Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH STUDI LAPANGAN

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT BANK SAMPAH MEKAR ASRI


MOJOSONGO SOLO
Nama Dosen : Prof. Pranoto, M. Sc.

Disusun Oleh:
Aji Pangestu M0316001
Armyani Wahyu Nur Safitri M0316011
Ellysa Amelia Putri M0316026
Hesti Mutma’inah M0316036
Miracle Sadrini M0316044
Yuliana Pratiwi M0316064

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
limpahan rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini
merupakan proses yang panjang dan melibatkan berbagai pihak yang telah memberikan
kesempatan dan pengarahan dalam penulisan ini. Makalah ini dibuat untuk membantu
memahami Materi Analisis Limbah Industri khususnya tentang pengelolaan limbah padat
bank sampah Mekar Asri Mojosongo Solo.
Ungkapan terimakasih diucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
secara langsung ataupun tidak langsung. Melalui kata pengantar ini disampaikan
permintaan maaf jika terdapat tulisan yang kurang tepat atau menyinggung perasaan.
Saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan untuk peningkatan pembuatan
makalah yang lebih baik pada tugas yang lainnya di waktu mendatang. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan khususnya tentang peralatan pada penyusunan metode analisis limbah
industri.

Surakarta, 25 November 2019

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
D. Waktu Studi Lapang............................................................................................2
E. Peserta Studi Lapang...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
A. Pengertian Limbah Industri.................................................................................3
B. Parameter Limbah...............................................................................................3
C. Jenis-Jenis Limbah..............................................................................................4
D. Pemanfaatan Limbah...........................................................................................5
E. Teknologi Bersih..................................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................7
A. Profil Bank Sampah Mekar Asri.........................................................................7
B. Pengelolaan Limbah Padat di Bank Sampah Mekar Asri....................................9
C. Proses Pengolahan Kompos di Bank Sampah Mekar Asri................................10
BAB IV PENUTUP..............................................................................................32
A. Kesimpulan........................................................................................................32
B. Saran..................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
LAMPIRAN SOAL..............................................................................................35

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.............................................................................................................9
Gambar 2.............................................................................................................9
Gambar 3............................................................................................................10
Gambar 4............................................................................................................10
Gambar 5............................................................................................................11

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1...............................................................................................................30
Tabel 2...............................................................................................................31

v
BAB I

1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut untuk diperhatikan.
Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena
pada dasarnya semua manusia pasti menghasilkan sampah. Sampah merupakan suatu
buangan yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia. Volume peningkatan sampah
sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia.
Sampah hingga kini masih menjadi permasalahan lingkungan bagi masyarakat
dunia. Problem sampah dikenal sebagai limbah yang kadang terbengkalai menimbulkan
bau hingga bencana seperti Banjir. Kota Solo punya permasalahan tersendiri mengenai
sampah, Mojosongo pun tak luput dari permasalahan ini. Pada tahun 2005, kesadaran
masyarakat ditingkat Rukun Tetangga (RT) di perumahan mekar asri belum terasa
walaupun banyaknya sampah yang mengganggu lingkungan. Rumah-rumah warga belum
tersedia tempat sampah sehingga masih ditemukan warga yang membuang sampah
sembarangan. Problematika akibat sampah ini telah dirasakan oleh Ketua RT setempat,
Bapak Kirno. Beliau membangun kesadaran masyarakat melalui kerjasama dengan Bapak
Pranoto. Kerjasama ini membangun “BANK SAMPAH MEKAR ASRI” yang masih
berdiri hingga saat ini. Bank Sampah ini mengolah sampah rumah tangga dari rumah-
rumah di RT setempat kemudian dikumpulkan. Pengumpulan bertujuan untuk selanjutnya
dipilah-pilah antara sampah organik dan anorganik. Dari sampah anorganik ini
memproduksi cinderamata yang terbuat dari bahan limbah seperti kertas korandan
plastik. Selain itu, Mekar Asri juga mengolah limbah organik seperti dedaunan dan sisa-
sisa makanan dikumpulkan untuk diolah menjadi kompos bagi tanaman.
Kompos produksi rumahan ini yang menjadi salah satu solusi dalam modifikasi
lingkungan. Dimana sampah yang menjadi problematika, kemudian diolah sedemikian
rupa menjadi bahan yang lebih berguna untuk makhluk hidup. Kompos yang diproduksi
di Bank Sampah Mekar Asri berwujud padat guna menyuburkan tanaman-tanaman
disekitar Perumahan Mekar Asri. Inovasi inilah yang kemudian memacu penulis dalam
menggali ilmu pengetahuan dibidang Pengelolaan Limbah Padat Bank Sampah Mekar
Asri Mojosongo Solo.

