Alhamdulillah Puji syukur saya panjatkan kehadirat Alloh Yang Maha Gofur karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah PLH
mengenai “Penggunakan Iptek dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup”.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Selain itu saya berterima kasih kepada guru pendidikan lingkungan hidup kelas XII IPA
yang telah membimbing saya untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Saya sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
bagi pembaca.
Kata Pengantar..........................................................................................................................1
Daftar Isi....................................................................................................................................2
Lembar Pengesahan..................................................................................................................3
Daftar Pustaka...........................................................................................................................16
Pengolahan sampah
Tumpukan sampah yang setiap hari bertambah satu hingga 1,5 ton, mulai teratasi
menyusul beroperasinya pengelolaan sampah terpadu terutama Jakarta, pengelolaan sampah
terpadu mampu mengurangi limbah rumah tangga hingga 60-65 persen, sedangkan 35-40
persen sisanya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Pengelolaannya harus melibatkan semua warga, oleh karena itu, rumah tangga harus
melakukan pemilahan sampah menjadi tiga bagian, yaitu sampah organik (basah) (sisa
makanan, sayur), kering (kertas, dus, botol), dan limbah berbahaya seperti aki dan baterai
bekas, sprayer
insektisida, serta pembalut wanita.
Pengolahan Limbah
Limbah ialah hasil buangan suatu pembakaran atau sisa hasil poduksi yang mengandung
zat kimia berbahaya yang dapat merusak keseimbangan lingkungan. Industri primer pengolahan
hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan.
Bagi industri-industri besar, seperti industri pulpen dan kertas, teknologi pengolahan limbah
cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau
sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah
cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar
teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang
dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi
pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang
bersangkutan, agar Lingkungan terjaga dan terlestarikan.
Konservasi Lingkungan
Mendukung dan ikut serta dalam program konservasi lingkungan dan bekerjasama akan
menghasilkan suatu pembangunan yang ramah lingkungan serta memperhatikan pada
pembangunan ekonomi yang bersifat berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan. Karena terpeliharanya kelestarian lingkungan, termasuk dengan menjaga
kelangsungan hidup spesies laut dan terumbu karang merupakan hal yang memberikan
manfaat dan keuntungan bersama dan berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang
sehingga dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Upaya peningkatan produktivitas dan mutu produk yang sesuai dengan dinamika
lingkungan diharapkan dapat dilakukan melalui penelitian bioteknologi. Manipulasi potensi
genetik melalui penelitian biologi molekuler, mikrobiologi, bioproses, kultur jaringan dan
rekayasa genetika harus dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan maka harus dilakukan
bioteknologi.
Maka teknik rekayasa genetika mulai menggelisahkan. Banyak kalangan khawatir bahwa
dampak revolusi hijau tahun 1960-an akan terulang kembali. Penggunaan teknologi dan
paksaan pasar yang dilakukan dalam revolusi hijau memang menghasilkan produksi pangan
dalam jumlah besar. Namun terbukti upaya tersebut mengganggu keseimbangan ekologi,
menciptakan wabah baru, dan sejumlah dampak kesehatan bagi manusia.
Hal sama dikhawatirkan terjadi mengikuti inisitiaf rekayasa genetik yang saat ini getol
dilakukan pada tanaman. Segelintir perusahaan bioteknologi meyakinkan bahwa seluruh benih
transgenik yang dipasarkan sudah melalui berbagai tahap percobaan. Jadi masyarakat tidak
perlu khawatir terhadap dampak lingkungan dan kesehatan yang akan muncul.
Namun keyakinan serupa ternyata tidak dimiliki oleh para aktivis lingkungan dan mereka
yang concern terhadap masalah lingkungan. Pesimisme ini muncul setelah tidak ada penjelasan
transparan tentang resiko yang menyertai pelepasan benih transgenik ini ke alam bebas.
Di Amerika Serikat, organisasi lingkungan Greenpeace bahkan mengajukan petisi ke
Environmental Protection Agency (EPA) agar membatalkan semua perijinan tanaman hasil
rekayasa genetik.
