Anda di halaman 1dari 18

AsDos : Zein Trico Andries

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN

BENTHOS

Dosen Pengampu: Daniel Sinaga, S.Pi., M.Si

Disusun Oleh:

Mhd Arif Maulana Panggabean

23020009

Akuakultur

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN MATAULI

PANDAN TAPANULI TENGAH

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas yang berjudul “Laporan Praktikum Ekologi Perairan Benthos” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Ekologi Perairan. Selain itu, laporan ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pengukuran kualitas air lebih mendalam bagi para
pembaca dan penulis.
Terlebih dahulu saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Daniel
Sinaga, S.Pi., M.Si selaku dosen Ekologi Perairan yang telah mengajarkan
pembelajaran tentang pengukuran kualitas air kepada saya sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada para asisten dosen yang telah
membantu dan membimbing saya selama praktik di laboratorium dan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan semua, terima kasih atas
bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya
butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Pandan, 19 Maret 2024

Mhd. Arif Maulana


Panggabean
DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 3
2.1 Ciri- ciri dan jenis- jenis benthos .................................................. 3
2.2 Pengertian benthos ....................................................................... 4
2.3 Metode pengambilan sampel benthos ........................................... 5
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ............................................ 6
3.1 Waktu dan tempat ......................................................................... 6
3.2 Alat dan bahan............................................................................... 6
3.3 Prosedur praktikum........................................................................ 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 8
4.1 Hasil............................................................................................... 8
4.2 Pembahasan................................................................................... 8
BAB V PENUTUP................................................................................... 10
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 10
5.2 Saran.............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 12
LAMPIRAN ............................................................................................ 13
DAFTAR GAMBAR

Isi Halaman
Gambar 3.3.1 Pencarian lamun ....................................................... 6
Gambar 3.3.2 Pencarian benthos ..................................................... 7
Gambar 3.3.3 Penghitungan mangrove ........................................... 7
Gambar 4.4.1 Lamun dan benthos .................................................. 8
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada ekosistem perairan dapat ditemukan kelompok-kelompok organisme,


salah satunya adalah benthos. Bentos merupakan organisme yang hidup di dasar
wilayah perairan atau endapan, seperti laut, sungai dan perairan lainnya. Binatang
yang disebut bentos ini dapat di bagi berdasarkan cara makanannya menjadi
pemakan penyaring (seperti kerang) dan pemakan deposit (seperti siput). Siklus
hidup bentos, baik sebagian maupun keseluruhannya berada di dasar perairan baik
yang sesil, menyerap, atau yang menggali lubang.(Afrizal, 1992)

Hewan bentos hidup relatif menetap sehingga baik digunakan sebagai


petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke
habitatnya. Kelompok tersebut lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-
faktor lingkungan dari waktu ke waktu karena bentos terus menerus terdedah oleh
air yang kualitasnya berubah-ubah. Kelompok bentos yang relatif mudah
diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah
invertebrata makro atau lebih dikenal dengan bentos.

Pada suatu badan perairan, tingkat kualitas perairan dapat ditentukan oleh
kuantitas organisme. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode sampling
benthos dan kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui kelimpahan benthos yang
berkaitan dengan distribusi waktu dan tempat serta mampu mengetahui bagaimana
keadaan dari suatu lingkungan perairan dengan menggunakan bioindikator
kelimpahan benthos pada perairan tersebut.

Bentos mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus nutrient di


dasar perairan. Karena bentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung
dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat
tinggi. Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang
berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber
makanan bagi hewan bentos, Adapun faktor abiotik adalah fisik-kimia air yang
diantaranya suhu, arus, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD),
2

dan kimia (COD) serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air dan substrat dasar.
(Ternala, 2007). Praktikum lapangan ini bertujuan untuk mempelajari korelasi
antara beberapa tolok ukur lingkungan dengan komunitas biota perairan
(makrobentos) serta mempelajari kualitas perairan sungai berdasarkan indeks
diversitas biota perairan terutama benthos.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam laporan praktikum ini


adalah sebagai berikut:
1 Apa saja ciri-ciri dan jenis-jenis benthos ?
2 Apa yang dimaksud dengan benthos ?
3 Bagaimana metode pengambilan sampel benthos?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja ciri-ciri dan jenis-jenis benthos
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu benthos
3. Mahasiswa dapat menjelaskan metode pengambilan sampel benthos
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ciri-Ciri dan Jenis-Jenis Benthos

Menurut Sinyo dan Idris (2013), benthos hidup di


dasar perairan dan mendiami kedalaman tertentu. organisme bentos
mendiami daerah intertidal dengan kedalaman yang bervariasi. Suhu perairan
yang cocok untuk kehidupan organisme di laut yakni terutama organisme benthos
yaitu antara 27-370C. Organisme bentos umumnya memerlukan pH antara 6,5-
8,5 untuk kelangsungan hidup dan reproduksi.

