Anda di halaman 1dari 55

PENINGKATAN PEMAHAMAN MAJAS

PERTENTANGAN MELALUI METODE DISKUSI SISWA


KELAS VII H SMP NEGERI 1 SUKOMORO
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH:
N A R I, S.Pd
NIP. 19640814 199412 1 002

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN


SMP NEGERI 1 SUKOMORO
TAHUN 2013

i
LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian Tindakan Kelas ini telah diperiksa dan diterima serta


disahkan oleh kepala SMP Negeri 1 Sukomoro.

Disyahkan di : Sukomoro
Pada tanggal :

Kepala SMP Negeri 1 Sukomoro Penulis

Dra. RETNO POERWANINGSIH, M.Pd. N A R I, S. Pd


NIP. 19610730 198803 2 003 NIP. 196408141994121002

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan

atas Rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan PTK ini.

Penulis menyadari bahwa pada PTK ini masih banyak kekurangan-

kekurangan atau dapat juga dikatakan masih jauh dari sempurna, baik ditinjau

dari segi sistematika tulisan dan tata bahasa, karena itulah penulis senantiasa

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis yakin dari

kekurangan itu masih ada sedikit harapan untuk memberikan sumbangan kepada

dunia pendidikan, khususnya pelaksanaan pembelajaran

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan PTK ini terutama kepada

berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu dalam penulisan PTK ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan PTK ini masih banyak

kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan penulisan tugas akhir selanjutnya.

Akhirnya, penulis berharap PTK ini bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya.

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

KATA PENGANTAR....................................................................................... iii

DAFATAR ISI.................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................... 1

1.2 RumusanMasalah................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian.................................................................... 3

1.3. 1 Tujuan Umum ............................................................ 4

1.3. 2 Tujuan Khusus ........................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 4

1.4. 1 Manfaat Praktis .......................................................... 4

1.4. 2 Manfaat Teoritis.......................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................... 6

2.1 Kalimat..................…………………………………………. 6

................................................................................................

2.2 Pengertian Majas.................................................................... 7

2.3 Majas Pertentangan................................................................ 8

2.3.1 Macam-macam Majas Pertentangan.......................... 9

2.4 Metode Diskusi...................................................................... 12

iv
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 14

3.1 Sasaran Penetitian.................................................................. 14

3.2 Rancangan Penelitian ............................................................ 14

3.3 Teknik Pengumpulan Data..................................................... 15

3.4 TeknikPengolahan dan Analisis Data.................................... 16

3.4.1 Teknik Pengolahan Data............................................. 16

3.4.2 Teknik Analisis Data.................................................. 18

3.5 Instrumen Penelitian.............................................................. 20

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA........................................... 21

4.1 Penyajian Data........................................................................ 21

4.2 Analisis Data.......................................................................... 22

4.2.1 Siklus Pertama............................................................ 23

4.2.2 Siklus Kedua............................................................... 24

BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................. 26

5.1 Simpulan ................................................................................ 26

5.2 Saran....................................................................................... 26

................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 28

LAMPIRAN – LAMPIRAN

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia berfungsi sebagai sarana

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia

dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya. Bahasa merupakan alat

komunikasi antar anggota masyarakat. Bahasa tersebut berupa rangkaian

bunyi, tanda atau lambang yang dikeluarkan melalui alat ucap manusia

untuk menyampaikan isi hatinya kepada manusia lain. (Wirjosoedarmo,

1985 : 1).

“Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdiri atas empat aspek

yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis” (Tarigan, 1986 : 50).

Keempat aspek tersebut memerlukan pelatihan dan pengembangan serta

penguasaan secara efisien, sehingga kegiatan berkomunikasi dengan bahasa

dapat berjalan dengan lancar dan sempurna. Dalam pelaksanaan

pembelajaran bahasa hendaknya dilakukan dengan frekuensi yang seimbang

dan terpadu. Siswa harus memperhatikan kegiatan pembelajaran dan harus

dapat memfokuskan pada salah satu komponen. Sebagai dasar untuk

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam berbahasa,

keempat aspek tersebut harus didukung oleh kemampuan siswa dalam

menguasai kosa kata bahasa Indonesia atau keterampilan berbahasa yang

1
lain yang masih tercakup dalam empat aspek pengajaran bahasa dan sastra

Indonesia.

“Majas merupakan bahasa indah yang dipergunakan untuk

meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan

satu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal yang lain yang lebih

umum” (Tarigan, 1985 : 5). Untuk itulah pembelajaran tentang majas

sangatlah penting bagi siswa.

Upaya untuk mengatasi hal tersebut guru harus menyiapkan strategi

atau metode yang tepat dalam mengembangkan pembelajaran menguasai

kosa kata bahasa Indonesia. Sesuai dengan Standar Kompetensi Bahasa

Indonesia Tahun 2004 yang menyatakan bahwa guru diberi kebebasan untuk

memilih strategi yang dianggap tepat dengan tujuan, bahan, dan keadaan

siswa yang disesuaikan dengan kondisi yang ada. Dengan adanya kebebasan

untuk memilih strategi yang tepat, guru diharapkan dapat mengatasi masalah

kesulitan belajar siswa.

“Majas sangat tepat dikembangkan melalui pembelajaran bahasa

Indonesia dengan menggunakan metode diskusi. Metode diskusi dijelaskan

sebagai metode yang membuat siswa aktif” (Subana, 2000 : 99). Semua

siswa memperoleh kesempatan berbicara satu sama lain untuk bertukar

pikiran dan informasi tentang suatu topik atau masalah dan juga bisa

mencari kemungkinan fakta dan pembuktian yang dapat digunakan untuk

memecahkan suatu masalah. Dengan metode diskusi siswa dilatih untuk bisa

bersikap demokratis, meskipun dalam pelaksanaannya perbedaan pandangan

2
muncul, tetapi hal ini tidak menjadi soal, dengan syarat pandangan itu logis

dan mendekati kebenaran. Beberapa metode dilatihkan kepada siswa agar

dapat bersikap demokratis.

Berdasarkan batasan tersebut, metode diskusi menitik beratkan pada

kegiatan siswa bukan pada guru, pemecahan masalahnya bukan merupakan

informasi melainkan kontak antar siswa. Beberapa metode pembelajaran

yang mampu membantu pelaksanaan tugas guru antara lain metode ceramah,

tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, pemberian tugas, demonstrasi.

