Anda di halaman 1dari 10

E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA


KUALITAS PRODUK SONGKOK
Norman isawega(1), Pregiwati Pusporini(2), Deny Andesta(3)
1
Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiya Gresik
2,3
Dosen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik Jl. Sumatera No. 101
GKB-Gresik 61121.
e-mail : isawega23@gmail.com

ABSTRAK
Songkok atau kopyah merupakan sebuah tambahan pemanis dalam beribadah khususnya di Indonesia.
Ketidaksesuaian songkok dengan ktriteria keinginan konsumen merupakan salah satu kendala dalam upaya
meningkatkan kualitas produk songkok tersebut. Akibat dari songkok yang tidak sesuai dengan keinginan
konsumen, mengakibatkan konsumen tidak merasa puas terdahap produk tersebut dan dapat mengakibatkan
pelanggan beralih ke produk lain yang sudah sesuai dengan kriteria konsumen. Dalam penelitian ini membahas
tentang analisa kualitas produk songkok di salah satu perusahaan, analisa produk songkok yang berkualitas sesuai
dengan atribut keinginan konsumen dan sesuai dengan pengkatagorian Model Kano. Metode yang digunakan
dalam Analisa songkok menggunakan metode pengkatagorian Model Kano dan QFD (Quality Function
Deployment). Untuk data Kano dan QFD menggunakan penyebaran prakuisioner pendahuluan untuk mencari
pengkatagorian konsumen dan selanjutmya penyebaran kuisioner untuk atribut produk songkok, kemudian
dilakukan penyebaran kuisioner kedua untuk mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan atribut produk
songkok serta penyebaran kuisioner untuk mengetahui kepuasan dan kepentingan pesaing. Untuk data penyebaran
kuisioner dilakukan penyebaran sebanyak 90 dari konsumen maupun pelanggan. Berdasarkan pengolahan data
kuisioner dengan bantuan Metode Kano dan metode QFD (Quality Function Deployment) maka didapatkan
kebutuhan yang diinginkan konsumen berdasarkan urutan raw weight konsumen dari yang pertama sampai yang
terakhir label merk songkok (0,087).
Kata Kunci: Model kano, Pengkatagorian, Analisa produk, QFD, Songkok

1. Pendahuluan bordir. UD. President putra dikelola oleh


Pada era saat ini, menghadapi Bapak M. Khohlil sekeluarga yang terletak di
perkembangan pasar yang semakin pesat, Jalan Gubenur Suryo, Kroman Kecamatan
setiap perusahaan harus mampu bersaing Gresik, yang merupakan sentra pembuatan
secara global. Hal ini merupakan tantangan songkok secara turun temurun, perusahan
bagi perusahaan tersebut untuk mampu produk ini tidak memiliki cabang. UD.
berkompetisi memberikan yang terbaik bagi President putra di wilyah gresik melayani
konsumennya. Perusahaan harus mampu penjualan kurang lebih dari 150 kodi songkok
memenuhi keinginan konsumen dalam hal polos dan songkok bordil 75 kodi ditahun 2016
kualitas produk yang dihasilkan. Maka dari itu serta menjual 86 songkok polos dan 80
perusahaan harus mampu meningkatkan songkok bordil ditahun 2017 (sumber UD.
kualitas produknya sebaik mungkin agar dapat President putra), pembuatan produk songkok
bersaing dengan produk lainnya di pasaran. ini juga masih dilakukan dengan cara manual
Karena hanya kosumen yang merasa puas yang dan sebagaian sudah ada mengunakan mesin
akan melakukan pembelian ulang terhadap serta memiliki beberapa tahapan dalam
produk atau jasa yang memberikan kepuasan pembuatan produk
baginya. Menurut (Christian Lasander,2013)
kualitas produk yang berkualitas berperan 1.1. Pengertian QFD(Quality Function
penting dalam membentuk kepuasan Deployment)
konsumen, selain itu juga erat kaitannya dalam Dalam konteks pemuasan kebutuhan
menciptakan keuntungan bagi perusahaan. pelanggan maka kita mengenal konsep Quality
Semakin berkualitas produk yang diberikan Finction Deployment (QFD). Konsep QFD
oleh perusahaan maka kepuasan yang dikembangkan untuk menjamin bahwa produk
dirasakan oleh pelanggan akan semakin tinggi. yang memasuki tahap produksi benar-benar
UD. President putra merupakan salah akan mendapat memuaskan kebutuhan
satu perusahaan industri kecil yang bergerak di pelanggan dengan jalan membentuk tingkat
bidang pembuatan songkok dari berbagai jenis kualitas yang diperlukan dan dengan
contohnya: songkok standart polos, songkok