Ciri dan Jenis Benthos

Menurut Nurcahyanto (2012), ciri ciri yang dimiliki oleh organisme benthos
adalah hidup pada permukaan atau di dalam substrat dasar perairan yang meliputi
organisme nabati (fitobenthos) dan organisme hewani (zoobenthos).
Benthos hidup di lingkungan yang dipengaruhi eutrofikasi, polusi, kegiatan
perikanan, dan substrat. Komposisi benthos
sangat dipengaruhi oleh karakteristik substrat. Substrat keras cenderung
didominasi oleh benthos yang hidup di permukaan, sedangkan substrat halus
didominasi oleh benthos penggali.

Menurut Wibisono (2015) dalam Nugraheni (2011), organisme benthos


dapat dibagi menjadi 3 kelompok menurut ukuran tubuhnya. Pertama
makrobenthos, organisme ini berukuran antara 0,2-2,0 mm yang hanya bisa
tertahan dalam saringan berukuran tersebut. Kedua meiobenthos, organisme ini
dapat tertahan pada sringan dengan ukuran 0,04-0,1 mm. Yang terakhir adalah
mikrobenthos yaitu organisme benthos paling kecil yang hanya dapat lolos pada
sringan berukuran kurang dari 0,04 mm.

Menurut Habeba et al. (2012) dalam Shoalihat (2015), terdapat berbagai


macam benthos, salah satunya adalah makrobenthos. Makrobenthos sangat
berperan penting dalam bioindikator dalam perairan. Beberapa jenis
makrobenthos yang sering digunakan adalah Ephemeroptera, Plecoptera dan
Trichoptera (EPT). Kelompok serangga ini sering digunakan karena sifatnya
realtif menetap atau berpindah pindah dan sering dijumpai pada perairan.
4

2.2 Pengertian Benthos

Salah satu kelompok organisme penyusun ekosistem laut adalah bentos.


Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut dengan melekatkan diri pada
substrat atau membenamkan diri di dalam sedimen. Mereka tinggal di dekat
sedimen laut lingkungan dari kolam pasang surut di sepanjang tepi pantai ke
benua rak dan kemudian turun ke kedalaman abyssal. Daerah terkaya akan jumlah
dan macam organisme pada sistem muara laut ialah daerah bentik (Hakim, 2009).

Hewan bentos relatif hidup menetap, sehingga baik digunakan sebagai


petunjuk kualitas lingkungan dimana akan diketahui seberapa besar pencemaran
yang terjadi diperairan tersebut, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk
ke habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya
perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. Dimana bentos terus
menerus terdesak oleh air yang kualitasnya berubah-ubah. Diantara hewan bentos
yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan
perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro
(Kimball, 1983).

Hewan bentos dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran tubuh yang bisa


melewati lubang saring yang dipakai untuk memisahkan hewan dari sedimennya.

Berdasarkan kategori tersebut benthos dibagi atas :


1. Makrozoobentos, kelompok hewan yang lebih besar dari 1,0 mm.
Kelompok ini adalah hewan bentos yang terbesar, jenis hewan yang
termasuk kelompok ini adalah molusca, annelida, crustaceae, beberapa
insekta air dan larva dari diptera, odonata dan lain sebagainya.
2. Mesobentos, kelompok bentos yang berukuran antara 0,1 mm -1,0 mm.
Kelompok ini adalah hewan kecil yang dapat ditemukan di pasir atau
lumpur. Hewan yang termasuk kelompok ini adalah molusca kecil, cacing
kecil, dan crustaceae kecil.
3. Mikrobentos, kelompok bentos yang berukuran lebih kecil dari 0,1 mm.
Kelompok ini merupakan hewan yang terkecil. Hewan yang termasuk ke
dalamnya adalah protozooa khususnya cilliata.(Lakitan, 1987)
5

Tubuh bentos banyak mengandung kapur. Batu-batu karang yang biasa kita
lihat di pantai merupakan sisa-sisa rumah atau kerangka bentos. Jika timbunannya
sangat banyak rumah-rumah binatang karang ini akan membentuk Gosong
Karang, yaitu dataran di pantai yang terdiri dari batu karang. Selain Gosong
Karang ada juga Atol, yaitu pulau karang yang berbentuk cincin atau bulan sabit
( Kimball, 1983).

