Anda di halaman 1dari 35

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN

SAMPAH ANORGANIK DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR


(TPA) CIANGIR KEL. TAMANSARI KEC.TAMANSARI
KOTA TASIKMALAYA
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Geografi

Oleh,
LENI SUMARNI
202170038

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selamanya milik Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga saya bisa menyelesaikan proposal penelitian ini.
Solawat dan salam semoga tetap tercurahlimpahkan kepada Nabi Akhirul zaman
Nabi Muhammad SAW, Semoga kita mendapatkan syafaatnya nanti di Yaumil
Akhir.
Amiin.
Proposal penelitian dengan judul “ Peran Serta Masyarakat Dalam
Pengolahan sampah Anorganik Di Tempat Pemrosesan Akhir ( TPA )
Ciangir Di Kel.Tamansari Kec.Tamansari Kota Tasikmalaya ”. Proposal ini
di tujukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Metode Penelitian
Geografi. Penelitian ini tidak terlepas dari dukungan beberapa pihak yang telah
membatu, oleh karenanya penulis mengucapkan Terimakasih kepada :
1. Ibu Dr.Siti Fadjarajani, Dra., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah
Metode Penelitian Geografi yang telah memberikan ilmu serta bimbingannya.
2. Seluruh dosen Pendidikan Geografi Universitas Siliwangi yang telah
memberikan Pendidikan serta arahannya kepada penulis.
3. Kedua orang tua serta keluarga yang selalu memberikan motivasi baik secara
moral maupun material. Dan
4. Rekan-rekan mahasiswa jurusan pendidikan Geografi angkatan 2020 yang
selalu memberikan bantuannya dalam proses penyusunan proposal ini.
Semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca,
dan penulis menyadari proposal ini memiliki kekurangan, sehingga
penulis mengharapkan kritik dan sarannya untuk proposal ini.

Tasikmalaya, Sepetember 2022

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iv
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Definisi Operasional ......................................................................................3
D. Tujuan Penelitian............................................................................................4
E. Kegiatan Penelitian ........................................................................................5
F. Kajian Pustaka ...............................................................................................5
1. Penelitian Relevan ...................................................................................11
2. Kerangka Konseptual ..............................................................................12
3. Hipotesis ..................................................................................................13
G. Prosedur Penelitian.........................................................................................14
1. Metode Penelitian ....................................................................................14
2. Variabel Penelitian ..................................................................................15
3. Populasi Dan Sampel...............................................................................16
4. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................16
5. Instrumen Penelitian ................................................................................18
6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.....................................................21
7. Waktu dan Tempat ..................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................24
Lampiran ...................................................................................................................25

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Penelitian yang dilakukan ......................................................11


Tabel 2. Pedoman Wawancara.....................................................................................13
Tabel 3. Pedoman Wawancara.....................................................................................13
Tabel 4. Rencana Dan Waktu Penelitian ....................................................................22

1
2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konseptual I.................................................................12


Gambar 2. Kerangka Konseptual II................................................................13
Gambar 3. Citra Satelit Lokasi Penelitian .....................................................23
Gambar 4. Plang Tempat Pemrosesan akhir (TPA) Ciangir .........................25
Gambar 5. Proses Pemilahan Sampah ...........................................................25
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Jumlah penduduk yang banyak merupakan sebuah sumber masalah bagi
sebuah daerah ataupun Negara, Karena dengan banyaknya jumlah penduduk maka
akan menimbulkan suatu permasalahan yang serius baik dalam bidang eknomi
mapupun social lingkungannya. Karena dengan banyaknya jumlah penduduk
maka kebutuhan juga akan semakin meningkat.
Menurut badan pusat statistika, penduduk Kota Tasikmalaya tahun 2021
mengalami perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang cepat. yang pada
asalnya pada tahun 2020 kisaran 663.986 jiwa, itu melunjak pada tahun 2021
dengan jumlah penduduk sekitar 732.921 jiwa. Oleh karena tingkat pertumbuhan
penduduk yang meningkat tersebut, mengakibatkan pula pada pertambahan atau
kenaikan kebutuhannya. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan tersebut, seperti
dengan memproduksi makanan, minuman,dan barang- barang yang bernilai
ekonomis tidak terlepas dari penggunaan bahan anorganik sebagai penunjang
usaha tersebut seperti contoh penggunaan pelastik dalam membungkus suatu
produk yang dihasilkan. Dari hal itu maka akan menghasilkan bahan buangan
yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh manusia. Seiring berjalannya waktu,
semakin meningkat penduduk maka semakin meningkat pula kebutuhan hidup
yan harus dipenuhi, sehingga semakin hari bahan buangan bahan anorganik yang
dihasilkan semakin bertambah.
Sampah anorganik merupakan sebuah sisa buangan dari suatu produk atau
barang yang sudah tidak digunkan lagi yang tidak dapat terurai oleh bakteri atau
hewan mikro organisme, dari hal tersebut sudah jelas bahwasannya sampah
anorganik dapat menjadi sebuah permasalahan yang serius, mengingat masyarakat
menganggap sampah tersebut sudah tidak berguna lagi dan akan di buang ke
lingkungan.
Pemerintah saat ini telah berupaya dalam mengatasi maslah sampah
terkhusu sampah anorganik, namun masih belum mencapai titik kesempurnaan.
4