1
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

kesesuaian yang maksimum, pada setiap tahap upaya yang difokuskan pada tahap
pengembangan produk. perencanaan. Hal yang penting ini
Menurut Cohen, (1995) QFD adalah mengurangi biaya mengenal desain baru
metode terstruktur yang digunakan dalam 5. Mendorong terselenggaranya kinerja dan
proses perencanaan dan pengembangan menghancurkan rintangan antar bagian
produk untuk menetapkan spesifikasi dengan melibatkan pemasaran, rekayasa
kebutuhan dan keinginan konsumen, serta teknik dan pabrikasi sejak awal proyek.
mengevaluasi suatu produk dalam memenuhi Masing – masing anggota tim kerja sama
kebutuhan dan keinginan konsumen. pentingnya dan memiliki sesuatu untuk
Sedangkan menurut Marliana dan Dharmastiti disumbangkan kepada proses.
(2008), QFD adalah metode terstruktur yang 6. Menyediakan suatu cara untuk membuat
dapat digunakan dalam perencanaan dan dokumentasui proses dan menyediakan
pengembangan produk untuk menentukan suatu dasar yang kukuh untuk mengambil
spesifikasi keinginan dan kebutuhan keputusan rancangan. Hal ini sangat
konsumen dan mengevaluasi produk atau jasa membantu menjaga proyek terhadap
secara sistematis dalam memenuhi keinginan perubahan – perubahan personalia yang
dan kebutuhan konsumen. tidak dapat diperkirakan lebih dulu.
Fokus utama dari QFD adalah melibatkan
pelanggan pada proses pengembangan produk 1.3. Tahap Implementasi QFD
sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya Model kano dikembangkan oleh
adalah bahwa pelanggan tidak akan puas (Noriaki Kano, 1984) dalam buku Tony
dengan suatu produk meskipun produk itu Wijaya model Kano bertujuan
telah dihasilkan dengan sempurna bilamana mengkategorikan atribut-atribut produk
mereka tidak menginginkan atau maupun jasa berdasarkan seberapa baik
membutuhkannya. produk/jasa tersebut mampu memuaskan
Dalam metode ini diidentifikasi atribut- kebutuhan pelanggan. Model Kano
atribut keinginan dan kebutuhan dari memberikan tampilan secara linier terhadap
pelanggan atas produk atau jasa yang hasil yang diberikan oleh kinerja suatu produk
diberikan, kemudian diukur tingkat kepuasan atau jasa kepada kepuasan pelanggan yang
pelanggan atas tiap atribut keinginan dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan tersebut.setelah itu dapat diketahui atribut-atribut yang berpotensi menimbulkan
prioritas atribut keinginan dan kebutuhan kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan.
pelanggan yang perlu untuk ditingkatkan. Selain itu Model Kano juga memiliki
Selanjutnya dirumuskan respon-respon teknis kekurangan diantaranya adalah hasil dari
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan atas Model Kano hanya dapat mengelompokkan
atribut tersebut. kebutuhan pelanggan, namun tidak bisa
mengkuantifikasikan nilai performansi
1.2. Manfaat QFD tersebut. Model Kano juga tidak dapat
Manfaat – manfaat utama QFD (Quality menggali alasan dari persepsi pelanggan
Function Deployment) adalah sebagai berikut : mengenai atribut-atribut tertentu. Dalam
1. Memusatkan rancangan prodak dan jasa modelnya, Kano membedakan tiga tipe produk
baru pada kebutuhan pelanggan. yang diinginkan dapat mempengaruhi
Memastikan bahwa kebutuhan pelanggan kepuasan konsumen (Narioki Kano, 1984)
dipahami dan proses desain didorong oleh yaitu (Wijaya, 2018):
kebutuhan pelanggan yang objektif dari 1. Must-be Requirements atau Basic Needs
teknologi Pada kategori keharusan (must-be) atau
2. Mengutamakan kegiatan – kegiatan desain. kebutuhan dari (basic needs), pelanggan
Hal ini memastikan bahwa proses desain menjadi tidak puas apabila kinerja dari
dipusatkan pada kebutuhan peelanggan atribut yang bersangkutan rendah. Tetapi
yang paling berarti kepuasan pelanggan tidak akan meningkat
3. Menganalisis kinerja produk perusahaan jauh diatas netral meskipun kinerja atribut
yang utama untuk memenuhi kebutuhan tersebut tinggi. Artinya jika kategori itu
para pelanggan tidak dipenuhi, maka konsumen akan secara
4. Megurangi banyaknya perubahan desain extreme tidak puas. Disisi lain, karena
setelah dikeluarkan dengan memastikan konsumen menggangap kategori ini sudah