Berdasarkan pertimbangan tertentu dari beberapa metode dan atas dasar

uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian pembelajaran dengan metode

diskusi dalam meningkatkan kemampuan siswa terhadap majas

pertentangan siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Sukomoro Magetan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

Adakah peningkatan kemampuan dalam memahami majas pertentangan

siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Sukomoro Magetan setelah ada penerapan

metode diskusi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian terdiri atas dua tujuan,

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

3
1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memberikan gambaran tentang keefektifan penggunaan

metode diskusi dalam pembelajaran majas pertentangan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan yang hendak dicapai adalah:

(a) Untuk memperoleh gambaran tentang keefektivan penggunaan

metode diskusi dalam pembelajaran majas pertentangan siswa

kelas VII H SMP Negeri 1 Sukomoro Magetan

(b) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dalam

memahami majas pertentangan siswa kelas VII H SMP Negeri 1

Sukomoro Magetan dengan menggunakan metode diskusi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Khususnya pembelajaran

majas pertentangan dengan menggunakan metode diskusi.

1.4.2 Manfaat Teoritis

(a) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya majas pertentangan dengan menggunakan metode

diskusi.

4
(b) Untuk menambah wawasan para guru khususnya guru bidang studi

bahasa Indonesia dalam menentukan cara mengajar.

(c) Sebagai persyaratan dalam proses belajar mengajar.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kalimat

Menurut Rahardja (1996 : 43) menyebutkan bahwa “kalimat sebagai

bagian arus ujaran yang didahului oleh kesenyapan awal dan diakhiri dengan

kesenyapan akhir, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian arus

ujaran itu sudah lengkap”. Sehubungan dengan pengertian tersebut, maka siswa

dalam melakukan kegiatan berkomunikasi harus menggunakan bahasa yang

tanpa disadari sering menggunakan majas dalam berkomunikasi sehari-hari.

Dalam berkomunikasi ini, kata-kata yang dipakai berupa majas yang dirangkai

menjadi kalimat yang dalam penggunaannya harus sesuai dengan kaidah-kaidah

kebahasaan.

Pendapat di atas diperkuat lagi oleh pendapat Tarigan (1985:5) yang

menyatakan bahwa “Kualitas keterampilan berbahasa seseorang jelas

bergantung kepada kualitas dan kuantitas yang dimilikinya”. Maksudnya,

seseorang itu bisa dikatakan terampil dalam berbahasa, jika banyak menguasai

kosa kata dan sekaligus memahami kosa kata tersebut. Maka kemungkinan

besar orang itu terampil dalam berbahasa, dengan kata lain makin kaya kosa

kata yang dimiliki, maka makin besar kemungkinan kita bisa terampil dalam

berbahasa.

6
Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kalimat adalah

suatu bentuk ungkapan yang bersumber dari pikiran dan perasaan yang di

dalamnya terdapat tujuan-tujuan tertentu. Untuk meningkatkan keterampilan

dalam berbahasa, maka siswa harus banyak diajarkan atau dikenalkan kalimat-

kalimat yang mengandung majas, sehingga siswa banyak pula yang mengenal

macam-macam majas. Khususnya dalam penggunaan komunikasi sehari-hari.

Dengan kuantitas yang banyak dalam berlatih siswa diharapkan mampu

mengidentifikasikan berbagai macam majas yang terdapat dalam suatu kalimat.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan dengan latihan-latihan

yang berupa mengidentifikasikan atau mendeteksi majas dalam suatu wacana

dan mengamati orang yang sedang berkomunikasi.Selain sering dipakai dalam

komunikasi sehari-hari, majas mempunyai kedudukan yang penting sekali

khususnya dalam sastra. Karena majas yang dipilih pengarang harus mampu

meningkatkan gambaran secara jelas tentang sesuatu hal. Semakin pandai

pengarang memilih kata-kata dan menggunakan dalam majas atau gaya bahasa

maka telah mampu memberikan gambaran yang jelas bagi pembaca.

2.2 Pengertian Majas

“Majas adalah cara mengungkapkan bahasa secara imajinatif bukan

dalam pengertian yang benar-benar secara alamiah” (Tarigan, 1985 : 5). Ada

pengertian lain yakni “majas merupakan cara menuliskan sesuatu dengan jalan

menyamakan dengan sesuatu yang lain” (Poerwadarminta, 1993 : 545).

7
Pendapat itu sejalan dengan pendapat Soedjito (1990 : 114) yang menyatakan

bahwa “majas yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau

meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu”.

“Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam

berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan

pembaca” (Tarigan, 1985 : 5). Kata retorik berasal dari bahasa Yunani rhetor

yang berarti orator atau ahli pidato. Pada masa Yunani kuno retorik merupakan

bagian penting dari suatu pendidikan dan oleh karena itu, aneka ragam gaya

bahasa sangat penting dan harus dikuasai benar oleh orang Yunani.Gaya bahasa

dan kosa kata mempunyai hubungan yang erat, hubungan timbal balik, semakin

banyak kosa kata yang dimiliki semakin beragam pulalah gaya bahasa atau

majas yang digunakannya.Secara singkat dapat dikatakan bahwa “majas

merupakan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian seseorang, sebuah gaya bahasa atau

majas yang baik harus mengandung tiga unsur berikut yakni kejujuran, sopan-

santun, dan menarik“ (Keraf, 1985 : 5).

2.3 Majas Pertentangan

Majas pertentangan merupakan suatu majas yang mengungkapkan

makna yang berlawanan dengan arti yang sebenarnya.

8
2.3.1 Macam-macam Majas Pertentangan

Ke dalam kelompok gaya bahasa pertentangan ini paling sedikit

termasuk dua puluh jenis gaya bahasa (Tarigan, 1985:55). Tetapi peneliti

hanya menampilkan beberapa jenis saja, karena ada pertimbangan

tertentu, yaitu “majas yang terdapat dalam materi pelajaran di kelas satu

saja. Jenis majas tersebut adalah majas hiperbola, majas litotes, majas

ironi, majas paradoks, dan majas antitesis”.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

(a) Majas Hiperbola

Kata hiperbola berasal dari bahasa Yunani yang berarti

pemborosan, berlebih-lebihan dan diturunkan dari hyper yang berarti

melebihi dan ballien yang berarti melemparkan.

“Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung

pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya

dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau

situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya”

(Tarigan, 1985 : 55). Dengan kata lain hiperbola adalah “ungkapan

yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan jumlahnya,

ukurannya atau sifatnya” (Moeliono, 1984:3).

9
Hiperbola merupakan suatu cara yang berlebih-lebihan untuk

mencapai suatu efek, dan di dalamnya terdapat kebenaran yang

direntang panjangkan.

