Anda di halaman 1dari 76

KARAKTERISTIK PEMUKIMAN PENDUDUK DI KAWASAN

BANJIR DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIMANUK


(Studi Kasus Di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut)

Oleh,
HIKMAH HENDARIWATI
178101004

USULAN PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka penulisan Proposal Tesis

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
KARAKTERISTIK PEMUKIMAN PENDUDUK DI KAWASAN
BANJIR DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIMANUK
(Studi Kasus di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut)

Oleh,
HIKMAH HENDARIWATI
178201004

USULAN PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka


Penulisan Proposal Penelitian Tesis pada Program Studi Pendidikan Geografi
Pascasarjana Universitas Siliwangi

Disetujui untuk diseminarkan oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Siti Fadjarajani, Dra., M.T. Dr. Iman Hilman, S. Pd., M.Pd.
NIDN 0406046602 NIDN 0404098002

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat diselesaikannya penulisan proposal tesis
ini dengan baik dan lancar. Dalam penulisan proposal tesis ini, penulis
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Rudi Priyadi, Ir., M.S. selaku Rektor Universitas
Siliwangi Tasikmalaya.
2. Bapak Dr. H. Ade Komaludin, S.E., M.Sc. selaku Direktur Pascasarjana
Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
3. Ibu Dr. Siti Fadjarajani, Dra., M.T. selaku pembimbing I dan Ketua
Program Studi Pendidikan Geografi Pascasarjana Universitas Siliwangi
Tasikmalaya, yang telah memberikan bimbingan, ajaran, dan ilmu-ilmu
baru yang penulis dapatkan selama penyusunan proposal ini.
4. Bapak Dr. Iman Hilman, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan, ajaran, dan ilmu-ilmu baru yang penulis dapatkan
selama penyusunan proposal ini.
5. Kedua orang tua tercinta, Bapak Suhendar S.Pd., M.Pd. dan Ibu Een
Rustini berkat perjuangan, amanat dan do’a keduanya penulis dapat
menyelesaikan proposal tesis.
6. Adikku tercinta Hikmat Fadilah, yang selalu memberikan dukungan,
motivasi dan do’a agar penulis tidak putus asa dalam menghadapi setiap
hambatan dan kegagalan.
7. Calon imamku Aa Pranoto Wijaya A.Md., Pel., Nau yang selalu menjadi
pendukung penelitian ini.
8. Seluruh staf Dosen dan staf Tata Usaha Program Pascasarjana Universitas
Siliwangi Tasikmalaya yang telah banyak memberikan bekal ilmu selama
perkuliahan.

iii
9. Rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup angkatan tahun 2017 yang telah saling memotivasi dan membantu
penyusunan proposal penelitian ini.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan kemampuan penulis,


sehingga Usulan Penelitian ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
susunannya. Semoga Usulan Penelitian ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis juga bagi para pembaca.

Tasikmalaya, Februari 2021


Penulis,

Hikmah Hendariwati
178201004

iv
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 3
D. Kegunaan Penelitian........................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORETIS
A. Kajian Pustaka ................................................................................ 5
1. Karakteristik Pemukiman Penduduk..........................................5
a. Pemukiman Desa.....................................................................5
b. Unsur Desa..............................................................................6
c. Persebaran Desa dan ciri-ciri Desa.........................................8
d. Bentuk dan pola Pemukiman Desa.........................................9
2. Faktor-faktor Penyebab Berkembangnya Pemukiman
Penduduk..................................................................................11
a. Faktor Fisik Alamiah.............................................................11
b. Faktor Sosial..........................................................................11
c. Faktor Budaya.......................................................................11
d. Faktor Ekonomi.....................................................................12
3. karakteristik kawasan banjir Daerah Aliran Sungai (DAS)
Cimanuk....................................................................................15
a. Bencana.................................................................................18
b. Banjir.....................................................................................24
c. Sungai....................................................................................26

v
d. Daerah Aliran Sungai (DAS).....................................................26
B. Kerangka Penelitian....................................................................... 29
C. Penelitian yang Relevan.................................................................31
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 32

BAB III PROSEDUR PENELITIAN


A. Metode Penelitian.......................................................................... 34
B. Fokus Penelitian............................................................................ 34
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 35
D. Instrumen Penelitian...................................................................... 36
E. Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara.....................................37
F. Objek dan Subjek Penelitian.......................................................... 39
G. Langkah-Langkah Penelitian......................................................... 39
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data............................................40
I. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................ 42

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................44
LAMPIRAN..........................................................................................................
1. Pedoman Observasi Karakteristik Pemukiman Penduduk di kawasan
Banjir daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk Desa Sukakarya
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.........................................46
2. Pedoman Wawancara kepada Perangkat Desa Sukakarya ...................50
3. Pedoman Wawancara untuk Masyarakat Desa Sukakarya....................55
4. Dokumentasi.................................................................................................59

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan .......................................................................31


Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara ..........................................37
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ...................................................................................42

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut ...........................................................................43

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia
(kebutuhan primer) yang harus terpenuhi agar manusia dapat sejahtera dan hidup
layak sesuai dengan derajat kemanusiaannya. Pemukiman sebenarnya merupakan
kebutuhan perorangan (individu) namun dapat berkembang menjadi kebuttuhan
bersama jika menusia berkeluarga dan bermasyarakat. Selain sebagai makhluk
individu, manusia juga sebagai makhluk sosial maka manusia tidak dapat hidup
sendiri-sendiri akan tetapi hidup bersama dan membentuk kelompok-kelompok,
demikian pula dengan halnya rumah tempat tinggalnya akan dibangun secara
bersama-sama sehingga berkelompok atau tersebar dalam suatu wilayah,
dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang diperlukan penghuninya,
selanjutnya disebut dengan pemukiman (settlement). Dalam dimensi pemukiman
secara harfiah pola pemukiman dapat diartikan sebagai susunan (model) tempat
tinggal suatu daerah. Model dari pengertian-pengertian pemukiman mencangkup
didalamnya susunan dari pada persebaran pemukiman. (Sumaatmadja, 1988
dalam Banowali 2004).
Perkembangna pemukiman sangat dipengaruhi oleh penghuni pemukiman
itu sendiri. Dengan adanya pertumbuhan penduduk yang semakin pesat
mengakibatkan kebutuhan pemukiman semakin besar. Masalah ini hampir terjadi
di setiap daerah perkotaan, karena kota merupakan daerah yang sangat dinamis,
yaitu pertumbuhan penduduknya setiap hari semakin bertambah banyak, sehingga
daerah perkotaan menghadapi ancaman semakin tingginya kepadatan penduduk
dan kepadatan bangunan tempat tinggal yang merupakan indikator penurunan
kualitas lingkungan pemukiman. Begitu pula di daerah pedesaan baik di sekitar
kota maupun jauh dari kota.
.Karakteristik pemukiman penduduk dijadikan sebagai objek penelitian
dikarenakan pemecahan permasalahan masalah yang berkaitan dengan
pemukiman seperti penempatan pemukiman yang sangat dekat dengan Daerah

1
2

Aliran Sungai (DAS) Cimanuk yang mengakibatkan terjadinya bencana banjir.


Hal tersebut mengakibatkan banyak kerugian baik berupa materi dan korban jiwa.
Permasalahan yang terjadi di suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) pada dasarnya
diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali. Pertumbuhan
penduduk yang tidak terkendali mengakibatkan meluasnya penggunaan lahan
untuk pemenuhan kebutuhan akan bahan pangan dan tempat tinggal. Dengan
adanya aktivitas pembangunan dan terjadinya alih fungsi lahan dari lahan
bervegetasi menjadi lahan kedap air di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Cimanuk, menyebabkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk kehilangan
penahan aliran air. Sehingga aliran permukaan menjadi besar dan berakibat pada
meningkatnya debit air sungai.
Bencana banjir merupakan ancaman yang terjadi saat musim penghujan.
Kejadian banjir dapat menimbulkan kerusakan yang sangat beragam. Kejadian
banjir sebagai salah satu kejadian alam ekstrim yang memiliki daya rusak air.
Oleh karena itu, banjir perlu dikendalikan agar kerugian dan kerusakan dapat
diminimalkan. Perubahan tata guna lahan yang semakin meningkat dapat
berpotensi krisis sumber daya air yaitu terganggunya tatanan air terutama
ketersediaan air dalam kualitas dan kuantitasnya. Banjir di Daerah Aliran Sungai
(DAS) Cimanuk merupakan contoh perilaku aliran air yang salah satunya
diakibatkan oleh perubahan kondisi tata guna lahan. Tepatnya pada tanggal 20
September 2016 tercatat 2.511 rumah rusak berat dan ringan, serta 100 rumah
hilang akibat tersapu banjir bandang. Sebanyak 6.361 orang pun diungsikan ke
sejumlah lokasi pengungsian. Ratusan rumah, perklantoran, dan instalasi vital
lainnya milik pemerintah yang berada di dekat Sungai Cimanuk akhirnya tak
luput dari terjangan banjir. Banjir bandang tersebut merupakan peristiwa bencana
terparah di Kabupaten Garut.
Dengan adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi di desa Sukakarya
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut yang tidak seimbang dengan pola
pemukiman penduduk tersebut menarik untuk diteliti. Seberapa besar pengaruh
perubahan tata guna lahan yang dialih fungsikan oleh masyarakat berpotensi
terjadinya banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk. Hal ini yang
3

mendorong dilakukan penelitian dengan judul “Karakteristik Pemukiman


Penduduk Di Kawasan Banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk (Studi kasus
di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut)”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik pemukiman penduduk di kawasan banjir Daerah
Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut ?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab berkembangnya pemukiman penduduk di
kawasan banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?
3. Bagaimana karakteristik kawasan banjir Daerah Airan Sungai (DAS) Cimanuk
di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui karakteristik pemukiman penduduk di kawasan banjir
Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan
Tarogong Kidul Kabupaten Garut.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab berkembangnya pemukiman
penduduk di kawasan banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa
Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.
3. Untuk mengetahui karakteristik kawasan banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS)
Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.