2
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

semestinya, maka pemenuhan kategori ini Tetap jika pada handphone tidak terdapat
tidaaak akan meningkat kepuasan fasilitas tersebut, kepuasan konsumen tidak
konsumen. Misalnya fasilitas short akan menurun. Terakhir, pada kurva teratas
massage service (SMS) pada handphone, ada atribut exeitement yakni atribut yang
itu merupakan fasilitas yang sudah tidak diperkirakan oleh pelanggan. Namun,
seharusnya ada pada handphone keluaran kehadiran atribut ini dapat memberikan
sekarang. Kepuasan konsumen tidak akan tingkat kepuasan yang tinggi kepada
meningkat karena pada handphone terdapat pelanggan, sehingga kemudian
fasilitas sms, tetapi konsumen sama sekali menghasilkan sebuah pengalaman bagi
tidak akan tertarik membeli handphone mereka.
yang tidak memiliki fasilitas sms. Harus diperhatikan pula bahwa
Basic needs di gambarkan oleh kurva yang kategori pelanggan tersebut tidak tetap
terletak paling bawah, yakni merupakan sepanjang masa kategori pelanggan akan
suatu atribut, fungsi, atau dasar yang wajib berubah sesuai dengan perkembangan
ada pada suatu produk/layanan. Ketiadaan waktu. Secara spesifik atribut attrctive akan
faktor-faktor ini dapat mengakibatkan menjadi one dimensional, dan akhirnya
ketidakpuasan pelanggan, komplain, akan menjadi atribut must be.
bahkan kehilangan pelanggan akan
bersikap netral saja. Jadi, basic needs bukan 2. Metode Penelitian
merupakan opsi bagi pemberian layanan, Metedologi penelitian ini bertujuan untuk
melainkan seharusnya ada. memudahkan dalam melakukan penelitian
sehingga penelitian yang dilakukan dapat
2. One-dimensional Requirements atau terstruktur dengan baik. Agar didalam
Performance Needs penyusunan didapatkan data yang objektif dan
Dalam kategori one dimensional atau ilmiah, maka diperlukan cara atau langkah-
performance needs, tingkat kepuasan langkah tertentu yang dapat dipakai sebagai
pelanggan berhubungan linear dengan pedoman dalam menyelidiki dan membahas
kinerja atribut, sehingga kinerja atribut persoalan yang dihadapi
yang tinggi akan mengakibatkan tingginya 2.1. Survei Lapangan
kepuasan pelanggan pula. Misalnya Langkah awal yang dilakuk andala
fasilitas bebas roaming oleh provider penelitian ini adalah melakukan survei
jaringan telekomunikasi, jika fasilitas ini langsung terhadap kondisi tas anak-anak di
diberikan maka kepuasan konsumen akan pasaran. Studi ini di lakukan untuk mengamati
langsung meningkat, tetapi kepuasan secara menyeluruh terhadap kondisitas saat ini.
konsumen akan langsung menurun jika 2.2. Identifikasi Masalah
fasilitas tersebut tidak ada. Selanjutnya, di Identifikasi permasalahan dilakukan
atas kurva basic needs ada atribut melalui studi pendahuluan pada UD. President
performance. Semakin baik kinerja dari putra gresik. Permasalahan yang dihadapi oleh
atribut ini, maka tingkat kepuasan perusahan adalah banyaknya komplain
pelanggan juga semakin tinggi. Sebaliknya, pelanggan mengenai kualitas jasa produk.
kinerja yang buruk dari atribut ini juga 2.3. Perumusan Masalah dan Tujuan
dapat menurunkan kepuasan pelanggan. Penelitian
Tahap awal merupakan tahap penyusunan
3. Attractive Requirements atau Excitement kuesioner berdasarkan kebutuhan konsumen.
Needs Kuesioner awal yang dibuat merupakan
Sedangkan pada kategori attractive kuesioner terbuka. Adapun teknik
atau excitement needs, tingkat kepuasan pengumpulan data dengan memberikan
pelanggan akan meningkat sampai tinggi sejumlah pertanyaan kepada responden. Daftar
dengan meningkatnya kinerja atribut. Akan pertanyaan yang disusun merupakan
tetapi penurunan kinerja atribut tidak akan pertanyaan terbuka, dimana pertanyaan
menurunkan tingkat kepuasan. Misalnya tersebut berguna untuk menggali kebutuhan
pada handphone diberikan fasilitas mp3, konsumen yang sebenarnya. Setelah itu
maka kepuasan konsumen akan meningkat dilakukan penyebaran prakuisioner lalu
sangat tinggi, karena konsumen tidak pengumulan hasil prakuisioner.
menuntut fasilitas tersebut disediakan.

3
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

3. Pengumpulan dan Pengelolahan data a. Pengumpulan data tingkat kepentingan


3.1. Analisa dan Implemenasi Data dan tingkat kepuasan konsumen
Tahap analisa dan interpretasi terhadap produk tas.
merupakan tahap teknis dan implementasi dari b. Data Antopometri untuk perancangan
hasil pengolahan data dengan menggunakan tas.
metode Kano dan QFD terhadap permasalahan
yang diambil terkait dengan kualitas produk 3.3. Uji Kecukupan Data
songkok di UD. President putra Gresik Uji kecukupan data digunakan untuk
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan memperoleh hasil minimum responden yang
keinginan dari konsumen. dianjurkan dengan menggunakan persamaan
1. Analisa Kategori Kano Hasil Bernoulli dengan Tingkat kesalahan (e) 0,05,
pengkategorian atribut yang sudah Proporsi Jumlah Kuisioner yang dianggap
dikategorikan sesuai dengan kategori Kano. benar (p) sebesar 95% dan Proporsi Jumlah
2. Analisa Preferensi Kebutuhan Pelanggan Kuisioner yang dianggap salah (q) sebesar 5%.
Pada tahapan ini dilakukan analisa terhadap Maka jumlah sampel minimum :
kebutuhan-kebutuhan konsumen yang
menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan (Ζα/₂)2 . p . q
kualitas agar sesuai dengan keinginan dari N≥

