Proposal Penelitian
Oleh:
Kelompok IV XI-4
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “PENGOLAHAN
SAMPAH DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL”. Karya ilmiah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang
dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukannya sebagai barang buangan
yang di sebut sampah. Sampat secara sederhana diartikan sebagai sampah organik dan
anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi di suatu daerah. Sumber
sampah umumnya berasal dari lingkungan sekolah.
Dalam penyusunan karya ilmiah kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan kami namun sebagai manusia kami tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian
kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya ilmiah mekipun tersusun sangat
sederhana.
Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
pada umunya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun.
ABSTRAK
Penelitian ini adalah bersifat deskriptif yang menggambarkan pengetahuan, sikap dan
tindakan pelajar SMA mengenai pengelolaan sampah di SMA Brawijaya Smart School.
Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada guru dan kepala sekolah agar lebih
memberikan pendidikan tentang pentingnya dalam pengelolaan sampah serta melakukan
proses monitoring dari kegiatan siswa yang berhubungan dengan sampah dan memberikan
sanksi kepada siswa yang melanggar peraturan disekolah dalam hal buang sampah.
A. Latar Belakang
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut untuk diperhatikan. Sampah
merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada
dasarnya semua manusia pasti menghasilkan sampah. Sampah merupakan suatu buangan
yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia. Volume peningkatan sampah sebanding
dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia. Manusia sebagai individu maupun
sebagai warga masyarakat mempunyai kebutuhan yang bersifat individual maupun
kolektif, sehingga selalu ada upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Aktifitas
manusia dalam upaya mengelola sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
semakin beragam seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
Setiap aktifitas manusia secara pribadi maupun kelompok, dirumah, kantor, pasar,
sekolah, maupun dimana saja akan menghasilkan sampah, baik sampah organik maupun
sampah anorganik. Dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 pasal 1 tentang sampah
disebutkan bahwa sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak
dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.
Sebagian besar orang mengangap sampah merupakan masalah, padahal setiap saat
sampah terus bertambah dan tanpa mengenal hari libur karena setiap makhluk terus
menerus memproduksi sampah. (Suwerda, 2012: 9) mengatakan bahwa Setiap hari
sampah dihasilkan dari keluarga/rumah tangga, yang dari sisi kuantitas/jumlah biasanya
menempati posisi tertinggi, sampah rumah sakit dan industri yang sangat berbahaya, juga
sampah dari tempattempat umum misalnya terminal, pasar, tempat hiburan, sekolah,
kantor, dan lain lain.
Berdasarkan tujuan inilah, maka pemerintah berupaya untuk mengubah pola pikir
masyarakat yang masih menggunakan sistem kumpul-angkut-buang sebagi solusi
pengurangan sampah. Pola pikir masyarakat diarahkan pada kegiatan pengurangan dan
penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan 3R yaitu reuse, reduce, dan
recycle, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemprosesan akhir.
Permasalahan mengenai sampah menjadi hal yang perlu disoroti, apalagi ketika
musim penghujan tiba. Pengolahan sampah yang tidak sesuai menimbulkan banyak
permasalahan, seperti banjir, tercemarnya lingkungan, penyebaran penyakit menular, dan
sebagainya. Bencana banjir merupakan bencana yang sering terjadi di beberapa negara
salah satunya Indonesia. Bencana banjir yang terjadi di Indonesia tidak hanya disebabkan
oleh faktor alam saja, manusia turut andil dalam terjadinya bencana tersebut salah satunya
manusia yang tidak terbiasa membuang sampah di tempat sampah. Sampah buangan
manusia yang tidak dibuang ditempat yang semestinya menjadi salah satu faktor
penyebab banjir, dimana sampah-sampah menyumbat jalannya air di sungai maupun
saluran air lainnya, sampah plastik menghalangi penyerapan air hujan yang jatuh kebumi.
Dampak dari hal tersebut antara lain kerusakan lingkungan, rentannya alam terhadap
bencana, berkurangnya kualitas hidup manusia, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu:
Bagaimana proses pengolahan sampah dan seberapa besar kesadaran siswa tentang
pengolahana sampah di lingkungan SMA BSS ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian karya tulis ilmiah ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis proses pengolahan sampah di lingkungan sekolah dan
kesadaran siswa tentang pengolahan sampah.