B. Rumusan Masalah

2
1. Bagaimana profil bank sampah Mekar Asri Mojosongo Solo?
2. Bagaimana proses pengelolaan limbah padat bank sampah Mekar Asri
Mojosongo Solo?
3. Bagaimana proses pengolahan kompos di bank sampah Mekar Asri?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui profil bank sampah Mekar Asri Mojosongo Solo.
2. Mengetahui proses pengelolaan limbah padat bank sampah Mekar Asri
Mojosongo Solo.
3. Mengetahui proses pengolahan kompos di bank sampah Mekar Asri.
D. Waktu Studi Lapang
Studi Lapang dilaksanakan pada hari Kamis, 26 September 2019 pukul 14.00-
15.00 WIB.
E. Peserta Studi Lapang
Peserta studi lapang adalah mahasiswa kimia UNS yang mengambil mata kuliah
Analisis Limbah Industri kelompok 2.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah Padat
Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang
terdapat di lingkungan (Kusnoputranto, 2000). Limbah padat umumnya meliputi
debu, sampah dapur, sampah kebun, kotoran, dan limbah ternak dari kandang,
limbah pertanian, pecahan kaca, logam, sampah kertas, plastik, karet, dan
sebagainya. Limbah padat juga dapat dibagi menjadi limbah organic dan anorganik
yang dihasilkan rumah tangga, komersial, dan industry yang tidak mempunyai nilai
ekonomi untuk pemiliknya (UNICEF, 2006). Berdasarkan beberapa pengertian
diatas, limbah padat atau sampah dapat diartikan sebagai semua sampah yang
ditiumbulkan dari aktivitas manusia yang berbentuk padat dan dibuang sebagai
bahan yang tidak berguna atau tidak diinginkan.
B. Komposisi Limbah Padat
Komposisi limbah atau sampah padat bervariasi tergantung dari sumbernya,
dari yang berbentuk sangat padat (seperti besi) hingga yang berbentuk busa/gabus.
Salah satu untuk menentukan komposisi sampah yaitu dengan menghitung jumlah
bahan/materi sampah dalam gram/presentase(%) dari sampah yang terdiri atas
bahan-bahan berikut (Kusnoputranto, 2000).
1. Logam : kaleng, besi, paku, dan sejenisnya.
2. Benda yang terbuat dari bahan kertas : kertas, Koran, majalah, karton.
3. Benda yang terbuat dari bahan plastik : plastic pembungkus, bekas alat-alat
rumah tangga.
4. Benda yang terbuat dari bahan karet : ban, sandal.
5. Benda yang terbuat dari bahan kain : kain perca.
6. Benda yang terbuat dari kaca: pecehan gelas, lampu, botol.
7. Benda yang terbuat dari bahan kayu : kayu, ranting, kursi, meja.
8. Sisa-sisa makanan, sayuran, buah-buahan.

4
C. Proses pengelolaan limbah padat

D. Pemanfaatan Limbah Padat


Beberapa cara yang bisa anda lakukan pada cara pemanfaatan sampah antara
lain berikut.
1. Pembuatan kertas daur ulang
Kertas yang sudah tidak dipakai bisa di daur ulang kembali untuk dijadikan
kertas yang memilki tampilan lebih bagus, caranya sangat mudah dan semua
orang pasti bisa melakukannya. Tinggal merendam kertas bekas di dalam air dan
kemudian dicampur dengan pewarna alami seperti kunyit, sirih, pandan wangi dan
lain sebagainya. Campuran ini akan menghasilkan kertas berbagi warna dan siap
untuk digunakan, baik untuk kesenian atau hanya sekedar media menulis.
2. Pembuatan kerajinan dari koran bekas
Koran adalah salah satu limbah terbanyak dalam kehidupan manusia, karena
setiap hari informasi dan berita selalu berubah-ubah, otomatis koran juga harus