konsumen pada UD. President putra. (1,96)2 . 0,95 . 0,05
Tahapan ini terdiri dari prioritas keinginan N≥
konsumen dilihat dari besarnya nilai raw 0,05²
N ≥ 72,98 = 73
weight dari setiap atribut, dimana
didalamnya terdapat Tingkat kepentingan,
3.4. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas
Tingkat kepuasan, Goal, Improvement
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
Ratio dan Sales Point.
apakah data tingkat kepentingan dan kepuasan
3. Analisa Respon Teknis Pada tahapan ini
konsumen dari penyebaran kuisioner yang
menjelaskan bahwa hal-hal yang
dikumpulkan sudah valid dan reliabel.
mempuyai pengaruh dalam perbaikan
Pengujian ini dilakukan menggunakan
kualitas dan berhubungan dengan
software SPSS 15. Dikatakan valid jika nilai r
keinginan konsumen.
hitung > r tabel dan dikatakan Reliabel jika
4. Analisa respon teknis meliputi kontribusi
nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,70.
dari prioritas serta korelasi antar respon
teknis.
3.5. Uji Keseragaman Data
5. Usulan Perbaikan Usulan perbaikan
Uji keseragaman data dilakukan dengan
diperlukan guna memperbaiki atribut yang
menentukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan
dirasa oleh konsumen belum memenuhi
Batas Kontrol Bawah (BKB) dari data-data
kepuasan konsumen. Perusahaan harus
yang terkumpul. Jika terdapat data-data yang
mampu memenuhi agar dapat
berada di luar batas-batas kendali, data
meningkatkan kualitas layanan.
tersebut akan dihapus, kemudian BKA dan
3.2. Pengumpulan Data
BKB akan dihitung kembali. Rumus
Penelitianinimembutuhkanpengumpulan
penentuan BKA dan BKB adalah sebagai
data-data yang diperlukan untuk memecahkan
berikut:
permasalahan yang terjadi dengan
BKA = X͞ + k. σ
menggunakan metode kuisioner dan
BKB = X͞ - k. σ
wawancara. Data-data yang dibutuhkan yaitu
Keterangan :
data kualitatif dan data kuantitatif. Berikut ini
BKA = batas kontrol atas
adalah data-data yang diperlukan :
BKB = batas kontrol bawah
1. Data Kualitatif :
x = nilai rata-rata
a. Atribut-artibut dari produk tas.
K = tingkat keyakinan
b. Respon teknis yang dimiliki oleh
σ = standart deviasi
perusahaan.
c. Data ketidaknyamanan pengguna tas
3.6. Pembuatan Rumah Kualitas (House of
2. Data Kuantitatif
Quality)

4
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Setelah data sudah terkumpul dan diolah, untuk membantu perancangan desain tas.Data
maka selanjutnya yaitu pembuatan Rumah ini diperoleh dari penyebaran kuisioner
Kualias (House of Quality). Langkah-langkah pendahuluan kepada 30 responden. Hal ini
pembuatan rumah kualitas yaitu : dilakukan untuk memperoleh data berupa
1. Menentukan Voice of Customer atribut-artibut yang diinginkan atau
2. Menentukan Respon Teknis diharapkan oleh konsumen dari produk tas.
3. Menentukan Relationship Matriks Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner
4. Menentukan Planning Matriks pendahuluan.
5. Menentukan Technical Korelasi 4.2 Pengumpulan Data Kepentingan dan
6. Menentukan Technical Matriks Kepuasan
Dalam pengumpulan data ini dilakukan
3.7. Survet awal melalui penyebaran kuisioner kepada 100
Penelitian pada tahap awal ini dilakukan responden yang mengetahui produk UD.
dengan cara melakukan penyebaran kuisioner President putra, teknis pengumpulan yang
terbuka terhadap pengguna Songkok President digunakan secara umum adalah sebagai
putra. Dimana cara tersebut dilakukan untuk berikut
mengetahui kondisi dan masalah apa yang 4.3. Importance to Customer
dihadapi oleh konsumen terhadap Songkok Berfungsi untuk menunjukkan tingkat
tersebut, dan juga untuk mengidentifikasi kepentingan masing-masing atribut. untuk
kebutuhan kosumen terhadap Model Songkok memperoleh importance to customer ini
yang diinginkan. Data hasil kuisioner terbuka diperoleh dari pengumpulan data dari hasil
tersebut akan dipertimbangkan untuk kuisioner tingkat kepentingan dengan rumus
menyusun kuisioner pada tahap model Kano. sebagai berikut :
𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡
3.8. Analisa dan Interpretasi Data N
Pada tahap ini akan diuraikan mengenai Tabel 4.5. Urutan Tingkat Kepentingan
alasan dan interpretasi terhadap pengolahan Atribut & Nilai Improvement Ratio
data yang telah diperoleh sehingga dapat
dianalisa dan diinterpretasikan hasilnya.