D. Manfaat Penelitian
a) Bagi Peneliti
Bagi peneliti, hasil penelitian ini digunakan untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan dalam proses pengolahan sampah di lingkungan sekolah SMA
Brawijaya Smart School.
b) Bagi Guru
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif dalam memberikan
kegiatan pengolahan sampah, serta memberikan informasi dan pengalaman bagi
guru mengenai pengelolaan sampah di sekolah.
c) Bagi SMA Brawijaya Smart School
Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan kebijakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah, serta
memberikan gambaran mengenai pengelolaan sampah yang dapat dilakukan
disekolah.
d) Bagi Siswa
Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang
fenomena yang muncul terkait dengan pengelolaan sampah serta laporan hasil
penelitian ini nantinya dapat bermanfaat sebagai referensi kajian untuk observasi
lainnya dengan tema yang relevan.
E. Asumsi
a) Ada banyak sampah di SMA Brawijaya Smart School
b) Proses pengolahan yang belum maksimal
c) Kurangnya kesadaran siswa tentang sampah
d) Kebijakan sekolah untuk mengolah dan mendaur ulang sampah belum ada
F. Definisi Operasional
a) Sampah
Pengolahan adalah suatu proses atau cara atau pun perbuatan dalam mengolah. Kata
pengolahan ini harus dibedakan dengan kata pengelolaan karena pengolahan lebih kepada
proses pembuatan sesuatu sementara pengelolaan lebih kepada proses pengendalian,
penyelenggaraan, pengurusan (hal yang sudah diolah) dan lain sebagainya.
c) Pengolahan Sampah
SMA Brawijaya Smart School, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Swasta
yang ada di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Sekolah ini terletak dalam satu kawasan
sekolah terpadu Brawijaya Smart School yang meliputi Children Center, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. SMA Brawijaya Smart School
adalah Sekolah Menengah Atas Nasional dalam naungan Universitas Brawijaya, yang
dipersiapkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan bertekad menghasilkan
lulusan yang berkualitas internasional yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara
global.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka
sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Pengertian sampah menurut para ahli:
1. Juli Soemirat
Menurut Juli Soemirat pengertian sampah adalah barang padat yang
dihasilkan dari kegiatan manusia yang tidak lagi dikehendaki.
2. Azwar
Menurut Azwar pengertian sampah adalah sebagian dari sesuatu yang
tidak digunakan, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang
umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk
kegiatan industri) tetapi bukan biologis karena kotoran manusia (human
waste) tidak termasuk kedalamnya.
3. Bahar
Menurut Bahar definisi sampah adalah suatu barang yang harus bersifat
padat yang tidak lagi dipergunakan dan dibuang, sehingga barang tersebut
tidak bisa diuraikan dengan sempurna oleh alam yang akhirnya
mengakibatkan kerusakan.
4. World Health Organization (WHO)
Menurut WHO pengertian sampah adalah barang yang berasal dari
kegiatan manusia yang tidak lagi digunakan, baik tidak dipakai, tidak
disenangi, ataupun yang dibuang.
5. Kamus Besar Bahasa Indoneisa (KBBI)
Menurut KBBI arti sampah adalah barang yang dibuang oleh pemiliknya
karena tidak terpakai lagi atau tidak dinginkan lagi, misalnya kotoran,
kaleng minuman, daun-daunan, kertas, dan lain-lain.
Beberapa jenis sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Berikut ini
adalah jenis-jenis sampah:
Sampah Padat; Sampah pada merupakan material yang dibuang oleh manusia
(kecuali kotoran manusia). Jenis sampah ini diantaranya plastik bekas, pecahan gelas,
kaleng bekas, sampah dapur, dan lain-lain.
Sampah Cair; Sampah cair merupakan bahan cair yang tidak dibutuhkan dan
dibuang ke tempah sampah. Misalnya, sampah cair dari toilet, sampai cair dari dapur
dan tempat cucian.
Pada umumnya sampah memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Menurut Gelbert
dkk (1996), ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungannya:
Seringkali sampah yang menumpuk di saluran air mengakibatkan aliran air menjadi tidak
lancar dan berpotensi mengakibatkan banjir. Selain itu, sampah cair yang berada di sekitar
saluran air akan menimbulkan bau tak sedap.
2. Reduce (Mengurangi)
Ini adalah metode pengelolaan sampah dengan cara mengurangi segalah hal yang
dapat menyebabkan timbulnya sampah.