1.4 Kegunaan Penelitian


Penelitian yang akan penulis lakukan ini diharapkan memberi manfaat dan
kegunaan bagi semua pihak yang terkait dengan penelitian ini.
1. Secara teoritik
a. Memberikan kontribusi berupa informasi, manfaat, serta khasanah keilmuan
dalam mengembangkan ilmu khususnya pemahaman teoritis tentang
karakteristik pemukiman penduduk di kawasan banjir daerah Aliran Sungai
4

(DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten


Garut.
b. Memberikan wawasan pengetahuan mengenai faktor-faktor penyebab
berkembangnya pemukiman penduduk di kawasan banjir Daerah Aliran
Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut.
2. Secara Praktis
a. Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam
rangka menunjang pengembangan ilmu bagi penulis dan mahasiswa
Pascasarjana Pendidikan Geografi.
b. Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta
sumbangan pemikiran serta konstribusi bagi pemerintah yang berkaitan.
c. Bagi Masyarakat memberikan informasi terhadap masyarakat mengenai
karakteristik pemukiman penduduk di kawasan banjir Daerah Aliran Sungai
(DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten
Garut.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
KAJIAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN,
KERANGKA TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN

A. Kajian Teoritis
1. Karakteristik Pemukiman Penduduk
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas
lebih dari satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas
umum, serta mempunyai penunjang kegiatan lain di kawasan perkotaan atau
pedesaan (Undang Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Pemukiman). Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia untuk melindungi diri dari berbagai ancaman dan
membentuk satu kesatuan pemukiman. Wilayah pemukiman maupun non
pemukiman mengalami perkembangan yang berakibat pada perubahan
karakteristik wilayah sebagai akibat dari adanya aktivitas manusia.
Pemukiman merupakan daerah yang paling penting dalam kegiatan
mitigasi bencana alam, karena merupakan tempat tinggal dan tempat
berkumpulnya penduduk (Katayama, 2000). Kerugiaan akibat bencana
umumnya terdapat pada daerah pemukiman penduduk. Dengan demikian
identifikasi karakteristik pemukiman perlu dilakukan untuk dapat mengenali
tingkat resiko bencana yang mungkin terjadi.
Melalui perkembangan pemukiman dapat diketahui proses adaptasi
manusia terhadap lingungan hidupnya. Secara garis besar pemukiman dapat
dikategorikan menjadi dua jenis yaitu pemukiman pedesaan dan pemukiman
perkotaan (N Daldjoeni : 2014).
a. Pemukiman Desa
Menurut N Daldjoeni (2014 : 49) desa dalam arti umum adalah
pemukiman manusia yang letaknya di luar kota dan penduduknya berjiwa
agraris. Dalam bahasa Indonesia sehari-hari disebut juga kampung, lalu ada
ungkapan “pulang kampung” atau ke kampung halaman. Desa dalam arti

5
6

lain adalah bentuk administratif yang disebut juga kelurahan, lalu lurah
adalah kepala desa. Dengan demikian di dalam kota-kota pun dikenal
sebutan desa meskipun sisinya penuh dengan pertokoan dan pasar dan
dereretan kios.
Bintarto dalam bukunya pengantar geografi desa (1977) menulis
bahwa memang sulit untuk menyusun definisi dari desa yang tepat, tetapi
berdasarkan kenyataan bahwa faktor-faktor geografis jelas berpengaruh
pada desa, mendefinisikan desa demikian : perwujudan geografis yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur geografis, sosial, ekonomis, politis, dan
kultural yang ada di situ, dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik
dengan daerah-daerah lainnya.
Adapun definisi lain yang titik berangkatnya dari desa sebagai
pemukiman, sebagai berikut : suatu tempat atau daerah dimana penduduk
berkumpul dan hidup bersama dimana mereka dapat menggunakan
lingkungan setempat untuk mempertahankan, melangsungkan dan
mengembangkan kehidupan mereka (N Daldjoeni 2014 : 50). Dalam
definisi tersebut tersirat adanya tiga unsur yaitu unsur penduduk, tanah, dan
bangunan, masing-masing sebagai pola pemukiman bersifat dinamis karena
manusia sebagai penghuni desa selalu melakukan adaptasi spatial dan
ekologis dengan kegiatannya berjiwa agraris.
Adapun desa dalam arti administratif oleh Sutardjo Kartidikudusumo
dalam N Daldjoeni (2014 : 50) dijelaskan sebagai suatu kesatuan hukum
dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan
pemerintahan sendiri.
b. Unsur Desa
Desa pada asal mulanya dihuni oleh orang-orang seketurunan,
mereka memiliki nenek moyang sama yaitu para cikal-bakal yakni pendiri
pemukiman yang bersangkutan . Jika suatu desa kemudian penuh, masalah-
masalah ekonomi bermunculan beberapa kelularga keluar untuk mendirikan
pemukiman baru dengan cara membuka hutan, tindakan ini disebut tetruka.
7

Dapat dikatakan bahwa di masa lalu desa sebagai kesatuan


masyarakat memiliki bersama tiga hal yang dalam ungkapan jawanya
rangkah (wilayah), darah (satu keturunan), dan warah (ajaran atau adat).
Tepatlah Bintarto dalam N Daldjoeni (2014 : 50) juga menyebutkan hingga
kini unsur desa adalah :
- Daerah dalam arti tanah-tanah pekarangan dan pertanian beserta
penggunaannya, termasuk pula aspek lokasi, luas, batas, yang semuanya
itu merupakan lingkungan geografis setempat.
- Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran serta
mata pencahariannya.
- Tata kehidupan adalah ajaran tentang tata hidup, tata pergaulan, dan
ikatan-ikatannya sebagai warga masyarakat desa. Dengan sendirinya tata
kehidupan itu tak dapat dilepaskan dari seluk beluk usaha penduduk
untuk mempertahankan, meningkatkan, dan kesejahteraannya.
Setiap desa memiliki geographical setting dan human effort masing-
masing yang berbeda. Ada desa bersumberdaya menguntungkan tetapi
semangat membangun, keterampilan dan pengetahuan masyarakat serba
kurang, sehingga desa tersebut tak dapat maju. Sebaliknya ada desa yang
meski sumber dayanya serba terbatas, tetapi dapat maju ekonomisnya,
berkat kemampuan penduduknya mengatasi berbagai hambatan alam,
dipengaruhi oleh unsur-unsur wilayah yang ditempati ikut menentukan
persebaran desa. Unsur yang menentukan persebaran desa yaitu :
- Lokasi, menyangkut letak secara fisiografis, misalnya jauh-dekatnya
dengan jalan raya, sungai, rawa, pegunungan, pantai, kota, dan
sebagainya. Hal tersebut akan mempengaruhi ekonomi desa yang
bersangkutan, demikian pula kemajuan budayanya dalam arti pendidikan.
- Iklim desa atau tipe iklim tepatnya, bergantung terutama kepada
ketinggian letak desa secara topografis diatas permukaan laut.
- Tanah, unsur tanah sangat mempengaruhi keberhasilan mata pencaharian
bertani.
8

- Air, senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup
di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak bisa digantikan oleh
senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi
kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi
kebutuhan air di dalam tubuh manusai itu sendiri.
c. Persebaran Desa dan Ciri-ciri Desa
Persebaran desa artinya menggerombolnya ataupun saling
menjauhinya antara yang satu dengan yang lain. Hal tersebut juga
berlatarbelakang fasilitas iklim dalam hubungannya dengan ketinggian
tempat. Adapun yang mengenai pentingnya air yaitu untuk irigasi,
perikanan, peternakan, dan sebagainya. Sudah selayaknya bahwa daerah
tanah karst yang kekurangan air, penduduknya akan menderita.
Persebaran desa sebagaimana ditulis diatas, yang melatar belakangi
hal tersebut adalah kondisi geografisnya, berpengaruh terhadap ciri-ciri
kehidupan masyarakat yang menjadi penghuninya. Mengenai ini dapat
diuraikan pokok-pokoknya sebagai berikut :
- Desa dan masyarakat erat sekali hubunngannya dengan alam. Terutama
iklimlah yang pengaruhnya nampak pada pemusimanya, seakan-akan
mengatur kegiatan manusia dalam bertani. Apalagi dimasa lampau ketika
yang dikenal hanya dua kali panen dalam setahun, yaitu padi basah dan
padi kering, sekarang berkat adanya padi jenis C4 misalnya dalam
setahun dapat dituai hampir empat kali, karena jenis padi tersebut
panjang masa tanam da tuainya sekitar 90-100 hari.
- Penduduk di desa merupakan satu unit sosial dan unit kerja, jumlah
mereka relative tidaklah besar dan struktur ekonomi pada umumnya
agraris. Bahwa kini lambat laun karena pengaruh kota atau pendidikan
formal keadaan mulai agak menyimpanng dapat dimaklumi. Dalam hal
itu dapat pula dikatakan desa mengalami proses urbanisasi dalam arti
mengkota, memperlihatkan ciri-ciri kekotaan baik secara fisik, ekonomi
maupun budaya.
9

- Masyarakat desa mewujudkan suatu paguyuban atau menurut sosiologi


suatu geneinschaft dimana ikatan kekeluargaan erat. Sementara itu proses
sosial, perubahannya yang dimaksud berjalan lambat, juga kontrol
kemasyarakatannya di desa lebih ditentukan oleh adat, moral, dan hukum
yang informal.
Uraian diatas sebenarnya melukiskan desa sebagimana kita kenal
sejak lama, akan tetapi rasa-rasanya kini dalam alam kemerdekaan, konsepsi
desa perlu ditinjau kembali agar cocok dengan perkembangan baru. Bintarto
dalam N.Daldjoeni mencoba melukiskan desa sekarang, demikian: Makin
lancar hubungannya desa dengan kota, makin terbuka alam pikiran
penduduknya, ekonomi dan pendidikan makin maju. Bagi kota, desa
berfungsi sebagai pensuplai material dan tenaga kerja meski tak terlatih .
Dalam perkembangan selanjutnya, desa-desa yang berhasil pembangunannya
diharapkan benar-benar menjadi self sufficing village atau swasembada.
d. Bentuk dan pola pemukiman Desa
Menurut N.Daldjoeni (2014 : 56) bentuk-bentuk desa secara
sederhana dapat dikemukakan sebagai berikut :
- Bentuk dan Menyusur Sepanjang Pantai/ Desa Memanjang
Di daerah pantai yang landai dapat tumbuh suatu pemukiman,
yang mata pencaharian penduduknya di bidang, perikanan, perkebunan
kelapa, dan perdagangan. Jika desa pantai seperti itu berkembang, maka
tempat tinggal meluas dengan cara menyambung yang lama dengan
menyusur pantai, sampai bertemu dengan desa pantai lainnya. Adapun
pusat-pusat kegiatan industri kecil (perikanan dan pertanian) tetap
dipertahankan di dekat tempat tinggal penduduk yang mula-mula.
- Bentuk desa yang terpusat
Terdapat di daerah pegunungan. Penduduk umumnya tediri atas
mereka yang seketurunan, pemusatan tempat tinggal tersebut didorong
oleh kegotongroyongan mereka. Jika jumlah penduduk kemudian
bertambah lalu pemekaran desa pegunungan itu mengarah ke segala
10

