Anda di halaman 1dari 78

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEMULUNG DI TEMPAT

PEMROSESAN AKHIR (TPA) RAWA KUCING


KELURAHAN KEDAUNG WETAN
KECAMATAN NEGLASARI KOTA TANGERANG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Mengikuti Ujian Proposal Pendidikan Geografi

Oleh,

DANIEL OKTARIAN VERIT


162170113

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEMULUNG DI TEMPAT


PEMROSESAN AKHIR (TPA) RAWA KUCING
KELURAHAN KEDAUNG WETAN KECAMATAN NEGLASARI
KOTA TANGERANG

DANIEL OKTARIAN VERIT


162170113

Telah Ditsetujui Untuk Diujikan Pada Seminar Proposal Di Jurusan Pendidikan


Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Tasikmalaya

Disetujui Oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Siti Fadjarajani Dra., M.T. Erni Mulyanie S.Pd., M.Pd.


NIDN 0406046602 NIDN 0018038901

ii
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena berkat

rahmat yang telah diberikan dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan tugas

proposal. Tidak lupa kepada keluarga yang memberikan dukungan serta bersyukur

atas kesehatan dan rezekinya peneliti sehingga proposal ini diajukan untuk

memenuhi Ujian Proposal Pendidikan Geografi. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Siti Fadjarajani Dra., M.T., Selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan, semangat, dan ilmu kepada penulis dalam

penyusunan laporan ini.

2. Ibu Erni Mulyanie S.Pd., M.Pd., Sebagai dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, semangat, dan ilmu kepada penulis dalam

penyusunan laporan ini.

Demilkianlah proposal yang telah dibuat, apabila ditemukannya kesalahan

dalam penulisan serta makna yang masih bersifat ganda, mohon untuk dimaafkan

yang sebesar- besarnya dan untuk pengatar diucapkan dengan kalimat terima kasih.

Tasikmalaya, November 2019

Penulis,

iii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL........................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

C. Definisi Operasional .................................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian......................................................................................... 8

E. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 8

F. Landasan Teoretis........................................................................................ 9

1. Kajian Teori.......................................................................................... 9

2. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 25

G. Kerangka Penelitian .................................................................................... 28

H. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 29

I. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 31

1. Metode Penelitian ................................................................................. 31

2. Fokus Penelitian ................................................................................... 32

3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33

4. Instrumen Penelitian ............................................................................. 34

iv
5. Objek dan Subjek Penelitian ................................................................ 36

6. Langkah- Langkah Penelitian............................................................... 37

7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 38

8. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 42

LAMPIRAN .................................................................................................... 44

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Objek dan Subjek Penelitian ............................................................... 36

Tabel 2 Kegiatan Penelitian ............................................................................. 40

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Penelitian ........................................................................ 28

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1

Gambar 1 Sampah TPA Rawa Kucing............................................................. 44

Gambar 2 Icon TPA Rawa Kucing .................................................................. 44

Gambar 3 Pekerja di TPA Rawa Kucing ......................................................... 44

Gambar 4 Aktivitas Masyarakat di TPA Rawa Kucing ................................... 45

Gambar 5 Truk Sampah memasuki kawasan TPA Rawa Kucing.................... 45

Gambar 6 Citra Satelit Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing ...... 46

Lampiran 2

Pedoman Observasi ......................................................................................... 47

Lampiran 3

Pedoman Wawancara Pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa


Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang ... 49

Lampiran 4

Pedoman wawancara Pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa


Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangeran ..... 55

viii
A. Latar Belakang

Wilayah perkotaan merupakan suatu wilayah yang menjadi pusat

perekonomian dalam suatu negara. Secara gambaran umum, wilayah perkotaan

ini dapat dicirikan sebagai wilayah yang memiliki pertumbuhan penduduk

yang tinggi. Wilayah perkotaan yang memiliki pertumbuhan penduduk tinggi

ini sehingga sangat rentan terhadap kepadatan penduduk pada wilayah

perkotaan. Kepadatan penduduk yang terjadi di perkotaan ini disebabkan oleh

sarana prasarana perkotaan yang sudah banyak tersedia dengan begitu wilayah

perkotaan memiliki daya tarik yang tinggi. Dengan demikian kepadatan

penduduk di wilayah perkotaan pada wilayah ini akan terus mengalami

perkembangan dari waktu ke waktu.

Perkembangan wilayah perkotaan ini akan memberikan dampak

terhadap wilayah tersebut, dampak yang ditimbulkan ini dapat berdampak

positif dan negatif. Perkembangan kota akan positif apabila dalam

perkembangannya memperhitungkan potensi sumber daya alam pada wilayah

tersebut, namun akan berdampak negatif apabila tidak sesuai dengan

kemampuan lahan dan akan terjadinya permasalahan lingkungan.

Permasalahan lingkungan perkotaan yang muncul berupa tingkat polusi udara

tinggi, suhu udara yang semakin meningkat, dan lingkungan yang kotor oleh

adanya sampah yang semakin meningkat. Dari beberapa permasalahan yang

terjadi di perkotaan, sampah menjadi masalah utama dalam wilayah perkotaan.

Sampah di wilayah perkotaan akan semakin meningkat karena semakin

meningkatnya pertumbuhan penduduk di wilayah kota. Sampah ini terdiri dari

1
2

sampah padat maupun sampah cair yang dihasilkan dari rumah tangga. Sampah

padat dan dapat berupa sampah organik maupun sampah anorganik, sedangkan

sampah cair berupa limbah hitam dan limbah rumah tangga. Permasalahan

sampah yang terus semakin meningkat dari waktu ke waktu pada wilayah

perkotaan ini, memerlukan perlu adanya kepedulian dari pemerintah maupun

masyarakat untuk mengatasi masalah sampah di wilayah kota. Untuk

mengatasi sampah yang semakin meningkat, dengan begitu perlu adanya lahan

untuk dijadikan sebagai pusat dalam pengolahan sampah dan kemudian

dipisahkan antara sampah organik atau anorganik yaitu berupa lahan sebagai

tempat pemrosesan akhir (TPA).

Tempat pemrosesan akhir (TPA) ini menjadi tempat yang memiliki

peranan penting untuk mengatasi masalah sampah di wilayah perkotaan.

Sampah yang terdapat di wilayah perkotaan, kemudian dikumpulkan di tempat

pemrosesan akhir (TPA) dengan bantuan alat transportasi lain seperti truk

sampah. Truk sampah ini lalu berkeliling mengambil sampah dari berbagai

wilayah dalam perkotaan dan kemudian di salurkan ke tempat pemrosesan

akhir (TPA). Tempat pemrosesan akhir (TPA) ini berfungsi untuk menjadi

pusat dalam kegiatan memisahkan sampah yang organik maupun anorganik

dan melakukan pendaur ulang sampah. Dengan begitu adanya Tempat

pemrosesan akhir (TPA) sebagai pusat pendaur ulang sampah dapat mengatasi

masalah sampah yang semakin meningkat di wilayah perkotaan seperti di Kota

Tangerang.
3

Berdasarkan data BPS tahun 2016, Kota Tangerang memiliki jumlah

penduduk 2.093.706 jiwa. pertumbuhan penduduk yang tinggi ini memiliki

permasalahan terhadap kepadatan penduduk yang tinggal di wilayah Kota

Tangerang. Kepadatan penduduk yang terjadi pada Kota Tangerang ini

disebabkan oleh ketersediaan sarana dan prasarana di Kota Tangerang yang

semakin meningkat, sehingga memiliki daya tarik yang tinggi terhadap wilayah

lain di sekitarnya. Daya tarik yang kuat ini, suatu wilayah perkotaan akan

memiliki dampak yang akan di hasilkan dari daya tarik tersebut.

Dampak yang dapat dilihat dalam sehari-hari yaitu permasalahan

sampah yang semakin meningkat dari waktu ke waktu di wilayah Kota

Tangerang. Meningkatnya sampah ini dapat disertai dengan adanya pengaruh

dari kepadatan penduduk di Kota Tangerang yang semakin meningkat setiap

tahunnya. Sampah yang dapat dilihat di Kota Tangerang yaitu dapat berupa

sampah padat seperti sampah organik maupun anorganik serta sampah cair

yang berupa limbah rumah tangga. Dengan meningkatnya sampah setiap

tahunnya, sehingga Kota Tangerang sangat dibutuhkan untuk memiliki lahan

yang dapat dijadikan sebagai pusat dalam mengelola sampah di seluruh Kota

Tangerang atau disebut sebagai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ini dijadikan sebagai pusat akhir

dalam pengelolaan sampah dan dapat mengatasi masalah sampah di Kota

Tangerang. Sampah yang ditempatkan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ini

merupakan hasil dari pengangkutan sampah yang berkeliling di wilayah Kota

Tangerang kemudian ditempatkan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Kota


4

Tangerang memiliki lahan yang dilihat secara letaknya sangat baik untuk

dijadikan sebagai pusat dalam pengelolaan sampah Kota Tangerang yaitu

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing yang terletak di Kelurahan

Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang. Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Rawa Kucing ini dijadikan sebagai pusat dalam pengelolaan

sampah dan sebagai pendaur ulang sampah di wilayah Kota Tangerang. Namun

dengan adanya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing memberikan

dampak terhadap masyarakat sekitar di Kelurahan Kedaung Wetan.

Adanya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa kucing ini

memberikan dampak pada aspek lingkungan dan pola pikir masyarakat di

Kelurahan Kedaung Wetan. Aspek lingkungan yang ditimbulkan dari adanya

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ini yaitu lingkungan di Kelurahan Kedaung

Wetan yang tidak bersih, banyak sampah di pinggir jalan, serta tingginya

sampah di TPA Rawa Kucing, dengan begitu terkena polusi udara di

lingkungan Kelurahan Kedaung Wetan. Selain itu pola pikir masyarakat sekitar

di Kelurahan Kedaung Wetan menjadikan pencari sampah di TPA Rawa

Kucing sebagai pekerja utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ini akan

berdampak buruk terhadap kesehatan pernafasan masyarakat pekerja mencari

sampah yang mengeluarkan aroma tidak sedap dari sampah tersebut. Dengan

dijadikannya penghasil utama sangat mempengaruhi terhadap pendapatan para

pekerja dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendapatan yang rendah akan

menjadi rumah tangga miskin dilihat berdasarkan jumlah pengeluaran lebih

tinggi dibandingkan dengan jumlah pendapatan. Selain itu, dengan adanya


5

pendapatan yang rendah menyebabkan penduduk disekitar akan beralih

menjadi pekerja pemulung.