Contoh majas hiperbola.

(1) Darahnya mengalir menganak sungai dari lukanya;

(2) Sorak sorai penonton membahana membelah angkasa;

(3) Dunia terasa runtuh saat aku menghadapi kenyataan seperti itu.

(b) Majas Litotes

“Litotes berasal dari kata Yunani Litos yang berarti sederhana”

(Tarigan, 1985 : 59). “Litotes merupakan kebalikan dari hiperbola.

Litotes mengurangi atau melemahkan kekuatan pernyataan yang

sebenarnya” (Moeliono, 1984:3). Sedangkan menurut Tarigan

(1985:58) “litotes merupakan jenis gaya bahasa yang mengandung

pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang

sebenarnya, misalnya untuk merendahkan diri”. Jadi dapat

disimpulkan bahwa litotes merupakan pengungkapan yang

berkebalikan dengan keadaan yang sebenarnya untuk merendahkan

diri.

Contoh majas litotes.

(1) Mampirlah ke gubuk saya;

(2) Hanya sepiring nasi yang bisa saya sajikan;

10
(3) Hanya uang seribu rupiah ini yang bisa kuhasilkan.

(c) Majas Ironi

“Majas ironi adalah sejenis gaya bahasa yang

mengimplikasikan sesuatu yang nyata berbeda, bahkan ada kalanya

bertentangan dengan yang sebenarnya dikatakan itu” (Tarigan, 1985 :

61). Dengan kata lain majas ironi merupakan sindiran dengan

mengungkapkan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya.

Contoh majas ironi.

(1) Corat-coret di tembok itu bagus sekali;

(2) Aduh, bersihnya kamar ini, putung rokok dan sobekan kertas

bertebaran di lantai;

(3) Waduh cantiknya, seharian belum mandi.

(d) Majas Paradoks

“Majas paradoks adalah semacam gaya bahasa yang

mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada”

(Tarigan, 1985 : 77). “Paradoks dapat juga berarti semua hal yang

menarik perhatian karena kebenarannya” (Keraf, 1985 : 136). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa majas paradoks adalah

pengungkapan yang seolah-olah pertentangan.

Contoh majas paradoks.

(1) Tutur katanya halus menyayat hati;

(2) Dia tertawa meski hatinya menangis;

11
(3) Di tengah kemewahan ia selalu merasa kurang.

(e) Majas Antitesis

“Majas antitesis berarti lawan yang tepat atau pertentangan

yang benar-benar” (Poerwadarminta, 1976 : 52). Sedangkan menurut

Tarigan (1985 : 27) adalah “sejenis gaya bahasa yang mengadakan

komparasi atau perbandingan antara dua antonim”. Jadi majas

antitesis merupakan pemaduan kata-kata yang berlawanan arti untuk

menegaskan maksud.

Contoh majas antitesis.

(1) Dia bergembira atas kegagalanku dalam ujian itu;

(2) Gadis yang secantik si Ida diperistri oleh si Dedi yang jelek;

(3) Suka duka hidup ini membuat kami makin menyatu.

2.4 Metode Diskusi

Metode ini merupakan bentuk belajar mengajar dimana terjadi interaksi

antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lain.

Diskusi dapat digunakan dengan cara kelompok kelas atau seluruh kelas.

Diskusi kelompok akan lebih bermanfaat bagi para setiap kelompok bila

melaporkan kegiatannya kepada kelas secara keseluruhan. Laporan ini dapat

bermanfaat bagi para siswa, sebab mereka dapat saling mengetahui setiap

kelompok, mungkin hasilnya sama tetapi lewat penyampaian yang berbeda, ini

berarti pengalaman belajar siswa bertambah.

12
Kekuatan dari metode diskusi:

(a) Siswa terlibat aktif dalam proses belajar.

(b) Siswa berkesempatan berlatih berani mengemukakan pendapat di depan

umum secara sistematis, mendengarkan dan menanti giliran secara tertib

serta pendapat orang lain secara kritis.

Kelemahan dari metode diskusi:

(a) Siswa yang pandai akan mendominasi kelasnya dan siswa yang lemah

menjadi pasif.

(b) Jika dalam kelompok tidak ada yang pandai, maka pelaksanaan diskusi

menjadi tidak efektif.

(c) Jika topik matematika selalu didiskusikan, maka akan memakan waktu

yang panjang.

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VII H SMP Negeri 1

Sukomoro Magetan, penelitian dilakukan pada hari jam efektif, sehingga

tidak menggangu tugas peneliti sebagai guru di tempat penelitian tersebut.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Research). Tujuan utama penelitian tindakan kelas

adalah untuk perbaikan dan peningkatan kemampuan guru dalam menangani

proses belajar mengajar. Penelitian ini dilaksanakan dengan prosedur (a)

rencana tindakan, (b) pelaksanaan atau implementasi, (c) observasi, dan (d)

refleksi.

14
Siklus rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Rencana Awal / plan

Refleksi / reflective

Tindakan / observasi
(Action / Observation)

Rencana yang direvisi


(Revised Plan)

Refleksi / reflective

Tindakan / observasi
(Action / Observation)

Rencana yang direvisi


(Revised Plan)

Gambar 1. Siklus Rancangan Penelitian Model Kemmis & Mc Taggart

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu alat untuk memperoleh data dan alat ini

harus sesuai dengan jenis data yang diinginkan. Teknik pengumpulan data pada

penelitian ini menggunakan teknik tes. Tes adalah “serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

15
pengetahuan inteligansi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok” (Arikunto, 2002 : 127). Tes ini akan menjaring kemampuan

siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Sukomoro Magetan dalam memahami majas

pertentangan.

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1 Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dengan teknik tes masih berupa data mentah

yang perlu diolah dan dianalisis untuk memberikan jawaban tentang

kemampuan dan ketidakmampuan siswa dalam mengerjakan tugas yang

telah diberikan oleh peneliti. Menurut Arikunto (2002 : 209) secara garis

besar, pekerjaan analisis data meliputi: (a) persiapan, (b) tabulasi, dan (c)

penerapan dan sesuai dengan pendekatan penelitian.

(a) Persiapan

Kegiatan dalam rangka persiapan ini antara lain:

(i) Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi;

(ii) Mengecek kelengkapan data;

(iii) Mengecek macam isian data.

(b) Tabulasi

Termasuk ke dalam kegiatan tabulasi ini antara lain:

(i) Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor;

(ii) Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor;

16
(iii) Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasi dengan

teknik analisis yang akan digunakan.

