SULAWESI-SELATAN.
OLEH :
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Dibuat oleh :
David Rantetana
L111 16 313
NIP. 196508011985031001
Tanggal Pengesahan:
ii
Kata Pengantar
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala Berkat dan RahmatNya, sehingga penulisan laporan lengkap
Keberhasilan dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari peran berbagi
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen mata kuliah yang selalu setia berbagi ilmu kepada kami para
sampel hingga laporan ini dapat selesai dengan baik. Tak lupa penulis
yang selalu mendukung dalam segala hal, serta selalu terbuka untuk
Penulis menyadari bahwa laporan lengkap ini sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menantikan kritik dan saran yang
penulisan berikutnya di kemudian hari. Akhir kata, semoga laporan ini dapat
wawasan dari para pembaca serta dapat menjadi salah satu rujukan dari para
Penulis
David Rantetana
iii
Daftar Isi
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Sedimentologi. ....................................................................................... 4
iv
F. Laju Pengendapan. .................................................................................. 16
V. PENUTUP ........................................................................................... 34
A. Kesimpulan ............................................................................................ 34
B. Saran ..................................................................................................... 35
LAMPIRAN .............................................................................................. 39
v
Daftar Gambar
vi
Daftar Tabel
vii
Daftar Lampiran
viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lebih dari 75% yang mencapai 5.8 juta kilometer persegi, terdapat lebih dari
tahun. Tujuh puluh persen batuan yang menutupi permukaan dasar lautan ini
terdiri dari batuan sedimen, yaitu batu pasir, batu gamping, lanau, lempung,
breksi, konglomerat dan batuan sedimen lainnya Hutabarat dan Evans (1984).
Kondisi wilayah pesisir pantai Teluk Laikang memiliki tipe substrat yang
beragam sesuai dengan ekosistem yang ada di atasnya, yakni dengan substrat
pasir hingga pasir berlumpur. Selain itu, tekstur dan warna sedimen di wilayah ini
juga sangat beragam, yakni mulai dari berwarna putih kekuningan cerah hingga
kecoklatan, dengan tekstur pasir yang terdiri atas pecahan cangkang dan karang
yang berasal dari lautan. Warna dan tekstur sedimen yang berada di wilayah ini
sangat dipengaruhi oleh posisinya dengan bentuk teluk dan tanjung , sehingga
hanya bentuk sedimen yang ada di perairan ini saja yang kemudian terendapkan
di wilayah pesisir perairan ini. Selain itu, sedimen dengan warna gelap dan halus
sangat jarang ditemukan di wilayah ini akibat tidak adanya aliran sungai dari
daratan yang bermuara di wilayah ini, sehingga sedimen yang ada adalah murni
dari aktifitas fisika, kimia, dan biologis di perairan teluk ini. Pengambilan sampel
intertidal, dan subtidal. Pelaksanaan praktikum ini dapat menjadi dasar gambaran
1
sebaran sedimen, sortasi, laju pengendapan, serta kandungan bahan organic
Sedimen laut berasal dari daratan dan hasil aktivitas (proses) biologi, fisika
dan kimia baik yang terjadi didaratan maupun di laut itu sendiri, meskipun ada
sedikit masukan dari sumber vulkanogenik dan kosmik. Sedimen laut terdiri atas
terakumulasi antara lain adalah topografi bawah laut dan pola iklim. Distribusi
laut saat ini merupakan refleksi iklim dan pola arus. Tipe sedimen dasar laut
berubah terhadap waktu karena perubahan cekungan laut, arus dan iklim. Urutan
dan karakteristik sedimen baik struktur maupun tekstur yang tergambar dalam
(Rifardi, 2008).
partikel-partikel ini sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik mereka dan akibatnya
sedimen yang terdapat pada berbagai tempat didunia mempunyai sifat-sifat yang
sangat berbeda satu dengan yang lainnya (Hutabarat dan Evans, 2014).
2
Puntondo, Desa Laikang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar,
Sulawesi Selatan.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui ukuran besar butir dengan
untuk melihat ukuran butir sedimen, tekstur sedimen, dan sortasi, serta
besar butir sedimen, kandungan bahan organik total sedimen dan laju
pengendapannya.
C. Ruang Lingkup.
sedimen.