Misalnya aktivitas para pekerja pemulung lokasi Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari

Kota Tangeran. Aktivitas dari pekerja pemulung ini dalam kesehariannya tentu

akan bekerja mengambil barang bekas yang berada pada lokasi Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing yang kemudian di jual kembali kepada

lapak pengepul barang bekas dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Kebutuhan hidup dari pemulung ini berupa pemenuhan kebutuhan pangan,

kebutuhan rumah tangga, beban tanggungan keluarga, dll yang harus terpenuhi.

Namun dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, para pekerja pemulung

memiliki faktor-faktor mendasar yang menyebabkan masyarakat di sekitar

lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing bekerja sebagai

pemulung. faktor-faktor tersebut yaitu dapat secara internal maupun eksternal.

Faktor internal ini seperti adanya kemauan dari diri sendiri, faktor secara turun-

temurun, kebutuhan hidup yang semakin meningkat, kesulitan mencari

lapangan pekerjaan, adanya dorongan lain secara internal. Selain itu, terdapat

juga faktor eksternal seperti banyak penduduk dapat meningkatkan

penghasilan, banyak jumlah sampah dapat meningkatkan penghasilan, peluang

pekerjaan menjadi pemulung, adanya faktor dari lingkungan sekitar, dan

adanya faktor untuk menjalankan program pemerintah.


6

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “Identifikasi

Karakteristik Pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota

Tangerang”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah aktivitas pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota

Tangerang ?

2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan masyarakat menjadi pemulung

di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung

Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang ?

C. Definisi Operasional

Definisi operasional ini memiliki tujuan untuk dapat menghindari

terjadinya kesalahpahaman dalam penelitian, terlebih dahulu penulis

menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul ini agar tidak

terjadinya kesalahpemahaman dalam pengertian yang dimaksud penulis.

Beberapa istilah yang diperlukan adanya deskripsi yaitu sebagai berikut.

1) Identifikasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencari,

menemukan, mengumpulkan, meneliti, mencatat data dan

informasi dari kebutuhan yang ada di lapangan. Identifikasi ini

merupakan kebutuhan dari suatu program untuk mengetahui


7

berbagai masalah maupun kebutuhan program yang diinginkan di

masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

2) Karakteristik adalah bentuk dari sifat-sifat kejiwaan, akhlak,

maupun budi pekerti yang memiliki perbedaan seseorang dengan

yang lain. Watak ini memiliki arti sebagai simbol khusus yang

dapat ditampilkan dalam layar pada diri seseorang. Sehingga

karakter ini mempunyai tabiat yang berarti kepribadian maupun

berwatak (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

3) Pemulung yaitu orang yang memulung dengan tujuan untuk

mencari nafkah dengan jalan memungut dan memanfaatkan dari

barang-barang bekas misalnya seperti puntung rokok, plastik,

kardus bekas, dll, dan kemudian menjualnya kembali kepada

pengusaha yang akan mengolahnya menjadi barang komoditi yang

memiliki nilai jual yang lebih baik (Ali Lukman, 1991 : 51)

4) Tempat Pemrosesan Akhir yang disingkat TPA adalah tempat

untuk memproses dan mengembalikan sampah dan/atau residu

hasil pengolahan sampah ke media lingkungan secara aman

(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor

03/PRT/M/2013)

5) Sampah adalah sisa kegiatan sehari- hari manusia dan/ atau porses

alam yang berbentuk padat. (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2008 tentang pengelolaan Sampah).


8

Pengelolaan sampah merupakan suatu kegiatan yang sistematis,

menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan

penanganan sampah. (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

pengelolaan Sampah).

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui aktivitas pemulung di Tempat pemrosesan akhir (TPA)

Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota

Tangerang.

2. Untuk mengetahui faktor faktor yang menyebabkan masyarakat menjadi

pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan

Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.

E. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoretis

1. Untuk menjadi landasan dalam menyelesaikan rumusan masalah, yang

mengidentifikasi karakteristik aktivitas pemulung di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan

Kecamatan Neglasari Kota Tangerang,

2. Untuk menguatkan dalam menyelesaikan permasalahan tentang faktor-

faktor yang menyebabkan masyarakat menjadi pemulung di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan

Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.


9

b. Kegunaan Praktis

1. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi tentang bagi masyarakat sekitar

untuk mengetahui Karakteristik pemulung di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan

Neglasari Kota Tangerang,

2. Bagi Pemerintah

Sebagai memberi masukan tentang perlu adanya evaluasi

tentang Karakteristik pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota

Tangerang,

3. Bagi Peneliti

Dapat memberikan penjelasan serta menambah pengetahuan baru

mengenai Karakteristik pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota

Tangerang,

F. Landasan Teoretis

1) Kajian Teori

1. Geografi

a. Pengertian Geografi

Geografi menelaah bumi dalam hubungannya dengan

manusia. Arti geografi yang sebenarnya adalah uraian (grafien)

artinya menguraikan atau melukiskan) tentang bumi (geos) dengan


10

segenap isinya yakni manusia, yang kemudian ditambah lagi dengan

dunia hewan dan dunia tumbuhan. Dikutip dari Daldjoeni lewat

buku Pengantar Geografi.2014.

Geografi merupakan suatu hubungan kausat gejala - gejala di

muka bumi dan peritstiwa - peristiwa yang terjadi di muka bumi baik

yang secara fisikal maupun yang menyangkut ke dalam makhluk

hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan,

ekologikal dan regional untuk kepentingan program, proses dan

keberhasilan pembangunan (Bintarto). Geografi adalah Ilmu yang

mempelajari persamaan dan perbedaaan fenomena geosfer dengan

sudut pandang kelingkungan, kewilayahan, dalam konteks

keruangan (Seminar dan lokakarya,1988).

b. Prinsip Geografi

a) Prinsip Penyebaran

Suatu gejala atau fenomena geografi yang secara fakta,

baik terhadap dengan alamnya, maupun terkait dengan

kemanusiaannya yang tersebar di permukaan bumi dan tersebar

tidak merata dari suatu wilayah ke wilayah lainnya.

b) Prinsip Interelasi

Suatu gejala atau fenomena geografi yang memiliki

hubungan dan tersebar dari satu wilayah terhadap wilayah lainnya

baik secara hubungan antara faktor fisis dengan faktor fisis, faktor
11

fisis dengan faktor manusia dan antara faktor manusia dengan

faktor manusia.

c) Prinsip Deskripsi

Merupakan suatu prinsip dalam geografi dan studi

geografi untuk dapat memberikan gambaran secara lebih jauh

tentang gejala dan masalah yang dipelajari. Dalam prinsip ini

tidak hanya dapat dilakukan melalui kata-kata maupunpeta,

namun juga dapat dilaksanakan dengan menggunakan diagram,

grafik, dan tabel.

d) Prinsip Korologi

Dalam prinsip ini, gejala, fakta, dan masalah dalam

geografi ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan

interaksinya dalam ruang tertentu. Faktor, sebab, dan akibat

terjadinya suatu gejala dan masalah selalu dapat terjadi dan tidak

dapat dipisahkan dari ruang yang saling berkaitan.

c. Pendekatan Geografi

a) Pendekatan Keruangan

Dalam Geografi maupun studi Geografi menganalisis

suatu fenomena yang terjadi di geosfer dengan mempelajari

faktor, sebab, akibat, penyebaran, interelasi dan interaksinya

dalam suatu ruang tempat terjadinya gejala.

b) Pendekatan Kelingkungan / Ekologi


12

Geografi mempelajari suatu fenomena dalam geosfer

dengan memperhatikan adanya interaksi antara suatu organisme

hidup dengan lingkungannya. Selain itu Geogrefi juga mengkaji

dalam kelompok organisme beserta lingkungan hidupnya sebagai

suatu kesatuan dalam ekosistem.

c) Pendekatan Kewilayahan

Dalam geografi mengkaji suatu fenomena geosfer dengan

gabungan antara pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi.

Dengan memperhatikan adanya areal indifferentation, maka

dimana interaksi wilayah akan selalu berkembang sehingga

perkembangan suatu wilayah akan berbeda dengan wilayah

lainnya.

2. Geografi Sosial

a. Pengertian Geografi Sosial

Geografi sosial menjadi salah satu ilmu sosial yang

memandang manusia sebagai objek yang akan di telaahnya, atau

yang berarti menempatkan manusia menjadi pusat dalam

telaahnya. Geograf Belanda H.J Keuning (1951) berpendapat

bahwa dalam kajian geografi sosial ini, puncaknya adalah geografi

ekonomi yaitu suatu ilmu yang membahas cara manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya berdasarkan filsafat naturalistis itu

(Daldjoeni,2014).
13

Pendekatan geografis dalam ilmu sosial ini yaitu

sesungguhnya terletak pada perjuangan dari hidup yang dimiliki

setiap manusia dalam bentuk apa pun, selalu terikat oleh suatu

tempat atau wilayah tertentu di permukaan bumi, sehingga ini

merupakan akibat dari adanya fakta bahwa setiap manusia atau

kelompok manusia yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah

tersebut. Para sosiogeograf ini mampu dalam menunjukkan

hubungan yang nyata antara aneka bentuk kemasyarakatan dengan

lingkungan. Bentuk dari kemasyarakatan ini menjelaskan bahwa

geografi sosial ini menjelaskan bahwa adanya peranan manusia

dalam mengendalikan diri terhadap lingkungan sekitarnya dengan

cara bersosialisasi.

b. Hubungan Ilmu Geografi dengan Ilmu Sosial

Geografi memiliki peranan yang sangat baik sebagai ilmu

maupun alat untuk memecahkan masalah manusia. Selain mampu

memecahkan masalah manusia, ilmu geografi ini dapat digunakan

sebagai alat untuk membantu dalam membuat keputusan dan

kebijakan. Misalnya dilihat dari konsep-konsep geografi yang

dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia.