Hal ini dikarenakan angka jumlah sampah terkhusus sampah anorganik yang ada
di kota Tasikmalaya begitu tinggi. Sehingga pemerintah kesulitan dalam
menentukan cara yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan sampah
anorganik tersebut.
Di daerah Kota Tasikmalaya, salah satunya di Kp.Ciangir keluarahan
Tamansari Kecamatan Tamansari terdapat salah satu Tempat pemrosesan akhir
( TPA ) yang menjadi tempat pembuangan sampah yang dihasilkan dari seluruh
daerah Kota Tasikmalaya. TPA tersebut hanya memiliki luas lahan kurang lebih
8 Hektare, ini jelas tidak sebanding dengan produksi sampah warga Kota
Tasikmalaya, yang mana jumlah sampah yang dihasilkan itu mencapai 313.956,
3kg/harinya. Oleh karenanya, pemerintah lingkungan hidup kota tasik di tuntut
untuk bisa mengelola sampah yang dihasilkan tersebut agar tidak menumpuk pada
TPA sehingga tidak menimbulkan permasalahan lainnya.
Upaya dinas pemerintahan lingkungan hidup TPA ciangir dalam
mengelola sampah tersebut itu tidak terlepas dari peranan serta masyarakat daerah
Ciangirnya. Sebagian besar masyarakat Ciangir ikut berpartisipasi dalam
pemilahan sampah dalam upaya pengelolaan sampah tersebut, bahkan banyak di
antara masyarakat Ciangir menjadikan memulung sampah sebagai mata
pencharian pokok dan juga sampingan selain dari usaha yang lainnya. Selain
dairpada memilah sampah, dengan adanya TPA di daerah Ciangir pula
menimbulkan usaha yang lainnya sehingga masyarakat ciangir itu hampir tidak
ada yang menganggur, mereka memanfaatkan TPA tersebut agar dapat
menghasilkan uang dengan usaha memilah sampah, ada juga yang menjadi
pengepul sampah aqua/ sampah yang dapat di daur ulang, ada juga yang menjadi
supir truk angkutan sampah kota, ada juga peternak yang menernakan sapinya di
TPA untuk memulng sampah sayuran sisa-sisa dari pasar, dan masih banyak lagi.
Penyusuna proposal ini tidak terlepasa dari memberikan pandangan
mengenai peranan serta masyarakat dalam pengolahan sampah anorganik serta
factor-faktor yang mempengaruhi peranan serta masyarakat dalam partisipasi
pengolahan sampah tersebut.
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk-bentuk peranan masyarakat dalam pengolahan sampah
Anorganik di Tempat pemrosesan akhir ( TPA ) Ciangir ?
2. Fakor-Faktor apa yang mempengaruhi peranan serta masyarakat dalam
pengolahan sampah Anorganik di Tempat Pemrosesan akhir (TPA)
Ciangir ?

C. Definisi Operasional
a. Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat merupakan sebuah kewajiban dari suatu jabatan
tertentu di masyarakat dalam mendorong kesuksesan atau keberlangsungan
suatu program salah satunya dalam sektor permasalahan sampah Anorganik.
Peran serta masyarakat biasa diartikan sebagai suatu partisipasi masyarakat
lokal dalam upaya secara sadar dan positif untuk mendukung dan berjalannya
program tersebut sehingga timbulah suatu daya dukung yang baik. Dalam
sebuah pembangunan peran serta masyarakat merupakan keikutsertaan
seseorang atau sekelompok orang untuk mengambil peranya dalam kegiatan
secara bersama-sama dengan melihat pemanfaatanya sesuai dengan potensi
dan kondisi fisik alam dan sosial lingkungannya.
b. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
yang non-alami, yang sulit terdegradasi sehingga sulit untuk terurai. Contoh
sampah anorganik ini adalah plastik, kaca, mika seta bahan-bahan yang tidak
tersusun dari senyawa-senyawa organik.
c. Tempat Pemrosesan Akhir ( TPA )
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 Tempat pemrosesan akhir ( TPA )
merupakan tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media
lingkungan secra aman bagi manusia dan lingkungannya yang mana
pengelolaannya dimulai pada saat timbulnya pada sumber, pengumpulan,
6

pemindahan dan pengangkutan, pengolahan hingga tahap akhirnya yaitu


pembuangan.
d. Pengolahan sampah Anorganik
Pengolahan sampah disini yaitu daur ulang sampah Anorganik tersebut
yang mana sampah tersebut sudah tidak terpakai lagi ( menjadi Limbah )
menjadi barang yang baru yang bisa di manfaatkan kembali sehingga tidak
menimbulkan permasalahan lainnya.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui peran serta Masyarakat dalam pengolahan sampah
anorgani k di tempat Pemrosesan akhir ( TPA ) Ciangir.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adanya peranan
masyarakat dalam pengolahan sampah Anorgnaik di Tempat pemrosesan
Akhir ( TPA ) Ciangir.

E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang penulis susun diharapkan dapat memberikan
kegunaan dan manfaat bagi dunia akademisi khususnya dan masyarakat umum
pada umumnya.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat secara teroritis
Penelitian ini mampu memberikan gambaran tentang cara dalam
pengolahan sampah Anorganik di tempat pemrosesan akhir (TPA) Ciangir yang
mana bisa membantu pembaca dalam mengolah sampah Anorganik yang bisa di
lakukan dilingkungan baru selain di tempat pemrosesan akhir (TPA).
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi pemerintah
Sebagai bentuk masukan yang membangun serta acuan bagi pemerintah
agar dapat berkontribusi dalam upaya penanganan samapah anorganik yang
7

ada di TPA Ciangir, agar mampu mengelola sampah anorganik yang mana
nantinya dapat mengatasi permasalahan yang ada di daerah pimpinannya
atau daerah awasannya.
b. Bagi Pengelola
Sebagai bentuk masukan yang membangun dalam proses pengelolaan dan
pengolahan sampah anorganik supaya lebih bermanfaat lagi, serta dapat
menciptakan peluang usaha yang baru.
c. Bagi Masyarakat
Sebagai suatu ajakan serta motivasi bagi masyarakat dalam meningkatkan
peran sertanya dalam ikut mengolah sampah anorganik yang bisa
menguntungkan sekaligus menjadi profesi yang menjanjikan.
d. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman baru dan dapat menambah pengetahuan tentang
cara Pengolahan sampah anorganik di tempat pemrosesan akhir ( TPA )
Ciangir yang mana pengalaman tersebut bisa diamalkan nantinya diluar
lingkungan selain di tempat pemrosesan akhir ( TPA ).
8

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka
a. Geografi lingkungan
IGI; 1988 mendefinikan geografi sebagai ilmu yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena geosfer dengan sudut
pandang keruangan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Geografi
memiliki 3 pendekatan, yakni pendekatan spasial, pendekatan ekologi
( lingkungan ), dan pendekatan regional ( konteks wilayah ).
Ekologi memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat
karena ekologi merupakan salah satu cabang geografi yang membahas
mengenai hubungan makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya serta
lingkungan sekitarnya. Ekologi melibatkan asfek hubungan timbal balik
antara manusia dan lingkungannya. Seperti manusia membuang sampah
sembarangan di lingkungan maka lingkunganpun akan memberikan timbal
balik dari prilaku tersebut seperti timbulnya bencana bajir, juga udara yang
tak enak di hirup dan masih banyak lagi. Oleh karenanya kita harus menjaga
lingkungan jangan sampai sampah yang kita buang secara sembarangan di
lingkungan alam tersebut akan mempengaruhi keadaan manusia itu sendiri.
Ekologi disini mempunyai peranan penting sebagai ilmu dasar dalam
mempelajari interaksi di dalam lingkungan. Dengan mempelajari ekologi
manusia diharapkan bisa mengetahui peranannya di dalam lingkungan, serta
mengetahui dan mencari solusi dari masalah yang ada di lingkungannya.
Pengaruh manusia terhadap lingkungan itu harus selaras atau
seimbang, manusia harus bisa menyeimbangkan ketika akan melakukan
perubahan tatanan lingkungan. Tetapi jika dilihat sekarang ini itu sangat
mencemaskan semua orang, dengan adanya kemajuan teknologi, manusia
bisa mengubah tatanan lingkungan dengan besar ditambah dengan populsi
manusia yang meningkat serta kebutuhannya yang ikut meningkat pula
sehingga sudah pasti lingkunganpun akan mengikuti pola pemenuhan
kebutuhan manusia yang semakin meningkat tersebut.
9

Terlepas dari hal itu, perilaku manusia terhadap linglungan tersebut


akan menimbulkan dampak yang cukup besar sehingga secra tidak sadar
manusia dapat membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

b. Definisi sampah anorganik


Sampah merupakan barang sisa yang sudah tidak di pakai kembali.
Sampah ( UU No.18 tahun 2008 ) adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
yang berbentuk padat.
Sampah anorganik merupakan sampah yang sudah tidak dipakai lagi
dan sulit terurai. Sampah anorganik yang menimbun di tanah dapat
menyebabkan pencemaran tanah karena sampah anorganik tersebut
tergolong sampah yang sulit terurai dan sampah tersebut akan menimbun
dalam tanah dengan waktu yang lama sehingga dapat menyebabkan
kerusakan lapisan tanah.
Contoh sampah anorganik yang sering ditemukan di tempat
pemrosesan akhir ( TPA ) adalah plastic, botol/ kaleng, barang elektronik,
bohlam lampu, kresek, besi, kaca, kabel, dan masih banyak lagi. Memang
smapah anorganik sulit terurai tapi sampah anorganik dapat dimanfaatkan
kembali.
c. Penanganan sampah anorganik
Penanganan sampah ( Daryanto, 2004; 103 ) penanganan smapah
dapat berbentuk semata-mata membuang samapah atau mengembalikan
sampah menjadi bahan-bahan yang lebih bermanfaat. Penanganan sampah
anorganik mula-mula dengan mengumpulkan sampah anorganik tersebut. Lalu
menangani pengelolaan sampah denga :
a. Dengan daur ulang
Daur ulang adalah upaya mengolah bahan anorganik yang tidka
terpakai lagi ( limbah ) menjadi barang baru yang bermanfaat melalui
kreativitas dan peranan serta masyarakat serta pemerintahan
lingkungan hidup dalam upaya mengolah sampah anorganik tersebut.
b. Pembakaran
10

Proses pembakaran sampah anorganik diusahakan sampai apinya


berkobar, sehingga sampah bisa langsung habis dilalap api tanpa
adanya sisa sedikitpun. Macam-macam pembakaran sampah :
1) Insinerator dengan sistem conveyor selama pembakaran, jadi
sisampah dibawa oleh ban berjalan, dan abu hasil
pembakarannya di tampung pada lubang pengeluaran.
2) Insinerator dengan sistem drum berputar dengan diberi
penampang hasil pembakaran.
3) Insinerator dengan sistem conveyor bergetar, sehingga
sampahnya akan lebih mudah dan lebih cepat terbakar, dan
semua abunya akan terkumpul pada penampang.

d. Pengolahan sampah anorganik


Pengolahan sampah ( UU No.8 Tahun 2008 ) adalah kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan gangguan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah.
e. Tempat Pemrosesan akhir ( TPA )
Tempat pengolahan akhir ( TPA ) adalah tempat untuk
memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara
aman bagi manusia dan lingkungannya. Secara umum pengolahan
sampah dibedakan menjadi 3 metode, yaitu :
1. Open Dumpling
Merupakan sistem pengolahan sampah dengan hanya
membuang/ menimbun sampah pada suatu tempat tanpa ada
perlakuan khusus atau sistem pengolahan yang benar, sehingga
metode open dumpling ini dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan.
2. Sanitary landfill
Merupakan sistem pengolahan sampah dengan cara di
timbun dan di padatkan, kemudian tertutup oleh tanah sebagai
lapisan penutupnya. Biasanya dilakukan setiap akhir jam
11

operasional.
3. controlled landfill
merupakan sistem pengolahan sampah dengan open
dumping yaitu dengan menutup sampah dengan lapisan tanah
serta dilakukannya pada saat tempat pengolahan sampah telah
penuh yang di padatkan ataupu pada periode tertentu.
Pada dasarnya sampah merupakan sumber daya yang
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi jikalau dapat
memanfaatkan sampah tersebut dengan baik seperti contoh
diolah sebagai bahan baku industri.
f. Peran Serta Masyarakat
Masyarakat sebagai suatu kelompok yang mampu mengetahui
kapasitas serta potensi di wilayahnya secara keseluruhan baik berdasarkan
pengalaman, analisis, bahkan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Peran serta
masyarakat merupakan keterlibatan secara aktif berdasarakan hak dan
kewajibannya baik secara perseorangan atau kelompok. Peran serta dapat
dikatakan sebagai suatu partisipasi atau keterlibatan secara penuh dari
masyarakat itu sendiri. Pengendalian dan keterlibatan secara utuh oleh
masyarakat yang berpartisipasi mampu mempengaruhi pemanfaatan sampah
anorganik di lingkungannya sehingga tidak membahayakan dan mencemari
lingkungan sekitarnya. Keterlibatan masyarakat memiliki banyak bentuk
baik secara sumbangsih pemikiran, tenaga, juga keterlibatan langsung dalam
pengelolaan sampah anorganik tersebut.
a. Definisi Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat adalah keikutsertaan individu, keluarga
dan kelompok masyarakat dalam pengembangan suatu aktivitas yang
merupakan hak tanggung jawab baik perseorangan maupun kelompok.
Pada dasarnya peran memiliki makna sebagai dukungan, aprtisipasi,
tindakan, keikutsertan yang harus dilakukan pada suatu hal. Sebagai
suatu bagian dari daerah tempat pemrosesan akhir (TPA), masyarakat
harus bisa menerima manfaat dari adanya tempat pemrosesan akhir
12

(TPA) tersebut, jangan sampai dengan adanya TPA tersebut malah


mengakibatkan kerugian atau pencemaran bagi lingkungan masyarakat
di sekitaran TPA tersebut. Masyarakat tersebut harus memiliki peranan
yang aktif sehingga dengan adanya TPA ini dapat membatu masyarakat
dalam masalah kesulitan contohnya dalam masalah ekonomi.
Peran serta masyarakat adalah keadaan dimana masyarakat
terlibat seacara aktif dalam pengenalan masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan pengelolaan, penilaian, serta evaluasi. Mekanisme
selalu ada dalam lingkungan masyarakat untuk breaksi terhadap suatu
pengembangan.
a. Partisipasi Masyarakat
Menurut Karianga (2011: 213) Huungtington dan Nelson
berpendapat sama bahwa partisipasi mengambil bagian atau mengambil
peran dalam aktivitas atau kegiatan politik. Partisipasi adalah
keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunan lingkungan, dan
diri mereka sendiri. selain itu partisipasi adalah keterlibatan masyarakat
secara sukarela dalam perubahan yang ditentukan sendiri oleh
masyarakat (dalam Adi, 2008:107).
Menurut Verhangen (dalam Poerwoko, 2015:83) menyatakan
bahwa partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan
komunikasi yang berkaitan dengan pembagian kewenangan, tanggung
jawab, dan manfaat. Pada tempat pemrosesan akhir ( TPA ) itu
memiliki potensi untuk di kembangkan dengan adanya partisipasi
masyarakat lokal sebagai tombak utama dan menjadi tokoh utama
dalam keterlibatan langsung dalam pengolahan sampah tersebut.
13

B. Hasil Penelitian Yang Relevan


Penelitian tentang tempat pemrosesan akhir (TPA)
Ciangir telah bnayak dilakukan baik oleh dosen pendidikan
Geografi Universitas siliwangi maupun kaka tingkat
universitas Siliwangi dan mahasiswa lainnya. Hasil
penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini untuk
lebih jelasnya saya sajikan dalam bentuk tabel agar dapat di
lihat perbandingan penelitiannya sebagai berikut:
Tabel 1.
Perbandingan penelitian yang dilakukan
No. Aspek Penelitian 1 Penelitian 2 Penelitian 3
(Skripsi) (Skripsi) (Jurnal)
1. Penulis Osi Dwi Rositasari Daniel Oktarian Verit Ela Nurawaliyah
2. Judul Parti Identi Pengelolaan sampah di
s fik tempat pembuangan akhir
i ais (TPA) Ciangir Kelurahan
p ak Tamansari Kec
a tiv Tamansari Kota
s ita Tasikmalaya
i s
p pe
e m
d ul
a un
g g
a di
n te
g m
d pa
a t
l pe
a mr
m os
es
p an
e ak
n hir
g (T
e P
l A)
o Ra
14

l w
a a
a K
n uc
s in
a g
m ke
p lur
a ah
h an
p K
a ed
s au
a ng
r w
G et
a an
r ke
a ca
w mt
a an
n N
g eg
i las
K ari
e K
c ot
a a
m Ta
a ng
t er
a an
n g.
G
a
r
a
w
a
n
g
i
K
a
b
u
15

p
a
t
e
n
K
u
n
i
n
g
a
n
3. Tahun 2021 2020 2018
4. Intansi Universitas Siliwangi Universitas Siliwangi Universitas Siliwangi
5. 1. Bagaimanakah 1. Bagaimana aktivitas 1. Bagaimana pengolahan
partisipasi pedagang pemulung di tempat sampah di tempat
dalam pengelolaan pemrosesan akhir pembuangan akhir
sampah pasar (TPA) Rawa kucing (TPA) Ciangir
Garawangi kelurahan Kedaung kelurahan Tamansari
Kecamatan wetan Kecamatan Kecamatan Tamansari
Garawangi Kota Neglasari Kota Kota Tasikmalaya.
Kuningan? Tangerang ? 2. Bagaimana upaya
2. Bagaimanakah 2. Faktor-faktor apakah peningkatan
pengelolaan sampah yang menyebabkan pengelolaan sampah di
Garawangi masyarakat menjadi tempat pembuangan
Kecamatan pemulung di tempat akhir (TPA) Ciangir
Garawangi Kota Pemrosesan akhir Kelurahan Tamansari
Kuningan? (TPA) Rawa kucing Kecamtan Tamansari
kelurahan Kedaung Kota Tasikmalaya
wetan Kecamatan
Neglasari Kota
Tangerang?
6. Metode Deskriptif Kualitatif Deskriptif Kuantitatif Deskriptif Kuantitatif
Penelitian
Sumber : Dokumentasi, 2022
C. Kerangka Konseptual
a. Kerangka Konseptual I
Berdasarkan rumusan masalah yang pertama Bagaimana bentuk-bentuk
peranan masyarakat dalam pengolahan sampah Anorganik di Tempat pemrosesan
akhir (TPA) Ciangir sebagai berikut:
16

Peran Serta Masyarakat

bentuk peran
serta masyarakat

sumbangan memilah sampah


stor kepada pengepul
tenaga berupa anorganik dari
sampah anorganik
pekerjaan di TPA sampah lainnya

Gambar 1. Kerangka Konseptual I


Kerangka konseptual yang pertama berdasarkan peran serta
masyarakat dalam mengolah sampah anorganik di tempat pemrosesan akhir
(TPA) Ciangir terbagi menjadi tiga peran yaitu: pertama masyarakat menjadi
penyumbang tenaga terbesar dalam pengolahan sampah di TPA Ciangir yaitu
sebagai pekerja didalamnya, ke dua masyarakat memilah sampah anorganik
dengan sampah organic, karena sampah anorganik bisa di jual kembali untuk
nantinya di manfaatkan, ke tiga, setelah di pilah sampah anorganik tersebut
akan di storkan kepada pengepul untuk nantinya dapat di olah kembali
menjadi barang yang bermanfaat kembali.

b. Kerangka Konseptual II
Berdasarkan rumusan masalah yang kedua mengenai factor-faktor yang
mempengaruhi peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah Anorganik
di tempat pemrosesan akhir (TPA) Ciangir sebagai berikut:
17

faktor adanya peran serta


masyarakat dalam
pengolahan sampah

pendidikan

kurangnya lowongan
pekerjaan

faktor tempat gajih

Gambar 2. Kerangka Konseptual II


Kerangka konseptual yang kedua merupakan sebuah gambaran kenapa
banyak masyarakat yang ikut serta dalam pengolahan sampah di tempat
pemrosesan akhir (TPA) Ciangir yaitu dikarenakan factor pendidikan yang
paling utamanya karena kurangnya pendidikan mengakibatkan susah dalam
memperoleh pekerjaan yang lainnya, sehingga masyarakat memanfaatkan
adanya tempat pemrosesan akhir sebagai tempat untuk bekerja dalam
memnuhi kebutuhan, selain dari itu karena gajih yang di dapatkan dari hasil
bekerja pada TPA dapat di berikan setiap 1 hari 1 kali berbeda dengan
pekerjaan yang lain yang dominan diberikan selama 1 bulan 1 kali.

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan yang penting dalam sebuah penelitian
(Arikunto,2013). Hipotesis adalah jawaban sementara yang disusun oleh
peneliti terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah terbagi
menjadi beberapa pertanyaan bedasarkan latarbelakang dan tujuan yang ingin
dicapai. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan sementara terkait
jawaban permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data-data yang telah
18

terkumpul. Berdasarkan permasalahan yang sudah disusun penelitian menarik


hipotesis sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk Peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah
Anorganik di tempat pemrosesan akhir (TPA) yaitu sebagai penyumbang
tenaga terbesar dalam pengolahan sampah anorganik pada TPA,
masyarakat bekerja dengan memilah sampah anorganik dari sampah yang
lainnya sehingga nantinya bisa di storkan kepada pengepul untuk nantinya
dapat didaur ulang dan di manfaatkan kembali.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat dalam
pengolhan sampah Anorganik di tempat pemrosesan akhir (TPA) Ciangir
yaitu karena factor pendidikan yang rendaha sehingga minimnya
pengetahuan dan susah dalam mendapatkan pekerjaana yang lainnya,
usaha yang dekat denga pemukiman sehingga masyarakat tidak jauh dalam
bekerja, juga Karena gaji yang di dapat dari 1 hari memulung dapat
langsung di bayar dan dapat mencukupi kebutuhan keluarga dibanding
dengan usaha yang lainnya yang rata-rata gajihnya di berikan 1 bulan 1
kali itupun masih belum mencukupi kebutuhan.
19

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara yang bisa di lakukan
untuk mendapatkan data yang di inginkan. Metode penelitian yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk
memecahkan sekaligus menjawab permasalahan yang terjadi pada masa
sekarang Mohamad Ali (1982:120). Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji permasalahan sesuai dengan latar belakang dengan cara
mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data. Data tersebut
kemudian akan dianalisa guna untuk membuktika hipotesis yang telah
disusun sebelumnya.
Alasan peneliti menggunakan penelitian desktiptif dengan pendekatan
kuantiatif adalah untuk menjelaskan bagaimana cara dalam mengolah
sampah anorganik di situasi atau keadaan sekarang yang notabennya
sampah terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk dengan
dukungan studi pustaka mauapun observasi secara langsung tempat
pemrosesan akhir (TPA) Ciangir.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati.
Variabel merupakan sebuah elemen terpenting dalam penelitian yaitu
objek atau titik perhatian dalam penelitian yang akan digunakan. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (indepedent
variabel) dimana variabel ini mempengaruhi variabel lain secara terikat.
Adapun variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah Anorganik di
Tempat pemrosesan akhir (TPA) Ciangir yaitu :
1. sebagai penyumbang teaga terbesar dalam pengolahan sampah
anorgnik.
2. memilah sampah anorganik dari sampah yang lainnya
20

3. stor sampah kepada pengepul untuk di daur ulang kembali.


4. mengolah samapah anorganik yaitu dengan di buat
2) Faktor-Faktor yang mempengaruhi peranan masyarakat dalam
pengolahan sampah di Tempat pemrosesan akhir (TPA) Ciangir :
1. Pendidikan rendah, karena dengan pendidikan yang rendah
masyarakat kurang dalam kemampuan dan susah dalam mencari
pekerjaan yang lainnya. Sehingga mau tidak mau mereka bekerja di
tempat pemrosesan akhir (TPA) untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari
2. Tempat pemrosesan akhir yang dekat dengan pemukiman
masyarakat, sehingga masyarakat berbondong-bondong bekerja di
tempat tersebut agar tidak jauh dari rumah.
3. Gajih yang di terima biasanya di gajih bisa perhari juga perminggu,
tergantung kepada pemulung yang menjual hasil pemilhannya
kepada bandar, sehingga banyak masyarakat yang tertarik dalam
pengolahan sampah tersebut dibanding dengan melakukan
pekerjaan yang lain yang notabennya di gajih selama perbulan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Cara menentukan populasi dilakukan apabila pengambilan subjek
penelitian meliputi keseluruhan populasi yang ada. Populasi adalah
semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel Menurut
komaruddin dalam mardalis (2014:53). Penetapan populasi
dimaksudkan untuk memberikan lingkup yang jelas dan
mempermudah peneliti dalam mengambil data serta kelancaran proses
penelitian yang terstruktur. Adapun populasi pada penelitian ini
adalah seluruh elemen dinas lingkungan hidup kota Tasikmalaya
terkhusus bagian pengolahan sampah dan masyarakat yang bekerja di
Tempat pemrosesan akhir (TPA) Ciangir, serta kepala kelurahan
Tamansari.
21

2. Sampel
Sampling atau sampel berarti contoh, yaitu sebagian dari seluruh
individu yang menjadi obyek penelitian Mardalis (2014:57). Kriteria
mewakili ini diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi
yang ada pada populasi dan harus dimiliki oleh sampel (Sumaatmadja,
1988:112).
Dalam proses pengambilan sampel, peneliti melakukan dua teknik
yaitu : teknik random sampling dan purfosif sampling. Teknik random
sampling yaitu mengambil data acak dari jumlah populasi. Sampel
dalam penelitian ini dengan teknik random sampling adalah
masyarakat yang ikut serta dalam pengolahan sampah baik pada tahap
pemilahan maupun penstoran sampah kepada pengepul. Dan sampel
pada penelitian dengan menggunakan teknik purfosif sampling yaitu
kepala dinas lingkungan hidup kota Tasikmalaya, kepala tempat
pemrosesan akhir (TPA) Ciangir dan kepala kelurahan Tamansari
D. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan sebuah teknik mendasar dalam
hubungannya dengan pemecahan masalah penelitian. Dengan
menggunakan teknik dalam pengumpulan data maka akan dengan mudah
dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Studi kepustakaan/ Studi Litratur
Mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan beberapa data pusaka
yang dikumpulkan dari buku-buku, karya tulis ilmiah seperti skripsi,
jurnal, artikel yang menjadi data acuan dalam studi lapangan dan
membantu dalam proses pengumpulan data agar nantinya dapat di
perbandingkan, menjadi penguat dalam hasil pencarian data tersebut.
b. Observasi lapangan
Merupakan teknik pengumpulan data yang penting terutama pada
penelitian (sumaatmaddja, 1998: 105). Metode observasi dgunkan
22

untuk memperoleh data gambaran dari lokasi yang kita maksudkan.


Dalam hal ini peneliti melakukan studi langsung dalam mengamati
keadaan fisik, sosial dan aktivitas yang dapat membantu dalam proses
pemecahan masalah.
c. Wawancara
Menurut Nasution 2012: 49 wawancara adalah sesuatu bentuk
komunikasi verbal. Suatu teknik atau cara dalam pengumpulan data
penelitian yang digunakan dalam proses pengumpulan data penelitian
secara langsung terhadap masyarakat yang terlibat dengan
permasalahan yang peneliti angkat berasal dari narasumber seperti:
pemerintah, pengelola, masyarakat dan wisatawan. Menurut Sugiyono
(2016:137) “wawancara adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
secara mendalam” dengan melakukan proses tanya jawab, baik dua
orang atau lebih dengan cara berhadapan secra langsung.
d. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Hasil dari kuesioner dapat disusun dalam
tabel-tabel yang nantinya dapat di gambarkan dalam bentuk diagram.
e. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan sebuah cara peneliti dalam proses
pengumpulan data yang memanfaatkan bantuan data yang direkam
baik dari dokumentasi berupa catatan, foto, video, rekaman suara dan
vidio dan lain sebagainya.

E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan agar terkonsepnya suatu pengambilan
data di lapangan peneliti membuat instrumen penelitian berupa kuesioner
dan pedoman wawancara kepada beberapa sampel dari hasil persentase
jumlah populasi. Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terbagi
23

berdasarkaan dua sumber, yaitu data primer dan sekunder. Data-data


tersebut sebagai berikut :
i. Data primer, yaitu data mengenai variabel utama dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan sesuai rumusan masalah yang sudah peneliti
angkat. Data atau informasi ini diperoleh melalui kuesioner dan
wawancara yang dibagikan kepada responden.
1. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui beberapa
informasi yang dilakukan secara langsung oleh peneliti kepada
responden. Adapun responden dalam pelaksanaan wawancara ini
kepada:
a. Pemerintah Kelurahan Tamansari
b. Dinas Lingkungan Hidup TPA Ciangir Kota Tasikmalaya
c. Ketua tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Ciangir.
d. Masyarakat pengolah sampah anorganoik TPA Ciangir

Contoh Pedoman wawancara terjadi dalam tabel 2. Sebagai


berikut:

A. Identitas Responden

Tabel 2.

Pedoman Wawancara

Petan Jawab
y an
a
a
n
24

Nam
a

Jenis
K
el
a
m
in

Alam
at

Temp
at
T
a
n
g
g
al
L
a
hi
r

Peker
ja
a
n

Pendi
di
k
25

a
n
T
er
a
k
hi
r

B. Pertanyaan
Tabel 3.
Pedoman Wawancara
No. Pertanyaan Jawaban
1. Jenis sampah Anorganik yang banyak
di temukan di TPA
2. Keikutsertaan masyarakat dalam
pengelolaan sampah Anorganik
3. Cara pengolahan sampah anorganik di
TPA Ciangir
4. Hambatan yang ditemukan dalam
proses pengolahan sampah
anorganik di TPA Ciangir
5. Hasil dari pengolahan sampah
anorganik

2. Kuisioner
Kuesioner merupakan sebuah pertanyaan yang disusun oleh
peneliti dengan tujuan untuk memperoleh fakta mengenai para
responden sebagai sampel penelitian. Penelitian ini mengambil
sampel dari secara acak untuk menjawab beberapa kuisioner
yang sudah disediakan. Berikut merupakan contoh pedoman
kuesioner:

A. Kondisi Fisik
1. Desa :
26

2. Kecamtan :
3. Letak Astronomis :
4. Batas Desa :
B. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Alamat :
4. Tempat tanggal lahir :
5. Pekerjaan :
6. Pendidikan Terakhir :
C. Pertanyaan
1. Apakah bapak/ibu ikut serta menjadi pekerja Tempat
Pemrosesan akhir (TPA) Ciangir?
a. iya
b. tidak
c. kadang-kadang
d. tidak sama sekali
2. Apakah bapak/ibu ikut berperan dalam pengolahan
sampah anorganik ?
a. Ya
b. Terkadang
c. Tidak
d. Tidak Sama Sekali
3. Jika ikut berperan apakah ada kesulitan dalam pengolahan
sampah anorganik tersebut ?
a. Iya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

d. Sangat ada

3. Pedoman Dokumentasi
27

Teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi


dilakukan untuk memperoleh data dan informasi berupa catatan
tertulis/gambar yang tersimpan berkaitan dengan masalah yang di
teliti. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan
mengkaji artikel, skripsi, serta gambar dan vidio yang di ambil
ketika survei kelapangan.
ii. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi, atau lembaga
terkait, serta hasil penelitian yang dipublikasikan. Data-data tersebut
mencakup izin kawasan, jumlah pekerja (Dinas lingkungan hidup
kota Tasik,pengelola,pemroses,pengepul) di TPA Ciangir.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Teknik pengolahan dan analisis data adalah proses penyusunan data agar
data tersebut dapat ditafsirkan dan mencari hubungan antara berbagai
konsep yang nantinya akan ditarik satu kesimpulan.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kuantitatif, yaitu dengan menggunakan teknik persentase (%)
dengan Rumus :
Keterangan :
% = jumlah setiap Alternatif Jawaban
Fo = jumlah Frekuensi alternatif jawaban
n = Jumlah Total Responden
Setelah data tersebut di olah dengan menggunakan rumus diatas,
kemudia dilakukan analisis dengan ketntuan :
0% = Tidak Ada
1-25% = Sebagian Kecil
50% = Setengahnya
51-74% = Lebih dari Setengahnya
79-99% = Sebagian Besar
100% = Seluruhnya
28

G. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Januari-Juni 2024.
Diawali dengan pencarian permasalahan penelitian yang berada di
lingkungan sekitar, perumusan masalah, survei langsung ke lapangam
dan penyususnan.
Tabel 4.
Rencana dan waktu penelitian

No Kegiatan Waktu penelitian


Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Pengajuan permasalahan
2 Observasi lapangan
3 Penyususnan proposal
4 Ujian proposal
5 Revisi naskah Bab I, Bab II,
Bab III dan instrument
6 Pembingbingan instrument
penelitian
7 Pelaksanaan penelitian lapangan
8 Pengolahan dan analisis data
hasil lapangan
9 Penyusunan dan pembahasan
10 Siding skripsi
11 Revisi
29

12 Penyerahan revisi Skripsi

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di Tempat pemrosesan akir (TPA)


Ciangir yang berada di Kelurahan Tamansari Kecamatan Tamansari
Kota Tasikmlaya Provinsi Jawa Barat.

Sumber: Google Maps Tahun 2022

Gambar 3.
Citra Satelit Lokasi Penelitian
30

DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
Nurawaliyah, E. (2018). pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA)
Ciangir Kelurahan Tamansari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.
Rositasari, O. D. (2021). partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
pasar Garawang Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan.
Verit, C. O. (2020). identifikasi aktivitas pemulung di tempat pemrosesan akhir
(TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari
Kota Tangerang.

(Daftar Pertanyaan Wawancara Penulis Dengan Pengemudi GO-JEK, n.d.;


EKOLOGI-Dan-LINGKUNGAN-HIDUP, n.d.; LALU MUSTIADI SISWI
ASTUTI ALADIN EKO PURKUNCORO, 2019; Pengelolaan Limbah
Anorganik, n.d.; Yjohan,+ART+JUNI+2012_7-14, n.d.; Guna et al., n.d.;
Haerani & Sasongko, n.d.; Litbang Permukiman et al., 2012; Natawijaya &
Vita Meylani, n.d.; Pengampu et al., n.d.)Daftar Pertanyaan Wawancara
Penulis dengan Pengemudi GO-JEK. (n.d.).
EKOLOGI-dan-LINGKUNGAN-HIDUP. (n.d.).
Guna, P. T., Lingkungan, K., & Inti, M. (n.d.). Prinsip-prinsip Pengelolaan
Sampah.
Haerani, D., & Sasongko, S. (n.d.). Pengelolaan Sampah Di Kota Tasikmalaya
Waste Management In Tasikmalaya City (Vol. 16, Issue 1).
LALU MUSTIADI SISWI ASTUTI ALADIN EKO PURKUNCORO. (2019).
www.irdhcenter.com
Litbang Permukiman, P., Litbang Kementerian Pekerjaan Umum Jl Panyaungan,
B., & Wetan -Kabupaten Bandung, C. (2012). PERAN PENDAMPING
MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH 3R (REDUCE,
REUSE, RECYCLE) DI KOTA BANJAR Task Field Officer in Waste
Management 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Concept Community in Banjar
31

City Aryenti. In Agustus (Vol. 7, Issue 2).


Natawijaya, D., & Vita Meylani, M. (n.d.). GAMBARAN TEMPAT
PENGOLAHAN AKHIR (TPA) SAMPAH CIANGIR-KECAMATAN
TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA.
Pengampu, D., Priyo, E. P., & Res, M. (n.d.). DAMPAK PEMBUANGAN
SAMPAH BAGI MASYARAKAT DI SEKITAR TPSA PIYUNGAN (STUDI
KASUS: PIYUNGAN BANTUL, YOGYAKARTA).
Pengelolaan Limbah Anorganik. (n.d.).
yjohan,+ART+JUNI+2012_7-14. (n.d.).

Lampiran

Gambar 4.
Plang Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Ciangir
32

Gambar 5.
Proses Pemilahan Sampah

Anda mungkin juga menyukai