Selain itu, praktikum ini juga mencangkup tata cara penentuan lokasi
seperti Vanvehm Grab, Core, dan Bor Tangan untuk mengumpulkan sampel
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sedimentologi.
pengendapan tanah yang berpindah dari tempat lain (Hutabarat & Evans, 1984).
tahun 1932, yakni merupakan suatu ilmu yang mempelajari sedimen, serta
ditujukan pada lapisan kerak bumi yang telah mengalami proses transportasi.
Kata sedimen berasal dari bahasa latin Sedimentum yang artinya pengendapan.
dalam arti lebih sempit, sedimentologi meliputi proses sedimentasi, suatu ilmu
(Rifardi, 2012).
dapat disebut sebagai bidang untuk kelahiran geologi modern, dengan tujuan
Sedimen adalah material bahan padat, berasal dari batuan yang mengalami
gaya gravitasi, serta pengendapan atau terkumpul oleh proses atau agen alam
4
partikel organik dan anorganik yang terakumulasi secara bebas (Duxbury et al,
akumulasi mineral dan fragmen batuan dari daratan yang bercampur dengan
proses kimiawi yang terjadi di dalam laut (Gross,1993 dalam Munandar, dkk.
2014).
materi hasil erosi. sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh sedimen. materi
hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel, ada yang halus, kasar, berat dan
geomorfologi dan dipengaruhi oleh lamnya waktu. Batuan sedimen secara umum
dibedakan atas tigas jenis yaitu sedimen klastik yang terbentuk oleh proses
mekanik, sedimen non klastik yang terbentuk oleh proses kimiawi dan sedimen
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
rombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun
transportasi dan pengendapan sedimen, termasuk dalam hal ini semua sumber
energi yang mampu mentranspor dan mengendapkan seperti angin, air, es, dan
5
Oleh sebab itu mempelajari/meneliti sedimentologi berarti
Rifardi, 2012).
berinteraksi dengan hal-hal yang berkaitan dengan ekologi baik dalam sedimen
modern (recent sediment) maupun sedimen tua (ancient sediment). Kondisi inilah
1. Lithogenous
Jenis sedimen ini berasal dari pelapukan (weathering) batuan dari daratan,
lempeng kontinen termasuk yang berasal dari kegiatan vulkanik. Hal ini dapat
terjadi karena adanya suatu kondisi fisik yang ekstrim (pemanasan dan
pasir, oleh karena adanya embun-embun es dimusim dingin, atau oleh karena
adanya aksi kimia dari larutan bahan-bahan yang terdapat di dalam air hujan
atau air tanah terhadap permukaan batu. Sedimen ini memasuki kawasan laut
6
2. Biogenous
Sedimen ini berasal dari organisme laut yang telah mati dan terdiri dari
hewan mikro. Komponen kimia yang sering ditemukan dalam sedimen ini adalah
yang disebut globerigina ooze dan Pteropoda, yang disebut pteropod ooze.
3. Hydrogenous
Sedimen ini berasal dari komponen kimia yang larut dalam air laut dengan
dasar laut. Contohnya endapan Mangan (Mn) yang berbentuk nodul, dan
4. Cosmogenous
Sedimen ini berasal dari luar angkasa di mana partikel dari benda-benda
transportasi, gelombang, pasang surut, angin lokal dan badai episodik yang
7
Pada daerah dengan turbulensi tinggi, fraksi yang memiliki
Mekanisme distribusi pasir ini sangat tergantung dari dua faktor yang saling
terangkut oleh sungai, benda atmosferik, aktifitas biologi, reaksi kimia dan
pengadukan dari sedimen laut (Gross, 1972) dalam (Indarto, 1996). Lebih dari
misalnya endapan berupa delta merupakan bentuk dari endapan sedimen yang
terjadi di muara sungai. Sedimen laut yang paling menonjol berasal dari batuan
klastik dan biasanya dibawa oleh aliran sungai masuk ke dalam laut (Bryan,
dan lempung. Menurut Bhatt (1978), Gross (1972) dan Bryan (1976) dalam
Indarto (1996) mineral kuarsa, fieldspar dan berbagai mika lainnya termasuk
lempung, merupakan pakan unsur utama yang berasal dari sungai. Apabila di
dalam sedimen yang dominan adalah material organik seperti pada daerah
diendapkan dekat pantai, partikel ukuran halus masuk ke perairan yang relatif
8
mempercepat gerakan partikel kasar dan halus ini masuk ke perairan yang relatif
lebih dalam. Segera setelah partikel ini larut ke dalam lingkungan laut, dimana
unsur silikat (Si) dan kalsium (Ca) akan diserap oleh organisme khusus
1996).