Pengolahan secara umum merupakan proses transformasi sampah baik secara fisik, kimia
maupun biologi. Masing masing definisi dari proses transformasi tersebut adalah:
1. Transformasi Fisik
Perubahan sampah secara fisik melalui beberapa metode atau cara yaitu:
2. Transformasi Kimia
a) Nilai kalor dari sampah, dimana semakin tinggi nilai kalor sampah
makan akan semakin mudah proses pembakaran berlangsung.
Persyaratan nilai kalor adalah 4500 kJ/kg sampah agar dapat terbakar.
b) Kadar air sampah, semakin kecil dari kadar air maka proses
pembakaran akan berlangsung lebih mudah.
3. Transformasi Biologi
Penguraian secara anaerobi (produk berupa gas metana, CO2 dan gas-gas lain,
humus atau lumpur). Humus/lumpur/kompos yang dihasilkan sebaiknya
distabilisasi terlebih dahulu secara aerobik sebelum digunakan sebagai
kondisioner tanah.
Berdasarkan metode pengolahan maka skala pengolahan dapat dibedakan atas beberapa skala
yaitu:
1) Skala individu; yaitu pengolahan yang dilakukan oleh penghasil sampah secara
langsung di sumbernya (rumah tangga/sekolah). Contoh pengolahan paada skala
individu ini adalah pemilahan sampah atau komposting skala individu.
2) Skala kawasan; yaitu pengolahan yang dilakukan untuk melyani suatu lingkungan/
kawasan (perumahan, perkantoran, pasar, dll). Lokasi pengolahan skala kawasan
dilakukan di TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu). Proses yang dilakukan
padd TPST umjumnya berupa: pemilahan, pencacahan sampah organik,
pengomposan, penyaringan kompos, pengepakan kompos, dan pencacahan plastik
untuk daur ulang.
3) Skala kota;yaitu pengolahan yang dilakukan untuk melayani sebagaian atau seluruh
wilayah kota dan dikelola oleh pengelola kebersihan kota. Lokasi pengolahan
dilakukan di Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (ITPS) yang umumnya
menggunakan bantuan peralatan mekanis.
Ada beberapa kegiatan yang terkait dengan hirarki pengelolaan sampah diatas yaitu:
1. Pecegahaan (Prevention)
5. Pembuangan akhir
b) Penentuan kuantitas dan kualitas sampah ynag dapat di daur ulang dan menentukan
jenis bahan yang dapat di daur ulang.
Jenis sampah yang dapat di daur ulang sangat benyak dan dengan berbagai akses akan
menjadi bahan baku untuk proses produksi, antara lain:
Reklamasi
SMA Brawijaya Smart School (SMA BSS) merupakan Sekolah Menengah Atas Nasional
di bawah naungan Universitas Brawijaya. SMA BSS secara resmi berdiri pada tanggal 28
Mei 2008 dan menempati gedung milik sendiri yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan
Nasional RI Prof. DR. Bambang Sudibyo, MBA pada tanggal 26 Januari 2009.
SMA ini diresmikan berdasarkan surat keputusan (SK) pendirian sekolah bernomor
421.8/1552/35.73.307/2008. Lokasi gedung sekolah terletak di lingkungan pendidikan
Universitas Brawijaya yang beralamatkan di Jalan Cipayung No. 10, Kelurahan
Penanggungan, Kecamatan Klojen, Kota Malang. SMA Bwawijaya Smart School berada
lokasi yang mudah dijangkau dan telah meraih status akreditasi “A” pada tahun 2012. Hingga
saat ini, jumlah tenaga pendidik di sekolah ini ada 47 orang dan 12 orang tenaga
kependidikan.
Visi sekolah ini adalah menghasilkan generasi SMART (Spiritual, Motivated, Active,
Respectfull, Technological). Misinya antara lain: meningkatkan nilai spiritual melalui
pengamalan ajaran agama, melatih kesiapan siswa melalui pembinaan secara
berkesinambungan, meningkatkan aktivitas siswa melalui kegiatan kemandirian dan
kolaboratif, meningkatkan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan, mengembangkan
teknologi informasi dalam pembelajaran dan aktivitas siswa.
Tujuan SMA Brawijaya Smart School adalah sebagai berikut: terciptanya budaya sekolah
yang religius melalui kegiatan keagamaan, terbentuknya sikap dan mental siswa yang
matang, terciptanya kreativitas dan keaktifan siswa yang mandiri, terwujudnya siswa yang
peduli terhadap sesama dan lingkungan, serta tercapainya pembelajaran berbasis teknologi
yang terbarukan.
Makna dari logo atau lambang sekolah secara keseluruhan menggambarkan corak dan
watak lambang Universitas Brawijaya yang meliputi:
Warna kuning emas melambangkan jiwa kepeloporan seperti yang dimiliki oleh Raden
Wijaya.
Warna dasar hitam melambangkan keabadian.
Mahkota Candra Kepala memiliki makna berani membongkar segala sesuatu yang dianggap
kurang wajar atau kurang benar.
Gada melambangkan penegak tertib hukum.
Cakra berarti berani meratakan segala sesuatu yang kurang wajar atau kurang benar.
Canka atau siput memiliki makna segalanya dilakukan dengan kesucian yang disertai dengan
tugas pemeliharaan atau pembinaan sesuai dengan sifat Wisnu.
Lampu melambangkan percaya dan meyakini benar bahwa Zat Hidup itu ada.
Bentuk segi lima berarti menjunjung tinggi Pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup
bangsa Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, dengan karakteristik-karakteristik: (a) Bersifat subjektif, (b) Teknik
pengumpulan data melalui cara terbuka yaitu wawancara mendalam, (c) penelitian
kualitatif lebih kepada deskripsi konsep. Kerangka dimulai dengan pokok-pokok
fenomena (berupa fakta) yang dilakukan oleh peneliti. Kemudian, mengemukakan
asumsi-asumsi dan literatur yang dipakai untuk membahas berbagai temuan dari
fenomena yang diteliti. Berbagai data yang didapat dibahas dan diasumsikan kedalam
simpulan-simpulan tertentu.
B.Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah sampah di lingkungan sekolah SMA Brawijaya
Smart School.
Tempat penelitian : SMA Brawijaya Smart School Jalan Cipayung No. 10,
Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen, Kota Malang
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data primer
dengan menggunakan teknik wawancara dan teknik pengumpulan data sekunder dengan
menggunakan teknik observasi. Teknik tersebut digunakan agar fenomena yang diteliti dapat
dimaknai secara baik dan tepat apabila peneliti langsung berinteraksi dengan subjek
penelitian dan lokasi terjadi fenomena yang diteliti.
a) Primer
Teknik pengumpulan data primer menggunakan teknik wawancara. Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan wawancara mendalam yang berhubungan dengan
fokus fenomena yang diteliti untuk mendapatkan data yang sesuai dengan situasi yang terjadi
di lokasi penelitian.
b) Sekunder
Dalam penelitian ini, peneliti mengamati aktivitas-aktivitas subjek penelitian, interaksi antar
subjek penelitian, situasi sosial serta karakteristik fisik yang terjadi di lokasi penelitian.
Langkah yang dilakukan dalam teknik observasi mengamati subjek dengan melihat situasi
sosial yang terjadi, kemudian mulai menyempitkan data dan melakukan observasi terfokus
pada data-data tertentu, lalu data observasi diseleksi untuk mengambil kesimpulan dan terus
melakukan observasi sampai akhir pengumpulan data.
E. Instrumen Penelitian
b) Wawancara Acuan atau tuntutan wawancara agar wawancara pada objek yang di teliti
yaitu narasumber/informan adalah orang yang mengerti dalam pengelolaan sampah
wisatawan di Pulau Tidung yang terdiri dari pemerintah daerah Kecamatan Kepulauan
Seribu Selatan, pengelola wisata di Pulau Tidung dan masyarakat sertawisatawan
yang juga turut andil dalam penimbulan sampah dari aktivitas wisatawan itu sendiri.
(terlampir)
c) Kamera digunakan untuk mengambil data berupa gambar yang dibutuhkan oleh
peneliti dalam penelitian untuk menunjang data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Hasil
B. Pembahasan
Sampah yang dihasilkan di sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya
sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik, dan
sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan, dan
daun pisang pembungkus makanan.