2.3 Metode Pengambilan Sampel Benthos

Menurut Suin (2002) metode pengambilan sampel benthos dapat


dilakukan dengan :

1. Metode kolonisasi (dengan container sampel atau core sampler)


2. Metode perangkap (dengan trap sampler)
3. Metode tangkap segera (immediate sampler dengan surbur, pipa parbon,
eickman grab atau Petersen grab).

Metode pengambilan sampel benthos dapat bervariasi tergantung pada


tujuan penelitian dan kondisi lapangan. Berikut adalah beberapa metode umum
yang digunakan untuk mengambil sampel benthos:

1. Metode Ayakan (Kick Sampling):


 Ayakan dimasukkan ke dalam dasar perairan.
 Setelah beberapa saat, ayakan diangkat, dan lumpur dipisahkan dari bentos.
 Spesimen benthos yang terperangkap dalam ayakan dimasukkan ke dalam
botol.
2. Metode Jala Surber (Surber Net):
 Jala Surber digunakan untuk mengambil sampel makroinvertebrata bentos.
 Jala ini ditempatkan di dasar sungai dan digerakkan dengan cara zig-zag atau
“kick sampling.”
3. Metode Hand Sampling:
 Sampel diambil dengan tangan dari substrat alami atau buatan.
6

 Spesimen benthos yang ditemukan di substrat (seperti batu, pasir, atau lumpur)
diambil secara manual.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Ekologi Perairan tentang Pengukuran Kualitas Air
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 09 Maret 2024 pukul 09.00 – 13.00
WIB, bertempat di Pantai Pandaratan Pondok Batu
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tali
rafia, botol, kantong plastic, trisect, handphone.
3.3 Prosedur Praktikum
Sebelum praktikum dimulai, asisten menjelaskan cara
menggunakan alat-alat yang akan digunakan nantinya. Asisten juga
menjelaskan cara perhitungan analisis untuk masing-masing hasil.

Lamun :
1. Persiapkan transect yang akan digunakan untuk menghitung lamun
2. Lalu, pergi ke perairan pantai untuk menghitung jumlah lamun
menggunakan transect
3. Catatlah setiap lamun yang ditemukan sesuai kolom yang sudah
dihitung.

Gambar 3.3.1 Pencarian Lamun


8

Benthos :

1. Menyiapkan alat yang mau digunakan


2. Pergi ke perairan pantai yang sedikit dangkal
3. Cari dan ambil benthos yang ada di dasar laut
4. Lalu, kumpulkan benthos pada kantongan plastic
5. Lalu amati benthos yang di dapatkan

Gambar 3.3.2 Pencarian Benthos

Mangrove :

1. Mempersiapakan alat dan bahan yang mau digunakan.


2. Kemudian, pilihlah lokasi mangrove yang mau diteliti.
3. Lalu, kaitkan masing-masing tali pada setiap mangrove sesuai dengan
ukuran tali yang sudah ditentukan.
4. Terakhir, hitunglah mangrove yang ada pada setiap kolom tali sesuai
dengan ukuran yang sudah ditentukan .

Gambar 3.3.3 Penghitungan Mangrove


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Lamun dan Benthos :

Gambar 4.4.1 Lamun dan Benthos

Mangrove :

Untuk hasil dari perhitungan mangrove menggunakan tali rafia adalah sebagai
berikut:

1. Tali 5 meter : anakan 25, tajuk 32, pohon 4


2. Tali 3 meter : anakan 2, tajuk 2, pohon 4
3. Tali 1 meter : anakan 0, tajuk 1, pohon 1

4.2 Pembahasan

1. Pada penghitungan sampel lamun menggunakan alat transect yang terdiri


dari 4 kolom dan kami mendapatkan hasil sebagai berikut:
o Kolom A : 4 Lamun
o Kolom B : 7 Lamun
o Kolom C : 11 Lamun
o Kolom D : 8 Lamun
10