5
mengikuti hal tersebut, sehingga koran menjadi salah satu bahan yang bersifat
sekali pakai. Untuk mengurangi jumlah koran bekas kita bisa memanfaatkannya
untuk sebuah kerajinan. Contohnya vas bunga. Kita bisa memanfaatkan koran
dengan cara membuat lilitan koran dalam jumlah bnayak kemudian disusun
menyerupai vas bunga. Setelah itu untuk mempercantik tampilan bisa diberikan
warna pada koran tersebut.
3. Kerajinan dari kaleng bekas atau gelas
Kaleng bekas atau gelas merupakan salah satu sampah yang sering kita
temui tapi minim sekali pemanfaatan yang dilakukan. ada bebrapa cara yang bisa
dilakukan untuk barang ini, misalkan membuat gift box dari kotak permen,
pembuatan kotak pensil dari botol kaca, pembuatan guci dari pecahan gelas dan
lain sebagainya.
4. Pembuatan makan ternak
Sebuah penelitian berhasil membuat pakan ayam dari limbah organik rumah
tangga dengan mancampur sisa sayuran, ikan, ataupun ayam yang ada dengan
dedak. Campuran ini menghasilkan makanan ternak yang bergizi tinggi dan baik
untuk kesehatan hewan ternak.
5. Pembuatan kompos
Beberapa sampah organik mengandung karbon dan nitrogen sangat tinggi,
seperti sampah hijau, daun kering, kotoran hewan ternak, lumpur cair dan
sebagainya. Sampah-sampah ini bisa diproses untuk dijadikan kompos.
6. Pembuatan gas metana
Mungkin hal ini masih jarang diketahui oleh masyarakat umum, ternyata
dibalik sampah terdapat suatu kandungan yang mampu dimanfaatkan. Penelitian
telah membuktikan bahwa dalam sampah terkandung gas yang sangat potensial
bagi kehidupan, yaitu gas methan. Informasi terbaru menyebutkan bahwa
pemerintah kota Bau-Bau memilki suatu program yang memanfaatkan sampah
sebagai penghasil gas methan. Cara yang dilakukan oleh pemerintah kota Bau-
Bau adalah dengan menimbun sampah di dalam lapisan tanah, kemudian diberi
saluran pipa instalasi gas methan. Dan hasil gas tersebut disalurkan ke pemukiman
warga untuk listrik dan bahan bakar kompor. Ini merupakan terobosan baru yang

6
sangat menginspirasi kita. Bayangkan bila di semua daerah melakukan ini, maka
sampah akan menjadi sahabat kita dan daerah kita akan menjadi bersih dan sehat.
7. Bank sampah
Program ini adalah suatu terobosan baru yang digunakan di beberapa
daerah, bank sampah adalah tempat dimana dikumpulkannya sampah-sampah an-
organik yang dapat diolah atau di daur ulang kembali, seperti gelas,plastik, kaleng
dan lain-lain. Di tempat ini memberikan peluang usaha bagi para pemulung.
Pemulung yang mengumpulkan sampah-sampah yang masih berguna akan diberi
upah atau hadiah sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Hal ini sangat efektif
karena selain bisa membantu para pemulung juga mampu mengurangi intensitas
sampah yang ada.
E. Fungsi Bank Sampah
Adapun fungsi dari bank sampah dapat kita kategorikan sebagai berikut.
1. Sebagai media edukasi bagi anak-anak usia dini tentang bagaimana kita
memelihara lingkungan.
2. Sarana belajar untuk masyarakat lebih terampil dalam mengolah sampah.
3. Menghindari pencemaran lingkungan.
4. Menjadikan sampah yang tidak dipandang menjadi sesuatu yang bernilai
ekonomis.
5. Dari segi ekonomi, membantu para pengepul sampah dan bagi masyarakat yang
mengumpulkan sampah akan memperoleh imbalan berupa uang.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Profil Bank Sampah Mekar Asri


Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan
dari aktivitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diinginkan atau
tidak digunakan lagi. Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari
sampah organik, sampah anorganik dan sampah B3 yang dianggap tidak
berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan.
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat (UU No 18/2008 Pasal 1). Sampah menurut kelompoknya
maka dapat dibagi dalam jenisnya, antara lain:
1. Sampah basah atau sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik yang
mudah membusuk dimana sebagian besar sampah ini berasal dari sisa-sisa
makanan, potongan hewan, dan lain-lain sebagainya.
2. Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam seperti besi tua,
kaleng bekas, dan sampah kering non logam, misalnya kertas, kaca,
keramik, batu-batuan, dan sisa kain.
3. Sampah lembut, misalnya debu yang berasal dari penyapuan lantai rumah,
gedung dan penggergajian kayu.
4. Sampah besar, sampah yang berasal dari bangunan rumah tangga yang
besar, seperti meja, kursi, kulkas, radio dan peralatan lain sebagai
pendukung rumah tangga.
Contoh pengelolaan sampah lingkungan yang telah kami tinjau adalah
bank sampah Mekar Asri di Mojosongo. Bank sampah adalah suatu tempat
yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah.
Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke
tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah.
Bank sampah Mekar Asri terletak di RT/05, RW/XVI Mojosongo Surakarta.
Bank Sampah Mekar Asri didirikan tahun 2006. Tujuan pendirian bank
sampah Mekar Asri adalah :
1. Membantu menangani pengolahan sampah di Surakarta.
2. Menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang bersih, hijau, sehat dan
rapi.

8
3. Mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat,
misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis.
Wilayah kerja dari bank sampah Mekar Asri adalah RW. XVI Kelurahan
Mojosongo. Namun wilayah yang sampah sekarang masih aktif dalam
pengelolaan limbah padat menggunakan bank sampah adalah RT 05.
Pada bank sampah Mekar Asri dibagi menjadi dua yaitu bank sampah
dan sodaqoh sampah. Sampah dipisahkan berdasarkan jenisnya yaitu sampah
plastik (botol), koran, kardus dan daun. Sampah yang jenisnya anorganik
seperti botol plastik dan kardus dijual kembali sedangkan koran dimanfaatkan
oleh ibu rumah tanggga untuk dibuat kerajinan seperti vas bunga, tempat tisu
dan tas. Sampah organik seperti daun dimanfaatkan dengan diolah menjadi
kompos.

9
B. Proses Pengelolaan Limbah Padat di Bank Sampah Mekar Asri
1. Pemilahan Sampah
Pada bank sampah Mekar Asri, jenis sampah yang masuk rata–rata
telah dipilah terlebih dahulu oleh nasabah yang akan menyetorkan
sampahnya pada waktu yang telah ditentukan. Namun pada bank sampah
tertentu ada juga sampah yang masuk masih dalam bentuk tercampur
sehingga nantinya akan dipilah oleh pengelola bank sampah. Penyetoran
sampah untuk bank sampah dilakukan secara teratur yaitu setiap sebulan
sekali pada minggu ke-3, sedangkan penyetoran sampah untuk sodaqoh
sampah dilakukan secara teratur yaitu setiap sebulan sekali pada minggu
pertama atau minggu ke-4. Sampah yang akan disetorkan ke bank sampah
dipilah menjadi sampah plastik, kertas, kaca, logam dan karet.
2. Pengelolaan Sampah
Setiap bank sampah memiliki kemampuan pengolahan yang berbeda-beda.
Ada bank sampah yang sudah bisa mengolah sampah baik menjadi
kompos ataupun melakukan daur ulang sampah, namun ada pula bank
sampah yang hanya mampu melakukan pengolahan sampah menjadi
kompos namun tidak melakukan daur ulang dan sebaliknya. Pada bank
sampah Mekar Asri telah dilakukan pengelolaan limbah padat dengan baik
yaitu daun-daun kering diolah menjadi kompos, sampah basah seperti
daun-daun basah dan sisa-sisa makanan diolah menjadi pupuk lindi dan
sampah anorganik diolah menjadi kerajinan seperti tas, kotak tissue, vas
bunga, magnet kulkas, dan lainnya. Pengelolaan sampah tersebut
dilakukan oleh masyarakat RW16/RT05 dibantu oleh pengurus bank
sampah Mekar Asri. Barang-barang kerajinan dari daur ulang sampah
tersebut kemudian dijual untuk menambah penghasilan masyarakat sekitar.
Berikut diagram alur pengelolaan limbah padat di bank sampah Mekar
Asri.

