ABSTRAK
Songkok atau kopyah merupakan sebuah tambahan pemanis dalam beribadah khususnya di Indonesia.
Ketidaksesuaian songkok dengan ktriteria keinginan konsumen merupakan salah satu kendala dalam upaya
meningkatkan kualitas produk songkok tersebut. Akibat dari songkok yang tidak sesuai dengan keinginan
konsumen, mengakibatkan konsumen tidak merasa puas terdahap produk tersebut dan dapat mengakibatkan
pelanggan beralih ke produk lain yang sudah sesuai dengan kriteria konsumen. Dalam penelitian ini membahas
tentang analisa kualitas produk songkok di salah satu perusahaan, analisa produk songkok yang berkualitas sesuai
dengan atribut keinginan konsumen dan sesuai dengan pengkatagorian Model Kano. Metode yang digunakan
dalam Analisa songkok menggunakan metode pengkatagorian Model Kano dan QFD (Quality Function
Deployment). Untuk data Kano dan QFD menggunakan penyebaran prakuisioner pendahuluan untuk mencari
pengkatagorian konsumen dan selanjutmya penyebaran kuisioner untuk atribut produk songkok, kemudian
dilakukan penyebaran kuisioner kedua untuk mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan atribut produk
songkok serta penyebaran kuisioner untuk mengetahui kepuasan dan kepentingan pesaing. Untuk data penyebaran
kuisioner dilakukan penyebaran sebanyak 90 dari konsumen maupun pelanggan. Berdasarkan pengolahan data
kuisioner dengan bantuan Metode Kano dan metode QFD (Quality Function Deployment) maka didapatkan
kebutuhan yang diinginkan konsumen berdasarkan urutan raw weight konsumen dari yang pertama sampai yang
terakhir label merk songkok (0,087).
Kata Kunci: Model kano, Pengkatagorian, Analisa produk, QFD, Songkok
1
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)
kesesuaian yang maksimum, pada setiap tahap upaya yang difokuskan pada tahap
pengembangan produk. perencanaan. Hal yang penting ini
Menurut Cohen, (1995) QFD adalah mengurangi biaya mengenal desain baru
metode terstruktur yang digunakan dalam 5. Mendorong terselenggaranya kinerja dan
proses perencanaan dan pengembangan menghancurkan rintangan antar bagian
produk untuk menetapkan spesifikasi dengan melibatkan pemasaran, rekayasa
kebutuhan dan keinginan konsumen, serta teknik dan pabrikasi sejak awal proyek.
mengevaluasi suatu produk dalam memenuhi Masing – masing anggota tim kerja sama
kebutuhan dan keinginan konsumen. pentingnya dan memiliki sesuatu untuk
Sedangkan menurut Marliana dan Dharmastiti disumbangkan kepada proses.
(2008), QFD adalah metode terstruktur yang 6. Menyediakan suatu cara untuk membuat
dapat digunakan dalam perencanaan dan dokumentasui proses dan menyediakan
pengembangan produk untuk menentukan suatu dasar yang kukuh untuk mengambil
spesifikasi keinginan dan kebutuhan keputusan rancangan. Hal ini sangat
konsumen dan mengevaluasi produk atau jasa membantu menjaga proyek terhadap
secara sistematis dalam memenuhi keinginan perubahan – perubahan personalia yang
dan kebutuhan konsumen. tidak dapat diperkirakan lebih dulu.
Fokus utama dari QFD adalah melibatkan
pelanggan pada proses pengembangan produk 1.3. Tahap Implementasi QFD
sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya Model kano dikembangkan oleh
adalah bahwa pelanggan tidak akan puas (Noriaki Kano, 1984) dalam buku Tony
dengan suatu produk meskipun produk itu Wijaya model Kano bertujuan
telah dihasilkan dengan sempurna bilamana mengkategorikan atribut-atribut produk
mereka tidak menginginkan atau maupun jasa berdasarkan seberapa baik
membutuhkannya. produk/jasa tersebut mampu memuaskan
Dalam metode ini diidentifikasi atribut- kebutuhan pelanggan. Model Kano
atribut keinginan dan kebutuhan dari memberikan tampilan secara linier terhadap
pelanggan atas produk atau jasa yang hasil yang diberikan oleh kinerja suatu produk
diberikan, kemudian diukur tingkat kepuasan atau jasa kepada kepuasan pelanggan yang
pelanggan atas tiap atribut keinginan dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan tersebut.setelah itu dapat diketahui atribut-atribut yang berpotensi menimbulkan
prioritas atribut keinginan dan kebutuhan kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan.
