Oleh :
KELAS KHT A
KELOMPOK 4
ANNISA TRIUTARI J.
L131 16 097
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Kelompok : 4 (Empat)
Kelas : KHT A
Jurusan : Kehutanan
Fakultas : Kehutanan
Universitas : Tadulako
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Dendrologi
Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
“Laporan Lengkap Silvika” ini dapat tersusun sesuai yang kita kehendaki.
Maksud dari laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak dan juga teknologi internet, sehingga
memperlancar pembuatan laporan ini. Namun tidak lepas dari itu semua,
penyusunan laporan, maupun dari penyusunan bahasanya. Oleh karena itu, dengan
pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik sehingga dapat memperbaiki
laporan ini dan laporan yang akan datang sesuai dengan laporan ilmiah pada
umumnya, oleh karena itu saran dan kriktik yang sifatnya membangun dan dapat
saya jadikan sebagai masukan untuk perbaikan selanjutnya sangat saya harapkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................iv
2.1 Hutan...............................................................................................................
2.2 Silvika..............................................................................................................
4.1 Hasil.................................................................................................................
4.2 Pembahasan ....................................................................................................
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................
5.2 Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN.........................................................................................................
PENGAMATAN TRANPIRASI
I. PENDAHULUAN
2.1 Silvika..............................................................................................................
2.2 Transpirasi.......................................................................................................
4.1 Hasil.................................................................................................................
4.2 Pembahasan ....................................................................................................
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................
5.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN........................................................................................................
I. PENDAHULUAN
2.1 Silvika..............................................................................................................
2.2 Translokasi......................................................................................................
4.1 Hasil.................................................................................................................
4.2 Pembahasan ....................................................................................................
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................
5.2 Saran................................................................................................................
LAMPIRAN
PENYUSUN HUTAN
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM SILVIKA
KLASIFIKASI POHON DAN KOMPONEN PENYUSUN HUTAN
Oleh :
KELAS KHT A
KELOMPOK 4
ANNISA TRIUTARI J.
L131 16 097
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
I. PENDAHULUAN
yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain
sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas. Keseluruhan hutan tersebut
berfungsi sebagai ekosistem hutan secara utuh yang berperan sangat penting
Hutan hujan tropis adalah hutan yang memiliki keanekargaman tumbuh yang
sangat tinggi atau hutan dengan pohon-pohon yang tinggi beriklim lembat serta
curah hujan yang tinggi. Pada umumnya wilayah hutan hujan tropis dicirikan oleh
dan musim kemarau. Ciri lainnya adalah suhu dan kelembapan udara
yang tinngi, demikian juga dengancurah hujan, sedangkan hari hujan merata
sepanjang tahun. Salah satu sebab utama perusakan hutan hujan adalah
penebangan hutan. Banyak tipe kayu yang digunakan untuk perabotan, lantai, dan
konstruksi diambil dari hutan tropis di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Dengan
individu pohon tersebut, dimana kita ketahui bahwa adanya kelas tajuk yaitu,
Dalam pengertian silvika itu sendiri kita ketahui bahwa ilmu yang
mempelajari sifat hutan dan pohon hutan, bagaiman mereka tumbuh berproduksi
dan breaksi dengan lingkungannya. Silvikultur merupakan suatu ilmu dan seni
suatu wilayah atau plot kita dapat mengetahui sifat hutan jumlah komponen
penyusun hutan seperti semai, pancang, tiang, dan pohon serta apa yang
beberapa teori, melatih cara pembuatan diagram profil dan klasifikasi pohon, dan
berdasarkan teori, pembuatan diagram profil dari klasifikasi pohon dan komponen
penyusun hutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hutan
Hutan merupakan kumpulan atau asosiasi dari pohon dan menutup areal
yang cukup luas, sehingga dapat membentuk iklim mikro dengan kondisi ekologis
bahwa hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang di dominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam
yang sangat tinggi, atau hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang
lembab, dan curah hujan yang tinggi. Sifat tanah hutan hujan tropis adalah miskin
sangat tinggi karena ekosistem hutan hujan tropis memiliki sistem daur hara yang
Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-
tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup
semusim saja namun dengan masa hidup bertahun-tahun. Pohon juga berbeda
karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup
panjang dan berbagai bentuk tajuk daun (mahkota daun) yang jelas.Suatu
kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi
(Arief, 2001).
2.2 Silvika
pengelolaan hutan. Dengan kata lain, silvika adalah ilmu dan penerapan
menghasilkan produksi kayu atau hasil hutan lainnya dalam bentuk tertentu
(Badriyah, 2014).
lingkungan.
terkait dengan berbagai faktor, yaitu tanah, air, cahaya, atmosfir, biotik dan
hutan di laksanakan pada hari Kamis, 11 Mei 2017 mulai pukul 08.00 WITA
komponen penyusun hutan ialah rol meter, pita ukur, penggaris, parang, kertas
pengambilan data.
5. Menghitung jumlah vegetasi dan jenis vegetasi yang ada pada plot pertama
teliti.
