BUDIKDAMBER
BAB I. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pada dasarnya semua mahluk hidup yang hidup saling berhubungan satu sama lain, berdasarkan hal
ini muncul sebuah ilmu ekologi, ilmu ini diperkenalkan oleh Ernst Haeckel seorang ahli biologi Jerman
pada tahun 1866. Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk
hidup dengan lingkungannya. Mahluk hidup dalam kasus ekosistem adalah hewan, tumbuhan,
sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal
dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal,
sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi semula ekologi artinya “ilmu yang mempelajari
organisme di tempat tinggalnya” (Utomo et al., n.d.).
Ilmu ekologi ini terus berkembang dan diterapkan pengertian yang sama pada Ekologi Industri.
Ekologi Industri pada dasarnya merupakan suatu pendekatan manajemen lingkungan, dimana suatu
sistem tidak terlihat secara terpisah dengan sistem sekelilingnya tetapi merupakan bagian utuh yang
saling mendukung dalam rangka mengoptimalkan siklus material ketika suatu bahan baku diproses
menjadi produk. Ekologi industri juga merupakan multi disiplin ilmu yang membahas masalah sistem
industri, aktivitas ekonomi dan hubungannya yang fundamental dengan sistem alam. Penerapan
sederhana dalam ekelogi industri yang kami lakukan adalah menerapkan budikdamber. Kami akan
mengobservasi bagaimana perkembangan budikdamber yang kami lakukan sesuai dengan prinsip ilmu
ekologi industri.
II. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan kami adalah sebagai berikut:
Halaman 2 dari 8
Laporan Akhir Ekolin (Kelompok 2)
Institut Teknologi Del
Fakultas Teknologi Industri
Manajemen Rekayasa
3. Melakukan observasi atau pengamatan mengenai panjang tumbuhan dan tumbuhan ikan setiap
minggunya.
Adapun rumusan masalah yang kami tetapkan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
Halaman 3 dari 8
Laporan Akhir Ekolin (Kelompok 2)
Institut Teknologi Del
Fakultas Teknologi Industri
Manajemen Rekayasa
Dengan melakukan BUDIKDAMBER, kita dapat meningkatkan perekonomian serta ketahanan
pangan. Selain itu, budikdamber memiliki 8 kelebihan antara lain:
a. Dapat dilakukan di lahan sempit
b. Tidak memerlukan banyak air
c. Dapat dipindahkan
d. Dapat menjadi kulkas hidup
e. Relatif murah dan mudah
f. Sumber protein dari ikan san sayur
g. Limbah partikel tersuspensi pakan untuk pupuk tanaman
h. Tanpa listrik untuk pergantian air
Adapun jenis ikan yang cocok dibudidaya dalam ember adalah jenis ikan yang dapat bertahan
hidup dengan kadar oksigen yang rendah. Misalnya: ikan lele, ikan patin, ikan gabus, ikan gurame dan
ikan betok. Untuk jenis sayurannya, semua jenis sayuran dapat dibudidaya dengan cara budikdamber.
Tergantung pada jenis media tanaman yang dipakai. Namun, jenis sayuran yang palng banyak ditanam
adalah; kangkung, pakcoy, sawi, genjer, cabai, dan tomat.
Namun, Budikdamber juga memiliki kelemahan dan mungkin hambatan dalam proses
pelaksanannya. Kelemahannya antara lain, ikan yang dapat dipelihara dalam satu wadah ember tidak
bisa sebanyak budidaya dalam kolam konvensional. Hambtan yang akan ditemui selama proses
budidaya, kemungkinan besar adalah inkonsistensi, karena untuk berhasil dalam membudidayakan
sesuatu, tak terkecuali ikan, sangat dibutuhkan konsistensi. Sehingga, ketika para pelakunya tidak
konsisten dalam melakukan Budikdamber ini, kemungkinan besar budidayanya tidak akan berhasil.
(Suryana et al., 2021).
Halaman 4 dari 8
Laporan Akhir Ekolin (Kelompok 2)
Institut Teknologi Del
Fakultas Teknologi Industri
Manajemen Rekayasa
BAB IV. PENGUMPULAN DATA DAN TEMUAN
Dalam pengumpulan data, kelompok kami melakukan 2 langkah terlebih dahulu yaitu
mempersiapkan media dan alat yang digunakan. Persiapan awal yang kami lakukan adalah sebagai
berikut:
a. Gelas plastik isi kangkung
1) Lubangi gelas plastik sebanyak 10 – 15 lubang dengan paku yang sudah dipanasi
pada bagian samping dan bawah gelas
2) Isi gelas dengan 3 – 5 batang kangkung
3) Isikan arang balok kelapa sebanyak 50 – 80 % ukuran gelas (jangan sampai penuh)
4) Potonng kawat menggunakan tang sekitar 15 cm. Bentuk seperti huruf U sehingga
dapat dikaitkan ke ember
b. Media Ember
1. Rangkai gelas kangkung pada pinggiran ember
2. Isi ember dengan air sebanyak 60liter sampai akar kangkung terendam air. Diamkan
selama 1 minggu agar air memiliki suhu stabil
3. Masukkan bibit lele. Diamkan selama 1 – 2 hari dengan tidak diberi makan agar lele
dapat menyesuaikan suhu air dalam ember
4. Media budikdamber yang sudah jadi dipindahkan ke tempat yang mendapatkan sinar
matahari cukup.
Setelah persiapan awal dilakukan, maka dapat dilakukan observasi perkembangan setiap
minggunya. Dalam pengumpulan data, kami membuat kan dalam sebuah table yang gunanya ialah
melihat bagaimana progress tiap minggunya yang telah kelompok kami lakukan dalam melakukan
budidaya ikan dalam ember.
Hal yang akan di lakukan dalam BUDIKDAMBER adalah seperti pada table berikut :
No Poin Pemeriksaan
1 Pergantian Air
2 Waktu Pemberian Makan
3 Perkembangan Lele
4 Pertumbuhan Kangkung
5 Jumlah Ikan lele yang mati
6 Pemberian Obat Pada Lele
Halaman 5 dari 8
Laporan Akhir Ekolin (Kelompok 2)
Institut Teknologi Del
Fakultas Teknologi Industri
Manajemen Rekayasa
Dari table diatas, maka didapatkan data yang diinginkan sebagai berikut:
Ikan Lele yang 1 ekor 5 ekor 2 ekor 5 ekor Tidak ada ikan yang
mati mati
-
Pemberian Obat - - - - -
Pada Lele
Tabel di atas merupakan tabel data yang telah didapatkan selama 6 minggu, data-data ini lah yang akan
kami analisis di bab selanjutnya.
Halaman 6 dari 8
Laporan Akhir Ekolin (Kelompok 2)
Institut Teknologi Del
Fakultas Teknologi Industri
Manajemen Rekayasa
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari data yang telah kami peroleh, maka didapatkan hasil bahwa:
Pada minggu Pertama, kegiatan yang kami lakukan selaku kelompok adalah merancang bahan
dan alat yang akan kami gunakan dalam kegiatan BUDIKDAMBER alat dan bahan yang kami
persiapkan adalah gelas serta ember sedemikan rupa, setelah semua dipersipakan kami mulai
melakukan kegiatan mengisi air kedalam ember, air yang kami gunakan ialah air sungai yang berada
dekat dengan rumah, serta akan didiamkan selama 1 minggu agar ikan lele tidak stress dan air didalam
ember dapat stabil untuk pH dan suhunya. Kemudian di minggu kedua dilakukan penanaman sayur
pada gelas yang telah dipersiapkan pada minggu pertama dengan bantuan arang sebagai pengganti
tanah, serta memasukkan ikan lele, ikan lele yang kami masukkan kedalam ember berjumlah 65 ekor.
Setelah hal ini dilakukan, baru dapat dilakukan observasi perkembangan setiap minggu seperti tabel 2
pada bab sebelumnya, berdasarkan hal ini kami mendapatkan hal-hal penting yang dapat dijadikan
pedoman perbaikan kegiatan budikdamber berikutnya, hal-hal tersebut adalah:
1. Untuk pergantian air harus dilakukan dengan rutin, agar air tidak kotor, tercemari bakteri yang
akan menyebabkan ikan ataupun tanaman kangkung layu ataupun mati.
2. Jam pemberian makan, harus lebih diperhatikan, sesuai dengan analisis yang kami lakukan, ada
ikan yang mati akibat pemberian makan yang kurang teratur dan saat memberikan makan pada
lele dosis pakan yang diberikan juga berlebihan, sehingga menyebabkan ikan mengembung dan
mati.
3. Pada Perkembangan lele, tiap minggu nya lele akan berkembang sekitaran 1 – 3 cm, dan dalam
proses perkembangan lele tiap minggu nya ada lele yang mengalami luka pada tubuhnya ini.
Hal ini biasa terjadi akibat lele yang lebih besar melawan lele yang kecil.
4. Pada Pertumbuhan kangkung, dapat dilihat pada data dalam table sama dengan ikan lele pada
tiap minggunya kangkung bertumbuh berkisaran 1 – 4 cm, pertumbuhan kangkung tiap
minggunya bertumbuh dengan baik dengan bantuan ikan lele yang berada dalam ember.
5. Ikan lele yang kami budidaya tiap minggu ada yang mati, kisaran lele yang mati lebih dari 2
ekor, penyebab lele mati diakibatkan oleh: pH air yang tidak sesuai dengan ikan lele, ikan lele
yang saling menyerang satu sama lain, adanya bakteri dan zat yang tidak baik yang terdapat
pada air pada ikan lele, suhu air kolam yang panas dan banyak hal lain yang menyebabkan ikan
lele mati pada setiap minggu proses budidaya, kecuali pada minggu ke 6 dimana dapat dilihat
pada minggu ini lele bertahan, sehingga total akhir yang dapat bertahan adalah 52 ekor.
Halaman 7 dari 8
Laporan Akhir Ekolin (Kelompok 2)
Institut Teknologi Del
Fakultas Teknologi Industri
Manajemen Rekayasa
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dalam kegiatan BUDIKDAMBER yang telah kelompok kami lakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa, hubungan ikan lele dengan sayur kangkung ini adalah hubungan yang symbiosis
mutualisme, dimana baik ikan lele maupun sayur kangkung bertumbuh dan berkembang dengan baik,
hubungan symbiosis mutualisme yang dapat kita lihat adalah sayur kangkong bertumbuh dengan nutrisi
yang berasal dari kotoran yang di hasilkan dari ikan lele, kotoran tersebut bisa menajadi kompos yang
membantu pertumbuhan kangkung. Kemudian pada ikan lele, sayur kangkung akan membantu
memberikan oksigen yang baik kepada ikan lele. Dari analisis kami memperoleh juga bahwa, terjadinya
hubungan timbal balik yang baik pada budikdamber ini, atau dalam istilah biologi disebut dengan
simbiosil mutualisme, dengan tumbuhan yang membantu hewan dan begitu juga sebaliknya. Selain itu
didapat fakta bahwa banyak faktor-faktor yang menyebabkan ikan lele mati selama proses
perkembangan dalam ember, yaitu: ph air ember, bakteri air dalam ember, suhu air, serta penyerangan
yang dilakukan oleh lele yang ada dalam kolam, sehingga hal ini dapat dievaluasi kedepannya.
5.2. Saran
Saran yang kami berikan dalam melakukan kegiatan BUDIKDAMBER adalah diharapkan anda
dibekali pengetahuan ekologi, ekologi industri, ilmu budikdamber, bagaiamana proses atau tahap yang
akan dilakukan, dan anda haruslah melakukannya dengan teliti, melihat bagaimana sebab dan akibat
yang terjadi pada tumbuhan kangkung maupun ikan lele, sehingga nantinya dapat diketahui bagaimana
solusi yang tepat dalam menanggulangi permasalahan yang ada. Serta selalu memantau tiap minggunya
proses budikdamber ini, agar kegiatan ini berjalan dengan baik. Saran penting lainnya adalah tetaplah
konsisten dan jangan menyerah.
Daftar Pustaka
Suryana, A. A. H., Dewanti, L. P., & Andhikawati, A. (2021). Penyuluhan Budidaya Ikan dalam Ember
(Budikdamber) di Desa Sukapura Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. 02(1).
Utomo, S. W., Sutriyono, & Rizal, R. (n.d.). Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem. 1–31.
Setiyaningsih, D., Bahar, H., Iswan, I., & Al-Mas' udi, R. A. A. (2021, February). Penerapan sistem
budikdamber dan akuaponik sebagai strategi dalam memperkuat ketahanan pangan di tengah pandemi
Covid-19. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ (Vol. 1, No. 1).
Halaman 8 dari 8
Laporan Akhir Ekolin (Kelompok 2)