1996):
oleh Hutabarat (1985) dan Bhatt (1978) bahwa continental shelf adalah
suatu daerah yang mempunyai lereng landai kurang lebih 0,4 % dan
kedalaman maksimum dari lautan yang ada di atasnya diantara 100 – 200
meter. Continental slope adalah daerah yang mempunyai lereng lebih terjal
laut seperti endapan yang terjadi pada laut dalam. Terjadi proses distribusi
yang merata pada laut dalam diakibatkan percepatan endapan yang kurang
9
Gambar 1. penampang melintang batas pinggiran pantai (Chernia dalam
Hutabarat, 1985).
Batuan sedimen dibentuk dari batuan yang telah ada oleh kekuatan luar
maka batuan-batuan yang telah ada seperti batuan beku dihancurkan, diangkut
di laut, samudra atau danau. Distribusi normal adalah suatu distribusi ukuran
butir dimana pada bagian tengah dari sampel mempunyai jumlah butiran paling
banyak. Butiran yang lebih kasar serta lebih halus tersebar disisi kanan dan kiri
dalam jumlah yang sama. Apabila dalam suatu distribusi ukuran butir berlebihan
merupakan fungsi ukuran butir dari suatu populasi sedimen (missal pasir kasar,
pasir sedang, dan pasir halus). Besar butir rata-rata dapat juga menunjukkan
10
Ukuran butir partikel sedimen adalah salah satu faktor yang mengontrol
lama partikel tersebut dalam kolam air dan semakin jauh diendapkan dari
b. Material yang bukan merupakan hasil rombakan atau hancuran padat yang
terdiri dari material yang dikeluarkan lewat semburan gunung berapi dan
secara kimia.
bentuk, ukuran butir, kebolaan maupun sifat-sifat dari kumpulan butiran seperti
dengan butiran maupun dengan batuan dasar. Besar kecilnya partikel penyusun
1978).
11
Gambar 2.Pembagian ukuran butir sedimen berdasarkan Skala Wentworth
2. Tekstur Sedimen
butir sedimen seperti ukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan
batuan sediment. Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu
organik, organik. Bahan inilah yang menjadicadangan makanan yang besar bagi
12
Gambar 3. Segi Tiga Tekstur Sedimen (segitiga Shepard)
3. Struktur Sedimen
dan/atau juga modifikasi dari perlapisan yang disebabkan proses baik selama
pengendapan dan ketika batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada
kedudukan atau orientasi asal suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam
batuan sedimen.
13
3. Struktur Sedimen Organik
butir sedimen seperti ukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan
batuan sediment. Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu
Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil
E. Sortasi Sedimen.
berbagai macam ukuran butiran sedimen. Derajat atau nilai sortasi sangat
penyortiran oleh gelombang dan arus dalam jangka waktu yang lama. Sedimen
gelombang dan arus. Sedimen yang baru saja terkena oleh aksi gelombang dan
arus (dalam waktu yang singkat) akan mengalami bentuk pemilahan butiran
14
(sortasi) jelek yang terdiri dari ukuran partikel yang berbeda-beda dengan variasi
a. Very well sorted (terpilah sangat baik): semua besar butir sedimen hampir
sama
b. Well sorted (terpilah baik): besar butir sedimen yang terlihat relatif sama
c. Moderately well sorted (terpilah agak baik): besar butir sedimen agak
terlihat berbeda
d. Moderately sorted (terpilah sedang): besar butir sedimen yang terlihat tidak
begitu sama
f. Very poorly sorted (terpilah sangat buruk): banyak perbedaan besar butir
15
Sedimen dengan nilai sortasi jelek ditemukan pada daerah surf zone dan
zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari daerah
gelombang pecah dan batas naik turunnya gelombang pantai. Sedangkan swash
zone adalah daerah yang di batasi oleh garis batas tertinggi naiknnya gelombang
yang berasal dari sumber yang berbeda-beda, dan percampuran ukuran ini
disebut dengan istilah Populasi. Pergerakan udara dan air dapat memisahkan
1. Gravel (kerikil), terdiri dari partikel individual: boulder, cobble dan pebble
2. Sand (pasir), terdiri dari: pasir sangat kasar, kasar, medium, halus dan
sangat halus.
F. Laju Pengendapan.
16
pengendapan per waktu. Kecepatan sedimentasi (laju pengendapan sedimen)
dapat ditentukan dengan berbagai metode tergantung dari bentuk data yang
dapat ditentukan dengan berbagai metode tergantung dari bentuk data yang
akumulasi adalah satuan volume (ml/ volume sedimen trap /tahun) dan atau
Selain istilah kecepatan sedimentasi, ada istilah lain yang sering digunakan
persatuan luas area per waktu, disebut dengan istilah akumulasi sedimen.
sedimentasi yang dimaksud oleh English dan Cho sebenarnya adalah kecepatan
Ada perbedaan prinsip antara kecepatan sedimentasi (relatif dan absolut) dan
17
volume (ml/ volume sedimen trap /tahun) dan atau berat per waktu (mg/ volume
di lapangan dan analisis sampel dilaboratorium juga berbeda. Oleh sebab itu
sedimentasi yang akan diukur, dan hal ini tentu harus disesuaikan dengan data
menentukan arah dan sebaran sedimen. Kekuatan ini pula yang menyebabkan
berbagai kelompok populasi sedimen. Oleh sebab itu berbagai hasil penelitian
berbeda ukuran dan komposisi. Perbedaan ukuran partikel sedimen pada dasar
perairan dipengaruhi juga oleh perbedaan jarak dari sumber sedimen tersebut.
Secara umum partikel berukuran kasar akan diendapkan pada lokasi yang tidak
jauh dari sumbernya, sebaliknya semakin halus partikel akan semakin jauh
ditranspor oleh arus dan gelombang, dan semakin jauh diendapkan dari
kualitas tanah dan di perairan menjadi faktor kualitas perairan pada suatu
18
tetapi apabila jumlah yang masuk melebihi daya dukung perairan maka akan
total suatu perairan yang terdiri dari bahan organik terlarut, tersuspensi
(particulate) dan koloid. Kandungan organik yang terdapat di sedimen laut terdiri
dari partikel – partikel yang berasal dari hasil pecahan batuan dan potongan –
potongan kulit (shell) serta sisa rangka dari organisme laut ataupun dari detritus
organik daratan yang telah tertransportasi oleh berbagai media alam dan
terendapkan di dasar laut dalam kurun waktu yang cukup lama. Secara umum,
bersumber dari cangkang dan karang) lebih banyak terdapat di daerah dekat
pantai dan pada lingkungan laut lepas (Kohongia, 2002 dalam Asmika, 2014).
19
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
gambar berikut :
berupa kantong sampel sebagai wadah sampel sedimen yang akan dianalisis,
supratidal dan Intertidal, core untuk melihat lapisan sedimen, Van Veen Grab
yang digunakan untuk mengambil sampel sedimen pada kedalaman air yang sulit
20
dijangkau, bor tangan untuk mengambil sedimen pada kedalaman tertentu, dan
kimia 250 ml sebagai wadah untuk mengeringkan sedimen dalam oven, sendok
sebagai alat bantu untuk mengambil atau memasukan sampel sedimen ke dalam
sedimen yang akan dianalisis, timbangan analitik untuk menghitung berat akhir
besar butir sampel sedimen, cawan petri sebagai wadah sampel saat dilakukan
C. Prosedur Kerja
1. Pengambilan Sampel.
21
digunakan untuk mengumpulkan sampel, berupa sendok sedimen sebagai
alat lainnya berupa Ekman Grab, Core Sampler, Core, dan bor tangan untuk
stasiun yang dibagi dengan jarak antar stasiun sebesar ±10 meter. Selain itu,
kosong, lalu memasukan atau mengisi kantong sampel yang ada dengan
sampel yang didapatkan hingga ±3/4 bagian kantong. Setelah itu, menutup
rapat sampel agar tidak terkontaminasi dengan partikel atau jenis sedimen
sebanyak ±3/4 bagian. Setelah itu, menutup kantong berisi sampel lalu
agar sampel tidak mudah hilang atau tertukar dengan sampel lainnya.
Hal lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan ketikan melakukan
tidaknya jejak hewan-hewan atau biota laut seperti avertebrata yang ada di
22
stasiun tersebut, serta pengaruh aktifitas keberadaan biota ini terhadap
2. Analisis Laboratorium.
sampah dan benda asing yang ada di dalamnya, lalu dimasukan dalam
gelas kimia (Beaker glass) 250 ml hingga batas volume yang tertera pada
dimasukan menjadi rata dan benar-benar murni sebanyak 250 ml. setelah
±24 jam atau hingga kadar air dalam sampel sedimen dianggap benar-
benar kering. Setelah itu, mengeluarkan sampel dari dalam oven dengan
23
pasir (sand). Setelah itu, sampel tadi kemudian dimasukan ke dalam
Sieve net lalu diayak dengan cara diputar secara perlahan pada bagian
yakni 2.0 mm, 1.0 mm, 0.5 mm, 0.25 mm, 0.125 mm, 0.063 mm,dan
<0.063 mm.
sampel (ukuran jarring Sieve net) diatas kertas dengan permukaan licin.
c. Laju Pengendapan
penggumpalan.
ml lalu ditambahkan aquades (air suling) hingga tepat pada angka 1000
24
sampel sedimen jenis lempung menggunakan pipet volume pada
porselin.
tanur untuk dibakar pada suhu 650ºC selama ±3-4 jam. Setelah proses
25
3. Analisis Data
Perhitungan % berat
Sortasi sedimen
𝑸𝟏
𝑺𝒐 = ( ⁄𝑸 )𝟏/𝟐
𝟑
sampel
26
Presentasi Kandenngan Bahan Organik
Berat BO
% bahan Organik = x 100%
Berat sampel
%𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
% Berat Lempung = 100
ˣ berat awal
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
% Lanau = 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 ˣ 100%
%𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
% Berat Lanau = 100
ˣ berat awal
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
bentuk yang unik, karena merupakan gabungan bentuk teluk dan tanjung, yang
Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Posisi lebih tepat dari Teluk ini, yaitu
Makassar, 25 Km dari pusat Kota Kabupaten Takalar. Untuk menuju teluk ini
dapat ditempuh ±2 jam dari pusat kota Makassar. Teluk Laikkang merupakan
salah satu destinasi wisata yang pengembangannya terus giat dilakukan, dengan
keramba rumput laut yang dibudidayakan para petani di sekitar wilayah ini
dilakukan pada pagi hari menjelang siang sehingga sudah terdapat sinar
28
B. Hasil dan Pembahasan.
sedimen yang ada di dalam sampel yang diperoleh, diketahui bahwa ukuran
butir sedimen sebesar 0,125 mm memiliki berat yang paling besar, yakni
23,945 gram. Sedangkan, nilai massa paling kecil diperoleh pada ukuran
sedimen <0,063 dengan berat 0,603 gram. Ukuran butir sedimen yang
stasiun ini berukuran sedang, karena tidak muara sungai di wilayah ini serta
aktifitas fisika air sebagai media transport sedimen sangat rendah, yang
29
ketika arus dan gelombang yang dibawanya baru mulai memasuki wilayah
ini. Selain itu, dominansi sedimen berukuran sedang di wilayah ini juga
wilayah ini dapat dikatakan sangat besar, yakni sebesar 2,5768 sehingga
Stasiun
sorted )
Sedimen dengan nilai sortasi jelek ditemukan pada daerah surf zone
dan breaker zone (daerah gelombang pecah). Sedangkan nilai sortasi terbaik
zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari daerah
swash zone adalah daerah yang di batasi oleh garis batas tertinggi naiknnya
habitat lamun yang tinggi sehingga gelombang dan arus dari lautan yang
membawa partikel sedimen akan pecah ketika memasuki wilayah ini. Hal
tersebut yang menjadi factor utama, buruknya sortasi sedimen yang ada di
wilayah ini.
30
2. Interpretasi Bahan Organik dan Hubungannya Dengan Asal-Usul Sedimen.
pada suatu lingkungan (Odum, 1997 dalam Asmika, 2014). Setelah dilakukan
organic dalam sampel sedimen sebesar 0,044 Gram per 5,002 gram sampel,
jenis biota laut lainnya. Bahan organik yang diperoleh tersebut dapat
disimpulkan bersal dari hasil penguraia sisa-sisa biota yang ada serta
laut terdiri dari partikel – partikel yang berasal dari hasil pecahan batuan dan
potongan – potongan kulit (shell) serta sisa rangka dari organisme laut
ataupun dari detritus organik daratan yang telah tertransportasi oleh berbagai
media alam dan terendapkan di dasar laut dalam kurun waktu yang cukup
(material yang bersumber dari cangkang dan karang) lebih banyak terdapat
31
di daerah dekat pantai dan pada lingkungan laut lepas (Kohongia, 2002
sisa sisa makhluk hidup yang berhabitat didalamnya atau berjenis Biogeneus,
muara sungai yang juga berkontribusi terhadap bahan organic dari hasil
Dari hasil analisis bahwa nilai persen lempung dari sampel yang telah
32
Tabel 5. Analisis Laju Pengendapan Lanau
Berat Berat Berat Berat
Berat Lanau
Kertas setelah 2 3' akhir Lanau
Sampel (%)
Saring (gr) (gr) (gr) (%)
besar butir dapat diketahui dari pernyataan dari Folk et al, 1990 dalam
Simon J. dan Kenneth 2001 menyatakan ukuran butir merupakan hal yang
Apabila sedimen memiliki ukuran butir semakin besar maka beratnya pun
akan semakin besar sehingga mengakibatkan massa jenis zat pada butir
sedimen lebih besar dari pada massa jenis zat cair sehingga mengakibatkan
33
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis data, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari
1. jenis sedimen yang terdapat di Teluk Laikang di diminasi oleh sedimen Pasir
aktifitas fisika air tidak terlalu besar. Juga sedimen yang ada hanya
merupakan pecahan dari batuan kapur yang ada di wilayah ini, serta pecahan
2. Bahan organic total yang terkandung dalam sedimen pasir yang berasal dari
teluk laikang sebesar 0,88%. Hal ini tergolong sedang, mengingat lokasi
sehingga dapat dipastikan bahan organic di dalam sedimen dari wilyah ini
sedimen lanau. Hal ini disebabkan karena ukuran butir sedimen lempung
massa jenis zat pada sedimen lebih besar dari pada massa jenis zat cair
pengendapan.
34
B. Saran
Saran saya untuk praktikum yang akan datang, semoga sistemnya dapat
efisien.
35
DAFTAR PUSTAKA
Hartono. 2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas X
Butir Di Teluk Weda, Maluku Utara. Ambon: Pusat Penelitian Laut Dalam
LIPI Ambon.
Indonesia.
Tiara Asmika Sari , Warsito Atmodjo dan Rina Zuraida, 2014. Studi Bahan
Hartono. 2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas X
36
Boggs, S. Jr., 1987. Principles of Sedimentology and Stratigraphy. University of
Oregon. London
37
Lampiran
38
LAMPIRAN
4,321
2,0 mm = 100,3 𝑥 100% = 4,3081 %
15,239
1,0 mm = 𝑥 100% = 15,1934 %
100,3
19,192
0,5 mm = 100,3 𝑥 100% = 19,1345%
18,890
0,25 mm = 100,3 𝑥 100% = 18,8334%
23,945
0,125 mm = 𝑥 100,3 % =23,8733%
100,3
17,719
0,063 mm = 𝑥 100,3% =17,666%
100,3
0,603
<0,063 mm =100,3 𝑥 100,3 % =0,6012%
2. % Berat Kumulatif.
2,0 mm = 4,3081%.
39
B. Lampiran II : Analisis Data Laju Pengendapan.
= 1,297 – 1,233
= 0,064 Gram.
= 1,257 – 1,206
= 0,051 Gram
3. Persentase Lempung :
%Lempung :
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
%Lempung = 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵 100%
0,064
= 0,115
𝑥 100%
= 55,652%.
% 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
% Berat Lempung = 100
𝐵 1,235
55,652
= 100
x 1,235
= 0,6929 %.
4. Persentase Lanau :
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
%Lanau = 𝐵 100%
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
0,051
= 0,115 𝑥 100%
= 44,348 %.
40
% 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
%Berat Lanau = 100
𝐵 1,25
44,348
= 100
𝐵 1,25
= 0,5521 %.
1. Berat Awal = Bc + Bs
= 10,917 + 5,002
= 15,919 Gram.
3. Bahan Organik :
= 5,002 - 4,958
= 0,044 Gram
4. Persentase Kandungan BO :
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵
%BO = 𝐵 100%
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
0.44
= 5.002 x 100%
So = (0,83⁄0,125)1/2
0,83
= √0,125
= 2,5768
41
Maka, nilai sortasi sampel sedimen tersebut digolongkan dalam sedimen
terpilah buruk.
42
Gambar 8. Kondisi Umum Stasiun Pengambilan Sampel
43
Gambar 10.Perlakuan sampel sedimen yang diperoleh
44
Gambar 12. Foto Bersama Setelah Pengambilan Sampel
45
2. Dokumentasi Kegiatan Analisis Laboratorium.
46
Gambar 15.Penimbangan Sampel Sebelum Diayak
47
Gambar 17.Pemisahan Ukuran Butir Setelah Pengayakan
48
49