20 m
10 m
5m
a.20 m
b.10 m
c. 5 m 2m
d. 2m
Keterangan :
4.1 Hasil
1 13, 37 cm Jarang
2 15, 92 cm Jarang
Jumlah tiang - 2
4.2 Pembahasan
yaitu pada plot 2 x 2 meter untuk semai dengan tinggi dibawah 1,3 meter terdapat
satu semai dengan diameter 1, 59 cm. Dengan keadaan fisik baik. Hal ini
dikarenakan lokasi pembuatan plot kami yang berdekatan dengan sungai sehingga
meter terdapat dua tiang dengan dimeter 6,39 cm dan 3,8 cm dengan keadaan
fisik baik. Ini dikarenakan pancang tersebut mendapatkan sinar matahari dan
tidak banyak pancang di daerah itu dan sehingga pancang tersebut mampu
berkompetisi yang tinggi untuk mendapatkan sinar matahari dan nutrisi untuk
memenuhi kebutuhannya.
dibawah 10 meter dengan keadaan tajuk berdaun jarang hal ini dikarenakan,
kondisi tanah di lokasi tersebut cukup kering dan tidak terlalu subur dan
persaingan untuk mendapatkan nutrisi yang cukup ketat karena ada cukup banyak
pohon yang terdapat pada sekitaran lokasi itu yang memiliki tajuk yang lebih
rapat.
20, 06 cm ; 22, 29 cm ; 27, 07 cm dan 28, 66 cm. dengan keadaan tajuk hanya
satu yang jarang, hal ini dikarenakan pohon tersebut memiliki tajuk yang jarang
5.1 Kesimpulan
1. Pada plot ukuran 2 x 2 meter terdapat satu semai, dengan diameter 1,59 cm.
2. Pada plot ukuran 5 x 5 meter terdapat dua pancang dengan diameter masing-
5. Keadaan tajuk pohon dan tiang serta kelebatan daun dipengaruhi oleh
daerah tumbuhnya.
5.2 Saran
bingung hal apa yang harus dilakukan dan semoga kedepannya ketersediaan alat
yang di pakai pada praktikum lebih maksimal sehingga praktikum dapat berjalan
dengan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh :
KELAS KHT A
KELOMPOK 4
ANNISA TRIUTARI J.
L131 16 097
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
I. PENDAHULUAN
merupakan mahluk hidup yang tidak bergerak secara aktif melainkan gerakannya
bersifat pasif. Tumbuhan memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan
tangan yang terdapat pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka
batang, bunga dan buah. Ada juga tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki
terpenting yang terdiri dari xylem dan floem. Kedua jaringan tersebut berperan
sangat penting bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan berperan untuk
mengambil air dari dalam tanah dan kemudian menyebarkannya ke seluruh bagian
tanaman agar semua organ tanaman dapat berkembang secara maksimal. Proses
fisiologi pada tumbuhan yang terkait dengan berbagai kondisi yang ada di
terjadinya aliran air yang berlangsung secara imbas dari akar, batang, dan daun
untuk mengetahui seberapa besar proses transpirasi yang terjadi pada tumbuhan
ialah praktikan mampu memahami seberapa besar proses transpirasi yang terjadi
2.1 Silvika
pengelolaan hutan. Dengan kata lain, silvika adalah ilmu dan penerapan
menghasilkan produksi kayu atau hasil hutan lainnya dalam bentuk tertentu
(Badriyah, 2014).
2.2 Transpirasi
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang
CO2, terjadi siang hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah
dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula,
Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan
kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti
semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya.
Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer
atau transpirometer. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui
kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar
transpirasi. Selain itu transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis
pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah dan akar (Salisbury, 1955).
III. METODE PRAKTIKUM
Selasa, 16 Mei 2017 Pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai. Bertempat di
Adapun alat yag digunakan pada praktikum ini yaitu cutter, kertas lebel,
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu semai trambesi
(Samanea saman).
semai sejenis.
2. Kemudian semai kita bagi menjadi 3 kelompok yakni semai sebagai control,
3. Lalu bersihkan plastic semai kemudian beri lebel lapangan SPP 1, SPP2,
4.3 Hasil
Jumlah Pengamatan
No Jenis Semai
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Semai SPP 1 N N N N UN UN UN
1
Semai SPP 2 N N N N N N N
Semai SPS 1 N N N N UN UN UN
2
Semai SPS 2 N N N N N UN UN
Semai PP 1 N N N N N N N
3
Semai PP 2 N N N N N N N
Keterangan :
4.4 Pembahasan
transpirasi yaitu pada semai trambesi (Samanea saman) SPP1 dan SPP2, SPS1
dan SP 2, PP 1 dan PP2 proses transpirasi berlangsung secara normal hingga hari
ke empat, namun pasa SPP1 dan SPS1 mengalami gangguan dari hari ke lima
sampai hari ke tujuh berupa daun mulai mengulung dan perlahan mulai
menguning. Namun juga daun dari semai trambesi (Samanea saman) dari hari ke
hari selama pengamatan gugur in dikarenakan cuaca pada saat pengamatan sedang
musim hujan sehingga pengamatan tidak begitu maksimal dan jumalah daun
semai trambesi (Samanea saman) yang digunakan tidak banayk sehingga proses
transpirasi yang dilakukan lebih besar ditambah pada tiap harinya daun terus
berguguran.
berupa daun mulai menggulung bahakan berwarna sedikit kekuningan dan juga
beberapa daun gugur ini dikaarenakan pada pengamatan sedang musim hujan.
