Anda di halaman 1dari 27

KEANEKARAGAMAN DAN KARAKTERISTIK UDANG GALAH

(Marcobrachium rosenbergii) di Desa TOGAFO KECAMATAN TERNATE BARAT

PRAKTEK KERJA LAPANG

NOVA MUIN
NPM : 05161911010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
LEMBARAN PERSETUJUAN

Nama Mahasiswa : NOVA MUIN

NPM : 05161911010

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas : Perikanan dan Kelautan

Judul : Keanekaragaman dan karakteristik Udang Galah (Marcrobrachium


rosenbergii) di Kelurahan Togafo

Disetujui oleh,

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rugaya H. Serosero, S.Pi., M.Si Yuyun Abubakar, S.Pi.,M.Si.


NIP. 197408012002122001 NIP. 198301012009122002

Mengetahui,
Koordinator Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan

Adi Noman Susanto, S.Pi., M.Si


NIP. 198002122005011002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat hidayah dan
Ridho-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek kerja lapang dengan judul
Keanekaragaman Dan Karakteristik Udang Galah (Marcobrachium Rosenbergii) Di Kelurahan
Togafo Kecamatan Ternate Barat dan .Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: Ibu Dr
Rugaya H. Sero Sero SP. M.Si sebagai pembimbing 1 dan pembimbing 2 saya ibu Yuyun
Abubakar, S.Pi.,M.Si.Yang telah meluangkan waktu untuk pembimbingan penulisan Praktek
Kerja Lapang dan Bapak Adi Noman Susanto S.Pi.M.Si selaku ketua program studi Manajemen
Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Kahirun.

Penulis menyadari bahwa Praktek Kerja Lapang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaannya.

Ternate, 15 julis
2022
Penulis

NOVA MUIN

ii
RINGKASAN

NOVA MUIN. 05161911010.Keanakragaman dan Karakteristik udang Galah (Makrobrachium


rosenbergii). Dibimbing oleh RUGAYA H. SEROSERO dan YUYUN ABUBAKAR.

Daerah aliran sungai yang terletak di kelurahan Togafo Kecamatan Ternate Barat
merupakan salah satu tempat habitat alami udang galah (Marcobrachium rosenbergii). Namun di
daerah tersebut ada penangkapan yang sering terjadi yang tidak ramah lingkungan dengan
mengunakan potas sehingga habitat tersebut sangat terganggu perkembanganyaa, padahal sungai
ini mampu memproduksi udang galah secara alami dengan baik, hal ini terlihat pada aktivitas
saat penangkapan yang terjadi di sungai kelurahan togafo. Udang galah(Marcobrachium
rosenberggi) merupakan salah satu udang air tawar yang memiliki nilai ekonomis penting dan
banyak diminati karena cita rasanya. Tingginya permintaan komoditas udang galah
dipasaran,ternyata belum mampu dipenuhi dari kegiatan budidaya sehingga masih sangat
bergantung dari hasil tangkapan alam. Udang galah di kenal sebagai Giant Freshwater prawn
yang memiliki ukuran sangat besar dibandingkan dengan jenis udang air tawar lainnya.
Budidaya udang galah mengalami perkembangan cukup pesat, khususnya pada sektor
pembesaran.Mempunyai karaktersistik morfologi tubuh yang beruas- ruas sebanyak 5 ruas yang
masing-masing dilengkapi sepasang kaki renang, kulit keras dari chitin, pleura kedua menutupi
pleura pertama dan ketiga.cephalotorax dibungkus oleh karapas, rostrum dengan gigi atas
sejumlah 11-15 buah dan gigi bawah 8-14 buah. Kaki jalan kedua pada udang dewasa tumbuh
sangat panjang dan besar, panjangnya biasa mencapai 1,5 kali panjang badan, sedang pada udang
betina pertumbuhannya tidak begitu mencolok. Udang galah yang termasuk ke dalam marga
makrobrachium adalah jenis udang yang hidup di perairan tawar yang merupakan udang asli di
perairan indonesia. Selain di indonesia udang yang berjulukan baby lobster ini juga sering
ditemukan di beberapa negara Asia Tengara, terutama Malaysia.

