USULAN RISET
Diajukan untuk Menempuh Seminar Usulan Riset
2019
i
JUDUL : STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
NELAYAN (Studi Kasus di Kecamatan Pangandaran,
Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat)
NPM : 230110160067
Menyetujui:
Dr. Asep Agus Handaka, S.Pi.,MT Dr. Yudi Nurul Ihsan S.Pi.M.Si
NIP. 19710817 200604 1 002 NIP. 19751201 200604 1 002
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan proposal usulan riset yang berjudul “Strategi Kebijakan Pemerintah
Daerah dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Nelayan (Studi Kasus di
Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat)” dapat
diselesaikan. Atas bimbingan, motivasi, dukungan, dan doa yang telah diberikan,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Asep Agus Handaka Suryana S.Pi., M.T., selaku ketua komisi pembimbing
dan selaku Ketua Program Studi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran yang telah memberikan dukungan dan
membimbing untuk kelancaran penulisan proposal.
2. Dr. Ir. Eddy Afrianto, M.Si.. selaku dosen wali dan anggota komisi
pembimbing yang telah memberikan dukungan dan membimbing untuk
kelancaran penulisan proposal.
3. Dr. Achmad Rizal, S.Pi., M.Si. selaku dosen penelaah yang telah memberikan
saran dan koreksi dalam penulisan proposal.
4. Dr. sc. agr Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si, selaku dekan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
5. Kedua orang tua, Ayahanda Dr. Etep Rohana, MM.Pd. dan Ibunda Dra.
Nurlaila serta Adik tercinta Muhammad Fikri Naufal Hadziq yang senantiasa
selalu memberikan do’a, dukungan materi dan moril serta semangat kepada
penulis sehingga penyusunan proposal selesai dengan lancar.
6. Billy Herdiansyah yang selalu menemani, memberikan doa, semangat,
masukan dan motivasi dalam penyusunan proposal.
7. Aisyah, Alifia, Annisa, Delinda, Mikha, Putri dan Vinesca sebagai sahabat
yang terus memberikan doa, masukan dan semangat dalam penyusunan
propopsal.
iii
8. Keluarga Besar Perikanan A 2016 yang sama sama berjuang serta saling
memberikan doa dan semangat selama masa perkuliahan dan proses
penyusunan proposal.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga amal dan kebaikannya mendapat balasan yang setimpal dari
Allah SWT.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih ada
kekurangannya, meskipun demikian penulis berharap semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
iv
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................
........................................................ Error! Bookmark not defined.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 9
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................... 11
1.3 Tujuan Riset ........................................................................... 11
1.4 Kegunaan Riset ...................................................................... 11
1.5 Pendekatan Masalah .............................................................. 11
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Potensi Perikanan Tangkap .................................................... 13
2.2 Perencanaan Pembangunan Perikanan Tangkap .................... 15
2.2.1 Strategi Pembangunan Perikanan Tangkap ........................... 15
2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ................... 16
2.2.3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ............... 18
2.2.4 Rencana Strategis ...................................................................
Error! Bookmark not defined.
2.2.5 Rencana Kerja Pembangunan Daerah ....................................
Error! Bookmark not defined.
2.2.6 Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ....................
Error! Bookmark not defined.
2.3 Kebijakan Pembangunan Perikanan Tangkap ....................... 21
2.3.1 Pembangunan Perikanan Tangkap ......................................... 22
2.3.2 Faktor Penghambat dan Pendukung Impelementasi Kebijakan
Pemerintah Daerah.............................................................................
Error! Bookmark not defined.
2.4 Kondisi Perikanan Tangkap ................................................... 23
2.4.1 Nelayan .................................................................................. 23
2.4.2 Sarana dan Prasarana .............................................................
Error! Bookmark not defined.
2.5 Tingkat Kesejahteraan Sosial Nelayan ..................................
Error! Bookmark not defined.
2.5.1 Definisi Umum ......................................................................
Error! Bookmark not defined.
2.5.2 Kondisi Kesejahteraan Sosial Nelayan ..................................
Error! Bookmark not defined.
v
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 25
3.2 Metode Penelitian .................................................................. 25
3.3 Sumber dan Jenis Data ........................................................... 28
3.4 Metode Pengambilan Data .....................................................
Error! Bookmark not defined.