Sementara di Indonesia, sejumlah LSM lingkungan mendesak pemerintah bersikap
transparan kepada masyarakat soal tanaman transgenik. Terlebih Departemen Pertanian kini
aktif menguji sejumlah benih transgenik termasuk kedelai, jagung dan kapas. Khusus untuk
yang terakhir bahkan telah dilakukan pelepasan di Sulawesi Selatan pada 7 Februari 2001. Dan
sampai saat ini terus memancing perdebatan yang tidak ada hentinya.
Karena Pembangunan yang tidak menjaga keseimbangan lingkungan terjadi dan
meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini. Alasan tersebut diperparah dengan
kurangnya perhatian masyarakat dan ketidakkonsistenannya pemerintah dalam menata
permasalahan lingkungan. Akibat ketidakacuhan tersebut baru dapat dirasakan akhir-akhir ini,
ketika banyak peristiwa banjir bandang yang melanda berbagai daerah di negara kita.
1. Kota Surabaya
Surabaya merupakan pusat industri dan perdagangan setelah Jakarta. Jumlah penduduk
yang mencapai 4 juta tentu akan berkorelasi positif dengan jumlah kendaraan dan limbah
penduduk. Artinya, makin tinggi jumlah penduduk maka jumlah kendaraan dan limbah akan
turut meningkat saehingga pada akhirnyna polusi pun tidak terelakkan.
Kota Surabaya telah melakukan beberapa cara penanggulangan limbah dan emisi gas
rumah kaca untuk menciptakan penataan lingkungan kota yang bersih, hijau, dan nyaman,
misalnya dengan cara-cara berikut:
Salah satu tujuan dari zero waste adalah pengenalan integrasi antara kebijakan dan
produksi. Kata integrasi dapat diartikan sebagai bentuk produsen menyetujui untuk semua
tahap dalam produksinya memperhatikan lingkungan dan kebijakan yang ada mendasarkan
pada kepentingan ekonomi produsen tanpa mengabaikan pelestarian lingkungan. Sebagai
contoh, pada masa lalu daun digunakan sebagai kemasan, penjual daun hanya memanen daun
yang telah menunjukkan warna hijau tertentu dan tidak mengambil habis sehingga lingkungan
terjaga. Saat ini ketika kemasan diganti plastik ataupun kertas maka kebjakan lingkungan harus
dibuat agar kelestarian lingkungan tetap terjaga.
Tahap penting lainnya adalah pengenalan secara langsung biaya polutan. Disini diartikan
bahwa pembuat limbah langsung membayar terhadap limbah yang dibuangnya. Misalnya
limbah padat dikemas dalam wadah yang telah ditetapkan dan ditimbang, setiap kg limbah
yang dihasilkan dikenai biaya tertentu jadi bukan bulanan dengan jumlah yang tidak dibatasi.
Biaya ini didasarkan pada biaya untuk operasional insinerasi (mencakup biaya langsung, biaya
depresiasi alat serta tenaga kerja). Konsep lainnya adalah memberikan insentif pada industry
yang mampu mengolah limbah sehingga limbah yang dikeluargan memiliki kualitas lebih baik
dari standar yang ditetapkan sehingga limbah yang ada tidakmencemari lingkungan.
proses komposting merupakan salah satu cara mengolah limbah yang sudah tidak
digunakan menjadi produk yang bermanfaat. Sejauh ini, sebanyak 7 composting center telah
didirikan untuk mengurangi limbah domestik dan korporat penduduk Surabay, contohnya
sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk melalui proses komposting.
Bus Rapid Transit ( BRT ) merupakan salah satu modal transportasi massal yang
pelaksanaannya menggunakan jalur khusus, namun tetap melalui persimpangan seperti modal
transportasi yang lain seperti mobil, truk, sepeda motor. Jalur khusus BRT ini sering dikenal
Jaringan BRT bisa melayani market tertentu (semua penumpang) dengan mengangkut
penumpang dari lokasi sekarang menuju tujuan mereka dengan frekuensi tinggi dan waktu yang
lebih cepat bisa membuat level kekaguman konsumen meningkat. Dibandingkan dengan sistem
transit yang lain sistem ini bisa berjalan dengan baik. Jika sistem ini berjalan dengan kacau
maka servis tidak akan melayani market tertentu. Beberapa kota membangun jalur khusus bus
ini benar-benar terpisah dengan separator yang jelas (kerb). System ini diharapkan akan
mengurangi kemacetan dan sekaligus emisi gas rumah kaca.