Kata kunci :Togafo, morfologi, habitat, udang galah.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBARAN PERSETUJUAN..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
RINGKASAN................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
DAFTAR TABL.............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................
1. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1. 1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1. 2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3. Tujuan ……………………………………………………………………….. 2
1.4. Manfaat............................................................................................................. 2
2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................ 3
2.1. Parameter Kualitas air……………………………………………………… 3
2.1. Morfologi dan Klasifikasi Udang galah........................................................... 4
2.3. Makanan dan Reprduksi Udang Galah............................................................ 5
2.4. Habitat dan penyebaran ................................................................................... 6
3. METODE PENELITIAN....................................................................................... 7
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................ 7
3.2. Alat dan Bahan................................................................................................... 8
3.3. Metode Pengambilan Data................................................................................. 9
3.4.Metode Analisis Data.......................................................................................... 10
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 13
4. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................................. 13
4. 2. Kisaran Hasil Tangkapan Udang Galah........................................................... 14
4.3. Hubungan Panjang Berat Udang Galah............................................................ 15
4.4. Parameter Lingkungan ..................................................................................... 16
5. PENUTUP ................................................................................................................. 17
5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 17
5.2. Saran................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 18

iv
DAFTAR TABEL

TABEL

1. Alat dan bahan...................................................................................................... 5


2. Kisaran ukuran panjang dan berat......................................................................... 8
3. Hasil pengukuran faktor lingkungan..................................................................... 9

v
DAFTAR GAMBAR

1. Peta Lokasi Penelitian....................................................................... 4


2. Morfologi Udang Galah ................................................................... 5
3. Perbandingan jantan dan betina ....................................................... 2
4. Pengukuran panjang dan berat ………………………………..…... 3
5. Hubungan panjang berat udang betina.............................................. 4
6. Hubungan panjang berat udang jantan ............................................. 5
7. Hubungan panjang berat gabungan jantan dan betina…………...... 11

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi Kegiatan praktek…………………....................................... 30

vii
0
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sungai merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang digunakan sebagai
tempat tinggal dari berbagai organisme sebagai habitatnya.(Vannote et al, 1980). Kualitas air
sungai di daerah hulu sangat berpengaruh pada aliran sungai daerah hilir. Apabila daerah hulu
kualitas air buruk maka dapat dipastikan kondisi air di daerah hilir akan lebih buruk. Salah
satu cara menilai kualitas air sungai adalah dengan melihat keberadaan makroinvertebrata
yang hidup di daerah sungai tersebut (Panjaitan et al,. 2011).
Udang galah (Marcobrachium rosenbergii) merupakan salah satu udang air tawar yang
memiliki nilai ekonomis penting dan banyak diminati karena cita rasanya. Tingginya
permintaan komoditas udang galah dipasaran ternyata belum mampu dipenuhi dari kegiatan
budidaya sehingga masih sangat bergantung dari hasil tangkapan alam.
Inrianti.et.al, (2016) dalam (Putu, 2021) udang galah (Marcobrachium rosenbergii)
merupakan salah satu komoditas udang air tawar yang unggul untuk dibudidaya. Udang
galah di kenal sebagai Giant Freshwater prawn yang memiliki ukuran sangat besar
dibandingkan dengan jenis udang air tawar lainnya. Budidaya udang galah mengalami
perkembangan cukup pesat, khususnya pada sektor pembesaran.
Daerah aliran sungai yang terletak di kelurahan Togafo Kecamatan Ternate Barat
merupakan salah satu tempat habitat alami udang galah (Marcobrachium rosenbergii).
Namun di daerah tersebut ada penangkapan yang sering terjadi yang tidak ramah lingkungan
dengan mengunakan potas sehingga habitat tersebut sangat terganggu perkembanganyaa,
padahal sungai ini mampu memproduksi udang galah secara alami dengan baik, hal ini
terlihat pada aktivitas saat penangkapan yang terjadi di sungai kelurahan togafo.
Hal inilah yang melatar belakangi penelitian, sehingga penelitian ini dapat mecari
informasi tentang keberadaan atau kondisi udang yang ada di sungai togafo, dengan tujuan
tersebut supaya pelestarian dan pengelolaan udang galah agar keberadaannya tetap
mengembangkan pembenihan udang secara terus menerus, maka penelitian tersebut harus
menyediakan data atau informasi tentang hubungan panjang dan berat udang galah dan
beberapa parameter lingkungan yang berperan di sungai Togafo kecamatan Ternate Barat
harus di ukur.