3.5 Analisis Data .......................................................................... 30
3.5.1 Soft System Methodology (SSM) ..........................................
Error! Bookmark not defined.
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
9
efisien untuk memperbaiki proses pigmentasi pada ikan komet. Dewasa ini terdapat
lebih dari 800 jenis karotenoid yang telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari
berbagai sumber termasuk hewan dan tanaman. Akan tetapi tidak semua sumber dan
jenis karotenoid ini dapat diserap dan berpengaruh terhadap tingkat kecerahan maupun
warna pada ikan, baik yang diperoleh dari bahan sintetis maupun yang bersumber dari
karotenoid alami.
Sumber karatenoid dapat dihasikan dari buah- buahan, sayur-sayuran dan
hewani. Bahan-bahan yang dipilih untuk dijadikan sebagai bahan pewarna pada pakan
ikan harus mudah didapat dan ketersediaannya melimpah. Ketersediaan buah naga di
berbagai daerah untuk saat ini cukup melimpah dan mudah didapatkan di pasar buah
maupun penjualan buah di jalanan, namun harganya relatif mahal dan kulitnya tidak
dikonsumsi oleh manusia sehingga menghasilkan buangan limbah organik. Kulit dari
buah naga ini ternyata belum banyak diketahui dapat dijadikan sebagai bahan tepung
dalam pembuatan pakan buatan yang mengandung karotenoid dan bermanfaat bagi
ikan budidaya.
Penambahan pakan buatan berupa kulit buah naga merupakan salah satu upaya
untuk dapat meningkatkan warna pada ikan. Buah naga merah adalah salah satu jenis
buah yang cukup unik dan banyak manfaatnya yang akhir-akhir ini digemari
masyarakat dan dipercaya mengandung antioksidan yang cukup baik dan mengandung
beta (Lianiwati, 2011).
Buah naga merah berwarna menarik, semakin merah warnanya semakin banyak
unsur beta- karotennya (Markakis, 1982 dalam Farikha dkk, 2013). Menurut Mahatt-
anatawe et al., (2006) bahwa, kandungan karotenoid yang terdapat pada buah naga
sebesar 0,005-0,012 mg per sajian 100 gram. Dengan pertimbangan tersebut, maka
penambahan ekstrak buah naga ini dicampurkan ke dalam pakan buatan diduga dapat
meningkatkan warna pada ikan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan
dikaji dalam riset ini sebagai berikut:
(1) Bagaimana pengaruh penambahan ekstrak buah naga pada pakan ikan komet
terhadap performa kecerahan dan warna serta parameter lainnya?
(2) Berapa banyak konsentrasi ekstrak buah naga merah pada pakan yang
memberikan hasil terbaik?
2.2.1.1 Kromofaktor
Pewarnaan ikan pada dasarnya berhubungan dengan pigmen pada kulit. Ada
dua macam sel khusus yang memberikan warna terhadap ikan, kromatofor dan iridosit.
Kromatofor terletak pada bagian epidermis kulit dan di antara sisik serta mengandung
butiran pigmen sebagai sumber warna. Kromatofor dapat bergerak dalam sitoplasma
atau menumpuk pada permukaan kulit. Iridosit dapat disebut sebagai sel cermin, karena
mengandung materi pemantul yang memantulkan warna dari luar tubuh ikan (Lagler et
al. 1977).
Secara umum warna ikan ditimbulkan oleh sel-sel warna (sel pigmen;
kromatofor) yang dikendalikan oleh satu, dua atau lebih gen. Menurut Fox dalam
Lagler et al. (1977) sel warna pada ikan dikelompokkan menjadi lima golongan, yaitu
melanofor (sel pembawa warna hitam), santofor (sel pembawa warna kuning), eritrofor
(sel pembawa warna merah dan kuning), iridofor (sel warna untuk refleksi) dan
leukofor (sel warna berupa butiran putih).
Menurut Sally (1997) perubahan warna yang terjadi pada ikan dipengaruhi oleh
letak pergerakkan butiran pigmen dalam sel. Pergerakan butiran pigmen kromatofor
yang tersebar di dalam sel menyebabkan sel tersebut dapat menyerap sinar dengan
sempurna sehingga terjadi peningkatan warna sisik yang menyebabkan warna sisik
menjadi lebih terang dan jelas, sedangkan butiran pigmen yang berkumpul di dekat
nukleus menyebabkan penurunan warna sisik sehingga warna terlihat lebih gelap dan
memudar .