2. Kota Yogyakarta
Kota dengan jumlah penduduk sebesar 548.000 jiwa ini merupakan daerah tujuan
wisata budaya favorit di Indonesia. Pemerintah Kota Yogyakarta sangat peduli terhadap kualitas
lingkungan hidup, terutama menyangkut kualitas udara di Yogyakarta.beragam upaya dilakukan
untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan bersih bagi warga setempat maupun
wisatawan yang berkunjung.
menurunnya kualitas udara jelas akan berpengaruh pada kenyamanan penduduk serta
wisatawan yang berkunjung. Ada beberapa penyebab utama dalam penurunan kualitas udara di
Kota Yogyakarta, diantaranya sebagai berikut:
3. Kota Bogor
Banyaknya masyarakat yang menghuni Kota Bogor sangat berkaitan dengan masalah
pencemaran. Seperti pencemaran tanah, pencemaran air dan udara. Pemerintah kota Bogor
sangat pedulikhususnya pada pencemaran udara yang pada akhirnya akan berkontribusi pada
pemanasan global.
C. Upaya penanggulangan
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus meningkatkan
pelayanan transportasi kota.
program ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2000 dan bertujuan untuk mengetahui
kondisi emisi gas buang kendaraan bermotor yang beroperasi di kota Bogor. Kendaraan yang
tidak memenuhi syarat ambang batas emisi gas buang akan direkomendasikan untuk diperbaiki
hingga emisi gas buang dapat berkurang 50%.
Menyusun peraturan tentang Bahan Bakar Gas (BBG) untuk angkutan umum.
Menetapkan kewajiban SPBU untuk menyediakan BBG
Menyusun mekanisme pemberian insentif kepada pengguna peralatan konversi BBG dan
mempromosikan penggunaan BBG.
4. Kota Balikpapan
Kota Balikpapan terkenal sebagai pusat kegiatan industri migas di kawasan Timur
Indonesia. Maka tidak heran kalau isu pemanasan global menjadi permasalahan yang sangat
serius. Beragam upaya dilakukan untuk mengurangi polusi yang timbul
Sebagai kota yang perkembangannya pesat, masalah yang timbul semakin kompleks, seperti:
Listrik, seringnya kekurangan supply daya dari PLN. Pemanfaatan genset secara individu
menyebabkan pemborosan BBM dan pencemaran udara
Emisi CO2 yang mencemari udara
Transpotasi, bertambahnya jumlah kendaraan meningkat pula pencemaran udara
Sampah, yang pengelolaannya masih terbatas
Air limbah, yang belum seluruhnya diolah, padahal gas metan yang ihasilkan bisa
dimanfaatkan sebagai energi alternative.
b. resolusi Kota Balikpapan
sanitary landfill Merupakan lahan urug yang telah memperhatikan aspek sanitasi
lingkungan. Sampah diletakkan pada lokasi cekung, kemudian sampah dihamparkan hingga
lalu dipadatkan untuk kemudian dilapisi dengan tanah penutup harian setiap hari akhir
operasi dan dipadatkan kembali setebal 10% -15% dari ketebalan lapisan sampah untuk
mencegah berkembangnya vektor penyakit, penyebaran debu dan sampah ringan yang dapat
mencemari lingkungan sekitarnya. Lalu pada bagian atas timbunan tanah penutup harian
tersebut dapat dihamparkan lagi sampah yang kemudian ditimbun lagi dengan tanah penutup
harian. Demikian seterusnya hingga terbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah. Bagian
dasar konstruksi sanitary landfill dibuat lapisan kedap air yang dilengkapi dengan pipa
pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) yang terbentuk dari proses penguraian sampah
organik. Terdapat juga saluran penyalur gas untuk mengolah gas metan yang dihasilkan dari
proses degradasi limbah organik. Metode ini merupakan cara yang ideal namun memerlukan
biaya investasi dan operasional yang tinggi.
Penangkapan gas metan di TPA, proyek ini masih dalam tahap persiapan gas metan ini
dapat menghasilkan 2.780.000 kWh listrik perhari.
Pemanfaatan gas flare, pertamina Balikpapan telah melakukan pemanfaatan kembali gas
flare. Produksi ini dapat mereduksi emisi CO2.
Flare Gas Recovery adalah salah satu metode yang digunakan untuk menurunkan flare
loss dengan cara me-recover flare gas yang mempunyai nilai potensial untuk dijadikan sebagai
2. KURANGI SAMPAH
• Hemat kertas Tahukan anda bahwa : Menghemat 1 ton kertas = menghemat 13 pohon
besar, 400 liter minyak, 4100 Kwh listrik dan 31.780 liter air, dan 1 kg kertas yang
digunakan kedua sisinya dan digunakan sebagai amplop dapat mencegah pelepasan COZ
sebanyak 2,5 kg dan mengurangi pemanasan global. Menghemat kertas juga berarti
mengurangi limbah cair yang harus dikelola dan dibuang ke lingkungan serta
mengurangi gas metan yang timbul akibat pengelolaan limbah cair . Pada saat ini, bahan
baku kertas sudah sulit diperoleh sehingga perlu upaya penghematan dalam
penggunaannya.
• Kurangi pembelian barang dan penggunaan barang yang tidak dibutuhkan dan tidak
terlalu penting
• Pemilahan sampah di rumah (organik dan non organik)
• Daur ulang sampah rumah tangga menjadi kompos dan mendukung gerakan menanam
3. HEMAT AIR
Tutup kran air dengan rapat. Saat cuci piring atau sikat gigi, buka kran hanya saat
membilas.
Hemat air untuk mandi (pilih shower daripada bathtub)
Pilih satu gelas untuk tempat minum Anda setiap hari.
Cucilah barang di bak cuci piring/ember berisi air daripada di kran yang mengalir.
Gunakan air hujan/bekas cucian untuk menyirami kebun/taman
Terakhir, dan tak kalah pentingnya adalah : Menularkan prilaku - prilaku di atas kepada
keluarga, tetangga dan teman-teman agar mereka juga menjadi manusia yang juga
Sadar Lingkungan.
Pada saat ini terdapat lima jenis bahan bakar untuk pembangkitan tenaga listrik, yaitu
batu bara, gas, hidro, nuklir, dan minyak. Kemudian berkembang tuntutan-tuntutan lain, yaitu
keperluan peningkatan efisiensi pembangkitan dan perlunya teknologi yang lebih bersahabat
lingkungan. Aplikasi biomasa juga menjadi suatu sasaran yang penting.
Turbin Gas
Turbin gas adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari arus gas
pembakaran. Dia memiliki kompresor naik ke-atas dipasangkan dengan turbin turun ke-bawah,
dan sebuah bilik pembakaran di-tengahnya.
Energi ditambahkan di arus gas di pembakar, di mana udara dicampur dengan bahan
bakar dan dinyalakan. Pembakaran meningkatkan suhu, kecepatan dan volume dari aliran gas.
Kemudian diarahkan melalui sebuah penyebar (nozzle) melalui baling-baling turbin, memutar
turbin dan mentenagai kompresor.
Siklus Kombinasi
Koegenerasi
Clean coal technology atau teknologi batubara bersih merupakan teknologi penggunaan
bahan bakar batubara yang mempertimbangkan dampak emisi pada lingkungan. Clean coal
technology dapat diterapkan pada saat, sebelum, atau sesudah pembakaran berlangsung. Salah
satu teknologi yang bahkan meniadakan proses pembakaran batubara adalah dengan pencairan
batubara dengan bioteknologi. Terdapat banyak publikasi riset mengenai konversi batubara
dengan bioteknologi.
c. Proses Gatifikasi
Secara sederhana proses gasifikasi dapat dikatakan sebagai reaksi kimia pada
temperatur tinggi antara biomassa dengan udara.
