Anda di halaman 1dari 7

WE Online, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang

Kelautan dan Perikanan telah menggodok pemetaan sektor kelautan dan


perikanan untuk kurun waktu lima tahun mendatang guna melipatgandakan
pendapatan dari sektor kelautan.
"Roadmap-nya sudah 100% dan sudah kami kirim ke rumah transisi dan ke
Presiden terpilih Joko Widodo," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perikanan
dan Kelautan Yugi Prayanto dalam diskusi Membedah Roadmap Kadin Kelautan
dan Perikanan untuk Pemerintahan Baru di Menara Kadin, Jakarta, Senin
(22/9/2014).
Dalam roadmap pembangunan kelautan dan perikanan 2015-2019, Kadin Bidang
Kedaulatan dan Perikanan membuat peta permasalahan dalam bidang kelautan
dan perikanan, antara lain
1. belum optimalnya produksi perikanan budi daya nasional (ikan dan rumput
laut) dan produksi perikanan tangkap di ZEEI dan laut lepas sebagai sumber
pangan perikanan;
2. belum optimalnya pertumbuhan PDB perikanan;
3. belum terkelolanya pulau-pulau kecil sebagai kekuatan ekonomi;
4. belum optimalnya industri pengolahan perikanan, khususnya di kawasan
Indonesia Bagian Timur;
5. ketersediaan BBM untuk nelayan dan pembudidayaan ikan;
6. belum optimalnya pengawasan UU fishing;
7. peningkatan kawasan konversi laut nasional;
8. peningkatan kapasitas SDM kelautan dan perikanan;
9. peningkatan iptek kelautan dan perikanan serta diseminasi teknologi;
10. peningkatan tata kelola pembangunan kelautan dan perikanan nasional.
Oleh karena itu, tambah Yugi, pelaku usaha berkomitmen untuk mengawal
pemerintahan baru, khususnya di bidang kelautan.
"Niat baik kita untuk pemerintah mendatang, supaya lebih baik dan terarah. Yang
pasti, kalau pemerintah ke depan keluar dari konteksnya memberdayakan
nelayan, kami siap mengawal," pungkasnya.
Tag: Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Perikanan
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Foto: BS
http://wartaekonomi.co.id/berita35446/inilah-permasalahan-sektor-kelautan-dan-perikanan-hasil-
kajian-kadin.html

Ekonomi Perikanan
Apabila dilihat dari susunan katanya, ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari dua kata, yaitu oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomosberarti, tata,
aturan. Jadi, dilihat dari asal katany ekonomi bisa diartikan sebagai tata aturan rumah tangga.
Secara sederhana saya mengartikan ekonomi sebagai satu bidang yang di dalamnya
mempelajari mengenai bagaimana pola tingkah laku manusia untuk dapat memenuhi
kebutuhannya yang tidak terbatas, dan kemudian akan menciptakan kesejahteraan bagi diri
sendiri dan orang di sekitarnya. Cara manusia untuk memenuhi kebutuhannya ini bisa
meliputi kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Namun ekonomi tidak hanya berbicara
mengenai produksi, distribusi, dan konsumsi saja. Ekonomi luas. Ekonomi ada di setiap hari
kita. Bahkan, baik disadari atau tidak, ekonomi ada di dalam diri kita. Karena menurut saya,
pertimbangan yang muncul pada diri kita untuk melakukan sesuatu pun termasuk kegiatan
ekonomi, di mana ada pertimbangan berarti menunjukkan adanya penawaran yang muncul
antara kebutuhan dan keinginan dalam diri kita.
Sebagai mahasiswa perikanan, tentu saya harus menghubungkan antara ekonomi
dengan bidang saya, yaitu perikanan. Sebelum berbicara tentang ekonomi perikanan dan
seberapa pentingnya ekonomi dalam bidang perikanan, maka terlebih dahulu kita harus
mengetahui arti dari perikanan itu sendiri. Menrut UU RI no. 45 tahun 2009 tentang
perubahan atas UU no. 31 tahun 2004 menyatakan bahwa Perikanan adalah semua kegiatan
yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Menurut saya, ekonomi pun merupakan ilmu mendasar yang mendasari setiap
kegiatan manusia dan setiap bidang yang ada, tidak terkecuali bidang perikanan. Berdasarkan
pengertian perikanan menurut UU RI no. 45 tahun 2009 dapat saya katakan bahwa ekonomi
sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dari bidang perikanan. Indonesia merupakan salah
satu negara dengan sector perikanan terkuat di dunia. Oleh karena itu, hal ini harus ditopang
pula oleh kuatnya sector

ekonomi sebagai tonggak berdiri tegaknya sector perikanan Indonesia di mata dunia. Karena
setiap kegiatan perikanan tidak terlepas dari kegiatan ekonomi.
Ekonomi merupakan salah satu ilmu yang mendasari bidang perikanan, oleh karena
itu ekonomi sangat penting di bidang perikanan. Namun, ekonomi tidak bisa dikatakn paling
penting dibandingkan dengan ilmu – ilmu lain di bidang perikanan. Karena setiap ilmu yang
berkaitan dengan bidang perikanan memiliki hubungan satu sama lain, tidak berjalan sendiri.
Contohnya ekonomi perikanan tangkap, di mana teknik penangkapan yang dilakukan akan
menetukan baik atau buruknya hasil tangkapan. Dan hasil tangkapan ini lah yang kemudian
akan menjadi objek dalam pengembangan ekonomi dalam bidang perikanan tangkap. Apabila
teknik penangkapan buruk, hasil tangkap pun buruk, dan kegiatan ekonomi pemasaran hasil
tangkapan pun tidak akan berjalan dengan baik. Jadi, ilmu yang berkaitan dengan bidang
perikanan memiliki hubungan satu sama lain, sehingga hubungan yang baik dari setiap ilmu
di bidang perikanan akan menentukan keberhasilan bidang perikanan Indonesia.
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Bahkan, Indonesia tercatat
sebagai salah satu dari 10 negara penangkap ikan terbesar di dunia. Namun hal ini masih
belum memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional, sehingga kesejahteraan
rakyat masih sangat kecil. Walaupun demikian, perikanan Indonesia memiliki prospek yang
baik kedepannya. Mantan mentri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Sharif C.
Sutardjo pernah mengatakan bahwa Indonesia tentu diuntungkan karena potensi kelautan dan
perikanan yang tinggi sehingga ke depannya sektor ini akan jadi penopang ekonomi dalam
negeri.
Dengan 75 % (5,8 juta km2) wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan, maka
memungkinkan untuk Indonesia menjadi salah satu penyumbang produk perikanan terbesar.
Dan apabila hal ini benar – benar tewujud, maka bisa saja 85 % persen perekonomian
Indonesia ditopang oleh hasil sumber daya perikanan dan kelautan. Dari kekayaan akan
sumber daya perikanan yang dimiliki Indonesia, menurut saya bukan tidak mungkin beberapa
tahun ke depan sector perikanan akan menjadi penopang terbesar perekonomian nasional,
sehingga kesejahteraan rakyat menjadi tinggi, dan ekonomi perikanan Indonesia menjadi
barometer ekonomi perikana dunia.
Bidang perikanan Indonesia yang memiliki prospek baik namun pada saat ini masih
belum bisa menopang perekonomian nasional. Hal ini tentu merupakan sebuah masalah dan
disebabkan oleh masalah pula. Dan menurut saya masalah yang saat ini menyelimuti bidang
perikanan Indonesia adalah kurangnya sumber daya manusia pengelola bidang perikanan,
kurangnya pemafaatan sumber daya perikanan, lemahnya pengawasan sumber daya
perikanan, kurangnya industri pemanfaatan hasil perikanan, dan kurangnya pengembangan
kawasan pariwisata bahari Indonesia.
Sumber daya manusia pengelola yang kurang tentu berdampak pada kurangnya
pemanfaatan sumber daya perikanan oleh nelayan Indonesia, dan hal ini berimbas pada
banyaknya nelayan luar masuk wilayah Indonesia untuk mencoba mencuri kesempatan
memanfaatkan keayaan bahari Indonesia secara illegal. Hal ini terjadi selain karena
kurangnya pemafaatan oleh nelayan Indonesia, juga karena kurangnya pengawasan ynag
dilakukan pada bidag perikanan, yang mengakibatkan nelayan luar dengan leluasa mencuri
kekayaan bahari Indonesia secara illegal. Hal – hal inilah yang mengakibatkan kurang
maksimalnya ekonomi perikanan Indonesia.
Selain itu, kurangnya industri pemanfaatan hasil perikanan mengakibatkan masih
belum mampunya pasar perikanan Indonesia untuk bersaing dengan pasar perikanan luar
yang memiliki pengelolaan industri hasil perikanan yang baik. Selain itu, pengembangan
kawasan pariwisata Indonesia yang masih kurang mengakibatkan kerugian yang tidak
disadari oleh Indonesia. Karena apabila pengembanagn kawasan pariwisata bahari Indonesia
ini berjalan dengan baik, maka bisa menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan
masyarakat, mendatangkan devisa bagi negara, dan dapat mendorong konservasi lingkungan.
Selain itu pengembangan pariwisata bahari sebenarnya mempunyai dampak positif untuk
tumbuh - bangkitnya jiwa dan budaya bahari yang dengan itu dapat memberikan efek
berganda dalam mendorong terwujudnya negara maritim yang tangguh.
Banyak cara untuk memperbaiki ekonomi perkanan Indonesia. Menurut saya hal
utama yang perlu dilakukan adalah mamperbaiki pengelolaan. Pengelolaan di sini di mulai
dari pemberdayaan masyarakat, pengawasan, dan pemanfaatan sumber daya perikanan.
Apabila hal – hal tersebut telah berhasil diwujudkan, maka tingga menerapkan perikanan
yang berkelanjutan. Dan ini meliputi sector industry hasil perikanan serta pariwisata bahai
Indonesia. Dan semua ini harus dilaksanakan secra seimbang, sehingga dapat berjalan dengan
baik. Dan apabila bidang perikanan Indonesia telah berjalan dengan baik, diharapkan bidang
perikanan mampu menjadi penopang utam perekonomian Indonesia.
http://kriteriakita.blogspot.co.id/2015/04/ekonomi-perikanan.html
Ini Cara Agar Sektor Perikanan RI Tahan
Gempuran Pasar Bebas

Septian Deny

01 Jan 2016, 10:01 WIB



Total19

Aktivitas bongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa (22/9/2015). Nelayan
mengeluh mahalnya BBM dan Peraturan Menteri No. 2/2015 tentang larangan penggunaan
pukat hela dan pukat tarik membuat nelayan merugi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Tepat 1 Januari 2016 ini, Indonesia memasuki era Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA). Pada era perdagangan bebas ini, produk barang dan jasa akan bebas keluar
masuk antar negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk pada sektor perikanan.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP),
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Nilanto Perbowo mengatakan, mutu dan keamanan
hasil perikanan akan menjadi kunci utama dalam peningkatan daya saing untuk memenangkan
persaingan saat MEA berlangsung.

"Kunci utama bisa kompetitif di MEA besok pada kualitas mutu dan keamanan yang dihasilkan
dari produk perikanan kita," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (1/1/2016).

BACA JUGA

 Hadapi MEA, Jumlah Insinyur RI Kalah DIbanding Malaysia


 Hadapi MEA, Pengusaha Rotan Genjot Produksi

 Mendag Lembong Pede RI Siap Hadapi MEA, Ini Alasannya

Apalagi, menurut Nilanto, saat ini persaingan perdagangan global, khususnya di sektor
perikanan, sudah semakin ketat. Dengan semakin banyaknya pesaing dan pilihan, konsumen
akan kian selektif dalam memilih produk.

Salah satu pertimbangan konsumen dalam memilih produk perikanan adalah mutu dan
keamanan produk perikanan, yang berdampak pada semakin ketatnya persyaratan mutu di
negara-negara tujuan ekspor.

"Makanya kita sangat gencar mensosialisasikan agar semua stakeholder perikanan besar
maupun kecil dapat terus meningkatkan mutu kualitas produknya agar mampu bersaing dengan
produk lain," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Bina Mutu dan Diverisfikasi Produk Perikanan, PDSPKP KKP, Artati
Widiarti mengatakan dalam rangka menghadapi MEA, pihaknya telah mensosialisasikan
peningkatan mutu hasil perikanan untuk menggugah kesadaran produsen serta konsumen
tentang pentingnya jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan sehingga produk perikanan
yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi

Peningkatan mutu dan keamanan hasil harus dilaksanakan mulai di semua sektor perikanan
mulai sektor hulu sampai ke hilir yakni sejak dari kapal penangkap, pembongkaran, TPI/PPI dan
tempat pengolahan dan pemasaran dan hasil perikanan.

"Kami konsen mengajak semua lapisan agar bergerak bersama untuk meningkatkan
standarisasi mutu dan kualitas produk perikanan nasional," kata dia.

Sebagai informasi, hingga kuartal II 2015, pertumbuhan PDB sektor kelautan dan perikanan
mencapai 7,17 persen. Angka tersebut berada di atas pertumbuhan PDB pertanian 6,64 persen
dan PDB nasional 4,67 persen.
Kontribusi produksi perikanan budidaya terhadap produksi perikanan nasional sebesar 62,78
persen dengan kenaikan rata-rata produksi 23,74 persen per tahun. Sedangkan perikanan
tangkap berkontribusi 37,27 persen dengan kenaikan rata-rata 3,64 persen per tahun.

Selain itu, nilai ekspor produk perikanan pada 2014 meningkat US$ 0,46 miliar dibanding tahun
sebelumnya menjadi US$ 4,64 miliar. Negara tujuan ekspor utama produk perikanan Indonesia
adalah Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa, dengan komoditas utama udang dan tuna.
(Dny/Zul)

http://bisnis.liputan6.com/read/2402249/ini-cara-agar-sektor-perikanan-ri-tahan-gempuran-pasar-
bebas

Disektor perikanan menjadi salah satu usaha yang cukup menjanjikan untuk masa depan yang cerah
ialah bergelut dalam dunia perikanan. Mengapa demikian? Karena secara garis besar potensi laut
yang dimiliki Indonesia lebih kaya dan luas disbanding daratannya. Namun terkadang masih ada
masalah yang sering muncul terutama bagi para nelayan yang berada dipinggir pesisir masih banyak
yang berada dibawah garis kemiskinan. Sehingga campur tangan pemerintah dalam usaha untuk
meminimalisir segenap masalah yang ada. Setidaknya dengan program pemerintah yang dijalankan
untuk bidang perikanan diharapkan sedikit ada perubahan tingkat kesejahteraan untuk masyarakan
nelayan pesisir yang juga mempunyai peranan penting dalam perputaran roda kehidupan kita. Hal
yang mungkin tidak tampak oleh masyarakat umum mengenai kehidupan masyarakat pesisir ialah
keterbatasan dari segi ekonomi. Maka dari itu pihak yang berperan penting untuk kembali
memulihkan keadaan yang optimal ialah pihak pemerintah juga yang harus didukung oleh segenap
masyarakat umum agar tercapai apa yang diharapkan.

Menurut Laporan Kompas 23 Juli 2008, dikatakan bahwa masalah perikanan dan nelayan saat ini
semakin terpuruk dengan himpitan ekonomi, harga BBM dan teknologi yang sangat rendah
menyebabkan kaum nelayan selalu berada dilapisan paling bawah dalam sektor pembangunan
pertanian dan perikanan. Keberpihakan pemerintah dan lembaga terkait lainnya belum mampu
menyejahterakan mereka. Semakin sulitnya nelayan mempertahankan hidup ditambah dengan
kurangnya perhatian pemerintah membuat para nelayan kecil hidup miskin dan cenderung
terperangkap dalam siklus kemiskinan. Nelayan miskin maka banyak anak-anak nelayan yang tidak
bersekolah karena kekurangan biaya. Karena banyak anak-anak nelayan yang putus sekolah maka
tingkat pengetahuan rendah sehingga masyarakat memiliki pengetahuan yang rendah, cenderung
bodoh dan kurang terampil. Tingkat pengetahuan yang rendah juga dapat menyebabkan kurangnya
kreativitas masyarakat pesisir khususnya nelayan sehingga terdapat kecenderungan ketergantungan
terhadap pihak lain. Karena nelayan tidak kreatif maka keinginan untuk berkreasi kurang sehingga
kehidupannya tidak produktif. Jika tidak produktif maka akan berpenghasilan rendah atau tidak
berpenghasilan sama sekali. Dengan penghasilan yang sangat kecil dengan sendirinya masyarakat
nelayan akan miskin terjadi lagi siklus kemiskinan pada periode beikutnya.

Sumberdaya yang melimpah dengan kurangnya pendidikan dan pemahaman kelestarian lingkungan
juga menimbulkan adanya masalah pemanfaatan (apropriation problem)pada sumberdaya
perikanan dan kelautan. Karakteristik fisik sumberdaya perikanan tangkap yang bersifat sulit
dikontrol (non excludable) dan pemanfaatan oleh satu pihak bersifat mengurangi kesempatan orang
lain untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut (subtractable) menyebabkan perlu adanya kebijakan
kelembagaan yang lebih baik.

Pada konsep pembangunan perikanan modern pada dasarnya merupakan suatu pembangunan
perikanan yang berorientasi agribisnis. Sasaran akhirnya adalah meningkatkan pendapatan sekaligus
kesejahteraan bagi para nelayan. Upaya-upaya tersebut telah menumbuhkan hasil-hasil yang positif
bagi pembangunan perikanan baik ditinjau dari segi kuantitatif maupun kualitatif. Namun demikian
tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua program pembangunan perikanan yang dilaksanakan oleh
pemerintah membawa hasil sebagaimana diharapkan. Berbagai kritik telah dilancarkan oleh banyak
pihak sehubungan dengan peran pemerintah Menyadari akan kekurangan-kekurangan di masa lalu
serta menyingkap hikmah atas kritik-kritik yang disampaikan maka pemerintah perlu berusaha
menyempurnakan berbagai kebijaksanaan yang pada intinya diarahkan untuk mendorong dan
melindungi pembangunan perikanan untuk memampukan dirinya sendiri atas dasar swadaya
menuju kemandirian.

Keberhasilan suatu kebijakan apabila pada salah satu programnya yang benar-benar mengikuti
aturan yang ada pada kebijakan tersebut. Maka pembangunan perikanan berwawasan agribisnis
bukan lagi sekedar bertumpu pada persoalan produksi semata-mata akan tetapi lebih berwawasan
kepada peningkatan pendapatan dan mutu kehidupan yang lebih baik dan itu sangat layak
dikembangkan.

Kebijakan yang perlu dikembangkan tersebut perlu disusun berdasarkan alur proses perencanaan
pembangunan perikanan yaitu telah mengetahui situasi lingkungan dalam rangka pembangunan
perikanan misalnya telah mengetahui permasalahan dan peluang yang akan dihadapi dalam
pembangunan perikanan Sehingga kebijakan yang dibuat telah mengacu kepada hasil analisa situasi
lingkungan tersebut

https://nurhasanblogger.wordpress.com/2014/05/07/peran-pemerintah-disektor-perikanan-2/

Anda mungkin juga menyukai