10
Gambar 2. Diagram alur pengelolaan limbah padat di bank sampah Mekar Asri.
C. Proses Pengolahan Kompos di Bank Sampah Mekar Asri
Selain pupuk kandang dan pupuk hijau, dalam penyediaan pupuk
organik dapat pula digunakan kompos. Kompos adalah bahan organik yang
dibusukkan pada suatu tempat yang terlindung dari matahari dan hujan diatur
kelembapannya dengan menyiram air bila terlalu kering. Untuk mempercepat
perombakan dapat ditambahkan kapur sehingga terbentuk kompos dengan
C/N rasio rendah yang siap untuk digunakan.bahan untuk kompos dapat
berupa sampah atau sisa-sisa tanaman tertentu (jerami dll.).
Pupuk organik adalah senyawa yang terbuat dari satu atau lebih bahan
yang diproses atau tak diproses berasal dari bahan biologis (tanaman atau
hewan) dan atau bahan mineral yang tidak diproses (kapur, batuan fosfat, dan
lain – lain) yang mengalami perubahan melalui proses dekomposisi yang
terkontrol menjadi bahan yang seragam dan homogen. Karekteristik umum
yang dimiliki pupuk organik adalah sebaga berikut.
1. Kandungan hara rendah.

11
2. Ketersediaan unsur hara lambat.
3. Menyediakan hara dalam jumlah terbatas.
Keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan pupuk organik adalah
sebagai berikut.
1. Mempegaruhi sifat fisik tanah.
2. Mempengaruhi sifat kimia tanah.
3. Mempengaruhi sifat biologi tanah.
4. Mempengaruhi kondisi sosial.
Pupuk cair adalah jenis pupuk yang berbentuk cair yang mudah sekali
larut pada tanah dan membawah unsur-unsur penting guna kesuburan tanah.
Pupuk cair adalah pupuk yang dapat memberikan hara yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair maka jika terjadi
kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya tanaman akan
mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan.
Karakteristik Lindi sebagai hasil proses dekomposisi organik
banyak mengandung zat organik dan anorganik dengan konsentrasi yang
tinggi. Hasil penelitian sebelumnya menunjukan bawah konsentrasi materi
organik lindi memiliki konsentrasi 100 kali lebih tinggi dari pada air limbah.
Konsentrasi materi organik yang berkaitan dengan pencemaran biasanya
memakai parameter BOD, COD dan TOD. Kualitas lindi dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut.
1. Komposisi material sampah padat.
2. Musim.
3. Temperatur dan kelembaban.
4. Teknis operasional pengelolahan lindi.
5. Umur timbunan.
Sebelum membuat kompos selain diperlukan bahan utama yaitu
dedaunan juga diperlukan senyawa yang bernama EM4. Cara membuat EM4
adalah dari sari buah yang sudah tidak terpakai lagi dengan perbandingan 1
kg buah ditambah 1 ons gula difermentasi selama 3 hari. Dimana pada selama
proses fermentasi berlangsung akan menghasilkan gas maka perlu dibuka

12
tutup wadah fermentasi agar gas yang terbentuk keluar. Reaksi pembuatan
EM4 sebagai berikut.

C6H1206(s) 2C2H5OH(aq) + 2CO2(g)

C6H1206(s) + 2H2(g) 2CH3CH2COOH(aq) + 2H2O(l)

C6H1206(s) CH3CH2CH2COOH(aq) + 2CO2(g) + 2H2(g)

Hasil akhir dari fermentasi digunakan sebagai bakteri pengurai pada


pembuatan kompos organik. Untuk pembuatan kompos sendiri dilakukan
dengan cara menggiling bahan kompos hingga halus dengan perbandingan 1
kwintal bahan ditambah 2 liter EM4 serta 25 kg kotoran sapi atau kambing.
Dilakukan pencampuran secara merata kemudian dimasukkan dalam tong
atau wadah. Wadah yang digunakan harus memiliki lubang bagian atas dan
bawah dimana lubang atas berfungsi sebagai tempat keluar gas dan lubang
bawah tempat keluar cairan Lindi. Bahan campuran tadi didiamkan selama
dua bulan, dilakukan pengecekan apabila bahan kering perlu ditambahkan
penambahan EM4. Kompos bisa dipakai apabila disudah tidak terasa panas
ditangan, maka kompos siap dipakai. Untuk mengeringkan kompos perlu
dilakukan penjemuran dan pengayakkan kemudian dimasukkan kedalam
plastik.Hasil dari kompos yang telah di pack-an biasanya telah dipesan
terlebih dahulu sehingga jarang ada sisa dari hasil kompos yang telah jadi.
Bahkan, tidak jarang hasilnya tidak mencukupi untuk pesanan.