Sebagai salah satu ilmu sosial, geografi tidak dapat berdiri

sendiri dalam menjalankan keilmuannya terutama dalam

menyelesaikan masalah sosial. Dari sisi lain juga ilmu-ilmu sosial

membutuhkan geografi karena dalam memecahkan masalah-


14

masalah sosial manusia, antara ilmu sosial sering digunakan secara

bersama-sama. Misalnya adanya bencana pada suatu daerah, tidak

bisa hanya menyelesaikan dari satu bidang saja, melainkan dari

ilmu sosialnya bahkan agama dan ilmu alam maupun humaniora

sangat dibutuhkan untuk membantu dalam menyelesaikan

permasalahan tersebut (Supardi,2015).

3. Kemiskinan

Kemiskinan menjadi suatu permasalahan bangsa yang harus

segera diselesaikan dain memerlukan langkah-langkah penganganan

dan pendekatan yang sistematik, terpadu, dan menyeluruh. (Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2013 tentang “Penanggulangan Kemiskinan”.

Kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau kondisi

yang mengalami ketidakemampuan secara ekonomi dalam memenuhi

standar hidup rata - rata dalam suatu masyarakat pada suatu daerah. Ini

disebabkan oleh dengan rendahnya suatu kemampuan pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan pokok misalnya seperti sandang, pangan,

papan yang akan berdampak pada kurangnya dalam memenuhi

kebutuhan hidup standar berdasarkan kesehatan masyarakat dan

pendidikan. Selain dari itu, kondisi kemiskinan ini juga berkaitan

dengan keadaan tempat tinggal yang layak.

Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2013 tentang

“Penanggulangan Kemiskinan” warga miskin ini merupakan orang

miskin yang berdomisili dan memiliki kartu tanda penduduk (KTP) dan
15

Kartu Keluarga (KK) yang ditandai dengan kartu identitas keluarga

miskin.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2013 tentang

“Penanggulangan Kemiskinan”, Setiap warga miskin berhak :

a) Atas terpenuhinya kebutuhan pangan dan sandang.

b) Atas pelayanan kesehatan.

c) Atas pelayanan pendidikan.

d) Atas pekerjaan dan berusaha.

e) Atas terpenuhinya kebutuhan perumahan.

f) Atas terpenuhinya kebutuhan air besih dan sanitasi yang

baik.

g) Mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.

h) Mndapatkan rasa aman dari perlakuan atau ancaman dan

tindak kekerasan

i) Berpartisipasi dalam kehidupan sosial ekonomi dan politik.

4. Pemulung

1) Pengertian Pemulung

Pekerjaan sebagai pemulung tentu sudah menjadi umum

yang disebabkan oleh semakin sedikitnya lapangan pekerjaan

terutama pada daerah perkotaan. Pemulung merupakan orang yang

mengumpulkan dan memproses sampah yang ada di jalan-jalan,

sungai-sungai, bak-bak sampah dan lokasi pembuangan akhir

sebagai komuditas pasar. Sehingga pemulung ini menjadi


16

kelompokmsosial yang bekerja dalam mengumpulkan atau

memilah barang yang dianggap berguna dari sampah, baik yang

ada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) maupun diluat TPA

(PPSML, 2000:36) dalam (Yusuf,2015).

Pemulung yaitu orang-orang yang melakukan pekerjaannya

memilih, memungut, dan mengumpulkan berupa nsampah ataupun

barang bekas yang masih dapat dimanfaatkan atau barang yang

dapat diolah dan kemudian dapat kembali untuk dijual untuk

memenuhi kebutuhan hidup (Sumardjoko,2003).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pemulung

yaitu pemulung yang mendapatkan barang-barang bekas dengan

cara memungut, mencari di TPA, TPA, atau rumah sekitar yang

bertujuan untuk dijual kembali. Pemulung ini pada umumnya yaitu

bekerja dengan berjalan kaki dan menggunakan alat yang masih

sangat sederhana seperti karung, dll. Umumnya pekerjaan ini tidak

dibatasi oleh waktu dan bekerja sesuai dengan kemampuan

masing-masing pemulung tersebut.

2) Ciri- Ciri Pemulung

Dalam hal ini tentu pemulung memiliki ciri-ciri menurut

Noor Effendi (1995: 91 dalam Setiawan, 2015) sebagai berikut :

a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik

disebabkan timbulnya unit usaha yang tidak


17

mempergunakan fasilitas yang tersedia di sektor

formal.

b. Umumnya unit usaha yang tidak mempunyai izin

usaha.

c. Pola dalam kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti

lokasi maupun jam kerja.

d. Umumnya kebijakan pemerintah untuk membantu

golongan ekonomi lemah belum sampah ke sektor ini.

e. Teknologi yang digunakan masih tergolong primitif.

f. Modal dan perputaran pada usaha relatif kecil, maka

skala operasional akan relatif kecil.

g. Sumber dari dana modal umumnya berasal pada

tabungan sendiri atau lembaga keuangan yang tidak

resmi.

3) Jenis-Jenis Pemulung

Pekerja pemulung tentu akan memiliki keterbatasan dalam

modal dan disebabkan oleh kurangnya pada sektor lapangan

pekerjaan. Berkurangnya sektor lapangan pekerjaan ini

menyebabkan seseorang akan menjadi pemulung dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Berdasarkan tempat tinggal sekitarnya, dapat

berbagai jenis pemulung yang ada dan dapat di kategorikan

menjadi dua sebagai berikut :


18

a. Pemulung jalanan yaitu pemulung yang memiliki tinggal

di jalanan, oleh pemerintah dapat di deskripsikan sebagai

gelandangan.

b. Pemulung menetap yaitu salah satu pemulung yang dapat

menyewa rumah yang dijadikan tempat tinggal bersama

sama pada suatu tempat. Pemulung yang tinggalnya

secara permanen atau semipermanen yang berada di TPA

ataupun sekitarnya penduduk kampung yang memiliki

mata pencaharian sebagai pemulung (Febriyaningsih,

2012 dalam Wiyatna, 2015).

4) Faktor- faktor yang mempengaruhi masyarakat menjadi pemulung

Pemulung menjadi salah satu pekerjaan yang dilakukan

oleh beberapa masyarakat yang tinggal pada suatu wilayah. Namun

terdapat beberapa faktor yang paling mendasar sehingga

menyebabkan masyarakat tertentu menjadi pemulung, Menurut

Mudiyono (2005 : 148 dalam Siwi, 2009) faktor yang mendasar

masyarakat menjadi pemulung sebagai berikut :

a. Faktor Internal : faktor internal ini yaitu berupa kondisi

kesehatan jasmani yang kuat, adanya desakan terhadap

kebutuhan hidup yang akan terus meningkat secara kompleks,

adanya kesulitan dalam mencari lapangan pekerjaan, serta

jaringan sesama pemulung terjalin sangat kuat sehingga

menjadi erat dalam melakukan aktivitas sebagai pemulung.


19

b. Faktor Eksternal : yaitu jumlah pemulung yang tentu semakin

meningkat, adanya pemikiran banyaknya penduduk sehingga

akan menghasilkan sampah yang jumlahnya akan semakin

banyak.

5. Karakteristik Sosial Pemulung

1) Daerah Asal Pemulung

Daerah asal pada pemulung ini yaitu daerah pemulung yang

tidak berasal dari desa tersebut melainkan juga dari luar desa yang

sedemikian akan terjadinya suatu mobilitas penduduk. Mobilitas

penduduk ini yaitu adanya suatu perpindahan atau perubahan

tempat tinggal yang melewati batas suatu wilayah untuk periode

batas waktu tertentu (Mantra, 1981 : 6).

Berdasarkan spesifikasinya, mobilitas penduduk dibagi

menjadi dua macam yaitu adanya mobilitas permanen dan

mobilitas non permanen. Mobilitas permanen ini salah satu

perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dan tidak

pernah kembali ke tempat asal kelahirannya. Berbeda dengan

mobilitas non permanen yaitu perpindahan penduduk dari suatu

tempat ke dempat lain dengan tidak ada tujuan untuk menetap.

Sehingga daerah asal pemulung ini yaitu untuk mengetahui

asal daerah dari pemulung yang bekerja di Tempat Pembuangan

Akhir (TPA) Rawa Kucing, yang kemudian dapat dijadikan acuan


20

awal untuk mengetahui dari masing-masing karakteristik sosial dan

ekonomi dari para etiap pemulung yang bekerja di Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung

Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.

2) Pendidikan Pemulung

Pendidikan menjadi salah satu tolak ukur kesejahteraan

yang dimiliki setiap manusia. Pendidikan yaitu rangkaian kegiatan

yang secara internasional, bertujuan, disengaja direncanakan,

terorganisir secara sistematis, serta dinilai ulang sehingga dapat

menghasilkan prototipe manuia yang terdidik, bermutu, serta

efisien (Kartono 1992 : 24).

Pendidikan yang dimaksud yaitu pendidikan terakhir dari

para pekerja pemulung, misalnya pendidikan yang telah ditempuh

oleh responden adalah tidak sekolah, tamat SD, tamat SMP.

Sehingga dapat memberikan informasi tentang pendidikan terakhir

yang ditempuh oleh responden.

3) Status Tempat Tinggal Pemulung

Sebagian besar pemulung dalam tempat tinggalnya hanya

bersifat sementara. Semua pemulung diketahui hahwa mereka

bertempat tinggal di tempat pengumpul atau mereka sering

menyebut dengan bos. Pada umumnya mereka bertemapt tinggal di

rumah bos yang tidak dipungut oleh biaya. Bahkan ada beberapa
21

bos yang memiliki sifat baik, dengan tidak memungut biaya untuk

kontrak ataupun kos dan sering memberi makan. Pemulung ini

tidak dapat bertempat tinggal bersama dengan bos, namun

membuat rumah-rumah tidak permanen di sekitar lahan kosong

sehingga menyebabkan pemandangan yang kurang indah dan

menarik (Hardati, 2007 : 29)

Sehingga tempat tinggal yang dimaksud untuk penelitian

ini yaitu melihat dari status temat tinggal pemulung yang bekerja

dalah suatu wilayah, apakah dari pemulung tersebut memiliki

tempat tinggal mengelompok dalam satu bos atau bertempat

tinggal sendiri-sendiri.

4) Hubungan Kerja Pemulung

Dalam hubungan kerja ini yaitu adanya hubungan ataupun

interaksi antara suatu pemulung dengan seorang lapak ataupun bos

pemulung dalam menyetorkan atau menjual hasil pungutannya.

