Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK WAFER OSUKA DI PT. INDOSARI


MANDIRI DAN PENGENDALIAN KUALITAS JASA PADA QUEEN FUTSAL
MANAGEMENT, BANDUNG

Gomgom Gompar Sahala Tua Marpaung


Universitas Institut Teknologi Del.

PENDAHULUAN

Sebuah produk dan jasa yang baik yaitu harus sesuai dengan konsumen dan untuk
mencapai semua itu diperlukan pengendalian mutu. Mutu memerlukan suatu perbaikan yang
terus menerus (continuous improvement). Sebuah produk dan jasa dikatakan baik jika
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, memiliki kualitas yang baik, serta memberikan
nilai tambah yang memadai. Selain itu, produk dan jasa yang baik juga harus dapat memberikan
pengalaman positif kepada pelanggan, mudah digunakan, aman, dan dapat diandalkan. Selain
itu, faktor lain yang dapat menentukan sebuah produk dan jasa baik atau tidak adalah harga
yang wajar dan bersaing, pelayanan yang memuaskan, serta adanya dukungan dan jaminan
purna jual yang baik (Ud & Azzam, 2022). Dalam mengukur kualitas produk dan jasa, dapat
digunakan standar-standar internasional seperti ISO (International Organization for
Standardization), yang menetapkan standar untuk berbagai bidang seperti manajemen kualitas,
lingkungan, dan keamanan.

Dalam penelitian ini akan dianalisis bagaimana QFD mengendalikan kualitas dari
produk wafer osuka pada PT. Indosari Mandiri dan juga bagaiman penerapan QFD itu untuk
mengendalikan kualitas dari jasa pada queen futsal. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah
diatas maka diterapkan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk mengetahui
pengembangan dan pengendalian kualitas produk dan jasa ini. Dengan cara seperti Identifikasi
kebutuhan pelanggan, karakteristik dari produk/jasa itu sendiri dan lain lainnya.

KAJIAN PUSTAKA

QFD yang berasal dari bahasa Jepang yaitu Hin Shitsu Kino Ten Kai. Dalam bahasa
jepang Hin Shitsu berarti kualitas, atribut atau feature, Kino berarti fungsi atau mekanisasi
sedangkan Ten Kai berarti penyebar luasan pengembangan atau evolusi (Cohen, 2012).

Quality Function Deployment (QFD) adalah sebuah metode yang digunakan untuk
mengintegrasikan kebutuhan pelanggan ke dalam proses pengembangan produk atau jasa.
Konsep dasar dari QFD adalah bahwa produk atau jasa yang berkualitas tinggi harus dirancang
berdasarkan kebutuhan pelanggan yang jelas dan spesifik. (Setyabudhi & Saputra, 2020)

Beberapa prinsip QFD yang umumnya dianggap penting adalah sebagai berikut:

1. Voice of the Customer (VOC) Konsep VOC mengacu pada pengumpulan dan analisis
informasi tentang kebutuhan, preferensi, dan keinginan pelanggan terkait dengan
produk atau jasa yang akan dikembangkan. Informasi ini harus dikumpulkan secara
sistematis dan teliti, dan harus digunakan sebagai dasar untuk pengembangan produk
atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
2. Quality Deployment (QD) QD mengacu pada proses pengembangan dan implementasi
solusi yang telah dirancang berdasarkan VOC. Proses ini melibatkan integrasi berbagai
fungsi bisnis dan pemangku kepentingan dalam organisasi untuk memastikan bahwa
produk atau jasa yang dikembangkan memenuhi kebutuhan pelanggan.
3. Matrix House of Quality (HOQ) HOQ adalah sebuah matriks yang digunakan untuk
mengorganisir dan menganalisis informasi VOC dan untuk mengintegrasikan nya ke
dalam proses pengembangan produk atau jasa. HOQ biasanya terdiri dari beberapa
baris dan kolom yang masing-masing mewakili aspek yang berbeda dari produk atau
jasa yang akan dikembangkan.

Beberapa konsep QFD menurut beberapa ahli:

1. Yoji Akao: Yoji Akao adalah pencipta QFD. Menurutnya, QFD adalah sebuah proses
manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan,
menerjemahkan kebutuhan tersebut ke dalam spesifikasi teknis, dan memastikan bahwa
produk atau layanan yang dihasilkan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan tepat.
(Prabowo & Zoelangga, 2019)
2. Glenn Mazur: berpendapat bahwa QFD adalah sebuah proses sistematis yang
membantu organisasi untuk berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengintegrasikan
kebutuhan tersebut ke dalam proses desain, dan memastikan bahwa produk atau
layanan yang dihasilkan memenuhi harapan pelanggan.
3. John R. Hauser dan Don Clausing: Menurut mereka, QFD adalah sebuah proses untuk
menentukan persyaratan pelanggan yang kritis, dan untuk memastikan bahwa
persyaratan tersebut terintegrasi ke dalam semua tahap desain produk atau layanan.

GAMBARAN UMUM
- Study Kasus 1
Permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Indosari Mandiri saat ini adalah
banyaknya produk cacat pada produk wafer flat terutama pada produk wafer Osuka.
Jumlah cacatnya melebih yang ditentukan perusahan sendiri yaitu 15% yang ditentukan
namun oresentasi produk cacatnya sebesar 30%. Untuk mengatasi masalah tersebut
maka diterapkan QFD untuk untuk mendengarkan suara konsumen setia produk wafer
osuka. Pada tahap control hanya diberikan masukan kepada perusahaan mengenai
perbaikan kualitas pada produk wafer osuka sehingga produk cacat bisa ditekan.