jurusan, tanpa adanya rencana. Sementara itu pusat-pusat kegiatan


penduduk pun dapat bergeser mengikuti pemekaran.
- Bentuk desa linier di dataran rendah
Pemukiman penduduk di dataran rendah umumnya memanjang
sejajar dengan alur sungai dan rentangan jalan raya yang menembus desa
yang bersangkutan. Dapat ditemukan di desa dataran rendah, misalnya
desa yang banyak sawah. Jika kemudian secara wajar artinya tanpa
direncanakan desa mekar, tanah pertanian di luar desa sepanjang jalan
raya menjadi pemukiman baru. Ada kalanya juga pemekaran ke arah
pedalaman sebelah menyebelah jalan raya. Maka harus dibuatkan jalan
baru mengelilingi desa, jadi semacam ring road dengan maksud agar
kawasan pemukiman baru tak terpencil.
Seperti yang terdapat di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong
Kidul Kabupaten Garut, pemukiman penduduk mengikuti alur Sungai
Cimanuk. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi mengakibatkan
penduduk membuat pemukiman di Daerah Aliran Sungai (DAS)
Cimanuk. Hal tersebut menjadikan hilangnya daerah resapan air yang
sewaktu-waktu dapat menyebabkan banjir jika air Sungai Cimanuk
meluap.
- Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu
Jenis ini juga terdapat di dataran rendah. Yang dimaksudkan
dengan fasilitas misalnya mata air, waduk, lapangan terbang, dan lain-
lainnya. Arah pemekarannya dapat ke segala jurusan, sedang fasilitas-
fasilitas untuk insudtri kecil dapat disebarkan dimana-mana sesuai
dengan keinginan masyarakat setempat.
Berdasarkan bentuk-bentuk desa yang di uraikan oleh N Daldjoeni,
Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut termasuk
kedalam bentuk desa linier, karena pemukiman penduduk memanjang
mengikuti alur sungi, berada di dataran rendah, serta banyak pesawahan.
Bentuk-bentuk desa seperti diuraikan diatas bertalian erat dengan
usaha pengembangan dan penggalian sumberdaya secara optimal. Dengan
11

cara yang bijaksana perkembangan pemukiman dalam arti pemekarannya


juga harus direncanakan secara khusus, sehingga terjamin wajah
pemukiman yang baik dalam arti menguntungkan.
Disamping adanya berbagai bentuk desa masih ada pula yang disebut
pola desa. Tentang ini Bintarto dalam N.Daldjoeni (2014 : 61)
mengemukakan adanya enam pola desa yaitu memanjang jalan, memanjang
sungai, radial, tersebar, memanjang pantai, dan memanjang sejajar dengan
jalan kereta api.

2. Faktor-faktor Berkembangnya Pemukiman Penduduk


Penghuni pemukiman dalam melakukan berbagai kegiatan
dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi, dan budayanya. Sehingga dari
unsur tersebut yang akan mempengaruhi menjadi faktor-faktor yang
menjadi landasan perkembangan pemukiman. Sukmaatmadja menbagi
kedalam beberapa faktor :
a. Faktor Fisik Alamiah
Faktor Fisik akan mempengaruhi perkembangan pemukiman
karena keberadaan rumah dan pemukiman tidak akan lepas dari kondisi
lahan yang ditempatinya, meliputi keadaan tanah, keadaan hidrografi,
iklim, morfologi, dan sumberdaya alam. Faktor-faktor ini membentuk
pola perluasan pemukiman dan bentuk pemukimannya.
b. Faktor Sosial
Karakter dan kondisi sosial penduduk dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya. Penduduk perkampungan memiliki rasa
kebersamaan cukup tinggi.
c. Faktor Budaya
Pola hidup yang menjadi kebiasaan di kampung-kampung yang
masih terbawa dalam lingkungan kehidupan seperti banyak anak banyak
rejeki.
12

d. Faktor Ekonomi
Kemampuan penduduk untuk memiliki tempat tinggal
dipengaruhi oleh harga lahan, kemampuan daya beli, lapangan peng-
hidupan dan transportasi.
Selain itu, penyebab berkembangnya pertumbuhan penduduk dapat
diakibatkan pula oleh adanya migrasi. Migrasi merupakan salah satu dari
tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk selain
kelahiran dan kematian. Migrasi dapat meningkatkan jumlah penduduk
apabila jumlah penduduk yang masuk ke suatu daerah lebih banyak
daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut.
Sebaliknya, migrasi dapat mengurangi jumlah penduduk jika jumlah
penduduk yang masuk ke suatu wilayah lebih sedikit daripada jumlah
penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. Ketidakmerataan tersebut
disebabkan adanya faktor pendorong dan penarik.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari suatu tempat ke tempat lain dengan melampaui batas politik/negara
ataupun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara (Sri
Moeningtias adioetomo dan Omas Bulan Samosir 2010 : 133). Migrasi
sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu
daerah ke daerah lain. Migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Terdapat dua dimensi
penting yang perlu ditinjau dalam penelaahan migrasi, yaitu dimensi waktu
dan dimensi tempat. Untuk dimensi waktu, ukuran yang pasti tidak ada,
tetapi peneliti dapat menentukan sendiri kapan seseorang dianggap sebagai
migran. BPD (Badan pusat Statistik) memakai referensi waktu enam bulan
untuk menetapkan bahwa seseorang dalam suatu rumah tangga masih
dianggap penduduk apabila ia berada di dalam rumah tangga tersebut secara
terus-menerus atau telah menetap di tempat tersebut minimal 6 bulan secara
berturut-turut.
Migrasi merupakan aktivitas pindahnya seseorang, sedangkan orang
yang pindah tempat tinggal disebut migran. Terdapat beberapa bentuk
13

perpindahan tempat atau mobilitas (Sri Moeningtias adioetomo dan Omas


Bulan samosir 2010 : 134) :
- Perpindahan penduduk yang bersifat rutin, misalnya orang yang pulang
pergi kerja (recurrent movement).
- Perpindahan tempat yang tidak permanen atau bersifat sementara, seperti
perpindahan tinggal bagi pekerja musiman.
- Perpindahan tempat tinggal dengan tujuan menetap dan tidak kembali ke
tempat semula (non – recurrent movement).
Dalam kehidupan sehari-hari dikenal jenis perpindahan atau
mobilitas penduduk yang tidak bersifat menetap. Jenis mobilitas tersebut
umumnya berkaitan dengan pekerjaan seseorang.
- Migrasi sirkuler atau migrasi musiman, yakni migrasi dimana seseorang
berpindah tepat, tetapi tidak untuk menetap dan masih mempunyai
keluarga atau mempunyai kaitan dengan tempat asal. Misalnya tukang
becak, kuli bangunan, dan pengusaha yang sehari-harinya mencari suatu
nafkah di suatu kota besar dan pulang ke kampungnya di kota lain setiap
bulan atau beberapa bulan sekali. Petani penggarap sawah juga dapat
menjadi migran sirkuler jika mereka meninggalkan daerah pertanian
sesudah musim tanam untuk pergi ke kota menjadi kuli bangunan. Pada
waktu musim panen, petani kembali ke derah pertaniannya lagi.
- Migrasi ulak-alik (commuter), yakni orang yang setiap hari
meninggalkan tempat tinggalnya dan pergi ke kota lain untuk bekerja
atau berdagang dan sebagainya, tetapi pulang pada sore harinya. Migrasi
ulak-alik ini dapat menyebabkan jumlah penduduk di tempat tujuan
bertambah pada siang hari. Pada kenyataannya migrasi seperti ini
memberikan beban pelayanan kota kepaada pemerintak kota yang dituju.
Pada dasarnya faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
melakukan migrasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor
pendorong dan faktor penarik (Sri Moeningtias adioetomo dan Omas Bulan
samosir 2010 : 134).
14

Faktor-faktor pendorong (push factors) :


- Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan, seperti berkurangnya
daya dukung lingkungan dan menurunnya permintaan atas barang-barang
tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh, seperti hasil
tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
- Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk
pertanian di pedesaan yang makin menyempit).
- Adanya tekanan-tekanan politik, agama, dan suku sehingga mengganggu
hak asasi penduduk di daerah asal.
- Alasan pendidikan, pekerjaan dan perkawinan.
- Becana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau
panjang atau adanya wabah penyakit.
Faktor-faktor penarik (pull factors) antara lain sebagai berikut:
- Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki
kehidupan.
- Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
- Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, seperti
iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas publik yang lainnya.
- Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, atau
pusat kebudayaan yang merupakan daya tarik bagi orang-orang daerah
lain untuk bermukim di kota besar.
Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan, penduduk Desa
Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut terdapat
pertambahan jumlah penduduk yang cukup tinggi. Dengan adanya
pertumbuhan penduduk, maka akan membawa masalah baru. Secara
manusiawi mereka ingin menempati rumah milik mereka sendiri. Dengan
demikian semakin bertambah jumlah hunian yang ada di kawasan
pemukiman tersebut yang menyebabkan pertumbuhan perumahan
pemukiman. Mereka memanfaatkan lahan pertanian menjadi pemukiman,
sehingga terjadilah alih fungsi lahan yang mengakibatkan berkurangnya
atau hilangnya daerah resapan air.
15

3. Karakteristik Kawasan Banjir


a. Bencana
Bencana adalah suatu peristiwa alam yang menimbulkan kerugian
seperti letusam gunungapi, longsor, gempa bumi, dan banjir. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana,
bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor noalam sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
Menurut Astra (2014 : 19-21), bencana juga dikatakan sebagai suatu
gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga
menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi
materi, ekonommi, atau dari segi lingkungan dan yang melampaui
kemampuan masyarakat untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya
mereka sendiri. Secara lebih sederhana bencana didefinisikan sebagai suatu
kejadian berdampak negatif terhadap kehidupan manusia (Astra : 2014 : 19).
Membahas bencana tidak terlepas dari variabel bahaya dan kerentanan
berikut ini :
- Bahaya (hazard)
Bahaya dalam bencana identik dengan sesuatu yang berasal dari
alam sehingga dikenal dengan istilah bahaya alam (Natural Hazard).
Dalam Indeks Rawan Bencana bahaya adalah suatu kejadian atau
peristiwa yang mempunyai potensi dapat menimbulkan kerusakan,
kehilangan jiwa manusia, atau kerusakan lingkungan. Secara umum
bahaya dapat dikelompokkan kedalam dua kategori berikut :
- Bahaya Alami (Natural Hazard)
Bahaya alami adalah bahaya karena proses alam yang tidak atau
sedikit dapat dikendalikan manusia. Manusia hanya dapat
meminimalisasi bahaya dengan mengembangkan kebijakan yang sesuai,
seperti tata ruang dan wilayah, prasyarat bangunan dan sebagainya.
16

- Bahaya Buatan Manusia (Human Made Hazard)


Bahaya buatan manusia adalah bahaya akibat aktivitas manusia
yang mengakibatkan kerusakan dan kerugian fisik, sosial, ekonomi, dan
lingkungan.
- Kerentanan (Vulnerability)
Kerentanan dalam bencana lebih berasal dari kondisi sosial
masyarakat. Kerentanan adalah suatu kondisi yang ditentukan oleh
faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan
yang mengakibatkan peningkatan kerawanan masyarakat dalam
menghadapi bahaya. Disisi lain, kerentanan juga dapat diartikan sebagai
sekumpulan kondisi (fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan) yang
berpengaruh buruk terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan
bencana.
a) Penyebab bencana
Menurut Soehatman (2010 : 8) potensi penyebab bencana di
Indonesia dapat dikelompokkan dalam 3 golongan yaitu faktor alam,
perbuatan manusia, dan sosial.
- Bencana alam antara lain berupa gempa bumi, letusan gunungapi,
angin topan, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan/lahan,
hama penyakit tanaman, epidemi, wabah, dan kejadian
antariksa/benda-benda angkasa.
- Bencana buatan manusia antara lain berupa kebakaran hutan/lahan
yang disebabkan ulah manusia, kecelakaan transportasi, kegagalan
konstruksi atau teknologi, dampak industri, ledakan nuklir,
pencemaran lingkungan, dan kegiatan pertambangan.
- Bencana sosial terjadi karena rusak dan kurang harmonisnya antar
kelompok maupun antar individu. Hubungan sosial antar anggota
masyarakat yang disebabkan sebagai faktor baik sosial, budaya,
suku, atau ketimpangan sosial.
Bencana tidak terjadi begitu saja, namun ada faktor kesalahan
dan kelalaian manusia dalam mengantisipasi alam dan kemungkinan
17

bencana yang dapat menimpanya. Masyarakat yang tinggal di pinggir


sungai yang setiap tahun dilanda banjir tentu akan menghadapi potensi
bencana banjir. Masyarakat yang tinggal di lereng gunung curam, juga
menghadapi resiko kemungkinan terjadi tanah longsor. Dalam
masyarakat modern, masalah bencana harus didekati dengan
pendekatan yang lebih rasional. Banyak bencana yang sebenarnya dari
ulah manusia sendiri (Ramli, 2010 : 9).
b) Sifat Bencana
Menurut Astra (2014 : 22), ada dua kategor besar terangkum
kedalam sifat bencana ini, yaitu bencana yang bersifat realita dan yang
masih bersifat gejala. Bencana yang bersifat realita dapat didefinisikan
sebagai bencana yang telah terjadi pada suatu wilayah yang dampak
neagatifnya dirasakan langsung terkait dengan kehilangan harta benda,
sanak saudara, dan bahkan korban jiwa, sementara yang tidak
dirasakan secara langsung adalah kerusakan pada kehidupan lain.
Bencana yang bersifat gejala dapat dipandang sebagai bencana
yang masih berwujud potensi, tetapi pada suatu saat tertentu akan
mendorong untuk terjadinya bencana. Kategori bencana yang masih
bersifat potensial ini terselubung ubahan yang tersulut oleh perilaku
manusia, baik disengaja maupun oleh karena kekurangpahaman
terhadap lingkungan.
c) Proses Bencana
Menurut Astra (2014 : 23) bencana potensi dapat disebabkan
melalui proses alami dan proses buatan.
1) Proses alami, bencana hasil proses alami ini bencana disebabkan
oleh peristiwa-peristiwa yang bersumber dari tenaga endogen atau
tenaga eksogen.
2) Proses buatan, bencana hasil proses buatan ini berkaitan erat
dengan perilaku dan aktivitas manusia (man-made disaster).
18

d) Tujuan Sistem Manajemen Bencana


Banyak pihak yang kurang menyadari pentingnya mengelola
bencana dengan baik. Salah satu faktor adalah karena bencana belum
pasti terjadinya dan tidak diketahui kapan akan terjadi. Sebagai
akibatnya, manusia kurang peduli dan tidak melakukan langkah
pengamanan dan pencegahan terhadap berbagai kemungkinan yang
dapat terjadi. Menurut Ramli (2010 : 11) diperlukan sistem
manajemen bencana yang bertujuan sebagai berikut :
- Menekan kerugian dan korban yang dapat timbul akibat dampak
suatu bencana atau kejadian.
- Meningkatkan kesadaran semua pihak dalam masyarakat atau
organisasi tentang bencana sehingga terlibat dalam proses
penanganan bencana.
- Melindungi anggota masyarakat dari bahaya atau dampak bencana
sehingga korban dan penderitanya yang dialami dapat dikurangi.
Menurut Ramli (2010 : 31) dalam manajemen bencana ada 3
proses sebagai berikut :
- Pra bencana, tahapan manajemen bencana pada kondisi sebelum
kejadian atau pra bencana meliputi kesiagaan, peringatan dini,
mitigasi, saat kejadian bencana
- Saat kejadian bencana, untuk mengatasi dampak bencana dengan
cepat dan tepat agar jumlah korban atau kerugian dapat
diminimalkan dengan cara tanggap darurat bencana dan
penanggulangan bencana.
- Pasca Bencana, Setelah bencana terjadi dan setelah proses tanggap
darurat dilewati, maka langkah berikutnya adalah melakukan
rehabilitas dan rekonstruksi.
b. Banjir
Banjir adalah permukaan tubuh air (sungai, danau, laut atau
waduk) yang melebihi batas normal dan yang menggenangi lahan secara
tidak normal (Bates dalam Soetoto : 139). Hal ini sesuai dengan pendapar
19

Wiarto (2017 : 69) banjir adalah peristiwa terendamnya daratan oleh air
yang jumlahnya terlalu banyak. Pada dasarnya banjir terjadi akibat
sungai tidak mampu menampung debit air yang terlalu banyak sehingga
air itu meluap dan memasuki daratan dan menutupi daratan. Penyebab
banjir paling utama adalah hujan lebat
Bencana banjir sering melanda Indonesia. Curah hujan diatas
normal dan adanya pasang naik air laut merupakan penyebab utama
terjadinya banjir. Selain itu faktor ulah manusia juga berperan pentig
seperti penggunaan lahan yang tidak tepat, pembuangan sampah ke
dalam sungai, pembangunan pemukiman di derah dataran banjir (BNPB,
2012 : 17). Adapun banjir terbagi menjadi 3 kategori.
- Banjir genangan, yang terjadi akibat meluapnya air sungai ke
permukaan dengan ketinggian lebih dari 40 cm dan air bertahan lebih
dari 1 x 24 jam.
- Banjir bandang adalah banjir yang terjadi akibat meluapnya air sungai.
Banjir bandang ini muncul secara tiba-tiba yang dikarenakan
banyaknya air yang ada di suatu tempat. Banjir bandang terjadi akibat
penjenuhan air yang berada di wilayah tersebut yang berlangsung
secara cepat, sehingga tanah tidak mampu lagi untuk menyerap air.
- Banjir Rob, yang diakibatkan naiknya permukaan air laut yang
menggenagi daratan.
Banjir yang terjadi di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong
Kidul Kabupaten Garut termasuk kedalam jenis banjir bandang karena
adanya luapan air sungai yang tinggi, muncul secara tiba-tiba dan tanah
tidak bisa menyerap air sehingga terjadilah banjir.
a) Karakteristik banjir
Karakteristik banjir pada umumnya terjadi akibat intensitas
hujan yang tinggi secara luas dan berlangsung lama, yang diakibatkan
kurangnya resapan air sehingga infiltrasi air ke permukaan tanah
menjadi lambat. Banjir biasanya akan menjadi besar secara perlahan-
lahan, dan sering kali merupakan banjir musiman dan bisa berlanjut
20

sampai berhari-hari atau berminggu-minggu, adapun banjir yang


terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung secara cepat sesuai jenis banjir
yang terjadi (Yulaelawati dan Syihab 2007 : 13). Menurut Soetomo
(2016 : 139) karakteristik banjir yaitu :
1) Pada umunya terjadi pada musim hujan.
2) Banjir dapat berlangsung lama atau singkat.
3) Peringatan dini
4) Banjir menggenangi tempat-tempat yang rendah mengisolasi
penduduk sehingga penduduk perlu dievaluasi.
b) Faktor Penyebab Banjir
Faktor umum penyebab terjadinya banjir ada 2 yaitu banjir
yang disebabkan oleh faktor alami dan banjir yang disebabkan oleh
faktor manusia. Menurut Kodoatie dan Sugiyanto, 2002 (dalam
Kodoatie 2013 : 416) penjelasan tentang faktor-faktor banjir disuatu
wilayah diantaranya adalah :
 Banjir yang disebabkan oleh faktor alami yaitu :
- Curah Hujan. Intensitas curah hujan yang sangat tinggi akan
mengakibatkan debit air sungai lebih besar dan melebihi
kapasitas sungai. Hal ini sesuai dengan pendapat Soetoto (2016 :
140) faktor penyebab banjir saah satunya intensitas hujan yang
sangat tinggi (hujan lebat dalam waktu yang lama).
- Pengaruh fisiografi/geofisik sungai seperti bentuk, fungsi dan
kemiringan daerah aliran sungai (DAS), geometri hidrolik
seperti bentuk penampang, lebar, kedalaman, potongan
memanjang, material dasar sungai, lokasi sungai dan hal-hal
yang mempengaruhi terjadinya banjir.
- Kapasitas sungai, pengurangan kapasitas aliran banjir pada
sungai dapat disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari
erosi DAS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan.
- Pengaruh air pasang, air pasang laut akan memperlambat aliran
air sungai ke laut. Pada waktu banjir bersamaan dengan air
21

pasang yang tinggi maka tinggi banjir menjadi besar karena


terjadi aliran balik (backwater).
- Penurunan tanah dan rob, penurunan tanah terjadi akibat
konsolidasi tanah, pembebanan tanggungan berat, dan
pengambilan air tanah secara berlebihan.
- Kerusakan bangunan pengendalian banjir yang diakibatkan oleh
bencana alam.
 Banjir yang disebabkan oleh faktor manusia menurut Kodoatie dan
Sugiyanto, 2002 (dalam Kodoatie 2013 : 417) yaitu :
- Perubahan tata guna lahan, beralih fungsinya lahan yang tadinya
lahan terbuka hijau menjadi lahan pertanian dan pemukiman
akan menyebabkan erosi dan sedimentasi sungai.
- Pembuangan sampah, sungai yang banyak sampah akan
tersumbat dan daya tampung saluran berkurang.
- Erosi dan sedimentasi. Akibat perubahan tata guna lahan, terjadi
erosi yang berakibat sedimentasi masuk ke sungai dan daya
tampung sungai berkurang.
- Kawasan kumuh disepanjang sungai/drainase, banyaknya
bangunan yang dibangun di daerah sempadan sungai sehingga
dapat menghambat daya tampung sungai.
- Perencanaan dan sistem pengendalian banjir tidak tepat, sistem
pengendalian yang tidak tepat akan mengakibatkan jebolnya
tanggul sungai sehingga menimbulkan banjir.
- Drainase lahan, lahan yang banyak dibangun pemukiman akan
mengurangi kemampuan tanah dalam menampung debit air
tinggi.
Faktor utama penyebab banjir yang terjadi di Desa Sukakarya
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut adalah akibat dari faktor
curah hujan dan drainase lahan akibat dari banyaknya dibangun
pemukiman sehingga kurangnya daerah resapan air dan berkurangnya
kemampuan tanah dalam menampung debit air tinggi.
22

c) Upaya Mengurangi Terjadinya Banjir


Menurut Sastrodiharjo (2017 : 45) upaya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah banjir yaitu :
 Beberapa jenis kegiatan yang merupakan upaya fisik :
- Pembangunan tanggul banjir untuk mencegah meluapnya air
banjir sampai tingakat atau besaran air tertentu.
- Normalisasi palung sungai dan pengendalian sudetan.
- Banjir kanal atau kanal banjir merupakan alur sungai buatan
yang berfungsi untuk memindahkan sebagian aliran sungai
sedemikian rupa sehingga debit di saat banjir pada sungai
aslinya berkurang dan tidak terjadi luapan banjir.
- Waduk pengendalian banjir, waduk yang terbentuk dengan
dibangunnya bendungan dapat berfungsi menampung dn
mengendalikan atau memperkecil aliran sungai di hilir
bendungan, termasuk aliran sungai pada saat banjir.
 Berikut beberapa upaya nonfisik atau nonstruktural :
- Konsentrasi tanah dan air di DAS hulu untuk menekan besarnya
aliran permukaan san memperkecil besarnya debit puncak
banjir, serta pengendalian erosi untuk mengurangi
pendangkalan/sedimentasi di dasar sungai maupun danau dan
waduk.
- Pengelolaan dataran banjir (flood plain management) berupa
penataan ruang dan rekayasa di datraan banjir yang diatur dan
menyesuaikan sedemikian rupa, sehingga selaras dengan kondisi
dan fenomena alam termasuk kemungkinan terjadinya banjir.
- Penataan ruang dan rekayasa DAS hulu dengan pertimbangan
tertentu dapat ditetapkan menjadi kawasan budidaya sedemikian
rupa sehingga pembudidayaan atau pendayagunaan lahan tidak
merusak kondisi hidrologis DAS dan tidak memperbesar debit
puncak banjir dan masalah banjir.
23

- Penanggulangan banjir (flood-fighting) untuk menekan besarnya


bencana dan mengatasinya secara darurat.
- Penerapan sistem prakiraan dan peringatan dini (flood
forecasting and early warming system) untuk menekan besarnya
bencana bila banjir benar-benar terjadi.
- Flood-proofing atau pemeriksaan banjir yang dilaksanakan
sendiri baik oleh perorangan, swasta maupun oleh kelompok
masyarakat untuk mengatasi masalah banjir secara lokal,
misalnya komplek pemukiman dan komplek industri antara lain
dengan membangun tanggul keliling, poldr dan pompa, serta
rumah panggung.
- Peran masyarakat yang didukung penyuluhan dan penegakan
hukum atara lain dalam menaati ketentuan menyangkut tata
ruang dan pola pembudidayaan dataran banjir dan
pembudidayaan DAS hulu, menghindarkan terjadinya
penyempitan dan pendangkalan alur sungai akibat sampah
padat, serta tidak mendirikan bangunan/hunian dan menanam
tanaman keras di daerah sempadan sungai.
- Penyuluhan dan pemberian bimbingan kepada masyaakat dalam
rangka upaya penyesuaian diri dengan banjir, antara lain dengan
menumbuh kembangkan kembali semangat gotong royong dan
kemandirian yang dilandasi budaya dan kearifan lokal, antara
lain dalam membangun rumah panggung yang bebas banjir.
- Penetapan sempadan sungai yang diikuti dengan penegakan
hukum. Dasar hukum yang dapat dipakai sebagai acuan adalah
Peraturan Menteri PU No.63 Tahun 1993 tentang Garis
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan
Sungai, dan Bekas Sungai.Penyuluhan dan pendidikan
masyarakat lewat berbagai media menyangkut berbagai aspek
dalam rangka meningkatkan pemahaman, kepedulian dan peran
sertanya dalam mengatasi masalah banjir.
24

Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir


kemungkinan terjadinya bencana banjir di Desa Sukakarya Kecamatan
Tarogong Kidul Kabupaten Garut yaitu dari upaya fisik atau struktural
dengan melakukan pembangunan tanggul banjir untuk mencegah
meluapnya air banjir, melakukan normalisasi sungai dan pengerukan
sungai akibat sedimentasi yang mengakibatkan sungai mengalami
penyempitan dan pendangkalan. Sedangkan upaya nonfisik atau
nonstruktural dengan melakukan penatan daerah aliran sungai secara
terpadu, penerapan sistem prakiraan dan peringatan dini, dan
penyuluhan serta pemberian bimbingan kepada masyarakat.
c. Sungai
Sungai aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir dari
hulu menjadi hilir. Menurut Suharini (2014 : 147) sungai adalah masa air
yang secara alami mengalir pada suatu lembah, sedangkan lembah adalah
bentuk permukaan bumi yang negatif (sekungan), sebagai hasil
pengikisan air mengalir yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam.
Dengan demikian sebuah sungai mempunyai ciri-ciri yaitu :
- Mengalir menuju tempat yang rendah.
- Aliran mengikuti aliran tertentu (lembah).
- Aliran air tidak tetap, kadang-kadang lambat, kadang-kadang cepat
(deras), kadang-kadang masa airnya banyak tapi juga sering meluap
(banjir).
- Mengangkut suatu bahan mulai dari lumpur, pasir kerikil sampai batu-
batu yang lebih besar ukurannya.
a) Pola Aliran Sungai
Menurut Suharini (2014 : 176) bentuk keseluruhan dari
sistem jaringan suatu sungai beserta dengan cabang-cabangnya pada
suatu daerah aliran sungai. Pola aliran sungai berlainan. Perbedaan
itu ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
- Kemiringan semula dari aliran tersebut.
- Perbedaan kekerasan batuan.
25

- Struktur bantuan.
- Gaya-gaya tektonik yang terjadi.
- Sejarah geologi dan morfologi daerah aliran.
Daerah faktor-faktor diatas yang berpengaruh pada aliran
sungai, maka dapat mengenal beberapa pola aliran sungai, yaitu
sebagai berikut :
- Pola Dendritis, yaitu suatu pola aliran, dimana cabang-cabang
(anak sungai) bermuara pada aliran utama (induk) dengan sudut
yang tidak teratur. Jadi yang bermuara dengan sudut lancip,
tumpul, maupun siku-siku. Biasanya pola ini tedapat pada daerah
dengan struktur batuan yang uniform (homogen), misalnya pada
daerah b atuan sedimen atau bahan beku.
- Pola Pinnate, bentuk khusus dari pola dendritis yang mempunyai
ciri yaitu anak sungainya hampir sejajar dengan induk sungai dan
bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip. Sudut lancip
tersebut menunjukkan kecuraman lereng yang besar.
- Pola trellis, yaitu sungai-sungai yang memperlihatkan letak
pararel menurut strike. Anak-anak sungainya yang sekunder
bergabung secara tegak pada sungai-sungai yang paralel tadi.
Biasanya pola sungai semacam ini terdapat di daerah berstruktur
lipatan.
- Pola barbed, pola ini biasanya terdapat pada daerah aliran hulu
dan daerah alirannya tidak begitu luas. Pada pola ini cabang-
cabang sungai bergabung dengan sungai utama dengan sudut
yang meruncing ke arah hulu.
- Pola rectanguler, yaitu suatu pola dimana sungai induk dengan
anak-anaknya, membedok dengan membentuk 900 (siku). Hal ini
dipengaruhi oleh sistem retakan atau patahan.
- Pola deranged, yaitu pola aliran yang tidak beraturan. Pola ini
biasanya terdapat di danau atau rawa. Sungainya mengalir keluar
masuk rawa atau danau. Anak-anak sungainya pendek-pendek.
26

- Pola memusat (centrepetal) yaitu sutau pola aliran yang terdapat


pada daerah depresi atau cekungan bawah. Aliran-aliran sungai
mengalir dari lereng menuju cekungan.
- Pola radial, yaitu pola yang tersebar dari suatu puncak, seperti
kubah.
- Pola sejajar, yaitu suatu pola dimana aliran-aliran sungainya
hampir sejajar. Pola ini biasanya terdapat pada lereng-lereng yang
sangat curam.
- Pola annular (melingkar), yaitu suatu pola aliran yang terdapat
pada daerah dengan struktur kubah yang sudah sampai pada
peringkat dewasa. Pola ini menyerupai cincin.
- Pola teranyam (braided), pola ini terbentuk sebagai akibat aliran
sungai yang terbagi karena adanya gangguan pad aliran (arus)
sungai seperti pengendapan ditengah sungai tersebut tiba-tiba
melalui suatu daerah yang terangkat dan lain-lain.
Pola aliran Sungai Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan
Tarogong Kidul Kabupaten Garut yaitu pola dendritis, pola aliran
sungai tersebut adalah suatu pola aliran yang cabang-cabang (anak
sungai) bermuara pada aliran utama (induk) yaitu Sungai Cimanuk.
d. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah aliran sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada suatu
kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi dimana air tersebut berasal
dari air hujan. Menurut Asdak (2010 : 4) Daerah aliran sungai (DAS)
adalah suatu wilayah daratan yang secara topografi dibatasi oleh
punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan
untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama. Wilayah
daratan tersebut dinamakan daerah tangkapan air (DTA atau catchment
area) yang merupakan suatu ekosistem dengan unsur utamanya terdiri
atas sumberdaya alam (tanah, air, dan vegetasi) dan sumberdaya manusia
sebagai pemanfaatan sumberdaya alam.
27

a) Karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS)