2. Pada pengambilan sampel benthos di dasar perairan pantai terdiri dari :


o Kepiting
o Bintang laut
o Kerang
o Kelomang
3. Pada penghitungan sampel mangrove menggunakan tali rafia kami
mendapatkan hasil sebagai berikut :
o Tali 5 meter : anakan 25, tajuk 32, pohon 4
o Tali 3 meter : anakan 2, tajuk 2, pohon 4
o Tali 1 meter : anakan 0, tajuk 1, pohon 1
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tubuh bentos banyak mengandung kapur. Batu-batu karang yang biasa


kita lihat di pantai merupakan sisa-sisa rumah atau kerangka bentos. Jika
timbunannya sangat banyak rumah-rumah binatang karang ini akan membentuk
Gosong Karang, yaitu dataran di pantai yang terdiri dari batu karang. Selain
Gosong Karang ada juga Atol, yaitu pulau karang yang berbentuk cincin atau
bulan sabit ( Kimball, 1983).

Menurut Sinyo dan Idris (2013), benthos hidup di


dasar perairan dan mendiami kedalaman tertentu. organisme bentos
mendiami daerah intertidal dengan kedalaman yang bervariasi. Suhu perairan
yang cocok untuk kehidupan organisme di laut yakni terutama organisme benthos
yaitu antara 27-370C. Organisme bentos umumnya memerlukan pH antara 6,5-
8,5 untuk kelangsungan hidup dan reproduksi.

Hewan bentos relatif hidup menetap, sehingga baik digunakan sebagai


petunjuk kualitas lingkungan dimana akan diketahui seberapa besar pencemaran
yang terjadi diperairan tersebut, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk
ke habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya
perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. Dimana bentos terus
menerus terdesak oleh air yang kualitasnya berubah-ubah. Diantara hewan bentos
yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan
perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro
(Kimball, 1983).

Salah satu kelompok organisme penyusun ekosistem laut adalah bentos.


Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut dengan melekatkan diri pada
substrat atau membenamkan diri di dalam sedimen. Mereka tinggal di dekat
sedimen laut lingkungan dari kolam pasang surut di sepanjang tepi pantai ke
benua rak dan kemudian turun ke kedalaman abyssal. Daerah terkaya akan jumlah
dan macam organisme pada sistem muara laut ialah daerah bentik (Hakim, 2009).
12

Menurut Habeba et al. (2012) dalam Shoalihat (2015), terdapat berbagai


macam benthos, salah satunya adalah makrobenthos. Makrobenthos sangat
berperan penting dalam bioindikator dalam perairan. Beberapa jenis
makrobenthos yang sering digunakan adalah Ephemeroptera, Plecoptera dan
Trichoptera (EPT). Kelompok serangga ini sering digunakan karena sifatnya
realtif menetap atau berpindah pindah dan sering dijumpai pada perairan.

Menurut Wibisono (2015) dalam Nugraheni (2011), organisme benthos


dapat dibagi menjadi 3 kelompok menurut ukuran tubuhnya. Pertama
makrobenthos, organisme ini berukuran antara 0,2-2,0 mm yang hanya bisa
tertahan dalam saringan berukuran tersebut. Kedua meiobenthos, organisme ini
dapat tertahan pada sringan dengan ukuran 0,04-0,1 mm. Yang terakhir adalah
mikrobenthos yaitu organisme benthos paling kecil yang hanya dapat lolos pada
sringan berukuran kurang dari 0,04 mm.

5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini yaitu marilah kita menjaga
kelestarian perairan pantai dan juga pantai itu sendiri. Karena disana juga terdapat
banyak makhluk hidup sama seperti kita.
DAFTAR PUSTAKA

Bai’un N. H., Indah, K., Yeni, M. & Sheila, Z,. (2021). Keanekaragaman
Makrozoobentos Sebagai Indikator Kondisi Perairan Di Ekosistem
Mangrove Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Program Studi Ilmu
Kelautan. Universitas Padjadjaran.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. (2018). Dokumen Rencana Program


Investasi Jangka Menengah. Makassar. Indonesia.

Barus. (2004). Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Sungai dan Danau.
Program Studi Biologi. Medan: Fakultas MIPA USU.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai