.
Tony Wijaya (2011:53) mendefinisikan matriks House of Quality atau rumah kualitas
sebagai alat yang digunakan untuk menggunakan struktur QFD. Hasil akhir dalam
penerapan metode QFD adalah matriks House of Quality. Matriks House of Quality
Menurut Min Xie, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk menghasilkan
Menentukan kebutuhan yang dipentingkan konsumen dan data ini biasanya diperoleh
dari wawancara dan observasi terhadap konsumen. Dalam penyusunan kuesioner ini
dilakukan tahap pertama dengan berdiskusi dan sharing dengan beberapa konsumen
diskusi dan wawancara langsung dengan konsumen tersebut dapat diambil beberapa
atribut.
Tujuan dari HOQ adalah merancang atau mengubah desain suatu produk dengan cara
kebutuhan pelanggan dapat mempengaruhi lebih dari satu parameter teknik yang
dihubungkan dengan matriks hubungan, seperti pada table berikut. Hubungan Nilai
Tidak ada hubungan 0 Lemah 1 Sedang 3 Kuat 9 Tabel 1. Nilai Matriks Korelasi
Bagian atas dari matriks HOQ disebut matriks korelasi yang digunakan untuk
penting karena sering kali merupakan hasil dari persyaratan pelanggan yang saling
bertentangan.
Kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memfokuskan pada
usaha-usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen yang disertai dengan
harapan konsumen.
Menurut Kotler (2006:110), mutu pelayanan ada lima macam, yaitu :
1. Keandalan (reliability),
yaitu kemampuan untuk melaksanakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan
terpercaya.
2. Ketanggapan (responsiveness),
yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat.
3. Jaminan (Assurance),
meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas
dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan dan courtesy (kesopanan) yang
4. Empati (emphathy),
yaitu syarat untuk peduli dan memberi perhatian pribadi kepada pelanggan. Seperti
pelangganya.
5. Berwujud (tangible),
yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan media komunikasi. Aspek
tangible menjadi penting sebagai ukuran pelayanan karena suatu pelayanan tidak bisa
dilihat, tidak bisa dicium, dan tidak bisa diraba. Masyarakat akan menggunakan indra
penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan. Mereka akan menilai gedung,
peralatan, seragam dan penampilan fisik dari layanan data. Atribut dari dimensi lain
adalah kelengkapan fasilitas yang ada dalam kantor agar masyarakat nyaman dan merasa
terpuaskan dsehingga juga mempengaruhi pada kualitas layanan data itu sendiri, yang
Sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih dibandingkan dengan
inovasi sebelumnya.Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang
menjadi ciri yang membedakan dengan yang lain. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan
suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor
status sosial (gengsi), kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang
sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima, makin cepat tersebarnya inovasi
Inovasi juga sebaliknya mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan inovasi
yang diganti. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang
begitu saja selain karena alas an faktor biaya yang sedikit namun juga inovasi yang lama
menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi baru. Selain itudapat memudahkan proses
adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi secara lebih cepat. Inovasi yang tidak
sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat
Dengan sifatnya yang baru maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang lebih tinggi
menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik maka tingkat kerumitan ini pada
Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau
nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama.Sehingga sebuah produk inovasi
harus melewati fase uji publik dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan
Sebuah inovasi harus dapat diamati dari segi bagaimana ia bekerja dan menghasilkan
sesuatu yang lebih baik. Atribut seperti itu maka inovasi merupakan cara baru
demikian, inovasi mempunyai dimensi geofisik yang menempatkannya baru pada suatu
tempat namun boleh jadi merupakan sesuatu yang lama dan biasa terjadi di tempat lain.
Karakteristik inovasi di sektor publik juga relatif berbeda dengan inovasi di sektor
bisnis.
Karakterisitk atribut inovasi menurut Rogers diatas, dicoba diguanakan sebagai unit
analisis untuk melihat inovasi pelayanan terhadap Aspirasi Masyarakat Oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah di Sekretariat DPRD. Hal ini dikarenakan inovasi yang ada
tidak serta merta muncul begitu saja,melainkan terdapat suatu tahapan dan hal yang
kualitas pelayanan yang baik. Menurut Tjiptono (1997:2) kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
Supply chain adalah jaringan beberapa perusahaan yang secara bersamasama bekerja
untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pengguna akhir (Pujawan,
2010). Sedangkan menurut (Christopher & Peck, 2004) Christoper dan Peck (2004), supply
chain adalah jaringan organisasi yang terlibat, melalui hubungan hulu dan hilir, di proses
dan kegiatan yang menghasilkan nilai dala bentuk produk yang berbeda dan layanan di
tangan konsumen akhir. Perusahan-perusahaan yang terlibat antara lain supplier, pabrik,
distributor, toko dan perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik (Pujawan,
2010). Pada suatu supply chain ada 3 macam aliran yang dikelola. Aliran yang pertama yaitu
aliran barang dari hulu ke hilir. Kemudian yang kedua yaitu aliran uang atau semacamnya
yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga yaitu aliran informasi dari hilir ke hulu.
Supply Chain Management (SCM) SCM adalah metode, alat atau pendekatan yang
terintegrasi dalam mengelola supply chain (Pujawan, 2010). SCM adalah koordinasi yang
sistematik dan strategik dari fungsi bisnis tradisional dengan beberapa perusahaan dan lintas
bisnis dengan supply chain dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja jangka panjang dari
perusahaan secara individu dan supply chain secara keseluruhan. (Council of Supply Chain
Analisis supply chain (rantai pasokan) merupakan salah satu bagian yang sangat
penting dalam sebuah perusahaan. Biasanya, alat analisa terhadap supply chain disebut
sebagai KPI (Key Performance Indicator) supply chain. KPI Supply chain, atau sering
disebut sebagai Indikator Keberhasilan Utama merupakan salah satu indikator perusahaan
untuk dapat mengetahui tingkat dari kinerja sistem manajemen rantai pasokan. Hasil analisa
tersebut berperan penting dalam mengukur kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan
strategis yang telah ditentukan. Dengan adanya KPI, perusahaan mendapatkan evaluasi
manajemen dalam melakukan perbaikan sistem serta menentukan cara yang paling efektif
untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk dapat menentukan KPI supply chain yang tepat,
diperlukan identifikasi terhadap tujuan yang jelas. Dengan data yang akurat, perusahaan
Dibawah ini merupakan beragam KPI yang sangat penting dalam analisis supply chain:
a. Tingkat Ketersediaan
Merupakan persentase dari jumlah produk yang tersedia dalam suatu periode tertentu.
Misalkan dalam sebuah perusahaan memiliki 50 jenis produk. Namun, produk yang
tersedia untuk dijual kepada customer hanya 35 produk saja, sehingga ketersediaan
b. Perputaran Persediaan
Perputaran kesediaan merupakan KPI suppy chain yang mengukur kualitas suatu
perusahaan dalam memindahkan inventarisnya. Tipe KPI ini membuat Anda memahami
efisiensi supply chain, teknis dari kegiatan pembelian perusahaan, dan menghitung
c. Akurasi Persediaan
Jumlah persediaan dalam database sistem harus sesuai dengan inventaris persediaan
secara fisik agar tercapai akurasi persediaan. KPI akurasi persediaan, berfungsi untuk
kepada pelanggan. KPI lead time sangat berpengaruh pada kepusaan pelanggan, karena
dengan pengiriman barang yang tepat waktu dapat menunjukkan kualitas pelayanan
KPI supply chain ini membantu manajemen dalam menghitung secara akurat mulai dari
diperoleh durasi ratarata pada setiap siklus tersebut. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi
supply chain pada perusahaan, dan menunjukan pada titik mana perlu dilakukan
perbaikan proses
Aspirasi adalah harapan dan tujuan keberhasilan pada masa yang akan datang, beraspirasi
bercita-cita, berkeinginan, berhasrat serta keinginan yang kuat untuk mencapai sesuatu,
seperti keberhasilan dalam tujuan keinginan tersebut. Pedoman Umum Pengelolaan Aspirasi
dan Pengaduan Masyarakat DPR RI Tahun 2010 menjelaskan aspirasi adalah keinginan kuat
dari masyarakat yang disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dalam bentuk
pernyataan sikap, pendapat, harapan, kritikan, masukan, dan saran terkait dengan tugas,
Sedangkan menyerap aspirasi adalah kegiatan kedewanan yang dilakukan dengan cara
Proses penelitian yang akan dilakukan terdiri dari beberapa tahapan yaitu identifikasi dan
perumusan masalah, studi literatur, pengumpulan data dan studi kasus penerapan metode
QFD.
1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk menghimpun data atau sumber yang berkaitan dengan
topik yang diangkat pada sebuah penelitian. Literatur yang digunakan pada penelitian
ini adalah buku, jurnal dan berbagai dokumentasi yang mengambil semua data terkait
2. Pengumpulan Data
yaitu salah satu teknik pengambilan sampel yang bersifat non-probabilistic. Teknik
Peneliti dapat memasukkan siapa saja untuk dijadikan sampel penelitian selama
Jenis dan sumber data yang dianalisis dalam penyusunan penelitian ini adalah :
a. Data Primer, data yang diperoleh dari Masyarakat Yang Memasukan Usulan atau
Pengaduan Masalah melalui kuesioner sebagai hasil kuesioner yang akan dianalisis.
b. Data Sekunder, data yang diperoleh dari pihak lain dan diolah dari sumber data
yang relevan untuk penelitian ini. Data sekunder berupa data-data pertanyaan yang
kuesioner yang akan dibuat. Pada proses pengumpulan data dengan menggunakan
metode QFD diambil berdasarkan ekspektasi dan persepsi wajib pajak terhadap
Untuk mengukur nilai indikator perbaikan menggunakan skala likert sebagai berikut :
a) Skala 1 (Tidak Baik),
d) Skala 4 (Baik),
kebutuhan tersebut secara teknis yang relevan sehingga didapatkan prioritas dari arah
digambarkan kedalam bentuk tabel matriks House of 6 Quality (HoQ). Tahapan awal
merupakan penentuan kebutuhan wajib pajak yang berdasarkan hasil wawancara pada
III. PEMBAHASAN
Data awal pada penelitian ini didapat dari hasil kuesioner. Kuesioner digunakan untuk
mencari tingkat persepsi dan harapan masyarakat mengenai kualitas pelayanan aspirasi
random kepada 100 orang responden. Pengujian validitas kuesioner, dilakukan untuk
memastikan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan dapat mengukur
hal yang ingin diteliti. Item dapat dikatakan valid jika terjadi korelasi yang kuat dengan
skor totalnya. Hal ini menunjukkan adanya dukungan item tersebut dalam mengungkap
sesuatu yang ingin diungkap. Item biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang
ditujukan kepada responden dengan menggunakan bentuk kuesioner dengan tujuan untuk
mengungkap sesuatu.
digunakan dapat dipercaya sebagai alat ukur. Makin kecil error pengukuran makin reliabel
alat pengukur. Sebaliknya, makin besar error makin tidak reliable alat pengukur tersebut.
yang tinggi menunjukkan reliabilitas yang tinggi dan makin rendah kesalahan dalam
apakah kuesioner tersebut konsisten dalam mengukur sesuatu gejala yang sama.
adalah atribut yang memiliki nilai gap negatif. Dari pengolahan data sebelumnya,
diketahui seluruh atribut pelayanan mempunyai nilai gap negatif, namun dalam
memperbaiki kualitas layanan tersebut harus berdasarkan mana yang menjadi prioritas
layanan yang harus diperbaiki. Hasil dari diagram kartesius menunjukkan prioritas
yang harus didahulukan adalah yang berada dalam kuadran B yang berisi delapan
Pada bagian ini terdapat target spesifikasi yang akan ditetapkan berdasarkan
kemampuan DPRD yang telah ditetapkan oleh konsumen melalui customer needs-nya.
Respon ini dihasilkan untuk meningkatkan kualitas layanan yang diprioritaskan
masyarakat.
Agar diperoleh nilai secara kuantitatif maka antara WHATs dan HOWs merupakan
tahap selanjutnya untuk menemukan nilai bobot. Hubungan antara atribut masyarakat
masing-masing respon teknik. Hasil korelasi antar matriks secara lengkap dapat dilihat
- Absolute importance
- Relative importance
HOW's
Komitmen
Kebijakan
Disiplin
Keinginan Customer Keinginan Fakta
Importance Perceived
WHAT's
Rating Performance
A VARIABELKUALITAS LAYANAN
1 Reliability
Tingkat Profesionalisme DalamMenyelesaikan Aspirasi 5 9 9 9 0 0 0 3
Tingkat Tanggungjawab Penyerap Aspirasi Masyarakat 5 9 3 3 0 0 0 4
Tingkat Keadilan Dalam Penyelesaian Aspirasi 4 0 0 3 1 0 0 2
2 Responsiveness
Tingkat Kecepatan Pelayanan Aspirasi 5 3 3 3 9 3 0 3
Ketepatan Merespon Aspirasi sesuai Dengan Masalahnya 5 0 9 3 1 1 0 4
3 Assurance
Ketepatan Waktu Penyelesaian Menyelesaikan Aspirasi 4 3 3 9 9 9 0 3
Anggota DPRDSelalu Siap melayani Aspirasi 5 9 1 1 0 0 0 4
4 Emphaty
Tingkat Ketanggapan Pelayanan Aspirasi Masyarakat 5 0 0 9 0 0 0 4
Tidak Membedakan Status/Golongan Dalam Melayani Aspirasi Masyarakat 5 0 3 9 0 0 1 4
5 Tangibles
Ruang Rapat Aspirasi Yang Bersih dan Nyaman 4 0 0 0 0 0 9 5
Tempat Parkir Yang Luas dan Aman 3 0 0 0 0 0 3 5
B VARIABELINNOVASI LAYANAN
1 Penggunaan Teknologi
Dapat menerima Aspirasi Masyarakat Via HP 5 9 3 0 3 9 3 5
2 Interaksi Dengan Konsumen/ Masyarakat
Menerima Aspirasi Secara Langsung 5 9 3 3 0 0 9 5
3 Pengembangan Layanan Baru
Penginputan Aspirasi Masyrakat Menggunakan Website 3 0 9 0 0 3 9 4
C VARIABELKEPUASANKONSUMEN
1 Kesesuaian Harapan
Tindak Lanjut Aspirasi Sesuai Harapan 5 0 9 9 3 3 1 5
2 Minat Penggunaan Ulang
Penggunaan Website Untuk Penginputan Aspirasi Masyarakat 3 0 9 0 0 3 9 4
3 Kesediaan Untuk Merekomendasikan
Rekomendasi ke Masyarakat Terkait Aspirasi 4 0 9 0 0 9 3 3
Masyarakat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah baik dari Variabel Kualitas Layanan,
Variabel Inovasi Layanan dan Kepuasan Konsumen, diperoleh Hasil Sebagai Berikut :
5. Ranking 5, Koordinasi Dengan Pihak Lain terkait Tindak Lanjut Aspirasi Masyarakat
Tersebut.
IV. KESIMPULAN
Quality Function Deployment (QFD) atau juga dikenal sebagai voice of the customer suara
produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Cohen, 1995).
Dari hasil analisis bahwa Tingkat Keterampilan Sumber Daya Manusia dan Komitmen
Anggota DPRD sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan dalam Pelayanan Penyerapan