Pada SPP2, PP1, dan PP2 selalu dalam keadaan normal dikarenakan selama
maksimal.
hasil perubahan atau oerbedaan pada setiap semai yang diperlakukan secara
berbeda. Hal ini mungkin dikarenakan lama waktu pengamatan begitu singkat dan
juga selama pengamatan beberapa kali turun hujan. Sehingga, semai yang
5.1 Kesimpulan
yaitu :
1. Pada semai trambesi (Samanea saman) pada SPP2, PP1, dan PP2 selalu
hujan.
2. Pada SPP1 dan SPS1 mengalami gangguan dari hari kelima sampai hari
Dan jumlah daun semai trambesi (Samanea saman) yang digunakan tiap
harinya berguguran.
3. Pada SPS2 mengalami gangguan dari hari keenam sampai ketujuh berupa
daun mulai menguning dan gugur dan jumlah daun yang gugur selalu
5.2 Saran
secara maksimal dan untuk para praktikan agar kiranya memperhatikan dan
Salisbury, Frank B dan Ross. (1955). Fisiologi tumbuhan jilid 2. Bandung : ITB.
LAMPIRAN
Kegiatan selama praktikum silvika
TRANLOKASI PADA TUMBUHAN
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM SILVIKA
TRANSLOKASI PADA TUMBUHAN
Oleh :
KELAS KHT A
KELOMPOK 4
ANNISA TRIUTARI J.
L131 16 097
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
I. PENDAHULUAN
pengangkutan bahan-bahan organic seperti asam amino di dalam floem dari daun
ke bagian-bagian lain tumbuhan seperti akar dan batang atau perpindahan bahan
translokasi yang merupakan prmindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama
sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam
berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh floem dapat
berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil
sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir
dengan arah yang berlainan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah
transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan
2.1 Silvika
lingkungan.
terkait dengan berbagai faktor, yaitu tanah, air, cahaya, atmosfir, biotik dan
2.2 Translokasi
termasuk gas-gas, air, mineral, karbohidrat terlarut dlm hormone. Seperti halnya
pembuluh tapis atau floem yang merupakan jaringan pengangkut pada tumbuhan
tumbuhan lainnya, seperti batang, akar, bunga, buah, bui, dan umbi. Proses
yang terjad pada floem. Maka translokasi ini adalah pengangkutan hasil
dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Mei 2017 Pukul 09.00 WITA sampai dengan
Tadulako, Palu.
Adapun alat yag digunakan pada praktikum ini yaitu cutter, kertas lebel,
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu semai trambesi
(Samanea saman).
ialah :
1. Pertama kita tentukan semai yang menjadi bahan praktek berjumlah 6 jenis
semai sejenis.
3. Setelah itu, kita lakukan pengupasan setengah lingkaran kulit batang semai
5. Kemudian lakukan penyiraman pada pagi hari dan sore hari selama
pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.5 Hasil
Jumlah Pengamatan
No Jenis Semai
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Semai C1 SH SH SH SH SH SH SH
1
Semai C2 SH SH SH SH SH SH SH
Semai SP1 SH SH SH T T T T
2
Semai SP2 SH SH SH T T T T
Semai PP1 SH SH SH T T T T
3
Semai PP2 SH SH SH T T T T
Keterangan :
SH = Sehat C = Control
4.2 Pembahasan
semai trambesi (Samanea saman) C1 dan C2 dari hari pertama sampai hari
Pada SP1 dan SP2 saat hari keempat sampai hari ketujuh mulai terganggu
berupa daun semai trambesi (Samanea saman) mulai menggulung dan berwarna
gangguan yang sama seperti SP1 dan SP2 berupa aun mulai menggulung dan
hasil perbedaan dari tiap-tiap perlakun semai yang berbeda, hal ini mungkin saja
dikarenkan saat pengamatan beberapa kali hujan sehingga semua semai trambesi
karena, kutu putih yang terdapat di batang tiap harinya terkena air hujan.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pengamatan hingg hari terakhir pengamatan yaitu hari ketujuh tetap sehat.
2. Pada SP1 dan SP2 pada hari pertama sampai hari ketiga masih sehat namun
mengalami gangguan pada hari keempat hingga hari ketujuh berupa daun
3. Pada PP1 dan PP2 pada hari SP2 pada hari pertama sampai hari ketiga
masih sehat namun mengalami gangguan pada hari keempat hingga hari
harinya berguguran. Hal ini juga mungkin dipengaruhi oleh hujan karena
5.2 Saran
memperhatikan hasil data penelitian dengan baik, dan untuk asisten agar