Gas hasil gatifikasi digunakan untuk , gas ini dapat diumpankan ke dalam motor bakar
torak maupun sebagaI bahan bakar untuk pemanas.
Untuk mengubah kualitas batubara yang rendah menjadi produk yang berguna secara
ekonomis dan dapat menghasilkan bahan bakar berkualitas serta ramah lingkungan.
Langkah pertama adalah memisahkan air secara efisien dari batubara yang berkualitas
rendah. Langkah kedua melakukan proses pencairan di mana hasil produksi minyak yang
dicairkan ditingkatkan dengan menggunakan katalisator, kemudian dilanjutkan dengan proses
hidrogenasi di mana heteroatom (campuran sulfur-laden, campuran nitrogen-laden, dan lain
lain) pada minyak batubara cair dipisahkan untuk memperoleh bahan bakar bermutu tinggi,
kerosin, dan bahan bakar lainnya. Kemudian sisa dari proses tersebut (debu dan unsur sisa
produksi lainnya) dikeluarkan.
e. Magneto Hidrodinamika
Pembangkit energi Magneto Hidro Dinamika (MHD) muncul sebagai salah satu pilihan
untuk memecahkan masalah energi dunia masa depan.
Prinsipnya ditemukan oleh MichaelFaraday pada tahun 1832 ketika ditemukan induksi elektro
magnetik. Perkembangan yang diperlihatkan oleh MHD menjanjikan keuntungan yang besar,
sehingga banyak Negara sampai saat ini masih dengan gigih melakukan penelitian,
pengembangan serta percobaan penggunaan pembangkit MHD sebagai salah satu pembangkit
energi listrik yang dapat berfungsi komersial dan dapat diandalkan dimasa depan. Terutama di
Amerika Serikat dan Rusia (disamping Negara-negara Jepang, Belanda, dan lain-lain), setelah
mengalami masa surut yang cukup berat sampai tahun 1966 dalam masalah efisiensi
pembangkitan yang sangat kecil, pada akhir dasawarsa ini mulai menunjukan keberhasilannya.
Negara-negara lainnya masih jauh tertinggal di bidang teknologi MHD ini dibandingkan Amerika
Serikat.
Sel bahan bakar(Fuel Cell) merupakan konverter dari energi kimia ke energi listrik yang
ramah lingkungan. Fuel cell dirancang untuk dapat diisi reaktannya yang terkonsumsi dimana
fuel cell memproduksi listrik dan penyediaan bahan bakar hidrogen dan oksigen dari luar.
Reaktan yang biasanya digunakan dalam sebuah sel bahan bakar adalah hidrogen di sisi anoda
dan oksigen di sisi katoda. Reaktan mengalir masuk dan produk dari reaktan mengalir keluar.
Sehingga operasi jangka panjang dapat terus menerus dilakukan selama disuplai oleh bahan
bakar (hidrogen) dan oksigen.
Fuel cell ini di klasifikasikan sebagai pembangkit tenaga karena sel bahan bakar ini dapat
beroperasi secara terus menerus atau selama ada persediaan bahan bakar (fuel) dan oksidan.
g. Energi Terbarukan
Energi terbarukan merupakan energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang
secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Energi
terbarukan diyakini lebih bersih (ramah lingkungan), aman, dan terjangkau masyarakat.
Macam – macam sumber energi terbarukan yaitu seperti panas bumi, biofuel, panas
surya (matahari), angin, biogas, ombak laut, dan suhu kedalaman laut.
http://ml.scribd.com/doc/59724746/KELAS-XII-PLH#scribd
http://sejutamimpiku.blogspot.com/2013/09/makalah-plh.html
http://noviendahdewisartika.blogspot.com/2014/02/makalah-plh-tentang-
pengelolaan.html
http://nurulhanifahastuti.blogspot.com/2013/01/sanitary-landfill.html?m=1
http://learnmine.blogspot.com/2013/05/teknologi-batubara-bersih.html?m=1