(c) Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Maksud rumusan yang dikemukakan dalam bagian bab ini

adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-

rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan

penelitian atau desain yang diambil.Dalam melaksanakan pengolahan

data maka dilakukan dengan langkah-langkah:

(i) Penentuan data yang memenuhi syarat.

(ii) Penskoran dan pengoreksian

(iii) Penabulasian

Langkah-langkah tersebut dapat diperinci sebagai berikut.

(1) Penentuan data yang memenuhi syarat

Setelah data terkumpul dimungkinkan ada data yang cacat,

sehingga perlu ada seleksi agar data yang digunakan terjamin

kepercayaannya. Dengan demikian, data harus diseleksi dengan

kriteria sebagai berikut.

(a) Ada identitas nama peserta;

(b) Mengerjakan soal yang sesuai dengan petunjuk;

(c) Setelah data terkumpul dan dilakukan pengecekan jumlah dan

dengan jumlah sampel.

17
(2) Penskoran dan pengoreksian

Setelah data dianggap memenuhi syarat maka dilakukan

pengoreksian yaitu penentuan salah benarnya jawaban dengan

kunci jawaban yang tersedia. Selanjutnya menjumlah jawaban

yang pada setiap aspek kemampuan, setelah dikoreksi jawaban

yang benar diberi skor 5 untuk jawaban yang salah diberi skor 0.

(3) Penabulasian

Setelah diberi skor, selanjutnya data dikelompokkan

menjadi seperangkat data sebagai berikut.

(a) Data tentang kemampuan memahami majas hiperbola;

(b) Data tentang kemampuan memahami majas litotes;

(c) Data tentang kemampuan memahami majas ironi;

(d) Data tentang kemampuan memahami majas paradoks;

(e) Data tentang kemampuan memahami majas antitesis.

3.4.2 Teknik Analisis Data

Setelah data tersebut diolah, dikelompokkan berdasarkan jenisnya,

yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa

penskoran dan data kualitatif berupa data dengan kriteria sifat, sangat

baik, cukup, kurang, sangat kurang.

Adapun jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah jenis data kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif

18
yaitu “statistik yang digunakan untuk mengelola data dan

mendeskripsikan data dalam bentuk tampilan data yang lebih bermakna

dan mudah dipahami serta dimengerti oleh orang lain” (Sudjana, 1991 :

77).

Kemampuan siswa dapat diketahui kesalahannya setelah skor hasil

pekerjaan siswa dapat dinyatakan dengan kriteria:

Jika hasilnya 90 – 100 maka hasilnya sangat baik

Jika hasilnya 70 – 89 maka hasilnya baik

Jika hasilnya 60 – 69 maka hasilnya cukup

Jika hasilnya 50 – 59 maka hasilnya kurang

Jika hasilnya 0 – 49 maka hasilnya sangat kurang

Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai teknik

statistik tersebut, maka perlu digunakan rumus mean atau rata-rata:

M=
∑X
N
Keterangan:

M = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah nilai siswa

N = Jumlah siswa

Dengan statistik tersebut diharapkan dapat diperoleh gambaran

mengenai keefektivan penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran

majas pertentangan siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Sukomoro Magetan

19
3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian memerlukan satu jenis data, yaitu kemampuan siswa dalam

memahami majas pertentangan. Data tersebut diperoleh melalui tes objektif.

Siswa diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemampuannya

terhadap majas yang akan diteliti. Bentuk instrumen tes digunakan berupa tes

objektif pilihan ganda dengan empat opsi. Siswa diharuskan memilih salah satu

jawaban yang dianggap tepat dengan memberikan tanda silang pada lembar

jawaban yang tersedia. Jumlah instrumen setiap putaran sebanyak 20 butir yang

terdiri atas majas hiperbola, majas litotes, majas ironi, majas paradoks, dan

majas antitesis.

Setiap majas pertentangan mendapat empat butir soal dengan penjabaran

soal tentang hiperbola pada nomor 1, 2, 3, 4, sedang soal yang berhubungan

dengan majas litotes pada nomor 5, 6, 7, 8, majas ironi pada nomor 9, 10, 11,

12, majas paradoks pada nomor 13, 14, 15, 16 dan majas antitesis pada nomor

17, 18, 19, 20.

20
BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Penyajian Data

Dalam tahap penyajian data dikemukakan tentang bagaimana

pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada:

(a) Rencana tindakan

Dalam tahap rencana tindakan, dipersiapkan segala keperluan yang

dibutuhkan. Misalnya, surat ijin penelitian pada sekolah yang bersangkutan,

mempersiapkan materi majas pertentangan sekaligus soal tes yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran.

(b) Implementasi

Dalam tahap implementasi, maka dilakukan pembelajaran majas

pertentangan. Untuk pembelajaran putaran pertama menggunakan metode

ceramah, sedangkan untuk pembelajaran putaran kedua baru menggunakan

metode diskusi. Dalam pelaksanaan metode diskusi, maka kelas dibagi

dalam 9 kelompok dimana 1 kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Setelah

melaksanakan pembelajaran, maka dibagikan lembar soal majas

pertentangan.

21
(c) Observasi

Tahap observasi ini merupakan tahap pengamatan. Di sini jelas

bahwa dalam proses pembelajaran, proses pengamatan pasti selalu

menyertai. Dalam proses pengamatan, siswa selalu aktif mengikuti

pelajaran. Keaktifan siswa ini pada waktu diterapkan metode ceramah.

Kemudian pada waktu diterapkan metode diskusi keadaannya berbalik.

Siswa yang tadinya tenang kini berubah menjadi ramai dan jarang yang

aktif.

Setelah selesai dalam proses pembelajaran, dibagikan lembar soal.

Lembar soal tersebut dari empat soal majas hiperbola, empat majas litotes,

empat majas ironi, emapat majas paradoks, empat majas antitesis. Sehingga

jumlah seluruhnya menjadi dua puluh soal.

(d) Refleksi

Tahap refleksi ini merupakan tahap penyimpulan dari hasil

penelitian, baik hasil penelitian putaran pertama maupun hasil penelitian

putaran kedua.

4.2 Analisis Data

Yang dimaksud dengan analisis data adalah mengolah data yang masih

mentah menjadi data yang siap untuk ditarik kesimpulannya sebagai bahan

dalam membuktikan penelitian yang telah dilaksanakan.

22
4.2.1 Siklus Pertama

Berikut ini hasil analisis data berdasarkan soal tes putaran pertama.