1
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang belakang yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Hubungan Panjang dan berat udang galah (Marcobrachium Rosenbergii)
di Kelurahan Togafo Kecamatan Ternate barat?
2. Bagaimana karakteristik udang galah (Marcobrachium Rosenbergii) yang ada di
kelurahan Togafo Kecamatan Ternate Barat?

1.3. Tujuan PKL


1. Mengetahui Hubungan Panjang Berat udang galah (Marcobrachium Rosenbergii) pada
daerah aliran sungai (DAS) di Kelurahan Togafo Kecamatan Ternate Barat ?
2.Mengetahui Karakteristik udang galah (Marcobrachium Rosenbergii) di Kelurahan
Togafo Kecamatan Ternate Barat

1.4 Manfaat PKL


Manfaat PKL adalah diharapkan dapat Memperoleh informasi tentang hubungan panjang
berat dan Karakteristik udang galah (Marcobrachium Rosenbergii) terdapat di Kelurahan
Togafo Kecamatan Kota Ternate Barat Kota Ternate.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Parameter Kualitas air


2.1.1 Suhu
Suhu air adalah sifat fisik yang menyatakan seberapa panas atau dinginnya sutu zat.
Karena panas dan dingin keduanya merupakan istilah yang berubah-ubah, suhu selanjutnya
dapat didefinisikan sebagai pengukuran energi panas rata-rata suatu zat( Al-Mutairi et al.,
2014).
Kisaran nilai suhu alami berdasarkan baku mutu untuk biota laut berkisar 28°C sampai
dengan 32°C (PP No. 22, 2021). Beberapa organisme, terutama tumbuhan air tumbuh subur
di suhu yang lebih hangat, sementara beberapa ikan seperti trout atau salmon lebih menyukai
aliran air yang lebih dingin. Fluktuasi suhu juga dapat mempengaruhi perilaku organisme air,
seperti pindah ke perairan yang lebih hangat atau lebih dingin (Garizi et al., 2011).

2.1.2. pH
pH adalah ukuran ion hidrogen atau keasaman di dalam air. Air memiliki ion hidrogen
dan ion hidroksil. Ketika ada yang setara jumlah keduanya, air bersifat netral. Ketika ion
hidrogen meningkat, air menjadi lebih asam dan dengan meningkatnya ion hidroksil, maka
air menjadi lebih basa. pH diukur pada skala logaritmik 0–14: 7 netral; di bawah 7 bersifat
asam; di atas 7 adalah basa. Normalnya, organisme akuatik memiliki kisaran toleransi pH
yang sempit yaitu 6,5–8,5. Hujan asam dan operasi penambangan dapat menurunkan pH
badan air (Deng et al., 2013).
2.1.3. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut adalah oksigen yang ada dalam air yang digunakan oleh organisme
perairan. Oksigen masuk ke air dari udara melalui hujan, turbulensi dan melalui proses
fotosintesis tumbuhan perairan. Organisme menyerap oksigen melalui seperti insang atau
kulit mereka. Perairan dengan oksigen terlarut lebih tinggi memiliki ekosistem yang
umumnya lebih beragam dan stabil. Oksigen terlarut diukur dalam bagian per juta (ppm) atau
miligram per liter (mg/l). Selain menunjukkan tingkat polusi, oksigen dalam air dibutuhkan
oleh fauna air untuk bertahan hidup. Dalam kondisi tidak ada atau ketersediaan oksigen
rendah, ikan dan organisme lain akan mati (Tahira, 2019).

2.2 Klasifikasi dan Morfologi Udang Galah (Marcobrachium rosenbergii)

3
2.2.1 Klasifikasi Udang Galah(Marcobrachium rosenbergii)
Klasifikasi udang galah menurut hadie (2004) dalam (Muhammad, 2016) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Subfilum : Mandibulata
Sub kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Subordo : Natantiam
Famili : Palaemonidae
Genus : Marcobracium
Spesies : Marcobrachium rosenbergii
2.2.2. Morfologi Udang Galah( Marcobrachium rosenbergii)
Udang galah (Marcobrachium rosenbergii) mempunyai karaktersistik morfologi
tubuh yang beruas- ruas sebanyak 5 ruas yang masing-masing dilengkapi sepasang kaki
renang, kulit keras dari chitin, pleura kedua menutupi pleura pertama dan ketiga.cephalotorax
dibungkus oleh karapas, rostrum dengan gigi atas sejumlah 11-15 buah dan gigi bawah 8-14
buah. Kaki jalan kedua pada udang dewasa tumbuh sangat panjang dan besar, panjangnya
biasa mencapai 1,5 kali panjang badan, sedang pada udang betina pertumbuhannya tidak
begitu mencolok (Mirzafahlevi, 2021).
Badan udang galah di bagi menjadi tiga bagian yaitu kapala dan dada
(cephalothorax), badan (abdomen) serta ekor (uropoda). Cephalothorax adalah gabungan dari
dada dan kepala udang, bagian ini dibungkus oleh kulit keras yang disebut dengan kerapas
atau cangkang. Bagian depan udang galah terdapat sebuah tonjolan krapas yang
bergigi(rostrum). Rostrum fungsinya untuk mengidentifikasu jenis udang galah, caranya
dengan membedakan jumlah gerigi yang terdapat pada rostrum (kepala pusat penyuluhan
kelautan dan perikanan, 2011).

kepala

4
Kaki
ekor (uropoda)

Gambar 1. Morfologi Udang Galah

Untuk membedakan antara udang jantan dan betina menunjukkan beberapa ciri
yang dapat digunakan antara lain bentuk badan, letak alat kelamin dan bentuk serta ukuran
dari pasangan kaki jalan kedua. Bentuk badan udang jantan dibagian perut lebih ramping dan
ukura pleuron lebih pendek. Sedangkan udang betina bagian perutnya tumbuh melebar dan
pleuron agak memanjang. Letak alat kelamin udang jantan terdapat pada basis pasangan kaki
jalan kelima. Sedangkan pada udang betina alat kelamin terletak pada basis pasangan kaki
jalan ketiga.

Gambar 2. Perbandingan jantan dan betina


Ciri khusus udang galah ini memiliki perbandingan dengan udang lainnya, yakni
kedua tumbuh dominan. Cephalothorax terbentuk dari kitin(chitine) atau kalsium sehingga
berfungsi untuk melindungi tubuh udang dari serangan musuh-musuhnya. Kecuali setelah
ganti kulit(mouthing), keadaanya akan berubah menjadi lembek (Sarifin dkk, 2014).

5
2.3 Makanan dan Reproduksi Udang Galah
2.3.2 Makanan Udang Galah
Udang galah merupakan hewan omnivora atau hewan pemakan bahan hewani maupun
bahan nabati. Bahan hewani yang di makan udang galah disini termasuk cacing air, larva
insekta (serangga air), Mollusca (kerang-kerangan), dan lain-lain. Bahan nabati yang di
makan udang galah antara lain alga benang, jaringan-jaringan tanaman , dan detritus. Larva
udang tidak memerlukan makanan dari luar, karena makanan masih tersedia di dalam
kantong kuning, persediaan pakan akan habis setelah larva umur 2 hari (Muhammad Sobirin,
2016).
2.3.3 Reproduksi Udang Galah
Udang galah merupakan udang air tawar, namun dalam siklus hidupnya udang galah
menepati dua habitat, udang galah dewasa hidup di perairan tawar, kemudian udang jantan
dan betina melakukan kopulasi. Telur dikeluarkan dari tubuh udang betina dan terjadi
fertilisasi. Telur kemudian di letakan di abdomen udang betina dan embrio dalam telur
berkembang. Pada waktu embrio sudah berkembang induk udang betina beruaya ke area
mangrove atau estuari untuk melepaskan telurnya (spawning). Setalah pelepasan telur induk
udang akan kembali ke perairan tawar sementara larva berkembang di estuari hingga
mencapai tahap juvenil kemudian kembali ke air tawar (Riska dkk, 2020).
2.4 Habitat dan penyebaran udang galah
Udang galah yang termasuk ke dalam marga makrobrachium adalah jenis udang yang
hidup di perairan tawar yang merupakan udang asli di perairan indonesia. Selain di indonesia
udang yang berjulukan baby lobster ini juga sering ditemukan di beberapa negara Asia
Tengara, terutama Malaysia. Secara alami daerah penyebarannya termasuk pada kawasan
pasifik hingga ke Timur Afrika (Hadie, 2002 dalam Elisa, 2020).
Siklus hidup udang apabila larva yang baru menetas itu menemukan lingkungan hidup
yang cocok, maka larva akan tumbuh menjadi pascalarva. Untuk mencapai tingkatan
pascalarva, larva tersebut harus melalui 11 tahap perkembangan larva. Pada setiap tahap
terjadi pergantian kulit yang diikuti dengan perubahan struktur morfologinya. Setelah tahap
juvenile dicapai, udang galah mulai memerlukan lingkungan air tawar sampai udang tersebut
dewasa.

6
3. METODE PRAKTEK KERJA LAPANG
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi penelitian praktek kerja lapang dilakukan di Kelurahan Togafo Kecamatan
Ternate Barat, Provinsi Maluku Utara dilakukan pada hari minggu dilaksanakan pada Bulan
Juni hingga juli 2022 yang bertempat di aliran sungai kelurahan Togafo pada pukul12:00
siang sampai 16:25 sore. Lokasi secara geografis ditampilkan pada gambar 3.

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian

7
3.2 Alat Dan Bahan
Adapun Alat dan bahan yang digunkan dalam praktek kerja lapang di Kelurahan
Togafo ada di lihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan dalam Praktek Keja Lapang
NO Alat dan Bahan Kegunaanya
1. Kamera Untuk mendokumentasi
2. Alat alat tulis Untuk mencatat data
3. Thermometer Untuk mengukur suhu
4. pH meter Untuk mengukur derajat keasaman
5. Do meter Untuk mengukur oksigen terlarut
6. Ember Untuk menaruh sampel yang telah di temukan
7. Plastik Sampel Untuk menyimpan sampel sesuai stasiun
8. Timbangan analitik Untuk mengukur berat sampel
9 Mistar Untuk mengukur panjang sampel
10 Udang galah Sampel penelitian

3.3. Metode Pengambilan Data


3.3.1 Teknik penangkapan udang
Udang galah (Marcobrachium rosenbergii) di tangkap menggunakan tangan dengan cara
mengeringkan air sehingga udang tersebut bisa keluar agar untuk mudah di tangkap dan
juga mengunakan alat tangkap saringan dengan ukuran mesh size 3 inc sebagai alat bantu
penangkapan. saring di tebar pada aliran air di kelurahan togafo pada 2 stasiun. Stasiun 1
berada pada bagian tengah aliran air di ujung kelurahan togafo dan stasiun 2 berada pada
bagian tengah aliran air di perkebunan warga. Penangkapan dilakukan pada siang hari pukul
12:00.

8
3.3.2 Teknik Pengukuran Udang
Sampel udang dari hasil tangkapan dimasukan ke wadah plastik berdasarkan stasiun
pengamatan, udang diidentifikasi dan dipisahkan antara jantan dan betina, kemudian udang di
ukur panjang total dan berat tubuh. Panjang udang di ukur menggunakan mistar dengan
ketelitian 0,1 cm dan berat ditimbang dengan timbangan analitik ketelitian 0,5 mg.

Gambar 4. Pengkuran panjang dan berat


3.4 Metode analisis Data
Data hasil pengukuran panjang total dan berat tubuh selanjutnya dilakukan analisis distribusi
frekuensi dengan mengikuti pedoman (Hasan, 2002) sebagai berikut:
─ Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar
─ Menentukan jangkauan (range) dari data dengan menggunakan rumus :

Jangkauan = data terbesar – data terkecil

Menentukan banyaknya kelas (k) dengan rumus sturgess :


K = 1+ 3,3 Log n
Keterangan :
K = Banyaknya kelas
n = Banyaknya data
Menentukan panjang interval kelas(i) dengan rumus sebagai berikut :
Jangkauan(R)
Panjang interval kelas (i) =
Banyaknya kelas(K )

9
Selanjutnya data pengukuran panjang Untuk menganalisis hubungan panjang total dan
berat tubuh Udang Galah digunakan formula yang dikemukakan oleh Effendi dalam Prano,
(2019) Analisis hubungan panjang berat dihitung dengan rumus:
Keterangan :
W = Berat tubuh(g)
L = Panjang total udang sampel (mm)
a = Konstanta (intercept)
b = Eksponen (slope)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Dekripsi Lokasi Praktek Kerja lapang


Kelurahan togafo merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Provinsi Maluku
Utara , Kecamatan Terate barat secara geografis stasiun 1 terletak pada kordinat 0⁰48’29.8”N
sebelah Utara berada pada Ujung kelurahan Togafo, perbatasan kelurahan Ave Taduma. Dan
stasiun 2 terletak pada kordinat 0⁰49’06.0”N sebelah timur berada pada bagian tengah aliran
air di perkebunan warga.
4.2. Kisaran Hasil Tangkapan Udang Galah

Hasil tangkapan udang galah di Kelurahan Togafo adalah 32 ekor, pada Stasiun 1
sebanyak 24 ekor diantaranya jantan sebanyak 14 ekor dan betina sebanyak 10 ekor. Dari
hasil tangkapan tersebut ada 2 ekor udang yang mengalami proses pergantian kulit (molting).
Udang yang molting memiliki jenis kelamin jantan dengan ukuran panjang 9 cm dan 9,9 cm,
dan berat 0,011 mg dan 0,012 mg. Pada stasiun 2 ditemukan 8 ekor udang yang terdiri atas
udang jantan 5 ekor dan betina sebanyak 3 ekor. Data hasil pengukuran panjang total dan berat
tubuh selanjutnya dilakukan analisis distribusi frekuensi dengan mengikuti pedoman Hasan (2002)
dan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. kisaran ukuran panjang dan berat udang galah hasil tangkapan.
No Kisaran Panjang Frekuensi No Kisaran berat Frekuensi
1 5,9 - 6,7 2 1 0,002 - 0,006 7
2 6,8 - 7,6 8 2 0,007 - 0,011 15
3 7,7 - 8,5 10 3 0,012 - 0,016 5
4 8,6 - 9,4 5 4 0,017 - 0,021 1
5 9,5 - 10,3 5 5 0,022 - 0,026 3
6 10,4 - 11,2 2 6 0,027 - 0,031 1
JUMLAH 32 JUMLAH 32

4.3. Hubungan panjang dan berat udang galah

10
Hasil perhitungan hubungaan panjang dan berat udang galah betina di Kelurahan Togafo
(Gambar 1) diperoleh nilai (r²) 0,9264 W=0,002.xL2,9278, artinya pertambahan panjang lebih
cepat daripada beratnya udang betina . sehingga dapat digolongkan bahwa udang galah betina
di kelurahan togafo digolongkan dalam pertambahan panjang lebih dominan dibandingkan
pertambahan berat . Menurut isnu (2021) pada udang betina yang terdapat pada sungai
perairan desa Salimbatu Kabupaten Bulungan Kelimantan Utara udang betina memiliki
kisaran panjang 13, 5 cm sampai 37 cm dan kisaran berat 14,6 sampai 68,2 gram, diperoleh
nilai (r²) = 0.1092. hasil tersebut menunjukan bahwa petumbuhan panjang lebih cepat dari
pada pertambahan beratnya.

0.03

0.025
f(x) = 2.04502625407436E-05 x^2.92776284337025
berat bobot ekor(mg)

0.02 R² = 0.940061473999706

0.015

0.01

0.005

0
6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5
panjang karapas(cm)

Gambar 5. Hubungan panjang berat udang betina

Hasil perhitungan hubungaan panjang dan berat udang galah jantan di Kelurahan Togafo
(Gambar 2) diperoleh nilai (r²) = 0,9264 W=0,002.xL4,000. Hubungan ini menunjukkan bentuk
tubuh udang galah yang pertambahan panjang lebih dominan dibandingkan pertambahan
berat udang galah.

11
0.03

0.025
f(x) = 2.04365363175061E-06 x^4.00040136536131
berat bobot ekor (mg)

0.02 R² = 0.926379122173226

0.015

0.01

0.005

0
5 6 7 8 9 10 11
panjang karapas(cm)

Gambar 6. Hubungan panjang berat udang jantan

Hasil perhitungan hubungaan panjang dan berat gabungan udang galah jantan dan betina
(Gambar 3) diperoleh nilai (r²) =0,9092. W= 0,003xL3,591. Hubungan ini menunjukkan bentuk tubuh
udang galah yang pertambahan panjang lebih dominan dibandingkan pertambahan berat udang galah

0.03

0.025 f(x) = 4.93212417255012E-06 x^3.59185605734051


R² = 0.909151700270972
berat badan(gram)

0.02

0.015

0.01

0.005

0
5 6 7 8 9 10 11 12
panjang karapas (cm)

Gambar 7. Hubungan panjang berat udang jantan

4.4. Parameter Lingkungan

Kualitas air merupakan faktor penting secara langsung terhadap pertumbuhan udang
galah, parameter lingkungan yang diukur pada saat penelitian ada beberapa parameter

12
diantaranya suhu, pH dan DO dari standar baku mutu air berdasarkan PP. RI.NO 82 Tahun
2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendaliaan pencemaran. Hasil pengukuran
faktor fisik- kimia perairan di kelurahan togafo kecamatan ternate barat Provinsi Maluku
Utara pada setiap staisun dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil pengukuran parameter lingkungan Kelurahan Togafo.


No Parameter Satuan Stasiun 1 Stasiun Baku
2 mutu
A Parameter fisika
1. Suhu ⁰C 26,0 25,0 28-32
B Parameter kimia
2. Ph - 6 7 6-9
3. DO Mg/L 1,6 0,5 0,5
Sumber pengukuran institu,(2020)

4.4.1 Suhu
Suhu di lokasi penelitian berkisar antara 25,0-26,0 ⁰C. Suhu terendah terdapat pada
stasiun 2 sebesar 25,0⁰C, sedangkan suhu tertinggi terdapat pada stasiun 1 sebesar 26,0 ⁰C.
Dilihat dari hasil nya suhu berada di bawah standar baku mutu, tingginya stasiun 1 ini
dikarenakan stasiun tersebut sangat terbuka dan lebih tinggi sehingga cahaya panas matahari
pun langsung turun ke badan air tanpa perantara apapun mempengaruhi suhu perairan.
Adapun menurut Spotts, (2001) dalam Isnu, 2022 menyatakan bahwa suhu optimal untuk
mendukung udang galah tumbuh dan berkembang berkisar antara 26-30%. Diduga perubahan
suhu

4.4.2 pH
pH di lokasi penelitian tersebut berkisar antara 6-7. pH terendah berada pada stasiun 1
yaitu sebesar 6 sedangkan pH yang paling tertinggi terdapat pada stasiun 2 sebesar 7. Kisahan
pH tersebut pada kedua stasiun masih terbilang wajar dan mendukung bagi kehidupan udang
yang ada di dalam perairan. Menurut New (2002) dalam Nuraislah dkk, 2016 menyatakan
bahwa pH optimum untuk udang air tawar yaitu berkisar antara 6,5 sampai 8,5. Dari hasil
pengukuran pH pada lokasi tersebut masih dapat mendukung aktivitas kehidupan udang yang
ada di aliran sungai Kelurahan Togafo.

4.4.3 DO
DO di lokasi penelitian tersebut berkisar 0,5-1,6 mg/L.DO terendah terdapat pada
stasiun 2 yaitu sebesar 0,5 mg/L sedangkan DO yang paling tinggi terdapat pada stasiun 1
sebesar 1,6 mg/L. Menurut Hadie et al (1985) dalam kisworo dkk 2015) menyatakan bahwa

13
kandungan oksigen terlarut (DO) optimum 4-8 mg/L, DO dapat dihasilkan dari proses
fotosintesis Phytoplankton pada siang hari dan dari pengunaan kencir air serta aerator malam
hari, maka semakin rendah maka DO dipengaruhi Suhu ph dan dan bahan organik, Maka dari
hasil penelitian tersebut masih mendukung pertumbuhan udang galah di aliran sungai
Kelurahan Togafo.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan.

1. Dari hasil penelitian di kelurahan togafo pada stasiun 1 dan 2 terdapat 1 jenis Udang
yaitu udang galah (Macrobrachium rosenbergii sebanyak 32 ekor yang terdiri atas
udang jantan sebanyak 19 ekor dan betina sebanyak 8 ekor.

2. Ukuran hasil tangkapan stasiun 1 terdapat udang memiliki panjang 5,9 sampai 11 cm
dan berat bobot berkisar antara 0,002-0,028 mg, dan ada 2 ekor udang yang
mengalami proses pergantian kulit (Molting) dengan jenis kelamin jantan dengan
ukuran panjang 9 sampai 9,9 cm, dan berat diantaranya 0,011 sampai 0,012 mg.
Sedangkan stasiun 2 memiliki 8 ekor udang diantaranya jantan sebanyak 5 ekor dan
betina sebanyak 3 ekor dari stasiun 1 terdapat udang memiliki panjang 5,9 sampai 11
cm dan berat bobot berkisar antara 0,002-0,028 mg.

3. Hubungan panjang dan berat udang galah jantan dan betina di kelurahan togafo adalah
dimana pertumbuhan panjang lebih besar daripada pertumbuhan berat udang.

5.2 Saran.

14
Diharapkan dalam penelitian ini agar bisa dapat lebih lanjut lagi dalam mengukur pola
pertumbuhan udang galah (Macrobachium rosenbergii).

DAFTAR PUSTAKA

Mohammad, S.(2016).Pengaruh Penambahan Cod Liver Oil (CLO) Pada Pakan Komersial
Terhadap Laju Pertumbuhan, Rasio Konversi Pakan Dan Efisiensi Pakan
Udang Galah (Marcobrachium rosenbergii).Skripsi 50 Hal.
Putu, d. Sang, A. (2021). Struktur komunitas perifition pada berbagai jenis substrat di kolam
udang galah (Marcobrachium rosenberggi de Man. Jurna
warmadewa.26(2):134-143.
Yoga, I., Wardiyanto.,& Tarsim. (2016). Kelangsungan hidup dan perkembangan larva udang
Galah (Marcobrachium rosenbergii) asahan pada salinitas berbeda.Jurnal
Rekayasa dan teknologi budidaya periran. Vol.5: 582-586.
Riska, D.(2020). Distribusi udang galah ( marcobrachium rosenbrgii) pada ekosistem
mangrove Desa rawa mekar jaya kecamatan sungai apit kabupaten siak
provinsi riau. Jurnal perikanan. Hal 15
Sarifin,. Kesit T W,. Rohama dan S.R Roselia. 2014. Untung 100% Dari budidaya udang
galah. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. hal.3-64.
Elisa, H. (2020). Rasio jenis kelamin udang galah (Marcrobrachium rosenbregii) De
Bapak,1879) di perairan sungai barumun kabupaten labuha batu selatan.
Jurnal konservasi hayati.16(2): 85-91.
Kepala penyuluhan kelautan dan perikanan. (2011). Airlanga University Press Surabaya.Hal
16-17.
Mirzafahlevi, M. (2021). Keragaman udang di wilayah sungai pasang surut. Jurnal
bioma.3(2):1-12
Isnu, J. (2021). Studi pertumbuhan hubungan panjang berat dan faktor kondisi udang
galah(macrobrchium rosenberggi yang berasal dari perairan desa salimbatu
kabupatn bulungan kalimantan utara. Skripsi 50 Hal.

15
Panjaitan., et al. 2011. Pemantauan Kualitas Air Di Bagian Hulu Sungai Cisadane Dengan
Indikator Makroinvertebrata. Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa. 1
(1). 58-72
Garizi, A. Z., Sheikh, V., & Sadoddin, A. 2011. Assessment of seasonal variations of
chemical characteristics in surface water using multivariate statistical
methods. International Journal of Environmental Science & Technology. 8(3):
581-592.
Deng, J., Shao, Y., Gao, N., Deng, Y., Zhou, S., & Hu, X. 2013. Thermally activated
persulfate (TAP) oxidation of antiepileptic drug carbamazepine in
water. Chemical Engineering Journal. 228(1): 765-771
Tahira, S., Khan, S., Samrana, S., Shahi, L., Ali, I., Murad, W., & Azizullah, A. 2019. Bio-
assessment and remediation of arsenic (arsenite As-III) in water by Euglena
gracilis. Journal of Applied Phycology. 31(1): 423-433.
Kisworo, Y. dan Mukhlisah. 2015. Perfoma Stock Prental udang galah dari muara sungai
barito, kintap dan pagatan sebagi tetua pada sistem seleksi induk unggul lokal.
Ziaraa’ah. Jurnal Iimu perikanan dan Budidaya Perairan.13(1): 25-30.
Prano J. Wiratama, (2019) Aspek Biologi Reproduksi Udang Air Tawar (Macrobrachium
Mammilodactylus) Di Embung Terminal Akap Kecamatan Payung Sekaki
Kota Pekan baru. Jurnal perikanan dan kelautan. 3(2): 1-15.

LAMPIRAN

Lokasi penelitian

16
Pengukuran panjang berat

17
18

Anda mungkin juga menyukai