Sehingga dalam hubungan kerja ini tentu harus dapat dimiliki oleh

setiap pemulung yang merupakan sala satu dari strategi untuk

mempertahankan kelanjutan dalam pekerjaan.

Hubungan kerja yang dimaksud ini yaitu dapat dilihat dari

adanya kegiatan yang dilakukan oleh pemulung dalam

menyetorkan atau menjual dari hasil pungutannya, apakah

langsung dijual kepada pabrik, ke lapak, atau dipilah-pilah sendiri

kemudian dijual kepada lapak atau ke pabrik.


22

6. Karakteristik Ekonomi Pemulung

Karakteristik Ekonomi ini yaitu memiliki ciri-ciri seperti

Pendapatan, jam kerja efektif, pengalaman kerja/lama bekerja,

pekerjaan. Karakteristik Ekonomi dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Pendapatan Pemulung

Dalam mata pencaharian ini menjadi salah satu

pekerjaan yang dilakukan oleh suatu penduduk. Pekerjaan yang

dilakukan penduduk ini akan mendapatkan upah ataupun berupa

penghasilan yang beranekaragaman dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Dapat dilihat jika seseorang yang memiliki

pendapatan tinggi dengan pengeluaran yang tinggi sehingga

kesejahteraannya akan rendah. Sehinnga pendapatan seeorang

yaitu dilihat dari banyaknya penerimaan yang dihasilkan

seeorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu. Pendapatan

yaitu sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode

tertentu Reksoprayitno (2004),

Maka penelitian yang dilakukan ini dengan pendapatan

pemulung yaitu uang yang diterima oleh seorang pemulung

yang bekerja di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa

Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota

Tangerang setiap harinya, dengan cara mengumpulkan dari

tempat barang yang sudah tidak terpakai dan kemudian dijual

kembali kepada suatu lapak yang akan membelinya.


23

2) Jam kerja Efektif Pemulung

Jam kerja efektif ini yaitu dihitung dengan lamanya waktu

yang digunakan dari suatu pemulung dalam bekerja selama waktu

tertentu, misalnya dalam satu hari, satu minggu, ataupun pada satu

bulan (Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, 2007)

Maka lamanya dalam waktu yang digunakan oleh

pemulung untuk dapat bekerja dalam waktu yang dimaksud yaitu

satu hari, satu minggu, atau satu bulan. Pertanyaan yang diberikan

kepada responden mengenai jam kerja efektif kepada pemulung

bersifat terbuka.

3) Pekerjaan Pemulung

Pekerjaan ini yaitu ditandai dengan adanya mata

pencaharian yang merupakan aktivitas manusia dalam memperoleh

taraf hidup sehingga dapat dinyatakan layak antara daerah satu

dengan daerah yang lainnya berbeda sesuai dengan taraf

kemampuan penduduk serta dari keadaan pada demografinya

(Daldjoeni 1982 :89).

Sehingga pekerjaan yang dimaksud ini yaitu sebagai mata

pencaharian pokok atau sampingan yang dimiliki seseorang dalam

memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Maka pertanyaan yang

dilakukan pada instrumen penelitian mengenai pekerjaan sifatnya

terbuka.
24

4) Pengalaman kerja atau lama bekerja Pemulung

Pekerja yang dilakukan oleh sebagian besar pemulung tentu

tidak akan mengenal waktu serta mematok seberapa lamanya

mereka bekerja sebagai pemulung. Hal ini disebabkan karena

pekerjaan pemulung tidak diperlukannya dalam keterampilan

khusus, maka ini menjadi landasan awal banyak yang menjadi

pemulung tanpa harus mempunyai latar belakang pengalaman.

7. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

a) Tempat Pemrosesan akhir, yang selanjutnya disingkat TPA, adalah

tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media

lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.

b) Pelaksanaan Pemerintah dalam mengelola sampah :

1) Pemerintah daerah mengurangi sampah yang dilakukan dengan

cara pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah,

atau pemanfaatan kembali sampah.

1) Pengurangan sampah dapat dilakukan dengan kegiatan :

a. Pemantauan dan supervisi pelaksanaan rencana

pemanfaatan bahan produksi rumah tangga ramah

lingkungan oleh pelaku usaha.

b. fasilitasi kepada masyarakat dan dunia usaha dalam

mengembangkan dan memanfaatkan hasil daur ulang,

pemasaran hasil produk daur ulang, dan guna ulang sampah.


25

2) Pemerintah daerah dalam menangani sampah dapat dilakukan

dengan cara :

a. Pemilihan.

b. Pengumpulan.

c. Pengangkutan.

d. Pengolahan.

e. Pemrosesan akhir sampah.

c) Peran masyarakat terhadap TPA Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 33 Tahun 2010 Pasal 34 :

1) Bentuk peran masyarakat dalam pengelolaan sampah meliputi :

a. Menjaga kebersihan lingkungan

b. Aktif dalam kegiatan pengurangan, pengumpulan,

pemilihan, pengangkutan dan pengolahan sampah.

c. Pemberi saran, usul, pengaduan, pertimbangan dan

pendapat dalam upada peningkatan pengelolaan sampah di

wilayahnya.

2) Peningkatan peran masyarakat dapat dilakukan dengan cara :

a. Sosialisasi

b. Mobilisasi

c. Kegiatan Gotong Royong

d. Pemberian Insentif.
26

2) Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan ini merupakan menunjukkan bahwa penelitian yang

sedang di lakukan ini bukan merupakan suatu hal yang baru di teliti. Berikut

merupakan beberapa penelitian relevan yang masih terkait dengan penelitian

yang sedang peneliti teliti.

1) Penelitian oleh Eka Nurjanah, 2016. Karakteristik Pemulung di

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir Kelurahan Tamansari

Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Tujuan Penelitian untuk

mengetahui karakteristik sosial budaya pemulung di Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir serta karakteristik ekonomi

pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir Kelurahan

Tamansari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Metode

penelitian yang digunakan yaitu Deskriptif Kualitatif.

2) Penelitian oleh Wahdatul Lauli Novitasari, 2015. Karakteristik

Sosial Ekonomi Pemulung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

(TPST) Bantargebang Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi.

Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik sosial pemulung di

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang serta

mengetahui karakteristik ekonomi di Tempat Pengolahan Sampah

Terpadu (TPST) Bantargebang Kecamatan Bantargebang Kota

Bekasi. Metode yang dilakukan yaitu Metode Deskriptif Kualitatif.

Berdasarkan dari penelitian terdahulu atau penelitian yang relevan,

penulis melihat dari adanya kesamaan antara penelitian sebelumnya dengan


27

penelitian yang sedang dilakukan. Kesamaan ini dapat diketahui dari tema

yang diangkat dalam penelitian sebelumnya yaitu tentang karakteristik

pemulung. Dengan begitu, penelitian yang sedang dilakukan ini melihat dari

sudut berbeda yaitu Karakteristik Pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota

Tangerang. Tujuan dari penelitian di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing ini untuk mengetahui karakteristik aktivitas pemulung di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing serta faktor-faktor yang

menyebabkan masyarakat menjadi pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota

Tangerang. Metode yang digunakan Deskriptif Kualitatif dengan pendekatan

Kualitatif.
28

G. Kerangka Penelitian

Adapun Kerangka Penelitian dalam Penelitian ini yaitu :


Latar Belakang
Perkotaan menjadi pusat perekonomian, kota memiliki masalah tentang kepadatan penduduk, Padat penduduk
berdampak pada masalah lingkungan, masalah lingkungan yaitu sampah, tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
sebagai tempat pembuangan sampah dan berdampak pada aktivitas masyarakat sebagai meningkatnya
pekerjaan pemulung . pekerjaan pemulung ini merupakan pekerjaan tanpa memerlukan profesi yang khusus
sehingga ini menjadi latar belakang jumlah pemulungG.yang semakin meningkat.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana aktivitas pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung
Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang ?
2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan masyarakat menjadi pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang ?
H.

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui aktivitas pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan
Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat menjadi pemulung di Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.

Pertanyaan Penelitian Kajian Teoritis


1. Bagaimana aktivitas pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa 1. Geografi.
Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang ? 2. Geografi Sosial
2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan masyarakat menjadi pemulung di 3. Kemiskinan
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan 4. Pemulung
Kecamatan Neglasari Kota Tangerang ? 5. Karakteristik Sosial
6. Karakteristik
Ekonomi.
7. Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA).

Teknik Penelitian Metode Penelitian


Observasi, Wawancara, Studi Dokumentasi, Studi Literatur Deskriptif Kualitatif

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Gambar 1 Kerangka Penelitian


29

H. Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan ini terdapat pertanyaan yang akan

diberikan kepada responden. Responden dalam penelitian ini yaitu pemulung

yang bekerja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan

Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.

Berdasarkan Rumusan Masalah dan Kajian Teoretis, sehingga penulis

menyusun pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah aktivitas pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan

Neglasari Kota Tangerang ?

a. Bagaimanakah aktivitas pemulung dirumah sebelum mulai

bekerja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

b. Bagaimanakah aktivitas pemulung selama di perjalanan ke

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

c. Bagaimanakah aktivitas pemulung selama di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

d. Bagaimanakah aktivitas pemulung setelah bekerja di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan masyarakat menjadi

pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing

Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang ?


30

1) Faktor Internal

a. Hal apakah yang dapat menimbulkan adanya kemauan untuk

menjadi pekerja pemulung ?

b. Apakah adanya faktor turun-temurun yang menyebabkan

menjadi pekerja pemulung ?

c. Apakah kebutuhan hidup semakin meningkat menjadi faktor

yang menyebabkan menjadi pekerja pemulung ?

d. Apakah kesulitan dalam mencari lapangan pekerjaan

menjadi faktor yang menyebabkan menjadi pekerja

pemulung ?

e. Apakah adanya faktor dorongan lain yang menyebabkan

untuk menjadi pekerja pemulung ?

2) Faktor Eksternal

a. Apakah adanya berpikir banyaknya penduduk maka

meningkatkan pendapatan dalam mencari jenis sampah yang

masih memiliki nilai jual kembali ?

b. Apakah meningkatnya jumlah sampah menjadi faktor untuk

menjadi pekerja pemulung ?

c. Apakah peluang pekerjaan menjadi faktor yang

menyebabkan menjadi pekerja pemulung ?

d. Apakah adanya faktor lingkungan sekitar yang menyebabkan

menjadi pekerja pemulung ?


31

e. Apakah adanya faktor untuk menjalankan kebijakan program

pemerintah ?

I. Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

Metode Deskriptif Kualitatif dengan Pendekatan Kualitatif. Penelitian yang

dilakukan ini tertuju dari adanya suatu permasalahan yang ada pada masa

sekarang. Penelitian Kualitatif menurut Moleong (2007:6) yaitu suatu

penelitian yang bertujuan untuk memahami dari suatu fenomena tentang apa

saja yang di alami oleh suatu subjek penelitian. Kemudian disajikan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, serta dengan

memanfaatkan dari berbagai metode secara alamiah.

Dengan adanya penelitian ini untuk menggambarkan fenomena-

fenomena yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang berlangsung

saat ini. Sehinnga ciri dari penelitian kualitatif ini tidak mengadakan adanya

manipulasi atau perubahan data pada variabel-variabel bebas, namun

penelitian ini menggambarkan pada suatu kondisi apa adanya sesuai

kejadian yang sedang terjadi saat penelitian.

Dalam Metode Kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan data yang

lebih mendalam, sehingga data yang dihasilkan akan mengandung makna.

Sedangkan penelitian kualitatif ini dapat dijelaskan peneliti sebagai

instrumen utama dalam pengumpulan data dan manusia sebagai instrumen

penelitiannya. Penggunaan penelitian metode deskriptif kualitatif ini


32

didasarkan pada pertimbangan yang menjadi subjek penelitian yang sedang

dilakukan ini yaitu melihat adanya perilaku kehidupan manusia dalam

menjalankan aktivitas. Manusia disini yaitu pemulung yang bekerja di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan

Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.

2. Fokus Penelitian

Setelah mengetahui dari rumusan masalah yang dijadikan penelitian,

Fokus penelitian dalam penelitian adalah pengelompokkan secara logis dari

atribut objek suatu penelitian. Fokus penelitian ini adalah salah satu titik

fokus yang dijadikan tujuan dalam penelitian tersebut. Fokus penelitian ini

akan dilihat berdasarkan pada suatu informasi yang akan diperoleh melalui

pengambilan data di lapangan. Sehingga penelitian kualitatif ini akan

membatasi masalah yang disebut fokus penelitian. Fokus penelitian ini yaitu

tentang pokok masalah yang sifatnya umum. Sehingga berdasarkan

rumusan masalah, maka didapatkan fokus penelitian adalah :

1. Aktivitas pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota

Tangerang.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat menjadi pemulung di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung

Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.


33

3. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Dalam penelitian yang dilakukan ini selain angket yang digunakan,

namun terdapat juga menggunakan observasi untuk menudukung hasil

dari angket yang telah dibagikan, serta untuk mengetahui langsung

sikap maupun cara berkomunikasi antara peneliti dengan pemulung

yang bekerja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing yang

merupakan sebagai objek dalam observasi agar dapat melengkapi

informasi yang sangat membantu dalam melengkapi penelitian yang

sedang dilakukan.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data berupa

wawancara untuk mendukung data angket agar lebih efektif. Teknik ini

digunakan untuk mengkaji data yang didapatkan setelah mengadakan

observasi lapangan. Teknik wawancara ini dilakukan pada responden

yaitu Pemulung pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing

Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.

3. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi ini digunakan untuk mencatat peristiwa yang

telah berlalu. Dalam penelitian ini juga menggunakan studi

dokumentasi untuk melengkapi hasil penelitian dan sebagai bukti dari

hasil penelitian yang telah di lakukan pada Tempat Pemrosesan Akhir


34

(TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari

Kota Tangerang..

4. Studi Literatur

Melalui teknik studi literatur penulis mendapatkan konsep yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan melalui mempelajari buku-

buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas baik pendapatnya

sebagai dasar teori maupun pembanding dalam pemecahan yang

berhubungan dengan penelitian.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian merupakan suatu alat yang dapat digunakan oleh

peneliti dalam melakukan dan mengumpulkan data suatu objek penelitian

dengan tujuan untuk lebih mudah diolah dan tersusun secara sistematis.

Penelitian ini penulis menggunakan alat bantu bertujuan untuk

mempermudah dalam melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan

teknik kuesioner dan observasi.

Maka dalam mendapatkan data dalam penelitian yang dilakukan ini

beberapa menggunakan instrumen atau alat pengumpulan data diantaranya

yaitu :

1. Pedoman Observasi

Dalam memulai penelitian ini, peneliti menggunkan pedoman

observasi yang berguna untuk melihat langsung ke lapangan yang

ingin di teliti. Pedoman dari observasi ini yaitu berupa aktivitas

penelitian dalam mengumulkan data yang berkaitan dengan masalah


35

yang akan diteliti. Sehingga dengan adanya pedoman observasi ini,

dapat meningkatkan akuratnya dalam penelitian yang dilakukan ini.

1. Desa/Kelurahan :

2. Batas :

A. Utara :

B. Barat :

C. Timur :

2. Pedoman Wawancara

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan

pedoman wawancara dalam mengumpulkan berbagai macam

informasi. Dalam teknik pengumpulan data ini, objek penelitian

sesuai dengan tujuan penelitian agar dapat mengajukan beberapa

pertanyaan kepada narasumber.

Wawancara yang dilakukan ini dengan pemulung yang

bekerja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing dan

pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing

Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang

dengan tujuan agar memperoleh data-data yang akurat dan jelas dari

narasumber yang bersangkutan secara langsung tanpa perantara.

Contoh :

a) Berapakah pendapatan yang dihasilkan oleh bapak dalam sehari

- hari ?
36

b) Apakah pekerja pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

ini menjadi jenis pekerja sampingan ?

c) Bagaimanakah cara pemasaran bapak dari hasil memulung di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

d) Berapakah jumlah anggota rumah tangga Bapak ?

e) Apakah sudah tercukupi pemenuhan kebutuhan dari hasil

memulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

5. Objek dan Subjek Penelitian

Dalam pengambilan data responden atau yang disebut informan, akan

dipilih berdasarkan informan yang memiliki tingkat pengetahuan yang

bersifat lebih mendalam dan dapat memberikan informasi masa ke masa

tentang pekerja pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.

Sehingga dihasilkan informan-informan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 1 berikut.

Tabel 1
Objek dan Subjek Penelitian

1 Pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing

2 5 Pekerja Pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)


Rawa Kucing
Sumber : Observasi, 2019

Objek dan Subjek dalam penelitian yang dilakukan ini yaitu :

1. Pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing

Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.


37

2. 5 Pekerja pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasasri Kota

Tangerang.

6. Langkah-Langkah Penelitian

Dalam suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis sangat

memerlukan adanya langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat

suatu penelitian. Jika penelitian tidak adanya langkah-langkah, akan tidak

tersusun secara sistematis. Untuk mencapat sistematis langkah-langkah

dalam penelitian diperlukan agar dapat memberikan gambaran singkat

terhadap suatu hal yang akan dijelaskan dalam penelitian tersebut. Sehingga

peneliti membuat langkah-langkah penelitian dengan bertujuan untuk

mengetahui setiap tahap yang akan dibutuhkan dalam membuat suatu

penelitian. Langkah-langkah penelitian dapat diketahui pada sebagai

berikut.

1. Pra Lapangan

a. Menyusun Rancangan

b. Menentukan Lokasi Penelitian

c. Membuat Perizinan Penelitian

d. Melihat langsung kondisi lingkungan Penelitian

e. Menentukan informan

f. Membuat Instrumen
38

2. Lapangan

a. Mengumpulkan Data

b. Pengolahan Data

c. Menganalisis Data

3. Pasca Lapangan

a. Menganalisis Data Lapangan

b. Penyusunan Laporan

c. Membuat Kesimpulan

7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data ini digunakan dalam penelitian ini agar data

yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat mengungkapkan jawaban dari

tujuan penelitian.sehingga dapat menyederhanakan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca. Analisis data dari penelitian kualitatif dilakukan

sebelum dan selama di lapangan.

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Dalam penelitian Kualitatif, analisis dilakukan dari hasil

studi data sekunder yang digunakan untuk menentukan fokus

penelitian. Sehingga dalam menentukan fokus penelitian ini masih

bersifat sementara dan akan terus mengalami perkembangan

setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan.


39

2. Analisis selama di lapangan

1) Seleksi Data

Teknik ini dilakukan untuk mengetahui data yang telah

terkumpul dan telah memenuhi syarat untuk diolah atau tidak.

2) Reduksi Data

Teknik Reduksi Data dalam analisis Penelitian

Kualitatif ini bertujuan untuk meringkas dan merangkum dari

hal penting, sehingga data akan tereduksi akan memberikan

gambaran yang jelas tentang hasil pengamatan. Sehingga

Reduksi Data ini yang memfokuskan dengan cara sedemikian

rupa, maka kesimpulannya dapat ditarik dengan cara

verifikasi.

3) Keabsahaan Data

Analisis Keabsahaan data ini dilakukan yaitu melalui

pengecekan dalam mendeskripsikan objek penelitian,

sehingga data yang dihasilkan tidak akan berbeda antara data

yang telah di peroleh oleh peneliti di lapangan dengan data

yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian. Maka data

yang dihasilkan dari lapangan akan dapat di pertanggung

jawabkan.

4) Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian kualitatif

ini yaitu berupa temuan baru yang sebelumnya belum pernah


40

ada. Sehingga dapat dihasilkan berupa deskripsi atau

gambaran umum dari suatu objek yang sebelumnya belum

terverifikasi kebenarannya maka adanya penelitian ini dapat

memberikan jawaban berupa kesimpulan yang dihasilkan dari

penelitian yang telah dilakukan ini.

8. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan dari bulan November 2019 sampai

dengan April 2020, mulai dari Observasi Lapangan hingga penulisan

laporan penelitian berupa skripsi. Penelitian ini berjudul Karakteristik

Sosial Ekonomi Pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.

1) Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dimulai dan dilaksanakan pada Bulan

November 2019, Kegiatan Penelitian sebagai berikut :

Tabel 2
Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan
Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Persiapan Observasi
Perancangan Proposal
Pencarian Kajian Teori
dan Penelitian Relevan
Pengajuan Sidang
Ujian Proposal
Ujian Seminar
Proposal
Revisi BAB I-III
Penelitian
2 Pembuatan Instrumen
Penelitian
41

Uji coba Instrumen


Penelitian
Revisi Instrumen
Penelitian
3 Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan Tabulasi
data penelitian
Analisis dan
Pembahasan hasil
Penelitian.
4 Sidang Skripsi
Revisi Skripsi
Penyerahan Naskah
Skripsi

2) Tempat Penelitian

Tempat Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti ini yaitu

di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan

Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Badan Pusat Statistika Tahun 2018, “Penduduk Kecamatan Neglasari Kota


Tangerang”.

Daldjoeni. 2014. Pengantar Geografi. Ombak. Yogyakarta.

Daldjoeni, 2017. Geografi Kota dan Desa. Ombak. Yogyakarta.

Gunardo. 2014. Geografi Transportasi. Ombak. Yogyakarta

Hardati, Puji. 2007. Daerah Asal dan Akses Jaringan Kerja Pemulung di Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Semarang : FIS
UNNES

John J. Macionis. 2008. Sociology 12th ed. Pearson Prentice Hall. Hal: 144.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian Identifikasi. Online. 11/11/2019


(20:49). https://kbbi.web.id/identifikasi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian Karakteristik. Online. 12/11/2019


(2:36). https://kbbi.web.id/karakter.
.
Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Bandung: Mandar Maju

Mantra, Ida Bagus. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Marhadi, 2014. Pengantar Geografi Regional. Ombak. Yogyakarta.

M. Rusli Karim, Berbagai Aspek Ekonomi Islam. PT. Tiara Wacana Yogya
Bekerjaama dengan PE3L UII Yogyakarta, 1993, halaman 3

Moleong, Lexy J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosda Karya.

Novitasari, Wahdatul Lauli, 2015, SKRIPSI, “Karakteristik Sosial Ekonomi


pemulung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang
Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi” Jurusan Pendidikan Geografi
Universitas Siliwangi, Tasikmalaya.

42
Nurjanah, Eka, 2016, SKRIPSI, “Karakteristik pemulung di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Ciangir Kelurahan Tamansari Kecamatan Tamansari Kota
Tasikmalaya” Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Siliwangi,
Tasikmalaya.

Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 5 Tahun 2013 Tentang


Penanggulangan Kemiskinan. Lembaran Daerah Kabupaten Madiun
Tahun 2013 Nomor 4 Seri E. Bupati Madiun

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman


Pengelolaan Sampah. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 274. Jakarta

Reksoprayitno, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, Jakarta : Bina Grafika


2004, Halaman 79.

Setiawan, Hari Pambayun, dkk. 2015. Pendekatan keruangan dalam mengurai


Struktur Sosial Ekonomi Pemulung di Tempat Pembuangan Sampah
Terpadu Piyungan Bantul. eJournal. PELITA, VOLUME X, NOMOR 1,
APRIL 2015

Siwi, A.I.D Willy, 2009. Karakteristik demografi sosial ekonomi Pemulung


berdasarkan daerah asal (studi kasus di kecamatan bayumanik Kota
semarang). Skripsi. Semarang. Jurusan Geografi dan Fakultas Ilmu Sosial.

Sumardjoko, “Profil Wanita Pemulung di Surakarta:, Jurnal Penelitian Humaniora.


Vol. 4 No 2, Universitas Muhammadiyah. Surakarta. 2003

Supardi, 2015. Dasar-dasar Ilmu Sosial. 2015. Yogyakarta.

Wiyatna, Sosiatri. 2015. Pola kerja pemulung dan relasinya terhadap kehidupan
sosial serta kesejahteraan pemulung di tpa bukit pinang samarinda.
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 121-136.

Yusuf, Sosiatri. 2015. Pola kerja pemulung dan relasinya terhadap kehidupan sosial
serta kesejahteraan pemulung di tpa bukit pinang samarinda. eJournal
Sosiatri-Sosiologi, Volume 3, Nomor 4, 2015: 121-136.

43
Lampiran 1 :

Gambar 1 Sampah TPA Rawa Kucing

Gambar 2 Icon TPA Rawa Kucing

Gambar 3 Pekerja di TPA Rawa Kucing

44
Gambar 4 Aktivitas Masyarakat di TPA Rawa Kucing

Gambar 5 Truk Sampah memasuki kawasan TPA Rawa Kucing

45
Gambar 6 Citra Satelit Tempat Pembuangan (TPA) Rawa Kucing
Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang

46
Lampiran 2

PEDOMAN OBERVASI

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEMULUNG DI TEMPAT


PEMROSESAN AKHIR (TPA) RAWA KUCING KELURAHAN
KEDAUNG WETAN KECAMATAN NEGLASARI KOTA TANGERANG

1. Lokasi Daerah Penelitian : ................................................................

a. Kecamatan : ................................................................

b. Kota : ................................................................

Batas-Batas daerah penelitian

1) Utara : ................................................................

2) Selatan : ................................................................

3) Timur : ................................................................

4) Barat : ................................................................

2. Fisiografi daerah penelitian :

a. Luas Wilayah : ................................................................

b. Ketinggian Tempat : ................................................................

3. Cuaca dan Iklim

1) Suhu rata-rata : ................................................................

2) Cuaca hujan rata-rata : ................................................................

4. Hidrologi :

1) Air Permukaan (sungai,rawa) : ................................................................

2) Air Tanah : ................................................................

5. Jenis Tanah : ................................................................

6. Kondisi Lingkungan : ................................................................

47
7. Jarak ke Kecamatan : ................................................................

8. Jarak ke Kota Tangerang : ................................................................

9. Penggunaan Lahan (landuse) : ................................................................

10. Dominan jenis mata pencaharian : ................................................................

48
Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEMULUNG DI TEMPAT


PEMROSESAN AKHIR (TPA) RAWA KUCING KELURAHAN
KEDAUNG WETAN KECAMATAN NEGLASARI KOTA TANGERANG

Responden : Pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing


Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang

A. Identitas Responden

Nama :............................................................................

Jabatan :............................................................................

Usia :............................................................................

Alamat :............................................................................

Tempat, Tanggal Lahir :............................................................................

B. Pertanyaan kepada pengelola tentang Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota

Tangerang.

1. Berapakah jumlah pekerja dalam mengelola Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Rawa Kucing ini ?

2. Selama bekerja sebagai pengelola di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing ini, apakah pernah terjadi bencana longsor, dsb ?

3. Bagaimanakah sejarah dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing

ini ?

4. Bagaimanakah perkembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing ini dari waktu ke waktu ?

49
5. Hal apakah yang menjadi pertimbangan dalam lokasi Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Rawa Kucing ini yang jaraknya sangat berdekatan dengan

masyarakat ?

6. Berapakah Luas Lahan yang dimiliki oleh Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing ini ?

7. Berapakah daya tampung lahan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing ini dalam menerima sampah dari Kota Tangerang ?

8. Bagaimanakah peranan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini

dalam mengatasi masalah sampah di Kota Tangerang ?

9. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini mencakup pembuangan

sampah dari daerah mana saja ?

10. Bagaimanakah pengelolaan sampah yang dilakukan di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Rawa kucing ini ?

11. Dalam mengelola sampah metode apakah yang dilakukan pada Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

12. Bagaimanakah sistem dalam pengolahan sampah di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

13. Pihak mana sajakah yang bekerja sama dengan Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Raw Kucing ini ?

14. Berapakah jumlah truk yang datang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing ini dalam sehari ?

15. Sampai berapakah tingginya dalam penumpukan sampah di Tempart

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini dalam satu hari ?

50
16. Jelaskan bagaimana proses dalam pembuatan kompos yang dimulai dari

awalnya datang dari truk sampah hingga menjadi pupuk kompos ?

17. Dalam pembuatan pupuk kompos ini, apakah pengelola sudah

menggunakan mesin atau alat yang masih sederhana ?

18. Bagaimana tahapan dalam pengemasan dari kompos tersebut ?

19. Bagaimana pemasaran dari kompos tersebut ?

20. Bagaimana proses dalam mendaur ulang sampah plastik di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

21. Bagaimana proses daur ulang sampah menjadi Gas yang disalurkan ke

beberapa rumah masyarakat ?

22. Bagaimanakah pengolahan air lindi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing ini ?

23. Apakah lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing telah

mengikuti standarisasi AMDAL ?

24. Adakah proses sanitary landfill di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing ini ?

25. Apakah dengan adanya sistem ini masih dapat terjadinya bau sampah yang

dihasilkan dari penumpukan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing ini ?

51
C. Pertanyaan kepada pengelola tentang aktivitas pemulung di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kelurahan Kedaung Wetan

Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.

1. Berapakah jumlah pekerja pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing ?

2. Apakah setiap harinya pekerja pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Rawa Kucing ini semakin meningkat ?

3. Apakah terdapat pekerja pemulung pendatang dari luar Kota Tangerang ?

4. Bagaimana cara pengelola dalam memanajemen pekerja pemulung di

Tempat Pemorsesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

5. Apakah pengelola merasa terbantu dengan adanya pemulung yang bekerja

di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

6. Apakah dengan adanya lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing ini mengubah pola hidup masyarakat sekitar ?

7. Bagaimanakah tanggapan pengelola terkait dengan kesehatan para pekerja

di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

8. Apakah terdapat kebijakan pemulung yang khusus daerah Kelurahan

Kedaung Wetan saja yang boleh mengambil barang bekas ?

9. Adakah Pemulung yang menjual hasilnya kepada pihak pengelola Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

10. Adakah hari libur bagi pihak pengelola dalam meliburkan bagi semua

pekerja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

52
11. Hal positif apakah yang dirasakan oleh pengelola dengan adanya para

pekerja pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

12. Selain itu, hal negatif apakah yang dirasakan oleh pengelola dengan

adanya para pekerja pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing ?

13. Apakah pengelola memiliki harapan untuk semakin menikatnya juga para

pekerja pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

14. Apakah pengelola memberikan fasilitas kepada para pekerja di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

15. Apakah tetap berjalannya aktivitas pemulung di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ketika musim hujan ?

16. Perizinan seperti apakah yang di terapkan oleh pengelola terkait dengan

aktivitas pekerja pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing ?

D. Pertanyaan kepada pengelola tentang faktor-faktor yang menyebabkan

masyarakat menjadi pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota

Tangerang.

1) Faktor Internal

1. Apakah pengelola membatasi fisik jasmani bagi para pekerja

pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

2. Bagaimanakah tanggapan bapak tentang kesehatan bagi para pekerja

pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

53
3. Apakah dengan adanya lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing ini dapat dijadikan sebagai lapangan pekerjaan ?

4. Menurut bapak sebagai pengelola, apakah pekerja pemulung disini

bekerja karena adanya faktor kebutuhan hidup yang semakin

meningkat ?

5. Apakah pemulung yang semakin meningkat merupakan dari faktor

hubungan interaksi antara pekerja pemulung dengan pemulung yang

lain sangat kuat ?

2) Faktor Eksternal

1. Apakah sampah yang semakin meningkat menjadi daya tarik para

pekerja pemulung bekerja disini untuk memenuhi kebutuhan hidup ?

2. Apakah adanya upaya dari pengelola Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Rawa Kucing untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk

setiap harinya ?

3. Apakah terdapat pungutan liar dari setiap barang bekas yang di bawa

oleh pekerja pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing ?

4. Apakah terdapat kebijakan yang dikeluarkan terkait standarisasi

kemampuan untuk bekerja sebagai pemulung di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

5. Adakah harapan bapak untuk semua pekerja pemulung di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

54
Lampiran 4

PEDOMAN WAWANCARA

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEMULUNG DI TEMPAT


PEMROSESAN AKHIR (TPA) RAWA KUCING KELURAHAN
KEDAUNG WETAN KECAMATAN NEGLASARI KOTA TANGERANG

Responden : Pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing


Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang

A. Identitas Responden

Nama :.....................................................................

Usia :.....................................................................

Jenis Kelamin :.....................................................................

Tempat, Tanggal Lahir :.....................................................................

Jumlah tanggungan keluarga :.....................................................................

Pendidikan Terakhir :.....................................................................

B. Pertanyaan tentang aktivitas pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir


(TPA) Rawa Kucing.

1) Aktivitas Pemulung di rumah sebelum mulai bekerja.

1. Pukul berapakah bapak ketika bangun tidur ?

2. Hal apakah yang pertama kali bapak lakukan ketika hendak baru

bangun tidur ?

3. Apakah bapak pernah merasakan badan yang kurang sehat ketika

bangun tidur ?

4. Obat apakah yang sering kali bapak gunakan untuk mengatasi rasa

sakit tersebut ?

5. Apakah di pagi hari mandi dahulu sebelum memulai bekerja ?

55
6. Apakah bapak memberikan waktu untuk sarapan sebelum memulai

aktivitas ?

7. Apakah bapak sering membawa makanan yang dibutuhkan untuk

makan di siang hari ?

8. Berapakah jumlah tanggungan keluarga bapak ?

9. Pendidikan terakhir yang bapak tempuh yaitu ?

10. Apakah anak bapak sedang menempuh dalam pendidikan ?

11. Bagaimana pendidikan yang sekarang sedang anak bapak tempuh ?

12. Apakah anak bapak turut ikut dalam bekerja sebagai pemulung di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

13. Apakah air yang digunakan oleh keluarga dalam sehari-hari sudah

termasuk bersih ?

14. Bagaimana awal mulanya bapak dapat berfikir menjadi pekerja

sebagai pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing

ini ?

2) Aktivitas pemulung selama di perjalanan

1. Pukul berapakah bapak untuk berangkat menuju lokasi Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

2. Apakah bapak sering kali berangkat sendiri atau membuat perjanjian

dengan tetangga yang lain untuk berangkat bersama-sama menuju

lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing

3. Siapa sajakah pemulung yang sering berangkat bersama dengan bapak

untuk menuju ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

56
4. Berapa lama perjalanan dari rumah bapak untuk sampai pada lokasi

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

5. Apakah selama perjalanan dari rumah bapak menuju lokasi TPA

Rawa Kucing sudah mulai adanya aktivitas untuk mengambil barang

bekas ?

6. Apakah ada batasan waktu tertentu yang diterapkan oleh pengelola

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing kepada semua

pekerja untuk datang tepat waktu ?

7. Telah berapa lama bapak bekerja sebagai pemulung di Tempat

Pemrosean Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

8. Bagaimanakah kerukunan warga sekitar terhadap keluarga bapak ?

9. Apakah tempat tinggal bapak ini aman dari adanya kemalingan ?

10. Apakah adanya pungutan untuk biaya keamanan ?

11. Alat-alat apa sajakah yang perlu digunakan untuk bekerja sebagai

pemulung ?

12. Dalam bekerja sebagai pemulung, apakah ini merupakan menjadi

rencana awal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ?

13. Apakah bekerja sebagai pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir ini

merupakan salah satu pekerjaan utama ?

14. Apakah bapak juga memiliki pekerjaan sampingan selain menjadi

pemulung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ?

57
15. Hal apakah yang bapak rasakan sehingga dapat menjadi hambatan

dalam beraktivtias menjadi pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Rawa Kucing ?

3) Aktivitas pemulung selama di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing

1. Apakah dalam bekerja sebagai pemulung di Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Rawa Kucing ini selalu mengambil pada titik yang sama

setiap harinya ?

2. Apakah terdapat titik tertentu untuk mendapatkan barang bekas yang

lebih banyak ?

3. Apakah bapak telah terbiasa dengan bau sampah yang bau di Tempat

Pemrosesan (TPA) Rawa Kucing ?

4. Apakah adanya saling kompromi dengan teman lain dalam bekerja di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?.

5. Apakah ditentukan atau berpindah-pindah dalam melakukan

pekerjaan pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing ?

6. Apakah ada batasan waktu untuk bapak istirahat dalam bekerja

sebagai pemulung ?

7. Selama bekerja sebagai pemulung, apakah bapak tidak merasakan bau

dari sampah-sampah yang lain ?

8. Apa yang bapak rasakan di musim hujan ketika bekerja di Tempat

Pemrosesan akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

58
9. Selama bapak bekerja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing ini, apakah pernah terjadi bencana berupa longsor, dsb ?

10. Menurut bapak, penyakit apakah yang sering menyerang kepada para

pekerja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

11. Apakah adanya perlindungan dari pihak pengelola bagi seluruh

pekerja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

12. Apakah adanya jaminan kesehatan yang diberikan oleh pengelola

Tempat Pemrosesan (TPA) Rawa Kucing kepada para pekerja

pemulung yang sakit ?

13. Apakah bapak bekerja sebagai pemulung telah mendapatkan izin dari

pihak pengelola Tempat pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

14. Apakah pihak pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing membatasi jam kerja bapak dalam memulung ?

15. Bagaimana dengan pekerja pemulung yang lain, apakah menjadi

individu atau adanya saling kerja sama dalam membantu

mengumpulkan barang bekas ?

16. Apakah hubungan yang sangat erat ini menjadi salah satu faktor bapak

untuk bekerja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

17. Apakah bapak pernah terjadi konflik dengan pekerja yang lain dalam

mencari barang bekas di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing ?

18. Apakah bapak memiliki keterampilan selain sebagai pekerja di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) rawa Kucing ?

59
19. Pukul berapakah bapak selesai bekerja sebagai pemulung di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

20. Berapakah berat barang bekas yang bapak dapatkan dalam seharian

bekerja sebagai pemulung ?

21. Apakah barang bekas tersebut langsung di jual kepada lapak atau di

bawa pulang ke rumah ?

4) Aktivitas pemulung setelah bekerja di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Rawa Kucing

1. Apakah bapak saling menunggu dengan pekerja pemulung yang lain

sebelum pulang ?

2. Apakah setelah bekerja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing langsung pulang ke rumah ?

3. Apakah selama dalam perjalanan pulang masih adanya aktivitas untuk

mengambil barang bekas di pinggir jalan ?

4. Apakah bapak pernah berpikir untuk selamanya bekerja sebagai

pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

5. Jenis barang pulungan apa saja yang bisa di dapatkan dalam bekerja

di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

6. Apakah ada jenis barang bekas yang di temukan pada Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing dapat dimanfaatkan kembali

di rumah ?

60
7. Bagaimanakah tanggapan bapak dengan adanya lokasi Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini yang letaknya di

Kelurahan Kedaung Wetan ?

8. Telah berapa lama bapak dalam bekerja sebagai pemulung di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini ?

9. Apakah bapak pernah berfikir untuk selamanya bekerja sebagai

pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

10. Jika terdapat ada, komplain seperti apakah yang dikeluarkan oleh

masyarakat terhadap pengelola Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing ?

11. Menurut bapak, apakah para pekerja di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) Rawa Kucing ini merupakan sebagian besar masyarakat

Kelurahan Kedaung Wetan ?

12. Menurut bapak, dampak positif dan negatif apakah yang ditimbulkan

dari adanya lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini

terhadap masyarakat sekitar ?

13. Bagaimanakah tingkat kekerabatan antara bapak dengan pekerja

pemulung yang lain dalam beraktivitas ?

14. Apakah masyarakat sekitar tidak merasa terbebani dengan adanya bau

sampah dari kumpulan barang bekas yang telah bapak kumpulkan ?

15. Bagaimana hubungan bapak dengan lapak untuk memasarkan barang

bekas yang telah bapak kumpulkan ?

61
16. Jenis barang apa sajakah yang dapat dijual kembali oleh bapak kepada

lapak ?

17. Apakah terdapat jenis barang yang di bawa pulang untuk

dimanfaatkan kembali di rumah ?

18. Berapa lama jangka waktu bapak untuk menyetorkan barang bekas

yang bapak dapat kumpulkan kepada seorang lapak ?

19. Berapakah penghasilan yang dapat bapak dapatkan selama bekerja di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Raaw Kucing ini ?

20. Apakah tercukupi atau tidaknya dalam pemdaptan yang diterima oleh

bapak untuk pemenuhan kebutuhan sehari - hari ?

21. Bagaimana cara bapak dalam mengelola pendapatan yang dihasilkan

dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari ?

C. Pertanyaan tentang faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat


menjadi pemulung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing
Kelurahan Kedaung Wetan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.

1) Faktor Internal

A. Faktor Adanya Kemauan dari diri sendiri

1. Apakah jenis pekerjaan sebagai pemulung ini berasal dari

panggilan jiwa diri sendiri ?