Menurut Indarto (2014 : 85) karakteristik daerah aliran sungai yaitu :
- Daerah Tangkapan Hujan dan Volume Run-off
Ukuran dan besar kecilnya daerah tangkapan hujan yang
memberi kontribusi terhadap aliran sungai (contributing area)
didalam Dearah aliran Sungai (DAS) berpengaruh langsung
terhadap total volume aliran yang keluar dari Daerah Aliran Sungai
(DAS).
- Ukuran Das dan Waktu Terjdinya Aliran Permukaan
Pada pengukuran DAS yang ukuran besar aliran permukaan
yang berjalan dari suatu hulu ke hilir akan sangat lambat dan
menempuh waktu yang lebih lama. Akan tetapi pada Daerah Aliran
Sungai (DAS) yang ukurannya kecil, aliran permukaan yang
berjalan dari suatu titik hulu ke hilir akan sangat cepat.
- Bentuk Daerah Aliran Sungai
Bentuk Das berpengruh terhadap besar dan waktu terjadinya
aliran puncak pada outlet DAS yang melebar titik air dari berbagai
lokasi di bagian hulu akan sampai pada outlet dengan waktu yang
relatif sama dan menghasilkan debit puncak yang lebih tinggi.
Sedangkan bentuk DAS yang memanjang, titik air dari berbagai
hulu DAS sangat kecil kemungkinan untuk sampai ke outlet pada
saat yang bersamaan.
- Meandeer Sungai
Meander atau bentuk yang berliku-liku (berkelok-kelok)
ruas aliran di sepanjang sungai menambah jarak tempuh lebih
panjang bagi air untuk mengalir sampai ke outlet.
- Kemiringan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kemiringan DAS mempengaruhi jumlah waktu aliran untuk
mencapai outlet. Semakin miring permukaan tanah di atasnya,
semakin tinggi permukaan tanah diatasnya, semakin miring pula
28

saluran drainase alami didalam DAS, dan semakin cepat aliran ke


bawah dan semakin tinggi debit teramati di outlet.
- Kekasaran Permukaan
Faktor kekasaran permukaan berpengaruh langsung
terhadap kecepatan air dan terhadap debit air. Permukaan yang
kasar menyebabkan turbulensi aliran mengikat. Hal ini akan
meningkatkan infiltrasi dan menghasilkan hidrograf banjir yang
lebih lebar dengan debit puncak lebih rendah.
b) Konsep Pengelolaan DAS
Menurut Asdak (2007 : 537) dalam pengelolaan DAS
melibatkan tiga dimensi pendekatan analisis pengelolaan DAS
tersebut yaitu :
- Pengelolaan DAS sebagai proses yang melibatkan langkah-langkah
perencanaan dan pelaksanaan yang terpisah tetapi terkait.
- Pengelolaan DAS sebagai sistem perencannan pengelolaan dan
sebagai alat implementasi program pengelolaan DAS melalui
kelembagaan yang relevan dan terkait.
- Pengelolaan Das sebagai aktivitas berjenjang dan bersifat
sekuensial yang masing-masing brkaitan dan memerlukan
perangkat pengelolaan yang spesifik.

c) Tujuan Pengelolaan DAS


Menurut Asdak (2007 : 589) DAS mempunyai tujuan
dalampengelolaannya yaitu sebagai berikut :
- Terjaminnya pemanfaatan sumberdaya alam skala ADS secara
berkelanjutan
- Tercapainya keseimbangan ekologis sebagai sistem penyangga
kehidupan.
- Terjaminnya kuantitas dan kualitas air sepanjang tahun.
- Pengendalian aliran permukaan banjir.
- Pengendalian erosi tanah dan proses degradasi lahan lainnya.
29

Air merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia. Meningkatnya


kualitas dan kuantitas air yang diperlukan dari waktu ke waktu
ditentukan oleh perkembangan penduduk dan tingkat kesejahteraan
manusia. Perbedaan iklim, menurunnya dya serap dan daya tampung
air karena meningkatnya erosi, meluasnya lahan kritis dan kurang
sesuainya penerapan tataguna lahan merupakan beberapa sebab
menurunnya kuantitas air di Indonesia. Majunya teknologi serta
meningkatnya kesejahteraan penduduk menurut kebutuhan air yang
berkualitas tinggi, sedangkan dilain pihak kualitas air cenderung
menurun karena pencemaran air (Soetoto 2016 : 62).

B. Kerangka Penelitian
1) Karakteristik Pemukiman Penduduk adalah bagian dari lingkungan hunian
yang terdiri atas lebih dari satuan perumahan yang mempunyai prasarana,
sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan lain di kawasan
perkotaan atau pedesaan (Undang Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman). Tempat tinggal merupakan salah
satu kebutuhan pokok manusia untuk melindungi diri dari berbagai ancaman
dan membentuk satu kesatuan pemukiman. Karakteristik pemukiman yang
terdapat di daerah Desa Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten
Garut memanjang mengikuti alur Sungai Cimanuk
2) Menurut Sukmaatmadja, faktor-faktor berkembangnya pemukiman
meliputi faktor alamiah, sosial, budaya dan ekonomi. Hampir semua
pemukiman terletak di sepanjang Sungai Cimanuk dan dikategorikan
sebagai pemukiman padat penduduk dengan berbagai masalah yang ada
didalamnya. Penghuni pemukiman dalam melakukan berbagai kegiatan
dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi, dan budayanya. Sehingga dari
unsur tersebut yang akan mempengaruhi menjadi faktor-faktor yang
menjadi landasan perkembangan pemukiman. Faktor Fisik akan
mempengaruhi perkembangan pemukiman karena keberadaan rumah dan
pemukiman tidak akan lepas dari kondisi lahan yang ditempatinya,
30

meliputi keadaan tanah, keadaan hidrografi, iklim, morfologi, dan


sumberdaya alam. Karakter dan kondisi sosial penduduk dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya. Penduduk perkampungan memiliki rasa
kebersamaan cukup tinggi. Pola hidup yang menjadi kebiasaan di
kampung-kampung yang masih terbawa dalam lingkungan kehidupan
seperti banyak anak banyak rejeki. Kemampuan penduduk untuk memiliki
tempat tinggal dipengaruhi oleh harga lahan, kemampuan daya beli,
lapangan penghidupan dan transportasi.
3) Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana, bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor noalam
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana tidak
terjadi begitu saja, namun ada faktor kesalahan dan kelalaian manusia
dalam mengantisipasi alam dan kemungkinan bencana yang dapat
menimpanya. Masyarakat yang tinggal di pinggir sungai yang setiap tahun
dilanda banjir tentu akan menghadapi potensi bencana banjir.

C. Penelitian yang Relevan


Adapun tabel penelitian yang relevan sebagai perbandingan penelitian yang
akan diteliti, sebagai berikut :
31

Tabel 2.1
Penelitian yang Relevan

Penelitian yang
Penelitian Relevan
dilakukan
Noor Hamidah1, Oktavi Elok Hapsari1, Noor Hamidah1,
Aspek
R.Rijanta2, bakti Kusnul Prianto2 R.Rijanta2, Bakti
Setiawan3, Muh Aris Setiawan3, Muh Aris Hikmah Hendariwati
Manfai4 Rifai4
Analisis Pemukiman Peningkatan Kualitas Model Pemukiman Karakteristik Pemukiman
Tepian Sungai yang Pemukiman Dengan Kawasan Tepian Ungai Penduduk Kawasan Banjir
Berkelanjutan Kasus Pendekatan Desain Pada (Studi Kasus Sungai Daerah Aliran Sungai
Judul Pemukiman Tepian Sungai Bantaran Sungai Mergan Kahayan Kota (DAS) Cimanuk (Studi
Kahayan Kota Di Kelurahan Kebonsari, Palangkaraya) Kasus di Desa Sukakarya
Palangkaraya Malang Kecamatan Tarogong
Kidul Kabupaten Garut)
Lokasi Sungai Kahayan- Sungai Mergan, Malang Sungai Hahayan Kota Kawasan Banjir Daerah
Palangkaraya Palangkaraya Aliran Sungai (DAS)
Cimanuk di Desa
Sukakarya Kecamatan
Tarogong Kidul
Kabupaten Garut
Pada penelitian ini Pada penelitian ini, Pada penelitian ini Penelitian yang akan
mengkaji mengenai konsep mengkaji tentang mengkaji mengenai dilakukan oleh peneliti
pemukiman tepian sungai permasalahan terkait perubahan kawasan lebih berfokus pada:
yang berkelanjutan dan pemukiman di Kelurahan tepian Sungai Kahayan 1. karakteristik
pola pemukiman penduduk Kebonsari, malang berkembang menjadi pemukiman Penduduk
dimana masyarakat kota dinamis, Kawasan Banjir Daerah
menggunakan Sungai pemikiman tumbuh Aliran Sungai (DAS)
Mergan sebagai tempat secara organik serta Cimanuk (Studi Kasus di
dan sarana MCK maupun mengkaji model Desa Sukakarya
saluran limbah dapur pemukimannya. Kecamatan Tarogong
ssehingga lingkungan Kidul Kabupaten Garut.
menjadi kumuh dan 2. Faktor-aktor
Kajian Penelitian

sungai menjadi kotor. penyebab perumbuhan


penduduk Kawasan
Banjir Daerah Aliran
Sungai (DAS) Cimanuk
(Studi Kasus di Desa
Sukakarya Kecamatan
Tarogong Kidul
Kabupaten Garut
3. karakteristik
kawasan banjir Daerah
Aliran Sungai (DAS)
Cimanuk di Desa
Sukakarya Kecamatan
Tarogong Kidul
Kabupaten Garut

Tahun 2016 2016 2014 2021


32

D. Pertanyaan Penelitian
Adapun rencana pertanyaan peneliti yang diajukan dalam penelitian ini
adalah :
1) Bagaimana karakteristik pemukiman penduduk di kawasan banjir Daerah
Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong
Kidul Kabupaten Garut ?
a. Bagaimana pola pemukiman kawasan banjir Daerah Aliran Sungai
(DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut ?
b. Apakah bangunan pemukiman penduduk kawasan banjir Daerah Aliran
Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut bersifat permanen ?
c. Sudah berapa lama penduduk kawasan banjir Daerah Aliran Sungai
(DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut bermukim ?
2) Apa saja faktor-faktor penyebab berkembangnya pemukiman penduduk di
Daerah banjir Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?
a. Mengapa masyarakat kawasan banjir Daerah Aliran Sungai (DAS)
Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten
Garut lebih memilih bermukim di daerah dekat sungai?
b. Apakah masyarakat kawasan banjir Daerah Aliran Sungai (DAS)
Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten
Garut lebih memilih bermukim disini karena harga lahan di daerah lain
lebih mahal ?
c. Apakah masyarakat kawasan banjir Daerah Aliran Sungai (DAS)
Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten
Garut memilih bermukim disini karena lebih dekat dengan sumber air ?
33

3) Bagaimana karakteristik kawasan banjir Daerah Aliran Sungai (DAS)


Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten
Garut?
a. Bagaimana cara masyarakat beradaptasi terhadap kawasan banjir
Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan
Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?
b. Untuk mengantisipasi banjir, apakah pemukiman penduduk kawasan
banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut bangunannya bertingkat ?
c. Berapa jarak antara pemukiman penduduk kawasan banjir Daerah
Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan
Tarogong Kidul Kabupaten Garut dengan bibir Sungai Cimanuk ?
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Menurut Sukmadinata (2010 : 102), metode kualitatif merupakan
studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari
orang dalam lingkungan alamiahnya. Metode ini bersifat kualitatif dengan
metode penelitian lapangan melalui proses pengumpulan data dengan metode
deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
wawancara, observasi, dan teknik dokumentasi. Data yang diperoleh berupa
data, kata-kata, gambar atau perilaku yang dituangkan dalam bentuk bilangan
atau angka statistik, data deskriptif, dan naratif.
Penelitian Kualitatif (Qualitative research) adalah sesuatu penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskri psi
digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang
mengarah pada penyimpulan (Sukmadinata, 2015: 60).
Selain itu juga informan diharapkan dapat memberikan keterangan lain,
sehingga diharapkan hasil penelitian dapat maksimal sesuai dengan yang
diharapkan.
Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif melalui pendekatan
kualitatif, penulis mencoba memberikan gambaran mengenai karakteristik
pemukiman penduduk di kawasan banjir Daerah Banjir Aliran Sungai (DAS)
Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.

B. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah karakteristik pemukiman penduduk
di daerah kawasab banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk (studi kasus di
Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut). Garut).

34
35

Adapaun fokus penelitian yang akan diteliti adalah sebagai berikut :


1. Karakteristik pemukiman penduduk di kawasan banjir Daerah Aliran
Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut.
2. Faktor-faktor penyebab berkembangnya pemukiman penduduk di kawasan
banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan
Tarogong Kidul Kabupaten Garut.
3. Karakteristik kawasan banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa
Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.

C. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian dilakukan dengan terjun sendiri menggunakan “fieldmethod”
yang dapat memberikan kebebasan untuk menggunakan banyak teknik dalam
memperoleh data dan mengelola data atau informasi
1. Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik
atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakab pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2015 : 220).
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan
manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dalam observasi dapat kita peroleh
gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial , yang sulit diperoleh
dengan metode lain. Observasi juga dilakukan bila belum banyak
keterangan dimiliki tentang masalah yang kita selidiki. Observasi diperlukan
untuk menjajakinya, jadi berfungsi sebagai eksplorasi.
Dalam garis besarnya observasi dapat dilakukan dengan cara
(Nasution, 2012 : 106), sebagai berikut ini:
a. Dengan partisipasi pengamat jadi sebagai partisipan, atau
b. Tanpa partisipan pengamat jadi sebagai non-partisipan.
2. Wawancara
Wawancara diperlukan pedoman wawancara yang mengacu pada
fokus penelitian. Dalam wawancara dilakukan terhadap setiap informan
36

dengan frekuensi yang tidak sama antar informan yang satu dengan
informasn lainnya, karena akan bergantung pada kesiapan dan keadaan
informan.
Wawancara atau interview’ adalah suatu bentuk komunikasi verbal
jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.
Wawancara dapat berfungsi deskriptif yaitu melukiskan dunia
kenyataan seperti dialami oleh orang lain. Selain berfungsi
eksploratif, yakni bila masalah yang kita hadapi masih samar-samar
bagi kita karena belum pernah diselidiki secara mendalam oleh orang
lain (Nasution, 2012: 113-115).
3. Studi Kepustakaan/Literatur
Studi kepustakaan atau dikenal juga dengan nama studi literatur
merupakan pedoman untuk memberikan arah dan data yang berkaitan
dengan interaksi sosial masyarakat, mengenai teori serta prinsip dari buku-
buku, internet maupun kepustakaan lainnya yang relavan.
Studi literatur dipergunakan untuk mendapatkan teori-teori, konsep-
konsep sebagai bahan pembanding, penguat atau penolakan terhadap
temuan hasil penelitian, dan untuk mengambil kesimpulan.
4. Studi Dokumentasi
Untuk memperkuat dalam penelitian ini, diperlukan bukti-bukti fisik
berupa fhoto, gambar, dan video. Sehingga dokumentasi di lapangan perlu
diabadikan untuk memperkuat penelitian.
Studi dokumentasi atau studi documenter (documentary study) merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik
(Sukmadinata, 2015 : 221).

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar penelitian lebih mudah dan berhasil dengan baik,
37

dalam arti lengkap dan sistematis sehingga mudah untuk diolah. Dalam
instrumen penelitain ini digunakan alat pengumpulan data yaitu:
1. Pedoman observasi
Pedoman observasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data
dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan dalam
penelitian ini.
Berikut contoh pertanyaan:
a. Lokasi daerah penelitian (batas-batas desa)
1) Sebalah Utara : ………………………………..
2) Sebelah Timur : ……………………………….
3) Sebelah Barat : ………………………………..
4) Sebelah Selatan : ………………………………..
b. Kondisi sosial daerah penelitian
1) Demografi penduduk : ……………………….
2) Sarana dan Prasarana : ……………………….
2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara yang berisi tentang uraian penelitian yang


dituangkan dalam daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan
dengan baik Pedoman, pedoman wawancara ini diajukan beberapa
pertanyaan kepada pihak yang terkait dengan penelitian karakteristik
pemukiman penduduk Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa
Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara

No Komponen Sub Komponen


1 Karakteristik 1. Bentuk/pola pemukiman penduduk di kawasan
Pemukiman banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk
Penduduk di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut
2. Lamanya penduduk bermukim di kawasan
banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk
di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut
38

3. Pemukiman penduduk di kawasan banjir


Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di
Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut bersifat permanen/non
permanen
1. Faktor Fisis
a. Jarak rumah dengan bibir Sungai Cimanuk
b. Karakteristik pemukiman di kawasan banjir
Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di
Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong
Kidul Kabupaten Garut bertingkat/tidak
bertingkat
c. Pemukiman penduduk di kawasan banjir
Faktor – Faktor Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di
Penyebab Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong
2 Pertumbuhan Kidul Kabupaten Garut dekat dengan
Pemukiman sumber air
Penduduk d. Tingkat kesuburan tanah di kawasan banjir
Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di
Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong
Kidul Kabupaten Garut
2. Faktor Non Fisis
a. Pertumbuhan penduduk semakin banyak
b. Tradisi turun temurun
c. Budaya (banyak anak banyak rejeki)
d. Harga lahan di tempat lain lebih mahal
1. Cara masyarakat beradaptasi terhadap kawasan
banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk
di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut
Karakteristik 2. Lamanya masyarakat bermukim di daerah
3
Kawasan banjir Sungai Cimanuk
3. Cara menanggulangi banjir (rumahnya
ditingkat untuk menglanagi banjir atau tidak)
4. Tindak lanjur untuk mengurangi bencana
banjir
Sumber : Data Penelitian Penulis
3. Dokumentasi

Dokumentasi ke tempat penelitian yaitu menggunakan alat digital


seperti Handphone.

E. Objek dan Subjek Penelitian


39

Objek penelitian adalah sesuatu yang dikenai penelitian atau sesuatu


yang diteliti (Muslich Anshori. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif).
Objek dalam penelitian ini adalah karakteristik pemukiman di kawasan
banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya Kecamatan
Tarogong Kidul Kabupaten Garut .
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti. Dalam pengumpulan data, hal yang menjadi bahan pertimbangan
utama adalah pemilihan informasi. Pada penelitian ini subjek penelitiannya
adalah masyarakat Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten
Garut.
Informan yang penulis wawancarai di dalam penelitian Karakteristik
Pemukiman Penduduk di daerah Banjir Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di
Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut sebagai
berikut :
1) Lurah Desa Sukakarya (Bapak. Ude Suherman, S.Pd)
2) Sekretaris Desa Sukakarya (Pak Tutun Sujana, S.E)
3) Sie.Pembangunan Desa Sukakarya (Ibu. Hayati, S.IP)
4) Sie. Kemasyarakatan Desa Sukakarya (Ibu. Lilis Salamah, S.P)
5) Masyarakat korban banjir bandang Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong
Kidul Kabupaten Garut .

F. Langkah-Langkah Penelitian
Peneliti harus menyusun strategi penelitian terlebih dahulu agar
penelitian yang telah diteliti dapat terarah dengan baik, berikut langkah
penelitian yang terangkum dari beberapa kajian studi untuk dapat dimanfaatkan
sebagai sumber gagasan:
1. Analisis awal masalah yang diteliti
Analisis masalah ini berdasarkan observasi yang dilakukan di
lapangan berdasarkan permasalahan yang di teliti di daerah Desa Sukakarya
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.
2. Menyusun pertanyaan atau penyusunan instrumen (sebelum kelapangan)
40

Penyusunan pertanyaan-pertanyaan disesuaikan dengan analisis awal


serta disesuaikan dengan apa yang akan penulis teliti dan analisis untuk
pembuatan karya tulis ilmiah dalam bentuk tesis.
3. Observasi dan Pengumpulan Data (di Lapangan)
Dalam observasi dilakukan pengumpulan data foto dan video untuk
dokumentasi mengenai karakteristik pemukiman penduduk di kawasan
banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk Di Desa Sukakarya
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.
4. Pengelolaan dan Analisis Data (sesudah di Lapangan)
Pengolahan data dilakukan setelah data diperoleh untuk kemudian
diolah, setelah itu dilakukan analisis terhadap masalah yang diteliti dan
menyimpulkannya.
5. Penyusunan Laporan (sesudah di lapangan)
Setelah permasalahan terjawab maka penulis menyusun hasil analisis
yang sudah disimpulkan tersebut ke dalam sebuah karya ilmiah dalam
bentuk tesis.

G. Teknik Analisis Data


Proses penganalisisan data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan
data. Adapun langkah-langkah dalam pengelolaan data pada penelitian ini
adalah dengan cara penyeleksian seluruh data yang telah terkumpul melalui
berbagai teknik pengumpulan data yang dilakukan seperti pengamatan,
wawancara, menyaksikan pertunjukan, dan lain-lain. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik Deskriptif Kualitatif, teknik ini digunakan untuk
mengungkapkan secara kualitatif mengenai karakteristik pemukiman penduduk
di kawasan banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Sukakarya
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.
Menurut Nasution (dalam Djam’an, Satori dan Aan Komariah, 2012:
215) bahwa proses analisis telah dimulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun meneliti hingga penulisan hasil
penelitian. Akan tetapi, yang lebih terfokus dalam menganalisis data adalah
41

selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Sedangkan


dari sisi analisis data setelah data diperoleh dari catatan lapangan, Nasution
(dalam Djam’an Satori dan Aan Komariah 2012: 217) melakukan analisis
itu mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah (2012: 218-219),
ketika peneliti mulai melakukan penelitian tentu saja akan mendapatkan
data yang banyak dan relatif beragam dan sangat rumit. Itu sebabnya
perlunya analisis data melalui reduksi data. Data yang diperoleh ditulis
dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Laporan yang disususn
berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal
yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting.
2. Display Data (penyajian data)
Menurut Miles dan Huberman (dalam Djam’an Satori dan Aan
Komariah, 2012) sesudah merduksi data adalah menyaajikan data.
Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti table, grafik dan sejenisnya. Selain itu, penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, fliwchart dan sejenisnya.
3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Menurut Miles dan Huberman (dalam Djam’an Satori dan Aan
Komariah, 2012) langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan kesimpulan yang kredibel.

H. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
42

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dari bulan November


2020 sampai bulan Januari 2021. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Waktu Penelitian

No Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April


Persiapan
Pembuatan
Proposal
Sidang Proposal
1 Pembuatan
Isntrument dan
Uji Coba
Intrumen
Pelaksanaan
Pengumpulan
2 Data
Pengolahan Data
Analisis Data
Pelaporan
Menyusun Tesis
3
Pengadaan Tesis
Sidang Tesis
43

2. Tempat Penelitian

Penelitian Proposal Tesis mengenai karakteristik pemukiman


penduduk di kawasan banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk
bertempat di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.
Karena melihat tempat tersebut terkena dampak banjir bandang dari Sungai
Cimanuk yang mendapat kerugian sangat besar baik itu secara materi
maupun korban jiwa.
44

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kecamatan Tarogong Kidul

Peta Administrasi Kecamatan Tarogong Kidul


DAFTAR PUSTAKA

Banowali. (2004). Geografi Indonesia. Yogyakarta : Ombak

Ida Bagoes Mantr a. (2003). Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

N.Daldjoeni. (2014). Geografi Kota dan Desa. Yogyakarta : Ombak.

N Daldjoeni. (2014). Pengantar Geografi. Yogyakarta : Ombak

Ramli Soehatman ( 2010). Manajemen Bencana. Jakarta : Dian Rakyat

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sunadi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT.Raja Grafindo

Persada.

Suryanin. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung : Yrama Widya.

Sryabrata, Sunandi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2005), hlm. 23. [online]

http://eprints.walisongo.ac.id/3649/3/093111043_bab2.pdf.

Undang Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Pemukiman

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana

Website Resmi

https ://id.scribe.com/doc/44743033/Pengertian-Pemukiman

https://repository.upi.edu/S_Geo_10003338

https://repository.upi.edu/S_Geo_1000338_Chapter5.pdf
46

LAMPIRAN

46
47

PEDOMAN
OBSERVASI

47
KARAKTERISTIK PEMUKIMAN PENDUDUK DI KAWASAN
BANJIR DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIMANUK
(Studi Kasus di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut)

Pedoman Observasi Karakteristik Pemukiman Penduduk Di Kawasan Banjir


Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk
(Studi Kasus di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut)

A. KONDISI FISIK
1. LOKASI
a. Kabupaten : .........................................................
b. Kecamatan : .........................................................
c. Letak Astronomis : .........................................................
d. Luas Daerah Penelitian : .........................................................
e. Batas Keseluruhan :
Sebelah Utara : .........................................................
Sebelah Selatan : .........................................................
Sebelah Timur : .........................................................
Sebelah Barat : .........................................................

2. FISIOGRAFI
a. Elevasi : ..................................................... mdpl
b. Kemiringan : ..........................................................%
c. Morfologi : .............................................................
1) Dataran .........................................%
2) Bukit .............................................%
3) Pegunungan ..................................%

3. CUACA DAN IKLIM


a. Suhu rata-rata : ..........................................................⁰C
b. Curah hujan rata-rata : ........................................................mm
c. Arah angin dominan : ........................................................

4. TANAH
a. Jenis Tanah : .........................................................
b. Struktur Tanah : .........................................................
c. Tekstur : .........................................................
49

d. Ph Tanah : .........................................................
e. Warna Tanah : .........................................................

5. PENGGUNAAN LAHAN
a. Luas Areal Pertanian : .........................................................
b. Luas Areal Non pertanian: .........................................................

B. KONDISI SOSIAL
1. DEMOGRAFI
a. Jumlah Penduduk
1) Laki-laki : .........................................................
2) Perempuan : .........................................................
b. Agama : .........................................................
c. Komposisi penduduk berdasarkan
1) Usia : .........................................................
2) Pendidikan : .........................................................
3) Jenis kelamin : .........................................................
4) Mata pencaharian : a) .........................................................
b) ..........................................................
c) ..........................................................
d) ..........................................................
e) ..........................................................
d. Fasilitas Sosial
1) Ekonomi
a) Pasar : (ada/tidak ada) jumlah ..........................
b) Koprasi : (ada/tidak ada) jumlah ..........................
c) Bank : (ada/tidak ada) jumlah ..........................
2) Pendidikan
a) TK : (ada/tidak ada) jumlah ..........................
b) SD/Sederajat : (ada/tidak ada) jumlah ..........................
c) SMP/ Sederajat : (ada/tidak ada) jumlah ..........................
d) SMA/ Sederajat : (ada/tidak ada) jumlah ..........................
3) Umum
a) Mesjid : (ada/tidak ada) jumlah ..........................
b) Poskamling : (ada/tidak ada) jumlah ..........................
c) Puskesmas : (ada/tidak ada) jumlah ..........................
4) Sarana Transportasi
a) Terminal : (ada/tidak ada) jumlah ..........................
b) Kondisi jalan : ...............................................................
c) Jenis angkutan : ...............................................................
49

PEDOMAN
WAWANCARA

49
50

PEDOMAN WAWANCARA
KEPADA PERANGKAT DESA SUKAKARYA

A. IDENTITAS NARASUMBER

Nama :

Jabatan :

Tempat Wawancara :

Tanggal Wawancara :

B. PERTANYAAN

1. Apaka bapak/ibu selama menjabat sebagai perangkat desa disini pernah

mengalami banjir ? Jika pernah, berapa kali dalam satu tahun terakhir ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

2. Apa saja penyebab terjadinya bencana banjir di Desa Sukakarya Kecamatan

Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

3. Apa penyebab yang paling utama dari bencana banjir di Desa Sukakarya

Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................
51

4. Daerah mana saja yang terkena luapan banjir bandang di Desa Sukakarya

Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

5. Apakah terdapat korban jiwa dalam bencana banjir bandang di Desa

Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

6. Menurut bapak, berapa taksiran kerugian materi/imateri dari bencana banjir

bandang di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

7. Apakah ada kerusakan lahan peertanian? Jika adan berapa luasnya?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

8. Menurut bapak, bagaimana kondisi penutupan lahan di Daerah Aliran

Sungai (DAS) Cimanuk ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

9. Menurut bapak, bagaimana kondisi Sungai Cimanuk saat ini?


52

..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
10. Apakah di Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut
sering dilakukan penutupan lahan ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

11. Alih fungsi lahan seperti apa yang telah dilakukan di Desa Sukakarya

Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

12. Bagaimana tanggapan pemerintah terhadap alih fungsi lahan yang

menyebabkan bencana banjir ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

13. Bagaimana penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa

Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

14. Apakah pemerintah mengetahui prakiraan waktu sat akan terjadinya

banjir?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................
53

15. Apakah ada suatu alat peringatan dini untuk memberikan informasi

apabila terjadi banjir ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

16. Apakah pemerintah pernah melakukan penyuluhan kepada masyarakat

mengenai banjir ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

17. Bagaimana bimbingan dari pemerintah kepada masyarakat dalam

menghadapi banjir ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

18. Apakah pada waktu banjir ada bantuan atau program ? Jika ada dari mana

saja ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

19. Program apa yang akan dan telah dilakukan pemerintah untuk

menanggulangi banjir ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

.........................................................................................................................
54

20. Bagaimana solusi bapak dalam menanggapi banjir bandang di Desa

Suakkarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

21. Bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan agar dapat mengurangi

kemungkinan terjadinya bencana banjir di Desa Sukakarya Kecamatan

Tarogong Kidul Kabupaten Garut?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................
55

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK MASYARAKAT DESA SUKAKARYA

1. Identitas Responden

a. Desa :

b. RT/RW :

c. Kecamatan :

2. Identitas

a. Nama

b. Umur

c. Pendidikan Terakhir

d. Pekerjaan

e. Jumlah Anggota Keluarga

3. Pertanyaan

1. Apa penyebab utama terjadinya banjir bandang yang bapak/ibu ketahui?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

2. Dusun mana yang sering terjadi banjir yang bapak/ibu ketahui ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

3. Setiap sebelum terjadinya banjir, berapa lama berlangsungnya hujan di

Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?


56

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

4. Apakah sebelumnya daerah bapak/ibu pernah mengalami banir? Kalau

pernah berapa lama ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

5. Berapa kali rumah bapak/ibu pernah terkena banjir ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

6. Biasanya sampai berapa ketinggian banjir di desa ini ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

7. Paling lama berapa hari jika terjadi banjir ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

8. Yang bapak/ibu ketahui biasanya paling sering hujan di Desa Sukakarya

pada bulan apa ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

9. Menurut bapak/ibu bagaimana penguunaan lahan di daerah sekitar sungai ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................
57

10. Apakah pemerintah pernah memberikan penyuluhan kepada masyarakat

mengenai bencana banjir ? Apabila pernag sudah berapa kali ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

11. Saat banjir terjadi apakah bapak ibu pernag mengungsi ke tempat lain? Jika

pernah, kemana ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

12. Berupa apa pemberitahuan sebelum bencana banjir terjadi yang diterima ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

13. Bagaimana bantuan pemerintah setempat terhadap bencana banjir ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

14. Menurut bapak/ibu lahan apa saja yang terendam saat banjir ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

15. Kerugian apakah yang ditimbulkan akibat bencana banjir ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

16. Upaya apakah yang dilakukan masyarakat Desa Sukakarya Kecamatan

Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?


58

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

17. Menurut bapak/ibu apakah upaya dari pemerintah untuk mengatasi banjir di

Desa Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

18. Apakah pernah ada penyuluhan pasca bencana banjir bandang dari

pemerintah yang bapak/ibu ketahui ? jika pernah, berapa lama ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

19. Bentuk pemulihan seperti apa yang bapak/ibu lakukan setelah bencana

banjir bandang ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

20. Berapa taksiran kerugian bapak/ibu dari bencana banjir bandang di Desa

Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut ?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................
DOKUMENTASI

59
60

Lampiran 3

Kondisi Sungai Cimanuk


61
62
62

Kerusakan Akibat Banjir Bandang


63
64

Bantuan
Banjir Bandang dan Posko Pengungsian
65
66

Anda mungkin juga menyukai