Perubahan warna yang diakibatkan oleh aktivitas pergerakan pigmen di dalam
kromatofor disebut perubahan fisiologis, sedangkan perubahan warna yang disebabkan
oleh pertambahan dan penurunan jumlah pigmen dalam kromatofor merupakan
perubahan warna morfologis. Perubahan sel pigmen ini disebabkan oleh stres karena
lingkungan, kurang sinar matahari, penyakit atau kekurangan pakan terutama
komponen warna dalam pakan (Sulawesty, 1997)
2.2.1.2 Karotenoid
Ikan hias dikatakan menarik apabila warnanya kontras atau komposisi
warnanya menarik. Untuk meningkatkan kecerahan warna pada ikan hias dapat
dilakukan dengan memberikan pakan yang mengandung zat warna atau karotenoid
(Lesmana, 2002). Menurut Anderson (2000), karotenoid adalah suatu pigmen alami
yang dapat ditemukan pada hewan, tanaman dan mikroorganisme.
Karotenoid tidak dapat disintesis oleh sebagian besar hewan termasuk ikan,
sehingga harus ditambahkan pada pakan. Secara fisiologi karotenoid berfungsi sebagai
senyawa bioaktif dalam pakan budidaya untuk meningkatkan pigmentasi, produksi,
respirasi intra sel, daya tahan penyakit dan stress, pertumbuhan dan daya tahan hidup
ikan dan udang (Lesmana, 2002). Sumber karotenoid banyak terdapat pada tumbuhan,
hewan, alga, dan bakteri. Pada tumbuhan karetonoid banyak ditemukan pada kulit buah
tomat, wortel, bayam dan buah naga. Menurut Mahattanatawe et al., (2006) bahwa,
kandungan karotenoid yang terdapat pada buah naga sebesar 0,005-0,012 mg per sajian
100 gram.
Karotenoid merupakan senyawa yang disebut terpenoid, yaitu senyawa organik
hidrokarbon yang kompleks (Lesmana, 2002). Karotenoid juga merupakan
sekelompok pigmen merah, oranye, dan kuning yang dapat ditemukan baik pada buah,
umbi maupun daun tanaman, juga dalam daging hewan yang mengkonsumsi tanaman
yang mengandung karoten. Menurut Latscha (1990), karotenoid dibagi menjadi 2
kelompok besar yaitu karoten dan xantofil. Karoten adalah senyawa hidrokarbon yang
terdiri atas gugus karbon dan hidrogen, contohnya alfa karoten (α–karoten) dan beta
karoten (β–karoten).
Xantofil terdiri atas gugus karbon, hidrogen, dan oksigen, contohnya
taraxanthin, lutein dan astaxanthin. Karotenoid yang dominan pada ikan adalah
astaxanthin. Menurut Bell et al. (2000), astaxanthin memiliki fungsi biologis yang
berhubungan dengan pertumbuhan, reproduksi dan antioksidan pada salmon dan
udang. Astaxanthin adalah karotenoid yang paling banyak digunakan dalam penelitian
beberapa tahun terakhir ini (Johnson, 1991 & Mara 2010). Menurut Latscha (1990)
astaxanthin adalah warna dasar yang akan diserap dan dideposit sebagai pigmen warna
merah. Kebanyakan ikan air tawar dapat mengubah astaxanthin menjadi lutein yang
menghasilkan warna kuning dan dapat mengubah astaxanthin menjadi zeaxanthin yang
berwarna jingga (Torrissen & Ronald, 1998).
Astaksantin merupakan pigmen merah oranye pada alga, mikroorganisme dan
crustacea. Penggunaan sumber astaxanthin alami lebih baik karena bahan tersebut
penyediaannya berkesinambungan, terjamin sehingga harganya cukup stabil dan
kandungan nutrisinya pun bersaing dengan bahan baku lainnya. Dibandingkan dengan
astaxanthin sintetis yang penyediaan tidak berkesinambungan serta tidak terjamin dan
harganya cukup mahal (Shahidi & Synowiecki, 1992).
Warna merupakan salah satu parameter dalam penentuan nilai ikan hias.
Semakin cerah warna suatu jenis ikan, maka semakin tinggi nilainya. Dengan demikian
para pencinta ikan hias akan berusaha untuk mempertahankan keindahan warna
tersebut. Perubahan warna yang sering terjadi adalah karena adanya perubahan jumlah
pigmen. Salah satu penyebabnya adalah adanya stres lingkungan antara lain cahaya
matahari, kualitas air, dan kandungan pigmen dalam pakan. Faktor makanan memiliki
pengaruh dalam pembentukan warna ikan hias, oleh sebab itu perlu diberikan pakan
yang dapat mendukung penampakan warna tersebut. Umumnya ikan yang berwarna
merah atau kuning membutuhkan pakan yang memiliki kandungan karotenoid lebih
tinggi untuk mempertahankan keindahan wamanya. Pada ikan individu jantan
karotenoid akan diakumulasikan pada epidermis kulit sehingga tampak cerah,
sedangkan pada individu betina karotenoid akan disimpan dalam gonad untuk
mempertahankan kualitas gonadnya (Storebaken & Hong, 1992).
2.2.2.2 Cahaya
Selain kualitas air, faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan warna pada
ikan adalah cahaya. Ikan yang dipelihara pada kondisi terang akan memberikan reaksi
warna berbeda dengan ikan yang dipelihara di tempat gelap karena adanya perbedaan
reaksi melanosom yang mengandung pigmen melanofor terhadap rangsangan cahaya
yang ada (Said et al, 2005). Kondisi terang memberikan penampilan warna yang lebih
baik dari pada kondisi yang gelap karena pada kondisi terang melanofor menjadi
terkonsentrasi di sekitar nukleus, sel nampak berkerut dan membuat kulit ikan tampak
lebih cemerlang (Storebaken and Hong, 1992).
2.2.2.3 Pakan
Bentuk dan sifat pakan buatan harus disesuaikan ukuran mulut dan umur ikan
serta kebiasaan makan masing-masing jenis ikan. Selain itu, kehalusan bahan baku
penting untuk diperhatikan karena bahan baku pakan yang halus akan mudah dicerna
di dalam usus ikan (Mujiman, 2001).
Selain kualitas bahan baku yang baik, keseimbangan gizi yang cukup akan
sangat mempengaruhi penampilan ikan, mempercepat pertumbuhan dan mencegah
timbulnya penyakit. Oleh karena itu, pakan yang diberikan harus mengandung gizi
tinggi dan seimbang yang di dalamnya mengandung nutrisi seperti protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral dan sumber karotenoid.
2.3 Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)
Buah naga merah berbentuk bulat lonjong seperti nanas yang memiliki sirip
warna kulitnya merah jambu dihiasi sulur atau sisik seperti naga. Buah ini termasuk
dalam keluarga kaktus, yang batangnya berbentuk segitiga dan tumbuh memanjat.
Batang tanaman ini mempunyai duri pendek dan tidak tajam. Bunganya seperti
terompet putih bersih, terdiri atas sejumlah benang sari berwarna kuning (Bellec dkk,
2006). Biji buah naga sangat banyak dan tersebar di dalam daging buah. Bijinya kecil-
kecil seperti biji selasih. Biji buah naga dapat langsung dimakan tanpa mengganggu
kesehatan. Biji buah naga dapat dikecambahkan untuk dijadikan bibit. Buah naga
terdiri atas empat jenis, yaitu Hylocereus undatus dengan kulit buah berwarna merah
dan daging buah putih, Hylocereus polyrhizus dengan kulit buah berwarna merah muda
dengan daging buah merah, Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan
daging buah putih, serta Hylocereus costaricensis dengan kulit buah berwarna merah
dan daging buah super merah. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbaijumbai
berukuran 1-2 cm yang dianalogikan dengan sisik seekor naga (Winarsih, 2007).
Klasifikasi Buah Naga Merah menurut Krisanto (2008) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Cactaceae
Genus : Hylocereus
Spesies : Hylocereus polyrhizus
Bulan (Minggu)
No Kegiatan Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
6 Analisis Data
7 Kolokium
8 Komprehensif
25
digunakan pada penelitian yang bersifat homogen (perlakuan tunggal) dan perlakuan
dikenakan sepenuhnya secara acak terhadap unit-unit eksperimen.
4.1 Materi
4.1.1 Sub Materi
4.2 Materi
4.2.1 Sub Materi
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
33