2. Hal apakah yang menimbulkan rasa kemauan bapak untuk

bekerja sebagai pemulung ?

3. Apakah bekerja sebagai pemulung ini melainkan karena

terpaksa tuntutan hidup di wilayah perkotaan ?

62
4. Apakah sudah tertanamnya rasa senang dalam diri sendiri

untuk melakukan jenis pekerjaan sebagai pemulung ?

5. Hal apakah yang paling di senangi dengan jenis pekerjaan

sebagai pemulung ini ?

6. Hal apakah yang tidak bapak senangi dengan jenis pekerjaan

sebagai pemulung ini ?

7. Apakah bapak pernah merasa terbebani dengan melakukan

pekerjaan ini ?

B. Faktor Secara Turun Temurun

1. Apakah pekerja pemulung ini telah dilakukan secara turun

temurun ?

2. Apakah pekerjaan sebagai pemulung ini sudah melekat dalam

diri bapak ?

3. Apakah sebelumnya pada garis keturunan sudah ada yang

menjadi pekerja pemulung ?

4. Apakah lokasi tempat tinggal yang sangat berdekatan dengan

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini akan

berdampak pada generasi turun-temurun keluarga bapak ?

5. Apakah bapak memiliki pemikiran untuk jenis pekerjaan ini

dapat di lanjutkan ke generasi selanjutnya dalam keluarga

bapak ?

6. Apakah anak sudah memiliki keterampilan dalam memulung

sejak dini ?

63
7. Bagaimana peranan bapak/ibu sebagai orang tua untuk

memotivasi anaknya agar tidak menjadi pekerja pemulung ?

C. Faktor Kebutuhan hidup semakin meningkat

1. Berapa kali pola makan bapak dan keluarga untuk satu hari ?

2. Apakah selama bekerja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Rawa Kucing ini kebutuhan 4 sehat 5 sempurna pada keluarga

bapak telah terpenuhi ?

3. Apakah kebutuhan pokok selama bapak bekerja di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini telah terpenuhi ?

4. Apakah adanya hambatan dalam memenuhi kebutuhan non

pokok seperti listrik, pendidikan untuk anak, dll ?

5. Berapakah jumlah pembayaran tagihan air pada rumah bapak

dalam 1 bulan ?

6. Adakah adanya tanggungan lain yang menyebabkan

kurangnya dalam pemenuhan kebutuhan pangan ?

7. Apakah tercukupi dalam melakukan pembayaran tagihan

listrik pada rumah bapak dalam 1 bulan ?

8. Apakah adanya pembayaran iuran keamanan di tempat tinggal

bapak ?

9. Kebutuhan apa sajakah yang bapak perlukan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari ?

64
10. Apakah bapak sudah bergantung kepada bekerja di Temapt

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini dalam memenuhi

kebutuhan hidup ?

11. Bagaimana cara bapak dalam mengelola pendapatan yang

dihasilkan dengan tanggungan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan ?

D. Faktor kesulitan mencari lapangan pekerjaan

1. Apakah lapangan pekerjaan yang semakin terbatas ini

menyebabkan bapak menjadi pekerja pemulung di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

2. Adakah hal yang dapat menghambat pekerjaan bapak untuk

mendapatkan pekerjaan yang lebih tinggi ?

3. Apakah bapak tidak mencari lagi lapangan pekerjaan yang

lebih meningkat lagi di Kota Tangerang ?

4. Apakah lapangan pekerjaan yang semakin terbatas ini

menyebabkan bapak menjadi pekerja pemulung di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ?

5. Apakah faktor yang dapat menghambat pekerjaan bapak untuk

mendapatkan pekerjaan yang lebih tinggi ?

6. Apakah pekerjaan bapak yang dilakukan ini memerlukan

keterampilan yang khusus ?

7. Bagaimanakah harapan bapak dari lapangan pekerjaan yang

terus semakin terbatas di Kota Tangerang ini ?

65
E. Faktor adanya dorongan lain secara internal

1. Apakah adanya dari dorongan teman yang menyebabkan diri

ingin mengikuti menjadi pemulung ?

2. Apakah disebabkan oleh interaksi antar sesama pemulung

yang terjalin sangat kuat ?

3. Apakah adanya keinginan untuk membiayai anak sekolah

sehingga memerlukan pekerjaan ?

4. Apakah karena adanya keinginan untuk merenovasi rumah

dengan begitu memerlukan pekerjaan ?

5. Apakah karena adanya keinginan untuk meningkatkan

kesejahteraan keluarga, dengan demikian sangat memerlukan

pekerjaan ini ?

6. Apakah terdapatnya keinginan menabung untuk masa tua,

dengan begitu sangat memerlukan pekerjaan ini ?

7. Apakah terdapatnya keinginan untuk membeli peralatan

rumah tangga lainnya, dengan begitu memerlukan pekerjaan

ini sebagai sumber penghasilan ?

2) Faktor Eksternal

A. Faktor banyak penduduk dapat meningkatkan penghasilan

1. Melihat aktivitas penduduk meningkat di perkotaan akan

menghasilkan sampah yang semakin meningkat, apakah ini

menjadi hal yang dapat meningkatkan penghasilan bapak

sebagai pekerja pemulung ?

66
2. Apakah pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat akan

mempengaruhi penghasilan bapak dalam bekerja sebagai

pemulung ?

3. Semakin meningkatnya penduduk akan semakin meningkatnya

juga dalam menghasilkan sampah, apakah ini menjadi faktor

yang mendukung perlu adanya jenis pekerjaan pemulung ?

4. Apakah kondisi dari lingkungan kotor yang di sebabkan oleh

penumpukan sampah, dengan begitu perlu adanya jenis

pekerjaan pemulung ?

5. Apakah terjadinya polusi sampah pada daerah Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini menjadi faktor perlu

adanya jenis pekerja pemulung ?

6. Menurut bapak, bagaimanakah cara memberi kesadaran bagi

masyarakat untuk mengurangi jumlah sampah yang dikeluarkan

setiap harinya ?

B. Faktor meningkatnya jumlah sampah dapat meningkatkan

penghasilan

1. Apakah tumbukan dari sampah rumah tangga yang semakin

meningkat, dengan begitu menjadi faktor perlu adanya pekerja

pemulung ?

2. Apakah sampah yang semakin meningkat ini dapat memberikan

peluang kepada bapak untuk mendapatkan barang bekas yang

lebih banyak lagi ?

67
3. Menurut bapak apakah sampah di Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) rawa kucing ini semakin meningkat setiap harinya ?

4. Apakah adanya pemikiran sampah yang selalu tersedia setiap

harinya di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing dapat

meningkatkan penghasilan ?

5. Apakah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing sebagai

pusat penampungan sampah, akan dapat meningkatkan

penghasilan bapak setiap harinya ?

6. Apakah pengelolaan sampah di Kota Tangerang yang belum

optimal, menjadi hal yang dapat meningkatkan penghasilan bagi

para pekerja pemulung ?

7. Apakah pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa

Kucing yang masih belum optimal dalam mengelola sampah

Kota Tangerang, menyebabkan perlu adanya pekerja

pemulung ?

C. Faktor peluang pekerjaan menjadi pemulung

1. Apakah terdapat waktu tertentu untuk mendapatkan peluang

dalam mencari barang bekas yang lebih banyak ?

2. Apakah pekerja pemulung tidak memerlukan keterampilan

khusus yang menyebabkan bapak menjadi pekerja pemulung ?

3. Apakah adanya kesulitan untuk mencari jenis pekerjaan, dengan

begitu lebih baik mengambil jenis pekerjaan yang mudah seperti

pekerja pemulung ini ?

68
4. Apakah adanya kemudahan dalam bekerja sebagai pemulung,

dengan begitu bapak menjadi pekerja pemulung ?

5. Apakah bekerja sebagai pemulung yang tidak memerlukan ijazah

dapat menjadi faktor bapak menjadi pemulung ?

6. Apakah peluang kerja sebagai pemulung yang mudah dan tidak

terlalu banyak mengeluarkan modal, dengan demikian dapat

menjadi faktor bapak menjadi pemulung ?

7. Apakah adanya pemikiran pendapatan dari peluang pekerjaan

sebagai pemulung dengan pekerjaan lainnya akan tidak jauh

berbeda, dengan begitu dapat menjadi faktor bapak menjadi

pemulung ?

8. Apakah bebas dari aturan menjadi faktor bapak untuk menjadi

pekerja sebagai pemulung ?

D. Faktor dari lingkungan sekitar

1. Apakah terdapat faktor dari lingkungan sekitar tempat tinggal

bapak yang menyebabkan bapak menjadi pekerja pemulung ?

2. Apakah adanya pengaruh dari ajakan teman sehingga

menyebabkan ikut bekerja sebagai pemulung ?

3. Apakah terdapat komunitas pemulung yang menjadi wadah untuk

melancarkan pekerjaan para pemulung ?

4. Apakah adanya pemikiran dengan melakukan pekerjaan sebagai

pemulung secara bersama-sama akan terjalin hubungan yang

sangat erat ?

69
5. Apakah dengan melakukan pekerjaan sebagai pemulung

bersama-sama akan menimbulkan rasa saling menjaga satu sama

lainnya ?

6. Apakah kondisi lingkungan yang dekat dengan lahan Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini menjadi faktor bapak

bekerja sebagai pemulung ?

E. Faktor untuk menjalankan kebijakan program pemerintah

1. Apakah bekerja sebagai pemulung yang dilakukan ini berkaitan

terhadap menjalankan program pemerintah ?

2. Kebijakan dari pemerintah apakah yang di rasakan oleh para

pekerja pemulung terkait dengan pemberdayaan pemulung secara

bottom up ?

3. Seberapa besarkah usaha pemerintah dalam mengupayakan untuk

menghapus esklusi sosial yang melemahkan kapasitas berbagai

aspek kehidupan yang di hadapi pemulung ?

4. Apakah terdapat pengaruh dari adanya ketua komunitas

pemulung yang diberlakukan kepada para pemulung terhadap

kehidupan para pekerja pemulung ?

5. Apakah bapak merasakan terdapatnya komunitas pemulung yang

menghambat kebijakan pemerintah sehingga para pekerja

pemulung sangat sulit mendapatkan haknya dari pemerintah ?

70

Anda mungkin juga menyukai