3.9. Kesimpulan dan Saran


Sebagai langkah terakhir dari penelitian
adalah menarik kesimpulan dari hasil
penelitian yang dilakukan dan saran-saran
untuk penelitian selanjutnya serta saran untuk
perusahaan tempat melakukan penelitian
sebagai masukan-masukan untuk memperbaiki
kekurangan yang ada pada perusahaan tersebut
supaya diperoleh suatu manfaat dari penelitian
ini. 4.4 House of Quality
Dari hasil perhitungan diatas kemudian
4. Pengumpulan dan Pengolahan Data disusun sebuah rumah kualitas. Gambar dari
4.1. Pengumpulan Data Atribut rumah kualitas (House of Quality) adalah
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan sebagai berikut :
data-data yang diperlukan dalam penelitian

5
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

produk/layanan tidak dapat memenuhi


4.5. Pengelolahan Data Model Kano kebutuhan ini, pelanggan akan merasa
Pada tahap ini langkah awal yang sangat tidak puas. Kebutuhan ini harus
dilakukan yaitu penyebaran kuisioner Kano dipelajari dari keluhan yang didapat dari
terhadap 90 responden. Dimana dalam para pelanggan.
kuisioner Kano dibagi menjadi 2 klasifikasi Atribut yang masuk kedalam kategori
yaitu Fungsional dan Disfungsional serta Must-be antara lain:
atribut-atribut kuisioner diperoleh dari a. Kain bahannya halus
pertimbangan hasil dari kuisioner awal yaitu b. Bahan benang songkok berkualitas
kuisioner terbuka. Data yang telah c. Warna bordil cerah
dikumpulkan melalui kuisioner yang telah diisi d. Label merk kuat
oleh para responden terhadap pertanyaan e. Kain songkok tidak mudah kotor
fungsional dan disfungsioanl digunakan untuk 5.2. Analisa Prioritas Kebutuhan
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan Pelanggan
kedalam kategori-kategori Kano. Namun Matriks perencanaan dan rumah kualitas
sebelumnya dilakukan perhitungan uji yang telah dibentuk akan terdapat prioritas
validitas dan reliabilitas terhadap hasil kepentingan konsumen. Bagian ini berisi nilai-
kuisioner tersebut. nilai yang menentukan untuk atribut-atribut
keinginan-keinginan apa yang paling penting
5. Analisa dan Interpretasi Data bagi konsumen. Berikut ini akan menjelaskan
5.1. Analisia Kategori Kano urutan prioritas keinginan konsumen menurut
Tabel dibuat berdasarkan hasil tingkat kepuasan, tingkat kepentingan dan
pengkategorian atribut yang sudah bobot tiap atribut. Tingkat kepuasan konsumen
dikategorikan sesuai dengan kategori Kano. terhadap produk songkok di UD. President
Berikut ini adalah hasil pemetaan atribut putra dinyatakan dalam dua bagian, yaitu
pernyataan dengan kategori Kano: penilaian terhadap tingkat kepuasan yang
1. Kategori Must-be diterima oleh konsumen di UD. President putra
Kebutuhan ini sangat mendasar karena dan tingkat kepuasan pesaing.
tidak diungkapkan secara langsung oleh Jika nilai kepuasan terhadap atribut
para pelanggan. Namun, kebutuhan ini rendah, maka konsumen belum merasa akan
harus diidentifikasi karena sangatlah pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
penting bagi pelanggan. Kebutuhan ini Begitu juga sebaliknya, apabila nilai dari suatu
diperkirakan ada pada produk/layanan. Jika atribut besar, maka konsumen akan merasa

6
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

puas dan mereka tidak mungkin memilih 1. Kain songkok tidak mudah sobek sangat
pelayanan yang diberikan oleh pesaingnya. kuat dengan pembelihan bahan kain
Dari atribut-atribut yang mempunyai nilai songkok yang berkualitas dan hubungan
jelek akan perlu untuk dilakukan perbaikan. sedang dengan penjahitan yang sesuai
Agar lebih jelas lihat gambar 5.1. Dalam dengan standart perusahaan serta
tabel dibawah ini terdapat urutan prioritas mungkinada hubungan di SDM yang
tingkat kepuasan konsumen terhadap sesuatu handal.
atribut. Untuk kriteria-kriteria tersebut dimulai 2. jahitan songkok dobel dan rapi hubungan
dari atribut yang mempunyai nilai kepuasan sedang dengan penjahitan yang sesuai
yang paling tinggi ke rendah. Adapun standart perusahaan dan sangat kuat SDM
urutannya sebagai berikut: yang handal dan mungkin ada hubungan
1. Kain atau bahanya halus dengan pembelihan benang bordil songkok
2. Kain songkok tidak mudah kotor bervariasi.
3. Bahan benang songkok berkualitas 3. Jahitan songkok kuat sangat kuat dengan
4. Warna bordil cerah penjahitan sesuai standart perusahaan dan
5. Warna kain songkok tidak mudah luntur hubungan sedang dengan SDM yang
6. Kain songkok tidak mudah sobek handal dan mungkin ada hubungan dengan
7. Jahitan songkok dobel dan rapi pembelihan benang bordil songkok
8. Jahitan songkok kuat bervariasi.
9. Bahan kertas songkok tidak mudah kaku 4. Bahan kain songkok halus sangat kuat
10. Label merek kuat dengan pembelihan bahan kain songkok
yang berkualitas dan mungkin ada
hubungan penjahitan yang sesuai standart
perusahaan.
5. Bahan benang songkok berkualitas mungkin
ada hubungan dengan pemeliharaan setiap
proses produksi dan sangat kuat
pembelihan benang sesuai standart dan
mungkin ada hubungan dengan pembelihan
benang bordil songkok bervariasi.
6. Warna bordil cerah mungkin ada hubungan
dengan pemeliharaan bahan setiap proses
produksi dan mungkin ada hubungan
pembelihan bahan benang sesuai standart,
dan sangat kuat SDM yang handal dan
hubungan kuat dengan pembelihan benang
bordil songkok bervariasi.
7. Bahan kertas songkok tidak mudah kaku
mungkinada hubungan dengan penjahitan
yang sesuai standart perusahaan, dan sangat
kuat pemeliharaan bahan setiap proses
produksi dan mungkin ada hubungan SDM
yang handal.
8. Warna kain songkok tidak mudah luntur
sangat kuat pembelihan bahan kain
songkok yang berkualitas.
9. Label merk songkok kuat hubungan sedang
5.3. Analisa Matrik Hubungan dengan penjahitan yang sesuai standart
Matrik ini menjelaskan tetang hubungan antara perusahaan dan sangat kuat SDM yang
matrik dalam Voice of Customer dengan handal.
respon teknis, sehingga dihasilkan simbol- 10. Kain songkok tidak mudah kotor sangat
simbol yang mempunyai nilai dan nilai kuat pembelihan nahan kain songkok yang
tersebut tergantung dari seberapa kuat berkualitas dan mungkin ada hubungan
hubungannya. dengan SDM yang handal.

7
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

6. Kesimpulan dan Saran 2. Warna kain songkok tidak mudah


6.1. Kesimpulan luntur (One-dimensioanal)
Pada tahapan ini di jelaskan tentang 4. Metode Quality Function Deployment
kesimpulan yang dapat diambil untuk (QFD) dapat menjelaskan sebagai alat
penelitian yang berjudul “Analisa Kualitas bantu untuk mengetahui dan memahami
Layanan Dengan Model Kano Dan Quality keinginan dan kebutuhan konsumen, serta
Function Deployment (QFD) Pada UD. dapat juga di gunakan sebagai alat
President putra”. Berdasarkan analisa dan pemberi informasi dalam
evaluasi yang dilakukan dapat diperoleh mengidentifikasi produk/jasa yang sesuai
beberapa kesimpulan sebagai berikut: dengan kebutuhan konsumen. Atribut-
1. Kualitas produk songkok pada UD. atribut kriteria untuk produk songkok UD.
President putra jasa saat ini dapat dilihat dari President putra kemudian dilakukan
tingkat kepuasannya, tapi ada beberapa atribut perhitungan dengan membuat rumah
yang harus di perbaiki dilihat dari nilai kulitas.
normalisasi raw weight yang tinggi agar dapat Dari hasil perhitungan Normalisasi
memenuhi keinginan konsumen. Raw Weight diperoleh urutan atribut yang
2. Atribut kualitas produk yang berpengaruh mempengaruhi kualitas jasa produk
terhadap kepuasan konsumen pada perusahaan songkok UD. President putra menurut
Produk songkok UD. President putra dapat voice of customer yang harus
dilihat pada tingkat kepentingan yaitu: diperhatikan oleh pihak perusahaan JNE
a.Bahan kain songkok halus (4,87) Express antara lain Warna bordil songkok
b.Kain songkok tidak mudah kotor (4,82) cerah (0,116), Warna kain songkok tidak
c. bahan benang songkok berkualitas (4,80) mudah luntur (0,115), Kain songkok tidak
d. warna bordil songkok cerah (4,68) muah kotor (0,103), Bahan kain songkok
e.Warna kain songkok tidak muah luntur halus (0,099), Bahan benang songkok
(4,63) berkualitas (0,097), Kain songkok tidak
f. Kain songkok tidak mudah sobek (4,60) mudah sobek (0,094), Jahitan songkok
g. Jahitan songkok dobel dan rapi (4,58) dobel dan rapi (0,093), Jahitan songkok
h. Jahitan songkok kuat (4,52) kuat (0,092), Bahan kertas songkok tidak
i. Bahan kertas songkok tidak mudah kaku muah kaku (0,088), Label merk songkok
(4,48) kuat (0,087).
j. Lebel merk songkok kuat (4,45) Faktor-faktor yang menjadi technical
3. Metode Kano digunakan untuk response dalam memperbaiki kualitas
mengkategorikan Atribut sesuai Kategori produk songkok UD. President putra
Kano yang di selesaikan dengan metode berdasarkan house of quality adalah
QFD. Didapat dari hasil analisa metode pembelihan bahan kain songkok yang
Kano dalam mengkategorikan atribut berkualitas, penjahitan yang sesuai
kedalam kategori kano, yaitu: standart SNI, pemeliharaan bahan setiap
a. Atribut dalam (Attractive) yaitu: proses produksi, pembelihan bahan
1. Kain tidak mudah sobek (Attractive) benang sesuai standart, SDM yang
2. Jahitan dobel dan rapi (Attractive) handal.
3. Jahitanya kuat (Attractive) 4. Berdasarkan hasil analisa pengolahan
b. Atribut dalam (Must-be) yaitu: data di bab V maka penulis
1. Kain atau bahanya halus (Must-be) merekomendasikan usulan perbaikan
2. Bahan benang songkok berkualitas pada:
(Must-be) 1. Warna bordil songkok cerah (0,116)
3. Warna bordil cerah (Must-be) • Pembelihan bahan benang sesuai
4. Label merk kuat (Must-be) standart
5. Kain songkok tidak mudah kotor Dengan melakukan pembelihan benang
(Must-be) sesuia standart maka kualitas dari produk
c. Atribut dalam (One-dimensioanal) tersebut sudah pasti bermutu dan
yaitu: menjamin keawetan bagi benang tersebut.
1. Bahan kertas tidak mudah kaku (One- • Penjahitan yang sesuai standart
dimensioanal) perusahaan

8
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Dalam setiap proses produksi songkok penjahitan yang sesuai pengaturan


ada dimana dilakukan dengan kesesuaian perusahaan.
penjahitan yang sesuai standart Adapun usulan perbaikan yang dapat
perusahaan, oleh karna itu penjahitan diberikan adalah ukuran songkok tidak
songkok tersebut harus melalui ketetapan sesuai, jadi apabila konsumen ingin
penjahitan yang sesuai pengaturan menukar songkok dapat menghubungi
perusahaan. pihak UD. President putra untuk menukar
• SDM yang handal produk yang dibeli hal tersebut mampu
SDM yang handal merupakan hal memberikan nilai tambah.
terpenting dalam proses produksi karna
pembuatan songkok di lakukan dengan 2 6.2. Saran
tahap yaitu manual dan mesin khususnya 6.2.1. Untuk Perusahaan
bordil. UD. President putra harus lebih
• Pembelihan benang bordil songkok memperhatikan atribut-atribut yang
bervariasi mempunyai tingkat kepuasan yang rendah,
Pembelihan bahan benang bordil yang sehingga dapat memenuhi kepuasan
dilakukan perusahaan itu sangat konsumen. Untuk mendapatkan hasil
bervariasi akan dapat memberi pemilihan pengembangan produk/jasa yang memuaskan,
model warna benang bordil maka perusahaan harus memperhatikan
2. Warna kain songkok tidak mudah beberapa hal, yaitu: faktor manajemen
luntur (0,115) pengembanga produk/jasa juga komplain-
• Pembelihan bahan kain songkok yang komplain dari konsumen. Sehingga
berkualitas perusahaan dapat mengetahui seberapa jauh
Pembelihan merupakan hal terpenting tingkat pelayanan yang diberikan kepada
karena bahan utama pembuatan adalah konsumen.
pembelihan bahan kain tersebut yang 6.2.2. Untuk Penelitian Selanjutnya
tetntunya berkualitas Sebagai peneliti, mungkin penelitian ini
3. Kain songkok tidak muah kotor (0,103) masih dari kata sempurna namun diharapkan
• Pembelihan bahan kain songkok yang penelitian ini dapat dijadikan sedikit masukan,
berkualitas saran dari peneliti semoga bermanfaat dan
Pembelihan merupakan hal terpenting berguna. Bagi para peneliti yang menggunakan
karena bahan utama pembuatan adalah metode ini, diharapkan lebih disempurnakan
pembelihan bahan kain tersebut yang lagi dalam menentukan atribut yang ada guna
tetntunya berkualitas meningkatkan kualitas produk songkok.
• SDM yang handal Dalam laporan ini peneliti menggunakan
SDM yang handal merupakan hal Metode Kano dan Quality Function
terpenting dalam proses produksi karna Deployment (QFD) di UD. President putra
pembuatan songkok di lakukan dengan 2 untuk menyelesaikan permasalahan.
tahap yaitu manual dan mesin khususnya 7. Daftar Pustaka
bordil. Ardihiyani, N. (2009). Integrating Serqual
4. Bahan kain songkok halus (0,099) with Kano Into Quality fungction
• Pembelihan bahan kain songkok yang Deployment (QFD) For Better Quality of
berkualitas Service (Case Study: PT. Pos Indonesia).
Pembelihan merupakan hal terpenting Institut sepuluh November: Jurnal Teknik
karena bahan utama pembuatan adalah Industri. Surabaya.
pembelihan bahan kain tersebut yang Akao, Y. (1990). Quality Function
tetntunya berkualitas Deployment: Integrating Customer
• Penjahitan yang sesuai standart Requirements into Product Design.
perusahaan Translated by Glenn H. Ty Press.
Dalam setiap proses produksi songkok Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian,
ada dimana dilakukan dengan kesesuaian Suatu Pendekatan praktek. PT. Rineka
penjahitan yang sesuai standart Cipta. Jakarta.
perusahaan, oleh karna itu penjahitan Cohen, L. (1995). Quality Function
songkok tersebut harus melalui ketetapan Deployment: How to Make QFD Work for

9
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

You. United States of America: Addison Metode Servqual, Kano dan AHP di
Wisley Pubhlising. Paddock Gresik. Skripsi: Universitas
Endah, U. (2015). Pendekatan model kano Muhammadiyah Gresik.
pada quality functional development Supranto. (2001). Pengukuran Tingkat
untuk perbaikan kualitas kegiatan belajar Kepuasan Pelanggan untuk Menaikan
mengajar. Jurnal Universitas Pangsa Pasar. Penerbit Rineka Cipta.
Muhammadiyah Surakarta. Jakarta.
Fatimatuzzahra. M, (2018). Analisa Kualitas Suryani. (2008). Implikasi Pada Strategi
Layanan dengan Model Kano dan Quality Pemasaran. Graha Ilmu Perilaku
Function Deployment. Skripsi: Konsumen. Yogyakarta.
Universitas Muhammadiyah Gresik. Tan, K.C. and T.A. Pawitra, (2001).
Gresik. Integratting Servqual and Kano’s
Foster, S, T. (2007). Managing Quality ; An Model into QFD for Service Execelent
Integrative Approach. Third sedition New Development. Managing Service
Jerseay :Pearson Eductio, Inc. Quality.
Groth, M. (2008). Pengetesan dan Tjiptono, F. (2008). Strategi pemasaran. Edisi
Pemeriksaan Psikologi. Jilid 1. PT III.Yogyakarta: Andi offset.
Indeks. Jakarta. Umarto. (2014). Analisa Layanan Tenaga
Gaspersz (2002). Manajemen kualitas. PT Pendidik dan Kependidikan Terhadap
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kepuasan Konsumen Dengan Metode
Jayati Wilar, 2013, “Perencanaan Kualitas Servqual dan Quality Function
Layanan Jasa Jimmy’s Pub dengan Deployment (QFD) di SMK PGRI
Serqual Method, Kano Model, metode Gresik. Skripsi: Universitas
Quality Function Deployment (QFD)”, Muhammadiyah Gresik.
Universitas Trunojoyo, Madura. Ulrich Karl, & Steven D. Eppinger, (2001).
Jayanti, Yenny Novi, 2013, “Peningkatan Perancangan & Pengembangan
kualitas layanan pengujian data kalibrasi Produk. Salemba Teknika, Jakarta.
peralatan kesehatan menggunakan Walpole, R. (1995). Pengatar statistika, edisi
intregrasi serqual method, kano model ke 3. Penerbit PT.Gramedia Pustaka,
dan quality function deployment (QFD)”. Jakarta.
Universitas Indonesia, Jakarta. Wijaya, T. (2018). Manajemen Kualitas Jasa.
Kano, N. (1984). Attractive Quality and Must- Edisi 2 Cetakan 1. PT. Indeks. Jakarta.
be Quality. The jurnal of japanese socity Walden, D. (1993). A special issue on kano’s
for quality contro, Vol. 2, No 2,. methods for understanding customer
Japanese. defind quality, Vol 1, No 1-3. The
Kotler, P. (1994). Marketing Management : center for quality of manajemen journal.
Analysis, Planning, Implementation, and
Control. Prentice-Hall, Inc. New Jersey.
Mafazah, N. (2014). Penerapan Metode
Quality Function Deployment untuk
pengembangan desain motif batik khas
Kalimantan timur. Jurnal Politeknik
negeri samarinda. Kalimantan.
Ramandhani. Y. (2015). Peningkatan Kualitas
Layanan Menggunakan Metode Quality
Function dan Kano. Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang,
Singgih, M, L. (2014). Pengembangan model
integrasi Kano untuk optimasi kepuasan
konsumen. Jurnal ITS.
Santoso, S. (2002). Konsep dan Aplikasi
dengan SPSS. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Sumaryono. (2013). Analisis Kualitas Jasa
Layanan Pencucian Mobil dengan

10

Anda mungkin juga menyukai