Sedangkan menurut hasil observasi lapangan proses pengolahan sampah di SMA BSS
hanya sampai pada tahapan pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya. Dengan
disediakannya tong sampah yang berbeda jenis untuk sampah organik dan anorganik, seluruh
komponen sekolah sepakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan bersama-sama
mengawasi proses pemilahan saat pembuangan sampah. Fasilitas tong sampah organik dan
anorganik berfungsi sebagai tempat pemilahan awal sampah yang kemudian dapat di olah
kembali menjadi produk baru. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos alami
untuk dimanfaatkan sebagai pupuk taman di sekolah, sedangkan produk anorganik seperti
kertas bekas dapat diolah menjadi kertas daur ulang yang dapat dimanfaatkan untuk mading
(majalah dinding).Tetapi tidak ada proses daur ualang setelah sampah dibuang ke tempatnya.
Tidak semua komponen sekolah melaksanakan pemilahan sampah dengan benar,
menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan siswa tentang proses pengolahan sampah dan
perlu diadakannya sebuah penyuluhan.
Dari hasil obervasi dapat ditemukan bahwa sampah yang dihasilkan kebanyakan
adalah sampah yang mudah terbakar dan sulit terurai yang merupakan jenis sampah
anorganik. Sampah anorganik ini bisa di daur ulang menggunakan konsep 3R, yaitu
Reuse (Guna ulang) yaitu kegiatan penggunaan kembali sampah yang masih digunakan baik
untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain, Reduce (Mengurangi) yaitu mengurangi segala
sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah dan Recycle (Mendaur ulang) yaitu mengolah
sampah menjadi produk baru. Namun tidak ada konsep 3R di lingkungan SMA BSS.
Tidak ada kebijakan yang berlaku di SMA BSS terkait pengolahan sampah menurut
hasil wawancara. Sampah dibuang ke tempat sampah yang kemudian di kumpulkan dan
nantinya akan di buang ke TPST terdekat.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan tentang proses pengelolaan sampah di sekolag SMA BSS dapat
dilihat bahwa ternyata siswa memiliki pengetahuan yang kurang tentang pengelolaan sampah.
Namun siswa yang di maksud tidak berarti menyeluruh melainkan hanya sebagian, ini
menjadi perhatian agar pentingnya adanya pengelolaan sampah dikarenakan komponen
sekolah berpendapat bahwa masih adanya kekurangan pengetahuan tentang cara pengelolaan
sampah. Sehingga mereka merasa kurang bisa memaksimalkan sampah yang ada disekitar
mereka. Dengan adanya proses pengelolaan ini juga merupakan salah satu cara dalam
menanggapi permasalahan lingkungan yang ada khususnya terhadap sampah. Diharapkan
dapat diadakannya kampanye atau penyuluhan yang bisa meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang cara mengelola sampah dengan efektif. Di sisi lain juga diharapkan agar
penggunaan sampah bisa diminimalkan penggunaannya sehingga problematika sampah bisa
sedikit dikurangi dari permasalahan sosial dan lingkungan yang ada di dunia manusia.
Terutama juga sebagai salah satu cara tanggung jawab manusia akibat sebagai pengguna dan
penyebab munculnya sampah.
B.Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan maka peneliti memiliki saran kepada seluruh
komponen sekolah berupa :
Perlu dibentuk sebuah satuan petugas (Satgas) lingkungan di SMA BSS. Satuan petugas ini
bisa terdiri dari guru, karyawan,dan siswa di SMA BSS. Tujuannya adalah untuk menjaga
kebersihan dan meningkatkan kesadaran akan bahaya sampah.
Perlu adanya sebuah Bank Sampah di SMA BSS dengan tujuan sebagai tempat berkumpul
komponen sekolah dalam mengelola sampah menjadi sebuah cipta karya yang mampu
mendatangkan penghasilan.
Perlu adanya kebijakan tambahan untuk proses pengolahan sampah, dengan tujuan daur ulang
sampah yang dihasilkan dari sekolah dan dapat meminimalisir sampah.
Perlu diadakan sebuah penyuluhan atau sosialisasi agar komponen sekolah mengerti atau
paham tentang prose pengolahan sampah.
DAFTAR PUSTAKA
OBSERVASI LAPANGAN
Lampiran 2
WAWANCARA
Narasumber : Yoni Fahudi
SD SD Negeri Dadaprejo 01
Pendidikan SMP SMP Negeri 01 Batu
SMA SMA Brawijaya Smart School
SD SD Negeri Percobaan 1
Pendidikan SMP SMP Negeri 6 Malang
SMA SMA Brawijaya Smart School