- Study Kasus 2
Futsal sebagai penyedia Jasa penyewaan Lapangan futsal yang menyebabkan lahirnya
beberapa inovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk itu Queens futsal
melakukan upaya untuk bisa bersaing dengan penyedia jasa yang lainnya. Maka di
gunakan nya metode QFD untuk mengetahui apa keunggulan queens futsal
dibandingkan dengan yang lainnya.

ANALISIS PENERAPAN QFD

Pada Study kasus 1, perusahaan menerapkan QFD dengan menyebarkan kuisoner


dengan jumlah responden 30 orang dengan pertanyaan yang totalnya berjumlah 6 pertanyaan.
Kemudian dimunculkan lah dari kuesioner tersebut matriks House of Quality (HOQ). Seperti
gambar dibawah ini.
Pada Matrriks HOQ ini didapatkan bahawasannya prioritas perbaikan produk yang
cacat harus segera dilakukan dalam bentuk produk dan rasa produknya sendiri Ini selaras
dengan proses produksi yang perlu dilakukan pada bagian creaming dan cutting yang
menyumbang produk cacat tertinggi. Dari permasalahan tadi maka diperlukan perubahan
bentuk produk yang juga berkaitan dengan proses cutting dan creaming untuk memperbaiki
dari sisi rasanya.

Pada Study Kasus kedua, Permasalahan Terjadi dikarenakan adanya saingan yang
didapat antara penyedia jasa lapangan futsal. Dari kuesioner terbuka sampai kuesioner tertutup
dilakukan didapatkan hasil HOQ seperti yang digambakan di bawah ini

Dari matriks HOQ di atas menunjukan bahawasannya penyediaan jasa lapangan fusal
oleh Queens futsal sudah baik dan sudah bisa bersaing dengan penyedia jasa lainnya karena
dari kualitas jasa yang dinginkan denga hubungan Upaya Operasional management sudah
berkaitan bagus. Hal ini juga dilihat dari upaya upaya operasional yang dijalankan oleh Queens
futsal seperti perluasan lapangan, variasi ukuran dan tingkat kekerasan bola, serta pencahayaan
dan lainnya. Dengan menggunakan metode diatas maka dapat disimpulkan bahawasnnya:
Kualitas Pelayaan jasa yang diingkan oleh konsumen sebagai prioritas yaitu lapangan yang
luas, manggunakan rumput sintetis, lapangan bersih, bola yang keras, aneka pilihan ukuran
lapangan dan lainnya.

KESIMPULAN

Dari Studi Kasus di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwasannya :

1. Metode QFD ini sangat cocok untuk pengendalian dan peningkatan kualitas dari produk
atau jasa apapun. Dimana terlihat lebih realistis dan jelas langsung apa yang dibutuhkan
oleh Konsumen.
2. Metode QFD juga berperan penting dalam pengendalian produk atau jasa
3. Metode QFD bisa kita anggap cukup jelas dalam menangani permasalahan ada seperti
pada Study Kasus 1 dan 2
4. Dengan menggunakan QFD, perusahaan dapat mengidentifikasi persyaratan pelanggan
dan menerjemahkan persyaratan tersebut ke dalam spesifikasi teknis yang dapat
diimplementasikan oleh tim pengembang.

REFERENSI

(Kuncoro et al., 2007)(Pagelaran et al., 2021)(Sutiyarno & Chriswahyudi, 2019)

Kuncoro, K. H., Aspiranti, T., Sofiah, P., Manajemen, P., Ekonomi, F., & Bisnis, D. (2007).
Prosiding Manajemen Analisis Pengendalian Kualitas Jasa dengan Menggunakan Metode
Quality Function Deployment (Studi Kasus Pada Queen Futsal Management, Bandung)
The Analysis of Service Quality Controlling by Quality Function Deployment Method
(Study Case. Prosiding Manajemen, 570–582.

Pagelaran, K. E. C., Malang, K. A. B., Febriano, R., Sniky, L., Budiharti, N., & Priyasmanu, T.
(2021). Pada Industri Kerajinan Gerabah M Enggunakan Metode Quality Function
Deployment ( Qfd ) ( Study Kasus Pada Sentra Kerajinan Gerabah Desa. 4(2), 113–119.

Prabowo, R., & Zoelangga, M. I. (2019). Pengembangan Produk Power Charger Portable
dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD). Jurnal Rekayasa
Sistem Industri, 8(1), 55–62. https://doi.org/10.26593/jrsi.v8i1.3187.55-62

Setyabudhi, A. L., & Saputra, E. (2020). Analisis Pengembangan Produk Charger Handphone
Dengan Menggunakan Metode Quality Function. Engineering And Technology
International Journal, 2(3), 150–157.

Sutiyarno, D., & Chriswahyudi, C. (2019). Analisis Pengendalian Kualitas dan Pengembangan
Produk Wafer Osuka dengan Metode Six Sigma Konsep DMAIC dan Metode Quality
Function Deployment di PT. Indosari Mandiri. JIEMS (Journal of Industrial Engineering
and Management Systems), 12(1), 42–51. https://doi.org/10.30813/jiems.v12i1.1535

Ud, P., & Azzam, P. (2022). Sosialisasi Pengendalian Kualitas Pelayanan Guna Meningkatkan
Kepuasan Pelanggan. 6(2), 59–64.

Anda mungkin juga menyukai