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

Austin, G.T. 1984. Shreve’s: Chemical Process Industries. New York : McGraw –
Hill Book.
Biyantoro, D., Basuki, K. T., dan Washito, M. A. 2006. Pemisahan Ce dan Nd
Menggunakan Resin Dowex 50w-X8 melalui Proses Pertukaran Ion.
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir, 9(1).
Day, R. A. dan Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Desmira., Aribowo, D., dan Pratama R. 2018. PENERAPAN SENSOR pH PADA
AREA ELEKTROLIZER DI PT. SULFINDO ADIUSAHA. Jurnal
PROSISKO, 5(1) : 9-12.

Ginting, P. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah Industri. Jakarta:


Cv YramaWidya.
Suratmo, F.G. 1991. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: UGM –
Press.
Alaerts, G. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Irmanto, I. and Suyata, S., 2009. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Di Desa
Kalisari Kecamatan Cilongok Dengan Metode Multi Soil
Layering. Molekul, 4(1): 21-32.
KEP-51/MENLH/10/1995. Baku Mutu Limbah Cair.
Khopkar. 2007. Konsep Dasar Kimia analitik. Jakarta: UI Press.
Lestari, D. E., dan Utomo, S. B. 2007. Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion
Pada Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01) RSG–Gas. Seminar Nasional
SDM Teknologi Nuklir. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, ISSN 1978–0176
Banten.
Nugroho, W., dan Setyo, P. 2013. Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau
melalui Penukar Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon
Aktif. WAKTU, 11(1), 47-59.
Oktarina, E. 2014. Bioremediasi Limbah Cair Tapioka oleh Bakteri Termobilisasi
pada Microbial Fuel Cell. Jurnal Dinamika Penelitian Industri. 25(2): 107-
116.

15
Pratiwi, Y., Santoso, G., dan Waluyo, J. 2014. IbM Kelurahan Gulurejo (Kawasan
Pengrajin Batik) untuk Mengatasi Masalah Pencemaran Lingkungan Akibat
Limbah Cair Batik. Jurnal Teknologi Technoscientia, 7(1): 38-45.
Pujiastuti, C. 2008. Kajian Penurunan Ca Dan Mg Dalam Air Laut Menggunakan
Resin (Dowex). Jurnal Teknik Kimia, 3(1) : 199-206.
Riffat, R. 2012.Fundamentals of Wastewater Treatment and
Engineering. Jakarta: CRC Press.
SNI 6989.59:2008 tentang metoda pengambilan contoh air limbah.
SNI 8520:2018 tentang cara pengambilan contoh uji limbah B3 padat.
SNI 19-7119.1-2005 tentang cara uji kadar amoniak (NH3) dengan metoda
indofenol menggunakan spektrofotometer.
SNI 19-7119.2-2005 tentang cara uji kadar nitrogen dioksida (NO2) dengan
metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer.
SNI 19-7119.4-2005 tentang cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda
dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom.
SNI 19-7119.7-2005 tentang cara uji kadar sulfur dioksida (SO 2) dengan metoda
pararosanilin menggunakan spektrofotometer.
Soebagiao . 2002. Kimia Analitik II. Universitas Negeri Malang : Malang.
Susianti, E. 2012. Adsorbsi Zr(SO4)3-2 Dalam Resin Penukar Anion (Dowex-1x8)
Pada Kromatografi Anular. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah -
Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012 Pusat
Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN.
Tosoh Bioscience. Ion Exchange Column: Ion Exchange Chromatography.
Germany.
Viktor Futanto. 1994. Analisa Mutu Air Ketel Uap Dan Air Sistim
Pendingin.Akademi Kimia Analisis. Bogor : Departemen Perindustrian.
Vollrath, H. 1985.Dasar-Dasar Teknologi Kimia. Indonesia: PT. Sastra Hudaya.
Wirosoedarmo, R. dan Harera, A., 2018. Sistem Anaerobik-Aerobik pada
Pengolahan Limbah Industri Tahu untuk Menurunkan Kadar BOD5, COD,
dan TSS. Jurnal Sumber Daya Alam dan Lingkungan, 5(1).
Wisnu, A.W. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta.

16
Zainudin, A., Anggraeni, A., Sofyatin, T., dan Bahti, H. H. 2015. Pembuatan Resin
Penukar Ion Polistiren Sulfonat. Chimica et Natura Acta, 3(1): 30-34.

17
LAMPIRAN SOAL
I. Pilihan Ganda
II. Essai

18

Anda mungkin juga menyukai