pelanggan yang perlu untuk ditingkatkan. Selain itu Model Kano juga memiliki
Selanjutnya dirumuskan respon-respon teknis kekurangan diantaranya adalah hasil dari
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan atas Model Kano hanya dapat mengelompokkan
atribut tersebut. kebutuhan pelanggan, namun tidak bisa
mengkuantifikasikan nilai performansi
1.2. Manfaat QFD tersebut. Model Kano juga tidak dapat
Manfaat – manfaat utama QFD (Quality menggali alasan dari persepsi pelanggan
Function Deployment) adalah sebagai berikut : mengenai atribut-atribut tertentu. Dalam
1. Memusatkan rancangan prodak dan jasa modelnya, Kano membedakan tiga tipe produk
baru pada kebutuhan pelanggan. yang diinginkan dapat mempengaruhi
Memastikan bahwa kebutuhan pelanggan kepuasan konsumen (Narioki Kano, 1984)
dipahami dan proses desain didorong oleh yaitu (Wijaya, 2018):
kebutuhan pelanggan yang objektif dari 1. Must-be Requirements atau Basic Needs
teknologi Pada kategori keharusan (must-be) atau
2. Mengutamakan kegiatan – kegiatan desain. kebutuhan dari (basic needs), pelanggan
Hal ini memastikan bahwa proses desain menjadi tidak puas apabila kinerja dari
dipusatkan pada kebutuhan peelanggan atribut yang bersangkutan rendah. Tetapi
yang paling berarti kepuasan pelanggan tidak akan meningkat
3. Menganalisis kinerja produk perusahaan jauh diatas netral meskipun kinerja atribut
yang utama untuk memenuhi kebutuhan tersebut tinggi. Artinya jika kategori itu
para pelanggan tidak dipenuhi, maka konsumen akan secara
4. Megurangi banyaknya perubahan desain extreme tidak puas. Disisi lain, karena
setelah dikeluarkan dengan memastikan konsumen menggangap kategori ini sudah
2
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)
semestinya, maka pemenuhan kategori ini Tetap jika pada handphone tidak terdapat
tidaaak akan meningkat kepuasan fasilitas tersebut, kepuasan konsumen tidak
konsumen. Misalnya fasilitas short akan menurun. Terakhir, pada kurva teratas
massage service (SMS) pada handphone, ada atribut exeitement yakni atribut yang
itu merupakan fasilitas yang sudah tidak diperkirakan oleh pelanggan. Namun,
seharusnya ada pada handphone keluaran kehadiran atribut ini dapat memberikan
sekarang. Kepuasan konsumen tidak akan tingkat kepuasan yang tinggi kepada
meningkat karena pada handphone terdapat pelanggan, sehingga kemudian
fasilitas sms, tetapi konsumen sama sekali menghasilkan sebuah pengalaman bagi
tidak akan tertarik membeli handphone mereka.
yang tidak memiliki fasilitas sms. Harus diperhatikan pula bahwa
Basic needs di gambarkan oleh kurva yang kategori pelanggan tersebut tidak tetap
terletak paling bawah, yakni merupakan sepanjang masa kategori pelanggan akan
suatu atribut, fungsi, atau dasar yang wajib berubah sesuai dengan perkembangan
ada pada suatu produk/layanan. Ketiadaan waktu. Secara spesifik atribut attrctive akan
faktor-faktor ini dapat mengakibatkan menjadi one dimensional, dan akhirnya
ketidakpuasan pelanggan, komplain, akan menjadi atribut must be.
bahkan kehilangan pelanggan akan
bersikap netral saja. Jadi, basic needs bukan 2. Metode Penelitian
merupakan opsi bagi pemberian layanan, Metedologi penelitian ini bertujuan untuk
melainkan seharusnya ada. memudahkan dalam melakukan penelitian
sehingga penelitian yang dilakukan dapat
2. One-dimensional Requirements atau terstruktur dengan baik. Agar didalam
Performance Needs penyusunan didapatkan data yang objektif dan
Dalam kategori one dimensional atau ilmiah, maka diperlukan cara atau langkah-
performance needs, tingkat kepuasan langkah tertentu yang dapat dipakai sebagai
pelanggan berhubungan linear dengan pedoman dalam menyelidiki dan membahas
kinerja atribut, sehingga kinerja atribut persoalan yang dihadapi
yang tinggi akan mengakibatkan tingginya 2.1. Survei Lapangan
kepuasan pelanggan pula. Misalnya Langkah awal yang dilakuk andala
fasilitas bebas roaming oleh provider penelitian ini adalah melakukan survei
jaringan telekomunikasi, jika fasilitas ini langsung terhadap kondisi tas anak-anak di
diberikan maka kepuasan konsumen akan pasaran. Studi ini di lakukan untuk mengamati
langsung meningkat, tetapi kepuasan secara menyeluruh terhadap kondisitas saat ini.
konsumen akan langsung menurun jika 2.2. Identifikasi Masalah
fasilitas tersebut tidak ada. Selanjutnya, di Identifikasi permasalahan dilakukan
atas kurva basic needs ada atribut melalui studi pendahuluan pada UD. President
performance. Semakin baik kinerja dari putra gresik. Permasalahan yang dihadapi oleh
atribut ini, maka tingkat kepuasan perusahan adalah banyaknya komplain
pelanggan juga semakin tinggi. Sebaliknya, pelanggan mengenai kualitas jasa produk.
kinerja yang buruk dari atribut ini juga 2.3. Perumusan Masalah dan Tujuan
dapat menurunkan kepuasan pelanggan. Penelitian
Tahap awal merupakan tahap penyusunan
3. Attractive Requirements atau Excitement kuesioner berdasarkan kebutuhan konsumen.
Needs Kuesioner awal yang dibuat merupakan
Sedangkan pada kategori attractive kuesioner terbuka. Adapun teknik
atau excitement needs, tingkat kepuasan pengumpulan data dengan memberikan
pelanggan akan meningkat sampai tinggi sejumlah pertanyaan kepada responden. Daftar
dengan meningkatnya kinerja atribut. Akan pertanyaan yang disusun merupakan
tetapi penurunan kinerja atribut tidak akan pertanyaan terbuka, dimana pertanyaan
menurunkan tingkat kepuasan. Misalnya tersebut berguna untuk menggali kebutuhan
pada handphone diberikan fasilitas mp3, konsumen yang sebenarnya. Setelah itu
maka kepuasan konsumen akan meningkat dilakukan penyebaran prakuisioner lalu
sangat tinggi, karena konsumen tidak pengumulan hasil prakuisioner.
menuntut fasilitas tersebut disediakan.
3
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)
4
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)
Setelah data sudah terkumpul dan diolah, untuk membantu perancangan desain tas.Data
maka selanjutnya yaitu pembuatan Rumah ini diperoleh dari penyebaran kuisioner
Kualias (House of Quality). Langkah-langkah pendahuluan kepada 30 responden. Hal ini
pembuatan rumah kualitas yaitu : dilakukan untuk memperoleh data berupa
1. Menentukan Voice of Customer atribut-artibut yang diinginkan atau
2. Menentukan Respon Teknis diharapkan oleh konsumen dari produk tas.
3. Menentukan Relationship Matriks Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner
4. Menentukan Planning Matriks pendahuluan.
5. Menentukan Technical Korelasi 4.2 Pengumpulan Data Kepentingan dan
6. Menentukan Technical Matriks Kepuasan
Dalam pengumpulan data ini dilakukan
3.7. Survet awal melalui penyebaran kuisioner kepada 100
Penelitian pada tahap awal ini dilakukan responden yang mengetahui produk UD.
dengan cara melakukan penyebaran kuisioner President putra, teknis pengumpulan yang
terbuka terhadap pengguna Songkok President digunakan secara umum adalah sebagai
putra. Dimana cara tersebut dilakukan untuk berikut
mengetahui kondisi dan masalah apa yang 4.3. Importance to Customer
dihadapi oleh konsumen terhadap Songkok Berfungsi untuk menunjukkan tingkat
tersebut, dan juga untuk mengidentifikasi kepentingan masing-masing atribut. untuk
kebutuhan kosumen terhadap Model Songkok memperoleh importance to customer ini
yang diinginkan. Data hasil kuisioner terbuka diperoleh dari pengumpulan data dari hasil
tersebut akan dipertimbangkan untuk kuisioner tingkat kepentingan dengan rumus
menyusun kuisioner pada tahap model Kano. sebagai berikut :
𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡
3.8. Analisa dan Interpretasi Data N
Pada tahap ini akan diuraikan mengenai Tabel 4.5. Urutan Tingkat Kepentingan
alasan dan interpretasi terhadap pengolahan Atribut & Nilai Improvement Ratio
data yang telah diperoleh sehingga dapat
dianalisa dan diinterpretasikan hasilnya.
5
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)
6
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)
puas dan mereka tidak mungkin memilih 1. Kain songkok tidak mudah sobek sangat
pelayanan yang diberikan oleh pesaingnya. kuat dengan pembelihan bahan kain
Dari atribut-atribut yang mempunyai nilai songkok yang berkualitas dan hubungan
jelek akan perlu untuk dilakukan perbaikan. sedang dengan penjahitan yang sesuai
Agar lebih jelas lihat gambar 5.1. Dalam dengan standart perusahaan serta
tabel dibawah ini terdapat urutan prioritas mungkinada hubungan di SDM yang
tingkat kepuasan konsumen terhadap sesuatu handal.
atribut. Untuk kriteria-kriteria tersebut dimulai 2. jahitan songkok dobel dan rapi hubungan
dari atribut yang mempunyai nilai kepuasan sedang dengan penjahitan yang sesuai
yang paling tinggi ke rendah. Adapun standart perusahaan dan sangat kuat SDM
urutannya sebagai berikut: yang handal dan mungkin ada hubungan
1. Kain atau bahanya halus dengan pembelihan benang bordil songkok
2. Kain songkok tidak mudah kotor bervariasi.
3. Bahan benang songkok berkualitas 3. Jahitan songkok kuat sangat kuat dengan
4. Warna bordil cerah penjahitan sesuai standart perusahaan dan
5. Warna kain songkok tidak mudah luntur hubungan sedang dengan SDM yang
6. Kain songkok tidak mudah sobek handal dan mungkin ada hubungan dengan
7. Jahitan songkok dobel dan rapi pembelihan benang bordil songkok
8. Jahitan songkok kuat bervariasi.
9. Bahan kertas songkok tidak mudah kaku 4. Bahan kain songkok halus sangat kuat
10. Label merek kuat dengan pembelihan bahan kain songkok
yang berkualitas dan mungkin ada
hubungan penjahitan yang sesuai standart
perusahaan.
5. Bahan benang songkok berkualitas mungkin
ada hubungan dengan pemeliharaan setiap
proses produksi dan sangat kuat
pembelihan benang sesuai standart dan
mungkin ada hubungan dengan pembelihan
benang bordil songkok bervariasi.
6. Warna bordil cerah mungkin ada hubungan
dengan pemeliharaan bahan setiap proses
produksi dan mungkin ada hubungan
pembelihan bahan benang sesuai standart,
dan sangat kuat SDM yang handal dan
hubungan kuat dengan pembelihan benang
bordil songkok bervariasi.
7. Bahan kertas songkok tidak mudah kaku
mungkinada hubungan dengan penjahitan
yang sesuai standart perusahaan, dan sangat
kuat pemeliharaan bahan setiap proses
produksi dan mungkin ada hubungan SDM
yang handal.
8. Warna kain songkok tidak mudah luntur
sangat kuat pembelihan bahan kain
songkok yang berkualitas.
9. Label merk songkok kuat hubungan sedang
5.3. Analisa Matrik Hubungan dengan penjahitan yang sesuai standart
Matrik ini menjelaskan tetang hubungan antara perusahaan dan sangat kuat SDM yang
matrik dalam Voice of Customer dengan handal.
respon teknis, sehingga dihasilkan simbol- 10. Kain songkok tidak mudah kotor sangat
simbol yang mempunyai nilai dan nilai kuat pembelihan nahan kain songkok yang
tersebut tergantung dari seberapa kuat berkualitas dan mungkin ada hubungan
hubungannya. dengan SDM yang handal.
7
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)
8
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)
9
E-ISSN : 2746-0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)
You. United States of America: Addison Metode Servqual, Kano dan AHP di
Wisley Pubhlising. Paddock Gresik. Skripsi: Universitas
Endah, U. (2015). Pendekatan model kano Muhammadiyah Gresik.
pada quality functional development Supranto. (2001). Pengukuran Tingkat
untuk perbaikan kualitas kegiatan belajar Kepuasan Pelanggan untuk Menaikan
mengajar. Jurnal Universitas Pangsa Pasar. Penerbit Rineka Cipta.
Muhammadiyah Surakarta. Jakarta.
Fatimatuzzahra. M, (2018). Analisa Kualitas Suryani. (2008). Implikasi Pada Strategi
Layanan dengan Model Kano dan Quality Pemasaran. Graha Ilmu Perilaku
Function Deployment. Skripsi: Konsumen. Yogyakarta.
Universitas Muhammadiyah Gresik. Tan, K.C. and T.A. Pawitra, (2001).
Gresik. Integratting Servqual and Kano’s
Foster, S, T. (2007). Managing Quality ; An Model into QFD for Service Execelent
Integrative Approach. Third sedition New Development. Managing Service
Jerseay :Pearson Eductio, Inc. Quality.
Groth, M. (2008). Pengetesan dan Tjiptono, F. (2008). Strategi pemasaran. Edisi
Pemeriksaan Psikologi. Jilid 1. PT III.Yogyakarta: Andi offset.
Indeks. Jakarta. Umarto. (2014). Analisa Layanan Tenaga
Gaspersz (2002). Manajemen kualitas. PT Pendidik dan Kependidikan Terhadap
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kepuasan Konsumen Dengan Metode
Jayati Wilar, 2013, “Perencanaan Kualitas Servqual dan Quality Function
Layanan Jasa Jimmy’s Pub dengan Deployment (QFD) di SMK PGRI
Serqual Method, Kano Model, metode Gresik. Skripsi: Universitas
Quality Function Deployment (QFD)”, Muhammadiyah Gresik.
Universitas Trunojoyo, Madura. Ulrich Karl, & Steven D. Eppinger, (2001).
Jayanti, Yenny Novi, 2013, “Peningkatan Perancangan & Pengembangan
kualitas layanan pengujian data kalibrasi Produk. Salemba Teknika, Jakarta.
peralatan kesehatan menggunakan Walpole, R. (1995). Pengatar statistika, edisi
intregrasi serqual method, kano model ke 3. Penerbit PT.Gramedia Pustaka,
dan quality function deployment (QFD)”. Jakarta.
Universitas Indonesia, Jakarta. Wijaya, T. (2018). Manajemen Kualitas Jasa.
Kano, N. (1984). Attractive Quality and Must- Edisi 2 Cetakan 1. PT. Indeks. Jakarta.
be Quality. The jurnal of japanese socity Walden, D. (1993). A special issue on kano’s
for quality contro, Vol. 2, No 2,. methods for understanding customer
Japanese. defind quality, Vol 1, No 1-3. The
Kotler, P. (1994). Marketing Management : center for quality of manajemen journal.
Analysis, Planning, Implementation, and
Control. Prentice-Hall, Inc. New Jersey.
Mafazah, N. (2014). Penerapan Metode
Quality Function Deployment untuk
pengembangan desain motif batik khas
Kalimantan timur. Jurnal Politeknik
negeri samarinda. Kalimantan.
Ramandhani. Y. (2015). Peningkatan Kualitas
Layanan Menggunakan Metode Quality
Function dan Kano. Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang,
Singgih, M, L. (2014). Pengembangan model
integrasi Kano untuk optimasi kepuasan
konsumen. Jurnal ITS.
Santoso, S. (2002). Konsep dan Aplikasi
dengan SPSS. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Sumaryono. (2013). Analisis Kualitas Jasa
Layanan Pencucian Mobil dengan
10