TABEL I
DATA KEMAMPUAN SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 1
SUKOMORO MAGETAN DALAM MEMAHAMI MAJAS SIKLUS
PERTAMA

No. Nilai N X

1. 100 1 100

2. 90 1 90

3. 85 4 340

4. 80 8 640

5. 75 9 675

6. 70 7 490

7. 65 8 520

8. 60 3 180

9. 55 3 165

10. 50 3 150

11 45 1 45

Jumlah 48 3395

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil rata-rata sebagai

berikut:

ΣX 3395
M= = =70 , 73
N 48

23
Jadi, daya serap siswa dalam memahami majas pertentangan

adalah 70,73. Angka ini belum mencapai Standar Ketuntasan Belajar

Minimal (SKBM) di SMP Negeri 1 Sukomoro.

4.2.2 Siklus Kedua

Berikut ini hasil yang dicapai oleh siswa kelas VII H SMP Negeri 1

Sukomoro Magetan, dalam memahami majas pertentangan setelah ada

penggunaan metode diskusi.

TABEL II
DATA KEMAMPUAN SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 1
SUKOMORO MAGETAN DALAM MEMAHAMI MAJAS SIKLUS
KEDUA

No. Nilai N X

1. 100 3 300

2. 90 2 180

3. 85 6 310

4. 80 15 1200

5. 75 13 975

6. 70 6 630

Jumlah 48 3795

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil rata-rata sebagai

berikut:

24
ΣX 3795
M= = =79 , 10
N 48

Jadi, daya serap siswa dalam memahami majas pertentangan

adalah 79,10. Angka ini telah mencapai Standar Ketuntasan Belajar

Minimal (SKBM) di SMP Negeri 1 Sukomoro, walaupun masih ada

Sembilan siswa yang harus mendapankan remidial.

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

(a) Ada perbedaan hasil belajar antara metode ceramah dengan metode

diskusi pada pembelajaran majas pertentangan.

(hasil belajar metode ceramah = 70,73, hasil metode diskusi = 79,10

(b) Hasil penerapan metode diskusi lebih baik daripada hasil penerapan

metode ceramah (79,10 > 70,73).

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa ada efektivitas

penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran majas pertentangan di

kelas VII H SMP Negeri 1 Sukomoro Magetan

25
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian pada siklus pertama dan siklus kedua, maka

hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut.

(a) Terdapat perbedaan hasil belajar antara penggunaan metode ceramah dengan

penggunaan metode diskusi.

(b) Dalam pembelajaran majas pertentangan, hasil yang dicapai dengan metode

diskusi ternyata lebih baik daripada penggunaan metode ceramah.

(c) Ada efektivitas penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran majas

pertentangan siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Sukomoro Magetan

(d) Bahwa penerapan metode diskusi mempunyai kelemahan terutama faktor

siswa, yakni para siswa belum memahami konsep diskusi sehingga dalam

pelaksanaannya selalu ribut dengan temannya.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang perlu disampaikan adalah sebagai berikut.

(a) Tingkat keefektivan yang dicapai dengan metode diskusi ternyata sedikit,

sehingga perlu dicari metode yang lain.

26
(b) Dalam proses pembelajaran ciptakan suasana yang tenang dan libatkan

semua anggota kelas secara aktif.

(c) Guru sebagai pemandu harus mampu memberikan motivasi agar siswa selalu

aktif dalam diskusi.

(d) Dalam pelaksanaan metode diskusi khususnya yang berhubungan dengan

pemahaman majas, maka minat baca siswa harus ditingkatkan.

(e) Biasakanlah budaya membaca, karena dengan budaya membaca

pengetahuan kita akan semakin luas.

(f) Galilah potensi diri yang ada pada siswa, karena dengan menggali potensi

diri siswa maka prestasi belajar siswa akan meningkat.

(g) Untuk para guru, gunakan sesekali metode diskusi dalam pembelajaran

majas, jangan selalu menggunakan metode ceramah dan terapkan model

pembelajaran yang bervariasi.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. 2002 Prosedur Penelitian. Edisi Revisi V Yogyakarta:


Rineka Cipta.

Depdikbud. 1994. Garis-garis Besar Program Pengajaran Mata Pelajaran


Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Moeliono, Anton M. 1984 Diksi dan Pilihan Kata. Jakarta: PPPG

Poerwadarminta, WJS. 1982 Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rahardja, Djiman. 1986. Pengantar Sastra Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Soedjito. 1990 .Kosa Kata Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Subana. 2000. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka


Setia.

Tarigan, Henry Guntur. 1984 Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

………………. 1985 Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

…………… 1986 Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa.

Wijosoedarmo, Soekono. 1985Tata Bahasa Indonesia. Surabaya: Sinar Wijaya.

28
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I

Sekolah : SMP Negeri 1 Sukomoro Magetan


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar : 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi
Kompetensi bebas.
Kompetensi Dasar : 16.1 Menuliskan puisi bebas dengan menggunakan
pilihan kata yang sesuai.
Indikator 1) Mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan
menulis puisi.
2) Mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan
kata yang tepat.
3) Mampu menulis dan memahami majas pertentangan
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 2 pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
b. Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
a. Siswa dapat menulis dan memahami majas pertentangan

2. Materi Pembelajaran
Penulisan puisi bebas dengan memperhatikan unsur-unsur:
a. diksi/pilihan kata
b. persajakan/rima
c. suasana

29
d. imajinasi

3. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Inkuiri
3. Pemodelan

4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan Awal
o Siswa memperhatikan contoh penulisan puisi
o Guru menerangkan bermacam-macam majas pertentangan dan fungsinya
dalam penulisan puisi
o Siswa dan guru bertanya jawab tentang majas pertentangan
2. Kegiatan Inti
o Siswa membaca berbagai puisi untuk mendapatkan contoh-contoh majas
pertentangan
o Siswa mendivinisikan dan membuat berbagai contoh majas pertentangan.
o Siswa menjawab soal tentang majas pertentangan sebanyak 20 butir soal.
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa dan guru melakukan refleksi
b. Siswa mendapat mempelajari soal-soal yang telah diberikan oleh guru.

E. Sumber Belajar
o Buku teks
o Berbagai contoh puisi yang mengandung majas pertentangan

30
F. Penilaian
a. Teknik : Porto folio
b. Bentukinstrumen : Porto folio
c. Soal /Instrumen :
o Jawablah soal berikut dengan memilih salah satu jawabahan yang kau
anggap benar!

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra. RETNO POERWANINGSIH, M.Pd. N A R I, S.Pd


NIP. 19610730 198803 2 003 NIP. 196408141994121002

31
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang
pada jawaban yang benar.

1. Majas hiperbola berarti………….


a. Majas yang menyatakan suatu keadaan yang berkebalikan artinya.
b. Majas yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang
ada.
c. Majas yang bertentangan dengan makna sebenarnya yang bertujuan untuk
merendahkan diri.
d. Majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan.
2. Dalam peristiwa kecelakaan itu darahnya menganak sungai, kalimat tersebut
bermajas………….
a. Litotes c. Antitesis
b. Hiperbola d. Paradoks
3. Penampilanmu menghentikan detak jantungku. Kalimat berikut bermajas………
a. Paradoks c. Hiperbola
b. Personifikasi d. Litotes
4. Berikut ini yang termasuk majas hiperbola ialah………
a. Anak itu tidak bodoh tapi malas belajar
b. Dia itu bunglon yang harus diwaspadai
c. Mayat-mayat itu bergelimpangan akibat serangan bom
d. Suaranya indah menyatat hati.
5. Majas litotes ialah………..
a. Majas yang bertentangan dengan makna sebenarnya yang bertujuan untuk
merendahkan diri.
b. Majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan.
c. Majas yang menyatakan suatu keadaan yang berkebalikan artinya.
d. Majas yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang
ada.

32
6. Anak itu sama sekali tidak bodoh. Kalimat tersebut bermajas………..
a. Hiperbola c. Litotes
b. Paradoks d. Ironi
7. Berikut ini yang termasuk majas litotes, kecuali…………
a. Mampirlah ke gubuk saya
b. Anak itu sama sekali tidak bodoh
c. Hanya sepiring nasi yang dapat saya sajikan
d. Darahnya menganak sungai dari lukanya
8. Apa arti usahaku ini karena baru cukup untuk makan keluarga. Kalimat tersebut
bermajas……..
a. Litotes c. Personifikasi
b. Ironi d. Metonomia
9. Majas yang menyatakan bertentangan dengan makna sebenarnya yang bertujuan
untuk memperolok-olok disebut……….
a. Hiperbola c. Paradoks
b. Litotes d. Antitesis
10. Buang sampah sembarangan itu bagus. Kalimat tersebut bermajas………
a. Asosiasi c. Hiperbola
b. Ironi d. Antitesis
11. Berikut ini yang termasuk majas ironi adalah……….
a. Aduh, kenyangnya seharian aku belum makan.
b. Wah! Baik sekali pekerjaanmu.
c. Bagaikan bulan yang bersinar.
d. Anak itu tidak nakal tapi malas.

33
12. Keringatnya harum sekali, tidak mandi banget kali, kalimat tersebut bermajas….
a. Ironi c. Paradoks
b. Litotes d. Asosiasi
13. Majas paradoks adalah……….
a. Majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan.
b. Majas yang bertentangan dengan makna sebenarnya yang bertujuan untuk
merendahkan diri.
c. Majas yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang
ada.
d. Majas yang menyatakan suatu keadaan yang berkebalikan artinya.
14. Tutur katanya tajam menentramkan hati. Kalimat tersebut mengandung majas….
a. Paradoks c. Hiperbola
b. Personifikasi d. Antitesis
15. Berikut ini termasuk majas paradoks adalah………..
a. Corat-coret di tembok itu bagus.
b. Hatiku terasa teriris mendengar berita itu.
c. Suara anjing memecah telinga.
d. Ia merasa kesepian di tengah jalan raya.
16. Ia merasa bising di tengah hutan. Kalimat tersebut bermajas…………
a. Antitesis c. Hiperbola
b. Litotes d. Paradoks
17. Pemaduan kata-kata yang berlawanan arti untuk menegaskan maksud disebut
majas……..
a. Antitesis c. Asosiasi
b. Hiperbola d. Ironi
18. Panjang, pendek semua masuk dalam kotak. Kalimat tersebut bermajas……
a. Paradoks c. Asosiasi
b. Antitesis d. Personifikasi

34
19. Berikut ini yang termasuk majas antitesis adalah………..
a. Dia sebagai bunga bangsa.
b. Raja siang menerangi jagad raya.
c. Mampirlah ke gubuk saya.
d. Siang malam ia terus bekerja.
20. Ia selalu pulang pergi. Kalimat tersebut bermajas……….
a. Ironi c. Antitesis
b. Paradoks d. Hiperbola

35
KUNCI JAWABAN PUTARAN PERTAMA

1. D 11. A
2. B 12. A
3. C 13. C
4. C 14. A
5. A 15. D
6. A 16. A
7. D 17. A
8. A 18. B
9. B 19. D
10. B 20. C

36
DAFTAR NILAI SISWA DAN NILAI PUTARAN PERTAMA (METODE CERAMAH)

NOMOR SOAL NILAI


NO NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 B S N
1 ARFIYANTI AL FADILAH 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 5 0 5 14 6 70
2 ASIH MARISA 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 17 3 85
3 AWALUL KURNIAWATI 0 5 0 5 0 5 5 5 0 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 5 13 7 65
4 SITI NUR JUBAIDAH 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 0 5 15 5 75
5 CHUSNUL HIDAYATI 0 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 16 4 80
6 DIMAS CAKRA BANGSA 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 0 0 0 5 10 10 50
7 DWI KHOLIFAH SARI 0 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5 15 5 75
8 EKA NOVIA DEWI 0 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 0 0 14 6 70
9 ERIK DWI KUSMANTO 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 5 0 0 5 0 5 5 5 13 7 65
10 FANDI MARISTA 0 5 5 0 0 0 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 0 0 0 10 10 50
11 FARIDATUL ZUHRIYA 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 16 4 80
12 FITRI AINUNNIYAH 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 16 4 80
13 HERI EFENDI 0 5 5 0 5 0 0 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 0 0 0 11 9 55
14 IKE WULANDARI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 20 0 100
15 INDAH LAILATUS SAFITRI 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 5 0 14 6 70
16 KHOIRUL ILMAN 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 0 5 0 0 5 0 0 5 5 12 8 60
17 LAILATUL ADANIYAH 5 5 5 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 0 0 0 5 0 5 11 9 55
18 SITI NURUL AZMI 5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 15 5 75
19 M. DENDI VIDI SETIAWAN 5 0 0 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 5 12 8 60
20 M. ROHMAT SANTOSO 5 0 5 5 5 0 5 5 0 5 0 5 5 5 0 5 0 0 5 5 13 7 65
21 MOCH. FAUSOL BAKERI 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 5 5 14 6 70
22 MOCH. MUTOHIRIN 5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 0 5 14 6 70
23 MOCHAMAD ALWI AS'ARI 5 0 5 0 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5 0 5 5 0 0 5 13 7 65
24 M. ALFIDI BAGUS PRASETYO 5 5 0 5 5 0 5 0 5 5 0 5 5 5 5 0 5 0 0 5 13 7 65
25 MOH. ABDUL ROZAK 0 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 5 0 5 0 0 0 0 10 10 50
26 MOH. ADI SUPRIHATNO 5 5 0 5 5 0 0 5 5 5 0 5 5 0 0 5 5 0 5 5 13 7 65

37
27 MOH. EFENDI 5 0 5 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 0 5 0 0 5 5 11 9 55
28 MOH. IKBAL FIRMANSAH 5 0 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 14 6 70
29 MOHAMAD DENY USMIYANTO 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 5 5 0 5 5 16 4 80
30 MOHAMAD DIKI MAULANA 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 15 5 75
31 MOHAMMAD FIKI ARDAYU 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 0 5 0 0 5 5 13 7 65
32 MUCH. IRWAN PRADITYA ILHAM 5 0 0 5 5 0 5 0 5 5 0 5 5 0 0 0 0 0 0 5 9 11 45
33 MUHAMMAD ARISUNAL F 5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 0 5 14 6 70
34 MUHAMMAD KHOIRON 5 5 0 0 5 5 0 0 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 5 5 12 8 60
35 MUHAMMAD NUR HAMDANI 5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 15 5 75
36 NUR FAJRIYAH 5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 15 5 75
37 NURUL CHIQMAWATI 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 16 4 80
38 RAHMA SUCI HERDITA 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 18 2 90
39 RISKI PURNAMASARI 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 16 4 80
40 SITI KHALIMATUS SYA'DIYA 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 5 5 15 5 75
41 SITI LEVIANA DEWI 5 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 15 5 75
42 SITI NUR DESIANA 5 5 5 5 5 0 5 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 15 5 75
43 SITI NUR HIDAYATI 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 5 16 4 80
44 SITI NUR KHOLIMAH 5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 17 3 85
45 SITI NUR KHORIFAH 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 17 3 85
46 VIVIN DEWI AGUSTIN AMINOTO 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 17 3 85
47 WAHYU EKO PRATOMO 5 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 16 4 80
48 ANDRI ARIANTO 5 0 5 5 5 5 0 5 5 0 0 o 5 0 5 5 5 0 5 5 13 7 65

38
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II

Sekolah : SMP Negeri 1 Sukomoro Magetan


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : VII/2
Standar : 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi
Kompetensi bebas.
Kompetensi Dasar : 16.1 Menuliskan puisi bebas dengan menggunakan
pilihan kata yang sesuai.
Indikator 4) Mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan
menulis puisi.
5) Mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan
kata yang tepat.
6) Mampu menulis dan memahami majas pertentangan
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 2 pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
c. Siswa dapat objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi.
d. Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
b. Siswa dapat menulis dan memahami majas pertentangan

2. Materi Pembelajaran
Penulisan puisi bebas dengan memperhatikan unsur-unsur:
e. diksi/pilihan kata
f. persajakan/rima
g. suasana
h. imajinasi

3. Metode Pembelajaran

39
1. Diskusi
2. Inkuiri
3. Pemodelan

4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan Awal
o Siswa memperhatikan contoh penulisan puisi
o Masing-masing kelompok mendiskusikan majas pertentangan yang
ditemukan dalam puisi
o Siswa dan guru bertanya jawab tentang majas pertentangan
2. Kegiatan Inti
o Siswa membaca berbagai puisi untuk mendapatkan contoh-contoh majas
pertentangan
o Siswa berkelompok dengan anggota 6-7 siswa
o Guru membagikan bermacam-macam puisi yang terkandung majas
pertentangan
o Salah satu wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
o Siswa menjawab soal tentang majas pertentangan sebanyak 20 butir soal.
3. Kegiatan Akhir
c. Siswa dan guru melakukan refleksi
d. Siswa mendapat mempelajari soal-soal yang telah diberikan oleh guru.

E. Sumber Belajar
o Buku teks
o Berbagai contoh puisi yang mengandung majas pertentangan

F. Penilaian
a. Teknik : Porto folio
b. Bentukinstrumen : Porto folio
c. Soal /Instrumen :

40
o Jawablah soal berikut dengan memilih salah satu jawabahan yang kau
anggap benar!

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra. RETNO POERWANINGSIH, M.Pd. N A R I, S.Pd


NIP. 19610730 198803 2 003 NIP. 196408141994121002

41
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang
pada jawaban yang benar.

1. Kedatanganmu membuat copot jantungku. Kalimat tersebut bermajas……


a. Paradoks c. Ironi
b. Hiperbola d. Antitesis
2. Perkataan Anton menusuk hati. Kalimat tersebut menggunakan majas………
a. Litotes c. Ironi
b. Paradoks d. Hiperbola
3. Ia berlari secepat kilat. Kalimat ini mengandung majas………
a. Litotes c. Paradoks
b. Ironi d. Hiperbola
4. Berikut ini yang termasuk majas hiperbola adalah, kecuali…….
a. Matanya bersinar seperti bintang timur
b. Harga beras tahun ini melangit
c. Pecah kepalaku memikirkan persoalan itu
d. Semua barang tahun ini harganya melambung tinggi
5. Berikut ini yang termasuk majas litotes ialah, kecuali…………
a. Hanya air putih yang bisa ku suguhkan
b. Mampirlah ke gubuk saya
c. Aduh, rapinya rambutnya belum disisir
d. Orang itu sama sekali tidak bodoh
6. Berikut ini yang merupakan majas litotes adalah……….
a. Wah! Indahnya sungai itu
b. Pohon pisang itu melambai-lambaikan daunnya
c. Wajah keduanya seperti dibelah dua
d. Hanya segelas susu ini yang bisa kubawakan untukmu
7. Pakailah sepotong kain ini. Kalimat tersebut bermajas……….
a. Ironi c. Hiperbola
b. Litotes d. Antitesis
8. Majas pertentangan yang ungkapannya berkebalikan dengan keadaan
sebenarnya yang bertujuan untuk merendahkan diri, disebut majas……….

42
a. Ironi c. Litotes
b. Paradoks d. Hiperbola
9. Menebang pohon secara liar itu bagus. Kalimat tersebut mengandung
majas….
a. Ironi c. Hiperbola
b. Litotes d. Antitesis
10. Kalimat di bawah ini yang bermajas ironi adalah……….
a. Dia orang kaya, tetapi miskin
b. Janganlah dirimu seperti lintah darat
c. Mereka berdua seperti bulan dan matahari
d. Jajan sembarangan itu bagus
11. Pintar benar si Adi nilainya selalu merah. Kalimat tersebut bermajas……….
a. Paradoks c. Ironi
b. Litotes d. Hiperbola
12. Aduh, bersihnya wajahmua penuh dengan jerawat. Kalimat tersebut
bermajas….
a. Ironi c. Paradoks
b. Antitesis d. Hiperbola
13. Pada waktu turun hujan Rudi merasa panas. Kalimat tersebut bermajas……
a. Antitesis c. Paradoks
b. Ironi d. Litotes
14. Segar benar tanaman itu, tak pernah disiram. Kalimat ini bermajas…….
a. Antitesis c. Litotes
b. Paradoks d. Ironi

43
15. Majas yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang
ada disebut majas………
a. Ironi c. Litotes
b. Paradoks d. Hiperbola
16. Ia merasa hening ditengah pasar. Kalimat tersebut bermajas……….
a. Ironi c. Paradoks
b. Antitesis d. Hiperbola
17. Tua muda semuanya ikut dalam rombongan itu. Kalimat tersebut
bermajas…..
a. Hiperbola c. Paradoks
b. Antitesis d. Ironi
18. Gemuk kurus, besar kecil semuanya sudah terjual. Kalimat tadi
bermajas……
a. Antitesis c. Hiperbola
b. Paradoks d. Ironi
19. Yang termasuk majas antitesis di bawah ini…………
a. Tinggi pendek, tua muda semuanya memakai baju putih
b. Pecah kepalaku memikirkan persoalan ini
c. Harga minyak sekarang melangit
d. Raja siang menerangi jagad raya
20. Kalimat di bawah ini yang mengandung majas antitesis adalah…….
a. Hidup matinya, susah senangnya merupakan tanggung jawabku
b. Raja siang menerangi bumi
c. Pecah kepalaku memikirkan persoalan itu
d. Hanya sepiring nasi yang bisa ku sajikan

44
KUNCI JAWABAN PUTARAN KEDUA

1. B 11. C
2. D 12. A
3. D 13. C
4. A 14. B
5. C 15. B
6. D 16. C
7. B 17. B
8. C 18. A
9. A 19. A
10. B 20. A

45
DAFTAR NILAI SISWA DAN NILAI PUTARAN KEDUA (METODE DISKUSI)

NOMOR SOAL NILAI


NO NAMA SISWA 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 19 20 B S
1 8 N
1 1
5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 4
ARFIYANTI AL FADILAH 6 80
2 2
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0
ASIH MARISA 0 100
3 1
5 5 0 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 4
AWALUL KURNIAWATI 6 80
4 1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 2
SITI NUR JUBAIDAH 8 90
5 1
5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 2
CHUSNUL HIDAYATI 8 90
6 1
5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 0 0 5 5 5 0 5 0 5 6
DIMAS CAKRA BANGSA 4 70
7 1
5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 3
DWI KHOLIFAH SARI 7 85
8 1
0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 0 4
EKA NOVIA DEWI 6 80
9 1
0 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 4
ERIK DWI KUSMANTO 6 80
10 1
0 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 6
FANDI MARISTA 4 70
11 1
0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 4
FARIDATUL ZUHRIYA 6 80
12 1
0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 5 4
FITRI AINUNNIYAH 6 80
13 HERI EFENDI 0 5 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 1 6 70

46
4
14 2
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0
IKE WULANDARI 0 100
15 1
5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 0 4
INDAH LAILATUS SAFITRI 6 80
16 1
5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 0 5 0 5 5 5 6
KHOIRUL ILMAN 4 70
17 1
5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 0 5 0 5 5
LAILATUL ADANIYAH 5 75
18 1
5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 4
SITI NURUL AZMI 6 80
19 1
5 0 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5
M. DENDI VIDI SETIAWAN 5 75
20 1
5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 0 0 5 5 5
M. ROHMAT SANTOSO 5 75
21 1
5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 5 5 6
MOCH. FAUSOL BAKERI 4 70
22 1
5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 0 5 5
MOCH. MUTOHIRIN 5 75
23 1
5 0 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 0 0 5 6
MOCHAMAD ALWI AS'ARI 4 70
24 M. ALFIDI BAGUS 1
5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5
PRASETYO 5 75
25 1
0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 5 0 0 6
MOH. ABDUL ROZAK 4 70
26 1
5 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5
MOH. ADI SUPRIHATNO 5 75
27 1
5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5
MOH. EFENDI 5 75
28 MOH. IKBAL FIRMANSAH 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 1 4 80

47
6
29 MOHAMAD DENY 1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 5 5 0 5 5 4
USMIYANTO 6 80
30 1
5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
MOHAMAD DIKI MAULANA 7 85
31 1
5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 0 0 5 5 4
MOHAMMAD FIKI ARDAYU 6 80
32 1
5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 0 0 5 6
MUCH. IRWAN PRADITYA I 4 70
33 1
5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5
MUHAMMAD ARISUNAL FI 5 75
34 1
5 5 0 5 5 5 0 0 5 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 6
MUHAMMAD KHOIRON 4 70
35 1
5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 3
MUHAMMAD NUR HAMDANI 7 85
36 1
5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5
NUR FAJRIYAH 5 75
37 1
5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 4
NURUL CHIQMAWATI 6 80
38 2
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0
RAHMA SUCI HERDITA 0 100
39 1
5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 4
RISKI PURNAMASARI 6 80
40 1
5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5
SITI KHALIMATUS SYA'DIYA 5 75
41 1
5 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5
SITI LEVIANA DEWI 5 75
42 1
5 5 5 5 5 0 5 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5
SITI NUR DESIANA 5 75
43 SITI NUR HIDAYATI 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 5 1 4 80

48
6
44 1
5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
SITI NUR KHOLIMAH 7 85
45 1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 3
SITI NUR KHORIFAH 7 85
46 1
5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 3
VIVIN DEWI AGUSTIN A 7 85
47 1
5 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
WAHYU EKO PRATOMO 6 80
48 1
5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 0 o 5 0 5 5 5 5 5 5 5
ANDRI ARIANTO 5 75

49

Anda mungkin juga menyukai